Anda di halaman 1dari 17

MODEL PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN DAYA

TARIK WISATA DI KELURAHAN PONDOK CABE UDIK


KOTA TANGERANG SELATAN

Rina Kurniawati1, Darmawan Damanik2, FX.Setiyo Wibowo3


Bambang Nurseto Prasetyo4
Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Jakarta
Jl. Kemiri Raya No.22 Pondok Cabe Tangerang Banten
kurniawati_rina@yahoo.co.id, darmawan.dmnk@gmail.com, s_wibowo@yahoo.com,
bnprasetyo@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini mencoba mengidentifikasi beberapa potensi daya tarik wisata yang terdapat di
kelurahan Pondok Cabe Udik di Tangerang Selatan.Selain itu ingin mengetahui pandangan
masyarakat terhadap perencanaan pariwisata, sehingga dapat menentukan model perencanaan
dan pengembangan pariwisata yang ideal. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai input dalam
proses pembangunan daerah. Penelitian ini menggunakan metode action research.Instrumen
penelitian yang digunakan menggunakan, kuesioner, wawancara, dan observasi lapangan.
Analisis data dilakukan secara secara deskriptif kualitatif menggunakan analisis SWOT. Dari
hasil penelitian diidentifikasi beberapa daya tarik wisata serta diketahui pandangan positif
masyarakat terhadap perencanaan pariwisata.Adapun model perencanaan pariwisata yang
disarankan dari penelitian ini adalah menggunakan konsep eco-cultural, yaitu konsep
pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan dan budaya.

Kata Kunci: Pariwisata, Eco-Cultural, Kelurahan, Perencanaan, dan Pengembangan

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ABSTRACT
This study identifies some potential attractions that exist in Kelurahan Pondok Cabe Udik
Tangerang Selatan. In addition, it investigates local people opinion on tourism planning.
Therefore, an ideal tourism plan can be constructed. The objective is as an input in local
development. This study applies action research which includes three types of instrument in data
collection method, including questionnaire, interview and field observation. The data is then
analysed using SWOT analysis and is decribed qualitatively. From the analysis, it is found out that
the ideal tourism planning that needs to take place is eco-cultural tourism.

Keywords: Tourism, Eco-Cultural, District, Planning and Development

1
I. PENDAHULUAN

Kelurahan Pondok Cabe Udik merupakan salah satu kelurahan yang


terdapat di kecamatan Pamulang kota Tangerang Selatan. Kelurahan pondok Cabe
Udik memiliki keunikan sebagai desa sub urban yang masih memiliki daya tarik
wisata alam dengan suasana pedesaannya, kebudayaan masyarakatnya, dan
beberapa fasilitas sekolah dan perguruan tinggi.

Dengan adanya potensi pariwisata tersebut, maka perlu dilakukan


investigasi untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi wisata di
kelurahan Pondok Cabe Udik. Hal ini perlu dilakukan sebagai salah satu cara yang
dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan citra sebagai bagian dari
Kota Tangerang Selatan. Pariwisata berkelanjutan merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat dan satu langkah
awal dalam menerapkan hal itu adalah dengan cara riset dan perencanaan (UN,
2003)

Marjuka (2008) memaparkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses


yang menetapkan visi strategis dari sebuah wilayah yang mencerminkan tujuan
dan aspirasi masyarakat setempat dan pencapaian misi tersebut melalui
pengelolaan lahan serta model pengembangan yang sesuai. Dalam proses
perencanaan pengembangan pariwisata, perguruan tinggi, LSM dan pemerintah
berperan sebagai dinamisator, fasilitator, dan motivator.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam perencanaan pariwisata adalah:


1. Eksplorasi Lingkungan sumber daya pariwisata dan penentuan tujuan
pengembangan pariwisata
2. Analisis sumber daya pariwisata
3. Perencanaan Produk Pariwisata (aktifitas, sarana dan prasarana, pengelolaan
lingkungan, pembinaan masyarakat, promosi dan kerjasama)
4. Implementasi Rencana detail produk wisata
5. Monitoring dan Evaluasi

2
Dredge (2007) menyebutkan bahwa pemerintah lokal memiliki peran yang sangat
besar dalam kegiatan perencanaan. Dredge juga menyebutkan perlunya
memperhatikan para stakeholder multi sektor yang terlibat didalamnya serta
keterlibatan masyarakat lokal dalam perencanaan pariwisata.

