Anda di halaman 1dari 16

PERSEPSI TENAGA PENDIDIK DAN KARYAWAN SEKOLAH

TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK ( KTR ) PADA


LINGKUNGAN SEKOLAH ( SMA/SMK )
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEDONGAN
KOTA MOJOKERTO

Oleh :

JODI PRAMONO

NIP. 19890922 201403 1 001

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO

Jl. Pahlawan No. 42 Tilp. (0321)321752

MOJOKERTO
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii

KATA PENGANTAR....................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 5


1.2 Tujuan Penelitian .................................................................. 7
1.3 Manfaat Penelitian ................................................................ 7
1.3.1 Manfaat bagi penulis.................................................... 7

1.3.2 Manfaat bagi perawat.................................................... 7

1.3.3 Manfaat bagi perkembangan ilmu dan teknologi

keperawatan.................................................................. 7

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN


2.1 Rokok dan Bahaya Merokok Bagi Kesehatan ........................ 8
2.1.1. Definisi........................................................................ 8
2.1.2. Jenis Rokok................................................................. 8
2.1.3. Zat-zat yang terkandung dalam rokok......................... 10
2.2 Penyakit Terkait Konsumsi Rokok........................................... 12
2.3 Pencegahan dan Upaya Berhenti Merokok............................ 13

2.4 Hasil dan Pembahasan ......................................................... 14

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan............................................................................... 15
3.2 Saran.......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17

LAMPIRAN

2
LEMBAR PERSETUJUAN

NAMA : JODI PRAMONO

NIP : 19890922 201403 1 001

TOPIK : PERSEPSI TENAGA PENDIDIK DAN KARYAWAN


SEKOLAH TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK ( KTR )
PADA LINGKUNGAN SEKOLAH ( SMA ) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS GEDONGAN KOTA MOJOKERTO

Kepala Puskesmas Gedongan Ketua Tim Penilai Akreditasi Dinas Kesehatan

Kota Mojokerto Kota Mojokerto

Drg. DEWI AILINDAWATI Dr. ESTI HERMAWATI

NIP. 19661127 199303 2 005 NIP. 19621229 199011 2 001

Kepala Dinas Kesehatan

Kota Mojokerto

Dra. CHRISTIANA INDAH W.W Apt, MSi

NIP. 19601113 198903 2 002

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikan karya tulis Persepsi Tenaga Pendidik
dan Karyawan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada lingkungan sekolah
( SMA ) di wilayah kerja Puskesmas Gedongan Kota Mojokerto sebagai salah
satu persyaratan kenaikan pangkat.

Bersama ini perkenankan saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya


kepada:

1. Ibu Dra. Christiana Indah Wahyu W. Apt. MSi selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kota Mojokerto.
2. Ibu Dr. Esti Hermawati, selaku Ketua Tim Penilai Angka Kredit.
3. Ibu Drg. Dewi Ailindawati, selaku Kepala Puskesmas Gedongan Kota
Mojokerto.
4. Semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan dicatat sebagai
amal kebaikan oleh Allah SWT.

Mojokerto, Oktober 2017

Penulis

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan,dari kebiasaan baik


maupun tidak baik. Mulai dari berolahraga, membaca, menulis,
mengarang, dan sebagainya. Diantara sekian banyak kebiasaan manusia, ada
salah satu kebiasaan manusia yang
sangat merugikan bagi kesehatan mereka. Anehnya, kebiasaan yang tidak
baik ini sering dilakukan oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok.
Merokok sendiri bukanlah hal yang dianggap tabu oleh
masyarakat kita,meskipun yang melakukannya adalah anak yang masih duduk
di bangku sekolah. Hal ini sangat memprihatinkan, karena sebagaimana kita
ketahui bahwa di dalam rokok terdapat banyak zat beracun yang nantinya akan
mengganggu kesehatan tubuh kita.
Merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing.
Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok,
namun dilain pihak merokok juga dapat menimbulkan dampak buruk bagi si
perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat
yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh
penghisapnya.
Menghirup asap rokok orang lain lebih berbahaya dibandingkan
menghisap rokok sendiri. Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok
pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif. Setyo Budiantoro dari Ikatan
Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25
persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok,
sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh
orang di sekelilingnya. Tidak ada batas aman terhadap Asap Rokok Orang
Lain sehingga sangat penting untuk menerapkan 100% Kawasan Tanpa Rokok
untuk dapat menyelamatkan kehidupan. Ada tujuh kawasan yang ditetapkan
sebagai Kawasan Tanpa Rokok di antaranya fasilitas pelayanan kesehatan,

