Terdapat perilaku, gerak isyarat, ancaman bunuh diri yang berulang, atau perilaku
membuntungkan anggota tubuh.
f. Ketidakstabilan afektif yang disebabkan oleh reaksi suasana hati (mood) yang menyolok
(misalnya, disforia episodik yang kuat, mudah tersinggung, atau kecemasan, yang biasanya
berlangsung beberapa jam dan jarang lebih dari beberapa hari)
h. kemarahan yang hebat yang tidak pada tempatnya, atau kesukaran mengontrol marah
(misalnya, sering mempelihatkan emosi, marah yang menetap, perkelahian fisik yang
berulang)
i. pikiran-pikiran paranoid yang timbul sebentar, yang berkaitan dengan stress atau keluhan-
keluhan disosiatif yang berat
a) Merasa tidak nyaman dalam situasi dimana dia tidak menjadi pusat perhatian
b) Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh perilaku seks yang tidak pantas yang
menggoda, menimbulkan gairah, atau memancing.
d) Terus menerus menggunakan penampilan fisik, untuk menarik perhatian pada diri
sendiri
e) Memiliki gaya bicara yang tidak mengesankan secara berlebihan dan tidak berisi hal-
hal rinci
g) Mudah disugesti, yaitu mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan.
c) Percaya bahwa dirinya khusus dan unik, dan hanya dapat dipahami oleh, atau
seharusnya bekerjasama dengan orang-orang (atau lembaga) khusus yang lain atau
yang tinggi statusnya.
e) Merasa mempunyai hak, misalanya penantian yang masuk akal akan perlakuan
khusus yang menguntungkan, atau mengharap terpenuhi dengan sendirinya hal-hal
yang diinginkannya
f) Mengekspolitasi orang lain, misalnya mengambil keuntungan dari orang lain untuk
mencapai tujuannya sendiri
a) Menghindari kegiatan kerja yang perlu banyak berhubungan dengan orang lain,
karena takut dikritik, tidak disetujui, atau ditolak.
c) Tampak menahan diri dari lingkungan yang akrab karena takut dipermalukan atau
diejek.
e) Mengalami hambatan dalam situasi pergaulan yang baru karena ada perasaan yang
kurang pada diri sendiri.
f) Memandang diri tidak layak secara sosial dengan kepribadian yang tidak menarik,
atau rasa rendah diri terhadap orang lain.
g) Sangat enggan untuk mengambil resiko pribadi atau terlibat dalam kegiatan baru
apapun karena dapat menyebabkan malu.
9. Gangguan Kepribadian Dependen
Terdapat kebutuhan yang merasuk dan berlebihan untuk dilayani atau diurus yang
membawa kepada perilaku tunduk dan tergantung dan takut berpisah. Mulai sebelum
dewasa muda, dan muncul dalam berbagai konteks, seperti ditunjukan oleh 5 atau lebih
konteks berikut.
a) Sukar mengambil keputusan dalam kegiatan sehari-hari bila tidak mendapat nasihat dan
dukungan dari orang lain secara berlebihan.
b) Memerlukan orang lain untuk melaksanakan tanggung jawab pada sebagian besar hal-
hal penting dalam hidupnya.
c) Sukar menyatakan ketidak setujuan kepada orang lain karena takut kehilangan
dukungan atau persetujuan. Catatan: tidak termasuk rasa takut yang realistik terhadap
pembalasan.
d) Sukar memulai suatu proyek atau melakukan sesuatu berdasarkan kemauannya sendiri
(karena tidak ada rasa percaya akan kemampuan diri atau untuk mengambil keputusan
lebih dari pada tidak adanya motivasi atau tenaga)
e) Memerlukan waktu berlebihan untuk memperoleh bimbingan dan dukungan orang lain,
sehingga sampai melakukan hal-hal tidak menyenangkan dengan sukarela.
f) Merasa tidak nyaman dan tidak berdaya bila seorang diri karena secara berlebihan takut
tidak sanggup mengurus diri sendiri.
h) Disibukkan secara tidak realistik oleh rasa takut ditinggal sehingga harus mengurus
dirinya sendiri.
a) Disibukkan dengan hal-hal kecil, peraturan, daftar, urutan, penyusunan, atau rencana,
sehingga hal-hal penting dari kegiatan diabaikan.
b) Memperlihatkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas ( misalnya,
tidak sanggup menyelesaikan suatu proyek karena patokan pribadinya yang sangat
ketat tidak terpenuhi)
d) Sangat berhati nurani, teliti dan kaku berkenaan dengan hal-hal moral, etik, atau
nilai-nilai ( bukan disebabkan oleh identifikasi terhadap budaya atau agama)
e) Tidak sanggup membuang barang-barang yang sudah terpakai atau tidak ada nilainya
walaupun barang-barang itu tidak memiliki makna atau nilai sentimental.
f) Enggan mewakilkan tugas atau bekerjasama kecuali bila orang-orang tersebut secara
tepat meniru cara kerjanya.
g) Sangat kikir dalam menggunakan uang, terhadap diri sendiri dan orang lain; uang
dianggap sesuatu yang harus ditimbun bagi bencana di waktu yang akan datang.