Anda di halaman 1dari 12

RESENSI

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh :

Nurul Hidayanti (1113017000003)


Yoga Priatama (1113017000013)
Elke Annisa Octaria (1113017000020)
Nisa Anugrah Ilahi (1113017000021)

Dosen Pembimbing: Dra. Hindun, M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, makalah resensi ini dapat selesai dengan baik dan tepat
waktu. Makalah ini merupakan suatu pengantar sebelum kami melakukan
presentasi tentang tema yang akan kami bahas, yaitu resensi.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia. Selain itu,
makalah ini dibuat bertujuan untuk memudahkan para pembaca dalam memahami
resensi serta dapat membantu para pembaca dalam membuat resensi yang baik dan
benar.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat berbagi
keslahan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran penulisan makalah ini, sangat
kami harapkan untuk perbaikan penulisan makalah kami selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dan semoga Allah SWT
meridhai amal usaha kita bersama. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tangerang, 4 Mei 2014

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan Makalah .............................................................. 1

BAB II ISI
A. Pengertian Resensi .......................................................................... 2
B. Tujuan Resensi ................................................................................ 2
C. Pertimbangan Resensi ..................................................................... 3
D. Prinsip Resensi ................................................................................ 3
E. Langkah-langkah menyusun Resensi .............................................. 4
F. Sistematika Resensi......................................................................... 4
G. Contoh Resensi ............................................................................... 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia adalah mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Bagi jurusan pendidikan matematika, mata kuliah
ini dapat diambil pada semester II. Salah satu materi yang dipelajari pada mata
kuliah Bahasa Indonesia adalah resensi yang akan dipaparkan dalam makalah
ini.

Sebelum mempelajari lebih dalam tentang resensi, kita harus mengetahui


lebih dulu pengertian dari resensi. Resensi adalah ulasan kembali tentang
sebuah karya. Dalam meresensi sebuah karya, kita perlu memperhatikan
beberapa hal, yaitu pengertian resensi, tujuan penulisan resensi, pertimbangan
resensi, prinsip resensi, langkah-langkah menulis resensi, dan sistematika
penulisan resensi.

Setelah memperhatikan dan memahami point-point di atas, kita akan lebih


mudah dalam menulis resensi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu resensi?
2. Apa tujuan penulisan resensi?
3. Apa yang perlu dipertimbangkan dalam menulis resensi?
4. Prinsip apa saja yang ada dalam resensi?
5. Apa saja langkah-langkah menulis resensi?
6. Bagaimana sistematika penulisan resensi?
C. Tujuan Penulisan Makalah

Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, bertujuan untuk


memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Kedua, agar para pembaca
dapat memahami lebih jauh tentang resensi. Ketiga, untuk memudahkan para
pembaca dalam menulis resensi. Keempat, agar para pembaca dapat menulis
resensi dengan baik dan benar.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian resensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, resensi adalah pertimbangan atau
pembicaraan tentang buku; ulasan buku.
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya
atau buku.1 Dengan demikian, resensi dapat juga dikatakan sebagai suatu komentar
seorang penulis atas sebuah hasil karya baik buku, film, karya seni, maupun produk
lain.
Satu hal penting dalam meresensi sebuah karya, yakni bahwa penilaian itu
harus dilakukan dengan cara seimbang dan proposional. Maksudnya, tidak boleh
seorang peresensi itu hanya memberikan penilaian dan ulasan tentang segala seuatu
yang menjadi positifnya saja. Atau, tidak tepat pula jika resensi itu hanya dilakukan
untuk mencari kelamahan dan kekurangannya saja.

B. Tujuan resensi
Tujuan resensi buku bermacam-macam. Pertama, penulis resensi ingin
menjembatani keinginan atau selera penulis kepada pembacanya. Kedua, penulis
resensi ingin menyampaikan informasi kepada pembaca apakah sebuah buku atau
hasil karya yang diresensikan layak mendapat sambutan masyarakat atau tidak.
Ketiga, penulis resensi berupaya memotivasi pembacanya untuk membaca buku
tersebut secara langsung. Keempat, penulis resensi juga dapat mengkritik,
mengoreksi, atau memperlihatkan kualitas buku, baik kelebihan maupun
kekurangannya. Kelima, penulis resensi mengharapkan memperoleh honorarium
atau imbalan dari media cetak yang memuat resensinya, baik majalah maupun surat
kabar.2

1
E. Zainal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademika Presindo, 2010), h. 235
2
Ibid., h. 236

5
C. Pertimbangan resensi
Secara khusus peresensi hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Keinginan pengarangnya

Ketika menulis buku atau membuat karya tulis keinginan dari pengarang
tersebut tidak selalu tertuang secara jelas didalam karyanya itu. Oleh karena itu,
seorang peresensi hendaknya dapat menyampaikan maksud tersirat dari pengarang.

