Oleh :
JODI PRAMONO
MOJOKERTO
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
keperawatan.................................................................. 7
LAMPIRAN
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Kota Mojokerto
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikan karya tulis Persepsi Tenaga Pendidik
dan Karyawan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada lingkungan sekolah
( SMA ) di wilayah kerja Puskesmas Gedongan Kota Mojokerto sebagai salah
satu persyaratan kenaikan pangkat.
1. Ibu Dra. Christiana Indah Wahyu W. Apt. MSi selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kota Mojokerto.
2. Ibu Dr. Esti Hermawati, selaku Ketua Tim Penilai Angka Kredit.
3. Ibu Drg. Dewi Ailindawati, selaku Kepala Puskesmas Gedongan Kota
Mojokerto.
4. Semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan dicatat sebagai
amal kebaikan oleh Allah SWT.
Penulis
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
tempat proses belajar mengajar, tempat bermain anak, tempat ibadah,
angkutan umum, tempat kerja serta tempat umum lain.
Di Indonesia pemasaran rokok adalah pemasaran produk yang paling
heboh! Gencar menyelusup kesegenap wilayah kehidupan masyarakat
disemua strata. Tua, muda, miskin dan kaya bisa menikmati rokok. Hal yang
biasa, produsen rokok menjadi sponsor acara musik, sehingga masyarakat,
kawula muda khususnya bisa menikmati pertunjukkan musik artis idolanya
dengan cuma-cuma. Sponsor acara olahraga. Meskipun didunia olahraga,
merokok adalah hal yang tabu. Menjadi donatur sponsor untuk pengelolaan,
keindahan taman suatu kota, kegiatan seminar dan lain sebagainya.
Tempat proses belajar mengajar sebagai salah satu Kawasan Tanpa Rokok
yaitu sekolah, kampus dan lainnya juga diharapkan mampu menerapkan
lingkungan yang segar tanpa asap rokok. Larangan merokok di sekolah
semakin tegas dengan dikeluarkannya Permendikbud Nomor 64 tahun 2015
tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah. Ada lima poin yang
dinyatakan dalam permendikbud tersebut didalam pasal 5 yaitu, (1) Kepala
Sekolah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik dan pihak lain dilarang
merokok, memproduksi, menjual, mengiklankan dan/atau mempromosikan
rokok di lingkungan sekolah. (2) Kepala sekolah wajib menegur dan/atau
memperingatkan dan/atau mengambil tindakan terhadap guru, tenaga
kependidikan, dan peserta didik apabila melakukan laranagan sebagaimana
dimaksud pada ayat satu. (3) Kepala sekolah dapat memberikan sanksi kepada
guru, tenaga kependidikan dan pihak lain yang terbukti melanggar ketentuan
Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah. (4) Guru, tenaga kependidikan
dan/atau peserta didik dapat memberikan teguran atau melaporkan kepada
kepala sekolah apabila tebukti ada yang merokok di Lingkungan Sekolah. (5)
Dinas Pendidikan setempat sesuai dengan kewenangannya memberikan
teguran atau sanksi kepada Kepala Sekolah apabila terbukti melanggar
ketentuan Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah berdasarkan laporan
atau informasi dari guru, tenaga kependidikan, peserta didik dan/atau pihak
lain. Selanjutnya dalam Pasal 6 dinyatakan larangan penjualan rokok, permen
berbentuk rokok atau benda lain yang dikonsumsi maupun yang tidak
6
dikonsumsi yang menyerupai rokok atau tanda apapun dengan merek dagang,
logo, atau warna yang bisa diasosiasikan dengan produk/industri rokok.
Peraturan Daerah tentang kawasan tanpa rokok merupakan langkah untuk
melindungi masyarakat dari ancaman perokok aktif sehingga budaya dan
kebiasaan masyarakat tersebut dalam hal ini kebiasaan merokok
mempengaruhi terciptanya aturan tentang larangan merokok di tempat umum
dengan dibuatnya kawasan tanpa rokok.
1.2 TUJUAN
Mengetahui persepsi tenaga pendidik serta karyawan di lingkungan
sekolah tentanag Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah.
1.3 MANFAAT
1.3.1 Manfaat bagi penulis
BAB II:
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
7
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga
120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu
ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lainnya. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan
untuk dibakar dan dihisap dan atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok
putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana
tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya
mengandung nikotin dan TAR, dengan atau tanpa bahan tambahan.
3. Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu.
8
Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
1. Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan
cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat
bantu sederhana.
2. Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke
dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat
rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu
menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang
rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan
dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan
bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada
pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran
berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum
ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat
perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM,
lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.
