Anda di halaman 1dari 12

PERAN DAN KEDUDUKAN GURU DALAM MASYARAKAT

Dian Rahadian

Abstrak
Dalam lingkungannya (masyarakat umum dan sekolah), guru merupakan teladan yang patut
dicontoh dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini menuntut kemampuan sosial guru
dengan masyakat, sebagai upaya mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan akan
mempengaruhi hubungan sekolah dengan masyarkat lebih baik lagi. Namun, tidak sedikit
stigma negatif dan bahkan melemahkan citra guru, baik sebagai opini maupun berita yang
muncul di media massa. Dalam kondisi seperti ini dibutuhkan sikap adil, baik dari guru
maupun masyarakat secara umum, yang menunjukkan identitas dan karakter guru sebagai
profesional dan anggota masyarakat yang edukatif.
Kompetensi sosial guru tidak bisa dipahami secara general, tapi lebih spesifik dan
tergantung kelompok sosial yang ada di masyarakat. Kompetensi sosial terintegrasi dalam
profesi guru. Guru profesional secara otomatis akan mampu mengembangkan kompetensi
sosialnya. Salah satu indikator kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru dalam
menunjukkan kedudukan dan perannya di masyarakat, baik dengan ketokohannya,
hubungannyan dengan setiap level strata sosial yang ada di masyarakat serta
produktivitasnya sebagai masyarakat intelektual.
Untuk meningkatkan profesionalitas dan mengembangkan kompetensi sosial guru, perlu
dipertimbangkan tugas guru untuk berperan lebih aktif dan produktif dalam lingkungan
masyarakatnya. Waktu untuk menjalankan kewajiban guru sebagai profesional tidak
dihabiskan dengan tatap muka bersama peserta didik d ruang kelas, melainkan dengan
penguatan kedudukan dan perannya di masyarakat.

Kata Kunci:Guru, Peran dan Kedudukan Guru, Masyarakat.

1. PENDAHULUAN kompetensi utama, yaitu: Kompetensi


Pedagogik, Kepribadian, Sosial, dan
A. Latar Belakang Masalah Profesional.
Dalam Undang-undang Republik Dalam lingkungannya (masyarakat
Indonesia nomor 14 tahun 2005 pada Bab umum dan sekolah), guru merupakan
II pasal 2 ayat 1 dijelaskan bahwa Guru teladan yang patut dicontoh dalam
mempunyai kedudukan sebagai tenaga kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini
profesional pada jenjang pendidikan dasar, menuntut kemampuan sosial guru dengan
pendidikan menengah, dan pendidikan masyakat, sebagai upaya mewujudkan
anak usia dini pada jalur pendidikan proses pembelajaran yang efektif dan akan
formal yang diangkat sesuai dengan mempengaruhi hubungan sekolah dengan
peraturan perundang-undangan. masyarkat lebih baik lagi. Dalam
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan kemampuan sosial tersebut, meliputi
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 kemampuan guru dalam berkomunikasi,
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi bekerja sama, bergaul simpatik dan
Akademik dan Kompetensi Guru. mempunyai jiwa yang menyenangkan.
Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Peranan guru di dalam masyarakat sangat
Guru dikembangkan secara utuh dari 4 tergantung pada persepsi masyarakat

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi Page 26


tentang kualitas pribadi guru serta Sedangkan mengajar dalam kamus tersebut
kompetensi dalam profesinya. Kedudukan diartikan dengan memberikan serta
sosial guru sangat berbeda di setiap menjelaskan kepada orang tentang suatu
wilayah dan juga masanya. ilmu atau memberi pelajaran dan melatih.
Guru dalam masyarakat kita ternyata Berdasarkan kamus tersebut dapat
telah membuktikan diri sebagai pemecah diartikan bahwa guru adalah seseorang
masalah (problem solver) untuk banyak yang melakukan pekerjaan dengan
masalah pembangunan (Supriadi,1999 : memberikan serta menjelaskan kepada
xxiii). Namun, tidak sedikit stigma negatif orang tentang suatu ilmu atau memberi
dan bahkan melemahkan citra guru, baik pelajaran atau pun melatih. Secara umum,
sebagai opini maupun berita yang muncul guru dalam pekerjaannya dituntut untuk
di media massa. Dalam kondisi seperti ini mampu mendidik, belajar, mengajar, dan
dibutuhkan sikap adil, baik dari guru mengelola. Bahkan, Gaffar dalam Supriadi
maupun masyarakat secara umum, yang (1999: xvi) menganggap guru bukan hanya
menunjukkan identitas dan karakter guru mendidik para siswa di sekolah, melainkan
sebagai profesional dan anggota juga guru bagi masyarakat karena mereka
masyarakat yang edukatif. memainkan peranan kunci dalam berbagai
kegatan kemasyarakatan. Guru merupakan
elemen yang sangat penting dan memiliki
B. Rumusan Masalah tanggung jawab yang sangat besar dalam
Dengan mengacu pada latar belakang setiap penyelenggaraan program
tersebut di atas, dirumuskan permasalahan pendidikan di sekolah.
tentang bagaimana kedudukan dan peran Hargreaves (2003) menyatakan bahwa
guru di masyarakat yang termasuk di Teachers, more than anyone, are
dalamnya hubungan guru dengan expected to build learning communities,
masyarakat elit, menengah, dan pinggiran create the knowledge society, and develop
serta guru sebagai tokoh dan kaum the capacities for innovation, flexibility
intelektual di masyarakat. and commitment to change that are
essential to economic prosperity.
Berdasarkan pendapat tersebut, guru harus
C. Tujuan Penulisan mampu menunjukkan superioritasnya
Penulisan ini bertujuan untuk karena tuntutan dan tanggung jawab atas
memahami dan mengidentifikasi ekspektasi yang ditujukan kepada para
kedudukan dan peran guru di masyarakat guru sebagai orang yang memiliki
dengan dasar kajian tentang guru dan kelebihan/keunggulan dari yang lainnya.
profesi guru, sehingga guru dan Meskipun demikian, guru membutuhkan
masyarakat bisa bersikap lebih adil dalam waktu dan masyarakat (kelompok) untuk
mengenal dan mengidentifikasi karakter mendukung kapasitasnya dalam
guru. mengorganisasi pendidikan dan melakukan
perubahan. Pendidikan dan perubahan
2. GURU DAN PROFESI GURU dilakukan oleh guru melalui cara
A. Konsep Guru menyampaikan ilmu pengetahuan,
Dalam sejarah mesir kuno mengembangkan potensi dan pembentukan
(Langgulung, 2004:195) guru adalah karakter peserta didik. Upaya tersebut
filosof yang menjadi penasihat raja, kata- dilakukan untuk mendukung para peserta
katanya menjadi pedoman dalam didik dalam menaklukan dan meraih masa
memimpin negara. Dalam kamus besar depannya. Dengan kata lain, guru adalah
bahasa Indonesia (2008: 497), guru adalah orang yang mampu menciptakan masa
orang yang pekerjaannya (mata depan.
pencahariannya, profesinya) mengajar.