5
tempat proses belajar mengajar, tempat bermain anak, tempat ibadah,
angkutan umum, tempat kerja serta tempat umum lain.
Di Indonesia pemasaran rokok adalah pemasaran produk yang paling
heboh! Gencar menyelusup kesegenap wilayah kehidupan masyarakat
disemua strata. Tua, muda, miskin dan kaya bisa menikmati rokok. Hal yang
biasa, produsen rokok menjadi sponsor acara musik, sehingga masyarakat,
kawula muda khususnya bisa menikmati pertunjukkan musik artis idolanya
dengan cuma-cuma. Sponsor acara olahraga. Meskipun didunia olahraga,
merokok adalah hal yang tabu. Menjadi donatur sponsor untuk pengelolaan,
keindahan taman suatu kota, kegiatan seminar dan lain sebagainya.
Tempat proses belajar mengajar sebagai salah satu Kawasan Tanpa Rokok
yaitu sekolah, kampus dan lainnya juga diharapkan mampu menerapkan
lingkungan yang segar tanpa asap rokok. Larangan merokok di sekolah
semakin tegas dengan dikeluarkannya Permendikbud Nomor 64 tahun 2015
tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah. Ada lima poin yang
dinyatakan dalam permendikbud tersebut didalam pasal 5 yaitu, (1) Kepala
Sekolah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik dan pihak lain dilarang
merokok, memproduksi, menjual, mengiklankan dan/atau mempromosikan
rokok di lingkungan sekolah. (2) Kepala sekolah wajib menegur dan/atau
memperingatkan dan/atau mengambil tindakan terhadap guru, tenaga
kependidikan, dan peserta didik apabila melakukan laranagan sebagaimana
dimaksud pada ayat satu. (3) Kepala sekolah dapat memberikan sanksi kepada
guru, tenaga kependidikan dan pihak lain yang terbukti melanggar ketentuan
Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah. (4) Guru, tenaga kependidikan
dan/atau peserta didik dapat memberikan teguran atau melaporkan kepada
kepala sekolah apabila tebukti ada yang merokok di Lingkungan Sekolah. (5)
Dinas Pendidikan setempat sesuai dengan kewenangannya memberikan
teguran atau sanksi kepada Kepala Sekolah apabila terbukti melanggar
ketentuan Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah berdasarkan laporan
atau informasi dari guru, tenaga kependidikan, peserta didik dan/atau pihak
lain. Selanjutnya dalam Pasal 6 dinyatakan larangan penjualan rokok, permen
berbentuk rokok atau benda lain yang dikonsumsi maupun yang tidak

6
dikonsumsi yang menyerupai rokok atau tanda apapun dengan merek dagang,
logo, atau warna yang bisa diasosiasikan dengan produk/industri rokok.
Peraturan Daerah tentang kawasan tanpa rokok merupakan langkah untuk
melindungi masyarakat dari ancaman perokok aktif sehingga budaya dan
kebiasaan masyarakat tersebut dalam hal ini kebiasaan merokok
mempengaruhi terciptanya aturan tentang larangan merokok di tempat umum
dengan dibuatnya kawasan tanpa rokok.

1.2 TUJUAN
Mengetahui persepsi tenaga pendidik serta karyawan di lingkungan
sekolah tentanag Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah.

1.3 MANFAAT
1.3.1 Manfaat bagi penulis

Penulis dapat mengetahui sekoalah mana yang sudah menerapkan


Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan sekolah di sekitar wilayah kerja
puskesmas gedongan kota mojokerto.

1.3.2 Manfaat bagi teman sejawat/perawat


Memberi informasi tentang sekolah mana yang sudah ter KTR atau belum
yang berhubungan dengan program Penyakit Tidak Menular tentang Kawasan
Tanpa Rokok di lingkungan sekolah.
1.3.3 Manfaat bagi perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan
Mengaplikasikan ilmu keperawatan kepada masalah faktual yang terjadi di
lingkungan Puskesmas sehingga upaya-upaya pencegahan dan penanganan
penderita penyakit karena kebiasaan merokok dapat dideteksi lebih dini,
terutama upaya promotif.