2. Kepentingan dari pembacanya


Dengan resensi yang dibuat dengan baik, objektif, tajam, dan mendalam,
pembaca akan dapat terbantu dalam membuat keputusan yang tepat berkaitan
dengan karya itu. Pembaca akan dapat menentukan secara tepat apakah harus
memiliki buku tersebut sesegera mungkin atau menundanya, atau bahkan tidak
memilikinya sama sekali.

3. Materi atau esensi dari karya yang diresensi


Penulis harus memaparkan materi yang ada dalam buku yang yang akan
mencapai target sasaran pembacanya. Dia harus dapat menjembatani kemauan
penulis dan keinginan pembaca. 3

D. Prinsip resensi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis resensi adalah sebagai
berikut:
1. Bahasa yang digunakan harus jelas, tegas, tajam dan akurat
2. Pilihan kata yang digunakan harus baik, tepat, dan denotatif
3. Format dan isi resensi harus disesuaikan dengan kompetensi, minat dan
motivasi pembaca
4. Objektif, seimbang dan proposional dalam menyampaikan timbangan
terhadap buku atau hasil karya 4

3
R. Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 178
4
Ibid., h. 179

6
E. Langkah-langkah Menyusun Resensi
1. Membaca buku yang akan diresensi secara keseuruhan
2. Mengetahui pengarang buku yang akan diresensi
3. Mengetahui tebal halaman buku yang akan diresensi
4. Membandingkan buku tersebut dengan buku yang lain
5. Memahami keunggulan dan kelemahan buku yang akan diresensi
6. Menceritakan kembali hal-hal tersebut dalam sebuah resensi5
F. Sistematika Resensi

Agar penulisan resensi dapat dilakukan dengan baik, maka perlu


diperhatikan sistematika resensi seperti di bawah ini, yaitu:

1. Cantumkan tema atau judul karya yang diresensi.


2. Sebutkan nama pengarang, judul karya, penerbit, tempat ternit, jumlah bab,
dan jumlah halaman.
3. Kemukakan sistematika, bahasa, dan ringkasan karya yang diresensi.
4. Jelaskan kualitas karya yang diresensi, kekuatan dan kelemahannya, serta
perbedaannya dengan karya sejenis yang sudah ada.
5. Sampaikan pendapat dan simpulan penulis resensi secara pribadi.
6. Tuliskan identitas si penulis resensi. 6

Contoh Resensi

Sketsa Permukiman Tionghoa

Judul buku : Arsitektur Tradisional Tionghoa dan Perkembangan Kota


Penulis : Pratiwo
Penerbit : Ombak, Jogjakarta
Cetakan : Pertama, 2010
Tebal : xxiii+311 halaman
SETIAP kali saya tuntas menyimak buku berbobot seputar Tionghoa, selalu saja
tebersit kesan keterlambatan di benak. Termasuk, ketika menyimak 311 halaman buku
ini. Ya, buku hasil disertasi Pratiwo berjudul Arsitektur Tradisional Tionghoa dan

5
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, Pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2007), h.187
6
E. Zainal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademika Presindo, 2010), h. 235

