Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS PRA-ANESTESI
Nim : 11.2016.238
I. IDENTITAS
Nama : Tn.U
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Cleaning service
Alamat : Jl. Delta Serdang RT/RW 003/007
Tanggal Pemeriksaan : 21 september 2017
Tanggal Masuk RS : 28 september 2017
1
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis
Keluhan Utama: Nyeri saat berkemih sejak 1 bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengatakan nyeri saat berkemih 1 bulan SMRS. Rasa nyeri
menjalar dari pinggang hingga perut bagian bawah. Pasien juga mengeluh adanya
BAK yang terputus dan rasa anyang-anyangan. BAK berwarna cucian daging.
BAB lancar dan tidak ada demam. Pasien tidak memiliki riwayat konsumsi obat-
obatan tertentu. Pasien memiliki riwayat jarang minum air putih dan sering minum
minuman sachet berpengawet. Riwayat mengkonsumsi alkohol disangkal oleh
pasien. Tidak ada riwayat keluhan yang sama sebelumnya pada keluarga pasien.
Riwayat Operasi Sebelumnya: Tidak ada
Thoraks
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris pada keadaan statis dan
dinamis, tidak tampak pelebaran sela iga.
2
Palpasi : Tidak teraba retraksi sela iga, pergerakan dinding dada
simetris pada saat keadaan statis dan dinamis, vokal fremitus kanan dan
kiri simetris dan tidak mengeras, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
pada dada.
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, whezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen datar, tidak membuncit
Palpasi : Nyeri tekan suprapubik (+), tidak teraba massa pada abdomen,
hati, limpa, dan ginjal tidak teraba membesar.
Perkusi : Timpani pada seluruh abdomen, shifting dullnes ()
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Ekstremitas Atas
o Otot : Normotonus, massa normal
o Sendi : Tidak kaku
o Gerakan : Aktif
o Kekuatan : +5/+5
Ekstremitas Bawah
o Otot : Normotonus, massa normal
o Sendi : Tidak kaku
o Gerakan : Aktif
o Kekuatan : +5/+5
3
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal: 21 September 2017
Nama Test Hasil Flag Unit Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 9,3 * g/dL 13 18,0
Hematokrit 27,5 * % 40-50
Eritrosit 3,45 * Juta/uL 4,5 5,5
Lekosit 13.200 * /mm3 4.000 10.000
Trombosit 395.000 /mm3 150.000 450.000
KIMIA KLINIK
Fungsi Ginjal
Asam Urat 5,2 mg/dL 3,5-7,2
Ureum 147 * mg/dL 15 50
Kreatinin 3,85 * mg/dL 0,6 1,3
4
VII. RENCANA TINDAKAN BEDAH
Vesicolitotomi.
2. Pemeriksaan Fisik:
Tidak ada lordosis, kifosis, skoliosis pada vertebra pasien.
Tidak ada infeksi pada bagian punggung pasien.
Tanda-tanda vital:
o Tekanan darah : 110/70 mmHg
o Frekuensi nadi : 92x/menit
o Frekuensi nafas : 20x/menit
o Suhu : 36,8 oC
Berat badan: 40 kg
3. Pemeriksaan Laboratorium
HB: 9,3 g/dL
HT: 27,5 %
E: 3,45 Juta/uL
L: 13.200/ mm3
T: 395.000/ mm3
BT: 2 menit
CT: 12 menit
5
Teknik Anestesi : Regional Anestesia
Teknik Intubasi : Anestesi spinal di L3-L4.
Lama Anestesi : 08.20-09.25
Lama Operasi : 08.30-09.25
Pre Operasi
1. Alat disiapkan dan pemasangan manset, nasal kanul, dan ekg pada pasien.
2. Pasien dengan posisi duduk dengan kepala menunduk, memastikan kondisi
pasien stabil dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, memastikan cairan
infus Ringer Fudin berjalan lancar dan sebelum masuk ruang ok telah di infus
500 cc cairan Hest.
3. Tindakan sepsis antisepsis pada bagian punggung yang akan ditusuk..
4. Pengambilan obat bupivakain 15 mg dicampur dengan fentanyl 25 mcg.
5. Penusukan jarum introducer sedalam kira-kira 2cm ke arah sefal, kemudian
memasukkan jarum spinal beserta mandrinnya ke lubang jarum terssebut.
6. Setelah memastikan adanya cairan LCS yang keluar lewat jarum spinal,
pasang spuit yang berisi obat anestesi.
7. Tindakan aspirasi dilakukan terlebih dahulu, setelah itu memasukkan obat
secara perlahan dengan kecepatan stabil.
8. Setelah obat anestesi masuk, baringkan pasien setelah itu operasi dapat
dimulai.
Intra Operasi:
6
Post Operasi, pasca bedah di ruang pulih sadar:
Keluhan pasien: Mual (+), muntah (+), pusing (-), nyeri (-) pada tempat operasi
Tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 89x/menit, RR 18x/menit, SpO2 100%, CRT
< 2 detik, perdarahan tempat operasi (-)
7
Tinjauan Pustaka
Pendahuluan
Anestesi secara umum adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Namun, obat-obat anestesi tidak hanya menghilangkan rasa sakit akan tetapi juga
menghilangkan kesadaran. Selain itu, juga dibutuhkan relaksasi otot yang optimal agar
operasi dapat berjalan lancar.
