Anda di halaman 1dari 4

Gejala-gejala gangguan kepribadian dapat mulai tampak semasa anak-anak, mungkin

masih dalam taraf ringan (belum sempat terlalu merugikan diri sendiri dan/atau lingkungan),
atau pada masa remaja, yang kemudian berlanjut terus selama sebagian besar kehidupan.
Reaksi-reaksi gangguan kepribadian dapat bertambah hebat karena keadaan kehidupan.
Gejala-gejala penderita gangguan kepribadian sulit untuk dikurangi, apalagi
dihilangkan. Pada umumnya mereka menyangkal, atau tidak merasakan, gejala-gejala
gangguan kepribadian yang dilihat orang lain pada diri mereka, sehingga tidak
mengherankan bila mereka dianggap tidak mempunyai keinginan untuk sembuh atau
menjadi lebih baik. Sikap seperti ini disebut ego-sintonik ( dapat diterima oleh ego dan tidak
dirasakan penderita senbagai sesuatu yang tidak dikehendaki). Bila harus melakukan
penyesuaian, sebagian besar penderita akan bersikap alloplastik (melakukan penyesuaian
dengan mengubah lingkungan eksternal, bukan internal atau diri sendiri). dengan demikian,
tampaknya mereka berhasil terhindar adri kegelisahan yang disebabkan oleh perilaku
gangguan kepribadian itu. Ternyata, bila perisai pertahan psikologik mereka dapat ditembus,
seringkali dijumpai kegelisahan dan depresi.
Pada penderita neurosis tampak hal yang sebaliknya. Mereka sadar akan gangguan
yang ada pada diri mereka dan merasa terganggu. Sikap ini disebut ego-distonik (tidak dapat
diterima oleh diri sendiri). bila harus melakukan penyesuaian, mereka memperlihatkan sikap
autoplastik (melakukan penyesuaian dengan mengubah diri sendiri).
Walaupun demikian sering tidak mudah membedakan gangguan kepribadian dari
neurosis, karena dapat juga terjadi, seseorang dengan gangguan kepribadian merasa tidak
puas dengan dampak dari perilakunya terhadap orang lain; atau, dengan
ketidakmampuannya untuk dapat berfungsi efektif. Sayangny, meskipun tidak dikehendaki,
pola perilaku gangguan kepribadian biasannya tetap suka diperbaiki, walaupun upaya
sungguh-sungguh telah dilakukan.
Juga tidak mudah membedakan pola gangguan kepribadian dengan pola perilaku
orang yang sehari-hari dianggap normal, karena, perbedaan pola perilaku tersebut adalah
kuantitatif. Artinya, berbagai pola perilaku itu juga ada pada yang normal, tetapi masih
dalam batas yang dianggap wajar.

PERBEDAAN ANTARA
PERUBAHAN KEPRIBADIAN (personality change) dengan GANGGUAN KEPRIBADIAN

Waktu muncul
Perubahan kepribadian merupakan keadaan yang didapat yang biasanya muncul pada masa
dewasa.
Gangguan kepribadian merupakan keadaan perkembangan, yang muncul pada masa anak
atau remaja dan berlanjut kemasa dewasa.
Cara muncul
Perubahan kepribadian biasanya muncul setelah stress berat atau stress berkepanjangan;
ketiadaan yang ekstrim dari lingkunga yang baik; gangguan jiwa yang parah; atau,
penyakit/cedera otak.
Gangguan Kepribadian merupakan keadaan konstitusional bukan keadaan sekunder dari
gangguan jiwa lain atau penyakit otak, walaupun dapat mendahului atau berada bersama
gangguan lain.

1. GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID


A. Terdapat rasa tidak percaya dan curiga yang merasuk terhadap orang lain, seperti,
menafsirkan orang-orang lain bermotif dengki terhadap dirinya. Mulai sebelum
dewasa muda dan muncul dalam berbagai konteks, seperti ditunjukkan oleh 4
(atau lebih) konteks berikut :
a. Mencurigai, tanpa sadar yang memadai, bahwa orang lain sedang memanfaatkan,
merugikan, atau mendustainya.
b. Pikiran dipenuhi oleh keraguan yang tak benar mengenai kesetiaan atau kelayakan
untuk dipercaya dari teman-teman atau kenalan dalam pekerjaan.
c. Sukar menaruh kepercayaan pada orang lain karena adanya rasa takut yang tak
dapat dijamin kebenarannya bahwa informasi akan digunakan untuk
merugikannya.
d. Menafsirkan bahwa adanya makna tersembunyi yang merendahkan atau
mengancam dirinya dibalik komentar atau kejadian yang ramah.
e. Terus menerus menaruh dendam, yaitu, tidak memaafkan penghinaan, tindakan
yang melukai atau sikap meremehkan yang dilakukan terhadap dirinya.
f. Menangkap sesuatu sebagai serangan terhadap karakter atau reputasi (nama baik)
nya, yang tidak nyata seperti itu bagi orang lain, dan cepat bereaksi marah atau
menyerang balik.
g. Memiliki kecurigaan yang berulang, tanpa dasar kebenaran, terhadap kesetiaan
istri atau teman intim.
B. Bukan terjadi tersendiri selama proses Ski-zofrenia, gangguan Mood dengan ciri
psikotik, atau gangguan psikotik lain, dan bukan karena efek fisiologik langsung dari
suatu keadaan kesehatan yang umum.
2. GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID
A. Terdapat pola yang merasuk dari perilaku menarik diri dari pergaulan, disertai
rentangan terbatas ekspresi emosi dalam lingkup interpersonal. Mulai sebelum
dewasa muda dan muncul dalam berbagai konteks, seperti ditunjukkan oleh 4 (atau
lebih) konteks berikut :
a. Tidak menginginkan dan tidak menikmati hubungan akrab, termasuk
menjadi anggota dari suatu keluarga.
b. Hampir selalu memilih kegiatan yang dilakukan sendiri.
c. Mempunyai sedikit, kalaupun ada, rasa tertarik untuk mempunyai
pengalaman seksual dengan orang lain.
d. Menikmati sedikit kegiatan, kalaupun adad.
e. Tidak mempunyai teman akrab atau orang yang dipercayai diluar anggota
keluarga terdekat.
f. Tampak tidak tersentuh oleh pujian atau kritik orang lain.
g. Memperlihatkan emosi yang dingin, afek yang tak terpengaruh atau datar.
B. Bukan terjadi tersendiri selama proses Ski-zofrenia, gangguan Mood dengan ciri
psikotik, gangguan psikotik lain, atau gangguan perkembangan yang merasuk, dan
bukan karena afek fisiologik langsung dari suatu keadaan kesehatan yang umum.
3. GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOTIP
A. Terdapat pola yang merasuk dari kekurangan (defisit) pada hubunga sosial dan
interpersonal, yang ditandai oleh ketidaknyamanan akut dengan, dan berkurangnya
kapasitas untuk hubungan akrab, dan juga penyimpangan kognitif atau persepsi dan
eksentriknya perilaku. Mulai sebelum dewasa muda dan muncul dalam berbagai
konteks, seperti ditunjukkan oleh 5 (atau lebih) konteks berikut :
a. Adanya gagasan (idea) yang menjadi acuan (tak termasuk waham sebagai
acuan).
b. Kepercayaan aneh atau pikiran mengenai yang gaib-gaib yang
mempengaruhi perilaku, yang tak sesuai adat istiadat setempat. Misalnya :
ketahayulan, kepercayaan akan kemampuan melihat secara gaib (clairvo-
yance), telepati, atau indera keenam. Pada anak dan remaja terdapat fantasi
