Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas laporan penelitian. Tidak lupa
juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen sosiologi dan antropologi yaitu bapak Drs.
Jumarianto dan Ibu Dewi Korastati yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang
Laporan penelitian ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang perhatian ibu
terhadap konsumsi makan anak. Dengan penuh kesabaran dan trutama pertolongan dari Allah
SWT akhirnya laporan ini dapat terselesaikan semoga laporan penelitin ini dapat bermanfaat
bagi para pelajar khususnya pada diri kami sendiri dan smua yang membaca laporan penelitian
ini, dan semoga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Dalam penyelesaian tugas penelitian ini kami banyak menerima bantuan serta dukungan dari
banyak pihak dan kesempatan ini kami berterimakasih kepada kedua orang tua kami yang telah
memberikan kasih sayang dan dukungan baik moril maupun materiil sehingga kami dapat
Akhir kata kami sebagai penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami menyadari mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena
iti kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
Kelompok 5
KELOMPOK 5 1
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
A. Hasil ....................................................................................................................50
B. Pembahasan ........................................................................................................54
KELOMPOK 5 2
Bab V Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan ..........................................................................................................58
B. Saran ....................................................................................................................59
KELOMPOK 5 3
BAB I
PENDAHULUAN
Tumbuh kembang yang normal pada seorang individu sangat dipengaruhi oleh
interaksi yang kompleks antara pengaruh hormonal, respons jaringan dan gizi. Tingkat
perkembangan yang dicapai seorang anak sangat bergantung kepada banyak faktor. Faktor
penentu kualitas tumbuh kembang anak adalah faktor genetik yang sangat berhubungan erat
dengan faktor lingkungan. Faktor lain yang juga mempengaruhi tumbuh kembang adalah
gizi, sosio, ekonomi, emosi dan lain-lain. Hal lain lagi yang juga berpengaruh adalah
kualitas hubungan antara anak dan orang tua dan perhatian ibu terhadap pola makan anak.
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang
Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang, artinya asupan zat gizi harus sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi sangat
Pemenuhan zat gizi dapat dilakukan dengan teraturnya pola makan anak serta
KELOMPOK 5 4
Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu
kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan
dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-10 jam dan bermanfaat
2006). Oleh karena itu untuk meningkatkan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik pada
saat sarapan pagi harus diperhatikan pemilihan menu serta kandungan gizi yang baik untuk
Sarapan hanya memenuhi kebutuhan zat-zat gizi pada pagi hari saja dengan
pemenuhan asupan zat gizi 25% dari kebutuhan sehari-hari. Anak usia sekolah mengalami
peningkatan kebutuhan zat gizi. Disamping untuk pertumbuhan, zat gizi juga diperlukan
untuk menjalankan aktivitas yang umumnya meningkat. Pertumbuhan anak usia sekolah
dasar berlangsung secara terus menerus, bersamaan dengan peningkatan asupan makanan
secara konstan (Mahan & Escott-Stump, 2004). Agar stamina anak akan tetap terjaga
selama mengikuti kegiatan disekolah maupun kegiatan ekstrakurikuler, maka anak perlu
Peran orang tua terutama ibu memiliki pengaruh besar dalam membentuk
kebiasaan sarapan anak. Anak-anak memerlukan bimbingan orang tua dalam membentuk
kebiasaan mereka. Sarapan pada anak memerlukan seseorang yang lebih dewasa untuk
menyiapkan dan pada umumnya adalah tugas ibu. Diharapkan seorang ibu menganjurkan
anak makan pagi dirumah sebelum memuali aktivitas. Selain berperan dalam membentuk
kebiasaan sarapan, ibu juga berperan dalam menentukan menu sarapan yang baik untuk
anak. Pendidikan dan pengetahuan gizi ibu dapat mempengaruhi dalam mendorong dan
membiasakan anak untuk sarapan dan mempengaruhi dalam menentukan menu sarapan
KELOMPOK 5 5
pagi. Seorang ibu yang pendidikannya tinggi dan pengetahuannya baik diharapkan dapat
memotivasi anak untuk sarapan pagi dan menyiapkan sarapan pagi yang cukup mengandung
Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema
makan dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Semua nutrisi
penting bagi anak dalam usia pertumbuhan. Prof. Ali berpesan untuk memperhatikan asupan
sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu
banyak makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan.
Karna kebanyakan anak lebih menyukai junk food dari pada makanan rumahan.
Berdasarkan latar belakang ini, maka peneliti perlu melakukan penelitian terhadap
ANAK
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai
berikut :
KELOMPOK 5 6
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengawasan orang tua terhadap pola makan anak di
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
pengetahuan tentang peran ahli gizi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk bacaan bagi mahasiswa lain sebagai acuan.
c. Bagi Keluarga
Ruang lingkup penelitian ini meliputi variabel yang akan ditelitiya itu tentang peran Ibu
(variabel bebas) dan konsumsi makan anak. Responden penelitian ini adalah orang tua dan
anak usia sekolah TK SD dan SMP di wilayah Banjarbaru dan Sekitarnya. Peneliti
melakukan penelitian pada orang tua dan anaknya karena peran Ibu sebagai pendidik dan
KELOMPOK 5 7
penyedia serta dalam memperhatikan konsumsi makan anak sangat menunjang
KELOMPOK 5 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pola Makan Sehat dan Seimbang Menurut Harper (1986), pola makan
adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan
sosial. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam
jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
melalui diet yang lebih baik. Konsumsi makanan yang salah dapat membuat tubuh
kekurangan nutrisi-nutrisi vital yang diperlukan agar tubuh dapat bekerja dengan baik.
(Weekes, 2008).
Anak-anak pada usia 4-6 tahun cenderung susah untuk makan dan lebih suka
bermain. Agar kebutuhan nutrisinya tetap terpenuhi maka ibu harus memberikan
makanan yang beragam dan menarik agar nafsu makan anak meningkat sehingga
anak mau makan. Ketika anak hanya makan sedikit maka solusinya adalah dengan
memberikan makan dalam jumlah yang sering sehingga kebutuhan nutrisinya tetap
terpenuhi.
