Laporan Kasus
Laporan Kasus
PENDAHULUAN
1.1 DEFINISI
1.1.1. Impetigo krustosa
Impetigo adalah pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis). lesi
pada kulit karena infeksi oleh staphylococcus aureus dan kelompok
streptococcus.1,
Impetigo krustosa adalah peradangan yang memberikan gambaran
vesikel yang dengan cepat berubah menjadi pustul dan pecah sehingga
menjadi krusta kering kekuningan seperti madu. Predileksi spesifik lesi
terdapat di sekitar lubang hidung, mulut, telinga dan anus.²
.
1.1.2. Ektima
Ektima ialah ulkus superfisial dengan krusta diatasnya di sebabkan oleh
infeksi oleh streptococcus. Sering diawali dengan trauma seperti gigitan
serangga , atau dermatitis. Kelainan kulit biasanya berlokasi di tungkai
bawah, yaitu tempat tang relatif banyak mendapat trauma. Lesi berupa
krusta tebal berwarna kuning dan lekat. Jika krusta diangkat tampak ulkus
dangkal.
1.2 SINONIM
1.2.2. Ektima
1.3 ETIOLOGI
1.3.1. Impetigo krustosa
1.3.2. Ektima
Streptococcus B hemolyticus.1
1.4.2. Ektima
1.6.2. Ektima
Impetigo krustosa. Persamaannya, kedua duanya berkrusta berwarna
kuning. Perbedaannya, impetigo krustosa terdapat pada anak, berlokasi
di wajah, dan dasarnya ialah erosi. Sebaliknya ektima terdapat pada
anak maupun dewasa, tempat predileksi ditungkai bawah, dan dasarnya
ialah ulkus.1
BAB II
STATUS PASIEN
2.2 ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poli Penyakit Kulit dan Kelamin dengan keluhan
Luka dan bekas luka pada telinga, hidung, kepala, dan kaki kiri di sertai
rasa gatal.
2.6 PENATALAKSANAAN
Farmakologi
2.7 PROGNOSIS
- Ad bonam
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini dapat disimpulkan bahwa pasien An. B.M. berusia 2,2 tahun
didiagnosis dengan impetigo krustosa, ektima dan dermatitis kontak alergi.
Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik
Berdasarkan anamnesis, Pasien datang dengan ibunya dengan keluhan luka dan
bekas luka pada telinga, hidung, mata kepala, dan kaki. Ibu pasien mengatakan
Luka pertama kali timbul pada telinga sejak 2 minggu yang lalu, dengan didahului
bintil-bintil berair yang disekitarnya terdapat bercak bercak merah, kulit di sekitar
lesi lecet dan kemudian menjadi koreng yang berwarna merah . Luka mengering
dan membentuk kerak yang berwarna kuning. . Sebelumnya ibu pasien sudah
membawa pasien berobat ke puskesmas sejak 1 minggu yang lalu namun tidak ada
perubahan. Ibu pasien tidak mengingat obat yang di berikan dari puskesmas. Pasien
baru pertama kali mengalami kelainan pada kulit seperti ini. Ibu pasien mengatakan
pasien sering mengkonsumsi mie instan dan telur.
gambaran efloresensi dan predileksi pada pasien sesuai dengan efloresensi pada
penyakit kulit yang di sebabkan oleh bakteri (pioderma), yaitu impetio krustosa dan
Ektima.
Impetigo krustosa, hanya terdapat pada anak, tempat predileksi di wajah, yakni
dari sekitar lubang hidung dan mulut, hal ini sesuai dengan usia dan tempat
predileksi lesi kulit pada pasien. Kelainan kulit impetigo krustosa berupa eritema
dan vesikel yang cepat memecah, lesi mengering dan terdapat krusta tebal
diatasnya, sesuai dengan efloresensi pada pasien.
Ektima terdapat pada anak maupun dewasa. Tampak krusta tebal berwarna
kuning, biasanya berlokasi di tungkai bawah, yaitu tempat yang relatif banyak
terdapat trauma. Jika krusta diangkat lekat dan ternyata tampak ulkus yang dangkal.
Tempat predileksi dan Gambaran lesi ektima Sesuai dengan eflorensi lesi pada
pasien, dimana terdapat Ulkus dengan krusta tebal diatasnya, dan tempat predileksi
pada pasien juga ditungkai bawah (regio kruris dekstra anterior dan lateral).