Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

MANAJEMEN BENCANA

OLEH :

NAMA : ARUM RAFIKA

NIM : J1A116313

KELAS : C

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

2017
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmarullahi Wabarakatu.

Segala puji kita panjat kehadirat Alla SWT. Yang telah melimpahkan
Rahmat kepada kita semua, baik itu rahmat kesehatan maupun kesempatan.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul MITIGASI
BENCANA & RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO, walaupun masih
banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu untuk menyelesaikan
makalah ini, kritik dan saran sangat saya harapkan dari teman-teman serta Dosen
pembimbing mata kuliah MANAJEMEN BENCANA untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini kedapannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, saya mengucapkan banyak


teimakasih untuk semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Kendari, 24 September 2017

Arum Rafika
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......i

DAFTAR ISIii

I. PENDAHULUAN....1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah..1
II. PEMBAHASAN...2

A. Definisi Mitigasi Bencana...2

B. Tujuan Bencana..2

C. Kegiatan Dalam Mitigsi Bencana..3

D. Jenis-Jenis Mitigasi Bencana.....3

E. Definisi Manajemen Risiko4

F. Ruang Lingkup Manajemen Risiko..4

G. Fungsi/Manfaat Manajemen Risiko..6

III. PENUTUP...8

A. Kesimpulan.....8
B. Saran....8

DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang dilewati oleh garis ring of
fire pasifik serta pertemuan dua lempeng tektonik Eurasia dan
Indo-Australia yang menyebabkan sering terjadinya bencana alam.
Seperti gunung meletus, longsor, banjir, gemba serta bencana alam
lainnya. Bencana alam merupakan kejadian yang tidak dapat
dihindari yang menyebabkan kerusakan baik materil maupun non
materil . Tetapi manusia sebagai makhluk yang memiliki akal dan
pikiran akan terus menerus mencari solusi, oleh karena itulah
upaya meminimalisir dampak dari bencana alam sangat diperlukan.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis. Manajemen adalah kemampuan seseorang mengatur
dan mengendalikan beberapa orang untuk mencapai tujun yang
baik dengan beberapa perencanaan yang telah disiapkan secara
baik.
B. Rumus Masalah
1. Pengertian Mitigasi Bencana
2. Tujuan Mitigasi Bencana
3. Kegiatan-Kegiatan dari Mitigasi Bencana
4. Pengertian Manajemen Risiko
5. Ruang Lingkup Manajemen Risiko
6. Fungsi/Manfaat Manajemen Risiko
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Bencana sendiri
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana
dapat berupa kebakaran, tsunami,gempa bumi, letusan gunung api,
banjir, longsor, badai tropis, dan lainnya.

B. Tujuan Mitigasi Bencana


Tujuan dari strategi mitigasi adalah untuk mengurangi
kerugian-kerugian pada saat terjadinya bahaya pada masa
mendatang. Tujuan utama adalah untuk mengurangi resiko
kematian dan cedera terhadap penduduk. Tujuan-tujuan sekunder
mencakup pengurangan kerusakan dan kerugian-kerugian ekonomi
yang ditimbulkan terhadap infrastruktur sektor publik dan
mengurangi kerugian-kerugian ekonomi yang ditimbulkan
terhadap infrastruktur sektor publik dan mengurangi kerugian-
kerugian sector swasta sejauh hal-hal itu mungkin mempengaruhii
masyarakat secara keseluruhan.

Tujuan utama (ultimate goal) dari Mitigasi Bencana adalah


sebagai berikut :
1. Mengurangi resiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana
khususnya bagi penduduk, seperti korban jiwa (kematian),
kerugian ekonomi (economy costs) dan kerusakan sumber daya
alam.
2. Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan.
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat (public awareness)
dalam menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana,
sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman.

C. Kegiatan Dalam Mitigasi Bencana

Kegiatan Mitigasi Bencana diantaranya, sebagai berikut :

1. pengenalan dan pemantauan risiko bencana;


2. perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;
pengembangan budaya sadar bencana;
3. penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan
penanggulangan bencana;
4. identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau
ancaman bencana;
5. identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau
ancaman bencana;
6. pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi;
7. pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan
lingkungan hidup.
8. kegiatan mitigasi bencana lainnya.

D. Jenis-Jenis Mitagasi Bencana


Mitigasi dibagi menjadi dua macam, yaitu mitigasi
struktural dan mitigasi non structural.
1. Mitigasi Struktural
Mitigasi strukural merupakan upaya untuk meminimalkan
bencana yang dilakukan melalui pembangunan berbagai
prasarana fisik dan menggunakan pendekatan teknologi, seperti
pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat
pendeteksi aktivitas gunung berapi, bangunan yang bersifat
tahan gempa, ataupun Early Warning System yang digunakan
untuk memprediksi terjadinya gelombang tsunami.
2. Mitigasi Non-Struktural
Mitigasi nonstruktural bias dalam lingkup upaya
pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan.
Undang-Undang Penanggulangan Bencana (UU PB) adalah
upaya non-struktural di bidang kebijakan dari mitigasi ini.
Contoh lainnya adalah pembuatan tata ruang kota, capacity
building masyarakat, bahkan sampai menghidupkan berbagai
aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas
masyarakat. Ini semua dilakukan untuk, oleh dan di masyarakat
yang hidup di sekitar daerah rawan bencana.
Kebijakan non struktural meliputi legislasi,
perencanaan wilayah, dan asuransi. Kebijakan non struktural
lebih berkaitan dengan kebijakan yang bertujuan untuk
menghindari risiko yang tidak perlu dan merusak. Tentu,
sebelum perlu dilakukan identifikasi risiko terlebih dahulu.
Penilaian risiko fisik meliputi proses identifikasi dan evaluasi
tentang kemungkinan terjadinya bencana dan dampak yang
mungkin ditimbulkannya.
Kebijakan mitigasi baik yang bersifat struktural
maupun yang bersifat non struktural harus saling mendukung
antara satu dengan yang lainnya. Pemanfaatan teknologi untuk
memprediksi, mengantisipasi dan mengurangi risiko terjadinya
suatu bencana harus diimbangi dengan penciptaan dan
penegakan perangkat peraturan yang memadai yang didukung
oleh rencana tata ruang yang sesuai. Sering terjadinya peristiwa
banjir dan tanah longsor pada musim hujan dan kekeringan di
beberapa tempat di Indonesia pada musim kemarau sebagian
besar diakibatkan oleh lemahnya penegakan hukum dan
pemanfaatan tata ruang wilayah yang tidak sesuai dengan
kondisi lingkungan sekitar.