Berdasarkan analisis umum mengenai kondisi Kelurahan Pondok Cabe Udik dan
peran pariwisata dalam generator perekonomian, maka yang menjadi
permasalahan dan pertanyaan untuk dijawab pada penelitian ini adalah:

1. Apa saja potensi-potensi daya tarik wisata utama yang mampu dikembangkan
dari wilayah Kelurahan Pondok Cabe Udik?
2. Bagaimana pendapat masyarakat terhadap perencanaan dan pengembangan
pariwisata?
3. Apa model perencanaan dan pengembangan kepariwisataan yang ideal bagi
kelurahan Pondok Cabe Udik?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, diharapkan dapat dihasilkan
suatu rumusan yang dapat menjadi masukan dalam menentukan langkah
pengembangan pariwisata kelurahan Pondok Cabe Udik selanjutnya.

II. METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan action research


dimana semua pihak saling terlibat dari awal hingga akhir dalam proses
perencanaan dan pengembangan pariwisata (Theerapuncharoen: 2008). Action
Research dalam penelitian ini meliputi tiga subyek penelitian, yaitu: masyarakat,
peneliti, dan pemerintah daerah. Dimana tahap yang dilakukan mencakup:

1. Kolaborasi, bekerjasama, dan mengkritisi


2. Informasi, analisis, dan membuat prioritas
3. Pemahamn, dan menadapatkan pengetahuan
4. Aksi: perencanaan, implementasi, pengembangan dan manfaat

3
Proses penelitian ini menggunakan pola induktif analisis, yaitu dimulai dari
deskripsi, analisis, dan penjelasan. Adapun variable Penelitian ini didefinisikan
dengan menggunakan analisis SWOT yang mencakup:

1. Atraksi wisata
2. Amenities akomodasi, usaha makan dan minum, pertunjukan, retail dan
servis lain.
3. Aksesibilitas transportasi dan terminal
4. Organisasi pendukung, seperti organisasi daerah dan pemerintah
Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik kuesioner, wawancara, dan observasi lapangan.Untuk
kuesioner, dibagi menjadi tiga bagian, bagian pertama membahas karakter sosio-
demografis dari responden, sedangkan bagian kedua membahas tentang pendapat
masyarakat terhadap perencanaan parwisata, dan bagian ketiga pertanyaan terbuka
membahas mengenai permasalahan pembangunan dan pengembangan
daerah.Untuk bagian pertama menggunakan skala nominal, sedangkan untuk
bagian kedua menggunakan skala likert.Wawancara dan diskusi juga dilakukan
dengan pemimpin masyarakat dan pemerintah setempat.

Data yang didapatkan dari kesuluruhan proses penelitian dianalisis secara


kuantitatif kemudian dipaparkan secara deskriptif kualitatif untuk
menggambarkan fenomena yang terjadi dari proses perencanaan dan
pengembangan daya tarik wisata pada penelitian ini.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Data demografi dan Administratif

Kelurahan Pondok Cabe Udik merupakan salah satu bagian dari


Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan yang memiliki 8 kelurahan secara
keseluruhan. Kelurahan Pondok Cabe Udik sendiri memiliki 14 Rukun Warga
dengan 64 Rukun Tetangga. Kelurahan Pondok Cabe Udik yang memiliki luas
sebesar 5.142 Km2 memiliki kepadatan penduduk yang relatif lebih kecil
dibanding dengan kelurahan lainnya. Dengan luas tersebut kepadatan penduduk

4
di kelurahan Pondok Cabe Udik dengan jumlah penduduk sebanyak 20.202 jiwa
adalah sekitar 3,93 per Km2.

