REPRESI - 2
Represi berbeda dari supresi : Pada represi terjadi penghambatan yang disadari dari
dorongan-dorongan samapi dorongan itu hilang, dan tidak hanya menunda-nundanya.
Persepsi sadar dari naluri dan perasaan dihalangi pada represi.
Contoh : Ingin mencontek tetapi kamu ketahuan, maka keinginan ntersebut dihambat dan
ditekan hingga menghilang dan proses tersebut disadari.
Contoh supresi : kamu ingin meminjam uang dengan temanmu tetapi kamu malu bila
ketahuan teman yang lain, jadi kamu menunda hal itu sampai tidak ada teman yang tahu.
21. REPRESI 3
Pada pengalaman traumatik yang terjadi tiba-tiba, untuk sementara represi dapat
berfungsi sebagai pertahanan ego. Sampai individu dapat menyesuaikan diri dengan
kenyataan, atau tidak peka lagi terhadap hal yang menggangu ituy, atau dapat menggunakan
mekanisme perkanisme lain yang lebih baik atau lebih tepat.
Seperti berbagai mekanisme pertahanan ego yang lain, represi juga dapat menipu diri
sendiri. Kadang-kadang represi digunakan berlebihan, atau melindungi individu terhadap
masalah yang sebenarnya dapat diselesaikannya dengan cara lebih realistik.
21. REPRESI 4
Harus diingat, kegiatan mental menekan atau merepress yang digunakan pada represi
memakai banyak enersi, yang karna itu tidak dapat digunakan lagi untuk hal-hal lain yang
lebih jelas manfaatnya, seperti menyelesaikan secara langsung (realistik) masalah yang
terkait dengan represi itu. Bila enersi yang dipakai menekan itu berkurang, maka hal-hal yang
direpress itu dapat muncul dengan leluasa ke alam sadar dalam berbagai bentuk dengan
segala akibatnya.
22. SEKSUALISASI
Memberikan pada suatu objek atau fungsi, pentingnya hal-hal seks, sedangkan
sebelumnya objek atau fungsi itu tidak mempunyai kepentingan itu, atau memilikinya dalam
derajat lebih ringan, untuk menolak kecemasan yang menyertai dorongan-dorongan terlarang
(tidak harus berkaitan dengan seks) apa yang ada hubungan dengan dorongan-dorongan itu.
Contoh :
Contoh : seorang ibu cemas anaknya belum makan sehingga makanan yang ia punya ia
berikan seluruhnya untuk anaknya. Dan dengan begitu kecemasan sang ibu berubah menjadi
kepuasan.
24. ANTISIPASI
Mempersiapkan diri secara realistik (sesuai kenyataan) untuk perasaan tak nyaman
yang akan muncul. Mekanisme ini mempunyai sasaran dan merupakan keprihatianan atau
perencanaan yang hati-hati dengan persiapan afektif (bagian dari emosi) yang terlalu dini
tetapi realistik terhadap akan munculnya sesuatu akibat yang mengerikan dan mengandung
bahaya.
Contoh :
1. Cemas akan saat ulangan yang akan keluar lalu diantisipasi soal-soal apa yang hendak
keluar.
2. Mengantisipasi yang buruk jika hal itu terjadi kecemasan tidak akan bertambah
karena dia telah mengantisipasinya.
Contoh :
Contoh :Aateng membuat humor tentang dirinya untuk menghilangkan rasa rendah diri
karena bertubuh pendek.
27. SUBLIMASI 1
Memperoleh kepuasan walaupun sasaran keinginan mengalami perubahan, dari
sasaran yang tidak dapat diterima masyarakat menjadi yang dapat diterima. Sublimasi
memungkinkan dorongan yang tidak disadari disalurkan, bukan dihalangi atau dialihkan.
Perasaan-perasaan tertentu diakui keberadaannya (oleh pelaku) , diubah, dan diarahkan ke
sasaran yang berarti dan tercapainlah kepuasan (tak disadari) yang lumayan.
Contoh : orang yang suka bertengkar (selalu ingin membacok orang bila melihat orang) hal
itu disalurkan dengan bekerja sebagai tukang jagal.
27. SUBLIMASI 2
Mekanisme ini sering memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan bila sasaran
keinginan awal dicapai. Dengan sublimasi secara tidak langsung ketegangan, karena frustasi
atau dorongan yang tak dapat dilaksanakan dapat dikurangi.
Dalam hal penyaluran dorongan seksual, yang terkenal adalah sublimasi melalui
kesenian, perawatan orang sakit, pendidikan dan olah raga. Ada keraguan apakah melalui
kegiatan-kegiatan itu sublimasi betul-betul terjadi? Apakah dorongan yang begitu mendasar
seperti dorongan seksual dapat sublimasi? Tampaknya, lebih sering terjadi represi untuk
mengatasi dorongan seksual.
28. SUPRESI
Secara sadar atau agak tak disadari menunda keinginan yang disadari, atau
menghilangkan (untuk sementara) perhatian ke suatu masalah. Hal-hal yang menjadi
perhatian mungkin dengan sengaja dihilangkan (dari pikiran), bukan dihindari. Perasaan tidak
enak berkurang, walaupun tetap ada.
