Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN ON THE JOB TRAINING DI

PT. MITRA BERKAH MAPAN

PENYUSUN :

ARDITA ATMAJA (0814040043)


HAFIDH AGUNG SANTOSO (0814040035)

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan On The Job Training

Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

di

PT. MITRA BERKAH MAPAN

Dengan ini menyatakan, mahasiswa dengan nama :

1. Ardita Atmaja (0814040043)


2. Hafidh Agung Santoso (0814040044)

Program Studi Teknik Perpipaan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal. Telah


melaksanakan OJT di PT. PERTAMINA (Persero) Terminal BBM Tuban, selama 2
bulan, mulai tanggal 04 September 2017 31 Oktober 2017 dengan alokasi 320 jam.

Tuban, 31 Januari 2017

Directorat Pemasaran Pembimbing

Terminal BBM Tuban On The Job Trainning

Ahmad Jani Lauma Aditya Wirabakti


Operational Head Technical Planning

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan On The Job Training

ii
Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

di

PT. PERTAMINA (Persero) Terminal BBM Tuban

Dengan ini menyatakan, mahasiswa dengan nama :

3. Jupri Riyanto (0814040034)


4. Ahmad Nadhif W. A (0814040035)
5. Amilia Septiyani (0814040038)

Program Studi Teknik Perpipaan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal. Telah


melaksanakan OJT di PT. PERTAMINA (Persero) Terminal BBM Tuban, selama 2
bulan, mulai tanggal 04 September 2017 31 Oktober 2017 dengan alokasi 320 jam.

Surabaya,
Mengetahui
Ketua Prodi Teknik Koordinator OJT
Perpipaan

R. Dimas Endro Witjonarko, ST., MT. Pranowo Sidi, ST., MT.


NIP. 19760412 200212 1 003 NIP. 19602010 198503 1 002
Ketua Jurusan
Teknik Permesinan Kapal

George Endri Kusuma, ST., MSc.Eng.


NIP. 19760517 200912 1 003

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kuasa dan ijinnya laporan
pertanggung jawaban program on the job training ini dapat terselesaikan. Laporan ini
merupakan bentuk tanggung jawab mahasiswa terhadap perguruan tinggi maupun
perusahaan terkait pelaksanaan program on the job training sesuai dengan kurikulum
yang berlaku di perguruan tinggi. Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi
perguruan tinggi dan perusahaan khususnya serta masyarakat luas pada umumnya.

Laporan ini berisikan tentang permasalahan khusus yang diambil oleh


mahasiswa pada saat pelaksanaan program on the job training di PT. Pertamia
(Persero) Terminal BBM Tuban. Permasalahan khusus yang diambil disesuaikan
dengan bidang keilmuan mahasiswa yaitu mengenai teknologi rekayasa perpipaan
(Piping Engineering). Sistem perpipaan selalu dibutuhkan di segala aspek bidang
industri, mulai dari sistem perpipaan yang sederhana hingga sistem perpipaan yang
memiliki tingkat kompleksifitas tinggi. Sesuai dengan peran penting sistem
perpipaan maka mahasiswa yang melaksanakan program on the job training dituntut
mampu mengikuti perkembangan dan memahami pengaplikasian ilmu mengenai
perpipaan secara nyata di dunia industri.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak direksi dan karyawan PT.
Pertamia (Persero) Terminal BBM Tuban atas kesempatan serta bimbingan pada saat
pelaksanaan program on the job training. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Tuban, 31 Oktober 2017

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI.......................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ............................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL.................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB 1 .................................................................... Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN ................................................. Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ........................................ Error! Bookmark not defined.

1.2 Tujuan On The Job Training ................... Error! Bookmark not defined.

1.3 Permasalahan Khusus yang di Bahas ...... Error! Bookmark not defined.

1.4 Batasan Masalah...................................... Error! Bookmark not defined.

BAB 2 .................................................................... Error! Bookmark not defined.

PROFIL PERUSAHAAN ...................................... Error! Bookmark not defined.

2.1 Profil Perusahaan .................................... Error! Bookmark not defined.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan ........................ Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Visi Perusahaan ................................... Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Misi Perusahaan................................... Error! Bookmark not defined.

2.3 Bidang Usaha .......................................... Error! Bookmark not defined.

2.4 Data Proyek ............................................. Error! Bookmark not defined.

BAB 3 .................................................................... Error! Bookmark not defined.

DASAR TEORI ..................................................... Error! Bookmark not defined.

3.1 Ruang Lingkup Teknik Perpipaan .......................................................... 16

3.1.1 Process Flow Diagram ........................................................................ 16

3.1.2 Piping & Instrumentasi Diagram ......................................................... 17

3.1.3 General Arrangement .......................................................................... 18

v
3.1.4 Plot Plan .............................................................................................. 19

3.1.5 Gambar Isometri .................................................................................. 21

3.1.6 Penyangga Pipa ................................................................................... 23

3.2 Minimum Jarak Antar Penyangga ........................................................... 25

3.3 Insulasi .................................................... Error! Bookmark not defined.

3.4 Macam Gambar Fabrikasi ....................................................................... 27

3.4.1 Sudut Pandang Gambar Fabrikasi ....................................................... 28

BAB 4 .................................................................... Error! Bookmark not defined.

ANALISA DAN PEMBAHASAN ........................ Error! Bookmark not defined.

4.1 Fabrikasi .................................................. Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Sistem kerja dan K3............................. Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Pengenalan Alat Kerja ......................... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Pengenalan Consumable ...................... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Pengenalan Jenis-jenis Material .......... Error! Bookmark not defined.

4.1.5 Design Sistem Perpipaan ..................... Error! Bookmark not defined.

4.1.6 Proses Fabrikasi ................................... Error! Bookmark not defined.

4.2 Assembly ................................................. Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Redesign .............................................. Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Inspeksi ................................................ Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Proses Testing ...................................... Error! Bookmark not defined.

BAB 5 .................................................................... Error! Bookmark not defined.

