Anda di halaman 1dari 6

KISTA OVARIUM

Pengertian
Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
Ovarium merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama, sehingga mempunyai dampak
kewanitaan dalam pengatur proses menstruasi. Ovarium terletak antara rahim dan dinding
panggul, dan digantung ke rahim oleh ligamentum ovari propium dan ke dinding panggul oleh
ligamentum infudibulo-pelvikum.Fungsinya sebagai tempat folikel, menghasilkan dan
mensekresi estrogen dan progesteron. Fungsi ovarium dapat terganggu oleh penyakit akut dan
kronis. Salah satu penyakit yang dapat terjadi adalah kista ovarium. Ovarektomi adalah tindakan
operatif untuk dilakukan pengangkatan ovarium.
Jadi, dapat disimpulkan ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium adalah suatu
keadaan dimana pasien dilakukan operasi pengangkatan ovarium bagian kanan karena adanya
neoplasma jinak.
Etiologi
Kista ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat non
neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari korpus luteum. Tetapi di samping itu
ditemukan pula jenis yang merupakan neoplasma. Oleh karena itu kista ovarium dibagi dalam
2 golongan:
1. Non-neoplastik (fungsional)
a. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel yang menjadi besar semasa proses atresia foliculi.
Setiap bulan, sejumlah besar folikel menjadi mati, disertai kematian ovum disusul
dengan degenerasi dari epitel folikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista
kecil. Tidak jarang ruangan folikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga
terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis. Tidak
jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga terjadi suatu
haematoma folikuler.
b. Kista lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista lutein
yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum haematoma. Perdarahan ke
dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa vascularisasi. Bila perdarahan ini sangat
banyak jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan
berwarna kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi reabsorpsi dari unsur-
unsur darah, sehingga akhirnya tinggalah cairan yang jernih atau sedikit bercampur
darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan
lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam
jaringan-jaringan perut.
2. Neoplastik
Yang termasuk golongan ini ada 3 jenis:
a. Cystadenoma mucinosum
Jenis ini dapat mencapai ukuran yang besar. Ukuran yang terbesar yang pernah
dilaporkan adalah 328 pound. Tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid atau bentuk
tidak teratur, dengan permukaan yang rata dan berwarna putih atau putih kebiru-biruan.
b. Cystadenoma serosum
Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan dengan mucinosum, tetapi
ukurannya jarang sampai besar sekali. Dinding luarnya dapat menyerupai kista
mucinosum. Pada umumnya kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
ephitelium).
c. Kista dermoid
Tumor ini merupakan bagian dari teratoma ovary bedanya ialah bahwa tumor ini
bersifat kistik, jinak dan elemen yang menonjol ialah eksodermal. Sel-selnya pada tumor
ini sudah matang. Kista ini jarang mencapai ukuran yang besar.
Penyebabnya saat ini belum diketahui secara pasti. Namun ada salah satu pencetusnya
yaitu faktor hormonal, kemungkinan faktor resiko yaitu:
1. Faktor genetik/ mempunyai riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan payudara.
2. Faktor lingkungan (polutan zat radio aktif)
3. Gaya hidup yang tidak sehat
4. Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, misalnya akibat penggunaan
obat-obatan yang merangsang ovulasi dan obat pelangsing tubuh yang bersifat
diuretik.
5. Kebiasaan menggunakan bedak tabur di daerah vagina.
D. Patofisiologi
1. Banyak tumor tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil.
Sebagian besar gejala dan tanda yaitu akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin dan
komplikasi tumor. Akibat pertumbuhan, Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa
menyebabkan pembenjolan perut. Tekanan terhadap alat alat disekitarnya disebabkan oleh
besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Apabila tumor mendesak kandung kemih dan
dapat menimbulkan gangguan miksi, sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di
rongga perut kadang kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut serta dapat juga
mengakibatkan obstipasi edema pada tungkai.
2. Akibat aktivitas hormonal
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan
hormon.
3. Akibat Komplikasi
a. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit sedikit sehingga berangsur angsur menyebabkan
pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala gejala klinik yang minimal. Akan
tetapi kalau perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan nyeri di
perut.
b. Putaran Tangkai
Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih. Adanya putaran
tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap
peritoneum parietal dan ini menimbulkan rasa sakit.
c. Infeksi pada tumor
Terjadi jika di dekat tumor ada sumber kuman pathogen. Kista dermoid
cenderung mengalami peradangan disusul penanahan.
d. Robek dinding Kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat trauma, seperti
jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada saat persetubuhan. Jika robekan kista
disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas berlangsung ke uterus
ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda
tanda abdomen akut.
e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama
terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan.
Kista dermoid adalah tumor yang diduga berasal dari bagian ovum yang normalnya
menghilang saat maturasi. Asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel sel
embrional yang tidak berdiferensiasi. Kista ini tumbuh dengan lambat dan ditemukan
selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental, berwarna kuning, yang
timbul dari lapisan kulit. Kista dermoid hanya merupakan satu tipe lesi yang dapat
terjadi. Banyak tipe lainnya dapat terjadi dan pengobatannya tergantung pada tipenya.
Manifestasi Klinis
Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki
gejala. Namun kadang kadang kista dapat menyebabkan beberapa
masalah seperti :
1. Bermasalah dalam pengeluaran urin secara komplit
2. Nyeri selama hubungan seksual
3. Masa di perut bagian bawah dan biasanya bagian bagian organ tubuh lainnya sudah
terkena.
4. Nyeri hebat saat menstruasi dan gangguan siklus menstruasi
5. Wanita post monopouse : nyeri pada daerah pelvik, disuria, konstipasi atau diare,
obstruksi usus dan asietas.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal
dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan
dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada
kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam tumor.
4. Parasentesis
Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab asites. Perlu
diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemari cavum peritonei dengan isi kista bila
dinding kista tertusuk.
G. Penatalaksanaan
a. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, misal
laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
b. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan
kista.
c. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah
serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian
penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar
biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan
memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.
Komplikasi

Salah satu hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium ini ialah kista tersebut
berubah menjadi ganas dan banyak terjadi komplikasi. Komplikasi dari kista ovarium yang dapat
terjadi ialah (Prawirohardjo,2010)
1. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit- sedikit hingga berangsur- angsur menyebabkan kista
membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala- gejala klinik yang minimal,
akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang
cepat dari kista yang menimbulkan nyeri diperut.Kista berpotensi untuk pecah, tidak ada
patokan mengenai besarnya kista yang berpotensi pecah.Pecahnya kist bisa menyebabkan
pembuluh darah robek dan menimbulkan terjadinya pendarahan. (Hakimi, 1993)

2. Infeksi pada kista


Jika terjadi didekat tumor ada sumber kuman pathogen.
3. Torsio ( Putaran tangkai )
Torsio atau putaran tangkai trjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm
atau lebih, torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau aligamentum roduntum pada uterus.
Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark peritonitis dan
kematian.Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista, karsinoma TOA, masa
yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada wanita usia reproduksigejalanya
meliputi nyeri mendadak dan hebat dikuadrat abdomen bawah, mual dan muntah dapat
terjadi demam leukositosis.
4. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama
terhadap kemungkinan perubahan kegansannya,adanya asites dalam hal ini mencurigakan
masa kista ovarium berkembang setelah masa menapouse sehingga bisa kemungkinan
untuk berubah menjadi kanker.
5. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula terjadi akibat trauma, seperti
jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu melakukan bersetubuh, jika
robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas
berlangsung keuterus ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus-
menerus disertatai tanda-tanda akut.
Dapus : buku ilmu kandungan edisi 3, 2011. Sarwono prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai