Disusun Oleh:
2017 M / 1439 H
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Pompa (Pump) Fase gerak dalam KCKT adalah suatu cairan yang bergerak
melalui kolom. Ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu kinerja konstan
(constant pressure) dan pemindahan konstan (constant displacement). Pemindahan
konstan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa syringe.
Pompa reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur
(pulsating),oleh karena itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam elektronik
untuk, menghasilkan garis dasar (base line) detektor yang stabil, bila detektor
sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya ialah ukuran reservoir tidak
terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang tidak berdenyut, tetapi
reservoirnya terbatas (Putra, 2004 : 5).
Kolom (Column), Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau
gagalnya suatu analisis tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan
yang sesuai. (David Harvey, 2000: 578-585).
Detektor (Detector) . Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya
komponen sampel di dalam kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadamya
(analisis kuantitatif).Detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan
(noise) yang rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi respons untuk
semua tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi
temperatur sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat diperoleh. (Putra, 2004 : 6).
KCKT menawarkan beberapa keuntungan dibanding dengan kromatografi
cair klasik, antara lain:
- Cepat: Waktu analisis umumnya kurang dari1 jam. Banyak analisis
yang dapat diselesaikan sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang tidak
rumit (uncomplicated), waktu analisis kurang dari 5 menit bisa dicapai.
- Resolusi : Berbeda dengan KG, Kromatografi Cair mempunyai dua rasa
dimana interaksi selektif dapat terjadi. Pada KG, gas yang mengalir
sedikit berinteraksi dengan zat padat; pemisahan terutama dicapai
hanya dengan rasa diam. Kemampuan zat padat berinteraksi secara
selektif dengan fasa diam dan fasa gerak pada KCKT memberikan
parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang diinginkan.
- Sensitivitas detektor: Detektor absorbsi UV yang biasa digunakan
dalam KCKT dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9
gram) dari bermacam- macam zat. Detektor-detektor Fluoresensi dan
Elektrokimia dapat mendeteksi jumlah sampai picogram(10-12 gram).
Detektor-detektor seperti Spektrofotometer Massa, Indeks Refraksi,
Radiometri, dll dapat juga digunakan dalam KCKT.
- Kolom yang dapat digunakan kembali: Berbeda dengan kolom
kromatografi klasik, kolom KCKT dapat digunakan kembali (reusable)
. Banyak analisis yang bisa dilakukan dengan kolom yang sma sebelum
darijenis sampel yang diinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis solven
yang digunakan Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik :zat zat
yang tidak bisa dianalisis dengan KG karena volatilitas rendah ,
biasanya diderivatisasi untuk menganalisi spsesies ionik. KCKT dengan
tipe eksklusi dan penukar ion ideal sekali untuk mengalissis zat zat
tersebut.
- Mudah rekoveri sampel: Umumnya setektor yang digunakan dalam
KCKT tidak menyebabkan destruktif(kerusakan) pada komponen
sampel yang diperiksa, oleh karena itu komponen sampel tersebut dapat
dengan mudah dikumpulkan setelah melewati detector.Solvennya dapat
dihilangkan dengan menguapkan ksecuali untuk kromatografi
penukarion memerlukan prosedur khusus.
(Putra, 2004: 8)
Orde : Asterales
Family : Asteraceae
Tribe : Vernonieae
(Struktur Eremantholide C)
2.3 Eksperimental Bahan
2.3.1 Penyiapan bahan
L. trichocarpha dikumpulkan pada bulan Juli, 2007, di Ouro Preto, Minas
Gerais, Brasil. Spesies tanaman dikumpulkan dengan izin Instituto Brasileiro do
Meio Ambient Recambos Naturais Renovveis (IBAMA - nomor lisensi 009 /
2006). L. trichocarpha (245 g) dikeringkan dengan udara pada suhu 37 C, digiling
dan diekstraksi dengan etanol 95%, dengan perforasi. Pelarut dihilangkan di bawah
tekanan dan suhu di bawah 40 C untuk mendapatkan ekstrak etanol kasar (31,2
g).
2.4.4 Linearitas
Linearitas dievaluasi oleh tiga kurva analitik dengan menggunakan delapan
konsentrasi berbeda untuk eremantholide C: 2, 4, 5, 20, 60, 100, 140 dan 180 g /
ml.
2.4.7 Spesifisitas
Spesifisitas dievaluasi dengan metode penambahan standar. Ekstrak 1000
g/mL tanpa penambahan standar dan setelah menambahkan larutan standar
Eremantholide C 2 g/mL, 5 g/mL, 10 g/mL dan 15 g/mL dan IS pada 100 g/mL
dianalisis. Selain itu, dilakukan konfirmasi metode spesifisitas dengan menganalisis
kemurnian puncak.
berbeda. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi sampel pada akhir uji
pada vial yang berbeda dan dilakukan uji stabilitas jangka panjang, dipercepat
(40C) dan suhu rendah (8C). Pengujian ini dilakukan selama enam bulan, ekstrak
sampel dan zat terisolasi dikumpulkan pada akhir bulan: 1, 2, 3, 4,5 dan 6. Suhu
yang akan digunakan pada masing-masing uji stabilitas dan waktu untuk melakukan
analisis sampel didasarkan pada rekomendasi panduan Anvisa untuk uji kestabilan
obat-obatan (Anvisa, 2005). Selama perlakuan uji stabilitas, kondisi dan jumlah
sampel dihitung untuk melakukan setiap penelitian. Alikuot ditarik pada setiap
selang waktu dan ditempatkan dalam botol kaca secara terpisah lalu dianalisis.
Karena karakteristik zat alami variatif, aliquot mungkin sudah ada satu sama lain.
Dalam percobaan variasi kurang dari 3%. Terjadinya pembusukan pada nilai yang
sama atau lebih rendah dari variasi tidak dapat secara langsung dikaitkan dengan
Eremantholide dievaluasi jika terjadi penurunan zat aktif secara biologis serta jika
ekstrak puri-fied.
disimpan dalam botol tertutup yang berbeda dibagi menjadi dua kelompok: botol
tak berwarna, yang terkena radiasi cahaya, dan botol kuning yang terlindungi dari
Pada akhir periode paparan, ekstrak sidik jari disisipi kandungan zat warna
pada 90 C selama tiga hari. Setelah itu zat biologis aktif dilarutkan dalam metanol
menghasilkan larutan 200 g/mL, yang diambil untuk kuantifikasi. Hasil yang
Kondisi terbaik untuk metode analisis ini menggunakan kolom kedua yaitu
Waters Atlantis T3 (150 mm 4,6 mm, 3 m), fasa geraknya Asetonitril dan air
pada elusi gradien, laju alir fase gerak 0,8 mL/menit dan suhu kolom 30 C. Gradien
fase yang paling sesuai dimulai dengan Asetonitril 10% selama 5 menit, Asetonitril
30% selama 10 menit, Asetonitril 50% selama 15 menit, Asetonitril 60% selama 20
menit, Asetonitril 65% selama 23 menit, Asetonitril 90% selama 30 menit, dan
Asetinitril 10% selama 35 menit. Waktu retensi yang diperoleh dengan metode ini
adalah 12,3 menit untuk kumarin, dan 17,1 menit untuk Eremantholide C, dan
Kedua kolom memiliki fase gerak yang sama yaitu oktadesil silane tetapi pada fase
diam yang menggunakan ukuran partikel kecil menunjukkan hasil pemisahan yang
lebih baik pada analit. Kolom HPLC Atlantis T3 diikat dengan pengendalian
reaksi trifungsional C18 silane yang disiapkan dengan kondisi yang sesuai
menggunakan partikel silica yang dibuat dengan teknologi novel end capping.
Kolom Atlantis T3 merupakan sorben baru, dengan bobot ligan (1,6 mol / m2).
Telah memberikan kinerja, fleksibilitas, dan retensi yang baik untuk senyawa polar,
al., 2007)
sesuai, dengan resolusi yang lebih baik (resolusi kumarin eremantholide C adalah
pemisahan analisis yang singkat yaitu 35 menit. Analit ini cukup memadai untuk
resolusi yang memadai antara sinyal analit dan sinyal yang berdekatan .
Berdasarkan acuan dari Santos et al. (2003) Sosos et al. (2003) diperoleh
(efisiensi); = faktor pemisahan (k2 / k1); k = faktor retensi dihitung dengan tujuan
diperoleh dalam kondisi yang baik, dihitung dari analisis eremantholide C, yaitu
396.906 N / meter.
Gambar 1 Ekstrak etanol Lychnophora trichocarpha 500 g / ml (A); ekstrak etanol
Lychnophora trichocarpha 500 g / ml + koumarin 100 g / ml (B); dan eremantholide C 180
g / ml + coumarin 100 g / ml (C).
Fase gerak metanol menunjukkan resolusi dan pemisahan yang lebih baik
antara kedua puncak eremantholide C, kumarin dan zat yang mengganggu. Tailing
Factor dihitung dengan membagi lebar puncak pada 5% tinggi dengan dua kali nilai
bagian anterior puncak, relatif dengan lebar 5% dari tinggi untuk sinyal relatif
terhadap eremantholide C sama dengan 1. Hasil ini menunjukkan bahwa kondisi
percobaan yang dibolehkan untuk meminimalkan pengotor kromatografi sinyal
(Snyder et al., 1997). Dengan demikian, elusi gradien didefinisikan, dengan aliran
rendah (0,8 ml / menit) dan suhu 300C. Aliran fase gerak diubah dengan melihat
atau memantau tekanan sistem.
Keberadaan cincin lakton -- 6- tidak jenuh penanda dalam struktur kimia
kumarin dan 5 sesquiterpene lactones gugus kromofor, memungkinkan penyerapan
maksimum pada panjang gelombang yang sama. Detektor PDA digunakan karena
kemampuannya untuk mengevaluasi perbedaan panjang gelombang secara
berkesinambungan. Hal ini penting dalam uji stabilitas untuk memantau puncak
yang bisa dihubungkan dengan hasil penguraian.
Detektor PDA memverifikasi kemurnian kromatografi puncak dan
pengembangan metode yang mampu mendeteksi eremantholide C tanpa gangguan
dari zat lain. Dengan demikian, detektor ini menyediakan lebih banyak parameter
untuk memantau stabilitas ekstrak.
180 g / ml, dengan batas masing-masing dari deteksi dan kuantifikasi sebesar 0,76
dan 2,54 g / ml. Metode ini tepat karena menunjukkan nilai % RSD kurang dari 5%,
dengan nilai konstanta yang diperoleh dengan jumlah yang ditambahkan, pada
rentang antara 95,0 dan 105,0%. Hasilnya ditunjukkan pada Tabel 2.5.2.
kemurnian (0,789), berwarna biru, yang menunjukkan ketepatan dari metode ini.
terpapar selama enam bulan pada suhu kamar, 400C dan 80C. Pada Gambar 3,
uji stabilitas dan setelah enam bulan memungkinkan pembusukan dengan waktu
lainnya yang bisa dihasilkan dalam waktu kira-kira 6,5 dan 20,5 menit. Sinyal
kromatografi yang lain muncul, bagaimanapun, dengan intensitas yang kurang dan
pada waktu yang sesuai dengan waktu retensi yang berbeda dari yang diamati untuk
eremantholide C.
Tabel 2
Jumlah eremantholide C dalam ekstrak etanol Lychnophora trichocarpha
dalam jangka panjang, dipercepat dan stabilitas suhu rendah setelah penyimpanan
dalam waktu yang berbeda dan penyimpangan yang berkaitan dengan konsentrasi
sampel yang baru disiapkan.
Tabel 3
Jumlah dari isolat eremantholide C dalam stabilitas suhu rendah, jangka
panjang, dan dipercepat setelah penyimpan dalam waktu yang berbeda dan
penyimpangan yang berkaitan dengan konsentrasi sampel yang baru disiapkan.
Putra Effendi. 2004. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dalam Bidang Farmasi.
Universitas Sumatra Utara : Fakultas MIPA jurusan Farmasi.