Anestesi spinal ialah pemberian pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang sobaraknoid.
Anestesia spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang
subaraknoid. Teknik ini sederhana, cukup efektid dan mudah dikerjakan.
Anestesi Spinal
INDIKASI
KONTRAINDIKASI ABSOLUT
Pasien menolak
Infeksi pada temapt suntikan
Hipovolemia berat, syok
Koagulopati atau mendapat terapi antikoagulan
Tekanan intrakranial meninggi
Fasilitas resusitasi minimal.
KONTRAINDIKASI RELATIF
8
Kelaianan neurologis
Kelainan psikis
Bedah lama
Penyakit jantung
Hipovolemia ringan
Nyeri punggung kronis
Pada dasarnya persiapan untuk anestesi spinal seperti persiapan pada anestesi umum.
Daerah sekitar tempat tusukan diteliti apakah akan menimbulkan kesulitan, misalnya kelainan
anatomis tulang punggung atau pasien gemuk sekali sehingga tak teraba tonjolan prosesus
spinosus. Selain intu perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini:
1. Informed consent
Kita tidak boleh memaksa pasien untuk menyetujui anestesia spinal.
2. Pemeriksaan fisik
Tidak dijumpai kelainan spesifik seperti kelainan tulang punggung dan lain-lainnya.
3. Pemeriksaan laboratorium anjuran
Hemoglobin, hematokrit, PT (Prothrombin time), dan PTT (partial thromboplastin
time).
1. Faktor utama
a. Berat jenis anestetika
b. Posisi pasien
c. Dosis dan volume anestetik
2. Faktor tambahan
a. Ketinggian suntikan
b. Kecepatan suntikan/barbotase
c. Ukuran jarum
d. Keadaan fisik pasien
e. Tekanan intrabdominal.
9
Komplikasi Tindakan
1. Hipotensi berat
Akibat blok simpatis, terjadi venous pooling. Pada dewasa dicegah dengan
memberikan infus cairan elektrolit 1000 ml atau koloid 500 ml sebelum tindakan.
2. Bradikardi
Dapat terjadi tanpa disertai hipotensi atau hipoksia, terjadi akibat blok sampai T2.
3. Hipoventilasi
Akibat paralisis saraf frenikus atau hipoperfusi pusat kendali napas.
4. Trauma pembuluh darah
5. Trauma saraf (jarang)
6. Mual-muntah
7. Gangguan pendengaran
8. Blok spinal tinggi, atau spinal total.
10
Obat-obat yang digunakan
BUPIVAKAIN
Merupakan anestetik lokal yang mempunyai masa kerja yang panjang, dengan efek blokade
terhadap sensorik lebih besar daripada motorik.
Onset kerja: blok nervus 40 menit, epidural 15-20 menit, intratekal 30 detik.
Durasi kerja: blok saraf sampai 24 jam, epidural 3-4 jam, intratekal 2-3 jam.
Efek samping: lebih cenderung mengakibatkan toksisitas kardiak dibandingkan obat anestesi
lokal lainnya.
FENTANYL
Opioid sintetik dari kelompok fenilpiperidin dan bekerja sebagai agonis reseptor .
Efek samping: mual, muntah, kekakuan otot, gatal, mengurangi heart rate, menurunkan
tekanan darah.
TRAMADOL
Analog kodein sintetik yang merupakan agonis reseptor yang lemah. Tramadol sama efektif
dengan morfin atau meperidin untuk nyeri ringan hingga sedang.
Dosis: 50-100 mg dan dapat diulang setiap 4-6 jam dengan dosis maksimal 400 mg per hari.
Efek samping: mual, muntah, pusing, mulut kering, sedasi, dan sakit kepala.
11
Metabolisme: metabolisme di hati dan ekskresi oleh ginjal dengan masa paruh eliminasi 6
jam untuk tramadol dan 7,5 jam untuk metabolit aktifnya.
Pasca Anestesia
Karena pada anestesi spinal pasien masih sadar, maka pasien dapat langsung dipindahkan ke
ruang pemulihan dan terus diobservasi dengan cara menilai Aldrettes score nya, nilai 8-10
bisa dipindahkan ke ruang perawatan, 5-8 observasi secara ketat, kurang dari 5 pindahkan ke
ICU, penilaian meliputi:
Hal yang dinilai Nilai
1. Kesadaran:
Sadar penuh 2
Bangun bila dipanggil 1
Tidak ada respon 0
2. Respirasi:
Dapat melakukan nafas dalam, bebas, dan dapat batuk 2
Sesak nafas, nafas dangkal atau ada hambatan 1
Apnoe 0
5. Warna kulit
Normal 2
Pucat, gelap, kuning atau berbintik-bintik 1
Cyanotic 0
Daftar Pustaka
12
1. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk praktis anestesiologi. Edisi ke-2.
Jakarta: FKUI; 2011.
2. Omoigui S. Buku saku obat-obatan anestesia. Edisi ke-2 Jakarta: EGC; 2012.
3. Desai AM. General Anesthesia. Accessed on Mey 21 2014. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1271543-overview#showall.
4. Gwinnut CL. Catatan kuliah anestesi klinis. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2008.
5. Dachlan R. Petunjuk praktis anestesiologi. Jakarta: FKUI; 2002.
13