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi Page 27


Goodson dalam Intrator and Kunzman diperkirakan dapat menjadi guru yang
(2006) menganggap bahwa Teachers are baik, diantarannya:
people with biographies and changing life 1. Pribadi mengandung arti sifat
circumstances and not merely repertoires mantap dan terintegrasi;
of skills and techniques, the personal 2. Kuat fisik maupun mental, sebab
realm of teachers has been considered dalam tugasnya guru menghadapi
private terrain. Keutuhan pribadi guru tugas dan tanggungjawab yang
sangat dituntut untuk dijadikan model dan cukup berat;
teladan karena kepatutan seseorang 3. Muda yang berarti berjiwa muda
menjadi guru sangat tergantung pada yang dapat menyelami gejolak
kesediaan orang lain untuk mengakuinya. perasaan serta liku-liku hidup
Guru bukan aktor yang hanya memainkan generasi muda;
peran namun guru harus menunjukkan 4. Memiliki daya tarik agar dapat
kejujuran dan keyakinan karena teacher is didekati dan mendekati siswa-
a role word menurut Buchmann dalam siswanya dan dengan demikian
Ball dan Forzani (2009). mempunyai banyak kesempatan
untuk mempengaruhinya; dan
5. Sifat-sifat yang berlebihan harus
B. Pembentuk Pribadi Guru dikupas, artinya guru harus wajar
Dalam pandangan Ki Hajar dalam sikap dan penampilannya.
Dewantara, para guru hendaknya menjadi bahan-bahan tersebut diolah melalui
pribadi yang bermutu dalam kepribadian kelangsungan pendidikannya dan setelah
dan kerohanian, baru kemudian matang harus langsung dihidangkan
menyediakan diri untuk menjadi pahlawan kepada masyarakat agar tidak basi, yang
dan juga menyiapkan para peserta didik berarti pengetahuan, sikap dan
untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. keterampilan guru harus sesuai dengan
Hal ini dimaksudkan bahwa guru terlebih zamannya.
dahulu harus berfungsi sebagai model, Markley tentang defining the effective
kemudian berfungsi sebagai fasilitator teacher, menyetujui tentang pendapat
(pengajar). Berkaitan dengan hal tersebut, Collins (1990) tentang lima kriteria bagi
dalam Undang-Undang Republik guru efektif, yaitu (a) is committed to
Indonesia No.14 tahun 2005 tentang Guru students and learning, (b) knows the
dan Dosen dan Peraturan Pemerintah subject matter, (c) is responsible for
No.19 tahun 2005 tentang Standar managing students, (d) can think
Nasional Pendidikan (SNP), seorang guru systematically about their own practice,
harus memiliki empat kompetensi dasar, and (e) is a member of the learning
yakni kompetensi kepribadian, kompetensi community. Mengacu pada pendapat
pedagogik, kompetensi profesional, dan tersebut, guru akan efektif dalam
kompetensi sosial. Kompetensi melaksanakan tugasnya apabila memiliki
kepribadian merupakan kemampuan komitmen, pengetahuan, tanggung jawab,
personal yang mencerminkan kepribadian berfikir sistematis dan terorganisir, serta
yang mantap, stabil, dewasa, arif, menjadi bagian dari lingkungan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta masyarakatnya.
didik, dan berakhlak mulia.
Berkaitan dengan membentuk pribadi
guru, Soelaeman (1985) mengatakan harus C. Guru Sebagai Profesional
sesuai dengan resep tentang mengolah Dalam Undang-undang no. 14 tahun
dan memasak guru. Resep tersebut 2005 tentang guru dan dosen, pada bab 1
menyebutkan tentang bahan yang pasal 1 dikatakan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi Page 28