KESIMPULAN DAN SARAN ............................. Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ............................................. Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ........................................................ Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN

vi
Lampiran A

Laporan Kegiatan Mingguan

vii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan manusia yang tiada habisnya bahkan cenderung bertambah


setiap harinya, menyebabkan pertumbuhan industri semakin hari semakin
bertambah, dengan pertumbuhan industri yang sangat pesat, di sisi lain ilmu
pengetahuan juga perkembang dengan pesat untuk dapat menjawab tantangan
dari industri yang membutuhkan sumber daya manusia yang terampil, untuk
mengembangkan hingga mengoprasikan alat-alat industri secara efektif dan
optimal.

Ilmu pengetahuan dan industri adalah bagian yang tak dapat di


pisahkan sehingga tingginya perkembangan industri, maka semakin tingginya
perkembangan ilmu pengetahuan. Sehubungan dengan hal itu perguruan
tinggi sebagai salah satu tempat untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas, berkepribadian mandiri, dan memiliki kemampuan
intelektual yang baik merasa terpanggil untuk semakin meningkatkan mutu
mahasiswa lulusannya agar bersiap menyongsong dunia industri. Pendidikan
vokasi dirasa sangat tepat untuk mengarungi dunia perindsutrian, karena
dalam pendidikan vokasi ilmu yang diberikan tidak hanya berupa teoritis,
namun juga berimbang dengan imu praktik.

Oleh sebab itu politeknik perkapalan negeri surabaya (PPNS) sebagai


salah satu perguruan tinggi berbasis vokasi di indonesia sadar akan perannya
untuk membina mahasiswanya agar mampu bersaing di dunia industri setelah
menempuh masa pendidikan, oleh karena itu di setiap program studi di
wajibkan program on the job training agar para mahasiswa mengenali dunia
industri dan semakin siap menghadapinya ketika lulus nanti, selain itu
program on the job training juga dirasa tepat untuk mengaplikasikan ilmu-
ilmu teoritis yang di dapat di ruang kelas untuk diaplikasikan di lapangan.

8
Kegiatan On The Job Training secara khusus bagi mahasiswa D4
Teknik Perpipaan diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan teknologi perpipaan khususnya aplikasi pipa
dibidang material, stress analysys, atapun bidang quality control

PPNS menetapkan On The Job Training (OJT) sebagai salah satu


kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh semua mahasiswanya tak
terkecuali mahasiswa Jurusan D-4 Teknik Perpipaan Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya (PPNS). Melalui kegiatan On The Job Training (OJT) di
berbagai bidang industri yang sesuai dengan spesifikasi yang diambil oleh
masing-masing mahasiswa, diharapkan bahwa mahasiswa sebagai calon
output dari perguruan tinggi dapat lebih mengenal suasana kerja sebenarnya
dalam industri dimana hal tersebut akan sangat membantu mahasiswa dalam
mengatasi kecanggungan ketika nantinya terjun langsung sebagai pekerja di
sebuah perusahaan.

1.2 Tujuan

1. Bagi industri :
a. Industri dapat melakukan sharing kepada mahasiswa terkait
perkembangan ilmu baru serta ilmu yang sering diaplikasikan di
lapangan.
b. Industri dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa untuk melaksanakan
tugas operasional sesuai bidang keahlian.
2. Bagi PPNS :
a. Melalui kerjasama link & match terkait program OJT, pihak
perguruan tinggi dapat mengetahui kesesuaian kurikulum pendidikan
dengan aplikasi di dunia industri.
b. Pihak perguruan tinggi dapat mengetahui kualifikasi tenaga ahli
yang dibutuhkan oleh industri.
3. Bagi mahasiswa :
a. Mengetahui implementasi teori yang didapatkan dengan kesesuaian
di dunia kerja.

9
b. Sebagai tahap pembelajaran mahasiswa untuk penyelesaian masalah
yang terjadi di dunia industri terkait bidang keahlian sesuai disiplin
ilmu mahasiswa.

1.3 Permasalahan Khusus yang Diambil

Pada Program on the job training di PT Pertamina (Persero) Terminal


BBM Tuban yang menjadi pokok bahasan adalah implementasi ilmu
perpipaan yang di peroleh di bangku perkuliahan pada kondisi lapangan dan
berbagai permasalahannnya, khususnya pada area terbatas PT Pertamina
(Persero) Terminal BBM Tuban, adapun kami membahas tentang fabrikasi
jalur perpipaan, analisa kerusakan valve, permasalahan getaran yang tinggi
pada pompa.

1.4 Batasan Masalah

Masalah dalam kegiatan on the job training adalah sebagai berikut :

1. Kesesuaian PFD dan P&ID dengan kondisi lapangan pada jalur perpipaan
fame.
2. Analisa water hammer yang menyebabkan kerusakan pada check valve
pada jalur TPL Tuban Surabaya.
3. Analisa getaran yang menyebabkan pompa backloading tidak bekerja
sesuai spesifikasi.

BAB 2 DATA UMUM PERUSAHAAN

10
2.1 Profil PT. PERTAMINA (Persero)

Pertamina (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan


Gas Bumi Negara) atau nama resminya PT. PERTAMINA (Persero) adalah
sebuah BUMN yang bertugas mengelola menambangan minyak dan gas
bumi di Indonesia. Pertamina masuk urutan ke 122 dalam Fortune Global
500 pada tahun 2013.

Pertamina pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia,


namun monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada tahun 2001.
Perusahaan ini juga mengoperasikan 7 kilang minyak dengan kapasitas total
1.051,7 MBSD, pabrik petrokimia dengan kapasitas total 1.507.950 ton per
tahun dan pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3 juta ton per tahun.

Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan Pertamin


dengan Permina yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1957.
Penggabungan ini terjadi pada 1968. Direktur utama (Dirut) yang menjabat
dari 2009 hingga 2014 adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg
BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang
lama Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat
sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil menduduki
posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia itu. Karen
Agustiawan mengundurkan diri sebagai Dirut pada 1 Oktober 2014 dan
menjadi dosen guru besar di Harvard University, Boston, Amerika Serikat.
Selanjutnya pada 28 November 2014, Presiden Joko Widodo memilih Dwi
Soetjipto sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Ia
menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri.

Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi


dan petrokimia, terbagi ke dalam sektor Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh
kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan patungan.

Pada tahun 2013, Pertamina menempati peringkat 122 dari 500 perusahaan
terbaik dunia versi Fortune Global.

11
2.2 Produk dan Pemasaran PT. Pertamina (Persero) TBBM Tuban

Bahan Bakar Minyak :

BioPertamax, Pertamax
Pertamax Plus, Pertamax Turbo, Pertalite
BioPremium, Premium,
Solar, Bio Solar, DEXlite, Pertamina DEX

2.3 Visi, Misi dan Tata Nilai

2.2.1 Visi

Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.

2.2.1 Misi

Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat..

2.2.3 Tata Nilai

CLEAN (BERSIH)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.
Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
COMPETITIVE (KOMPETITIF)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja.
CONFIDENT (PERCAYA DIRI)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
COMMERCIAL (KOMERSIAL)

12
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
CAPABLE (BERKEMAMPUAN)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan
riset dan pengembangan.
2.4 Kebijakan Perusahaan tentang Safety dan Lingkungan
Pertamina beserta Manajemen dan Pekerjanya sangat memperhatikan
Aspek-Aspek Keselamatan dan Keamanan dalam bekerja dan beraktifitas.
Pertamina menjamin lingkungan Kerja yang ramah lingkungan, operasi tanpa
limbah berbahaya dan ramah lingkungan serta berusaha menekan emisi
terhadap lingkungan serta meningkatkan Efisiensi Energi. Pertamina
berkomitmen dalam meningkatkan kemampuan maupun keahlian Pekerjanya,
terutama dalam aspek HSE yang memenuhi Persyaratan Lokal maupun
Internasional.

2.4.1 Health

Statement: "Pertamina menjamin semua pekerja dapat bekerja secara


Sehat dan dengan gaya hidup yang sehat juga".
Kesehatan adalah Aset yang sangat penting dalam bekerja dan
beraktifitas, sehingga Pertamina mengadakan program-program untuk
mendukung Kesehatan Pekerjanya.
Objective:
1. Mencegah Penyakit akibat Kerja.
2. Menciptakan Iklim Kerja yang sehat serta mendukung Kesehatan Pekerja
secara Optimal.
2.4.2 Safety

Statement: "Pertamina menjamin semua pekerja dan mitra untuk


bekerja dengan aman dan dapat Selamat kembali kepada keluarga di
rumah."

13
Pertamina beserta Manajemen dan Pekerjanya sangat memperhatikan
Aspek-Aspek Keselamatan dalam bekerja dan beraktifitas. Keselamatan
adalah Prioritas utama yang tidak dapat diabaikan, walaupun pencapaian-
pencapaian lain dalam hal produksi dan pemasaran adalah tujuan perusahaan.
Pencapaian target produksi dan keberhasilan pemasaran akan menjadi
percuma jika aspek keselamatan tidak diperhatikan, untuk itulah semua
Pekerja berkomitmen dalam hal mendukung dan memperhatikan aspek
keselamatan dalam bekerja.
Objective:
1. Tanpa Insiden.
2. Menghilangkan faktor-faktor resiko Kecelakaan Kerja.
2.4.3 Security

Statement: "Pertamina menjamin Keamanan Pekerja dan Mitra serta


Peralatan Kerja terhadap gangguan-gangguan."
Keamanan dalam lingkungan Kerja merupakan faktor utama untuk
terciptanya Suasana Kerja yang kondusif sehingga meningkatkan
Produktifitas Pekerja dan Peralatan Kerja. Pertamina mempunyai Sistem
Manajemen Pengamanan yng disingkat dengan SMP yaitu Sistem
Pengamanan Terpadu yang disusun oleh Kepolisian RI dimana dilakukan
Audit/verfikasi secara Rutin oleh sebuah Tim dari Kepolisian RI.
Objective:
1. Tanpa Kehilangan Asset akibat Pencurian.
2. Tanpa terhentinya Operasi akibat gangguan Keamanan..
2.4.4 Environment

Statement: "Pertamina menjamin lingkungan Kerja yang ramah


lingkungan, operasi tanpa limbah berbahaya dan ramah lingkungan serta
berusaha menekan emisi terhadap lingkungan serta meningkatkan Efisiensi
Energi."
Aspek Lingkungan sudah menjadi Prioritas utama dalam Operasi
Perusahaan baik di kantor Pusat maupun Unit-unit Operasi, dimana Proses
Eksplorasi, Produksi, Pengolahan, Distribusi maupun Penyimpanan (Storage)
harus mengedepankan aspek Lingkungan yang ramah lingkungan, tanpa

14
pencemaran dan emisi/radiasi maupun LImbah beracun serta meningkatkan
pemakaian Energi secara Efisien.
Objective:
1. Tanpa Pencemaran Lingkungan, tumpahan minyak.
2. Tanpa limbah berbahaya.
3. Komitmen dalam pengurangan Emisi terhadap lingkungan.
4. Komitmen dalam pemakaian Energi (Energy Eficiency).
2.4.5 TRAINING (HSE Training Center Sei Gerong)

Statement: "Dalam hal pengembangan Kompetensi HSE, Pertamina


berkomitmen dalam meningkatkan kemampuan maupun keahlian Pekerjanya,
terutama dalam aspek HSE yang memenuhi Persyaratan Lokal maupun
Internasional."
Pengembangan Kompetensi dan keahlian dalam aspek HSE
merupakan prioritas dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) di
Pertamina, sehingga setiap pekerja wajib menjalani Safety Mandatory
Training, HSE Training Module untuk aspek Operasi dan HSE Leadership
Training dengan Standar Internasional.
Untuk naik ke jenjang Jabatan yang lebih tinggi, maka seorang
pekerja wajib mengikuti pelatihan Modul HSE yang sesuai dengan Jabatan
yang akan dicapainya dalam waktu tertentu.
Objective:
1. Mempunyai Skill dan kemampuan Aspek HSE sesuai jabatan dan
pekerjaan.

