Anda di halaman 1dari 5

Berbagai Gejala Gangguan Mental

A. Gangguan Kesadaran (menurun)


1. Apati : mengantuk dan acuh tak acuh terhadap rangsang yang masuk; diperlukan
rangsang yang sedikit lebih keras dari biasa untuk menarik perhatiannya.
2. Somnolensi : sudah jelah mengantuk dan diperlukan rangsang yang lebih keras lagi
untuk menarik perhatiannya.
3. Sopor : hanya memberikan respon kepada rangsang yang keras; ingatan, orientasi, dan
pertimbangan sudah hilang.
4. Subkoma dan koma : tidak ada lagi respon terhadap rangsang yang keras; bila sudah
dalam sekali, maka refleks pupil mata (yang sudah melebar) dan refleks muntah hilang.
Lalu timbul refleks patologik.
B. Gangguan Mengingat
melupakan ingatan tidak dapat dilakukan dengan sengaja, itu dilakukan oleh memori
dengan sendirinya. Biasanya akibat traumatik yang mendalam. (sama sekali tidak
mengingat mengenai hal tersebut).
1. Amnesia : ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman, mungkin sebagian,
mungkin seluruhnya, secara retrograd (pengalaman sebelum terjadi gangguan yang
menyebabkan amnesia), atau anterograd (pengalaman sesudah gangguan).
Amnesia dapat terjadi karena rudapaksa pada kepala, gangguan emosi (misalnya pada
histerik), atau sesudah hipnosis dan trans (kesurupan).
2. Paramnesia : ingatan yang keliru karena gangguan mengingat kembali.
a. Dj vu (dezya vyu) seperti sudah pernah melihat sesuatu, tetapi sebenarnya belum
pernah.
b. Jamais vu (zamei vyu) seperti belum pernah melihat sesuatu, tetapi sebenarnya
sudah pernah. (karena traumatik biasanya)
c. Fausse reconnaissance (fos rekoneisons) pengenalan kembali yang keliru; merasa
pasti bahwa pengenalannya itu benar, tetapi sesungguhnya tidak benar sama sekali.
d. Konfabulasi (konfabulasi) secara tidak sadar mengisi lubang-lubang dalam
ingatannya dengan kisah yang tidak sesuai dengan kenyataan, akan tetapi sangat
dipercayainya.
3. Hipermnesia : retensi (mengingat kembali) dan mengingat kembali yang berlebihan
baiknya.
C. Gangguan Orientasi (disorientasi)
Disorientasi waktu; tempat; ruang.
D. Gangguan Persepsi (gangguan rangsang indera)
1. Halusinasi : kesan (persepsi) tanpa rangsang apapun pada pancaindera, dalam keadaan
sadar / bangun; dapat karena dasar organik (karena ada gangguan pada otak; bisa
disebabkan karena panas tinggi), fungsional, psikotik (gangguan jiwa), atau histerik
(ingin menarik perhatian). (pembau, perasaan, peraba, pengecap, d.l.l.).
2. Ilusi : kesan salah terhadap persepsi pancaindera; sadar / bangun.
3. Depersonalisasi : perasaan aneh tentang diri atau perasaan bahwa pribadinya sudah
tidak seperti biasa lagi, tetapi tak sesuai kenyataan. (untuk mencoba menghindari
perasaan bersalah, pembelaan ego).
Misalnya, merasa berada di luar badanya; atau, satu bagian tubuhnya bukan
kepunyaannya lagi.
4. Derealisasi : perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, segala sesuatu dirasakan sebagai mimpi.
5. Gangguan Somatosensorik pada Rx Konversi
Penggambaran suatu konflik emosional secara simbolik, yang dilakukan tanpa disadari
oleh yang bersangkutan, dan tidak sesuai dengan anatomi susunan saraf.
a. Anestesia : hilangnya indra peraba pada kulit.
b. Parestesia : berubahnya indra peraba pada kulit yang tidak sesuai kenyataan (merasa
seperti ditusuk-tusuk, ada semut berjalan, panas, tebal)
c. Gangguan pengelihatan atau pendengaran
d. Perasaan nyeri
e. Makropsia : benda-benda kelihatan lebih besar; sehingga mengerikan.
f. Mikropsia : benda-benda kelihatan lebih kecil; berganti-ganti antara keduanya.
6. Gangguan psikofisiologik
Gejala atau gangguan pada bagian tubuh yang dipersarafi susunan saraf vegetatif yang
disebabkan oleh gangguan emosi. Biasanya tidak menyebabkan kerusakan jaringan atau
organ yang menetap.
Dapat mengenai kulit, otot dan tulang, sistem pernapasan, sistem jantung-pembuluh
darah, sistem pencernaan, sistem air kemih dan kelamin, pancaindera.
7. Agnosia
Ketidakmampuan mengenal / mengartikan persepsi.