Menurut Statistik Kecamatan Pamulang (2011), dalam penggunaan


wilayah, mayoritas lahan yang digunakan masyarakat di wilayah kelurahan
Pondok Cabe Udik digunakan sebagai pemukiman (70%) dan prasarana umum
(26%). Hal ini dikarenakan Pondok Cabe Udik memiliki lokasi yang berdekatan
dengan ibu kota DKI Jakarta, menjadikan tempat yang menjadi pilihan
masyarakat untuk tinggal didaerah tersebut.
Kelurahan Pondok Cabe Udik memiliki berbagai jenis macam usaha.Dari
data statistik dapat dilihat usaha yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat
adalah berdagang baik dalam skala besar atau pun kecil.Selain itu, usaha yang
banyak dilakukan oleh masyarakat adalah menyediakan usaha makanan dan
minuman yang berjumlah 503 (39%) dari total seluruh usaha yang ada.

2. Kebijakan Pembangunan

Kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah menitik


beratkan kepada tiga hal, yaitu sarana-prasarana, pendidikan, dan
kesehatan.Terlihat dari program-program yang dijalankan sebagian besar adalah
pembangunan dan perbaikan sarana pendidikan, pengembangan puskesmas, dan
perbaikan infrastruktur seperti perbaikan jalan dan sarana umum.

Untuk kebijakan pengembangan pariwisata dari pemerintah pusat belum


tersosialisakikan kepada pemerintah level kelurahan.Adapun untuk kebijakan
kepariwisataan pemerintah daerah Tangerang Selatan memiliki visi yaitu
Mewujudkan Masyarakat Tangerang Selatan yang Berbudaya dan Meningkatkan
Sapta Pesona Untuk Sadar Wisata yang Indah dan Asri. Adapun misi dari Kota
Tangerang Selatan adalah: (1) Meningkatkan Pengembangan Kota Tangerang
Selatan (2)Menggali dan Mengembangkan Potensi dan Objek Wisata di Kota
Tangerang Selatan (3) Melestarikan Seni dan Budaya (4) Memasarkan Seni dan
Budaya dan objek wisata (5) Memfasilitasi dan Mengembangkan Wisata Kuliner.

3. Daya Tarik Pariwisata

5
Terdapat beberapa keunikan yang berasal dari kelurahan Pondok Cabe yang
dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata, termasuk daya tarik alam, budaya,
religi, dan kuliner, diantaranya yang paling dominan adalah:
a. Persawahan dan Perkebunan: Budi Daya Anggrek, Kamboja Pohon Pisang,
Terong, Melon, Timun Suri, Jagung, dan Beras
b. Kolam Pemancingan dan Budi daya Ikan air tawar: Gurame dan Ikan Mas
c. Peternakan: Ayam Jago
d. Rumah Peribadatan : Vihara Avalokitesvara, Lithang Bhakti, Mutiara
Chendra Metta
e. Wisata Kuliner : Dodol
f. Pendidikan: Perguruan Tinggi/universitas

4. Sarana Prasarana

Kelurahan Pondok Cabe Udik memiliki sarana dan prasarana yang dapat
mendukung kegiatan pariwisata termasuk diantaranya keberadaan sarana
kesehatan, transportasi, listrik, pos polisi, sarana keuangan/perbankan, dan
pengelolaan lingkungan.

5. Pengelolaan Lingkungan

Dalam hal lingkungan hidup, Pondok Cabe dilengkai jenis tempat


pembuangan sampah, dimana sampah ditaruh sementara ditempat pembuangan
sampah sementara, untuk kemudian diangkut oleh pengangkut sampah milik
pemerintah daerah, dan cara lain penanganan sampah adalah dengan
memasukkannya didalam lubang untuk kemudian dibakar. Tidak ada sampah
yang dibuang kedalam sungai atau lainnya. Di beberapa ara, terpasang
pengumuman mengenai larangan membuang sampah dengan peraturan
Pemerintah No.18 2008 untuk menjamin kebersihan lingkungan.