15
BAB 3 DASAR TEORI

3.1 Ruang Lingkup Teknik Perpipaan


Dalam dunia industri, khususnya di bidang petrokimia, oil dan gas
baik skala kecil maupun besar, sistem perpipaan merupakan bagian yang
cukup berperan dan memiliki nilai yang berarti. Piping Engineer adalah
individu yang memiliki latar belakang ke-ilmuan yang tidak serta merta
match & link dengan lulusan perguruan tinggi. Untuk itu ilmu sistem
perpipaan diberikan agar seorang piping engineer siap dan memiliki keahlian
di bidang teknik perpipaan.

Sistem perpipaan dapat diibaratakan seperti saluran darah, baik besar


maupun kecil, juga arteri dan vena. Perpipaan menyalurkan dan
mendistribusikan darah kehidupan masyarakat moderen saat ini. Dalam plant
petrochemical, kita akan menemui sistem perpipaan yang lebih kompleks
sebagai media hantar antar equipment (point to point) dengan fluida pada
setting service yang bervariasi

Pada pabrik kimia, kilang minyak atau pabrik LNG atau pada plant
akan menyaksikan pipa-pipa berbaris menghubungkan antara vessel, tower,
pompa dan lainnya. Bagi seorang insinyur pipa (piping engineer),
penampakan luar yang indah memang bukan tujuan desain tata letak pipa,

tetapi ada keindahan dan kepuasan tersendiri saat melihat barisan pipa
tersebut. Dalam mewujudkan hal tersebut seorang engineering harus melalui
tahap2 pengambaran seperti berikut. berikut adalah jenis jenis penyajian
gambar untuk pendesainan suatu plant.

3.1.1 Process Flow Diagram

Dalam gambar diagram ini dijelaskan dan diceritakan secara skematik


detail proses aliran fluida dalam unit plan dan pada umum nya kurang
dijelaskan detail peralatan mekanikal. juga memperlihatkan semua

16
interkoneksi utama antar unit, seperti proses unit, utility plants da juga
fasilitas penampungan.

Dalam PFD digambarkan :

Arah aliran fluida

Kandungan, karakteristik, temperatur dan tekanan fluida yang beroperasi

Piping savety arangement

Letak proses kontrol

Equipment yang digunakan, dst

Gambar 3.1 Process Flow Diagram

(Sumber : Data Perusahaan)

Pengembangan PFD selanjutna diperdetail menjadi P&ID yang dijadikan


referensi khususna buat piping desainer untuk melakukan routing pipa dengan
melakukan kaidah desain praktis. P&ID ini juga oleh piping group digunakan
mengembangkan equipment layout hingga plotplan, juga sebagai acuan
melakukan pengaturan tataletak peralatan.

3.1.2 Piping & Instrumentasi Diagram

17
P&ID adalah proses pendetailan lebih lanjut dari PFD dimana
dijelaskan seluruh peralatan pabrik (equipment/turbin, pompa, kompresor,
head exchanger dll), valve, piping spesial item, peralatan instrumentasi,
seluruh koneksi antar peralatan hingga pipe line sehingga mudah untuk
dibaca dan dilakukan routing. seperti contoh pada piping sendiri didetailkan
line number, arah flow, tekanan kerja, persyaratan slope dll.

Gambar 3.2 P&ID

(Sumber : Data Perusahaan)

3.1.3 General Arrangement

General arrangement merupakan tataletak/layout daripada peralatan


mekanik, pressure vessel, pipe routing, pipe support, ladder. dimana
penggambaran na itu dilengkapi dengan line number, koordinat equipment,
dimensi dan callots. Jadi pada intinya GA untuk mengetahui jarak,
ketinggian, dimensi dari equipments plant yang akan dibangun. General
Arrangement ini di tampilkan dalam 2 pandangan, yaitu :

Pandangan atas dengan elevasi tertentu

18
Pandangan samping dari potongan dengan memperlihatkan posisi piping
dan mekanikal equipment dan keseluruhan elevasi

Gambar 3.3 General (Sumber : Data Perusahaan)

(Sumber : Data Perusahaan)

3.1.4 Plot Plan

Merupakan salah satu dokumen kunci yang dihasilkan selama fase


engineering yang merupakan plot dari berbagai proses. didalamnya
ditunjukkan lokasi peralatan mekanik, tumpuan dari berbagai insfrastruktur
dan tata urutan berbagai aktifitas besar engineering dan konstruksi tahapan
plot plan.

a. Proposal plotplan

Mengestimasi suatu proyek sehingga diketahui keperluan material


secara kasar.
Presentasi pengaturan unit sebagai gambaran kepada pelanggan.
Informasi gambar equipment utama beserta fasilitas pendukung dan
dimensi menyeluuruh.

19
b. Planing plotplan
Setelah ditandatangani kontrak maka plotplan diperbaharui untuk info
terakhir untuk mendapatkan review dan approval dari pelanggan.

c. Construction plotplan
Pada tahap ini dikenal juga tahap lengkap sempurna dimana semua
equipment telah pasti ukuran na dan besarna dan dalam peletakan terbaik
na sesuai kebutuhan proyek. termasuk juga akses jalan, gedung, juga pipe
rack. Dalam mengerjakan plot plan ini engineer membutuhkan :

Daftar Equipment List


PFD
Block Flow Diagram
Spesifikasi
Dimensi dan ukuran equipment
Material konstruksi
Proses Desain Data

Menjelaskan dan menginformasinkan pemetaan letak geografis, jalan, rel


kkereta api, sungai, dsb PDD juga menginfokan kondisi cuacatahunan,
suhu udara, kelembaban, ketinggian, kec.angin, curah hujan,dsb.
Termasuk di dalamnya referensi elevasi plan dan koordinatya.