mendidik, mengajar, membimbing, perilaku siswa sampai tes hasil
mengarahkan, melatih, menilai, dan belajar.
mengevaluasi peserta didik pada 4. Harus selalu ada waktu untuk guru
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan guna mengadakan refleksi dan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan koreksi terhadap apa yang telah
menengah. Sedangkan profesional dalam dilakukannya. Untuk bisa belajar
undang-undang tersebut diartikan sebagai dari pengalaman, ia harus tahu
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan mana yang benar dan yang salah,
oleh seseorang dan menjadi sumber serta baik dan buruk dampaknya
penghasilan kehidupan yang memerlukan pada proses belajar siswa.
keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang 5. Guru seyogyanya merupakan
memenuhi standar mutu atau norma bagian dari masyarakat belajar
tertentu serta memerlukan pendidikan dalam lingkungan profesinya.
profesi. Profesional merupakan suatu proses
Guru sebagai profesional, tentunya yang berkelanjutan dengan selalu
tidak mudah untuk menjalani profesinya mengupayakan untuk meng-upgrade
karena keunikan dari profesi guru itu kemampuan serta meng-update wawasan
sendiri. Hargreaves (2003) tentang guru. Profesionalitas sangat menuntut
teaching in the knowledge society totalitas keterlibatan guru dalam
menganggap guru sebagai pardoxical hubungannya dengan pendidikan dan
profession. Guru, lebih dari siapa pun, pembelajaran, baik di lingkungan sekolah
diharapkan untuk membangun komunitas maupun di masyarakat yang lebih umum.
belajar, menciptakan masyarakat Sejak dahulu hingga saat ini di Indonesia
pengetahuan, dan mengembangkan telah terdapat wahana yang dapat
kapasitas untuk inovasi, fleksibilitas dan digunakan untuk meningkatkan
komitmen untuk mengubah hal yang profesionalisme guru, seperti Pusat
mendasar untuk kemakmuran ekonomi. Kegiatan Guru (PKG), Kelompok Kerja
Pada saat yang sama, guru juga diharapkan Guru (KKG), MGMP bagi guru mata
untuk mengurangi dan mengatasi banyak pelajaran, bahkan MKKS bagi para kepala
masalah besar yang diciptakan masyarakat sekolah yang memungkinkan para guru
pengetahuan, seperti konsumerisme untuk berbagi pengalaman dalam
berlebihan, hilangnya masyarakat, dan memecahkan masalah-masalah yang
pelebaran kesenjangan antara kaya dan mereka hadapi dalam kegiatan
miskin. Entah bagaimana, guru harus mengajarnya. Dengan adanya Kerangka
berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI),
yang tampaknya bertentangan pada waktu tuntutan profesional tidak bisa
yang sama. Ini adalah paradoks profesional terbantahkan lagi.
mereka.
Dalam supriadi (1999:98) untuk
menjadi profesional, seorang guru dituntut D. Kepemimpinan Guru Dalam
memiliki lima hal, yaitu: Masyarakat
1. Komitmen tertinggi guru adalah Sejak dahulu hingga sekarang, guru
kepada kepentingan siswanya. dalam masyarakat Indonesia, terutama di
2. Menguasai materi/bahan pelajaran daerah-daerah pedesaan masih memegang
sekaligus cara mengajarkannya peranan amat penting sekalipun status
kepada siswa. sosial guru di tengah masyarakat sudah
3. Guru bertanggung jawab berubah. Gaffar dalam Supriadi (1999)
memantau hasil belajar siswa menganggap guru dengan segala
melalui berbagai teknik evaluasi, keterbatasannya (terutama dari segi status
mulai cara pengamatan dalam sosial ekonomi) tetap dianggap sebagai