6. Aspirasi Masyarakat

Untuk mengetahui aspirasi masyarakat dilakukan survey menggunakan


teknik kuesioiner dan wawancara kepada masyarakat sekitar kelurahan Pondok
Cabe Udik. Dari jumlah populasi 20,000 masyarakat di ambil sample sebanyak

6
194 orang. Dari hasil wawancara diketahui tercatat terdapat 50% responden laki-
laki dan 50% perempuan.Dari wawancara yang dilakukan diketahui bahwa
mayoritas responden berusia diatas 25 tahun.Separuh responden lahir di kelurahan
Pondok Cabe dan separuh responden lainnya lahir diluar kelurahan Pondok Cabe.
Sebagian besar responden beretnis Jawa dan sebagian besar berasal dari etnis lain.
Sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta dan tidak
memiliki pekerjaan sampingan.Penghasilan yang dimiliki sebagaian besar berada
dibawah Rp.1 juta. Mayoritas responden tinggal diatas lima tahun, sebagian
lainnya tinggal antara 1-15 tahun. Sebagian besar responden memiliki pendidikan
SMA, sebagian besar lainnya memiliki pendidikan minimal SMP dan SD.

Dalam hal pengetahuan dan interaksi dengan wisatawan, diketahui bahwa


responden merasa tidak memiliki pengetahuan banyak tentang wisatawan, namun
sebagian besar responden mengaku pernah berinteraksi dengan
wisatawan.Sebagian besar juga menyatakan belum pernah melihat wisatawan di
Kelurahan Pondok Cabe.Secara keseluruhan responden memiliki sikap yang
positif mengenai keberadaan wisatawan.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pandangan mengenai


wisatawan masih memandang orang asing saja yang disebut sebagai
wisatawan.Namun sikap positif responden terhadap wisatawan memberikan
peluang untuk pengembangan potensi wisata di kelurahan Pondok Cabe.

Tabel. 3

Karakteristik Sosio-Demografis Responden

No. Variabel` N % of total sample


1 Jenis Kelamin
Laki-laki 96 49.50
Perempuan 98 50.50
2 Umur Responden
Dibawah 17 tahun 6 3.10
17-24 tahun 28 14.40
25-34 tahun 44 22.70
35-44 tahun 49 25.30
45-54 tahun 40 20.60
diatas 55 tahun 27 13.90

7
3 Tempat Lahir
Kel. Pondok Cabe Udik 97 50.00
Di luar Kel. Pondok Cabe Udik 96 49.50
4 Suku Bangsa
Jawa 73 37.60
Sunda 35 18.00
Melayu 21 10.80
Dayak 3 1.50
Bugis 3 1.50
Batak 4 2.10
Lainnya 55 28.40
5 Status Pernikahan
Tidak Menikah 44 22.70
Menikah 141 72.70
Janda/Duda 7 3.60
6 Pendidikan
S2/S3 1 0.50
S1 14 7.20
Diploma 8 4.10
SMA 71 36.60
SMP 58 29.90
SD 39 20.10
Tidak Tamat Sekolah 2 1.00
7 Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa 17 8.80
Pegawai Swasta Tetap 14 7.20
Pegawai Swasta Kontrak 12 6.20
PNS 5 2.60
Wiraswasta 74 38.10
Pensiun 2 1.00
Lainnya 70 36.10
8 Pekerjaan Sampingan
Ada 37 19.10
Tidak ada 154 79.40
9 Pendapatan Perbulan
Dibawah Rp.1 juta 116 59.80
Rp. 1-3 juta 56 28.90
Rp. 3-5 juta 20 10.30
Diatas Rp. 5juta 2 1.00
10 Lama Tinggal
Di bawah 4 tahun 38 19.60
4-9 tahun 15 7.70
9-15 tahun 28 14.40
Diatas 15 tahun 113 58.20

8
11 Pengetahuan Tentang Wisatawan
Mengetahui 71 36.60
Tidak Mengetahui 122 62.90
12 Interaksi Dengan Wisatawan
Pernah 146 75.30
Tidak Pernah 48 24.70
13 Wisatawan di Pondok Cabe
Ada 43 22.20
Tidak Ada 151 77.80
14 Menyukai Keberadaan Wisatawan
Menyukai 176 90.70
Tidak Menyukai 16 8.20

