Arus terjadi karena adanya proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang
menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Gerakan tersebut merupakan
resultan dari Beberapa gaya yang bekerja dan beberapa factor yang mempengaruhinya. Arus
laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara
vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping).
Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari
tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan
mangarah ke kiri di belahan bumi selatan.
Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada
belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan.
Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral
ekman (Pond dan Pickard, 1983).
Menurut Gross 1972, arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju
kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan hasil resultan
dari berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari
gerakan massa air adalah vector yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Ada dua jenis
gaya yang bekerja yaitu eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain adalah gradien
densitas air laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Gross,1990)
Pond dan Pickard 1983 mengklasifikasikan gerakan massa air berdasarkan penyebabnya, terbagi
atas :
1. Gerakan dorongan angin
Angin adalah faktor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh angin mempunyai
kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin
memiliki perubahan yang kecil seiring pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama
sekali.
2. Gerakan termohalin
Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas anatara 2 massa air
yang densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar dibawah permukaan air sebagai arus
dalam dan sirkulasinya disebut arus termohalin.
3. Arus Pasut
Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan benda benda angkasa. Arus
pasut ini merupakan arus yang gerakannya horizontal.
4. Turbulensi
Suatu gerakan yang terjadi pada lapisan batas air dan terjadi karena adanya gaya gesekan antar
lapisan.
5. Tsunami
Sering disebut sebagai gelombang seismic yang dihasilkan dari pergeseran dasar laut saat
etrjadi gempa.
Oleh karena dibangkitkan angin, arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin yang
ada. Khususnya di Asia Tenggara karena arah angin musim sangat terlihat perubahannya antara
musim barat dan musim timur maka arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya. Arus
musim barat ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara melalui laut Cina bagian atas, laut
Jawa, dan laut Flores. Adapun pada musim timur sebaliknya mengalir dari arah selatan.
2. Sedangkan arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut. Selain pergerakan
arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal dengan upwelling
dan downwelling di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah suatu proses massa air
yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin yang mendorong
lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal
dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas.
Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka
kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air
permukaan lainnya. Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti
nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan
bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya
ikan.
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh faktor internal seperti perbedaan densitas air laut,
gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air dan faktor eksternal seperti gaya tarik
matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan
tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).
Menurut Bishop (1984), gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi massa air adalah gaya
gradien tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya sentrifugal.
Gaya-gaya yang bekerja dalam pembentukan arus antara lain tegangan angin, gaya Viskositas,
gaya Coriolis, gaya gradien tekanan horizontal, gaya yang menghasilkan pasut.
Ketika angin berhembus di laut, energi ditransfer dari angin ke batas permukaan, sebagian
energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi permukaan, yang memberikan
pergerakan air dari yang kecil kearah perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut.
Semakin cepat kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan
laut, sehingga semakin besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan
permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan
air turbulen (Supangat,2003).
Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada
permukaan laut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik,
hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan pada fluida. Gaya viskositas dapat dibedakan
menjadi dua gaya yaitu viskositas molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan
fluida berasal dari transfer momentum diantara bagian-bagian fluida yang berbeda. Pada saat
fluida bergerak dalam aliran laminer, transfer momentum terjadi. Hasil transfer antara batas
yang berdekatan yang disebut viskositas molekular.
Di permukaan laut gerakan air tidak pernah laminer tetapi turbulen, sehingga massa air bukan
berupa molekul individu, molekul air bertukar antara satu bagian fluida ke yang lain. Gesekan
internal yang dihasilkan lebih besar dari pada yang disebabkan oleh pertukaran molekul
individu dan disebut viskositas eddy.
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan arah angin dari
arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada porosnya. Gaya
Coriolis ini yang membelokan arus dibagian bumi utara kekanan dan dibagian bumi selatan
kearah kiri. Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan
gaya Coriolis akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang
relaif cepat dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran arus
yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah besar.
Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan maka arus yang
terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai
Spiral Ekman, Arah arus menyimpang 450 dari arah angin dan sudut penyimpangan. bertambah
dengan bertambahnya kedalaman (Supangat, 2003).