Gambar 3.4 Plot Plan

20
(Sumber : Data Perusahaan)

3.1.5 Gambar Isometri

Untuk pekerjaan piping di dalam shop maupun ereksi di lokasi dituangkan


langsung di dalam gambar isometrik. Gambar isometrik merupakan detail
routing suatu line dengan ditunjukan nomor line tertentu dan digambarkan
secara 3 sumbu X-Y-Z. Gambar isometrik juga menunjukan size line, arah
flow, dan spesifikasi line tersebut. Sebuah isometric drawing akan dilengkapi
dengan line (nomer jalur dari pipa) berdasarkan line list dari satu ekuipment ke
ekuipment yang lain. Isometrik juga sebaiknya memuat informasi berikut ini :

1. North Plant arah utara sebaiknya di sebutkan, sehingga isometric nantinya


bisa di cek dengan GA drawingnya. Dan ketika di lapangan, akan
memudahkan pemasangan dan pengecekan.
2. Dimensi (ukuran) dan sudutnya harus tertera pada isometric, sehingga
orang stress pun tau jarak pipanya berapa dan andaipun membentuk sudut,
kita tau pula sudutnya berapa.
3. Reference number dari PID (piping instrument diagram), GA drawing, line
numbers, arah aliran fluidanya, insluasi dan tracingnya semuanya harus ada
pada isometric.
4. Lokasi & nama Equipment tujuannya supaya nanti bisa di cocokan dengan
mechanical, lokasinya biasanya berbentuk koordinat sedangkan namanya
biasanya merupakan nomer dari ekuipment. Kadang tidak hanya ekuipment,
support sekelas trunion perlu di beri nama dan lokasinya.
5. Nozzle indetification maksudnya nozzelnya itu nozel yang mana, harus
jelas N berapa dari ekuipment tersebut. Sehingga bisa di cek juga pada GA
drawing mechanical.
6. Ukuran dan tipe valve/ Serta arah operasinya ini juga penting, valvenya
berapa inc dan tipenya apa, pun harus di sebutkan. Soalnya kadang kala, ada
valve yang ukurannya lebih kecil dari pipa utama dan itu biasanya di
koneksikan dengan reducer, jadi berapa inc ukurannya harus di sertakan.
Untuk arah operasi (seperti telah di sebutkan nomer 3), kita harus tau fluida

21
itu akan di alirkan kemana nantinya, jadi sewaktu pemasangan control valve
atau check valve, tidak terbalik.
7. Field weld las lasan yang akan di pakai saat dilapangan, perlu di sertakan
tandanya. Bisa pula dengan mengunakan note. Setau saya, banyaknya las
lasan ini juga di hitung sebagai ongkos konstruksi nantinya.
8. Bill of material tidak semua perlu untuk di sebutkan harga materialnya,
tapi paling tidak materialnya apa saja yang ada di dalam isometric drawing
perlu di sertakan, tujuannya nantinya untuk perhitungan dan pemesanan
material oleh departement purchashing.

Di dalam gambar isometric tersebut harus sudah dilengkapi dengan :

a. Secara umum
* kepala gambar

* Data-data Design

* Drawing Status

* Drawing Reference.

* Notes / Remarks

* Platform North Orientation.

b. Spesifik Instruction / Prosedure.


* bill of material

* spool number

* cut lenght

* Joint Number

* Shop Joint / Welding Number.

* Field Welding Number (if required).

* Spool Dimension.

22
* Overall Line / Spool Dimension.

* Line Elevation.

* Material Identification.

* Instrument Connection (if required)

* Sambungan Line / Gambar

Gambar 3.5 Isometri

(Sumber : Data Perusahaan)

3.1.6 Penyangga Pipa

Penyangga pipa dalam sistim perpipaan adalah sebuah alat yang


berfungsi untuk menjadi penahan atau penumpu pipa yang melintas dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Beban dan gaya yang ditahan dan diterima
oleh pipe support dapat dibagi dalam 3 kategori (Agustinus, 2009), yaitu :

1.Gaya dan beban dari berat pipa dan insulasi yang bekerja secara vertical.

2.Gaya yang bekerja dari arah lateral pipa.

23
3.Gaya yang bekerja searah dengan sumbu pipa atau aksial disebut juga
arah longitudinal.

Sebuah support atau hanger adalah sebuah komponen dari sistim


perpipaan yang menyalurkan beban yang bekerja pada pipa ke struktur
penyangga. Penempatan support harus memperhatikan dari pergerakan sistim
perpipaan terhadap profil pembebanan yang mungkin terjadi pada berbagai
kondisi. Dalam buku Design of Piping System MW. Kellog, disebutkan
terminologi dan jenis-jenis support yang biasa terdapat pada sebuah plant,
yaitu sebagai berikut : (Agustinus, 2009)

Restraint : adalah sebutan bagi semua peralatan yang berfungsi untuk


mencegah, menahan atau membatasi pergerakan pipa.
Shoe Support : tujuan utamanya adalah menahan sebagian berat pipa
termasuk didalamya berat isi dan pengaruh sekelilingnya. Shoe
merupakan salah satu contoh jenis support yang menahan beban dan
berat pipa dari arah vertikal.
Limit stop : Jenis support yang berfungsi menahan pipa bergerak kearah
aksial atau longitudinal. Untuk menahan pergerakan pipa, maka line
stop ini harus dilas ke pipa atau ke shoe.
Guide : Jenis support yang berfungsi menahan pipa dari pergerakan arah
lateral. Guide biasanya dibuat dari beam material yang dipotong
sesuai dengan kebutuhan dan ukuran pipa.
Anchor : Jenis support ini menahan pipa sehingga tidak bisa bergerak
kesegala arah sumbu. Sehingga bisa berfungsi sebagai fix support
yang mana tidak bisa bergerak kea rah vertikal,arah lateral, maupun
arah longitudinal.

Di dalam gambar pipe support tersebut harus sudah dilengkapi dengan :

a. Secara umum
Kepala Gambar.
Drawing Status
Drawing Reference.