BAB II:
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.1 Rokok dan Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

2.1.1 Definisi

7
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga
120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu
ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lainnya. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan
untuk dibakar dan dihisap dan atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok
putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana
tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya
mengandung nikotin dan TAR, dengan atau tanpa bahan tambahan.

2.1.2 Jenis Rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan


atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan
rokok, dan penggunaan filter pada rokok.

Rokok berdasarkan bahan pembungkus.


1. Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
2. Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

3. Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

4. Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.


1. Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya
daun tembakau yang diberi sausuntuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
2. Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkehyang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.

3. Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu.

8
Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
1. Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan
cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat
bantu sederhana.
2. Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke
dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat
rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu
menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang
rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan
dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan
bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada
pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran
berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum
ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat
perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM,
lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.

Rokok berdasarkan penggunaan filter.


1. Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya
terdapat gabus.
2. Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus

2.1.3 Zat-zat yang terkandung dalam rokok

Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan


setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada
rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Selain itu, dalam
sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah
beracunnya.

9
No Nama zat Defenisi & efek terhadap kesehatan
1 ACROLEIN Zat berbentuk cair tidak berwarna diperoleh
C3H4O dengan mengambil cairan dari glyceril atau
dengan mengeringkannya. Pada dasarnya zat
ini mengandung alkohol yang pasti sangat
mengganggu kesehatan.
2 KARBON Gas yang tidak berbau. Zat ini dihasilkan
MONOXIDA dari pembakaran yang tidak sempurna dari
CO unsur zat karbon. Jika karbon monoxida ini
masuk ke dalam tubuh dan dibawa oleh
hemoglobin ke dalam otot-otot tubuh. Satu
molekul hemoglobin dapat membawa empat
molekul oksigen. Apabila didalam
hemoglobin itu terdapat karbon monoxida,
berakibat seseorang akan kekurangan
oksigen.
3 NIKOTIN Cairan berminyak tidak berwarna. Zat ini
C10H14N2 bisa menghambat rasa lapar. Jadi
menyebabkan seseorang merasa tidak lapar
karena mengisap rokok.

4 AMMONIA Gas yang tidak berwarna, terdiri dari


NH3 nitrogen dan hidrogen. Memiliki bau yang
sangat tajam dan merangsang. Zat ini sangat
cepat memasuki sel-sel tubuh dan kalau
disuntikkan sedikit saja pada aliran darah
akan membuat pingsan atau koma
5 FORMIC ACID Cairan tidak berwarna, tajam baunya, bisa
HCO2H bergerak bebas dan dapat membuat lepuh.

6 HYDROGEN Gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak

10
CYANIDE ada rasa. Zat ini paling ringan dan mudah
HCN terbakar. Cyanide mengandung racun
berbahaya dan jika dimasukkan langsung ke
dalam tubuh akan berakibat kematian.
7 NITROUS OXIDE Gas tidak berwarna dan jika diisap dapat
N2O menyebabkan hilangnya pertimbangan dan
membuat rasa sakit. Zat ini awalnya adalah
untuk zat pembius pada saat operasi.

8 FORMALDEHYDE Gas tidak berwarna dan berbau tajam. Gas


CH2O ini bersifat pengawet dan pembasmi hama.
9 PHENOL Zat ini terdiri dari campuran kristal yang
C6H5OH dihasilkan dari distilasi zat-zat organik
misalnya kayu dan arang. Phenol bisa terikat
didalam protein dan menghalangi kerja
enzyme
10 ACETOL Zat ini adalah hasil dari pemanasan
C2H4O2 aldehyde dan menguap dengan alkohol.
11 HYDROGEN Gas yang mudah terbakar dan berbau keras.
SULFIDE Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi
H2S berisi pigmen).