Gaya gradien tekanan horizontal sangat dipengaruhi oleh tekanan, massa air, kedalaman dan
juga densitas dari massa air tersebut, yang mana jika densitas laut homogen, maka gaya gradien
tekanan horizontal adalah sama untuk kedalaman berapapun. Jika tidak ada gaya horizontal
yang bekerja, maka akan terjadi percepatan yang seragam dari tekanan tinggi ke tekanan yang
lebih rendah.
Gelombang-gelombang yang panjang pada lautan menghasilkan peristiwa pasang surut air laut.
Pasang surut ini menimbulkan pergerakan massa air yang mana prosesnya dipengaruhi oleh gaya
tarik bulan, matahari dan benda angkasa lainya selain itu juga dipengaruhi oleh gaya sentrifugal
dari bumi itu sendiri.
Ada tiga hal yang akan kita bahas sehubungan dengan gerakan air laut ini yaitu arus laut, gelombang
laut, dan pasang surut air laut.
1. Arus Laut
Arus laut atau sea current adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal
maupun secara horizontal sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi
di seluruh lautan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massaair yang dikarenakan tiupan angin
atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang.Menurut Gross 1972, arus merupakan gerakan
horizontal atau vertikal dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang
terjadi merupakan hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar
perairan. Hasil dari gerakan massa air adalah vector yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Ada dua
jenis gaya yang bekerja yaitu eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain adalah gradien densitas
air laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Gross,1990).
Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Tenaga angin
memberikan pengaruh terhadap arus permukaan (atas) sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan
arus ini akan berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan sampai pada akhirnya angin
tidak berpengaruh pada kedalaman 200 meter (Bernawis,2000)
Oleh karena dibangkitkan angin, arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin yang ada. Khususnya di
Asia Tenggara karena arah angin musim sangat terlihat perubahannya antara musim barat dan musim timur
maka arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya. Arus musim barat ditandai oleh adanya aliran air dari
arah utara melalui laut Cina bagian atas, laut Jawa, dan lautFlores. Adapun pada musim timur sebaliknya
mengalir dari arah selatan.
Selain angin, arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor, yaitu:
1. Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau pulau yang ada di sekitarnya. Beberapa
sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh
arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas batas ini menghasilkan sistem
aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu
bentuk bulatan.
2. Gaya Coriollis dan arus ekman. Gaya Corriolis mempengaruhi aliran massa air, di
mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis
juga yangmenyebabkan timbulnya perubahan perubahan arah arus yang kompleks
susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman suatu
perairan.Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mengarah ke
kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah
jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di
belahan bumi selatan. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis
dikenal dengan spiral ekman (Pond dan Pickard, 1983).
2. Berdasarkan Kedalaman
Arus permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, bergerak
dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
Arus dalam : Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah pergerakannya tidak
dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub ke
daerah ekuator.
3. Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus bawah. Arus atas adalah arus yang
bergerak di permukaan laut. Sedangkan arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut.
4. Menurut suhunya kita mengenal adanya arus panas dan arus dingin. Arus panas adalah arus yang bila suhunya
lebih panas dari daerah yang dilalui. Sedang kan arus dingin adalah arus yang suhunya lebih dingin dari
daerah yang dilaluinya.
Pond dan Pickard 1983 mengklasifikasikan gerakan massa air berdasarkan penyebabnya, terbagi atas :
Angin adalah factor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh angin mempunyai kecepatan yang
berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin memiliki perubahan yang kecil
seiring pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama sekali.
b. Gerakan termohalin
Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas antara 2 massa air yang densitasnya
tinggi akan tenggelam dan menyebar di bawah permukaan air sebagai arus dalam dan sirkulasinya disebut arus
termohalin.
d. Turbulensi
Suatu gerakan yang terjadi pada lapisan batas air dan terjadi karena adanya gaya gesekan antar lapisan.
e. Tsunami
Sering disebut sebagai gelombang seismic yang dihasilkan dari pergeseran dasar laut saat terjadi gempa.
f. Gelombang lain :
Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal
denganupwelling dan downwelling di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah suatu proses massa air
yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin yang mendorong lapisan air
permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan
kekosongan yang berada di atas. Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan
atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air
permukaan lainnya. Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat
sehingga cederung mengandung banyak fitoplankton.Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di
lautan, dengan demikian di daerah upwellingumumnya kaya ikan.
