Media Yang Dikembangkan Berdasarkan Kriteria Penilaian Isi
Media Yang Dikembangkan Berdasarkan Kriteria Penilaian Isi
Dari kriteria penilaian isi maka media pembelajaran disesuaikan dengan SK, KD dan indikator
hasil belajar yang ingin dicapai, sehingga didapat hasil belajar yangg telah ditetpkan dalam
kurikulum. Penerapan pengembangan media pembelajaran Robot Transporter mempunyai acuan
pembelajaran yang akan dijalankan yaitu kurikulum yang berlangsung pada instansi/lingkungan
belajar.
Media pembelajaran mempunyai tampilan kit menarik dan tidak membosankan. Media
pembelajaran yang menarik akan membuat peserta didik semakin konsentrasi didalam proses
belajar mengajar. Penyajian media Robot Transporter yang terbuat dari bahan acrilic mempunyai
sifat bersih dan menarik untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Meningkatnya konsentrasi
pada peserta didik, maka proses penyampaian materi akan semakin mudah dilaksanakan.
Dengan tampilan yang menarik media pembelajaran dapet membangkitkan motivasi siswa,
sebab penggunaan media pembelajaran menjadi lebih menarik dan memusatkan perhatian peserta
didik (Munadi, 2012: 37). Dengan menariknya bentuk dan kemasan media Robot Transporter
mahasiswa akan memiliki motivasi dalam belajar. Mahasiswa mempunyai keinginan tinggi untuk bisa
mempelajari dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Daryanto (2010: 42) dalam menilai suatu media pembelajaran harus mengacu
pada: 1) berorientasi pada tujuan, 2) memiliki kemudahan (sederhana/mudah dioperasikan, mudah
untuk dibuat dan mudah dibawa), 3) memiliki kesesuaian, 4) memiliki keluwesan, 5) dapat
memotivasi. Sebagaimana pada penelitian pengembangan media pembelajaran ini media Robot
Transporter diharapkan berorientasi pada tujuan pembelajaran untuk meningkatkan hasl belajar
mahasiswa pada mata kuliah elektromekanik. Media Robot Transporter mudah dioperasikan dan
fleksibel dibawa kemana-mana karena desain dari media ini berukuran ideal. Kesesuaian media
Robot Transporter pada kurikulum dan silabus akan memberikan nilai tambah kriteria internal dan
eksternal “Among the internal validity riteria, they suggested were content quality,curricular
importance, content coverage, cognitive complexity, linguistic appropriateness, ancillary skills, and
meaningfulness of tasks for students; and among the external validity criteria were consequences
for students and teachers, fairness, transfer and generalizability, comparability and instructional
sensitivity.” (Haertel, 2005: 17). Diantara kriteria validitas internal, mereka menyarankan adalah
kualitas konten, kurikuler penting, cakupan konten, kompleksitas kognitif, kesesuaian linguistik,
keterampilan tambahan dan kebermaknaan tugas bagi siswa; dan diantara kriteria validitas eksternal
adalah konsekuensi bagi siswa dan guru, keadilan, transfer dan generalisasi, komparatif dan
sesitivitas insruksional.
Kriteria valid seara internal dapat dilihat dari cakupan isi dari edia pembelajaran yang
dikembangkan. Media yang dikembangkan hendaknya mencangkup materi yang akan disampaikan
yang telah ditentukan. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran fokus terhadap materi yang
disampaikan.
Kebermaknaan tugas yang diberikan kepada mahasiswa dapat mengaktifkan memori jangka
panjang untuk menerima informasi dan memunculkan kembali informasi tersebut apabila
dibutuhkan.
Dalam validitas eksternal yang Heartel sampaikan terdapat beberapa kriteria antara lain;
pengatur antara dosen dan mahasiswa, keadilan, transfer dan generalisasi, komparatif dan
ketercapaian tujuan pembelajaran. Interaksi antara pendidik dengan peserta didik diutamakan agar
tercipta keberlangsungan proses belajar mengajar yang bertujuan kepada tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran dimasukkan kedalam kategori valid apabial media tersebut mempunyai
aspek konsistensi. Sebagaimana yang diutarakan pakar pendidikan berikut “As far as good cuality
material is concerned, teh material itself (the intended curriculum) must be well considered. The
components of the material should be based on state-of-the-art knowledge (content validity) and all
components should be consistently linked to each other (construct validity). If the product meets
these requirements it is considered to be valid” (Nieveen, 1999: 127). Selain untuk mengukur
kualitas media yang dikembangkan, validitas dalam penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengukur
kelayakan