KELOMPOK 5 9
Anak usia 7 12 tahun
Pada usia ini anak-anak cenderung sudah mengenal makanan dan jajanan di
suka membeli jajanan daripada makan makanan yang di sediakan. Dalam hal ini
makanan yang benar dan sehat. Selain itu, ibu juga wajib memberikan pengertian
Berikut merupakan cara mengatur pola makan anak agar tumbuh kembang anak terjaga
1. Tingkatkan pengetahuan orang tua tentang kebutuhan gizi anak-anak seperti jenis
2. Buatlah menu makanan yang kreatif, sederhana, menarik bagi anak agar nafsu anak
meningkat dan tentunya jangan lupa kandungan gizi dalam setiap makanan yang
disajikan.
3. Buatlah menu makanan yang variatif agar anak tidak bosan dan perkenalkan rasa baru
buat anak.
5. Jadilah orang tua yang menyukai banyak makanan seperti sayuran dan tunjukkan
6. Berilah apresiasi dari setiap makanan yang di makan anak, misalnya hari ini anak mau
makan sayur bayam, besok makan wortel dan seterusnya. Pujilah anak dengan apa yang
7. Perhatikan dan atur suasana tempat makan atau lingkungan sekitar, buatlah senyaman
KELOMPOK 5 10
8. Jangan memaksa dan melarang anak untuk makan makanan tertentu.
9. Berilah ruang khusus yang mudah di jangkau untuk mengkonsumsi makanan sehat
yang disimpan.
10. Berilah kebebasan anak dalam memilih, menentukan dan mengkonsumsi makanan
11. Jangan menyerah jika anak tidak mau makan makanan tertentu seperti sayuran. Jika
anak tidak mau, ulangi lagi pemberiannya tapi jangan dipaksa. Jika tetap tidak mau,
olah makanan menjadi bentuk lain namun tetap memiliki kandungan gizi yang sama
Sarapan pagi adalah makanan yang di konsumsi yang mengandung seluruh gizi
lengkap yang diperlukan tubuh menjadi pemasok kebutuhan kalori tubuh sedikitnya 30
% (selama 4-6 jam) dari total kebutuhan energi setiap hari (siagian, 2011).
Sarapan pagi yang baik harus banyak mengandung karbohidrat karena akan
glukosa dan mikro nutrient dalam otak yang dapat menghasilkan energi, selain itu dapat
berlangsung memacu otak agar membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan
sarapan pagi diharapkan terjadinya ketersediaan energi yang digunakan untuk jam
pertama melakukan aktivitas. Akibat tidak sarapan pagi akan menyebabkan tubuh tidak
mempunyai energi yang cukup untuk melakukan aktivitas terutama pada proses belajar
karena pada malam hari di tubuh tetap berlangsung proses oksidasi guna menghasilkan
tenaga untuk menggerakkan jantung, paru-paru dan otot-otot tubuh lainnya. Seseorang
yang tidak sarapan pagi, pastilah tubuh tidak berada dalam keadaan yang cocok untuk
KELOMPOK 5 11
melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini dikarenakan tubuh akan berusaha menaikkan
mengambil cadangan glikogen, dan jika ini habis, maka cadangan lemaklah yang
Setelah hampir 8-10 jam saluran pencernaan beristirahat selama anak tidur,
tubuh membutuhkan asupan makanan untuk menyokong energi untuk beraktivitas dan
konsentrasi belajar. Sarapan pagi sangat penting diberikan kepada anak di usia sekolah,
maka dari itu orangtua harus selalu memberikan dan juga membiasakan anak untuk
sarapan
setiap pagi. Karena dengan sarapan pagi banyak manfaat yang bisa diperoleh dan dapat
melatih anak untuk disiplin. Sarapan mungkin terdengar sepele, namun sangat vital bagi
tubuh, apalagi bila dituntut untuk beraktivitas seharian. Seringkali orang mengabaikan
sarapan dengan alasan kurangnya waktu, atau bosan dengan menu sarapan yang itu-itu
saja. Padahal, sarapan bukan sekedar pengganjal perut, tapi juga memberikan energi
agar kita bisa beraktivitas dengan baik, otak bekerja lebih optimal, dan tidak cepat
membiasakan sarapan pada anak setiap pagi ternyata membantu anak-anak fokus
otak, hal ini didukung dari sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa sarapan
berhubungan erat dengan kecerdasan mental, dalam artian, sarapan memberikan nilai
positif terhadap aktivitas otak, otak menjadi lebih cerdas, peka dan lebih mudah untuk
KELOMPOK 5 12
berkonsentrasi. Hal ini secara tidak langsung akan mendatangkan pengaruh positif
Sarapan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang.Bagi orang dewasa, sarapan
pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh saat bekerja
Menunda sarapan membuat Anda sulit memperoleh asupan nutrisi dan vitamin
yang direkomendasikan. Menu sarapan seperti sereal dengan susu atau yogurt rendah
Ketika Anda beraktivitas dengan perut kosong, tubuh akan membakar kalori
secara lambat. Menurut ahli nutrisi penulis buku The F-Factor Diet Tanya Zuckerbrot,
R.D., sarapan pagi setelah perut kosong semalaman dapat meningkatkan metabolisme,
yang artinya pembakaran kalori sepanjang hari menjadi lebih efisien. Namun
Zuckerbrot menekankan bahwa kunci dari semuanya adalah jenis makanan yang Anda
membuat glukosa melonjak, kemudian turun drastis. Cara yang lebih baik adalah
dengan mengkonsumsi jenis berkarbohidrat kompleks seperti oatmeal atau roti gandum
KELOMPOK 5 13
murni. Makanan dengan kadar serat tinggi dan rendah gula akan dicerna dengan lambat,
sehingga menyediakan energi yang konstan dan membuat Anda tidak cepat lapar.