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air. Sedangkan
faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya
coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).
Menurut Bishop (1984), gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi massa air adalah gaya gradien
tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya sentrifugal.
Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas permukaan, sebagian energi ini
digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang
kecil ke arah perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus di laut. Semakin cepat kecepatan angin,
semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan semakin besar arus permukaan. Dalam
proses gesekan antara angin dengan permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air
laminar dan pergerakan air turbulen (Supangat,2003).
Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada
permukaanlaut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik, hal ini
disebabkan karena perbedaan tekanan pada fluida. Gaya viskositas dapat dibedakan menjadi dua gaya yaitu
viskositas molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan fluida hasil dari transfer momentum
diantara bagian-bagian yang berbeda dari fluida. Dalam pergerakan fluida dalam aliran laminer, transfer
momentum terjadi hasil transfer antara batas yang berdekatan yang disebut viskositas molekular. Di
permukaan laut, gerakan air tidak pernah laminer, tetapi turbulen sehingga kelompok-kelompok air, bukan
molekul individu, ditukar antara satu bagian fluida ke yang lain. Gesekan internal yang dihasilkan lebih besar
dari pada yang disebabkan oleh pertukaran molekul individu dan disebut viskositas eddy.
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan arah angin dari arah yang
lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada porosnya. Gaya Coriolis ini yang
membelokan arus dibagian bumi utara kekanan dan dibagian bumi selatan kearah kiri. Pada saat
kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan gaya Coriolis akan meningkat.
Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif cepat di lapisan permukaan dan arah
pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran arus yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai
kedalaman makin bertambah besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arusdimana makin dalam suatu
perairan maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokkan arahnya. Hubungan ini dikenal
sebagai Spiral Ekman, Arah arus menyimpang 450 dari arah angin dan sudut penyimpangan. bertambah dengan
bertambahnya kedalaman (Supangat, 2003).
Gaya gradien tekanan horizontal sangat dipengaruhi oleh tekanan, massa air, kedalaman dan juga densitas dari
massa air tersebut, yang mana jika densitas laut homogen, maka gaya gradien tekanan horizontal adalah sama
untuk kedalaman berapapun. Jika tidak ada gaya horizontal yang bekerja, maka akan terjadi percepatan yang
seragam dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
Gambar 2. Gaya Gradien Tekanan Horizontal
Gelombang-gelombang yang panjang pada lautan menghasilkan peristiwa pasang surut air laut. Pasangsurut ini
menimbulkan pergerakan massa air yang mana prosesnya dipengaruhi oleh gaya tarik bulan, matahari dan
benda angkasa lainya selain itu juga dipengaruhi oleh gaya sentrifugal dari bumi itu sendiri.
Upwelling
Upwelling merupakan fenomena oseanografi yang melibatkan wind-driven motion yang kuat, dingin dan
biasanya membawa massa air yang kaya akan nutrien ke arah permukaan laut. Upwelling adalah fenoma atau
kejadian yang berkaitan dengan gerakan naiknya massa air laut. Gerakan vertikal ini adalah bagian integrasi
dari sirkulasi laut tetapi ribuan sampai jutaan kali lebih kecil dari arushorizontal. Gerakan vertikal ini terjadi
akibat adanya stratifikasi densitas air laut karena dengan penambahan kedalaman mengakibatkan suhu
menurun dan densitas meningkat yang menimbulkan energi untuk menggerakkan massa air secara
vertikal. Laut juga terstratifikasi oleh faktor lain, seperti kandungan nutrien yang semakin meningkat seiring
pertambahan kedalaman. Dengan demikian adanya gerakan massa air vertikal akan menimbulkan efek yang
signifikan terhadap kandungan nutrien pada lapisan kedalaman tertentu.
Setidaknya ada lima tipe upwelling yaitu coastal upwelling, large-scale wind-driven upwelling in the ocean
interior, upwelling associated with eddies, topographically-associated upwelling, and broad-diffusive
upwelling in the ocean interior.