E. Pengertian Manajemen Risiko


Di sekitar tahun 1980-an mulai dikenal tentang manajemen
risiko. Manajemen risiko adalah suatu metode yang disusun secara
logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan: penetapan
konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta
komunikasi risiko.

Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan,


jabatan, proyek, produk ataupun asset. Manajemen risiko dapat
memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak awal
kegiatan.Walaupun demikian manajemen risiko seringkali
dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun operasional
kegiatan.Tujuan dari manajemen risiko adalah minimisasi kerugian
dan meningkatkan kesempatan ataupun peluang.

Manajemen risiko dapat diterapkan di setiap level di


organisasi. Manajemen risiko dapat diterapkan di level strategis
dan level operasional. Manajemen risiko juga dapat diterapkan
pada proyek yang spesifik, untuk membantu proses pengambilan
keputusan ataupun untuk pengelolaan daerah dengan risiko yang
spesifik
.
F. Ruang Lingkup Manajemen Risiko
Ruang lingkup manajemen risiko terdiri dari :
1. Penetapan tujuan
2. Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup
manajemen risiko yang akan dilakukan.
3. Identifkasi risiko
4. Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih
lanjut.
5. Analisis risiko
6. Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan
konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan
risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut
(probabilitas X konsekuensi).
7. Evaluasi risiko
8. Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria
standar.Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa
hazards dibuat tingkatan prioritas manajemennya.Jika tingkat
risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam
kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan
pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian.
9. Pengendalian risiko
10. Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi
yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa
dengan transfer risiko, dan lain-lain
11. Monitor dan Review
12. Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko
yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan
yang perlu dilakukan.
13. Komunikasi dan konsultasi
14. Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan
internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen
risiko yang dilakukan.

G. Fungsi/Manfaat Manajemen Risiko


1. Menemukan Kerugian Potensial

artinya berupaya untuk menemukan/ mengidentifikasi


seluruh resiko murni yang dihadapi perusahaan, meliputi:

a. Kerusakan fisik atas harta kekayaan perush


b. Kehilangan pendapatan akibat terganggunya operasi
perusahaan
c. Kerugian akibat tuntutan hukum dari pihak lain
d. Kerugian yang timbul krn tindakan criminal

2. Mengevalusi Kerugian Potensial


Artinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua
kerugian potensial yg dihadapi perush, mengenai:

a. Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian


b. Besarnya kegawatan dari tiap kerugian
c. Memilih teknik/cara yg tepat atau menentukan suatu
kombinasi dari teknik yang tepat guna menanggulangi
kerugian
3. Pengaruh Asuransi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi

a. Memberi Rasa Aman


b. Melindungi Keluarga Dari Perpecahan
c. Menghilangkan Ketergantungan
d. Menjamin Kehidupan Wanita Karir
e. Kontribusi Terhadap Pendidikan
f. Kontribusi Terhadap Lembaga-Lembaga Sosial
g. Kontribusi Terhadap Lembaga-Lembaga Sosial
h. Memberikan Manfaat Terhadap Pemupukan Kekayaan
i. Stimulasi Menabung
j. Menyediakan Dana Yang Dibutuhkan Untuk Investasi
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Mitigasi dilakukan untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan baik dalam segi materil maupun non materil,
upaya penanggulangan perlu dilakukan dengan cara
mensinergikan pihak-pihak terkait seperti pemerintah melalui
BNPB dan Tim SAR serta masyarakat yang mengalami
dampak dari bencana itu sendiri.
Dana mitigasi bencana perlu disesuaikan dan memiliki
cadangan jangan sampai ketika menghadapi bencana
pemerintah kekurangan dana untuk merelokasi, dan
merekonstruksi daerah yang terkena dampak dari bencana
alam.
B. SARAN
Terlepas dari keterbatasan yang dimiliki, hasil dari
pembuatan tugas ini diharapkan mempunyai implikasi yang luas
untuk tugas selanjutnya dengan topik serupa. Agar dalam
pembuatan tugas-tugas selanjutnya dapat lebih baik dan lebih
disempurnakan lagi.
DAFTAR PUSTAKA

BNPB. (2015). Jurnal Penanggulangan Bencana. jurnal ilmiah , 60.

Harmurti, F. (2016). Manajemen Risiko, Fungsi dan Mekanismenya. Jurnal ilmiah , 8.

Bevaola Kusumasari, P. D. (2015). Manajemen Bencana Dan kapabilitas pemerintah


lokal. Gava Media.

NURJANAH. (2015). MANAJEMEN BENCANA. YOGYAKARTA: ALFABETA.

Pamungkas, A. H. (2015). penentuan Variasi dalam optimasi jalur evakuasi bencana


tsunami. jurnal ilmiah , 4.

Anda mungkin juga menyukai