artinya jika asas-asas atau prinsi-prinsip itu tidak dijalankan oleh Notaris
antara lain adalah asas kepastian hukum, asas persamaan, asas kepercayaan,
asas kehati-hatian, dan asas profesionalitas. Sebagai notaris yang baik, asas-
asas ini tidak dikesampingkan atau dilepaskan dari pelaksanaan tugas dan
46
Herlien Budiono, Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Di Indonesia,
(Bandung: Citra Adtya Bakti, 2006), hal. 82.
47
Konsideran huruf a Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris (UUJN).
48
Ibid., konsideran huruf b Undang-Undang Jabatan Notaris.
49
Ibid., konsideran huruf c Undang-Undang Jabatan Notaris.
menentukan:
hukum, yang berintikan kebenaran dan keadilan yang memerlukan suatu alat
Akta otentik yang dibuat di hadapan atau oleh notaris telah sesuai dengan
aturan hukum yang berlaku, sehingga jika terjadi permasalahan, maka akta
50
A. Kohar, Op. Cit., hal. 64.
51
Putri A.R., Perlindungan Hukum Terhadap Notaris, Indikator Tugas-Tugas
Jabatan Notaris yang Berimplikasi Perbuatan Pidana, (Jakarta: Sofmedia, 2011), hal. 23.
akta otentik yang dibuat notaris adalah bukti sempurna di sidang pengadilan.
mengatakan keadilan merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari hukum
hendak dicapai dari kepastian hukum, dengan perkataan lain kepastian hukum
sebagai berikut:53
52
Mochtar Kusumaatmadja dan B. Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, Suatu
Pengenalan Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum, (Bandung: Alumni, 2000), hal.
52-53.
53
Putri A.R., Op. cit., hal. 22.
alat bukti tertulis yang bersifat otentik mengenai keadaan, peristiwa, atau
Kepastian hukum harus menjadi nilai bagi setiap pihak dalam sendi
kehidupan, di luar peranan negara itu sendiri dalam penerapan hukum legislasi
2. Asas Persamaan
semua pihak yang terlibat di dalam pembuatan akta otentik khususnya kepada
para pihak, notaris tidak boleh membeda-bedakan antara satu sama lainnya.
membutuhkan.
Undang Jabatan Notaris mengenai sumpah pada aliena ke-2, Pasal 16 ayat (1)
di dalam Kode Etik Notaris yaitu pada Pasal 3 ayat (4) Kode Etik Notaris.
54
Ibid., hal, 23.
maka asas persamaan di hadapan hukum wajib dimiliki dan dilaksanakan oleh
notaris dalam pelaksanaan jabatannya. Bahkan dalam norma dasar yaitu dalam
sama setiap orang harus diperlakukan sama di hadapan hukum, dan pada
situasi yang berbeda diperlukan pula perlakuan yang berbeda. Ketika terjadi
menjalankan jabatan saya dengan amanah, jujur, saksama, mandiri, dan tidak
55
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 ditegaskan: Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (amandemen kedua).
56
Sri Soemantri, Bunga Rampai Hukum Tata Negara, (Bandung: Alumni, 1992),
hal. 29.
57
Putri A.R., Op. cit., hal. 23.
maupun perempuan.
Pasal 3 ayat (16) Kode Etik Profesi Notaris, ditentukan, Notaris dan orang
setiap klien yang datang dengan baik, tidak membedakan status ekonomi
dan/atau status sosialnya. Menurut Habib Adjie, ada beberapa hal yang
58
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, Tafsir Tematik Terhadap Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, (Bandung: refika Aditama, 2008), hal. 87.
oleh hukum. Filosofinya adalah tidak semua hak akan dibenarkan oleh hukum
tetapi hukum di dalam negara hukum harus pula membatasi hak-hak manusia
merupakan penolakan hukum atau dibenarkan oleh hukum, harus ada alasan
atau argumentasi hukum yang jelas dan tegas sehingga pihak yang bersangga
membedakan satu sama lain berdasarkan ekonomi, status sosial, dan lain-lain.
cuma-cuma kepada orang yang tidak mampu dan Notaris yang melanggar
59
Ibid., hal. 87.
3. Asas Kepercayaan
dengan kewajiban menjalankan tugas jabatan notaris dan posisi notaris itu
notaris karena posisi notaris dalam hal ini sebagai pemegang amanah
kepercayaan.
Teori yang melandasi ini dikenal dengan fiduciary duty theory adalah
suatu teori tentang penerapan kewajiban yang telah ditetapkan dalam undang-
kepentingan pribadi orang lain yang diurus oleh pribadi lainnya untuk
sesaat. 61
sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dinyatakan oleh hukum. Seseorang
60
Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat
Publik, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal. 32.