Coastal Upwelling
Coastal upwelling adalah tipe yang paling banyak memiliki hubungan dengan aktivitas manusia dan
memberikan banyak pengaruh terhadapa produktivitas perikanan di dunia, seperti ikan pelagis kecil (sardines,
anchovies, dll.). Laut dalam kaya akan nutrien termasuk nitrate and phosphate, yang merupakan hasil dari
dekomposisi materi organik (dead/detrital plankton) dari permukaan laut.
Ketika sampai ke permukaan, nutrien tersebut digunakan oleh fitoplankton, beserta CO2 terlarut dan dan
energi cahaya matahari untuk menghasilkan bahan organik melalui proses fotosintesis. Daerah Upwelling
memiliki produktivitas yang tinggi dibanding dengan wilayah lainnya. Hal ini berkaitan dengan rantai makanan,
karena fitoplankton berada pada level dasar pada rantai makanan di laut. Daearah dari upwelling antara lain
pantai Peru, Chile, Laut arab, western South Africa, eastern New Zealand, southeastern Brazil dan pantai
California.
Adapun rantai makanan di laut adalah sebagai berikut :
Phytoplankton -> Zooplankton -> Predatory zooplankton -> Filter feeders -> Predatory fish
Karena ini menjadi sebuah rantai makanan, ini berarti bahwa setiap spesies adalah spesies kunci dalam zona
upwelling. Bagian kunci dari oseanografi fisika yang menimbulkan coastal upwellingadalah efek Coriolis yang
didorong oleh wind-driven yang derung diarahkan ke sebelah kanan di belahan bumi utara dan ke arah kiri di
belahan bumi selatan.
Equatorial Upwelling
Fenomena yang sama terjadi di ekuator. Apapun lokasinya ini merupakan hasil dari divergensi, massa air yang
nutrien terangkat dari lapisan bawah dan hasilnya ditandai oleh fakta bahwa pada daerah ekuator di pasifik
memiliki konsentrasi fitoplankton yang tinggi.
Upwelling dalam skala besar juga terjadi di Southern Ocean. Di sana, dipengaruhi angin yang kuat dari barat
dan timur yang bertiup mengelilingi Antarctika, yang mengakibatkan perubahan yang signifikan terhadap aliran
massa air yang menuju ke utara. Sebenarnya tipe ini masih termasuk ke dalam coastal upwelling. Ketika tidak
ada daratan antara Amerika Selatan dengan Semenanjung Antartika, sejummah massa air terangkat dari
lapisan dalam. Dalam banyak pengamatan dan sintesis model numerik, upwelling samudra bagian Selatan
merupakan sarana utama untuk mengaduk material lapisan dalam ke permukaan.Beberapa model
sirkulasi laut menunjukkan bahwa dalam skala luas upwelling terjadi di daerah tropis, karena didorong tekanan
air mengalir berkumpul ke arah lintang rendah dimana terdifusi dengan lapisan hangat dari permukaan.
Artificial Upwelling
Upwelling tipe jenis ini dihasilkan oleh perangkat yang menggunakan energi gelombang laut atau konversi
energi panas laut untuk memompa air ke permukaan. Perangkat seperti telah dilakukan untuk memproduksi
plankto.
Non-oceanic upwelling
Upwellings juga terjadi di lingkungan lainnya, seperti danau, magma dalam mantel bumi. Biasanya akibat dari
konveksi.
Spiral Ekman
Ekman spiral merujuk ke struktur arus atau angin di dekat garis batas horisontal yang arah alirannya berputar
dan bergerak menjauh. Istilah Ekman Spiral ini berasal dari seorang ilmuwan kelautanSwedia yang
bernama Vagn Walfrid Ekman. Defleksi dari arus permukaan pertama kali ditemukan oleh
ilmuwan oseanografi Norwegia yang bernama Fridtjof Nansen ketika berlangsungnya ekspedisi Fram (1893-
1896).Efek dari Ekman Spiral ini adalah akibat efek Coriolis yang menyebabkan benda dipaksa bergerak ke
kanan pada belahan bumi utara dan ke arah kiri pada belahan bumi selatan. Dengan demikian ketika angin
berhembus pada permukaan laut di belahan bumi utara, aruspermukaan bergerak kearah kanan dari arah
angiin.