Dari hasil wawancara diketahui pula bahwa responden memiliki pendapat


positif mengenai pariwisata dan perencanaan serta pengembangan pariwisata di
kelurahan Pondok Cabe Udik. Dari hasil wawancara, responden menyatakan
bahwa dengan adanya pariwisata akan dapat menjaga kelestarian hidup
lingkungan yang mereka tinggali, mereka juga menyadari bahwa budaya dan
lingkungan hijau dapat menjadi daya tarik wisata yang dapat menarik wisatawan
untuk datang ke daerah mereka. Mereka berkeyakinan bahwa pariwisata dapat
meningkatkan perekonomian, investasi, dan memberikan kesempatan kepada
mereka untuk melakukan usaha dan perdagangan.Selain itu responden merasa
pemerintah perlu melakukan perencanaan dan pengembangan pariwisata didaerah
tersebut.Responden pun mau untuk terlibat dalam perencanaan dan
pengembangan pariwisata di daerah tersebut.

Tabel 4.

Pendapat Masyarakat Terhadap Perencanaan & Pengembangan Pariwisata

No Variabel Rata- Standar


Rata Deviasi
1 Pariwisata meningkatkan investasi 3.92 0.647
2 Pariwisata meningkatkan industri 3.82 0.658
3 Pariwisata meningkatkan ekonomi 3.63 0.758
4 Membuka peluang usaha 3.78 0.753
5 Berkenalan dengan orang baru 4.02 0.598
6 Menjaga lingkungan hidup 3.91 0.696
7 Tradisi punah karena pariwisata 2.16 1.023
8 Infrastruktur merusak lahan hijau 2.49 1.009
9 Budaya sebagai daya tarik 3.84 0.782

9
10 Lahan hijau sebagai daya tarik wisata 3.80 0.799
11 Perlunya peran pemerintah 4.07 0.589
12 Kesediaan terlibat dalam pengembangan pariwisata 3.62 0.869
13 Tidak perlu adanya pengembangan pariwisata 2.33 1.020
14 Masyarakat tidak perduli dengan sampah 3.84 1.232
15 Sampah dapat merusak keindahan alam 4.32 0.713
16 Perlunya pelatihan konservasi lahan 4.21 0.637
17 Perlunya pelatihan usaha ekonomi kreatif 4.16 0.614
18 Telah dilakukan sosialisasi perencanaan wisata oleh 2.87 1.064
pemerintah
19 Masyarakat tidak dibatasi dalam penggunaan lahan 3.71 0.852
20 Perlu dibangun pariwisata ramah lingkungan 4.21 0.604
Keterangan: pengukuran menggunakan skala likert (1) sangat tidak setuju, (2) tidak Setuju,
(3) ragu-ragu, (4) setuju, (5) sangat setuju

Pada pertanyaan terbuka di bagian ketiga, responden ditanya mengenai


permasalahan pembangunan di daerah mereka. Dari jawaban responden tentang
permasalahan yang paling penting yang dihadapi dalam pengembangan daerah
jika disimpulkan, didapatkan sebagai berikut:

a. Permasalahan besar, prioritas pertama adalah sampah, kedua adalah perbaikan


jalan, ketiga adalah pendidikan, keempat adalah pengangguran dan kurangnya
perhatian pemerintah dan kelima adalah kurangnya kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat.
b. Dari jawaban responden masyarakat Pondok Cabe Udik setuju dan yakin
bahwa dengan pengembangan pariwisata di daerah ini dapat menyelesaikan
permasalahan yang ada, hal ini ditunjukkan dengan mayoritas yang menjawab
demikian.
c. Harapan masyarakat terhadap pengembangan daerah adalah masyarakat
menjadi lebih maju, lebih bersih, rapih dan indah, meningkatnya penghasilan,
lebih aman dan tentram dan menjadi desa wisata.
d. jenis atraksi wisata yang ingin dikembangkan di Pondok Cabe Udik adalah
pertama adalah seni dan budaya (Lenong kas Betawi, dangdut, tarian), kedua
adalah tempat pemancingan, ketiga adalah taman bermain, keempat adalah
kolam berenang, dan lima adalah pencak silat.

