Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih
(Rustam Mochtar, 1998). Kehamilan kembar mempengaruhi ibu dan janin, diantaranya adalah
kebutuhan akan zat-zat ibu bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat
lainnya, terhadap janin yaitu usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin
pada kehamilan kembar : 25% pada gemeli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet, yang akan
lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya beyi premature akan tinggi.
Persalinan dengan kehamilan kembar memiliki risiko lebih tinggi dari pada persalinan dengan
janin satu. Semakin banyak jumlah janin yang dikandung ibu, semakin tinggi risiko yang akan
ditanggung ibu. Di beberapa Rumah Sakit, terdapat beberapa orang yang melakukan persalinan
melalui section caesarea atas indikasi kehamilan kembar ini.

Kasus kembar siam memang lebih sering ditemukan di negara-negara berkembang dari
pada di negara maju. Pasalnya, di negara maju kembar siam biasanya langsung digugurkan begitu
terdeteksi. Alasannya karena bisa membahayakan kehidupan si ibu saat melahirkan dan kalau
dibiarkan hidup, akan menyulitkan kehidupan bayi siam itu sendiri.

Insiden kehamilan kembar adalah sekitar satu dalam setiap 80 kelahiran, dan kehamilan
kembar tiga adalah 80 kalinya, yaitu dalam setiap 6400 kelahiran karena meningkatnya
penggunaan obat-obatan penyubur dan prosedur fertilisasi secara in vitro. Kehamilan kembar
khususnya kehamilan kembar dua fraternal, dimana fertilisasi terjadi pada dua ovum. Cenderung
terdapat pada sebuah keluarga. Kehamilan kembar ini diturunkan lewat kedua orang tua dengan
acapkali melewatkan satu generasi. Kehamilan kembar dua lebih sering ditemukan pada seorang
ibu yang usianya lebih dari 35 tahun.

Menurut sejumlah kesimpulan medis, satu kasus kembar siam terjadi untuk setiap 200
ribu kelahiran. Kebanyakan dari mereka (75%) berjenis kelamin perempuan. Jadi, jika Indonesia
berpenduduk 200 juta, ada peluang 1000 kasus kembar siam. Dari semua kelahiran kembar siam,
diyakini tak lebih dari 12 pasangan kembar siam yang hidup di dunia. Saat dilahirkan kebanyakan
kembar siam sudah dalam keadaan meninggal dan yang dapat lahir dalam keadaan hidup hanya
sekitar 40 persen. Dari mereka yang lahir hidup, 75 persen meninggal pada hari-hari pertama dan
hanya 25 persen yang bertahan hidup. Itu pun sering kali disertai dengan kelainan bawaan dalam
tubuhnya. Apakah itu organ pada bagian ektoderm, yakni kulit, hidung dan telinga, atau
mesoderm yang mencakup otot, tulang dan saraf, atau bisa juga indoderm, yakni bagian organ
dalam seperti hati, jantung, paru dan otak.

1
B. Rumusan Masalah
1. apa itu pengertian hamil kembar
2. apa saja klasifikasi hamil kembar
3. apa itu etiologi hamil kembar
4. apa saja manifestasi klinis hamil kembar
5. bagaimana patofisiologi pada hamil kembar
6. bagaimana woc hamil kembar
7. apa saja komplikasi pada hamil kembar
8. apa saja penatalaksanaan medis pada hamil kembar
9. apa saja pemeriksaan diagnostik dan pemeriksaan penunjang pada hamil kembar

C. Tujuan
1. Mampu mengetahui apa itu pengertian hamil kembar
2. Mampu mengetahui klasifikasi hamil kembar
3. Mampu mengetahui etiologi hamil kembar
4. Mampu mengetahui manifestasi klinis hamil kembar
5. Mampu mengetahui patofisiologi pada hamil kembar
6. Mampu mengetahui woc hamil kembar
7. Mampu mengetahui komplikasi pada hamil kembar
8. Mampu mengetahui penatalaksanaan medis pada hamil kembar
9. Mampu mengetahui pemeriksaan diagnostik dan pemeriksaan penunjang pada hamil kembar

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN HAMIL KEMBAR

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai


fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut
kalender Internasional (Wiknjosatro, 2007:286). Kehamilan merupakan hal fisiologis yang
terjadi pada seorang wanita. Meskipun demikian, semua jenis kehamilan memiliki resiko
terjadinya komplikasi pada masa persalinan atau bahkan masa kehamilan itu sendiri. Salah satu
contoh wanita yang beresiko selama kehamilan adalah wanita yang hamil kembar.

Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang ada
didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi wanita
dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila diinginkan hasil
yang memuaskan bagi ibu janin (Wiknjosastro, 2007:286). Sedangkan menurut Mochtar
Rustam (2012:259) kehamilan ganda atau kembar adalah kehamilan dengan dua jenis janin
atau lebih.

Jadi, kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih yang
ada didalam kandungan selama proses kehamilan.

B. ETIOLOGI KEHAMILAN KEMBAR

Menurut Mellyna (2007:64) kehamilan gemelli dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain:

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas sering


mempengaruhi kehamilan 2 telur
b. Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon gonadotropin
dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua
c. Faktor keturunan

d. Faktor yang lain belum diketahui

Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh


terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga hormon gonadotropin

3
yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan
kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan
mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graff atau
terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Kemungkinan pertama
dibuktikan dan ditemukan 21 korpora lutea pada kehamilan kembar. Pada
fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang
diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu, jika semua embrio yang kemudian
dimasukan kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada
kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas
tidak atau sedikit sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan
disini sebabnya ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil
konsepsi.

Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula


terbentuk,menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion dan 2
plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik.

C. PATOFISIOLOGI

Menurut Manuaba (2007:464) kehamilan kembar dibagi menjadi dua. Monozigot,


kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari
seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua
telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu
mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu
telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan
berpengaruh pada kondisi bayi kelak.

Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 72 jam, 4 8 hari, 9-
12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim
punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada
pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada
kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya
tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput
ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.

Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban,
sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya
terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada
monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat pembelahan tersebut, tentu
saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna.

4
Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi
waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan
dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.

5
D. WOC HAMIL KEMBAR

6
1 sel Sperma membuahi 1 Bangsa, umur, peritas,
keturunan, obat penginduksi
ovum (1 zigot)
ovulasi

Hambatan pada tingkat blastula, 2 zigote 2 ovum diabuahi 2


zigote mengalami pembelahan sperma

Kehamilan Ganda Perubahan hormon

Mual, muntah, anoreksia

Mal presentasi Bayi prematur


Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Presentasi janin normal kebutuhan tubuh

Pembedahan (SC) Kepekaan uterus


Persalinan pervaginam meningkat

Resiko tinggi infeksi


Resting intoleransi
Post operasi (SC)
aktivitas
Ancaman kematian
ibu & janin

Ansietas Uterus membesar sesuai


usia kehamilan

Kurang informasi
Tekanan abdomen
meningkat

Kurang pengetahuan

Perubahan eliminasi
urine (sering berkemih)

7
E. MANIFESTASI KEHAMILAN KEMBAR

Menurut Dutton, dkk (2012:156) tanda dan gejala pada kehamilan kembar
adalah sebagai berikut:

a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga


melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus
prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya
janin pada kehamilan kembar.
b. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat

c. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar

d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan
berbeda (nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan
meningkat jika keluarga memiliki riwayat kehamilan kembar
e. Penggunaan stimulator ovulasi

f. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar


bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit
defisiensi lain.
g. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada
kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.
h. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering
pada kehamilan kembar.
i. Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering
kencing, edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.

8
F. KOMPLIKASI KEHAMILAN KEMBAR

Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, kehamilan multipel lebih mungkin


terkait dengan banyak komplikasi kehamilan. Komplikasi obstetrik yang sering
didapatkan pada kehamilan kembar meliputi polihidramnion, hipertensi yang
diinduksi oleh kehamilan ketuban pecah dini, presentasi janin abnormal, dan prolaps
tali pusat. Secara umum, komplikasi tersebut dapat dicegah dengan perawatan
antenatal yang baik(Eisenberg,2004:168).