Contoh : kamu ingin meminjam uang dengan temanmu tetapi kamu malu bila ketahuan teman
yang lain, jadi kamu menunda hal itu sampai tidak ada teman yang tahu
29. PERHATIAN
Perlu diingat, satu macam tindakan atau perilaku saja, apalagi bila diamati dalam
jangka waktu pendek, seringkali belum cukup untuk mendiagnosis pertahanan ego/pembelaan
ego/cara penyesuaian diri yang digunakan seseorang. Misalnya, keliru untuk langsung
mendiagnosis pertanggung jawaban panjang lebar seorang pejabat sebagai rasionalisasi: atau
, sikap sayang yang menyolok seorang anak terhadap orang tuanya sebagai penyusunan
reaksi. Untuk diagnosi yang bertanggung jawab perlu diamati dan dipertimbangkan berbagai
hal lain yang relavan, seperti, lamanya perilaku/sikap itu, motivasi pelaku, kepribadiannya,
dsb.
Bahasa (linguistic)
Berpikir lancar dengan menggunakan kata-kata (dengan segera dapat mengetahu
tatanan bahasa suatu bacaan salah)
Mengemukakan gagasan kompleks dengan kata-kata
Memahami arti kata dan keteraturan kata-kata.
Gerak-Tubuh (bodily-kinesthetic)
- Berpikir dalam gerak; menggunakan tubuh begitu rupa sehingga jelas maksudnya
(in expressive ways).
Pengelihatan-Ruang (visual-spatial)
- Berpikir dengan menggunakan gambar.
- Memperlihatkan/menjelaskan dalam 3 D (dimensi ruang).
Musik
- Berpikir dengan menggunakan bunyi dan ritme.
Antar-Individu (interpersonal)
- Memahami kata-kata dan perasaan orang lain.
Catatan: 1. Orang yang tidak bisa memahami ataupun merasakan perasaan orang lain,
kecerdasan interpersonal kurang baik.
2. Orang lain belum menangkap perasaan perasaan seseorang, tapi kamu sudah
merasakannya. Bisa jadi interpersonalnya tinggi.
Dalam-Individu (intrapersonal)
- Memiliki kesadaran yang tajam mengenai diri-sendiri
Catatan: intra didalam inter: jadi bila kita mengenal orang lain dengan baik, pasti kita
mengenal diri kita dengan baik
GANGGUAN AUTISTIK (AUTISME)
A. Seseorang baru dapat dikatakan menderita autisme bila dijumpai pada dirinya paling
sedikit 6 gejala dari keseluruhan kelompok (1), (2), dan (3) di bawah ini, dengan
perincian: paling sedikit 2 gejala dari (1), dan paling sedikiti 1 gejala dari masing-
masing(2) dan (3).
(1) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial sebagaimana dintujukkan oleh paling
sedikit 2 gejala-gejala berikut;
(a) Gangguan yang nyata pada banyak bahasa nonverbal seperti pandangan tatap-
mata, ekspresi muka, sikap tubuh, dan gerak-gerik dalam interaksi sosial;
(c) Tidak adanya usaha spontan untuk bersama orang lain menikmati
kegembiraan, minat, atau keberhasilan (misalnya, tidak adanya kegiatan
memperlihatkan, membawa, atau menunukkan barang yang menarik
minatnya).
(a) Keterlambatan, atau ketiadaan sama sekali, dari perkembangan bahasa lisan
(tidak disertai usaha mengkompensasinya dnegan cara komunikasi lain, seperti
gerak-gerik tubuh atau mimik suara).
Contoh : anak kecil yang normal belum mengenal nama barang yang
diinginkan, biasanya mereka menarik tangan sang ibu untuk menunjukan
barang yang dia inginkan. Akan tetapi, anak-anak autisme tidak ada usaha
sama sekali untuk mengkomunikasikan apa yang ia inginkan.
(b) Pada penderita dengan kemampuan bicara yang memadai, tampak nyata
adanya gangguan dalam kemampuan untuk memulai atau mempertahankan
pembicaraan dengan orang lain.
(c) Penggunaan bahasa yang streotip(bahasa yang sama, yang tidak nyambung)
dan berulang-ulang atau bahasa yang aneh-aneh.
Contoh : seorang ibu menunjukan laptop kepada anaknya, yang anak itu
tangkap hanya kata-kata laptop. Dan kata laptop itu terus menerus dia ulang
dan dia ulang.
(a) Terikat pada 1 atau lebih pola-pola minat yang stereotip dan terbatas, yang
abnormal, baik pada intensitas maupun fokusnya.
(b) Kelekatan yang kelihatannya kaku pada rutinitas atau ritual-ritual tertentu
yang tidak ada gunannya.
(c) Corak-corak motorik (misalnya, bertepuk tangan atau memelintir jari, atau
gerakan seluruh badan yang rumit), yang berulang dan stereotip.
B. Keterlambatan atau fungsi abnormal pada paling sedikiit 1 dari hal berikut (muali
umur 3 tahun) : (1) interaksi sosial, (2) bahasa yang digunakan dalam komunikasi
sosial, atau, (3) permainan yang simbolik atau imajinatif.
C. Gangguan-gangguan itu tidak dipenuhi dengan lebih baik oleh gangguan Rett atau
Gangguan Disintegratif Masa Anak.