7. Analisis SWOT

Tabel 5

10
Analisis SWOT

Lingkungan Internal
Kekuatan Kelemahan

1. Dekat dengan ibu kota 1. Pengelolaan sampah limbah rumah


2. Lokasi yang strategis dekat tangga dan industri
dengan terminal dan lapangan 2. Minimnya kesadaran akan kebersihan
udara lingkungan
3. Lingkungan yang alami dan hijau 3. Pendidikan yang rendah
4. Tersedianya fasilitas umum, 4. Meningkatnya jumlah populasi
seperti sekolah, rumah sakit, dan penduduk
pasar 5. Berkurangnya lahan hijau
5. Infrastruktur yang baik 6. Bertambahnya jumlah penduduk
6. Adanya sarana angkutan umum 7. Tidak ditemukannya atraksi kesenian
7. Terdapat beberapa lokasi industri lokal dan pelestariannya
8. Dekat dengan pusat pemerintahan 8. Belum adanya pelestarian makanan
daerah khas lokal
9. Tersedianya potensi wisata 9. Belum ada fasilitas ruang publik yang
budaya, pendidikan,dan alam memadai

Lingkungan Eksternal
Kekuatan Kelemahan

1. Bagian dari daerah otonomi 1. Kemacetan dari aksesibiltas jalan


daerah yang berkembang provinsi
2. Meningkatnya kualitas 2. Belum adanya rencana pengembagan
infrastruktur penghubung pariwisata
3. Stabilitas perekonomian dan 3. Invasi developer pemukiman
politik 4. Kerusakan lingkungan alam
4. Meningkatnya kesejahteraan dan menyebabkan kebanjiran
kemampuan dalam membeli 5. Polusi dan Global Warming
5. Meningkatnya investasi 6. Pengawasan pemerintah setempat
perumahan dan industri di daerah untuk menjaga kebersihan lingkungan
tangerang selatan 7. Faktor kepemilikan lahan oleh pihak
6. bagian daerah konservasi resapan swasta
air

Berdasarkan dari analisis SWOT dan interview dengan masyarakat sekitar


kelurahan Pondok Cabe Udik, disimpulkan bahwa:

a. Kelurahan Pondok Cabe merupakan kelurahan yang berkembang dan akan


terus berkembang sebagai bagian kota sub-urban. Perkembangan yang terjadi
adalah peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dan industri. Perbaikan

11
infrastruktur, berdirinya industri, warung makan, dan sekolah akan memacu
tingkat perekonomian dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

b. Tantangan yang dihadapi Kelurahan Pondok Cabe adalah pembangunan yang


ada tetap menjaga kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekosistem untuk
menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari daerah
daerah yang merupakan tempat resapan air, Kelurahan Pondok Cabe harus
menjaga kelestarian alamnya. Jumlah ruang hijau kurang dari 30% tingkat
ideal ruang hijau suatu perkotaan. Dengan ekspansi jumlah pemukiman yang
semakin meningkat. Oleh karena itu maka yang perlu di lakukan untuk
menjaga keseimbangan lingkungan hidup, maka perlu: perubahan sikap
perilaku yang berwawasan lingkungan, pengelolaan Sampah Terpadu,
penyediaan lahan ruang terbuka untuk masyarakat, pembuatan dan
pemiliharaan ruang terbuka.

c. Potensi daya tarik budaya yang dapat ditonjolkan adalah kegiatan bercocok
tanam, perkebunan, dan keanekaragaman religi. Dengan beranekaragamnya
budaya ini, maka perlu: peningkatan apresiasi terhadap keanekaragaman
budaya, dan informasi mengenai keanekaragaman budaya melalui sarana
informasi

8. Model Perencanaan Pariwisata

Terdapat 3 alternatif dalam perencanaan dan pengembangan kelurahan


pondok cabe udik.Ketiga alternatif ini merupakan konsep yang bertingkat, dari
tingkat yang paling sederhana yaitu Service Center Concept, kemudian yang lebih
maju yaitu Eco-Cultural hingga Growth Pole.