9
No Nama zat Defenisi & efek terhadap kesehatan
1 ACROLEIN Zat berbentuk cair tidak berwarna diperoleh
C3H4O dengan mengambil cairan dari glyceril atau
dengan mengeringkannya. Pada dasarnya zat
ini mengandung alkohol yang pasti sangat
mengganggu kesehatan.
2 KARBON Gas yang tidak berbau. Zat ini dihasilkan
MONOXIDA dari pembakaran yang tidak sempurna dari
CO unsur zat karbon. Jika karbon monoxida ini
masuk ke dalam tubuh dan dibawa oleh
hemoglobin ke dalam otot-otot tubuh. Satu
molekul hemoglobin dapat membawa empat
molekul oksigen. Apabila didalam
hemoglobin itu terdapat karbon monoxida,
berakibat seseorang akan kekurangan
oksigen.
3 NIKOTIN Cairan berminyak tidak berwarna. Zat ini
C10H14N2 bisa menghambat rasa lapar. Jadi
menyebabkan seseorang merasa tidak lapar
karena mengisap rokok.
10
CYANIDE ada rasa. Zat ini paling ringan dan mudah
HCN terbakar. Cyanide mengandung racun
berbahaya dan jika dimasukkan langsung ke
dalam tubuh akan berakibat kematian.
7 NITROUS OXIDE Gas tidak berwarna dan jika diisap dapat
N2O menyebabkan hilangnya pertimbangan dan
membuat rasa sakit. Zat ini awalnya adalah
untuk zat pembius pada saat operasi.
11
arang juga dari getah tembakau. Zat inilah
yang menyebabkan kanker paru-paru.
12
Dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular bahaya konsumsi rokok bagi
kesehatan, maka upaya yang dilakukan sebagai berikut :
BAB III:
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok hanyalah salah satu
instrumen dalam mengupayakan hak atas derajat kesehatan optimal dapat
dirasakan oleh setiap orang kerena perokok memiliki hak untuk merokok
namun disisi lain masyarakat yang tidak merokok juga tidak boleh
terlanggar haknya untuk mendapatkan kesehatan yang dijamin oleh
undang-undang, terutama di limgkungan sekolah dimana kenyamanan
belajar mengajar dapat berjalan lebih efektif tanpa terganggu asap rokok,
bau rokok dan semua yang berhungan dengan rokok.
Selain peraturan yang harus senantiasa ditinjau pelaksanaannya
oleh setiap pihak yang terkait, yang tidak kalah penting adalah
memberikan pengetahuan dan pemahaman akan dampak merokok yang
sesungguhnya, sehingga setiap orang dapat melindungi haknya sendiri dan
hak orang lain dari bahaya laten yang ditimbulkan oleh rokok atas
kesadarannya sendiri, bukan hanya karena adanya sanksi atau hukuman
belaka.
14
Kebiasan merokok yang dilakukan oleh masyarakat merupakan
fenomena yang berdampak secara luas baik dari segi kesehatan maupun
dari segi hukum yaitu terciptanya aturan-aturan yang mengatur kebiasaan
merokok tersebut, ini terlihat dengan adanya aturan mengenai larangan
merokok ditempat umum dan diciptakannya Kawasan Tanpa Rokok
sehingga secara sosiologi hukum kebiasaan masyarakat mempengaruhi
terciptanya aturan hukum yang berlaku ditengah-tengah masyarakat.
3.2 Saran
Besarnya dampak buruk yang ditimbulkan oleh tembakau, maka
diharapkan seluruh daerah dapat pula membuat peraturan dan kebijakan
yang mengatur tentang tembakau dan produk-produknya baik di tingkat
propinsi maupun kabupaten / kota. Lalu hendaknya aparat pemerintah
sebagai pelaksana aturan larangan merokok ditempat umum dapat menjadi
contoh dan suri teladan yang baik dalam meerapkan aturan tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes, RI. 2017. Modul Pelatihan Keluarga Sehat. Jakarta: Badan PPSDM
Kesehatan
http://mandorkawat2009.wordpress.com/2009/09/22/merokok-salah-satu-unsur-
pencemar-lingkungan-membahayakan-kesehatan-manusia-2/).
http://magfirahamir.blogspot.com/2013/09/kawasan-tanpa-asap-rokok.html
http://eksposnews.com/view/2/29921/DPRD-Padang-Sahkan-Perda-Larangan-
http://sanitationhealth.blogspot.com/2012/01/stake-holder-terhadap-area-bebas-
asap.html
http://evenalexchandra.webs.com/apps/blog/categories/show/1552239-sosiologi-
hukum
http://hendry-poetra.blogspot.com/2012/09/contoh-makalah-tentang-pengaruh-
rokok.html
16