24
Notes / Remarks
Project terkait.
b. Spesifik Instruction / Prosedure.
Bentuk pipe support.
Tujuan pipe support.
Bill of Material.
Cutting instruction.
Facing view / arah pandangan.
Section View
Elevasi terhadap deck/platform
Referen terhadap deck.
Line number piping yang disupport.
Dimensional / jarak-jarak terhadap line pipingnya.
Line Elevation.
Material Identification.
Accessories yang diperlukan.

3.2 Minimum Jarak Antar Penyangga


Support adalah alat yang digunakan untuk menahan atau menyangga
suatu sistem perpipaan. Support dirancang untuk dapat menahan berbagai
macam bentuk pembebanan baik statis maupun dinamis. Penempatan support
harus memperhatikan dari pergerakan sistem perpipaan terhadap profil
pembebanan yang mungkin terjadi pada berbagai kondisi. Berdasarkan
pembebanannya penyangga pipa dapat dibagi menjadi dua yaitu pembebanan
statis dan pembebanan dinamis (Smith dan Van Laan, 1987). Penyangga
harus mampu menahan keseluruhan berat suatu sistem perpipaan, termasuk
didalamnya berat pipa, insulasi, fluida yang terkandung, komponen, dan
penyangga itu sendiri. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam mendesain
piping support, antara lain :

a. Berat pipa.

25
Berat yang harus diperhitungkan mencakup berat pipa serta
perlengkapannya misalnya katup, bahan isolasi,serta berat isi pipa
tersebut.
b. Jenis pipa.
Jarak antara penggantung atau penumpu bergantung pada jenis bahan pipa
disamping ukuran pipa, karena adanya perbedaan kelenturan.
c. Mencegah perambatan getaran
Pipa yang berhubungan dengan mesin dan peralatan yang bergerak atau
berputar dapat meneruskan getaran mesin tersebut ke dalam ruangan
lainnya, baik melalui pipa atau melalui konstruksi gedung sehingga dapat
menimbulkan kebisingan dan resonansi. Penggantung atau penumpu pipa
sebaiknya dapat mencegah perambatan getaran semacam ini. Di samping
itu, penggantung atau penumpu pipa harus juga cukup kuat untuk menahan
gaya-gaya tumbukan akibat timbulnya pukulan air dalam pipa.
d. Ekspansi pipa.
Penggantung atau penumpu pipa harus mampu menampung adanya
perubahan panjang pipa akibat perubahan temperatur pipa.
e. Jarak antar pipa.
Jarak antara pipa dengan pipa dan antara pipa dengan dinding atau
permukaan lainnya harus cukup lebar, jarak tersebut memungkinkan untuk
penggunaan alat-alat, pemasangan isolasi atau penutup pipa, pengecatan,
dan pekerjaan perawatan dan perbaikan di sekitar pipa. Untuk
menghindari defleksi pada pipa, supporting yang baik perlu
mempertimbangkan jarak antar tumpuan atau pipe span.

= . / (3.1)


= (3.2)

Keterangan:
Ls = allowable pipe span (in)
L = panjang pipa (in)
Z = section modulus (in3)

26
Sh = allowable tensile stress (psi)

3.3 Macam Gambar Fabrikasi


Secara umum gambar fabrikasi atau shop drawing ada beberapa
macam,yaitu:

a. General Drawing
General drawing dalah gambar fabrikasi yang menunjukkan bentuk
secara menyeluruh dari suatu product yang akan dibuat.Istilah lain
adalah gambar arrangement.

Gambar 3. 6 General drawing

(Sumber : Data Perusahaan)

b. Section Drawing
Section drawing adalah gambar yang menunjukkan salah satu atau
beberapa bagian dari item/produk yang akan dibuat berdasarkan
arrangement drawing.

27
Gambar 3.7 Section drawing

(Sumber : Data Perusahaan)

c. Detail Drawing
Detail drawing adalah gambar yang menunjukkan item tertentu
dengan maksud untuk memperjelas ukuran,jarak lubang,tipe
pengelasan dan lain-lain.Detail drawing ditandai dengan lingkaran
dan huruf A,B,C dan seterusnya.

Gambar 3.7 Detail drawing

(Sumber : Data Perusahaan)

3.4 Sudut Pandang Gambar Fabrikasi

28
Gambar fabrikasi pada umumnya diperlihatkan dalam 3 sudut pandang
yaitu:

Top View
Gambar yang memperlihatkan bentuk item dilihat dari atas.
Front view
Gambar yang memperlihatkan bentuk item dilihat dari depan.
View Side
Gambar yang memperlihatkan bentuk item dilihat dari samping.

BAB 4 PEMBAHASAN

29
4.1 Jalur Perpipaan TBBM

Proyek pembangungan Terminal Bahan Bakar Minyak Tuban Baru


PT. Pertamina memiliki beberapa service line antara lain :

1. Premium Service Line


2. Pertamax Service Line
3. Solar Service Line
4. Fame Service Line

Gambar 4.1 Isometric jalur fame

(Sumber : Data Perusahaan)

Dari jalur fame tersebut dianalisa pipe crossing dari discharge pompa
1-PM-088B dan 1-PM-008C sesuai API RP 1102, 2012 dengan menganalisa
tegangan.

