Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.

1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1

The Backhoe or Dipper Dredger


Nadya R. Maharani (4314100008), Niken Saraswati (4314100016), Reynaldi Rovi R. (4314100104),
Achmad Arif Angga U. (4314100133) dan Haryo Dwito Armono S.T, M.Eng, Ph.D
Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: armono@oe.its.ac.id
Abstrak— Backhoe termasuk alat berat penggali, pengangkat dan pemuat yang menggunakan prime mover excator.
Penggunaannya dikhususkan untuk penggalian yang letaknya dibawah kedudukan backhoe itu sendiri. Kegunaannya adalah untuk
menggali material yang letaknya berada dibawah kedudukan backhoe itu sendiri. Backhoe juga dapat menggali dengan kedalaman
yang jauh lebih teliti dan dapat berperan sebagai alat pemuat bagi truck – truck. Bagian-bagian backhoe antara lain: mesin, bucket,
bucket cylinder, arm, stick cylinder, boom, boom cylinder, kabin, roda rantai/roda karet, dan penggerak akhir. Kerja Backhoe di
lapangan dipengaruhi oleh gerakan-gerakan dalam pengoperasiannya, ukuran backhoe, kondisi kerja, dan tempat pembuangan.
Dimana hal-hal tersebut akan mempengaruhi waktu siklus kerja backhoe. Faktor – faktor produksi yang mempengaruhi kerja
backhoe anara lain faktor keadaan pekerjaan, faktor keadaan mesin dan pengaruh dalam pemotongan sudut swing.
Kata Kunci—pengerukan, alat keruk, backhoe dredger, sudut swing

I. LATAR BELAKANG
Pekerjaan-pekerjaan bangunan sipil yang berskala besar seringkali dituntut dengan masalah waktu penyelesaian yang cepat.
Untuk itu diperlukan pertimbangan dengan menggunakan alat-alat berat yang sesuai dengan kondisi pekerjaan yang
bersangkutan. Hal ini sudah tidak dapat dihindari, mengingat pemanfaatan tenaga manusia secara manual dengan alat-alat
yang konvensional sudah tidak efisien.
Alat-alat berat yang dikenal didalam ilmu teknik sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam
melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-
proyek konstruksi dengan skala yang besar, dimana alat-alat tersebut diharapkan dapat mengontrol pekerjaan konstruksi
sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah dan pada waktu yang relative singkat. Pada saat suatu proyek
akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan selama pelaksanaan proyek tersebut.
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat
yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek berjalan lancar. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan
penyelesaian proyek menjadi terhambat. Akibat dari keterlambatan penyelesaian proyek menyebabkan pembengkakan biaya,
terutama untuk membayar denda keterlambatan. Dari banyaknya alat berat yang digunakan dalam kostruksi sipil, kali ini
penulis akan mengangkat bahasan tentang backhoe. Backhoe adalah bagian dari excavator (alat penggali) yang mempunyai
bagian-bagian, cara penggunaan, dan biaya produksi tertentu. Hal-hal tersebut yang harus diketahui dan dipahami secara baik
agar mempermudah kita dalam mengaplikasikannya di lapangan.

II.PENGERTIAN UMUM
Backhoe adalah excavator hidrolik dengan digging bucket tunggal yang ditempatkan di ujung lengan dua bagian yang
diartikulasikan. Land-based backhoes biasanya dipasang di bagian belakang traktor. Sebuah kapal keruk backhoe (BHD)
adalah ekskavator berbasis air yang berevolusi dari backhoe berbasis darat. Kapal keruk backhoe adalah alat yang tidak dapat
bergerak, dikaitkan pada tiga spud. Dua spud terpancang di bagian depan (starboard dan portside) dan satu spud yang dapat
bergerak di belakang ponton. Crane hidrolik dipasang pada ponton khusus yang biasanya terdapat alas putar. Kata “backhoe”
mengacu pada cara kerja sekop yang menggali ke arah belakang, bukan mengeruk materi secara maju seperti bullsozer.
Terdapat enam kapal keruk backhoe terbesar yang ada di dunia, the Vitruvius, the Mimar Sinan, Postnik Jakovlev (Jan De
Nul), the Samson (DEME), the Simson and the Goliath (Van Oord).