Diagram yang di sebelah kanan menunjukkan gaya yang terkait dengan Ekman
spiral. Gaya yang bekerja di atas permukaan yang diberi warna merah (sebagai
akibat adanya hembusan angin di permukaan air), gaya Coriolis (di sudut kanan
dari gaya yang bekerja di atas permukaan air) berwarna kuning, dan resultan
perpindahan (arus) berwarna merah jambu, yang kemudian menjadi memberikan
pengaruh pada lapisan di bawahnya, dan secara gradual membentuk spiral secara
bertahap searah jarum jam dengan gerakan ke arah bawah.
Manfaat Arus
-Perikanan
Gerakan air laut berpengaruh pada gerakan plankton (fitoplankton). Tempat-tempat yang banyak planktonnya
biasanya di situ banyak berkumpul ikan. Oleh karena itu bagi para nelayan, informasi tentang gerakan air laut
dapat dimanfaatkan untuk mendetek si tempat-tempat berkumpulnya berbagai jenis ikan.
-Pariwisata
Olahraga selancar, dayung, diving, lomba perahu layar dan lain-lain yang banyak memperhitungkan faktor
gerakan air laut sangat diminati oleh para wisatawan. Olahraga selancar angin misal nya, memerlukan tempat
yang gelombangnya besar.
-Pertanian Laut
Informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan bagi para petani yang bergerak di bidang pertanian laut.
Sebagai contoh para petani yang melakukan usaha di bidang pertanian laut (seperti budidaya rumput laut,
budidaya kerang, mutiara dan lainlain), kalau tidak memperhitungkan gerakan air laut, maka hasil
pertaniannya akan hanyut terbawa oleh air laut sehingga mengalami gagal panen.
- Pelayaran
Informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan dalam bidang pelayaran
terutamakapal/perahu yang menggunakan layar. Kapal besar sekalipun pada
prinsipnya dalamperjalanan pelayarannya tidak mau berbenturan dengan ombak
maupun arus sehingga informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan.
2. Gelombang Laut
Gelombang laut atau ombak merupakan gerakan air laut yang paling umum dan mudah kita amati.
Helmholts menerangkan prinsip dasar terjadinya gelombang laut sebagai berikut: Jika ada dua massa benda
yang berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang geraknya akan
terbentuk gelombang. Gelombang terjadi karena beberapa sebab, antara lain:
Karena angin. Gelombang terjadi karena adanya gesekan angin di permukaan, oleh karena itu arah
gelombang sesuai dengan arah angin.
Karena menabrak pantai. Gelombang yang sampai ke pantai akan terjadi hempasan dan pecah. Air yang
pecah itu akan terjadi arus balik dan membentuk gelombang, oleh karena itu arahnya akan berlawanan
dengan arah datangnya gelombang.
Karena gempa bumi. Gelombang laut terjadi karena adanya gempa di dasar laut. Gempa terjadi karena
adanya gunung laut yang meletus atau adanya getaran/ pergeseran kulit bumi di dasar laut. Gelombang yang
ditimbulkan biasanya besar dan sering disebut dengan gelombang tsunami. Contohnya ketika gunung
Krakatau meletus pada tahun 1883, menyebabkan terjadinya gelombang tsunami yang banyak menimbulkan
banyak kerugian.
Dapat dikatakan arus merupakan derasnya aliran air laut, baik aliran naik turun
(vertikal) maupun aliran mendatar (horizontal). Sedangkan gelombang merupakan
gerakan naik turunnya air laut. Tititk tertinggi pada gerakan naik disebut puncak
gelombang sedangkan titik terrendah pada gerakan menurun disebut lembah
gelombang.
1) Pasang Purnama, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut
tertinggi (besar). Pasang besar terjadi pada tanggal 1 (berdasarkan kalender bulan)
dan pada tanggal 14 (saat bulan purnama). Pada kedua tanggal tersebut posisi
Bumi Bulan Matahari berada satu garis (konjungsi) sehingga kekuatan gaya tarik
bulan dan matahari berkumpul menjadi satu menarik permukaan bumi. Permukaan
bumi yang menghadap ke bulan mengalami pasang naik besar. Sedangkan
permukaan bumi yang tidak menghadap ke bulan mengalami pasang surut besar.