TEGANGAN PADA PIPE CROSSING:

30
Tegangan yang terjadi berdasarkan sustain load dan ocational load:

1. Tegangan akibat beban internal


= ( )/2 (4.1)

Barlow formula

() = /2 (4.2)

2. Tegangan akibat beban tanah (Earth load)

= (4.3)

Perhitungan Sluruh Tegangan:

A. Berdasarkan API RP 1102, 2012:

1. Circumferential stress:

1 = + + (4.4)

2. Longitudinal stress:

2 = (2 1) + ( + ) (4.5)

3. Radial stress:

3= = (4.6)

4. Total stress efektif:

1
= 2 {(1 2 )2 + (2 3 )2 + (3 1 )2 } (4.7)

B. Berdasarkan ASME B31.4

1. Tegangan Tangential (Hoopp stress):


= (4.8)
20

2. Tegangan akibat thermal (thermal expansion stress):


= (1 2 ) (4.9)

31
3. Longitudinal stress (for restrained pipe):


= + + + / (4.10)

4. Kombinasi stress:

2
= 2 [ ] + 2 (4.11)
2

4.2 Analisa Water Hamer pada check valve pompa 1-PM-002-C


Semakin berkembangnya dunia industri masa kini dan kebutuhan
industri dalam berbagai sektor, menjadikan aplikasi sistem perpipaan sangat
dibutuhkan perannya. Keuntungan dari penggunaan sistem perpipaan ini
membuat PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Tuban merealisasikan
project Pipeline yang dapat diandalkan dalam distribusi BBM dari TPL
Terminal BBM Tuban hingga Terminal BBM Surabaya Group, dimana
diharapkan dapat menambah efisiensi dari aktivitas distribusinya
dibandingkan penggunaan truck line pada sistem pendistribusian BBM
sebelumnya.

Ada beberapa tahap penting dalam siklus suatu jalur perpipaan yang
digunakan sebagai alat transportasi minyak atau gas: desain, konstruksi,
operasional dan pemeliharaan, dan terakhir perbaikan. Operasional
merupakan proses kemungkinan terbesar terjadinya kegagalan pada suatu
jalur perpipaan. Salah satu kegagalan yang mungkin terjadi adalah fenomena
water hammer. Water hammer adalah sebuah fenomena terjadinya kenaikan
tekanan yang disebabkan oleh terhenti atau dihentikannya aliran di dalam
pipa secara mendadak. Hal ini bisa disebabkan oleh operasional penutupan
katup yang dilakukan secara tiba-tiba.

Water hammer yang tidak terkendali dapat berakibat buruk pada


instalasi sistem perpipaan. Sehingga dalam pendistribusian BBM dari TPL
menuju Terminal BBM Surabaya Group sangat dihindari terjadinya water
hammer karena apabila hal ini terjadi, maka akan menyebabkan pecahnya

32
dinding pipa dan komponen perpipaan lainnya. Untuk menghindari dampak
buruk keberadaan water hammer dapat dilakukan dengan cara memasang
komponen perpipaan, salah satunya adalah Surge Absorber (Gas
Accumulator) yang diletakkan pada sistem untuk mencegah tekanan kejut.

Penelitian ini bertujuan untuk dilakukan analisa kenaikan tekanan


akibat water hammer terhadap besarnya nilai tegangan yang diterima pipa
yang terjadi di jalur pipa 1-16-PKS-CM-1019 yang terletak pada sisi
discharge pompa transfer atau booster pump TPL 1-PM-002B, sehingga
dapat ditentukan metode penanggulanganya agar dapat meminimalisir
kegagalan sistem distribusi BBM dari TPL menuju Terminal BBM Surabaya
Group. Material pipa yang digunakan adalah API 5L Grade B ; schedule 60;
NPS 16. Standard yang digunakan adalah ASME B31.1. ASME B31.3 dan
ASME B31.4. Metode yang digunakan untuk menganalisa potensi water
hammer terhadap nilai tegangan pipa pada kondisi aktual pipeline adalah
pendekatan model dan perhitungan dengan software CAESAR II dan
PIPENET.

33
Gambar 4.1 PUMP Utilities

(Sumber : TBBM Tuban)

Faktor utama perhitungan dalam menganalisa water hammer pada


disharge pompa TPL 1-PM-002C adalah jarak dari discharge pompa menuju
gate valve sangatlah pendek sehingga tekanan balik yang terjadi setelah
penutupan valve sangatlah besar juga setelah diaplikasikan menggunakan
software pipenet dan perhitungan manual mekanika fluida. Sehingga beban
checkvalve untuk meredam aliran fluida dengan tekanan balik dari penutupan
gate valve sangatlah besar ,sehingga dengan material dan rating yang
dimiliki kedua valve tersebut harus dianalisa kekuatan nya untuk menahan
tekanan kejut akibat water hammer.

4.3 Analisa Vibrasi Pompa


PT. Pertamina TBBM Tuban adalah perusahan yang bergerak di
bidang pendistribusian oil and gas, dalam hal ini khususnya distribusi
pertamax, premium, dan solar. Beberapa equipment diperlukan pada proses
pendistribusian fluida tersebut, salah satunya adalah pompa. Pompa memiliki
peranan penting pada proses distribusi, contohnya menaikkan flowrate aliran
dan tekanan pada sistem perpipan tersebut. Sistem tidak akan berjalan dengan
baik apabila pompa tersebut bermasalah. Dalam sistem operasinya, PT.
Pertamina TBBM Tuban terdapat beberapa pompa yang digunakan, baik
pompa yang sedang on maupun dalam keadaan standby.

Beberapa pompa digunakan untuk pendistribusian minyak tersebut.


Pertama, pompa suction dan pompa transfer digunakan untuk mengalirkan
fluida ke PT. Pertamina TBBM Surabaya. Kedua, pompa backloading yang
digunakan untuk mengalirkan fluida dari tanki timbun ke SPM 35 dan SPM
150. Ketiga, pompa filling shed digunakan untuk mengalirkan fluida dari

34
tanki timbun menuju ke filling shed. Pompa-pompa tersebut harus beroperasi
pada batas aman sesuai standard API 610.

Namun pada kenyataanya, pada pompa 1-M-004B dimana pompa


tersebut mengalirkan solar dari tanki timbun menuju SPM 35 dan SPM 150
terdapat beberapa masalah. Spesifikasi kecepatan rotasi dari pompa tersebut,
harusnya mampu beroperasi mencapai 1420 rpm, namun pada aktualnya
pompa tersebut hanya mampu beroperasi kurang dari 1000 rpm. Apabila
dioperasikan lebih dari 1000 rpm akan menimbulkan getaran hingga 6 mm/s,
sedangkan berdasarkan API 610 getaran yang aman untuk vertical pump
dengan kecepatan putaran kurang dari 3600 rpm adalah < 5 mm/s. Pompa 1-
M-004B dipasang paralel dengan pompa 1-M-004A dan 1-M-004C. Getaran
yang dihasilkan pompa tersebut mempengaruhi piping system yang terhubung
pada pompa, contoh pengaruh getaran pada pipa adalah dynamic stresses
yang menyebabkan fatigue , fatigue akan mengakibatkan crack kecil yang
merusak pipa.

