Anda di halaman 1dari 6

Partisipasi Masyarakat dalam Kehidupan Bernegara

Dalam demokrasi, setiap warga berhak menentukan kebijakan


publik, seperti penentuan anggaran, peraturan peraturan, dan
kebijakan kebijakan publik. Namun, oleh karena secara praktis tidak
mungkin melibatkan semua warga suatu Negara dalam pengambilan
keputusan (sebagaimana pada Zaman Yunani Kuno), maka digunakan
prosedur pemilihan wakil. Warga Negara memilih wakil wakil mereka di
pemerintahan.
Pemerintahan demokratis diberi kewenangan membuat
keputusan melalui mandat yang di peroleh melalui pemilu. Pemilihan
umum yang teratur (regular) memungkinkan partai partai yang telah
memenuhi syarat menjadi peserta pemilihan umum turut bersaing,
mengumumkan kebijakan-kebijakan alternatif mereka agar didukung
masyarakat. Selanjutnya warga Negara melalui hak memilihnya yang
periodik dapat terus menjaga agar pemerintahnya bertanggung jawab
kepada masyarakat. Dan jika pertanggungjawaban itu tidak diberikan,
maka warga Negara dapat mengganti pemerintahan melalui mekanisme
demokrasi yang tersedia. Hal itu sesuai dengan definisi demokrasi yang
dikemukakan oleh Abraham Lincoln. Ia mengatakan, demokrasi adalah
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Didalam proses pemilu, pertama tama pemilu harus jujur.
Pemilihan harus menawarkan kepada para pemilih suatu pilihan yang
nyata di antara partai-partai yang menawarkan program berbeda.
Pemilihan harus diawasi oleh petugas resmi dan tidak memiliki
kepentingan pribadi, yang dipercaya untuk menjamin suara bahwa tidak
seorang pun memberikan suara lebih dari satu kali dan bahwa suara-
suara dihitung secara jujur dan akurat.
Partisipasi rakyat tidak hanya berupa partisipasi dalam
mekanisme lima tahunan (pemilu) itu saja. Khusus bagi rakyat yang telah
memilih, mereka berhak dan bertanggung jawab untuk menyuarakan
aspirasi atau kritik kapan saja terhadap para wakil dan pemerintah yang
mereka pilih. Hal yang lazim disebut gerakan ekstraparlementer. Hal ini
mengingatkan kenyataan bahwa baik pemerintah maupun wakil rakyat
yang mereka pilih bisa saja membuat kebijakan yang bertentangan
dengan aspirasi mereka. Berkenan dengan kebajikan pemerintah yang
tidak sesuai dengan aspirasi rakyat, misalnya, para wakil seringkali diam
saja, atau malah kongkalikong dengan pemerintah. Untuk itu, masyarakat
harus tetap mengawasi mereka dan tidak hanya tunggu saat pemilu
berikutnya. Inilah yang disebut demokrasi partisipatoris.

2. Kebebasan
Unsur kedua dan bahkan lebih mendasar dalam demokrasi
adalah kebebasan, yaitu kebebasan berekspresi, berkumpul, berserikat,
dan media (Koran, radio, TV). Kebebasan memungkinkan demokrasi
berfungsi. Kebebasan memberi oksigen agar demokrasi dapat bernafas.
a. Kebebasan berekspresi memungkinkan segala masalah bisa
diperdebatkan, memungkinkan pemerintah di kritik, dan memungkinkan
adanya pilihan pilihan lain.
b. Kebebasan berkumpul memungkinkan rakyat berkumpul untuk
melakukan diskusi.
c. Kebebasan berserikat memungkinkan orang orang untuk bergabung
dalam suatu partai atau kelompok penekan untuk mewujudkan
pandangan atau cita cita politik mereka.

Ketiga kebebasan ini memungkinkan rakyat mengangambil


bagian dalam proses demokrasi.
Media yang bebas (artinya media tidak dikendalikan oleh
penguasa) membantu rakyat mendapatkan informasi yang diperlukan
untuk membuat pilihan mereka sendiri. Tanpa media yang bebas dan
tanpa kebebasan berekspresi yang luas (melalui percakapan, buku
buku, film film, dan bahkan poster poster dinding), rakyat seringkali
sulit mengetahui apa yang sesungguhnya sedang terjadi, dan bahkan sulit
membuat keputusan yang berbobot mengenai apa yang harus mereka
pilih demi mencapai suatu keadaan masyarakat yang mereka inginkan.