Menurut Hartono, dkk (2006:852-897) beberapa komplikasi yang dapat


terjadi pada janin yang dilahirkan pada kehamilan kembar diantaranya adalah:

a. Prematuritas
Janin dari kehamilan multipel cenderung dilahirkan preterm dan
kebanyakan memerlukan perawatan pada neonatal intensive care unit (NICU).
Sekitar 50 persen kelahiran kembar terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Lamanya kehamilan akan semakin pendek dengan bertambahnya jumlah janin di
dalam uterus. Sekitar 20% bayi dari kehamilan multipel merupakan bayi dengan
berat lahir rendah.
b. Hyalin Membrane Disease (HMD)
Bayi kembar yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 35 minggu dua kali lebih
sering menderita HMD dibandingkan dengan bayi tunggal yang dilahirkan pada usia
kehamilan yang sama. HMD atau yang dikenal sebagai Respiratory Distres Syndrom
(RDS) adalah penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi prematur. Terjadi
segera setelah atau beberapa saat setelah bayi lahir. Ditandai dengan sukar bernafas,
cuping hidung, retraksi dinding dada dan sianosis yang menetap dalam 48-96 jam
pertama kehidupan. Prevalensi HMD didapatkan lebih tinggi pada kembar
monozigotik dibandingkan dengan kembar dizigotik. Bila hanya satu bayi dari
sepasang bayi kembar yang menderita HMD, maka bayi kedua lebih cenderung
menderita HMD dibandingkan dengan bayi pertama.
c. Asfiksia saat Kelahiran/Depresi Napas Perinatal
Bayi dari kehamilan multipel memiliki peningkatan frekuensi untuk mengalami
asfiksia saat kelahiran atau depresi perinatal dengan berbagai sebab. Prolaps tali
pusat, plasenta previa, dan ruptur uteri dapat terjadi dan menyebabkan asfiksia janin.
Kejadian cerebral palsy 6 kali lebih tinggi pada bayi kembar dua dan 30 kali lebih
sering pada bayi kembar tiga dibandingkan dengan janin tunggal. Bayi kedua pada

9
kehamilan kembar memiliki resiko asfiksia saat lahir/dpresi napas perinatal lebih
tinggi.
d. Infeksi Streptococcus group B
Infeksi onset cepat Streptococcus group B pada bayi berat lahir rendah adalah 5
kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan tunggal dengan berat
badan yang sama.
e. Vanishing Twin Syndrome
Kemajuan teknologi ultrasonografi memungkinkan dilakukannya studi
sonografik pada awal gestasi yang memperlihatkan bahwa insiden kembar trimester
pertama jauh lebih tinggi daripada insiden kembar saat lahir. Kehamilan kembar
sekarang diperkirakan terjadi pada 12 persen di antara semua konsepsi spontan,
tetapi hanya 14 persen di antaranya yang bertahan sampai aterm.
Pada sebagian kasus, seluruh kehamilan lenyap, tetapi pada banyak
kasus, satu janin yang meninggal atau sirna (vanish) dan kehamilan berlanjut
sebagai kehamilan tunggal. Pada 21-63% konsepsi kembar meninggal atau sirna
(vanish) pada trimester kedua. Keadaan ini dapat menyebabkan kelainan genetik
atau kelainan neurologik/defek neural tube pada janin yang tetap bertahan hidup.

f. Kelainan Kongenital/Akardia/Rangkaian Perfusi Balik Arteri pada Janin Kembar


(twin reverse-arterial-perfusion/TRAP)
Pada plasenta monokorionik, vaskularisasi janin biasanya tergabung,
kadang-kadang amat kompleks. Anastomosis vaskular pada plasenta
monokorionik dapat dari arteri ke arteri, vena ke vena atau arteri ke vena.
Biasanya cukup berimbang dengan baik sehingga tidak ada salah satu janin yang
menderita.