Riset para ahli dari Universitas Swansea Wales membuktikan bahwa pelajar
yang selalu sarapan mencatat rata-rata skor 22 persen lebih tinggi ketimbang rekannya
yang tidak sarapan.Ketika Anda bangun pagi sebagian besar energi dalam bentuk
glukosa dan glikogen telah habis terkuras oleh aktivitas sehari sebelumnya.Menurut
para ahli, glukosa adalah satu-satunya bahan bakar yang dibutuhkan otak.Tanpa
Riset menunjukkan, wanita sehat yang melewatkan sarapan selama dua pekan
memiliki kadar kolesterol buruk LDL (Low density lipoprotein) lebih tinggi ketimbang
mereka yang menyantap semangkuk sereal dengan susu di pagi hari. Zuckerbrot
mencapai pembuluh arteri.Oleh sebab itu, penelitian 10 tahun yang dilakukan Harvard
Nurses Health menyimpulkan bahwa asupan serat tinggi berkaitan dengan penurunan
kemampuan otak. Schroll (2006) mengemukakan bahwa terdapat efek sarapan dengan
meningkatkan daya tahan tubuh. Hasil penelitian epidemiologis dan klinis menyebutan
KELOMPOK 5 14
penyakit infeksi (Siagian,2006). Selain itu sarapan juga bermanfat untuk pertumbuhan
Sarapan sehat untuk anak sebaiknya mengikuti pola gizi seimbang yakni terdiri
vitamin/mineral. Porsi sarapan sebaiknya tidak terlalu banyak karena akan mengganggu
ke sekolah dan diperlukan untuk aktivitas dan belajar di sekolah. Menurut Saidin (1991)
dengan sarapan, lambung akan terisi kembali setelah 8-10 jam kosong sehingga kadar
gula dalam darah meningkat lagi. Keadaan ini ada hubungannya dengan kerja otak
nantinya mengarah pada penurunan prestasi belajar anak, juga berdampak pada
timbulnya tekanan darah rendah.Glukosa yang terdapat dalam makanan sarapan sangat
berperan dalam mekanisme daya ingat (kognitif) memori seseorang, meskipun tidak
yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai
KELOMPOK 5 15
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
adalah makanan jadi yangsudah siap dikonsumsi dan tidak memerlukan pengolahan
lagi, yang di jual di kaki lima, pinggir jalan, di stasiun, di pasar dan tempat-tempat
Kebiasaan jajan di sekolah sangat bermanfaat jika makanan yang dibeli itu
kebutuhan gizi anak. Disamping itu juga untuk mengisikekosongan lambung, karena
setiap 3-4 jam sesudah makan, lambung mulai kosong. Akhirnya apabila tidak beri
jajan, si anak tidak dapat memusatkan kembali pikirannya kepada pelajaran yang
diberikan oleh Guru dikelasnya. Jajan juga dapat dipergunakan untuk mendidik anak
Namun, jajan yang terlalu sering dan menjadi kebiasaan akan berakibat negatif, antara
lain nafsu makan menurun, makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai
penyakit, dapat menyebabkan obesitas pada anak, kurang gizi karena kandungan gizi
pada jajanan belum tentu terjamin dan pemborosan. Permen yang menjadi kesukaan
anak-anak bukanlah sumber energi yang baik sebab hanya mengandung karbohidrat.
Terlalu sering makan permen dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan gigi
(Irianto, 2007).
Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), jenis makanan jajanan
KELOMPOK 5 16
panganan, misalnya kue-kue kecil, pisang goreng, kue putu, kue bugis dan sebagainya.
Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti pecal, mie bakso, nasi goreng,
mie goreng, mierebus dan sebagainya. Dan makanan jajanan yang berbentuk
minuman,seperti es krem, es campur, jus buah dan sebagainya. Selain itu penjualan dan
penjaja makanan jajanan dapat digolongkan menjadi 3 golongan, antara lain penjaja
diam, yaitu makanan yang di jual sepanjang hari pada warung-warung yang lokasinya
tetap di satu tempat. Penjaja setengah diam, yaitu mereka yang berjualan dengan
menetap di satu tempat pada waktu-waktu tertentu. Dan penjaja keliling, yaitu mereka
adalah orang yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan makanan
diare, penyakit perut sejenisnya; menutup luka (pada luka terbuka/ bisul
atauluka lainnya
menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian; memakai celemek, dan
tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut atau
bagianlainnya)
KELOMPOK 5 17
tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau
tanpa menutup mulut atau hidung. Pada pasal 9 juga disebutkan bahwa makanan
jajanan yang dijajakan harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup.
Pembungkus yang digunakan dan atau tutup makanan jajanan harus dalam
4. Definisi Anak
Pengertian anak dalam UUD 1945 terdapat di dalam pasal 34 yang berbunyi:
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara Hal ini mengandung
makna bahwa anak adalah subjek hukum dari hukum nasional yang harus dilindungi,
dipelihara dan dibina untuk mencapai kesejahteraan anak. Dengan kata lain anak
anak menurut UUD 1945 ini, Irma Setyowati Soemitri, SH menjabarkan sebagai
No. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, yang berarti pengertian anakyaitu
seseorang yang harus memproleh hak-hak yang kemudian hak-hak tersebut dapat
jasmaniah, maupun sosial. Atau anak juga berahak atas pelayanan untuk
Anak dalam UU No.3 tahun 1997 tercantum dalam pasal 1 ayat (2) yang
berbunyi: Anak adalah orang dalam perkara anak nakal yang telah mencapai umur 8
(delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun (deklapan belas) tahun dan
KELOMPOK 5 18
belum pernah menikah . Jadi dalam hal ini pengertian anak dibatsi dengan syarat
sebagai berikut: pertama, anak dibatasi dengan umur antara 8 (delapan) sampai dengan
sedang terikat dalam perkawinan ataupun pernah kawin dan kemudian cerai. Apabila si
anak sedang terikat dalam perkawinan atau perkawinanya putus karena perceraian,
maka sianak dianggap sudah dewasa walaupun umurnya belum genap 18 tahun.
5. Karakteristik Anak
Karakteristik anak usia dini yang khas tersebut seperti yang dikemukakan oleh
memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Hal ini dapat
dilihat dari perilakunya seperti masih berebut alat-alat mainan, menangis bila
menghendaki sesuatu yang tidak dipenuhi oleh orang tuanya, atau memaksakan
sesuatu terhadap orang lain. Karakteristik seperti ini terkait dengan perkembangan
kognitifnya yang menurut Piaget disebutkan bahwa anak usia dini sedang berada
pada fase transisi dari fase praoperasional (2-7 tahun) ke fase operasional konkret
(7-11 tahun). Pada fase operasional pola berfikir anak bersifat egosentrik dan
simbolik sementara pada fase operasional konkret anak sudah mulai menerapkan
logika unutuk memahami persepsi-persepsi. Menurut Berg (1988) anak pada masa
transisi ini masih berfikir menurut kedua pola tersebut di atas secara bergantian atau
KELOMPOK 5 19
asing dalam lingkungannya. Karena tugas guru adalah membantu anak dalam
adalah dengan mengajarkan anak untuk mendengarkan orang lain, serta dengan cara
Menurut presepsi anak, dunia ini dipenuhi dengan hal-hal yang menarik dan
menakjubkan. Hal ini menimbulkan rasa keingintahuan anak yang tinggi. Rasa
perhatiannya. Sebagai contoh, anak lebih tertarik dengan benda yang menimbulkan
akibat daripada benda yang timbul dengan sendirinya. Dalam Brooks and Brooks,
adalah dengan menggunakan fenomena atau kejadian yang tidak biasa. Kejadian
Anak senang diterima dan berada dengan teman sebayanya. Mereka senang
KELOMPOK 5 20
secara bersama saling memberikan semangat dengan sesama temannya. Anak
kepuasan melalui penghargaan diri ketika diberiakn kesempatan untuk bekerja sama
dengan temannya. Untuk itu pembelajaran dilakukan untuk membantu anak dalam
menyatukan strategi pembelajaran sosial seperti bekerja sama, simulasi guru dari
bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan yang berbeda satu sama
lain. Disamping memiliki kesamaan, menurut Bredekamp (1987) anak juga memiliki
keunikan tersendiri seperti dalam gaya belajar, minat, latar belakang keluarga.
Meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembangan anak yang da dan
pengalaman aktualnya atau kadang bertanya tentang hal-hal gaib sekalipun. Hal ini
contoh, ketika anak melihat gambar sebuah robot, maka imajinasinya berkembang
bagaimana robot itu berjalan dan bertempur dan seterusnya. Jika dibimbing dengan
KELOMPOK 5 21
beberapa pertanyaan, maka ia dapat menceritakan melebihi apa yang mereka dengar
dan lihat sesuai dengan imajinasi yang sedang berkembang pada pikirannya. Cerita
atau dongeng merupakan kegiatan yang banyak digemari oleh anak sekaligus dapat
Pada umumnya anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu kegiatan dlam jangka
waktu yang lama. Ia selalu cepat mengalihkan perhatian pada kegiatan lain, kecuali
membosankan. Menurut Berg disebutkan bahwa sepuluh menit adalah waktu yang
wajar bagi anak usia sekitar 5 tahun untuk dapat duduk dan memperhatikan sesuatu
secara nyaman. Daya perhatian yang pendek membuat ia masih sangat sulit untuk
duduk dan memperhatikan sesuatu untuk jangka waktu yang lama, kecuali terhadap
Masa anak usia dini disebut sebagai masa golden age atau magic years.
masa-masanya belajar dengan slogannya sebagai berikut: early years are Learning
years. Hal ini disebabkan bahwa selama rentang waktu usia dini, anak mengalami
berbagai pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dan berpusat pada
berbagai aspek. Pada periode ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka
KELOMPOK 5 22
untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Oleh karena itu, pada masa
perkembangannya.
Adapun karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Dasar (SD) adalah
sebagai berikut :
santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran
permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya
Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak
sebagai siksaan.
KELOMPOK 5 23
3. Anak SD senang bekerja dan berkelompok
anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk social yang bersosialisasi dengan
orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk suatu kelomppok
tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar memenuhi aturan
aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya
lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga, belajar keadilan dan demokrasi.
Hal ini dapat membawa implikasi sebagai calon guru agar menetapkan metode
atau model belajar kelompok agar anak mendapatkan pelajaran seperti yang telah
disebutkan di atas, guru dapat membuat suatu kelompok kecil misalnya 3-4 anak agar
lebih mudah mengkoordinir karena terdapat banyak perbedaan pendapat dan sifat dari
anak-anak tersebut dan mengurangi pertengkaran antar anak dalam satu kelompok.
Kemudian anak tersebut diberikan tugas untuk mengerjakannya bersama, disini anak
harus bertukar pendapat anak menjadi lebih menghargai pendapat orang lain juga.
konsep konsep baru dengan konsep-konsep lama. Jadi dalam pemahaman anak SD
semua materi atau pengetahuan yang diperoleh harus dibuktikan dan dilaksanakan
sendiri agar mereka bisa paham dengan konsep awal yang diberikan. Berdasarkan
fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Dengan demikian kita
KELOMPOK 5 24
sebagai calon guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih
memahami tentang arah mata angina, dengan cara membawa anak langsung keluar
kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angina, bahkan dengan sedikit
menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari arah mana angina saat itu bertiup.
5. Anak cengeng
Pada umur anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin
diperhatikan dan dituruti semua keinginannya mereka masih belum mandiri dan harus
selalu dibimbing. Di sini sebagai calon guru SD maka kita harus membuat metode
pembelajaran tutorial atau metode bimbingan agar kita dapat selalu membmbing dan
Pada pendidikan dasar yaitu SD, anak susah dalam memahami apa yang
diberikan guru, disini guru harus dapat membuat atau menggunakan metode yang
tepat misalnya dengan cara metode ekperimen agar anak dapat memahami pelajaran
yang diberikan dengan menemukan sendiri inti dari pelajaran yang diberikan
sedangkan dengan ceramah yang dimana guru Cuma berbicara didepan membuat anak
malah tidak pmemahami isi dari apa yang dibicarakan oleh gurunya.
7. Senang diperhatikan
Di dalam suatu interaksi social anak biasanya mencari perhatian teman atau
gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai cara
KELOMPOK 5 25
perasaan anak tersebut dengan menggunakan metode tanya jawab misalnya, anak
yang ingin diperhikan akan berusaha menjawab atau bertantya dengan guru agar anak
8. Senang meniru
Dalam kehidupan sehari hari anak mencari suatu figur yang sering dia lihat dan dia
temui. Mereka kemudian menirukan apa yang dilakukan dan dikenakan orang yang
ingin dia tiru tersebut. Dalam kehidupan nyata banyak anak yang terpengaruh acara
televisi dan menirukan adegan yang dilakukan disitu, misalkan acara smac down yang
dulu ditayangkan sekarang sudah ditiadakan karena ada berita anak yang
melakukan gerakan dalam smack down pada temannya, yang akhirnya membuat
temannya terluka.
1.Tahu
kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahun ini merupakan tingkat
KELOMPOK 5 26
2.Memahami
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
3.Aplikasi
4.Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
5.Sintesisi
6.Evaluasi
1)Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.
KELOMPOK 5 27
2)Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu
menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal,
3)Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar
berpengetahuan kurang dan cukup sebesar 50%. Penelitian lain yang dilakukan
Sikap pada dasarnya tidak bisa dilihat secara langsung. Guna mengetahui sikap
seseorang terhadap objek tertentu, maka harus dilihat dari ketiga komponen sikap yaitu
dapat dilakukan
2)Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari dan dibentuk melalui
pengalaman.
KELOMPOK 5 28
Beberapa anggapan dan kondisi orang tua dan masyarakat yang justru merugikan
1)Anak prasekolah masih dalam periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang
2)Anak balita dianggap kelompok umur yang belum berguna bagi keluarga, karena
belum sanggup ikut dalam membantu menambah pendapatan keluarga. Anak tidak
3)Ibu sudah mengandung atau mempunyai anak kecil lagi, atau sudah bekerja secara
4)Berbagai pantangan mengenai makanan banyak dikenalkan pada anak jauh di bawah
kebutuhannya.
5)Ibu sering menyamakan makanan anak dengan yang lain, seringkali makanan diolah
dengan bumbu pedas dan merangsang sehingga anak tidak dapat mengkonsumsinya.
Anak pra sekolah umumnya bersikap aktif, mereka sangat tertarik untuk
Para orang tua dalam hal ini dijadikan modal dalam membuka pikiran anak untuk
1)Menerima (receiving)
Diartikan bahwa anak (subyek) mau dan memperhatikan stimulus diberikan obyek.
2)Merespon (responding)
3)Menghargai (valving)
KELOMPOK 5 29
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendistribusikan dengan orang lain
Bertanggung jawab atas segala yang telah dipilih dengan segala resikonya.
Sikap manusia terhadap makanan banyak dipengaruhi oleh pengalaman dan respon-
respon yang diperlihatkan orang lain terhadap makanan sejak masa kanak-kanak.
mempunyai sikap suka dan tidak suka terhadap makanan. Para ibu mengatakan
meninggalkan inpresi yang lama hilangnya dalam memori anak (Suhardjo, 1989). Dari
hasil penelitian Herawati (1998) didapatkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan
makan anak dengan sikap ibu tentang gizi. Penelitian lain yang dilakukan
Wahyuningsih (2004) menyatakan bahwa sebagian besar ibu memiliki sikap yang
positif tentang gizi dan sebagian kecilnya bersikap negatif tentang gizi.
KELOMPOK 5 30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan maka kami membatasi ruang lingkup
penelitian, yaitu beberapa anak TK, SD,SMP dan beberapa ibu rumah tangga yang ada
pada semester II, dan lokasi yang kami gunakan berdekatan dengan lokasi tempat
B. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 2 bulan, dimulai dari
pertengahan bulan maret 2017 sampai dengan pertengahan bulan mei 2017.
yang diteliti yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok
KELOMPOK 5 31
4. Penyediaan buah setiap hari.
- Populasi
dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu
riset khusus. Dalam penelitian ini, kami menggunakan populasi dari TK, SD, SMP
- Sampel
Sampel yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam
penelitian ini kami menggunakan sampel dari beberapa anak TK,SD,SMP dan
- Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini kami menggunakan teknik penumpulan data secara kuantitatif
KELOMPOK 5 32
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
- Kuisioner
a. Untuk Ibu
1. Apakah anda lebih menyukai makanan cepat saji atau masakan rumah? Mengapa?
2. Apakah menurut anda makanan yang biasa anda konsumsi termasuk dalam kategori
makanan sehat?
Mengapa?
5. Apakah anda membiasakan keluarga anda untuk sarapan setiap pagi? Mengapa?
6. Apa jenis makanan yang anda sajikan untuk keluarga anda saat sarapan?
7. Berapa banyak uang saku yang anda berikan kepada anak anda?
8. Apakah anda selalu menyiapkan bekal untuk anak anda? Jika tidak mengapa? Jika
9. Apakah anda suadah mencari solusi jika anak anda menolak untuk sarapan maupun
membawa bekal?
b. Untuk Anak
3. Apakah anda lebih menyukai membeli makanan atau memakan bekal yang sudah
disiapkan ?
KELOMPOK 5 33
5. Apakah anda suka memakan sayur ? Mengapa ?
F. Analisis Data
- Untuk Ibu-ibu
1. Penyajian Data
Uraian data penelitian ini meliputi tentang penjabaran data penelitian yang
didapatkan dari hasil kuesioner penelitian yang diberikan kepada 12 orang ibu-ibu
di daerah Banjarbaru dan sekitarnya, uraian data penelitian yang akan diuraikan ini,
dalam bentuk tabel tunggal atau tabel frekuensi, yang berisi tentang frekuensi
1 Cepat Saji 0 0%
3 Keduanya 1 8,33%
Jumlah 12 100%
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa ibu - ibu di daerah Banjarbaru dan
Sekitarnya lebih banyak menyukai masakan rumah dibandingkan makanan cepat saji,
hal tersebut dapat dilihat dari persentase yang menyukai makanan cepat saji, masakan
rumah dan yang menyukai keduanya adalah berturut-turut 0%, 91,66% dan 8,33%.
KELOMPOK 5 34
b. Distibusi Responden Menurut Kategori Makanan yang Biasa di konsumsi
1 Sehat 11 91,66%
Jumlah 12 100%
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa ibu ibu di Daerah Banjarbaru dan
sekitarnya menganggap bahwa makanan yang biasa mereka konsumsi termasuk dalam
kategori makanan sehat. Hal itu dibuktikan dari persentase ibu yang menganggap
1 Iya 3 25%
2 Tidak 2 16,66%
3 Kadang-Kadang 7 58,33%
Jumlah 12 100%
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa ibu ibu di Daerah Banjarbaru dan
sekitarnya jarang menyediakan buah untuk dikonsumsi keluarga setiap harinya, bahkan
ada beberapa ibu-ibu yang tidak menyediakan buah setiap harinya. Hal tersebut
dibuktikan dari persentase ibu-ibu yang menyediakan buah, tidak menyediakan buah
KELOMPOK 5 35
d. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu tentang Pentingnya Sarapan
1 Iya 12 100%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 12 100%
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa ibu ibu di Daerah Banjarbaru dan
sekitarnya mengetahui akan pentingnya sarapan, hal tersebut ditunjang dengan hasil
1 Ya 12 100%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 12 100%
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa ibu ibu di Daerah Banjarbaru dan
sekitarnya membiasakan keluarga untuk selalu sarapan di pagi hari, hal tersebut
KELOMPOK 5 36
f. Distribusi Responden Menurut Jenis Makanan untuk Sarapan
3 Roti/Kue 2 16,67%
Jumlah 12 100%
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa ibu ibu di Daerah Banjarbaru dan
sekitarnya lebih banyak sarapan dengan nasi + lauk atau nasi + lauk + sayur
dibandingkan roti/kue.
1 >Rp10.000 6 50%
2 <Rp10.000 6 50%
Jumlah 12 100%
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa ibu ibu di Daerah Banjarbaru dan
sekitarnya memberi uang saku >Rp10.000 dan <Rp10.000 berturut-turut adalah 50%,
KELOMPOK 5 37
h. Distribusi Responden Menurut Penyediaan Bekal untuk Anak
1 Ya 4 33,33%
2 Tidak 6 50%
3 Kadang-kadang 2 16,66%
Jumlah 12 100%
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa ibu ibu di Daerah Banjarbaru dan
sekitarnya banyak yang tidak menyidiakan bekal untuk anaknya. Hal tersebut
dibuktikan dengan persentase ibu yang menyediakan bekal, tidak menyediakan bekal,
dan terkadang menyediakan bekal adalah berturut-turut 33,33%, 505, dan 16,66%
i. Distribusi Responden Menurut Sudah atau Belumnya Ibu untuk Mencari Solusi
1 Sudah 8 66,66%
2 Belum 4 33,33%
Jumlah 12 100%
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa ibu ibu di Daerah Banjarbaru dan
sekitarnya sudah banyak yang mencari solusi jika anak mereka menolak untuk sarapan,
tetapi tidak dapat dipungkiri juga bahwa ada beberapa ibu-ibu yang tidak mencari solusi
jika anak mereka menolak untuk sarapan. Hal tersebut dibuktikan dari persentase yang
sudah mencari solusi ketika anaknya menolak untuk sarapan adalah 66,66% dan yang belum
KELOMPOK 5 38
- Untuk Anak
1. Penyajian Data
Uraian data penelitian ini meliputi tentang penjabaran data penelitian yang
didapatkan dari hasil kuesioner penelitian yang diberikan kepada 9 orang anak pada
tingkat TK, 9 orang anak pada tingkat SD, dan 5 orang anak pada tingkat SMP di
daerah Banjarbaru dan sekitarnya. Uraian data penelitian yang akan diuraikan ini,
dalam bentuk tabel tunggal atau tabel frekuensi, yang berisi tentang frekuensi
Untuk lebih jelasnya, uraian data penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) bagian
Untuk lebih jelasnya, uraian data penelitian ini adalah sebagai berikut:
meliputi tentang :
KELOMPOK 5 39
a. Distibusi Responden Menurut Kebiasaan Sarapan
1 Iya 9 100%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 9 100%
sebanyak 9 orang (100%), dan tidak ada responden yang tidak memiliki
1 Iya 9 100%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 9 100%
bekal sebanyak 9 orang (100%), dan tidak ada responden yang tidak memiliki
KELOMPOK 5 40
c. Distibusi Responden Menurut Kesukaan Makanan Yang Dimakan Pada
Jam Istirahat
3 Keduanya 0 0%
Jumlah 9 100%
pada jam istirahat sebanyak 2 orang (22,22%), dan responden yang menyukai
memakan bekal pada jam istirahat sebanyak 7 orang (77,78%), serta tidak ada
Jumlah 9 100%
Kanak-kanak (TK) yang diteliti, responden yang membeli jajanan sehat pada
jam istirahat sebanyak 3 orang (33,33%), responden yang membeli jajanan tidak
KELOMPOK 5 41
sehat pada jam istirahat sebanyak 5 orang (55,56%), dan responden yang tidak
1 Suka 8 88,89%
Jumlah 9 100%
sebanyak 8 orang (88,89%), dan responden yang tidak suka mengonsumsi sayur
1 Suka 9 100%
2 Tidak Suka 0 0%
Jumlah 9 100%
sebanyak 9 orang (100%), dan tidak ada responden yang tidak suka
KELOMPOK 5 42
2. Tingkat Sekolah Dasar (SD)
tentang :
1 Iya 8 88,89%
2 Tidak 1 11,11%
Jumlah 9 100%
Sekolah Dasar (SD) yang diteliti, responden yang memiliki kebiasaan sarapan
1 Iya 5 55,56%
2 Tidak 4 44,44%
Jumlah 9 100%
KELOMPOK 5 43
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa anak-anak pada tingkat
Istirahat
3 Keduanya 3 33,33%
Jumlah 9 100%
Dasar (SD) yang diteliti, responden yang menyukai membeli jajanan pada jam
bekal pada jam istirahat sebanyak 5 orang (55,56%), serta responden yang
(33,33%)
KELOMPOK 5 44
d. Distribusi Responden Menurut Makanan Yang Dibeli Pada Jam Istirahat
3 Tidak Berbelanja 0 0%
Jumlah 9 100%
Dasar (SD) yang diteliti, responden yang membeli jajanan sehat pada jam istirahat
sebanyak 6 orang (66,67%), responden yang membeli jajanan tidak sehat pada jam
istirahat sebanyak 3 orang (33,33%), dan tidak ada responden yang tidak
berbelanja.
1 Suka 5 55,56%
Jumlah 9 100%
Dasar (SD) yang diteliti, responden yang suka mengonsumsi sayur sebanyak 5 orang
KELOMPOK 5 45
(55,56%), dan responden yang tidak suka mengonsumsi sayur sebanyak 4 orang
(44,44%).
1 Suka 9 100%
2 Tidak Suka 0 0%
Jumlah 9 100%
Dasar (SD) yang diteliti, responden yang suka mengonsumsi buah sebanyak 9
orang (100%), dan tidak ada responden yang tidak suka mengonsumsi buah (0%).
daerah Banjarbaru dan sekitarnya menjadi responden dalam penelitian ini, meliputi
tentang :
1 Iya 4 80%
2 Tidak 1 20%
Jumlah 5 100%
KELOMPOK 5 46
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa anak-anak pada tingkat Sekolah
sarapan sebanyak 4 orang (80%), dan responden yang tidak memiliki kebiasaan
1 Iya 2 40%
2 Tidak 3 60%
Jumlah 5 100%
membawa bekal sebanyak 2 orang (40%), dan responden yang tidak memiliki
Istirahat
3 Keduanya 1 20%
Jumlah 5 100%
KELOMPOK 5 47
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa anak-anak pada tingkat Sekolah
jajanan pada jam istirahat sebanyak 1 orang (11,11%), dan responden yang
menyukai memakan bekal pada jam istirahat sebanyak 5 orang (55,56%), serta
3 Tidak Berbelanja 0 0%
Jumlah 5 100%
Menengah Pertama (SMP) yang diteliti, responden yang membeli jajanan sehat pada
jam istirahat sebanyak 2 orang (40%), responden yang membeli jajanan tidak sehat
pada jam istirahat sebanyak 3 orang (60%), dan tidak ada responden yang tidak
berbelanja (0%).
KELOMPOK 5 48
e. Distribusi Responden Menurut Kesukaan Mengonsumsi Sayur
1 Suka 5 100%
2 Tidak Suka 0 0%
Jumlah 5 100%
Menengah Pertama (SMP) yang diteliti, responden yang suka mengonsumsi sayur
sebanyak 5 orang (100%), dan tidak ada responden yang tidak suka mengonsumsi
sayur (0%).
1 Suka 5 100%
2 Tidak Suka 0 0%
Jumlah 5 100%
Menengah Pertama (SMP) yang diteliti, responden yang suka mengonsumsi buah
sebanyak 5 orang (100%), dan tidak ada responden yang tidak suka mengonsumsi
buah (0%).
KELOMPOK 5 49
BAB IV
A. Hasil
1. Karakteristik Wilayah
adalah sebuah kota yang berada di Provinsi Kalimantan Selatan tepatnya diantara
sekolah yang berada di Banjarbaru, tetapi juga desa yang berada di Martapura.
Cindai Alus Martapura, diseberang Kodim 1006, sedangkan untuk ibu-ibu kami
a. Untuk Ibu-ibu
- Cepat Saji 0%
KELOMPOK 5 50
- Masakan Rumah 91,66%
- Keduanya 8,33%
- Sehat 91,66%
- Menyediakan 25%
Sarapan
- Mengetahui 100%
- Tidak Mengetahui 0%
- Membiasakan 100%
- Tidak Membiasakan 0%
KELOMPOK 5 51
- Nasi + Lauk + Sayur 41,67%
- Roti/Kue 16,67%
- >Rp10.000 50%
- <Rp10.000 50%
- Menyediakan 33,33
KELOMPOK 5 52
b. Untuk anak-anak
Persentase (%)
No. Distribusi Responden
TK SD SMP
3 istirahat
4 istirahat
KELOMPOK 5 53
6 Menurut kesukaan mengonsumsi buah
Tidak suka 0% 0% 0%
KELOMPOK 5 54
B. Pembahasan
terhadap pola makan anak sudah termasuk baik, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
perlakuan ibu terhadap anaknya seperti banyaknya ibu yang sudah menyediakan
sarapan dirumah, dibuktikan dari persentase ibu yang mengetahui akan pentingnya
sarapan ialah 100%, dan ditunjang lagi dengan persentase ibu yang menyediakan
sarapan juga 100%. Beberapa ibu juga telah menyediakan makanan yang menurutnya
sehat untuk dikonsumsi anak hal ini dapat dilihat dari persentasenya yaitu 91,66%,
tetapi ada juga ibu yang tidak membiasakan anaknya untuk mengkonsumsi makanan
yang menurut sebagian besar ibu tergolong makanan sehat sehingga makanan yang
sering dikonsumsi termasuk dalam kategori tidak sehat hal itu dibuktikan dengan
persentase dari penelitian kami yaitu 8,33%. Penyebab terjadinya hal tersebut karena
menurut rizky. 2010, makanan sehat sangat penting bagi kesehatan tubuh dan sebagai
adalah makanan yang mengandung gizi seimbang, seperti karbohidrat, protein, mineral,
vitamin, dan sedikit lemak tak jenuh, atau lebih tepatnya disingkat dengan nama 4 sehat
5 sempurna. Tetapi, menurut pengetahuan para ibu yang menjadi responden dalam
penelitian ini, makanan sehat ialah makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk
pauk, dan sayur. Padahal makanan 4 sehat 5 sempurna terdiri dari makanan pokok, lauk
pauk, sayur, buah-buahan dan susu sebagai pelengkap. Hal tersebut dibuktikan dari
KELOMPOK 5 55
persentase ibu yang menyediakan buah hanya 25%. Kurangnya pengetahuan ibu
terhadap makanan sehat dikarenakan ketidakpeduliannya ibu terhadap nilai gizi pada
makanan, kurangnya sosialisasi dari ahli gizi sehingga ibu menganggap bahwa
makanan yang mereka konsumsi sudah mencukupi gizi seimbang. Karena ibu telah
menyiapkan sarapan beberapa ibu tidak menyiapkan bekal untuk anaknya, hal tersebut
dibuktikan dengan tingginya persentase yang tidak menyiapkan bekal ialah 50%.
Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan dapat diketahui bahwa tingkat
Taman Kanak-kanak (TK) memiliki kebiasaan sarapan yang lebih baik dibandingkan
anak-anak pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP), hal ini disebabkan anak-anak pada tingkat pendidikan Taman Kanak-
kanak (TK) lebih mudah diatur dan belum mengetahui banyak jenis makanan sehingga
mereka mau mengonsumsi jenis makanan apapun yang disediakan oleh ibunya.
Kanak-kanak (TK) yaitu 100%, pada anak-anak di tingkat pendidikan Sekolah Dasar
(SD) yaitu 88,89% dan pada anak-anak di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
yaitu 80%.
pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) lebih baik dibandingkan anak-anak pada tingkat
pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), hal tersebut
dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan anak maka semakin tinggi pula perasaan
gengsi mereka untuk membawa bekal, sehingga mereka lebih memilih membeli
tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) yaitu 100%, pada anak-anak di tingkat
KELOMPOK 5 56
pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu 88,89% dan pada anak-anak di tingkat Sekolah
dengan membawa bekal, anak-anak tidak membeli berbagai jenis makanan dan jajanan
yang tidak dapat dipastikan tingkat kesehatannya di sekolah, hal ini terlihat dari
persentase menurut makanan yang dibeli pada jam istirahat yaitu pada anak-anak di
tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) yang tidak membeli makanan di sekolah
yaitu 77,78%, pada anak-anak di tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu 55,56%
dan pada anak-anak di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu 40%.
Taman Kanak-kanak (TK) yang tidak membeli makanan di sekolah yaitu 22,22%, pada
anak-anak di tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu 11,11% dan pada anak-anak
Saat di sekolah sang ibu tidak dapat memantau apa yang dibeli oleh anaknya,
sehingga sang anak dapat membeli makanan dengan bebas tanpa mengetahui tingkat
kebersihan dan kesehatan makanan yang mereka beli. Persentase anak yang membeli
jajanan tidak sehat pada jam istirahat yaitu di tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak
(TK) yaitu 55,56%, pada anak-anak di tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu
33,37% dan pada anak-anak di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu 60%.
Perhatian ibu kepada anak dapat terlihat dari kebiasaan anak mengonsumsi
makanan sehat saat di rumah. Persentase anak yang menyukai sayur di tingkat
pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu 55,56% dan pada anak-anak di tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) yaitu 100%. Dan anak yang menyukai buah di tingkat
pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) yaitu 100%, begitu pula halnya dengan anak-
KELOMPOK 5 57
anak di tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
yaitu 60%.
BAB V
KELOMPOK 5 58
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan, maka dapat dikemukakan saran
sebagai berikut :
1. Hendaknyaadadorongandanperhatianibuterhadappolamakananak.
3. Bagi orang tua, dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai masukan dan evaluasi
untuk menjaga pola makan anak agar dapat tumbuh kembang lebih optimal.
5. Bagi pembaca, kiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk semua orang tua
KELOMPOK 5 59
Daftar Pustaka
http://www.academia.edu/7006987/LAPORAN_PENELITIAN_GIZI_ANAK
http://ahmadramlanozil.blogspot.co.id/2015/01/cara-penyusunan-laporan-
hasil-penelitian.html?m=1
https://karyatulisilmiah.com/format-dan-konsep-dasar-menyusun-laporan-
penelitian/
https://endang965.wordpress.com/thesis/2-kepemimpinan-iklim-
organisasi/bab-3-metode-penelitian/
http://farichinfarich.blogspot.co.id/2011/05/menulis-bab-iii-metodologi-
penelitian.html?m=1
https://kelompok24bgr.wordpress.com/2011/06/30/karya-tulis-ilmiah-
hubungan-perhatian-orang-tua-terhadap-hasil-blajar-siswa/
KELOMPOK 5 60