7
Perkembangan Kota ini paling tepat dihadirkan seketika setelah ditulis pada 1996 -ua
tahun menjelang huru-hara 1998. Mengapa demikian? Sekali lagi, bagi kita yang mau
membaca tuntas buku ini, akan terasa betapa rentetan sejarah diskriminasi politik
terhadap etnis Tionghoa merupakan kekerdilan yang menggadaikan budaya dan
peradaban leluhur -yang bahkan sejak abad XIV, menurut N.J. Krom, orang Tionghoa
pun sudah memiliki permukiman di Pulau Jawa.
Pratiwo membuktikan kebenaran premis itu dengan kerja tekun ''menyusuri''
gang-gang dan arsitektur seratus lebih rumah Tionghoa di Semarang dan Lasem. Di
negeri ini, fokus kajian arsitektur tradisional Tionghoa memang amat jarang diseriusi
sekaligus melulu diimpit literatur ketionghoaan berbahasa Indonesia dari disiplin
ilmu sosial-humaniora. Tak ayal, melalui puluhan sketsa hasil coretan tangan Pratiwo
sendiri, menyimak buku ini seolah merupakan cara lain menikmati buku. Apalagi,
meskipun berbahasa Inggris saat diajukan sebagai penelitian doktoral di RWTH
Achen, Jerman, dengan judul The Transformation of Traditional Chinese Architecture,
terjemahan Pratiwo ini enak dibaca dan mengalir.
Di ranah akademik, Pratiwo merupakan sosok dengan level kepakaran dan
kecintaan tinggi terhadap arsitektur Tionghoa. Sebelum menggarap disertasi ini, dia
merampungkan studi post-graduate di Katholieke Universiteit Leuven, Belgia, dengan
mengusung tesis berjudul The Architecture of Lasem: A Typho-Morphological
Approach for Redifining the Architecture of Lasem (1990). Beberapa tulisan di jurnal
internasional dan penelitian-penelitiannya pun masih mengupas tema serupa,
arsitektur Tionghoa, khususnya di Lasem. Bahkan, di akhir sebuah artikelnya yang
bertajuk Menggugat Jalan Lewat Arsitektur Pembebasan, dia membubuhkan anotasi
kecil begini: ''Dari Saya, yang Mencintai Lasem''.
Sulit disanggah, Lasem memang unik hingga seolah tak terceraikan dari
arsitektur Tionghoa. Meminjam penuturan Prof Dr Ing L.M.F. Purwanto di pengantar
buku (hlm xxii), ''Kalau membicarakan arsitektur Tionghoa di Indonesia, akan selalu
teringat Lasem serta apabila menceritakan Lasem pasti yang terbayang adalah
arsitektur Tionghoa yang kental dan khas.'' Tak salah belakangan sejarawan ingin
memasukkan Lasem sebagai kota cagar budaya. Dan, ketika buku ini menyasar Lasem
(dan Semarang) sebagai subjek analisis, sungguh kita mesti melayangkan apresiasi
serta berkata bahwa ini kajian yang ''persis di lubuk jantung''.
Nah, baik di Lasem maupun Semarang, ilmu tata letak bangunan dan
permukiman -biasa disebut hongshui- bersandar pada ide dasar kosmologi Tiongkok.
''Permukiman yang paling ideal, menurut hongshui, adalah dilatarbelakangi
pegunungan atau perbukitan dan menghadap ke sungai atau laut,'' tulis Pratiwo. ''Jika
dihubungkan dengan simbol binatang kosmologis; sungai yang di depan rumah adalah