35
Gambar 4.2 Data Kondisi pompa

(Sumber : Data Perusahan)

Mesin dikatakan ideal pada prinsipnya apabila seluruh energi yang


dihasilkan menjadi kerja. Walaupun demikian tidak ada yang ideal dari hasil
rancangan manusia karena sebagian energi akan terbuang menjadi bentuk
getaran mekanik. Analisa getaran merupakan salah satu faktor pendukung
meminimalisir terjadinya getaran berlebih pada. Banyak keluhan mengenai
hal tersebut dikarenakan getaran yang sangat cepat melanda mesin-mesin
industri sehingga mesin-mesin tersebut mengalami keausan .

Analisa vibrasi sangat penting karena salah satu indikator yang baik
untuk mendeteksi masalah mekanis untuk peralatan berputar (Rotating
Equipment), karena getaran suatu mesin yang disebabkan oleh gaya berulang
seperti ketakseimbangan, misalignment, poros bengkok, kerusakan bantalan,
kelonggaran mekanik, gear aus, kavitasi dan resonasi.

36
Untuk mesin-mesin yang didesain dengan jam operasi yang
panjang/lama maka diberikan secara praktis ISO 10816-3 yang memberikan
batasan getaran operasional, yaitu alarms dan trips. Alarms merupakan nilai
batas dari getaran yang ditentukan untuk memberikan peringatan dini bahwa
getaran sudah mencapai ataupun ada perubahan yang signifikan. Apabila
batas alarms terjadi, pengoperasian mesin dapat dilanjutkan untuk sementara
waktu sambil dilakukan investigasi untuk mengidentifikasi penyebab
perubahan getaran dan menentukan tindakan perbaikannya.

Penilitian ini dimulai dengan laporan dari operator mengenai kondisi


pompa yang abnormal karena bekerja jauh dibawah spesifikasi dan kemudian
melakukan peninjauan / pengamatan langsung dilapangan untuk mengetaui
kondisi terkini guna pengambilan data temperatur dan vibrasi. Dari
peninjauan yang dilakukan, diketahui masalah apa yang terjadi pada pompa
dan motor tersebut dengan menganalisa kondisi motor dan pompa (condition
monitoring) secara visual dan vibration monitoring. Pengamatan secara visual
dilakukan pada komponen pompa atau motor, sedangkan untuk pengambilan
data vibrasi, dilakukan pada 4 bagian yaitu sisi dalam dan luar motor, serta
sisi dalam dan luar pompa. Pada setiap sisi dilakukan pengambilan data
sebanyak 3 kali, yaitu pada sisi horizontal, vertikal dan axial.

Hasil yang didapat pada pemeriksaan vibrasi berupa nilai dari


besarnya yang terjadi. Parameter yang dibandingkan adalah amplitudo dan
frekuensi. Karena amplitudo sebanding dengan gaya eksitasi yang terjadi
pada komponen pompa dan motor. Maka menurut teori, apabila terjadi
kerusakan pada komponen pompa dan motor, maka akan timbul amplitudo
tinggi pada frekuensi tertentu.

4.4 Laporan Kegiatan Mingguan


(Terlampir)

37
BAB 5 KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil On The Job Training yang telah kami jalani dalam periode
waktu 04 September 2016 hingga 31 Oktober 2016 di PT. PERTAMINA
(Persero) Terminal BBM Tuban dapat kami ambil kesimpulan sebagai
berikut:

38
1. Terdapat jenis service line yang terdapat di PT. PERTAMINA (Persero)
Terminal BBM Tuban meliputi :
a. Premium Service Line
b. Pertamax Service Line
c. Solar Service Line
d. Fame Service Line
2. Terjadinya kerusakan check valve pada pompa 1-M-002-C dikarenakan
hammering pada valve tersebut.
3. Vibrasi yang tinggi pada pompa 1-M-004-C karena missalignment pada
motor, shaft, dan pompa.

5.2 Saran

1. Rekomendasi yang di sarankan untuk sistem perpipaan dari discharge pompa


1-PM-088B dan 1-PM-008C supaya terhindar dari kegagalan pada sistem
yang terjadi pada saat beroperasi yaitu pipa above ground harus di analisa
tegangannya menggunakan Standard ASME B31.4, dan pipe crossing harus
di evaluasi kedalamannya dan di analisa tegangannya berdasarkan Standard
API RP 1102 untuk mengetahui batas aman stress yang terjadi pada pipa jalur
tersebut.
2. Untuk kerusakan pada check valve disarankan :
a. Menghitung besar nilai tekanan kejut yang terjadi akibat water hammer
dengan menggunakan perhitungan manual dan software sehingga dapat
mengetahui berapa besar dampak yang terjadi akibat terjadinya fenomena
water hammer.
b. Menggunakan alat surge anti valve atau accumulator untuk meredam
terjadinya water hammer di sekitar jalur discharge pompa diantara check
valve dan gate valve
c. Memeriksa dengan rutin kondisi valve dan pipa pada discharge pompa
TPL dari slug atau partikel yang dapat menganggu kinerja dari
komponen komponen tersebut.
3. Rekomendasi yang disarankan berdasarkan kerusakan yang terjadi dan
analisa akar penyebab getaran pada pompa 1-M-004-C, maka dirumuskan

39
strategi perbaikan dan perawatan pada pompa. Perbaikan tersebut meliputi
kelurusan antara pompa dan motor yang dihubungkan dengan poros, serta
impeller pada pompa yang mengalami getaran.

40

Anda mungkin juga menyukai