Dengan pertimbangan analisis, observasi dan masukan dari masyarakat,


maka konsep yang paling tepat untuk diterapkan adalah konsep Eco-
cultural.Konsep perencanaan yang diusulkan bertujuan untuk menjaga
keseimbangan lingkungan yang berkelanjutan.Eco-cultural merupakan konsep
pengembangan yang menggabungkan nuansa budaya dan nuansa budaya ramah

12
lingkungan.Selain itu, konsep eco-cultural merupakan konsep yang cocok untuk
diterapkan mengingat daerah kawasan Pondok Cabe Udik termasuk bagian dari
Kecamatan Pamulang yang diperuntukan untuk daerah resapan air, sehingga
perhatian besar perlu ditekankan kepada pelestarian lingkungan.

Konsep Eco-cultural mendorong hal dibawah ini:

a. Peningkatan kualitas sarana pelayanan untuk masyarakat dan infrastruktur


namun dengan mempertahankan keindahan alam
b. Mendorong pembangunan yang berbasis masyarakat
c. Konservasi lingkungan dan budaya
d. Mengundang investasi untuk usaha pariwisata

Keterangan:

1. Kolam Pemancingan
2. Taman Kota dan Jalur
Sepeda
3. Kebun Anggrek
4. Sekolah Pariwisata

Atraksi Wisata Lainnya:

Vihara Avalokitesvara
Rumah Ibadah Lintang
Bakti

Gambar 1. Peta Wisata Kelurahan Pondok Cabe Udik

Konsep Eco-cultural ini telah diterapkan dibeberapa tempat, salah satunya


di Indonesia adalah kota Solo, Jawa Tengah Indonesia. Selain itu, dinegara lain
pun konsep ini diterapkan misalnya saja Belgia yang mengembangkan taman,

13
kebun, dan hortikultura sebagai daya tarik wisata. Taman dan kebun ini
dikombinasikan dengan daya tarik peninggalan budaya di promosikan sebagai
daya tarik (Hut., A :1999). Wallace (2004) melakukan studi tentang eco-cultural
tourism di Finlandia dan menyebutkan bahwa eco-cultural tourism merupakan
konsep dapat digunakan untuk pembangunan berkelanjutan untuk lingkungan
budaya marjinal dan lingkungan alam yang sensitive. Selain itu, kota-kota besar
pun seperti Kaohsiung di Taiwan pun menerapkan konsep eco-cultural dengan
mengaplikasikan transportasi umum, bentuk bangunan, penggunaan energi,
pengelolaan sampah dan tata kota yang ramah lingkungan.

8. KESIMPULAN DAN SARAN

Dengan semakin berkembangnya kelurahan Pondok Cabe Udik seiring


dengan perkembangan kota Tangerang Selatan, Kelurahan Pondok Cabe bergerak
dinamis dari kelurahan yang sepi, asri dengan nuansa pedesaannya menjadi lebih
ramai dan padat dengan aneka macam pusat pelayanan masyarakat, industri,
transportasi dan pemukiman penduduk. Diprediksi kelurahan Pondok Cabe Udik
akan terus berkembang pesat di masa yang akan datang. Pembanguan yang pesat
sering kali tidak memperhatikan pelestarian lingkungan.Untuk dapat berkembang
secara berkelanjutan, maka pelestarian lingkungan perlu diperhatikan.