III. JENIS DAN BAGIAN BACKHOE


Backhoe termasuk alat berat penggali, pengangkat dan pemuat yang menggunakan prime mover excator. Penggunaannya
dikhususkan untuk penggalian yang letaknya dibawah kedudukan backhoe itu sendiri. Umumnya jenis backhoe dibedakan
menurut kendalinya yakni dengan cable controlled dan dengan hydraulic controlled. Untuk cable controlled diciri-cirikan
sebagai berikut:

a. Kesederhanaan dalam pemasangan


b. Kesederhanaan dalam perbaikan dan pemeliharaan alat
c. Biaya perawatan lebih murah
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2

Sedangkan untuk backhoe dengan hydraulic controlled adalah mesin diesel yang merubah energi mekanik menjadi energi
hidraulik untuk menghasilkan gerakan. Secara umum dapat diciri-cirikan sebagai berikut:
a. Memungkinkan untuk lebih tepat menyetel posisi yang dikehendaki
b. Pemeliharaannya lebih berat dan harus lebih teliti
c. Penggantian dengan attachment lain terbatas sekali
Selain dibedakan menurut kendalinya, backhoe juga dibedakan menurut undercarriage nya yakni backhoe roda rantai
(crawler mounted), backhoe roda karet (whell mounted).

Gambar 1. Backhoe tipe roda rantai

Gambar 2. Backhoe tipe roda karet


Terdapat 10 bagian peting dari backhoe antara lain bucket yang fungsinya untuk mengeruk tanah, bucket cylinder
digunakan untuk menggerakkan bucket, arm untuk mengayunkan bucket naik turun, stick cylinder untuk menggerakkan arm,
boom yang merupakan tuas utama yang digunakan untuk menggerakkan arm, boom cylinder yang gunanya untuk
menggerakkan boom, kabin yaitu tempat menggendalikan backhoe, diesel dan pump.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3

Gambar 3. Bagian-bagian backhoe dredger

IV. CARA KERJA

Gambar 4. Posisi spud

Untuk menjaga stabilitas dan menahan gaya dari penggalian selama backhoe bekerja, backhoe ditancapkan pada tiga spud.
Satu spud besar menahan kapal selama bergerak berputar disekitar titik labuh. Dua spud terpancang, salah satunya pada sisi
depan ponton dapat bergerak dan terdapat pula pada sisi lainnya. Struktur seperti tiang yang berat ini dipancangkan ke dasar
laut oleh kapal keruk. Selama pengerukan, spud yang paling belakang diangkat pertama lalu dibawa kembali ke posisi yang
baru. Dua spud lainnya akan diangkat setelah selesai membersihkan seabed. Pengeruk kemudian akan dipindah posisinya lagi
dengan menarik pengangkut spud paling belakang.
Pada posisi baru, dua spud yang berada di depan diturunkan lalu ditanamkan pada seabed. Menggunakan kabel yang ada
pada spud, kapal keruk menarik dirinya dari air, lalu melabuhkan pada spud. Dengan ponton yang sebagian terangkat dari air,
mentransfer sebagian berat dari kapal keruk melalui spud ke dasar laut dan menghasilkan peningkatan pertahanan. Hal ini
cukup untuk memberikan kekuatan menahan gaya penggalian. Penjangkaran yang sangat rapat membuat backhoe kurang
sensitif terhadap gelombang atau arus yang melewati kapal.
Luasan pengerukan yang efektif bergantung pada sudut ayunan dan langkah selanjutnya pemindahan ponton. Jangkauan
crane juga menentukan kedalaman dari suatu pengerukan dan biasanya terbatas sekitar 25 – 30 meter untuk ukuran backhoe
besar. Sebelum dilakukan pengerukan oleh bucket dan ponton dipindahkan, dasar laut harus dicek terlebih dahulu
ketinggiannya dan dipilih yang paling tinggi. Backhoe terbaru dilengkapi dengan sistem yang dapat memposisikan diri dengan
akurat.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4