12 PYRIDINE Cairan tidak berwarna dan berbau tajam. Zat


C5H5N ini mampu mengubah alkohol sebagai
pelarut dan pembunuh hama.
13 METHYL Merupakan campuran zat-zat bervalensa
CHLORIDE satu atas mana hidrogen dan karbon sebagai
CH2=CHCl unsur utama. Zat ini merupakan compound
organis yang sangat beracun dan uapnya
bersifat sama dengan pembius.
14 METHANOL Cairan ringan yang mudah menguap dan
CH3OH terbakar. Jika diminum dan diisap dapat
berakibat pada kebutaan dan kematian.
15 TAR Cairan kental berwarna coklat tua atau hitam
C6H6 didapatkan dengan cara distilasi kayu dan

11
arang juga dari getah tembakau. Zat inilah
yang menyebabkan kanker paru-paru.

2.2 Penyakit Terkait Konsumsi Rokok

Produk tembakau apapun bentuknya berbahaya untuk kesehatan


perorangan dan kesehatan masyarakat. Bahaya terhadap kesehtan perorangan
dibedakan atas perokok aktif dan perokok pasif.
Pada perokok aktif, bahaya mengancam hampir semua organ, berupa
gangguan fungsi organ hingga kanker. Pada jantung dan pembuluh darah dapat
menyebabkan penyakit jantung koroner, stroke dan gagal ginjal, saluran
pernafasan berupa PPOK, asma dan kanker paru, saluran cerna dapat berupa
kanker mulut, kanker lidah, kanker tenggorokan, kanker hati dan kanker lain,
penyakit diabetes miletus dan gangguan sistem reproduksi dan kehamilan berupa
kecacatan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan rendah yang dapat
meningkatkan resiko kematian bayi, infeksi panggul dan kanker servik, sindroma
kematian mendadak pada bayi baru lahir serta menyebabkan kalainan fungsi
organ-organ lainnya. Perokok pasif juga mempunyai resiko yang sama dengan
perokok aktif.
Hal ini akan menyebabkan peningkatkan beban penyakit yang
mengakibatkan kerugian luar biasa, serta mempersulit pencapaian pembangunan
kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia dalam pembangunan
nasional dan pencapaian Susteinable Develepment Goals.

Pada masyarakat miskin perokok, pengauruh adiksi nikotin pada rokok,


lebih mengurangi pengeluaran padi-padian dan pengeluaran lain termasuk
pendidikan dan kesehatan dibandingkan dengan pengeluaran rokoknya, sehingga
memicu masyarakat miskin menjadi semakin terpuruk dalam lingkaran
kemiskinannya. Hal ini dibuktikan melalui survey kesehatan nasional ( Susenas )
yang dilaksanakan oleh BPS, rokok merupakan komoditi ke 2 terbanyak yang
dikeluarkan oelh masyarakat setelah Beras, dan mengalahkan Telur, Sayur, Tahu,
Tempe, Ikan dan Daging serta Pendidikan dan Kesehatan.

2.3 Pencegahan dan Upaya Berhenti Merokok

12
Dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular bahaya konsumsi rokok bagi
kesehatan, maka upaya yang dilakukan sebagai berikut :

1. Perlindungan terhadap paparan asap rokok


Sesuai amanat PP 109/2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung
zat adiktif bagi kesehatan maka pemerintah dan pemerintah daerah wajib
mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok ( KTR ). KTR ini bertujuan untuk
melindungi perokok pasif dari bahaya asap rokok, memberikan lingkungan
yang bersih dan sehat dan meningkatkan kesadaran bahaya asap rokok.
Selain itu rumah tangga juga harus menerapkan Kawasan Rumah Tanpa
Rokok, untuk melindungi seluruh anggota keluarga terhadap paparan asap
rokok, dengan melarang semua orang merokok didalam rumah termasuk
orang yang berkunjung kerumah tersebut.
2. Peningkatan kewaspadaan masyarakat akan bahaya produksi tembakau
Dengan telah adanya informasi kesehatan tentang bahaya merokok bagi
kesehatan dan peraturan menteri kesehatan nomor 28 tentang pencantuman
informasi dan peringatan kesehatan bergambar pada kemasan rokok,
diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya
merokok terhadap kesehatan diri sendiri maupun orang lain atau
lingkungan sekitarnya.
3. Upaya layanan berhenti merokok
Studi WHO menunjukan banyak diantar perokok aktif berupaya untuk
keluar dari ketergantungan merokok, demikian pula para perokok pasif
mengharapkan keluarga atau kerabat dekatnya untuk tidak merokok.
Kementerian Kesehatan melalui direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular telah melakukan layanan Berhenti Merokok
(UBM) difasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) melaui :
a. Peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam dan menyediakan
sarana dan prasarana layanan berhenti merokok di FKTP
b. Peningkatan kapasitas Guru dalam melakukan skrening dan
konseling berhenti merokok bagi siswa dan guru lainnya.