Adanya potensi daya tarik wisata di kelurahan Pondok Cabe memberikan


nilai tambah terhadap pencitraan kelurahan sebagai tempat yang menarik dan
nyaman untuk dikunjungi.Potensi daya tarik wisata yang ada saat ini sangat
memiliki potensi untuk lebih dapat dikembangkan.Adapun konsep yang
disarankan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan konsep yang
berwawasan kepada lingkungan dan budaya (eco-cultural).Konsep eco-cultural
merupakan konsep yang menjadi alternatif dalam pembangunan di beberapa
tempat lainnya di dunia.Konsep tersebut diasumsikan sesuai untuk diterapkan di
kelurahan Pondok Cabe Udik.Konsep eco-cultural yang dipaparkan dalam
penelitian ini masih bersifat umum dan perlu pengkajian lebih dalam lagi dan di
temukan relevansinya dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat serta
kesesuaiannya dengan rencana pembangunan pemerintah setempat.

14
Pandangan positif masyarakat terhadap perencanaan pariwisata membuka
kesempatan untuk pengembangan lebih lanjut daya tarik wisata yang ada. Adapun
tantangan dalam perencanaan kedepan adalah bagaimana melakukan kerja sama
dengan para pemangku kepentingan setempat dan pembinaan terhadap masyarakat
untuk memajukan pariwisata di kelurahan Pondok Cabe Udik.

DAFTAR PUSTAKA

Ashley, C., Garland, E. (1994). Promoting Community Based Tourism Why,


What, and How. Research Discussion Paper No.4.Directorate of
Environmental Affair.Ministry of Environment Namibia.
Bennet, O., et al.(1999). Sustainable Tourism and Poverty Elimination
Study.Deloitte and Touche. London
Brent, J. R and Charles R. Goeldner.(1994). Travel, Tourism, and Hospitality
Research.Second Edition. A Handbook for Managers and Researchers, John
Wiley and Sons, Inc, Toronto, Canada
Cooper, et al. 1998.Tourism Principles and Practice. Longman Ltd. New York
Goodwin H, Santili, R. (2009). Community Based Tourism- A success?. ICRT
Occasional Paper 11
Hausler, N. (2005). Planning for Community Based Tourism A Complex and
Challenging Task.The International Ecotourism Society.
Keane, J. Lema, A. (2009). Rural Community Based in Central America. Trade
and Poverty in Latin America. COPLA
Inskeep, E. (1991). Tourism Planning An Integrated and Sustainable
Development Approach
Jenkins, J., Dredge, D. (2007). Tourism Planning and Policy.John Wiley and
Sons. Australia
Kecamatan Pamulang. (2011). Kecamatan Pamulang Dalam Angka Tahun 2011

Kreag, G. (2001). The Impact of Tourism. Publication No: T.13 April 2001.
www.seagrant.umn.edu
Ngece, K. (2002). Community Based Ecotourism: What Can People of Africa
Learn from Success Stories Elsewhere. East African and Ecotourism
Development and Consultant, Nairobi.

15
Nuryanti, Wiendu. (1993). Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian
dari Laporan Konferensi Internasional mengenai
PariwisataBudaya.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal.pp.2-3
Marjuka, Y. (2008). Perspektif Pengelolaan Industri Pariwisata Berbasis CSR.
Seminar Manajemen Industri Pariwisata Berbasis CSR.Seminar on
Sustainable Tourism. Universitas Sahid
Sherman, S. (2007). Honduras: Promoting Community Based Tourism. Global
Green Grants Fund.
Theerapuncharoen, N., Sasaki N. 2008. Participatory Action Research for
Tourism Environment Development on Kho Muang Pranakhon Si Ayuthaya
Province.Ann Rep. Res. Environ. Ed. Kyoto Univ. Ed. No.16, pp. 91-97
The Mountain Institute (2000). Community Based Tourism for Conservation and
Development: The Resource Kit. The Mountain Insititute
UNDP and WTO.(1981). Tourism Development Plan for Nusa Tenggara,
Indonesia. Madrid: World Tourism Organization. pp.69.
Williams P.(2010).Educational Tourism: Understanding the Concept, Recognising
the value.
Yoeti, Oka A.(1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa
Wallace G; Russel A. (2004) Eco-cultural tourism as a means for the sustainable
development of culturally marginal and environmentally sensitive.Tourist
Studies.Vol. 4 No. 3 pp. 235-254

16
17

Anda mungkin juga menyukai