2) Pasang Perbani, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan psang surut
terendah (kecil). Pasang kecil terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan. Pada
kedua tanggal tersebut posisi M a t a h a r i B u l a n B u m i membentuk sudut
90. Gaya tarik Bulan dan Matahari terhadap Bumi berlawanan arah sehingga
kekuatannya menjadi berkurang (saling melemahkan) dan terjadilah pasang
terendah (rendah).Terjadinya peristiwa pasang surut permukaan air laut sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia, antara lain: untuk kepentingan penelitian,
usaha pertambakan, kepentingan militer misalnya untuk mengatur pendaratan
pasukan katak, sumber energi listrik, usaha pertanian lahan pasang surut.
Pasang Surut
Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang surut atmosfer (atmospheric tide), pasang
surut laut (oceanic tide) dan pasang surut bumi padat (tide of the solid earth).
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah
dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding
terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali
lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surutlaut karena jarak bulan lebih
dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik airlaut ke arah bulan dan matahari dan
menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang surut
ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727). Teori ini menerangkan
sifat-sifat pasut secara kualitatif. Teori terjadi pada bumi ideal yang seluruh permukaannya ditutupi oleh air
dan pengaruh kelembaman (Inertia) diabaikan. Teori ini menyatakan bahwa naik-turunnya
permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut (King, 1966). Untuk memahami gaya
pembangkit passng surut dilakukan dengan memisahkan pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2
yaitu, sistem bumi-bulan dan sistem bumi matahari.
Pada teori kesetimbangan bumi diasumsikan tertutup air dengan kedalaman dan densitas yang sama dan naik
turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau GPP (Tide Generating Force) yaitu
Resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, teori ini berkaitan dengan hubungan antara laut, massa air
yang naik, bulan, dan matahari. Gaya pembangkit pasut ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi dan
air rendah pada dua lokasi (Gross, 1987).
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah
dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding
terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali
lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surutlaut karena jarak bulan lebih
dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik airlaut ke arah bulan dan matahari dan
menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang surut
ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari
(Priyana,1994).
Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang besarnya tergantung
kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang
lebih besar dibanding matahari. Hal ini disebabkan karena walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari,
tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan air laut, yang menyusun 71% permukaan
bumi, menggelembung pada sumbu yang menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi
yang berada di bawah muka air yang menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan
permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama
namun dengan derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut
selama periode sedikit di atas 24 jam (Priyana,1994)
1. Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu kali surut. Biasanya
terjadi di laut sekitar katulistiwa.
2. pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang hampir
sama tingginya.
3. pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan melintasi khatulistiwa (deklinasi
kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika deklinasi bulan mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.
5. Arus Pasut
Gerakan air vertikal yang berhubungan dengan naik dan turunnya pasang surut, diiringi oleh gerakan air
horizontal yang disebut dengan arus pasang surut. Permukaan air laut senantiasa berubah-ubah setiap saat
karena gerakan pasut, keadaan ini juga terjadi pada tempat-tempat sempit seperti teluk dan selat, sehingga
menimbulkan arus pasut(Tidal current). Gerakan arus pasut dari laut lepas yang merambat ke perairan pantai
akan mengalami perubahan, faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah berkurangnya kedalaman
(Mihardja et,. al 1994).
Menurut King (1962), arus yang terjadi di laut teluk dan laguna adalah akibat massa air mengalir dari
permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah yang disebabkan oleh pasut. Aruspasang surut
adalah arus yang cukup dominan pada perairan teluk yang memiliki karakteristik pasang (Flood) dan surut atau
ebb. Pada waktu gelombang pasut merambat memasuki perairan dangkal, seperti muara sungai atau teluk,
maka badan air kawasan ini akan bereaksi terhadap aksi dari perairan lepas.
Pada daerah-daerah di mana arus pasang surut cukup kuat, tarikan gesekan pada dasar lautmenghasilkan
potongan arus vertikal, dan resultan turbulensi menyebabkan bercampurnya lapisan air bawah secara vertikal.