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi Page 29


pelopor di tengah masyarakat. Mereka Niemi (2003) menganggap bahwa As a
memainkan peranan penting dalam sociocultural phenomenon, ICT changes
berbagai kegiatan kemasyarakatan, leadership and roles in organisations as
misalnya menjadi ketua RT/RW, panitia well as teachers and students roles in
kegiatan, ketua tim, dan masih banyak lagi schools. Hal tersebut menuntut para guru
yang lainnya. untuk mampu menciptakan peluang-
Peran serta guru dalam masyarakat peluang bagi pengembangan pengetahuan-
merupakan upaya untuk membentuk dan pengetahuan dan pemecahan masalah
mengembangkan kepemimpinan guru. melalui cara kerjasama, menyelesaikan
Kepemimpinan para guru adalah esensial sebelum batas waktu, jarak dan
bagi pelayanan kebutuhan peserta didik, kepemilikan pengetahuan. Di sisi lain,
sekolah dan profesi mengajar. kondisi ini akan melahirkan
Kepemimpinan guru telah didefinisikan penyelewengan fungsi sosial baru, seperti
sebagai proses dimana para guru masalah-masalah privasi, kehilangan,
mempengaruhi rekan-rekannya, para ketiadaan komitmen, dan contoh-contoh
kepala sekolah dan anggota yang lainnya peran yang tidak patut.
dalam komunitas sekolah untuk
memperbaiki praktek pengajaran dan 3. KEDUDUKAN DAN PERAN
pembelajaran dengan tujuan meningkatkan GURU DI MASYARAKAT
belajar dan prestasi siswa. Dalam Teacher
Leader Model Standards A. Hubungan Guru Dengan Masyarakat
(teacherleaderstandards.org), standar Elite
model kepemimpinan guru terdiri dari Sejarah telah mencatat bahwa pada
tujuh domain yang menggambarkan zaman Mesir kuno guru-guru itu adalah
beberapa dimensi kepemimpinan guru, filosof-filosof yang menjadi penasihat raja.
yaitu: Dalam kegemilanagan falsafah Yunani,
1. Membina budaya kolaborasi untuk Socrates, Plato dan Aristoteles adalah
mendukung pengembangan guru-guru yang mempengaruhi perjalanan
pendidik dan belajar siswa. Yunani (Langgulung, 2004:195).
2. Mengakses dan menggunakan Aristoteles adalah guru bagi Iskandar
penelitian untuk meningkatkan Zulkarnain (356-423 SM) yang menjadi
praktek belajar siswa. Kaisar Yunani sampai meninggalnya,
3. Mempromosikan pembelajaran sehingga filosof-filosof Arab menyebutnya
profesional bagi perbaikan yang sebagai guru pertama. Sedangkan Al
berkelanjutan. Farabi (874-950 M) sebagai orang yang
4. Memfasilitasi perbaikan-perbaikan paling mengetahui tentang falsafah
dalam pengajaran dan Aristoteles digelarinya guru yang kedua.
pembelajaran siswa. Dalam sejarah Islam, guru-guru atau
5. Mempromosikan penggunaan yang biasa disebut para ulama selalu diikut
penilaian-penilaian dan data bagi sertakan dalam segala kegiatan Nabi SAW
perbaikan sekolah dan daerah. dan menjadi duta-duta Nabi ke negara-
6. Meningkatkan capaian lulusan dan negara tetangga sebagai perutusan juga
kerjasama dengan keluarga dan sebagai syiar. Juga, dalam perkembangan
masyarakat. pendidikan Islam di kawasan Asia
7. Melakukan advokasi bagi Tenggara melalui pondok, surau,
pembelajaran siswa dan madrasah, dan lain-lain menunjukkan pola
keprofesian. yang serupa, yaitu ada ulama-ulama
Tantangan peran kepemimpinan terkenal dikunjungi oleh murid-murid dari
guru dalam masyarakat saat ini semakin seluruh pelosok seperti Syekh Daud
kompleks. Szewczak & Snodgrass dalam Fathani di Thailand, Tok Kenali di

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi Page 30


Kelantan, Madrasah Al Masyhur di Pulau berbagai kegiatan kemasyarakatan. Guru
Pinang, Pesantren Hasyim Asyari di Tebu berasal dari semua strata sosial ekonomi
Ireng Jawa, Madrasah Al Yunusiah di dengan latar belakang yang lebih beragam.
Padang Panjang, Sumatera Barat, Hal ini sebagai dampak dari pembangunan
Madrasah Hj. Asad di Sulawesi Selatan pendidikan nasional secara besar-besaran
dan lain-lain adalah peninggalan sejarah yang dimulai pada tahu 1970-an dengan
yang masih dapat disebutkan tentang memberikan penekanan pada pemerataan
pengaruh ulama dan guru-guru terkenal dan perluasan kesempatan kepada anak
pada perkembangan Islam di rantau ini. untuk memperoleh pendidikan, di samping
Di Indonesia, tokoh-tokoh yang pada mutu dan relevansi. Konsekuensinya
dianggap Founding Father-nya adalah jumlah guru harus ditambah dengan
para guru, diantaranya Moch. Yasin, rekrutmen calon guru menjadi semakin
Moch. Hatta, Ki Hajar Dewantara dan terbuka dengan berbagai latar belakang
banyak lagi tokoh yang berlatar belakang dan mengakibatkan perubahan peran guru.
guru, sehingga dikenallah istilah para Dalam hubungannya dengan
Priyayi atau kaum Priyayi. Begitu pula masyarakat menengah, peran guru dibatasi
pada saat ini, banyak sosok guru yang dengan status profesinya. Terutama
masih menjadi magnet bagi para politisi nampak di kota-kota besar bahwa terdapat
untuk menempatkannya sebgai orang- kecenderungan guru berperan hanya
orang yang ditempatkan di badan sebagai pengajar dan selebihnya adalah
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Hal ini sebagai pribadinya. Di masyarakat ini guru
berarti menunjukkan bahwa suara para dikenal sebagai guru privat SD, SMP dan
guru masih memiliki pengaruh dalam SMA, guru les musik, guru les tari, guru
kebijakan strategis atau sebatas politis di les olah raga dan keterampilan lainnya.
negeri ini. Sejak diberlakukannya otonomi Dalam kode etik guru Indonesia, guru
daerah, hubungan guru dengan masyarakat memelihara hubungan dengan masyarakat
elit semakin luas dan terbuka lebar. disekitar sekolahnya maupun masyarakat
yang luas untuk kepentingan pendidikan.
B. Hubungan Guru Dengan Hal ini termasuk diantaranya:
Masyarakat Menengah a. Guru memperluas pengetahuan
Dalam Global Teacher Status Index masyarakat mengenai profesi keguruan
oktober 2013, status sosial guru di 21 b. Guru turut menyebarkan program-
negara yang diteliti berada di rangking ke- progaram pendidikan dan lkebudayaan
7 dari 14 jenis profesi yang dihormati, kepada masyarakat seketernya, sehingga
dengan kata lain profesi guru adalah sekolah tersebut turut berfubgsi sebagai
profesi kelas menengah. Namun, di dua- pusat pembinaan dan pengembangan
tiga negara status sosial guru diniliai sama pendidikan dan kebudayaan ditempat itu
dengan pekerja sosial. Di Amerika Serikat, c. Guru harus berperan agar dirinya dan
Brasil, Francis, dan Turki status sosial sekolahnya dapat berfungsi sebagai unsur
guru diasosiasikan dengan pustakawan (hal pembaru bagi kehidupan dan kemajuan
7). Berkaitan dengan hasil studi tersebut, daerahnya.
dapat dikatakan bahwa hubungan guru d. Guru turut bersama-sama masyarakat
dengan masyarakat menengah adalah sekitarnya didalam berbagai aktifitas
hubungan guru dengan lingkungan e. Guru mengusahakan terciptanya
terdekatnya. kerjasama yang sebaik-bainya antara
Namun, peranan guru di Indonesia sekolah, orang tua murid, dan masyarakat
berbeda dan tidak seperti yang tampak bagi kesempurnaan usaha pendidikan atas
pada hasil riset tersebut di atas. Guru dasar kesadaran bahwa pendidikan
melebur diri dalam masyarakat dan merupakan tangung jawab nersama antara
mengambil prakarsa secara proaktif dalam