2.4 Hasil dan Pembahasan

Dari data yang sudah dikumpulkan penulis berusaha menganalisa secara


teoritis yang telah didapat, bahwa sebagian besar tenaga pendidik dan karyawan
sekolah SMA/SMK di sekitar wilayah kerja Puskesmas Gedongan Setuju dengan
13
adanya Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah yaitu sebesar ....%. tetapi
kenyataannya belum semua SMA/SMK di sekitar wilayah kerja Puskesmas
Gedongan menerapkan Kawasan Tanpa Rokok Di Sekolahnya. Sedangkan
peraturan pemerintah sudah dijelaskan bahwa sekolah adalah salah satu fasilitas
yang harus bebas dari asap rokok dan semua yang berbau rokok.

BAB III:
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok hanyalah salah satu
instrumen dalam mengupayakan hak atas derajat kesehatan optimal dapat
dirasakan oleh setiap orang kerena perokok memiliki hak untuk merokok
namun disisi lain masyarakat yang tidak merokok juga tidak boleh
terlanggar haknya untuk mendapatkan kesehatan yang dijamin oleh
undang-undang, terutama di limgkungan sekolah dimana kenyamanan
belajar mengajar dapat berjalan lebih efektif tanpa terganggu asap rokok,
bau rokok dan semua yang berhungan dengan rokok.
Selain peraturan yang harus senantiasa ditinjau pelaksanaannya
oleh setiap pihak yang terkait, yang tidak kalah penting adalah
memberikan pengetahuan dan pemahaman akan dampak merokok yang
sesungguhnya, sehingga setiap orang dapat melindungi haknya sendiri dan
hak orang lain dari bahaya laten yang ditimbulkan oleh rokok atas
kesadarannya sendiri, bukan hanya karena adanya sanksi atau hukuman
belaka.

14
Kebiasan merokok yang dilakukan oleh masyarakat merupakan
fenomena yang berdampak secara luas baik dari segi kesehatan maupun
dari segi hukum yaitu terciptanya aturan-aturan yang mengatur kebiasaan
merokok tersebut, ini terlihat dengan adanya aturan mengenai larangan
merokok ditempat umum dan diciptakannya Kawasan Tanpa Rokok
sehingga secara sosiologi hukum kebiasaan masyarakat mempengaruhi
terciptanya aturan hukum yang berlaku ditengah-tengah masyarakat.

3.2 Saran
Besarnya dampak buruk yang ditimbulkan oleh tembakau, maka
diharapkan seluruh daerah dapat pula membuat peraturan dan kebijakan
yang mengatur tentang tembakau dan produk-produknya baik di tingkat
propinsi maupun kabupaten / kota. Lalu hendaknya aparat pemerintah
sebagai pelaksana aturan larangan merokok ditempat umum dapat menjadi
contoh dan suri teladan yang baik dalam meerapkan aturan tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes, RI. 2017. Modul Pelatihan Keluarga Sehat. Jakarta: Badan PPSDM

Kesehatan

http://mandorkawat2009.wordpress.com/2009/09/22/merokok-salah-satu-unsur-

pencemar-lingkungan-membahayakan-kesehatan-manusia-2/).

http://magfirahamir.blogspot.com/2013/09/kawasan-tanpa-asap-rokok.html

http://eksposnews.com/view/2/29921/DPRD-Padang-Sahkan-Perda-Larangan-

Merokok.html#.Um6G_XCnrww diambil tanggal 28 Oktober 2013

http://sanitationhealth.blogspot.com/2012/01/stake-holder-terhadap-area-bebas-

asap.html

http://evenalexchandra.webs.com/apps/blog/categories/show/1552239-sosiologi-

hukum

http://hendry-poetra.blogspot.com/2012/09/contoh-makalah-tentang-pengaruh-

rokok.html

16

Anda mungkin juga menyukai