Anda di halaman 1dari 7

PEMILIHAN BEARING

Pemilihan bearing berdasarkan:


- Beban bawaan
- Durasi penggunaan
- Kecepatan motor
- Umur pakai bearing

Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan bearing adalah temperatur
pengoperasian, tingkat kebersihan dari lingkungan disekitar bearing, dan getaran.
1. Deep Groove Ball Bearings
Deep groove ball bearing adalah tipe bearing yang paling umum yang dapat menahan
radial dan thrust load. Deep groove ball bearing cocok digunakan pada pengoperasian
dengan kecepatan tinggi. Pada ball bearing, beban dikirimkan dari lapisan terluar (outer
race) kepada ball, kemudian dari ball kepada lapisan dalam (inner race). Ketika terjadi
overload, bola bearing dapat berubah bentuk sehingga merusak bearing.
2. Cylindrical Roller Bearings
3. Angular Contact Ball Bearings
4. Spherical Roller Thrust Bearings
5. Sleeve Bearings
6. Flange Mounted Sleeve Bearings
7. Foot Mounted Sleeve Bearings

GETARAN
IEC 34-14 menyebutkan bahwa untuk motor diatas 300 kW getaran yang diizinkan adalah
ditampilkan pada tabel

Motor Running
< 500 < n < 1800 < 1,8 mm/sec
< 1800 < n < 3600 < 2,8 mm/sec
MASALAH UMUM PADA BEARING
Usia bearing biasanya 100.000 jam atau 12 sampai 15 tahun. Umur tersebut dapat dicapai
apabila ukuran benar , dimensi dan tipe benar, dan juga dilakukan maintenance yang baik.
Jika tidak, maka umur bearing secara signifikan akan berkurang. Masalah umum bearing
dapat dirangkum sebagai berikut.

1. Vibrasi (Getaran)
Roller bearing dapat dengan mudah mengalami kerusakan dari getaran ketika motor
tidak beroperasi. Ball bearing dapat menahan getaran ketika tidak beroperasi lebih baik
daripada roller bearing. Kedua jenis bearing ini dapat menahan guncangan 2 sampai 3 g
tanpa mengalami kerusakan. Vibrasi pada motor biasanya disebabkan oleh:
- Terjadi ketidak seimbangan, misalnya kipas motor yang dipasang pada kerangka
yang tidak stabil dapat menimbulkan vibrasi yang kuat
- Pengoperasian perlengkapan dekat dengan titik resonansi, khususnya ketika motor
dengan non single speed, dapat mengakibatkan vibrasi yang kuat
- Kurangnya keseragaman pada medan magnet (coil)
- Terjadi hubungan pendek pada llilitan
- Bearing rusak
- Beban axial berlebih
- Kesalahan posisi Radial atau aksial antara motor dan beban mesin
- Coupling tidak seimbang
2. Pelumasan dan pelumas
Tujuan pelumasan adalah untuk menghindari kontak secara langsung antar elemen yang
berputar. Interval pelumasan yang direkomendasikan oleh supplier bearing harus
dijalankan. Hanya pelumas yang direkomendasikan oleh supplier yang boleh
diaplikasikan, atau paling tidak pelumas dengan karakteristik yang hampir sama.
Penggunaan pelumas diluar rekomendasi dapat menyebabkan masalah cepat atau lambat.
Masalah yang ditimbulkan oleh pelumas dan pelumasan yang salah dapat menyevbabkan
berkurangnya lifetime bearing dalam situasi tertentu.
3. Penyebab temperatur yang tinggi pada bearing
- Pelumasan yang berlebihan, dimana memaksa ball untuk menekan pelumas yang
berlebih, sehingga menyebabkan suhu naik
- Terlalu sedikitnya pelumas
- Suhu oil cooling water terlalu rendah atau terlalu tinggi
- Gaya radial yang berlebih pada bearing
- Gaya gesek pada bearing sealing, shaft seals yang buruk menyebabkan kehilangan
pelumas
- Pelumas yang tidak tepat
4. Masalah pada motor
- Beban radial dan axial bearing tidak ditetapkan secara rinci
- Adanya arus pada bearing tidak ditentukan
5. Kebisingan motor
Ball bearing biasanya agak menimbulkan kebisingan daripada roller bearing. Bearing
yang rusak menyebabkan terjadinya kebisingan yang tinggi.
6. Anti-friction bearings
Untuk menjaga anti friction bearing tetap dalam kondisi yang baik, rotor harus diputar
kurang lebih 10 kali dalam 2 bulan

Over 50% of all bearing failures are due to issues related to lubrication. Reason:
1. Incorrect lubrication used for application viscosity and temperatures
2. Inadequate maintenance too long between renewal or lack of lubrication
3. Overlubrication 70% of maintenance managers questioned felt overlubrication was a problem
in their plant
4. Contamination from seal failures or other external sources
KESIMPULAN ALASAN UNTUK KEGAGALAN BEARING
Indikasi awal masalah bearing adalah meningkatnya temperatur, vibrasi, dan kebisingan
motor.

Kerusakan yang diakibatkan oleh rusaknya ball pada bearing

MAKE OF ITEMS TO BE USED


1 Bearings SKF / FAG / NTN

2 Gearboxes BONFINGLOLI / ROTOFLEX / SHANTHI / PBL / NORD

3 Steel wire rope USHA MARTIN BLACK

4 Limit Switches L&T / SIEMENS / SOC/ EMM /SNS / CUTLER HAMMER

5 Bush pin or Gear couplings FENNER / LOVEJOY / REVA / SRIKESH

6 Motors CG / BBL / ABB /SIEMENS / KIRLOSKAR

7 Electrical Switchgears SCHNEIDER / SIEMENS/ ABB / L&T/ HAVELLS

8 Cables FINOLEX/ L&T / ANCHOR / GEM / HAVELLS / POLYCAB

9 Variable Voltage Variable Frequency L & T / SIEMENS / SCHINDER / HAVELLS


Drive
10 Brakes EME/AGE

11 Any additional electrical component SCHNEIDER / SIEMENS/ ABB / L&T

ELEMEN KRITIS INSPEKSI CRANE

1. Struktur
- Koneksi antara top flange dan web, terutama pada bagian tengah span (terjadi
retakan)
- Koneksi antara End carriage dengan main girder, cek ketebalan baut atau keretakan
pada bekas lasan
- Long travel wheel, cek untuk keretakan disekitar bearing roda
2. Mekanis
- Kondisi wire rope
- Rem hoist, kondisi brake lining, adjustment dan perlengkapan baut
- Gear box, apakah mempunyai pelumas atau tidak. Periksa seal pada gearbox, dan
perlengkapan baut
- Shaft, apakah terjadi keretakan

WIRE ROPE
Berbeda dengan elemen lain, wire rope memiliki fatigue strength yang terbatas. Sehingga
wire rope harus di inspeksi dan diperiksa dalam interval tertentu sehingga dapat diganti
dengan baik sebelum terjadi kegagalan.
Pada gambar diatas merupakan grafik jumlah patahan wire rope sampai terjadinya brake
(garis atas). Sedangkan garis bawah menggambarkan jumlah patahan serat wire rope sampai
wire rope pantas digunakan.

Anda mungkin juga menyukai