atau keasyikan (pikiran) yang aneh-aneh.
c. Pengalaman-pengalaman persepsi yang tak lazim, termasuk ilusi akan badan
sendiri.
d. Pikiran dan pembicaraan yang aneh, seperti : kabur, tidak langsung,
berbentuk kiasan, sangat panjang lebar, atau klise.
e. Kecurigaan, atau pendapat yang paranoid.
f. Afek yang tak cocok atau terbatas.
g. Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik, atau lain dari yang lain.
h. Tidak mempunyai teman akrab atau orang yang dipercayai diluar anggota
keluarga terdekat.
i. Kecemasan berlebihan dalam pergaulan yang tak berkurang dengan
pembiasan, dan cenderung disertai rasa takut yang paranoid, lebih dari pada
penilaian yang negatif mengenai diri sendiri.
B. Bukan terjadi sendiri selama proses Ski-zofrenia, gangguan Mood dengan ciri
psikotik, gangguan psikotik lain, atau gangguan perkembangan yang merasuk.
4. GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTISOSIAL
A. Terdapat pola yang merasuk dari sikap tidak menghiraukan dan melanggar hak-hak
porang lain yang terjadi sejak usia 15 tahun, sebagaimana ditunjukkan oleh 3 (atau
lebih) hal-hal berikut :
a. Gagal menyesuaikan perilaku dengan norma-norma masyarakat
sehubungan dengan hukum seperti tampak dari berulangnya tindakan
yang menjadi dasar penahanan.
b. Ketidakjujuran, seperti tampak dari berulangnya dusta, penggunaan
norma-norma lain (alias) atau menyetir orang lain untuk keuntungan dan
kesenangan pribadi.
c. Sifat impulsif atau ketidakmampuan untuk membuat rencana.
d. Mudah tersinggung dan agresif, seperti tampak dari berulangnya
perkelahian atau serangan fisik.
e. Secara sembrono tidak mempunyai perhatian untuk keselamatan diri
sendiri atau orang lain.
f. Terus menerus tidak memiliki tanggung jawab, seperti tampak dari
berulangnya kegagalan mempertahankan perilaku yang baik dalam bekerja
atau menhormati kewajiban-kewajiban keuangan.
g. Tidak memiliki penyesalan, seperti tampak dari sikap tidak acuh terhadap,
atau mencari-cari alasan bila telah menyakiti, memperlakukan tidak
pantas, atau mencuri dari orang lain.
B. Usia pelaku paling sedikit 18 tahun.
C. Terbukti adanya gangguan perilaku yang dimulai sebelum 15 tahun.
D. Berlangsungnya perilaku antisosial tidak hanya sewaktu serangan skizofrenia atau
manik.
5. GANGGUAN KEPRIBADIAN AMBANG
Terdapat pola yang merasuk dari ketidakstabilan hubungan interpersonal, gambar diri
(self-image), dan afek, dam sifat impulsif (mengikuti dorongan perasaan) yang jelas.
Mulai sebelum dewasa muda dan muncul dalam berbagai konteks, sperti ditunjukkan
oleh 5 (atau lebih) konteks berikut :
a. Terdapat kekalutan dalam usaha supaya jangan ditinggal, baik yang benar-
benar ditinggal, maupun yang hanya dibayangkan. Catatan : tidak termasuk
perilaku bunuh diri atau membuntungkan anggota badan sendiri seperti yang
dikemukakan dibagian e.
b. Terdapat pola hubungan interpersonal yang kuat dan tidak stabil, yang
ditandai oleh perubahan antara ekstrim hal-hal yang bernilai dengan ekstrim
hal-hal yang tak ada nilainya.
c. Ganguan identitas : gambar-diri (self-image) atau persepsi-diri (sense of self)
yang nyata tidak stabil, yang terus-menerus.
d. Mengikuti dorongan perasaan pada paling sedikit 2 bidang yang memiliki
potensi akan merusak diri (misalnya; senang belanja, seks, penyalahgunaan
bahan, menyetir dengan sembrono, makan berlebihan).

Anda mungkin juga menyukai