3. Supremasi Hukum (Daulat Hukum)


Unsur penting lainnya, adalah Supremasi Hukum (Rule of Law).
Supremasi mempunyai arti kekuasaan tertinggi (teratas). Hukum
mempunyai arti peraturan. Jadi, Supremasi Hukum mempunyai
pengertian sebagai suatu peraturan yang tertinggi.
Tidak ada gunanya pemerintah membiarkan semua kebebasan
yang disebut diatas bertumbuh apabila pemerintah menginjak injaknya.
Pengalaman banyak Negara menunjukkan banyak pengkritik dijebloskan
kedalam penjara, banyak demonstran yang menentang kebijakan
pemerintah dibubarkan dengan cara kekerasan, dan bahkan banyak
diantara mereka ditembak mati secara diam diam oleh agen agen
rahasia Negara. Agar kebebasan bertumbuh subur, rakyat harus yakin
bahwa kebebasan itu berlaku tetap.

4. Pengakuan akan Kesamaan Warga Negara


Dalam demokrasi, semua warga Negara diandaikan memiliki hak hak
politik yang sama, jumlah suara yang sama, hak pilih yang sama, akses
atau kesempatan yang sama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Kesamaan disini juga termasuk kesamaan didepan hukum dari rakyat
jelata sampai pejabat tinggi. Semuanya sama dihadapan hukum.
a. Di Bidang Ekonomi, setiap individu memiliki hay yang sama melakukan
usaha ekonomi (berdagang, bertani, berkebun, menjual jasa, dan
sebagainya) untuk memenuhi dan meningkatkan taraf hidupnya.
b. Di Bidang Budaya, setiap individu mempunyai kesamaan hak dalam
mengembangkan seni, misalnya, berkreasi dalam seni tari, seni lukis, seni
musik, seni pahat, seni bangunan (arsitektur) dan sebagainya.
c. Dalam Bidang Politik, setiap orang memiliki hak politik yang sama,
yakni setiap individu berhak secara bebas memilih, menjadi anggota salah
satu partai politik, atau mendirikan partai politik baru sesuai perundang
undangan yang berlaku. Juga memiliki hak dalam pengambilan keputusan
baik dalam lingkup keluarga atau masyarakat melalui mekanisme yang
disepakati dengan tidak membedakan status, kedudukan, jenis kelamin,
agama, dan sebagainya.
d. Dalam Bidang Hukum, setiap individu memiliki kedudukan yang sama,
yakni berhak untuk mengadakan pembelaan, penuntutan, berperkara di
depan pengadilan.
e. Di Bidang Pertahanan dan Keamanan, setiap individu mempunyai hak
dan kewajiban yang sama dalam pembelaan Negara.

5. Pengakuan akan Supremasi Sipil atas Militer


Supremasi Sipil adalah salah satu agenda yang selalu turut
dibicarakan dalam diskusi sipil versus militer. Kata sipil dalam frase
supremasi sipil atau civil supremacy sebenarnya me-refer kepada
masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat yang di maksud adalah
masyarakt dalam sebuah peradaban atau civilization atau, masyarakat
beradab. Jadi, supremasi sipil dimaknai sebagai pengakuan bahwa rakyat
atau masyarakat beradab adalah pemegang kekuasaan tertinggi. Rakyat
dalam masyarakat beradab kemudian memilih representasi dan dengan
mekanisme nasional yang telah di sepakati memberikan madat itu kepada
Pemerintah. Pemerintah yang dipilih atau diangkat oleh masyarakat
beradab itu adalah pemerintah yang legitimate.
Pemerintah yang legitimate itu akan mengedepankan
kepentingan bangsa dan Negara. Dan idealnya akan menjalankan fungsi
itu secara optimal. Supremasi sipil sesungguhnya berlaku disemua aspek.
Dalam sebuah Negara yang benar benar demokratis, sipil
mengatur militer, bukan sebaliknya. Hal ini mengandung dua arti.
Pertama, sipil mengendalikan militer. Kedua, militer aktif tidak
diperkenankan menjadi pejabat Negara (lurah, camat, walikota, bupati,
gubernur, presiden, dan sebagainya). Militer hanya bertanggung jawab
mengamankan Negara terhadap ancaman dari luar.

Azas/prinsip Negara demokrasi, meliputi :


a. Pengakuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia.
b. Partisipasi rakyat dalam pemeritahan.
c. Supremasi hukum.

Ciri ciri Negara demokrasi, meliputi :


a. Memiliki lembaga perwakilan rakyat.
b. Ada pemilu untuk memilih wakil rakyat.
c. Ada lembaga yang mengawasi pemerintahan.
d. Pemerintahan berdasarkan hukum (konstitusi).

Demokrasi berdasarkan partisipasi rakyat terbagi atas :


a. Demokrasi Langsung, apabila rakyat dilibatkan secara langsung dalam
proses demokrasi di negaranya.
b. Demokrasi Tidak Langsung, apabila aspirasi rakyat disampaikan melalui
lembaga lembaga yang mewakili suara rakyat.