Pada daerah lain, di mana arus pasang surut lebih lemah, pencampuran sedikit terjadi, dengan demikian
stratifikasi (lapisan-lapisan air dengan kepadatan berbeda) dapat terjadi. Perbatasan antar daerah-daerah
kontras dari perairan yang bercampur dan terstratifikasi seringkali secara jelas didefinisikan, sehingga
terdapat perbedaan lateral yang ditandai dalam kepadatan air pada setiap sisi batas.
1.Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut terendah masih tergenang oleh air
2.Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias atau pada daerah aliran sungai (aliran debit air).
3.Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar atau aktivitas yang menyebabkan air bergerak secara tidak
teratur
4.Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat yang mudah untuk diamati dan dipasang tegak lurus
5.Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya dermaga sehingga papan mudah dikaitkan
6.Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada sehingga data pasang surut mudah untuk
diikatkan terhadap titik referensi
7.Tanah dan dasar laut atau sungai tempat didirikannya papan harus stabil
8.Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman dari arus dan sampah
2.Tide gauge.
Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka laut secara mekanik dan otomatis. Alat ini memiliki
sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut yang kemudian direkam ke dalam komputer. Tide
gauge terdiri dari dua jenis yaitu :
Floating tide gauge (self registering)
Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan air laut yang dapat diketahui melalui pelampung
yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit). Pengamatan pasut dengan alat ini banyak dilakukan,
namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara rambu pasut.
3.Satelit.
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya sistem satelit Geos-3. Pada saat ini
secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang yaitu mengamati sirkulasi
lautan global, memantau volume dari lempengan es kutub, dan mengamati perubahan muka laut rata-rata
(MSL) global. Prinsip Dasar Satelit Altimetri adalah satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar pulsa radar
(transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini,
altimeter radar yang dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar)
kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima kembali
oleh satelit.
Prinsip penentuan perubahan kedudukan muka laut dengan teknik altimetri yaitu pada
dasarnyasatelit altimetri bertugas mengukur jarak vertikal dari satelit ke permukaan laut. Karena
tinggi satelitdi atas permukaan ellipsoid referensi diketahui maka tinggi muka laut (Sea Surface Height atau
SSH) saat pengukuran dapat ditentukan sebagai selisih antara tinggi satelit dengan jarak vertikal. Variasi
muka laut periode pendek harus dihilangkan sehingga fenomena kenaikan muka laut dapat terlihat melalui
analisis deret waktu (time series analysis). Analisis deret waktu dilakukan karena kita akan melihat variasi
temporal periode panjang dan fenomena sekularnya (http://gdl.geoph.itb.ac.id)
Keadaan pasang surut di perairan Nusantara ditentukan oleh penjalaran pasang surut dari Samudra Pasifik dan
Hindia serta morfologi pantai dan batimeri perairan yang kompleks dimana terdapat banyak selat, palung
dan laut yang dangkal dan laut dalam. Keadaan perairan tersebut membentuk pola pasang surut yang
beragam. Di Selat Malaka pasang surut setengah harian (semidiurnal) mendominasi tipe pasut di daerah
tersebut. Berdasarkan pengamatan pasang surut di Kabil, Pulau Batam diperoleh bilangan Formzhal sebesar
0,69 sehingga pasang surut di Pulau Batam dan Selat Malaka pada umumnya adalah pasut bertipe campuran
dengan tipe ganda yang menonjol. Pasang surut harian (diurnal) terdapat di Selat Karimata dan Laut Jawa.
Berdasarkan pengamatan pasut di Tanjung Priok diperoleh bilangan Formzhal sebesar 3,80. Jadi tipe pasut di
Teluk Jakarta dan lautJawa pada umumnya adalah pasut bertipe tunggal. Tunggang pasang surut di perairan
Indonesia bervariasi antara 1 sampai dengan 6 meter. Di Laut Jawa umumnya tunggang pasang surut antara 1
1,5 m kecuali di Selat madura yang mencapai 3 meter. Tunggang pasang surut 6 meter di jumpai di Papua
(Diposaptono, 2007).