2014-2-00388-DI Bab2001
2014-2-00388-DI Bab2001
LANDASAN TEORI
7
8
kuno, mereka menggangap mouseion sebagai tempat penelitian dan pendidikan filsafat
sebagai ruang lingkup ilmu dan kesenian.
Tetapi lama-kelamaan museum yang awalnya sebagai tempat pengumpulan benda
dan alat yang diperlukan untuk penyelidikan ilmu dan kesenian perlahan berubah menjadi
tempat pengumpulan benda-benda yang dianggap aneh. Perkembangan ini meningkat
seiring abad pertengahan, saat itu museum disebut tempat penyimpanan benda-benda
pribadi milik pangeran, bangsawan, para pecinta seni, dan budaya serta para pencipta
ilmu pengetahuan. Dimana kumpulan benda yang ada mencerminkan minat dan perhatian
khusus dari pemilik benda.
Benda-benda seni ditambah dengan benda-benda yang dikumpulkan dari luar
Eropa merupakan modal yang sangat besar yang kemudian menjadi dasar pertumbuhan
museum-museum besar di Eropa. Awalnya museum ditutup secara umum yang kemudian
setelah zaman Renaissance di Eropa Barat, semakin tingginya minat orang-orang untuk
memperdalam dan memperluas pengetahuan mereka tentang manusia sehingga museum
di buka secara umum. Gejala berdirinya museum terlihat pada akhir abad ke-18 seiring
dengan perkembangan pengetahuan di Eropa, negeri Belanda yang merupakan negara
bagian Eropa dalam hal ini tidak ketinggalan dalam upaya mendirikan museum.
menjadi Museum Nasional pada 28 Mei 1979 dan Museum Nasional menjadi museum
pertama yang ada di Indonesia.
2. Metode Pameran :
11
Kronologis, yaitu menyajikan koleksi yang disusun menurut usianya dari yang
tertua hingga sekarang.
Penataan koleksi juga dapat dilakukan dengan menggunakan panel, panel secara
umum dikelompokan menjadi dua, yaitu :
Teks dinding (introductory label) yang memuat informasi tentang pengenalan
pameran yang diselenggarakan, tema dan subtema pameran, kelompok
koleksi.
Label individu yang berisi nama serta keterangan secara singkat mengenai
koleksi yang dipamerkan. Informasi yang disampaikan berisi keterangan yang
bersifat deskriptif dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan alur cerita.
Panel sendiri berfungsi untuk menggantung atau menaruh koleksi yang bersifat
dua dimensi yang dapat dilihat dari sisi depan maupun belakang. Label juga terkadang
hanya digunakan untuk menempelkan label atau koleksi penunjang lainnya seperti peta,
grafik dan sebagainya.
13
'
( Gambar 2.4 Konstruksi Panel yang Kokoh dan Berdiri Tegak Lurus )
Sumber : Buku Pedoman Teknis Pembuatan Sarana Pameran Hal.31
14
Pedestal atau alas koleksi, meletakkan koleksi berbentuk tiga dimensi. Koleksi
yang diletakkan bernilai tinggi dan berukuran besar tentu perlu ekstra pengamanan,
seperti diberi jarak yang cukup aman dari jangkauan pengunjung.
b. Tujuan Museum
Tujuan museum dilihat dari berbagai aspek antara lain adalah sebagai pusat
informasi bagi sebagian besar masyarakat, serta membina nilai-nilai budaya untuk
memperkuat harga diri dan jiwa nasionalis masyarakat sendiri. Tujuan lain dari
museum ialah sebagai sarana rekreasi (entertaiment) serta edukasi bagi
masyarakat dalam memperluas pengetahuan masyarakat.
Linear
Semua jalan pada dasarnya linear, yang dimaksud disini adalah jalan
lurus yang dapat menjadi unsur pembentuk utama deretan ruang.
Radial
Pola radial memiliki jalan yang berkembang dari atau menuju sebuah
pusat.
Network
Pola network (jaringan) terdiri dari beberapa jalan yang
menghubungkan titik-titik terpadu dalam ruang.
Campuran
Suatu bangunan pada umumnya memiliki suatu kombinasi dari pola-
pola diatas. Untuk menghindari terbentuknya orientasi yang
membingungkan, dibentuk aturan urutan utama dalam sirkulasi
tersebut.
di dalam kota, luar kota, dalam negeri dan luar negeri melalui
transportasi darat, udara dan laut.
b. Pengendalian
Kelembaban udara, pengendalian kelembaban relatif dapat dilakukan
dengan alat dehumidifier untuk mengatur fluktuasi kelembaban.