8
burung merak merah yang membawa kemakmuran, di belakang rumah adalah kura-
kura hitam, di sebelah kanan duduk macan putih yang membawa sial, dan di sebelah
kiri adalah sang naga biru yang juga membawa keberuntungan,'' urainya. Kosmologi
ini dipercaya dapat menangkap ''Qi'' atau napas hidup.
Gambar di sampul depan buku ini merupakan contoh sketsa permukiman yang
menarasikan (problematika) penerapan ide kosmologi tersebut. Sketsa itu melukiskan
bagian belakang rumah di Jalan Petudungan, Semarang, pada 1991. Permukiman
Tionghoa (pecinan) di Jalan Petudungan sebenarnya merupakan pindahan dari
pecinan pertama di Semarang yang terletak di Simongan. Pada 1841, politik
wijkenstelsel -pemisahan permukiman berdasarkan etnisitas- oleh Hindia Belanda-lah
yang memaksa kaum Tionghoa berpindah ke kawasan tersebut. Rumah-rumah pun
tak lagi diposisikan menghadap sungai, tapi membelakanginya.
Selain itu, sketsa permukiman Tionghoa yang membelakangi Sungai Semarang
tersebut membentangkan sejarah tergadainya arsitektur tradisional Tionghoa. Pada
1980-an, sebagai politik penanganan banjir, pejabat kota madya bermaksud
''menormalisasi'' sungai, yakni melalui pelebaran, pengerukan, dan pembuatan
sepasang jalan inspeksi di sepanjang sungai. Hasilnya, proyek itu memotong beberapa
meter setiap 24 rumah Tionghoa di Jalan Petudungan dan Gang Warung. Rumah
kuno yang seharusnya dikonversi malah dipotong. Kini, kalau Anda menyusuri Sungai
Semarang; airnya tetap tak mengalir, jalan di kedua sisinya justru menjadi slum area,
dan saban tahun banjir di kota itu tetap tak teratasi.
Tak berhenti sampai di situ, pada pertengahan 1980-an, gubernur Jawa Tengah
mengeluarkan peraturan tentang pemakaian atap tradisional Jawa (baca: joglo) di
setiap bangunan baru. Dia melarang pemakaian ornamen-ornamen Barat maupun
Tionghoa, tanpa peduli itu di daerah pecinan dan pemiliknya seorang Tionghoa. Salah
satu dampaknya, arsitektur rumah toko Tionghoa -yang merupakan ciri umum
rumah-rumah di jalan utama di kota kabupaten- dipandang kumuh sehingga harus
diruntuhkan dan diganti dengan arsitektur beton.
Menurut kesimpulan Pratiwo, sederet realitas itu amat kontradiktif tatkala
dihadapkan pada sejarah transformasi permukiman dan rumah-rumah Tionghoa pada
masa-masa sebelumnya yang menuruti akulturasi dengan karakter ekspresi seni yang
tinggi.
Buku ini serius tapi menghibur. Ya, menghibur dahaga baca kita atas pustaka
mengenai arsitektur Tionghoa dan perkembangan kota dengan penelitian akademik
yang mendalam. Sebab, selama ini memang belum pernah ada. Menghibur yang
berarti meletakkan beban lanjutan, ''Bagaimana andai subjek analisis diputaralihkan
ke kawasan lain di sepanjang Semenanjung Muria, seperti Bunyaran, Demak, Kudus,

9
Pati, Juwana, Rembang, Welahan, Jepara, atau Tayu?'' Dengan maksud sebagai
tambahan data, informasi pendeknya memang disediakan Pratiwo di bab terakhir.
Tapi, itu saja belumlah cukup. Benar saja, sembilan area kaji dalam sembilan belas
halaman (hlm 261-279)? Tidak!
Dengan kata lain, ketika Pratiwo menyusunnya berjejalan di hanya satu bab,
tidakkah hal itu ungkapan lain buat periset-periset selanjutnya guna memperkaya dan
menuntaskan kajian, setidaknya dalam fokus bahasan arsitektural yang serupa? Di
titik itukah kini kita ditantang? (*)

*) M. Lubabun Ni'am Asshibbamal S. , peminat sejarah, bergiat di Komunitas


Kembang Merak, Jogjakarta

Sumber: Jawa Pos, Minggu, 11 April 2010

10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Resensi adalah ulasan kembali mengenai suatu karya atau buku.
Resensi memiliki beberapa tujuan, tetapi tujuan utamanya adalah penulis
resensi ingin menjembatani keinginan atau selera penulis aslinya kepada
pembacanya.
Dalam membuat resensi, hal yang perlu diperhatikan adalah keinginan
pengarang, kepentingan pembaca, dan materi dari karya yang sedang
diresensi.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk menyusun resensi yaitu
membaca buku, membuat ringkasan, dan menulis resensi
Sistematika resensi berisi tata cara penulisan resensi agar kalimatnya
menjadi tertata rapi.
B. Saran

Menulis resensi merupakan bentuk penyampaian informasi secara tertulis


yang berkaitan dengan suatu hasil karya. Untuk menghasilkan resensi yang baik,
para penulis resensi diharapkan dapat memahami bagian-bagian dari penulisan
resensi itu sendiri.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fitriyah, Mahmudah dan Gani, Ramlan. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta:


UIN Jakarta Press, 2007.

Arifin, E. Zaenal dan Tasai, S. Amran. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:


Akademika Pressindo, 2010.

Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga,


2010.

Goodreads Indonesia - Kliping Artikel Koran/Majalah: Kumpulan Resensi/Review


Buku dari Koran/Majalah (showing 1-25 of 25), di akses pada 4 mei 20014
pukul 21.09 dari http://www.goodreads.com

12

Anda mungkin juga menyukai