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi Page 31


pemerintah, orang tua murid dan Pendidikan bukan bukan sekedar
masyarakat. permasalahan meingkatkan tingkat melek
C. Hubungan Guru Dengan huruf dan angka, melainkan pembangunan
Masyarakat Pinggiran manusia itu sendiri oleh para
Sebagian besar para guru di daerah pendidik/guru. Hal ini menuntut peran
pedesaan menyukai sekolah sebagai guru yang lebih luas lagi. Peran guru
tempat bekerja, beberapa guru menemukan dalam dunia pendidikan modern sekarang
kesulitan untuk beradaptasi dengan ini semakin kompleks, tidak sekedar
struktur masyarakat pedesaan tradisional, sebagai pengajar semata, pendidik
administrasi merupakan sesuatu yang akademis tetapi juga merupakan pendidik
informal, bantuan dengan kegiatan karakter, moral dan budaya bagi siswanya.
ekstrakurikuler yang sangat diharapkan, Guru haruslahmenjadi teladan, seorang
banyak melakukan pekerjaan sampingan model sekaligus mentor dari anak/siswa di
(second jobs), dan banyak gagal untuk dalam mewujudkan perilaku yang
mengenali pentingnya pertanian dalam berkarakter yang meliputi olah pikir, olah
perekonomian masyarakat pedesaan hati dan olah rasa.
(McCracken and Miller, 1988). Konsep pendidikan menurut Ki Hadjar
Perlu disadari bahwa dalam proses Dewantara dengan menerapkan Sistem
pembangunan masyarakat terutama di Among, Tutwuri Handayani Sistem
daerah pedesaan tempat sebagian besar Among yaitu cara pendidikan yang
masyarakat kita bertugas, guru memegang dipakai dalam Tamansiswa, mengemong
kepeloporan melalui berbagai institusi (anak) berarti memberi kebebasan anak
kemasyarakatan yang ada (Gaffar dalam bergerak menurut kemauannya, tetapi
Sepriadi, 1999). Kepercayaan masyarakat pamong/guru akan bertindak, kalau perlu
dan pemerintah di tingkat lokal sangat dengan paksaan apabila keinginan anak
tinggi terhadap guru dengan dibuktikannya membahayakan keselamatannya. Tutwuri
guru sebagai mitra dalam berbagai Handayani berarti pemimpin mengikuti
kegiatan di pedesaan dan kecamatan. dari belakang, memberi kemerdekaan
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata, bergerak yang dipimpinya, tetapi
orang yang dipercaya untuk menjadi mitra handayani, mempengaruhi dengan daya
kerja para mahasiswa umumnya para guru kekuatan, kalau perlu dengan paksaan dan
SD, SLTP atau SLTA. Begitu juga dalam kekerasan apabila kebebasan yang
kegiatan di tingkat desa maupun di tingkat diberikan itu dipergunakan untuk
kecamatan. menyeleweng dan akan membahayakan
Permasalahan yang muncul saat ini diri. Di lingkungan Tamansiswa sebutan
justru tidak meratanya jumlah guru yang guru tidak digunakan dan diganti dengan
tersedia di daerah, terutama yang sebutan pamong. Hubungan antara
terkategorikan terluar, tertinggal dan pamong dan siswa, harus dilandasi cinta
terdalam yang sangat kekurangan dan kasih, saling percaya, jauh dari sifat
membutuhkan guru. Berbanding terbalik otoriter dan situasi yang memanjakan.
dengan di daerah perkotaan. Hal ini Dalam konsep ini, siswa bukan hanya
dibuktikan dengan adanya lembaga objek, tetapi juga dalam kurun waktu yang
swadaya masyarakat yang ingin berperan bersamaan sekaligus menjadi subjek
dalam pendidikan, meskipun hanya (Wardani, 2010).
melakukan pengajaran. Pragmatisme para AMEE (2010) menegaskan bahwa
guru adalah alasan terkuat sekaligus mengajar merupakan tugas yang memiliki
sekaligus faktor penyebab utama banyak persyaratan dan kompleks.
munculnya kesenjangan ini. Idealisme para Terdapat dua belas peran guru yang telah
guru merupakan pemicu utama yang diidentifikasi dan semuanya
dibutuhkan untuk pemerataan guru. dikelompokkan ke dalam enam area dalam

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi Page 32


model yang diajukan: (1) penyedia kooperatif bertujuan untuk
informasi dalam pembelajaran (termasuk memberdayakan dan membawa kesetaraan
dalam konteks klinis); (2) sebagai role ke sekolah-sekolah dan masyarakat pada
model pada pekerjaan dan pengajaran umumnya.
formal; (3) fasilitator sebagai mentor dan
fasilitator pembelajaran; (4) penilai peserta D. Guru Sebagai Tokoh Masyarakat
didik dan yang mengevaluasi kurikulum; dan Perannya Sebagai Intelektual
(5) perencana kurikulum dan Di Masyarakat
pembelajaran; serta (6) pencipta sumber Figel (2005) tentang the role of
materi dan produser panduan belajar. Guru teachers in the knowledge society,
yang baik dapat didefinisikan sebagai menegaskan bahwa Teachers must be
seorang guru yang membantu peserta didik reassured that they are essential to our
belajar. Untuk mewujudkannya, societies and that we value their role.
setidaknya guru harus memiliki Para guru memainkan perannya yang
kemampuan untuk mendidik dan sangat vital bagi masyarakat dan terus
mengajar. berupaya memperluas perannya untuk
Dalam kondisi seperti ini, sepertinya mengimbangi kebutuhan masyarakat,
kita akan sepakat dengan Hertz - termasuk perannya dalam aspek budaya
Lazarowitz tentang Beyond the Classroom dan ekonomi. Para guru menyiapkan
and into the Community: The Role of the generasi muda untuk menjadi warga
Teacher in Expanding the Pedagogy of negara yang aktif dan yang mau belajar
Cooperation. Peran guru dapat diperluas sepanjang masa secara independen, dan
untuk mewujudkan visi yang lebih luas tentunya sangat krusial bagi masa
membawa Cooperative Learning (CL) ke depannya. Para guru mengikuti
masa depan. Dalam Group Investigation, perkembangan potensi para peserta
guru dianggap sebagai fasilitator didiknya.
perkembangan intelektual dan sosial siswa Pandangan tersebut di atas
(Almog & Hertz-Lazarowitz 1999; Gillies menggambarkan guru sebagai sosok yang
& Ashman 2003; Gillies & Boyle 2005). sentral di dalam masyarakat. Bahkan
Sedangkan peran para guru secara sekitar tahun 1978-an telah diciptakan
tradisional berdasarkan pada definisi Hymne Guru yang dimaksudkan untuk
sejarah, sebagaimana the sage or the menghormati dan mengangkat citra dan
stage (bijak atau tempat lebih tinggi), martabat guru (Supriadi, 1999:3).
mereka secara bertahap menjadi mitra Tentunya, ketokohan guru tidak nampak
dalam komunitas guru dan semakin jelas dan menonjol sebagaimana bait
tenggelam dengan siswa sebagai mitra terakhir Hymne guru yaitu patriot
dalam pembelajaran - the "guide on the pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa.
side". Peran guru sebagai inisiator aktif Guru diagungkan, disanjung,
dan aktor dalam "show of learning and dikagumi karena perannya yang sangat
teaching" akan dipengaruhi oleh metafora penting. Namun, peran ini menurut
produksi teater dan interpretasi Gerstner (dalam Supriadi, 1999:334) akan
(Schonmann 2006). Guru akan menjadi berubah di masa depan. Perubahan
produser kurikulum dan program kelas berpusat pada pola relasi antara guru
baru, dimana teknologi baru dan materi dengan lingkungannya (sesama guru,
pengajaran mutakhir sebagai bagian yang siswa, orang tua, kepala sekolah, teknologi
digunakan. Guru membentuk komunitas dan dengan karirnya sendiri). Guru akan
pelaku pemimpin, yang didasarkan pada lebih tampil tidak lagi sebagai pengajar
kerjasama mengubah visi mereka, (teacher), melainkan sebagai pelatih,
keterampilan dan pengetahuan untuk konselor, manajer belajar, partisipan,
menghasilkan visi pengajaran kritis pemimpin, dan pelajar. Namun, menurut

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi Page 33


Stevenson dan Stigler (masih dalam pengakuannya sebagai pemimpin,
Supriadi) aneka ragam tugas tersebut akan pengayom, pencerah dan guidance of
membuat guru kewalahan bahkan guru society. Dengan penuh kesadaran para
yang paling hebat pun akan keteteran dan guru harus menunjukkan sikap sebagai
kehabisan energy dan tak akan mampu pendidik bahwa pendidikan bukan sebatas
untuk melakukan refleksi. pengajaran melainkan pendidikan adalah
Guru sebagai intelektual di kesatuan dari pengajaran, pengasuhan,
masyarakat tentunya lebih diharapkan pembimbingan, pembinaan, dan pelatihan.
sumbangsih terhadap perbaikan tatanan
sosial dan budaya masyarakat, setidaknya 4. KESIMPULAN DAN SARAN
tempat dimana tinggal. Guru harus mampu
menggali kreativitas serta A. Simpulan
mengembangkan inovasi dan lebih Kompetensi sosial guru tidak bisa
produktif sehingga menjadi solutif bagi dipahami secara general, tapi lebih spesifik
bagi permasalahan-permasalahan dan dan tergantung kelompok sosial yang ada
kebutuhan yang hadapi masyarakat. di masyarakat. Kompetensi sosial
Semestinya, pengabdian pada masyarakat terintegrasi dalam profesi guru. Guru
tidak hanya populer di perguruan tinggi profesional secara otomatis akan mampu
sebagai tri dharma, tetapi harus menjadi mengembangkan kompetensi sosialnya.
tugas kewajiban bagi para guru di Salah satu indikator kompetensi sosial
pendidikan dasar dan menengah. Hal ini guru adalah kemampuan guru dalam
bisa menjadi alternatif dalam pemenuhan menunjukkan kedudukan dan perannya di
kewajiban profesi guru yang sangat masyarakat, baik dengan ketokohannya,
menitik beratkan pada jam tatap muka hubungannyan dengan setiap level strata
guru dengan peserta didik di ruang kelas sosial yang ada di masyarakat serta
saja. Dimana, kewajiban tersebut menjadi produktivitasnya sebagai masyarakat
permasalahan administratif yang ironi intelektual.
dalam tugas profesi. Guru yang bertugas di
sekolah yang memiliki kelas sedikit harus B. Saran
berjibaku mencari kelas tambahan di luar Untuk meningkatkan profesionalitas
sekolahnya untuk menyelamatkan dan mengembangkan kompetensi sosial
pengakuan profesionalnya. guru, perlu dipertimbangkan tugas guru
Meningkatkan peran guru di untuk berperan lebih aktif dan produktif
masyarakat akan memacu tingkat dalam lingkungan masyarakatnya. Waktu
kreativitas, inovasi dan produktivitas guru. untuk menjalankan kewajiban guru sebagai
Tentunya, hal ini akan memberikan profesional tidak dihabiskan dengan tatap
multiplier efek bagi masyarakat dan dunia muka bersama peserta didik d ruang kelas,
pendidikan. Keberadaan guru akan melainkan dengan penguatan kedudukan
semakin dirasakan dan dibutuhkan oleh dan perannya di masyarakat.
masyarakat sekaligus akan meminimalisir
stigma-stigma negatif yang dialamatkan DAFTAR PUSTAKA
kepada para guru. Lebih dari itu, tanggung
jawab guru secara moral sebagai Supriadi, Dedi. (1999). Mengangkat Citra
masyarakat intelektual menjadi lebih dan Martabat Guru. Penerbit:
ringan. Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.
Guru harus menunjukkan komitmen
dan integritasnya sebagai agen pembaharu Langgulung, Hasan. (2004). Manusia dan
sekaligus sebagai reservoir nilai-nilai Pendidikan. Suatu Analisa
peradaban, sehingga kepercayaan Psikologis, Filsafat dan
masyarakat akan terwujud dalam bentuk

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi Page 34


Pendidikan. Penerbit: PT Pustaka 631953 Fax: +44 (0)1382 645748
Al Husna Baru; Jakarta E-mail: amee@dundee.ac.uk
AMEE 2000.
Soelaeman. (1985). Menjadi Guru. Suatu
Pengantar kepada Dunia Eckert, Goldman, & Wenger. (____). The
Guru.Penerbit: CV Dipenogoro, School as Community of engaged
Bandung. Learners.

Dewantara, K H. (2004). Karya Ki Hadjar Mindich, D., & Lieberman, A. (2012).


Dewantara Bagian Pertama: Building a learning community: A
PENDIDIKAN. Cetakan Ketiga. tale of two schools. Stanford, CA.
Penerbit Majelis Luhur Persatuan Stanford Center for Opportunity
Taman Siswa, Yogyakarta. Policy in Education. 2012
Stanford Center for Opportunity
Dewantara, K H. (1977). Karya Ki Hadjar Policy in Education. All rights
Dewantara Bagian II A: reserved.
KEBUDAYAAN. Cetakan Kedua.
Penerbit Majelis Luhur Persatuan Royal, M., DeAngelis.,& Rossi, R.
Taman Siswa, Yogyakarta. (______). Teachers Sense of
Community: How Do Public and
_______. (2013). Varkey GEMS Private Schools Compare? This
Foundation Global Teacher Status Issue Brief, American Institutes for
Index October 2013, Executive Research. NCES publications, call
Summary by Professor Peter 18004241616.
Dolton http://www.ed.gov/NCES.

Hargreaves, Andy. (2003). Teaching in Wilcox, S.K., Schram, P., Lappan, G., and
The Knowledge Society. Teachers Lanier P. (1990). The role of a
College Press, Teacher College learning community in changing
Columbia University New York preservice. Teachers' knowledge
and London. and beliefs about mathematics
education. This paper was
McCracken and Miller. (1988). Rural presented at the annual meeting of
Teachers Perceptions of Their the American Educational
Schools and Communities. Research Association, Boston,
Research in Rural Education, April 1990.
Volume5, Number 2, 1988.
Rachel Hertz-Lazarowitz . (______).
_______. (_____). Teacher Leader Model Chapter 2. Beyond the Classroom
Standards. Teacher Leadership and into the Community: The Role
Exploratory Consortium. of the Teacher in Expanding the
Teacherleaderstandards.org Pedagogy of Cooperation.

_______. (2000). The Good Teacher is Laluvein , J. (2010). Parents, Teachers and
More Than a Lecturer - The the Community of Practice.
Twelve Roles of The Teacher. Institute of Education, University
AMEE, Centre for Medical of London, United Kingdom. The
Education, University of Dundee, Qualitative Report Volume 15
484 Perth Road, Dundee DD2 1LR, Number 1 January 2010 176-196.
Scotland, UK. Tel: +44 (0)1382

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi Page 35


http://www.nova.edu/ssss/QR/QR1 communications technology in
5-1/laluvein.pdf teacher education, Technology,
Pedagogy and Education, 12:1, 85-
Vandenbroucke, F. (______). 103, DOI:
Competences for the knowledge 10.1080/14759390300200147. To
society. ICT in education initiative. link to this article:
2007 2009. Flemish Minister for http://dx.doi.org/10.1080/14759390
Employment, Education and 300200147
Training.
Whitty, G. (2006). Teacher
Gabriela Pleschov, Eszter Simon, professionalism in a new era.
Kathleen M. Quinlan, Jennifer Paper presented at the first
Murphy, Torgny Roxa, Mtys General Teaching Council for
Szab. (2010). The Northern Ireland Annual Lecture,
Professionalisation of Academics Belfast, March 2006
as Teachers in Higher Education.
Standing Committee for the Social _______. (2013). Teacher Quality: The
Sciences (SCSS). Science Position 2013 International Summit on the
Paper. Bratislava (Slovak Teaching Profession. Asia Society,
Republic), 18-20 March 2010. with Partnership for Global Learning.
comments from Mieke Clement
and Herman Buelens. www.esf.org Figel, J. (2005). The role of Teachers in
the Knowledge Society. Member of
JOSE M. ESTEVE. (2000). The the European Commission
Transformation of the Teachers responsible for Education,
Role at the End of the Twentieth Training, Culture and
Century: new challenges for the Multilingualism. ETUCE Hearing:
future. University of Malaga. Europe needs Teachers. Brussels,
Educational Review, Vol. 52, No. 17 January 2005.
2, 2000.
Lynne A. Bercaw and Lisa M. Santoro, DA. (2011). Good Teaching in
Stooksberry. (____). Teacher Difficult Times: Demoralization in
Education, Critical Pedagogy, and the Pursuit of Good Work. Source:
Standards: An Exploration of American Journal of Education,
Theory and Practice. Vol. 118, No. 1 (November 2011),
pp. 1-23. Published by: The
__________. (2005). Teachers Matter: University of Chicago Press. Stable
Attracting, Developing And URL:
Retaining Effective Teachers http://www.jstor.org/stable/10.1086
ISBN-92-64-01802-6 OECD /662010
2005.
Intrator, SM., Kunzman, R. (2006). The
Saldana, J. (2013). Power and Conformity Person in the Profession: Renewing
in Todays Schools. International Teacher Vitality through
Journal of Humanities and Social Professional Development. The
Science, Vol. 3 No. 1; January Educational Forum Volume 71
2013. Fall 2006.
________. (_____). Concept Of Teacher
Hannele Niemi (2003) Towards a learning Education
society in finland: information and

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi Page 36


Barron, B., Darling-Hammond, L. Markley, T. (____). Defining the Effective
(_____). Book ExcerptTeaching for Teacher: Current Arguments in
Meaningful Learning. A Review of Education. White Mountains
Research on Inquiry-Based and Regional School District. New
Cooperatif Learning, Stanford Hampshire.
University. Edutopia. The George
Lucas Educational Foundation Deborah Loewenberg Ball and Francesca
M. Forzani. (2009). The Work of
Zombwe, G. (______). Who is a Teacher? Teaching and the Challenge for
Quality teachers for Quality Teacher Education. Journal of
education. Role/responsibilities of Teacher Education 2009; 60; 497.
a Teacher. Tanzania. This DOI: 10.1177/0022487109348479.
publication on education by
HakiElimu

Wardani, K. (2010). Guru Dan Pendidikan


Karakter. (Konsep Ki Hadjar
Dewantara dan relevansinya saat
ini). PGSD FKIP Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta. 2010.

Iswanti, S., dkk. (_____). Pembentukan


Sikap Dan Kepribadian Guru
Melalui Model Pendidikan
Berasrama.

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi Page 37

Anda mungkin juga menyukai