Demokrasi berdasarkan hubungan lembaga Negara (system


pemerintahan) terbagi atas:
a. Demokrasi Parlementer, adalah suatu demokrasi yang menempatkan
kedudukan badan legislatif lebih tinggi daripada badan eksekutif. Ciri
cirinya :
Tanggung jawab pemerintahan di tangan cabinet (menteri).
Kabinet dipimpin Perdana Menteri dan bertanggung jawab kepada
parlemen (DPR).
Kedudukan kabinet dibawah dan tergantung parlemen.
Berlaku dalam Negara Republik atau Monarkhi Konstitutional.

b. Demokrasi Presidensial, merupakan system pemerintahan Negara


republik dimana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah
dengan kekuasaan legislatif. Ciri cirinya :
Tanggung jawab pemerintahan di tangan Presiden.
Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
Presiden berkedudukan sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan.

Landasan Hukum Demokrasi Pancasila :


a. Pancasila sila keempat.
b. Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 : Negara berkedaulatan rakyat.
c. Pasal 1 ayat 2 : Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilaksanakan sesuai
UUD.

Azaz/ciri utama Demokrasi Pancasila, yaitu pengambilan keputusan


melalui musyawarah mufakat. Musyawarah berarti pembahasan untuk
menyatukan pendapat dalam penyelesaian masalah bersama. Mufakat
adalah sesuatu ysng telah disetujui sebagai keputusan berdasarkan
kebulatan pendapat. Jadi, Musyawarah Mufakat berarti pengambilan
suatu keputusan berdasarkan kehendak orang banyak (rakyat), sehingga
tercapai kebulatan pendapat.

Musyawarah mufakat harus berpangkal tolak pada hal berikut :


a. Musyawarah mufakat bersumberkan inti kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
b. Pengambilan keputusan harus berdasarkan kehendak rakyat melalui
hikmat kebijaksanaan.
c. Cara mengemukakan hikmat kebijaksanaan harus berdasarkan akal
sehat dan hati nurani luhur serta mempertimbangkan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kepentingan rakyat.
d. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara
moral kepada Tuhan dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan
keadilan.
e. Keputusan harus dilaksanakan secara jujur dan bertanggung jawab.
Pengambilan keputusan dalam Demokrasi Pancasila memperhatikan hal
berikut :
a. Pengambilan keputusan sejauh mungkin melalui musyawarah mufakat.
b. Apabila mufakat tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara
terbanyak (voting).

Mufakat tidak tercapai apabila :


a. Terdapat perbedaan pendapat yang tidak dapat didekatkan lagi.
b. Musyawarah dibatasi oleh waktu.

Proses dan mekanisme permusyawaratan harus memiliki unsur unsur :


a. Kejelasan masalah.
b. Berkembang pendapat dengan alasan yang baik.
c. Cenderung bersepakat.
d. Dipimpin akal sehat dan hati nurani luhur serta rasa tanggung jawab.
e. Semua pihak tunduk dan taat pada hasil keputusan.

Nilai lebih (keunggulan) Demokrasi Pancasila adalah adanya


penghargaan terhadap hak asasi manusia dan hak minoritas. Karena
tidak mengenal dominasi mayoritas (kelompok besar menguasai segi
kehidupan dengan mengabaikan kelompok kecil) ataupun tironi minoritas
(kelompok kecil menguasai segi kehidupan dengan mengabaikan
kelompok besar).
Nilai lebih musyawarah mufakat adalah pembahasan masalah
didasarkan rasa saling menghormati, sehingga pelaksanaan keputusan
mudah dan didukung oleh semua anggota.

Lembaga perwakilan rakyat terdiri atas :


a. MPR sebagai penjelmaan rakyat, berkedudukan di ibukota Negara.
b. DPR berkedudukan di ibukota Negara.
c. DPRD Tingkat I, berkedudukan di provinsi.
d. DPRD Tingkat II, berkedudukan di kabupaten/kotamadya.

Contoh pemilihan pemimpin secara demokrasi antara lain :


a. Pemilihan Presiden secara langsung oleh MPR.
b. Pemilihan Gubernur oleh DPRD Tingkat I, kemudian diangkat oleh
presiden melalui Mendagri.
c. Pemilihan ketua partai politik atau organisasi kemasyarakatan.
d. Pemilihan kepala desa secara langsung.
e. Pemilihan Ketua OSIS secara langsung atau perwakilan.

Sikap yang diharapkan dalam musyawarah :


a. Mengutamakan kepentingan rakyat dan persatuan kesatuan.
b. Diliputi semangat kekeluargaan.
c. Menghormati kebebasan mengeluarkan pendapat.
d. Tidak memaksakan kehendak.
e. Menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur.
f. Keputusan harus dapat di pertanggung jawabkan.

http://ektynabilah.blogspot.com/2012/01/unsur-unsur-demokrasi-
sebagai-bentuk.html

Anda mungkin juga menyukai