EMOSI
Definisi
Kaplan & Sadock (Psikiater)
Keadaan perasaan yang kompleks yang mengandung komponen kejiwaan, badan, dan
perilaku, yang berkaitan dengan afek (affect) dan suasana perasaan / suasana hati (mood).

Goleman (Psikolog)
Perasaan dan pikiran-pikiran khasnya; suatu keadaan biologik (tersangkut pada otak dan
seluruh badan. Misalnya, marah jantung berdebar kuat) dan psikologik (tersangkut pada
kejiwaan. Misalnya, perasaan takut) ; suatu rentangan (proses; bahagia senyum sampai
lompat) dari kecenderungan-kecenderungan untuk bertindak.

The American College Dictionary


(kalangan akademik umum)
1. Suatu keadaan afektif yang didasari di mana dialami perasaan seperti kegembiraan (joy),
kesedihan, takut, benci, dan cinta (diberikan dari keadaan kognitif dan keinginan yang
disadari).
2. Perasaan-perasaan seperti kegembiraan (joy), kesedihan, takut, benci, dan cinta.
AFEK

Ekspresi emosi sebagaimana tampak oleh orang lain. Afek dapat bervariasi sebagai respon
terhadap perubahan emosi.
Macam-macam afek :
1. Afek yang sesuai : keadaan normal di mana keadaan perasaan berada dalam
keseimbangan (harmony) dengan gagasan (idea), buah pikiran, atau kemampuan berbicara
yang menyertainya. Afek yang sesuai juga dapat disebut afek yang luas atau afek yang
penuh, karena dalam keadaan ini rentang emosi secara lengkap diekspresikan dengan cara
yang tepat.
2. Afek yang tidak sesuai : ketidakseimbangan (disharmony) antara keadaan perasaan dengan
gagasan (idea), buah pikiran, atau kemampuan berbicara yang menyetainya. (seringnya
terjadi gangguan jiwa sesaat).
3. Afek yang tumpul : gangguan afek yang terlihat dari sangat berkurangnya intensitas
perasaan yang tampak. (tidak terlalu tampak ekspresi emosinya), (bahagia yang lain
bersorak, dia hanya senyum).
4. Afek yang terbatas : terdapat pengurangan intensitas perasaan yang tidak sehebat afek
tumpul, tetapi tampak jelas berkurangnya.
5. Afek yang datar : tidak adanya atau hampir tidak adanya tanda apapun dari ekspresi
afektif. Tampak misalnya dari suaru yang datar / monoton, dan muka yang tanpa ekspresi.
6. Afek yang labil ; ditandai oleh perubahan emosi yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak ada
kaitannya dengan rangsangan dari luar. (misalnya, sedang tertawa bersama lalu tiba-tiba
menangis. Walaupun terdapat alasan tertentu, namun bagi yang lain alasan yang tidak
jelas).

Suasana Perasaan / hati (mood)

Suatu perasaan yang meluas, meresap, dan terus menerus, yang secara subyektif dialami dan
dikatakan oleh individu, dan juga dilihat oleh orang lain.
Contoh : depresi, marah, gembira, d.l.l.
Macam-macam mood
1. Mood yang tidak karuan (disforik) : suasana perasaan yang tidak enak.
2. Mood yang biasa (euthymic) : rentangan normal dari suasana perasaan, tanpa adanya
perasaan depresi atau gembira berlebihan.
3. Mood yang meluap-luap : ekspresi perasaan tanpa batas, seringkali disertai penilaian
berlebihan akan kemampuan diri atau harga diri.
4. Mood yang mudah tersinggung : mudah tersinggung dan dibuat marah.
5. Mood yang berubah-ubah (mood labil) : perubahan mood antara gembira berlebihan
(euphoria) dengan depresi atau kecemasan.
6. Mood yang menigkat : rasa percaya diri dan kegembiraan. Mood ini lebih ceria dibanding
normal walaupun tidak perlu berarti patologik (dalam keadaan sakit).
7. Gembira berlebihan (euphoria) : kegembiraan yang kuat dengan perasaan sebagai orang
besar.
8. Ecstasy : perasaan kegairahan yang kuat.
9. Depresi : perasaan sedih karena jiwa yang terganggu (psikopatologik).
10. Anhedonia (kemurungan/kehilangan kemampuan untuk menikmati) : hilangnya rasa
tertarik dan berhentinya semua kegiatan rutin dan kegiatan yang menyenangkan, yang
sering disertai depresi.
11. Kesedihan atau dukacita : perasaan sedih yang sesuai dengan kerugian / kehilangan yang
terjadi.
12. Aleksitimi (kebekuan mood) : ketidakmampuan atau kesukaran untuk menggambarkan
atau menyadari emosi atau suasana perasaan / suasana hati (mood) orang lain.
Tugas Resume

Pertemuan ke-25 : 29 April 2013

Lambok Melinda (1715121280)

Rausyan Fikri H (1715121284)

Elizabeth Rotua (1715121291)

Cindy May (1715121295)

Shildi Andriani (1715121299)

Psikologi Kepribadian

Anda mungkin juga menyukai