Gambar 5. Luas pengerukan efektif

V. PERAN SERTA KERJA BACKHOE DI LAPANGAN


Peran serta Bachoe di lapangan adalah untuk menggali material yang letaknya berada dibawah kedudukan backhoe itu
sendiri. Namun backhoe dapat menggali dengan kedalaman yang jauh lebih teliti dan dapat berperan sebagai alat pemuat bagi
truck – truck. Kerja Backhoe di lapangan dipengaruhi oleh gerakan-gerakan dalam pengoperasiannya, ukuran backhoe, kondisi
kerja, dan tempat pembuangan. Untuk kerja backhoe dipengaruhi oleh gerakan-gerakan dalam pengoperasiannya dibagi
menjadi 4 yakni:
• Mengisi Bucket : dalam pengerjaannya, bucket pada backhoe diisi dengan material yang akan dibawa ke bidang lain
• Mengayun : setelah bucket diisi, bucket diayunkan dengan bantuan lengan pada backhoe
• Membongkar beban
• Mengayun balik : membalikkan lengan backhoe ke dalam posisi semula atau ke dalam posisi akan mengisi bucket
Empat gerakan dasar tersebut akan mempengaruhi waktu siklus, begitu pula degan ukuran backhoe. Apabila ukuran backhoe
kecil, waktu siklusnya akan lebih cepat. Sebaliknya apabila ukuran backhoe besar maka akan memakan waktu yang lama
dalam pengerjaannya. Selain itu kondisi kerja yang baik juga akan mempercepat gerakan swing dari backhoe. Sebaliknya
dengan kerja berat seperti penggalian parit pada tanah yang keras, penggalian tanah liat atau keras, dan lain – lain, akan
memperlambat backhoe.
Tempat pembuangan tanah dan/atau pembuangan tanah diatas truck dapat mempengaruhi siklus, jika tempat pembuangan
tanah atau truck berada satu bidang dengan backhoe, maka waktu pembuangan praktis berkisar antara 10 & 17 detik.

VI. FAKTOR PRODUKSI BACKHOE


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas backhoe, antara lain:
1. Efisiensi waktu kerja
2. Faktor keadaan pekerjaan:
a. Keadaan dan jenis tanah
b. Tipe dan ukuran saluran (jika menggali saluran)
c. Jarak pembuangan
d. Kemampuan operator
e. Pengaturan operasional / job management
3. Faktor keadaan mesin:
a. ‘’attachment’’ yang cocok untuk pekerjaan yang bersangkutan
b. Kapasitas bucket
c. Waktu siklus yang banyak dipengaruhi oleh kecepatan travel dan sistem hidraulis
d. Kapasitas angkatan
4. Pengaruh dalam pemotongan sudut swing
Apabila dalam pengoperasiaannya, makin lama pemotongan yang diukur dari permukaan dimana backhoe sedang
beroperasi, makin sulit pula mengisi bucket secara optimal dengan hanya sekali gerakan. Dengan demikian untuk mengisi
bucket secara optimal diperlukan beberapa kali gerakan, tentu saja gerakan-gerakan ekstra ini menambah waktu siklus.
Kedalaman optimum sendiri adalah suatu kedalaman dimana bucket encapai titil tertinggi dan telah penuh memberikan beban
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5

tambahan terhadap mesin.


Sedangkan sudut swing sendiri adalah besar sudut yang dibentuk antara posisi bucket waktu mengisi dan waktu
membuang beban yang juga akan berpengaruh pada waktu siklus. Semakin besar sudut yang dibentuk, akan semakin besar pula
waktu siklus yang terjadi.
Cara mendapatkan faktor swing dan kedalaman galian pertama tentukan kedalaman galian optimum yang tergantung dari
jenis material dan ukuran bucket.

Tabel 1. Tabel jenis material dan ukuran bucket


Kemudian hitung prosentasi kedalaman optimum dengan cara membagi kedalaman gali rencana dengan kedalaman gali
optimum dikali 100%. Setelah didapat prosentase kedalaman optimum, tentukan faktor swing dan kedalaman galian yang
tergantung dari prosentase diatas dan besar sudt swing. Penentuan prosentase kedalaman optimum tidak perlu diinterpolasi,
cukup dari harga yang paling mendekati dengan pada tabel.

Tabel 2. Pengaruh dari faktor swing dan kedalaman galian


JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6

Tabel 3. Faktor kondisi kerja dan tata laksana

Tabel 4. Faktor pengisian bucket


Dan yang terakhir hitung produksi backhoe dengan rumus Q = q x 60/Ws x E.

VII. FAKTOR KESELAMATAN YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN


Saat ini keamanan dan keberlanjutan tergantung dari setiap operasi pengerukan dan kegiatan diatas kapal laut termasuk
BHD, Karena BHD memiliki keterbatasan Jumlah anggota kru yang minim, komunikasi antar Operator lebih mudah dikelola
dan dimanage. Salah satu prinsip keamanan yang signifikan yaitu kesadaran diarahkan untuk menyadari daerah ayunan dan
menjaga area itu bersih dari personil.
Bobot beban , pusat gravitasi dan stabilitas dari ponton juga membutuhkan perhatian khusus. Api, banjir dan terbaliknya
kapal merupakan risiko nyata dimana operator harus waspada dan terlatih. Pada BHD terbaru, terutama model yang
digerakkan secara elektrik, risiko ini telah berkurang.
Komunikasi antar anggota kru juga penting pada saat bongkar muatan, memindahkan muatan dan pergantian tongkang .
Meski operator di dalam kabin, orang yang ada bertanggung jawab mengatur hal ini, menanggung sebagian bebanTanggung
jawab,dan harus waspada saat bekerja. Mesin adalah tanggung jawab semua orang. Otomasi baru seperti BHD simulator telah
membantu melatih Operator dan mengurangi faktor resiko.

VIII.KEUNTUNGAN DARI BACKHOE DREDGER


Keuntungan utama BHD adalah kemampuannya mengeruk lebar dan berbagai bahan, bahkan bahan yang mengandung batu
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 7

atau batu puing. BHD yang lebih besar bisa mengeruk lempung kaku dan batu lunak. Selama BHD berada di perairan yang
relatif dangkal,BHD yang lebih kecil mampu bekerja di ruang sempit yang dekat dengan pantai. BHD bisa mengeruk dengan
sangat presisi dan mengendalikan posisi dan kedalaman dengan baik . Dibandingkan dengan jenis kapal keruk lainnya, BHD
tidak memiliki jangkar atau kabel yang bisa mengganggu lalu lintas pengiriman dan secara umum mereka memiliki waktu
siklus yang lebih cepat dari kapal keruk ambil dengan ukuran setara.
Backhoes juga tidak membutuhkan peralatan tambahan untuk mengangkut material keruk ke area pembuangan. BHD tidak
memerlukan Boosters, pipelines dan peralatan ekstra lainnya. BHD yang kecil membutuhkan pengeluaran investasi yang
sedikit, backhoe tersebut hanya membutuhkan sejumlah awak anggota yang terbatas, karena backhoe itu sendiri hanya
membutuhkan satu operator.
Pada kapal yang lebih besar satu atau dua awak kapal lainnya mungkin ada diatas kapal ( onboard ) untuk alasan keamanan,
untuk manuver ponton dan untuk perawatan

Anda mungkin juga menyukai