61
Bismar Nasution, Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris Dalam Pengelolaan
Perseroan Terbatas Bank, Makalah yang Disampaikan pada Seminar Sehari: Tanggung
Jawab Pengurus Bank dalam Penegakan dan Penanganan Penyimpanan di Bidang
Perbankan Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas dan Undang-undang Perbankan,
diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan,
Surabaya, tanggal 21 Februari 2008, hal. 4.
fiduciary seperti pengurus atau pengelola, pengawas, wakil atau wali, dan
sebagai trustee jelas ditentukan dalam Pasal 16 ayat 1 huruf f revisi Undang-
mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna
menentukan lain.
dengan orang yang mempercayai dalam urusan sesuatu terjalin dalam suatu
62
Ibid, hal. 5.
63
Munir Fuady, Doktrin-Doktrin Modern Dalam Corporate Law dan Eksistensinya
Dalam Hukum Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2010), hal. 31 dan hal 32.
dalam derajat atau standar yang tinggi. 65 Penekanan asas kepercayaan ini
konsekeunsi tidak saling membuka rahasia yang dalam hal ini sebagai
pemegang rahasia klien adalah notaris, maka notaris yang wajib merahasiakan
64
Ibid, hal. 33.
65
Ibid, hal. 33-34.
66
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia..Op. cit., hal. 89.
dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai
Namun kerahasiaan bukanlah mutlak bagi notaris tetapi ada pula hak ingkar
bagi notaris untuk mengungkap rahasia itu dalam hal yang dibenarkan oleh
peraturan perundang-undangan. 67
4. Asas Kehati-hatian
67
Putri A.R., Op. cit., hal. 27-28.
68
Chatamarrasjid Ais, Hukum Perbankan Nasional Indonesia Ditinjau Dari
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Sebagaimana Telah Diubah
Dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999
Jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia, Edisi Revisi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2009), hal. 144.
saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait
asas yang wajib dalam Pasal 16 ayat (1) revisi Undang-Undang Jabatan
69
Ibid., hal. 146.
70
Habib Adjie, Sanksi Perdat,Op. cit., hal. 86.
timbulnya risiko di kemudian hari baik risiko bagi para pihak maupun bagi
notaris itu sendiri, baik risiko kerugian materil maupun risiko immateril dan
risiko hukum.
5. Asas Profesionalitas
71
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia..Op. cit., hal. 188.
Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris, maka notaris merupakan satu
dipersyaratkan:75
72
Supriadi, Op. Cit., hal. 16.
73
Diktum Dalam Konsideran huruf c Undang-Undang Jabatan Notaris.
74
Supriadi, Op. Cit., hal. 19.
75
Putri A.R., Op. cit., hal. 30.
76
Liliana Tedjasaputro, Op. Cit., hal. 86.
terhadap setiap peristiwa hukum dan sosial yang muncul sehingga dengan
berlaku di samping itu notaris dapat menolak dengan tegas pembuatan akta
Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris. Notaris harus dilengkapi
dengan berbagai keahlian dan ilmu pengetahuan serta ilmu-ilmu lainnya yang
77
Wawan Setiawan, Op. Cit., hal. 25.
78
Ibid, hal. 26.
yang dimaksud dengan notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk
kualifikasi seperti ini diberikan kepada pejabat tata usaha negara. Tetapi
pejabat publik yang dimaksud untuk notaris bukan dalam kategori sebagi
pejabat tata usaha negara. Notaris sebagai pejabat publik dikecualikan sebab
makna publik bagi notaris diartikan bermakna hukum. Sedangkan publik bagi
perbuatan hukum. 80 Notaris berbeda dari pejabat publik lainnya karena notaris
79
Habib Adjie, Sanksi Perdata,.Op. cit., hal. 31.
80
Nuzuarlita Permata Sari Harahap, Pemanggilan Notaris Oleh Polri Berkaitan
Dengan Akta Yang Dibuatnya, (Medan: Pustaka Bangsa Press, 2011), hal. 64.
sejauh pembuatan akta otentik tertentu tidak dikhususkan bagi pejabat umum
perlindungan hukum. Selain akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan
hak dan kewajiban para pihak demi kepastian, ketertiban, dan perlindungan
keseluruhan.
Kewenangan notaris dicantumkan dalam Pasal 15 ayat (1), (2), dan (3)
81
Ibid., hal. 57.
yang berlaku dan mengatur jabatan yang bersangkutan. Setiap wewenang ada
82
Habib Adjie, Hukum Notaris Op. cit., hal. 77-78. Wewenang dapat diperoleh
secara atribusi, delegasi, dan mandat. Wewenang secara atribusi adalah pemberian wewenang
yang baru kepada suatu jabatan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Wewenang
delegasi adalah pemindahan atau pengalihan wewenang berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Wewenang mandat adalah menggantikan wewenang karena seseorang yang
berkompeten berhalangan.
otentik.83
Akta yang dibuat oleh notaris sebagai pejabat umum dinamakan akta
untuk itu di mana akta dibuatnya. Suatu akta dikatakan sebagai akta otentik
Undang-Undang.
2. Bentuk akta dan tata cara membuat akta ditentukan oleh Undang-
Undang.
membuat akta.
semua pembuatan akta otentik menjadi wewenang notaris. Akta yang dibuat
oleh pejabat lain bukan menjadi wewenang notaris, seperti akta kelahiran,
pernikahan, dan perceraian dibuat oleh pejabat selain notaris. Akta otentik
yang berwenang dibuat oleh notaris antara lain: membuat akta otentik
83
Zilpiero, Kewenangan, Kewajiban, dan Larangan Notaris Dalam UUJN,
http://zulpiero.wordpress.com/2010/04/26/kewenangan-kewajiban-dan-larangan-notaris-
dalam-uujn/, diakses tanggal 1 Juli 2013.
84
Habib Adjie, Hukum Notari,.Op. cit., hal. 73.
dimasukkan dalam wewenang khusus dalam Pasal 15 ayat (2) revisi Undang-
85
Ibid., hal. 82.
Notaris. Menurut Habib Adjie, dilihat secara substansi Pasal 16 ayat (3) revisi
dan/atau kesalahan ketik yang terdapat pada Minuta Akta yang telah
tentang hal tersebut pada minuta akta asli dengan menyebutkan tanggal dan
nomor akta berita acara pembetulan, serta membuat salinan akta berita acara
kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan dan dapat menjadi alasan
bagi pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti
oleh legislatif maupun eksekutif atau keputusan badan atau pejabat tata usaha
otentik pada Pasal 15 ayat (2) huruf f revisi Undang-Undang Jabatan Notaris
yaitu membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan. Padahal telah ada
Tanah, menentukan, dalam Pasal 1 dan Pasal 2 Permen ini, Camat juga dapat
diangkat sebagai PPAT jika di daerah kerja Camat yang bersangkutan dalam
PPAT. 87
86
Ibid., hal. 83.
87
Hadi Setia Tunggal, Kompilasi Peraturan Jabatan Notaris & PPAT, (Jakarta:
Harvarindo, 2012), hal. 563-564.
aturan hukumnya. Sebagai batasan agar jabatan dapat berjalan dengan baik
dan tidak bertabrakan dengan wewenang jabatan lainnya. Jika seorang notaris
akta dan akta yang dibuatnya merupakan akta otentik. Selain wewenang
Notaris, ada lagi wewenang lainnya yang terdapat di luar atau selain revisi
1227 BW).
4. Akta protes wesel dan cek (Pasal 143 dan Pasal 218 WvK).
88
Habib Adjie, Sekilas Dunia Notaris & PPAT Indonesia, (Bandung: Mandar Maju,
2009), hal. 23.
Dengan Tanah, ditentukan bahwa, SKMHT wajib dibuat dengan akta notaris
Dengan Tanah, jelas menentukan suatu kewajiban bagi notaris atau PPAT
untuk membuat SKMHT. SKMHT mengenai hak atas tanah yang sudah
SKMHT mengenai hak atas tanah yang belum terdaftar wajib diikuti
diberikan. Ketentuan ini tidak berlaku dalam hal SKMHT diberikan untuk
89
Ibid., hal. 24.
yang wajib dilakukan oleh notaris yang diperintahkan oleh revisi Undang-
Konsekuensi dari kewajiban adalah, jika tidak dilakukan atau dilanggar, maka
90
Pasal 15 ayat (6) UU No.4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah
Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah.
91
M. Marwan dan Jimmy P., Kamus Hukum, (Surabaya: Reality Publisher, 2009),
hal. 361.
92
Habib Adjie, Hukum Notari, Op. cit., hal. 86.
Undang Jabatan Notaris, Bahwa saya akan menjaga sikap, tingkah laku saya,
dan akan menjalankan kewajiban saya sesuai dengan kode etik profesi,
kehormatan, martabat, dan tanggung jawab saya sebagai Notaris. Jika notaris
melanggar sumpah, dan setiap orang yang bersumpah akan berimplikasi pada
(11) Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a sampai dengan huruf l dapat dikenai sanksi berupa :
a. Peingatan tertulis.
b. Pemberhentian sementara.
(13) Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf n dapat dikenai sanksi berupa peringatan tertulis.
bekerja secara jujur, mandiri, tidak berpihak dan penuh rasa tanggung
Jabatan Notaris, dan Kode Etik Notaris sesuai dengan sifat munculnya
Pada Pasal 3 Kode Etik maka Notaris dan orang lain yang memangku
93
Nuzuarlita Permata Sari Harahap, Op. cit., hal. 86-87.
jika akta batal demi hukum tetapi pelanggaran terhadap Pasal 16 ayat (1)
, maka hal ini akan merugikan kepada para pihak padahal pelanggarannya
dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani pada saat
itu juga oleh penghadap, saksi, dan notaris, maka notaris tidak bisa dikenakan
yang berkenaan dengan wasiat (Pasal 16 ayat 1 huruf i dan huruf j revisi
95
Habib Adjie, Hukum Notaris.Op. cit., hal. 88.
akta di bawah tangan atau suatu akta menjadi batal demi hukum (Pasal 84
kepada notaris atau terhadap akta tersebut. Anehnya majelis hakim dalam
para tergugat (I, II, dan II) dijatuhkan putusan perbuatan melawan hukum.
Tidak jelas perbuatan melawan hukum yang mana yang dimaksudkan oleh
KUH Perdata.
Hal ini berarti merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Dalam
penulisan atau kesalahan isi akta. Sehingga akta yang dibuat dengan benar-
ayat 16 ayat (1) huruf m revisi Undang-Undang Jabatan Notaris tidak wajib
dilakukan jika dikehendaki oleh para penghadap agar akta tidak dibacakan
dengan ketentuan bahwa hal tersebut dinyatakan dalam penutup akta (akhir
dan notaris.
artinya notaris akan melaksanakan tugas dan kewajibannya jika apa yang
hukum, maka notaris tersebut wajib melaksanakan hal itu, termasuk kehendak
untuk dinyatakan dalam akta otentik. Selanjutnya Pasal 38 ayat (3) huruf c
memuat isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang
berkepentingan.
96
Nuzuarlita Permata Sari Harahap, Op. cit., hal. 86.
pihak mengetahui apakah pada waktu pembuatan akta tersebut dibacakan atau
tidak. Hal ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi majelis hakim
dibacakan, maka masing-masing para penghadap dianggap sudah tahu isi akta
tersebut.
Pasal 1909 BW. Notaris yang diminta sebagai saksi dapat menolak atau
97
Habib Adjie, Hukum Notaris.Op. cit., hal. 89.
segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya. Notaris sebagai saksi dapat
merahasiakannya.
pembuatan akta.
notaris untuk merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan
Ketentuan ini dikecualikan dari kewajibannya jika terkait dengan suatu akta
yang berkaitan dengan pelanggaran hukum, maka akta tersebut harus dibuka
atau disampaikan oleh notaris kepada pihak berwajib untuk sebagai bukti.98
dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai
Namun kerahasiaan bukanlah mutlak bagi notaris tetapi ada pula hak ingkar
bagi notaris untuk mengungkap rahasia itu dalam hal yang dibenarkan oleh
peraturan perundang-undangan. 99
98
Ibid.
99
Putri A.R., Op. cit., hal. 27-28.
Dalam Kode etik juga mengatur larangan terhadap Notaris, yang diatur
dalam Pasal 4 yaitu notaris dan orang lain yang memangku dan menjalankan
Jika larangan itu tetap dilakukan oleh notaris, maka notaris akan
tidak hormat. Jenis sanksi demikian ditentukan dalam Pasal 17 ayat 2 revisi
yang meninggalkan wilayah jabatannya lebih dan 7 (tujuh) hari kerja berturut-
(tujuh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang sah, notaris tidak dapat
dikenakan sanksi Pasal 85 UUJN 100, sebab jika dikaitkan dengan Pasal 19 ayat
ketentuan Pasal 19 ayat (1) revisi Undang-Undang Jabatan Notaris ini notaris
Jabatan Notaris, dengan hanya mempunyai satu kantor, berarti notaris dilarang
100
Habib Adjie, Hukum Notaris, Op. cit., hal. 91.
keberpihak notaris.
akta untuk diri sendiri, istri/suami, atau orang lain yang mempunyai hubungan
derajat, serta dalam garis ke samping sampai dengan derajat ketiga, serta
menjadi pihak untuk diri sendiri, maupun dalam suatu kedudukan ataupun
Undang Jabatan Notaris bahwa akta notaris tidak boleh memuat penetapan
notaris, istri atau suami notaris, saksi, atau orang yang mempunyai hubungan
kekeluargaan dengan notaris atau saksi, baik hubungan darah dalam garis
101
Nuzuarlita Permata Sari Harahap, Op. cit., hal. 88.
konspirasi atau kolusi antar notaris dengan keluarganya, baik istri, suami atau
pihak lain yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan notaris atau saksi.
102
Ibid., hal. 90.