Temperatur udara, pengendalian udara dapat dilakukan dengan cara
pengaturan fluktuasi suhu melalui penggunaan air conditioning(AC)
dan alat sirkulasi udara untuk membuat aliran udara dalam ruang
penyimpanan koleksi dan ruang pamer.
Pencahayaan, pengendalian pencahayaan dilakukan dengan cara
pengaturan cahaya agar tidak langsung mengenai koleksi. Lampu yang
digunakan dalam ruangan dan vitrin harus diberi filter untuk mencegah
sinar ultra violet mengenai koleksi. Bagi koleksi yang sensitif, nilai
intensitas cahaya yang diberikan adalah maksimum 30 luks dan untuk
koleksi yang tidak sensitif maksimum 200 luks.
c. Air, pengendalian air dilakukan dengan cara :
Meletakkan koleksi, yang berada di luar vitrin, tidak langsung terkena
dinding atau lantai agar terhindar dari kapilaritas air tanah.
27
Pada dasarnya film dapat dikelompokan ke dalam dua pembagian dasar, yaitu
kategori film cerita dan non cerita. Pendapat lain menggolongkan menjadi film fiksi dan
non fiksi. Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang, dan
dimainkan oleh aktor dan aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial, artinya
dipertunjukan di bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar di televisi dengan
dukungan sponsor iklan tertentu. Film non cerita adalah film yang mengambil kenyataan
sebagai subyeknya, yaitu merekam kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan.
Indonesia terhadap terhadap film buatan negerinya sendiri juga mengalami peningkatan.
Ditambah lagi menjamurnya sineas-sineas Indonesia yang berbakat dan potensial dalam
mengemas sebuah cerita ke dalam film sehingga mampu membangkitkan gairah penonton
Indonesia untuk menonton film buatan negerinya sendiri.
Sama seperti film fantasi, inti film komedi bisa sama dengan jenis film lain. Yang
berbeda adalah adanya unsur komedi atau kelucuan yang bisa membuat penonton
tertawa.
9. Film Misteri
Film misteri adalah film yang mengandung unsur teka-teki. Film jenis ini cukup
banyak peminatnya karena alur film yang tidak mudah untuk ditebak. Para
penonton pun dipastikan betah mengikuti cerita karena jawaban teka-teki akan
disuguhkan di akhir film.
10. Film Action/Laga
Seperti namanya, film ini mengandung aksi-aksi yang menegangkan. Biasanya
ada banyak adegan perkelahian, saling kejar-kejaran, atau aksi menggunakan
senjata api.
Break down naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan
dibuat film.
3. Merekrut Pekerja Film
Merekrut pekerja film dilakukan dengan beberapa tahap, antara lain :
Menyeleksi kru dari tiap departemen.
Menentukan kru dari hasil show reel ( report produksi).
Menetapkan komposisi kru berdasarkan anggaran.
Menyusun tim produksi. Tim produski terdiri dari 2, yaitu Tim Non
Artistik (meliputi Produser, Eksekutif Produser, Line Produser, Produksi
Manager dan Unit Manajer) ; dan Tim Artistik (meliputi Sutradara,
Asisten Sutradara dan Pencatat Skrip, Penata Kamera, Asisten Kamera
dan Still Photo, Penata Artistik, Penata Rias dan Busana,Penata Lampu,
Penata Suara dan Penata Musik, Penata Editing).
4. Menyusun Jadwal dan Budgeting
Jadwal disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja, biaya dan
peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk
jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot keberapa yang harus diambil
kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal
pengambilan gambar. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi
biaya:
Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan pemain
Penyediaan kaset video
Penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan.
Penyediaan property, kostum, make-up
Honor untuk pemain, konsumsi
Akomodasi dan transportasi.
Menyewa alat jika tidak tersedia.
5. Hunting Lokasi
Memilih dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah.
Untuk pengambilan gambar di tempat umum biasanya memerlukan surat ijin
tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba diusir
dipertengahan pengambilan gambar karena tidak memiliki ijin.
35
- Shooting Indoor
Shooting indoor lebih cepat terkontrol daripada shooting outdoor, namun
dibutuhkan peralatan yang cukup lengkap. Antara lain : penggunaan
lighting sederhana, penggunaan filter, make up, pemilihan background dan
monitor.
2. Visual Efek
38
Beberapa trik mudah untuk dilakukan untuk membuat video kelihatan lebih
menarik antara lain dengan :
- reserve motion
- fast motion (normal lipsync)
- slow motion (normal lipsync)
- crhoma key (blue screen)
3. Tata Setting
Set construction merupakan bangunan latar belakang untuk keperluan
pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi
lebih menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan
mempertegas latar peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita secara
menarik.
4. Tata Suara
Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang
tepat dan berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah
dibawa, peka terhadap sumber suara, dan mampu meredam noise (gangguan
suara) di dalam dan di luar ruangan.
5. Tata Cahaya
Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya
kualitas teknik film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat di ibaratkan
melukis dengan menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka
kamera tidak akan dapat merekam objek.
Penataan cahaya dengan menggunakan kamera video cukup
memperhatikan perbandingan Hi light (bagian ruang yang paling terang) dan
shade (bagian yang tergelap) agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut hight
contrast. Sebagai contoh jika pengambilan gambar dengan latar belakang lebih
terang dibandingkan dengan artist yang sedang melakukan acting, kita dapat
gunakan reflektor untuk menambah cahaya.
Reflektor dapat dibuat sendiri dengan menggunakan styrofoam atau
aluminium foil yang ditempelkan di karton tebal atau triplek, dan ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan. Perlu diperhatikan karakteristik tata cahaya
dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan. Lebih baik sesuai ketentuan
buku petunjuk kamera minimal lighting yang disarankan. Jika melebihi
39
batasan atau dipaksakan maka gambar akan terihat seperti pecah dan tampak
titik-titik yang menandakan cahaya under.
Perlu diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan film yang
dibuat yang disebut white balance. Disebut white balance karena memang
untuk mencari standar warna putih di dalam atau di luar ruangan, karena
warna putih mengandung semua unsur warna cahaya.
6. Tata Kostum
Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita.
Pengambilan gambar dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat
meloncat dari scene satu ke yang lain. Hal ini dilakukan agar lebih mudah,
yaitu dengan mengambil seluruh shot yang terjadi pada lokasi yang sama.
Oleh karenanya sangat erlu mengidentifikasi kostum pemain. Jangan sampai
adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk
mengantisipasinya maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain
difoto dengan kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang
dipakai. Tatanan rambut, riasan, kostum dan asesoris yang dikenakan dapat
dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot selanjutnya.
7. Tata Rias
Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada
wajah tetapi juga pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih
cantik atau tampan tetapi lebih ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur
manipulasi sangat berperan pada teknik tata rias, disesuaikan pula bagaimana
efeknya pada saat pengambilan gambar dengan kamera. Membuat tampak tua,
tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.
- Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai
shooting report.
- Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang
memerlukan efek suara.
- Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil editingnya.
- Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar
dan suara yang diserahkan kepadanya untuk keperluan editing.
dan dunia. Antara memiliki biro di setiap provinsi sertwa beberapa perwakilan di
setiap kabupaten. Agar dapat menyajikan berita luar negeri dengan persepsi
nasional., Antara mengendalikan biro di New York, Canberra, Kuala Lumpur,
Kairo dan Sana'a.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap informasi global,
Antara juga menjalin kerjasama dengan baik secara komersial maupun non
komersial dengan kantor berita di seluruh dunia seperti AAP (Australia), Reuters
(Inggris), AFP (Perancis), Xinhua(Cina), dan lain-lainnya. Antara juga aktif dalam
berbagai organisasi regional maupun internasional, seperti ANEX (Asean News
Exchange), OANA (Organization of Asia Pacific News Agencies) dan NANAP
(Non-Aligned News Agencies Pool).
Sebagian besar dari misi sosial budaya, Antara mengelola galeri foto
jurnalistik (GFJA). Galeri ini telah banyak dikunjungi dan telah dikenal di
mancanegara, Belanda dan Australia pernah menyumbangkan foto-foto yang
dipamerkan di GFJA. Selain itu GFJA juga pernah bekerjasama dan
menyelenggarakan kursus foto jurnalistik.
Pada bulan Desember 2008, Direktorat Pemberitaan Antara meraih
sertifikasi ISO 9001-2000. ISO 9001-2000 merupakan sebuah penjelasan atas
persyaratan yang harus dipenuhi untuk sebuah sistem manajemen dengan mutu
yang baik. Ini merupakan bukti nyata bahwa semua individu di dalam Antara
berkomitmen untuk memperluas transformasi manajemen agar sistem manajemen
mutu dapat lebih kuat dari sebelumnya.
2.3.1.4 Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan di Museum Antara antara lain pameran galeri
foto yang wajib dan terus berlangsung hingga saat ini, dan ruang serba guna di
gedung sayap kanan yang berfungsi sebagai kafe dan biasa digunakan sebagai
acara talkshow, atau pertemuan komunitas dan pelatihan foto jurnalistik Antara
yang dikepalai oleh kantor berita Antara.
2. Dinding
Untuk dinding tidak ada penggunaan material khusus, hanya menggunakan
bata yang dicat putih dan sebagian area yang menggunakan gypsum.
3. Ceiling
Pada ruang serba guna ceiling berbentuk kotak dalam jumlah banyak yang
merupakan balok dengan cat putih. Sedangkan pada lantai dua di area
museum, penggunaan berbagai macam warna pada ceiling ditampilkan.
Ditambah dengan ornamen bola dunia yang terdapat pada saat menaiki tangga
menuju lantai dua.
48
Gambar 2.38 Detail ceiling cafe Gambar 2.39 Detail ceiling Museum lantai 2
Sumber : Yoseph, 2015 Sumber : Yoseph, 2015
4. Pencahayaan
Pencahayaan pada tiap ruang berbeda-beda sesuai kebutuhan. Pada ruang
galeri menggunakan lampu LED untuk menyoroti foto-foto pada galeri.
Sedangkan pada ruang serba guna/cafe hanya menggunakan lampu downlight
dibagian tengah ruang. Dan pada ruang museum, pencahayaan berasal dari
lampu LED, pada waktu siang cahaya alami membantu masuknya cahaya
sehingga ruang museum tidak tampak gelap.
Gambar 2.40 Pencahayaan pada caf Gambar 2.41 Pencahayaan pada Museum
Sumber : Yoseph, 2015 Sumber : Yoseph, 2015
5. Penghawaan
Sistem penghawaan yang digunakan adalah AC central yang disalurkan
ketiap ruangan kedalam gedung. Penghawaan cukup sejuk dikarenakan
masing-masing ruang tidak terlalu besar dan tinggi ceiling yang standar
sehingga AC sangat membantu penghawaan pada tiap ruang.
49
2.3.2.4 Kegiatan
Selain dapat menikmati peninggalan prasejarah di museum ini,
pengunjung dapat meniti kehidupan nenek moyang sebelum mengenal tulisan di
jaman prasejarah, mengenal peradaban bangsa lain hingga kerajaan-kerajaan
terkuat di Asia Tenggara. Museum Nasional juga rutin mengadakan kegiatan lain
diluar pameran, diantaranya seperti acara talkshow, acara penghargaan dan masih
banyak lagi.
Pada dinding museum, di dominasi oleh bata yang dilapisi cat warna putih
dan warna lain yang tetap natural, dan untuk beberapa area sudut
menggunakan granit yang seragam dengan lantai.
3. Ceiling
Pada ceiling museum tidak menggunakan trap-trap pada area pameran,
museum hanya menggunakan up ceiling di bagian tertentu seperti lobi dan
area khusus lainnya.
4. Pencahayaan
Dilihat dari pencahayaan, museum menggunakan cahaya buatan tetapi
dibantu cahaya alami yang dapat masuk kedalam ruangan. lighting tampak
53
fleksibel dengan penggunaan lampu LED pada fokus benda pameran dan
penggunaan lampu fluorescent dan downlight untuk membantu penerangan
interior museum.
bergabung dengan FIAF (Federation Internationale des Archives du Film), dan juga
tergabung dalam SEAPAVAA (South East Asia-Pacific Audio Visual Achives
Association). Sehingga Sinematek Indonesia dari semula telah mempunyai hubungan
internasional yang cukup luas.
Di tengah maraknya teknologi informasi dengan minimnya dukungan secara
finansial dari pihak pemerintah, tetapi tetap bertahan demi berlangsungnya upaya
melestarikan sejarah sekaligus aset seni dan budaya yang tak ternilai sehingga dapat
dimanfaatkan oleh generasi bangsa saat ini dan yang akan datang.
1. Lantai
Lantai menggunakan keramik putih ukuran 30x30, karena bangunan ini sudah
cukup lama terlihat tidak ada perubahan atau renovasi yang dilakukan.
57
2. Dinding
3. Ceiling
4. Pencahayaan
Karena hampir tidak adanya cahaya alami yang dapat masuk kedalam gedung,
maka cahaya buatan berperan penuh sebagai sumber pencahayaan dengan
menggunakan lampu fluorescent dan downlight.
5. Penghawaan