Pada TRAP terjadi pirau dari arteri ke arteri plasenta, yang biasanya
diikuti dengan pirau vena ke vena. Tekanan perfusi pada salah satu kembar
mengalahkan yang lain, yang kemudian mengalami pembalikan aliran darah dari
kembarannya. Darah arteri yang sudah terpakai dan mencapai kembar resipien
cenderung mengalir ke pembuluh-pembuluh iliaka sehingga hanya memberi
perfusi bagian bawah tubuh dan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan tubuh bagian atas. Gangguan atau kegagalan pertumbuhan kepala
disebut akardius asefalus. Kepala yang tumbuh parsial dengan alat gerak yang
masih dapat diidentifikasi disebut akardius mielasefalus. Kegagalan pertumbuhan
semua struktur disebut akardius amorfosa.

10
g. Twin-to-twin Transfusion Syndrome
Darah ditransfusikan dari satu kembaran (donor) ke dalam vena
kembaran lainnya (resipien) sedemikian rupa sehingga donor menjadi anemik dan
pertumbuhannya terganggu, sementara resipien menjadi polisitemik dan mungkin
mengalami kelebihan beban sirkulasi yang bermanifestasi sebagai hidrops fetalis.

Menurut ketentuan, terdapat perbedaan hemoglobin 5 g/dl dan 20% berat


badan pada sindrom ini. Kematian kembar donor dalam uterus dapat
mengakibatkan trombus fibrin di seluruh arteriol yang lebih kecil milik kembar
resipien. Hal ini kemungkinan diakibatkan oleh transfusi darah yang kaya
tromboplastin dari janin donor yang mengalami maserasi. Kembar yang bertahan
hidup mengalami koagulasi intravaskular diseminata.

h. Kembar Siam
Apabila pembentukan kembar dimulai setelah cakram mudigah dan
kantung amniom rudimenter sudah terbentuk dan apabila pemisahan cakram
mudigah tidak sempurna, akan terbentuk kembar siam/kembar dempet. Terdapat
beberapa jenis kembar siam, yaitu:

1. Thoracopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian dada (30-40%).


Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Bila jantung hanya satu, harapan
hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah rendah.
2. Omphalopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian perut (34%).
Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi
kembar siam ini biasanya hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan,
dan organ-organ lain.
3. Xyphopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid cartilage.
4. Pyopagus (iliopagus), bila bersatu di bagian belakang (19%).
5. Cephalopagus/craniopagus, bila bersatu di bagian kepala dengan tubuh
terpisah.

i. Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)


Pada kehamilan kembar, pertumbuhan dan perkembangan salah satu atau
kedua janin dapat terhambat. Semakin banyak jumlah janin yang terbentuk, maka
kemungkinan terjadinya IUGR semakin besar.

11
G. PENATALAKSANAAN

1. Penanganan dalam Kehamilan


Untuk kepentingan ibu dan janin perlu diadakan pencegahan terhadap

pre-eklamsia dan eklamsia, partus prematurus dan anemia. Pemeriksaan antenatal

perlu diadakan lebih sering. Sehingga tanda-tanda pre-eklamsia dapat diketahui

dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.

Menurut Varney (2004:661) pemeriksaan antenatal dapat dilakukan

antara lain:

a. Pemeriksaan kehamilan setiap 2 minggu pada usia kehamilan 34

36 minggu

b. Pemeriksaan kehamilan setiap minggu pada usia kehamilan >36

minggu

c. Pertumbuhan janin dipantau dengan USG setiap 3 4 minggu yang

dimulai pada usia kehamilan 20 minggu.

Istirahat baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan

aliran darah ke plasenta meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih

baik. Penanganan dalam Kehamilan Mochtar (2012:264)

1) Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar

dan mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah

ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1 seminggu

pada kehamilan lebih dari 32 minggu)

2) Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh sebaiknya

dihindari, karena akan merangsang partus prematurus.

3) Pemakaian korset gurita pada perut yang tidak terlalu ketat

diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan.

4) Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah

12
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Secara klinis
- terdapat 2 kepala, 2 bokong, dan 1 atau 2 punggung
- terdengar 2 DJJ di tempat yang berjauhan dengan perbedaan 10
denyut per menit atau lebih
2. USG atau foto roentgen : bayangan janin lebih dari 1.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sesudah kehamilan kembar dicurigai melalui pemeriksaan fisik, maka


pemeriksaan penunjang berupa ultrasonografi (USG) dilakukan untuk memastikan.
Pemeriksaan serum alfa-fetoprotein juga meningkat (> 4 kali normal) pada kehamilan
kembar. Peningkatan hormon hCG juga dapat menjadi penunjang untuk kehamilan
kembar. Pemeriksaan roentgen abdomen (perut) dapat juga dilakukan untuk melihat
kehamilan kembar. Pada akhir triwulan pertama atau awal triwulan kedua, janin dapat
diperiksa kemungkinannya menderita kecacatan ataupun penyakit keturunan.

13
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Anamnesis
Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan.
Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil.
Uterus terasa lebih cepat membesar.
Pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan kembar.
Apakah telah mendapat pengobatan infertilitas.
2. Inspeksi dan palpasi
Pada pemeriksaan pertama dan ulangan ada kesan uterus lebih besar dan lebih cepat
tumbuhnya dari biasa.
Gerakan gerakan janin terasa lebih sering
Bagian bagian kecil terasa lebih banyak.
Teraba ada 3 bagian besar janin.
Teraba ada 2 balotement
3. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan
kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau bila dihitung bersamaan terdapata selisih 10.
4. Rotgen foto abdomen
Tampak gambaran 2 Janin.
5. Ultrasografi
Bila tampak 2 janin atau 2 jantung yang berdenyut yang telah dapat ditentukan pada triwulan
I/pada kehamilan 10 minggu.
6. Elektrokardiogramn total
Terdapat gambaran 2 EKG yang berbeda dari kedua janin.
7. Reaksi kehamilan
Karena pada hamil kembar pada umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka
produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan bisa positif, kadang kadang sampai
1/200. Hal ini dapat dikacaukan dengan mola hidatidosa.
Kadangkala diagnose baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar, ternyata
masih ada janin satu lamgi dalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan
hidramnion dan toksemia gravidarum.
8. Pemeriksaan klinik gejala-gejala dan tanda-tanda
Adanya cairan amnion yang berlebihan dan renggangan dinding perut menyebabkan
diagnosis dengan palpasi menjadi sukar. Lebih kurang 50 % diagnosis kehamilan ganda
dibuat secara tepat jika berat satu janin kurang dari 2500 gram, dan 75 % jika berat badan
satu janin lebih dari 2500 gram. Untuk menghindari kesalahan diagnosis, kehamilan ganda
perlu dipikirkan bila dalam pemeriksaan ditemukan hal-hal berikut; besarnya uterus
melebihi lamanya amenorea, uterus tumbuh lebih cepat dari kehamilan normal, banyak
bagian kecil teraba, teraba tiga bagian besar, dan teraba dua balotemen, serta terdengar 2 DJJ
dengan perbedaan 10 atau lebih.
Diagnosis pasti :
Secara klinis :
Terdapat 2 kepala, 2 bokong, dan 1 atau 2 punggung
Terdengar 2 DJJ di tempat yang berjauhan dengan perbedaan 10 denyut permenit atau lebih.
USG atau foto roentgen :
Bayangan janin lebih dari 1 . Berdasarkan pemeriksaan USG dapat terlihat 2 bayangan janin

14
atau lebih dengan 1atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan USG sudah setelah kehamilan
6-8 minggu dapat menentukan diagnosis akurat jumlah janin pada uterus dari jumlah
kantong gestasional yang terlihat.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis


2. Gangguan rasa nyaman b.d
3. Intoleransi aktifitas b.d lemah , letih dan lesu
4. Ansietas b.d stressor

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

15
DAFTAR PUSTAKA

Sastrawinata, Sulaiman. 1981. Obtetri Patologi. Bandung : Elstar Offset

Saifuddin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan Nasional : Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : JNPKKR - POGI

https://www.scribd.com/doc/285199878/Woc-kehamilan-kembar

https://www.scribd.com/doc/233567727/Askep-Kehamilan-Ganda-Gemeli-Persalinan-
Normal

Carpenito, Lynda. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta.

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan. EGC: Jakarta

Hamilton, C. Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC: Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai