Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

PT. YTL JAWA TIMUR


Jl. Raya Surabaya-Situbondo km 141 Paiton-Probolinggo
Jawa Timur - Indonesia

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktek industri di PT.YTL Jawa Timur, penulis dapat
mengambil kesimpulan, antara lain:
1. PT. YTL Jawa Timur (Unit Pembangkit Paiton Phase II 5 dan 6 merupakan salah satu
sektor industri yang menghasilkan listrik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
Indonesia khususnya pulau Jawa dan Bali. Dalam rangka penyediaan energi listrik ini
menggunakan instalasi sistem tenaga uap sebagai penggerak turbinnya dan mampu
menghasilkan daya output sebesar 2 x 610 MW.
2. Untuk menyalurkan daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik dari PT. YTL Jawa
Timur kepada konsumen disalurkan dengan cara interkoneksi Jawa Bali dengan
transmisi 500 KV dan 150 KV yang pengoperasiannya dilakukan secara terpadu di
ruang kendali (CCR) dengan sistem otomatis.
3. Program K3 yang berjalan dengan baik pada PT. YTL Jawa Timur ini, akan menjamin
program, produksi secara aman, efisien, serta berhasil dengan baik menjamin
tercegahnya kecelakaan, kebakaran,peledakan dan penyakit akibat adanya kerja
dengan segala lonsekuensinya sehingga kesejahtraan pegawai dapat dicapai.
4. Dalam melakukan produksinya PT. YTL Jawa Timur menggunakan batubara yang
diperoleh dari Kalimantan dan menggunakan media boiler untuk menghasilkan uap
yang digunakansebagai penggerak turbin dan ditransfer menuju generator yang akan
menghasilkan listrik.
5. Boiler merupakan suatu alat untuk menghasilkan uap pada tekanan dan temperatur
tinggi (superheated vapor) yang mampu memproduksi 4.476.265 lb/hr aliran uap.
Perubahan dari fase cair menjadi uap dilakukan dengan memanfaatkan energi panas
yang didapatkan dari pembakaran bahan bakar. Pada fase pembakarannya, bahan
bakar dan udara masuk ke dalam ruang pembakaran melalui windbox dan SOFA
(Separated Overfire Air Registered) yang diletakkan di sudut dan di dalam ruangan
pembakaran (terdapat 4 sudut burner pada furnace di dalam boiler ). Batubara ini
disuplai oleh 6 buah HP puverizer sebelum digunakan sebagai pembakaran dengan
enam elevasi tangensial yang dipasang di fired coal nozzles. Dan pada saat kondisi

S1 Pendidikan Teknik Otomotif


Jurusan Teknik Mesin
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
PT. YTL JAWA TIMUR
Jl. Raya Surabaya-Situbondo km 141 Paiton-Probolinggo
Jawa Timur - Indonesia

maksimum (MCR) temperatur di superheater mencapai 1009,4 o F dengan tekanan


mencapai 2523 psi.
6. Secara umum, peralatan pada boiler terbagi menjadi empat komponen antara lain:
a. Komponen untuk air dan udara
b. Komponen untuk udara dan gas asap
c. Komponen untuk pembakaran
d. Komponen peralatan penunjang lainnya (boiler auxilary equipment)
7. EMH (engineer material heandling) juga berperan penting dalam pelaksanaan
jalannya produksi listrik di PT. YTL Jawa Timur ini. Di dalam EMH terdiri dari
bebrapa devisi yaitu Stock Plant, Maint plant (ESP), dan mobile equipment.
8. ESP (elektrostatic precipitator) adalah sebuah alat di dalam maint plant yang berfungsi
sebagai penangkap debu yang digunakan untuk mengurangi polutan dari emisi gas
buang dengan efisiensi tinggi (mencapai diatas 90%) dan rentang partikel yang didapat
cukup besar. Cara kerjanya yaitu dengan menyuntikkan elektron pada debu (fly ash)
dan selanjutnya di tangkap oleh plat yang telah dialiri muatan positif sehingga debu
tersebut menempel pada plat dan selanjutnya plat tersebut di pukul dengan system
rapping sehingga debu tersebut dapat jatuh ke penampungan atau hopper.
4.2 Saran
Dari kegiatan praktek industri ini, penulis menyarankan beberapa hal untuk
pelaksanaan program praktek industri kedepan.
Untuk PT. YTL Jawa Timur darihasil praktek kerja lapangan yang telah kami
laksanakan, kami menyarankan kepada perusahaan untuk tetap mempertahankan kualitas
yang sudah dicapai. Diantranya masalah sefety,maintananc (perawatan) equpment dalam
power plan, pelayanan dan keramahan yang sudah berjalan dengan sangat baik.
Untuk Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang:
1. Proses pembekalan kepada mahasiswa diperjelas pelaksanaannya.
2. Bantuan dalam hal tempat tujusn praktek industri lebih ditingkatkan.
3. Peran dosen pembimbing dalam pelaksanaan praktek industri diperjelas.
4. Seluruh rangakaian praktek industri mulai pembekalan sampai penilaian praktek
industri disosialisasikan secara maksimal.

S1 Pendidikan Teknik Otomotif


Jurusan Teknik Mesin
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Anda mungkin juga menyukai