Anda di halaman 1dari 10

DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya

Vol. 5, No. 1, Juni 2004

ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI ATASAN BAWAHAN


DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA
DI PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH
CABANG SURAKARTA

Anang Mardianto
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jalan A. Yani, Tromol Pos 1, Pabelan, Surakarta 67102

ABSTRACT

The thesis was purposed to know the effects of communication and


motivation fac on performance in PT BPD Central Java of Surakarta branch
and what is the dominant faktor affecting employee’s performance. The result
of the analysis showed that performance was affected by 29 constant value
unit plus 0,366 variable value unit of communication plus 0,154 value unit
motivation. The natural logarithm result, the performance was affected by
1,677 variable constant value unit plus 0,417 variable value unit of Ln
communication plus 0,173 value unit motivations. In discussion, t-estimation
value for communication was significant at 5% and t-estimation value
motivation for motivation was significant at 5%, each variable had value of
0,366 and 0m154 for model without natural logarithm and 0,417 and 0,173
for the model with natural logarithm. So, it can be concluded that both
communication and motivation were affecting significant on performance
or working achievement of PT Bank BPD Jateng Branch of Surakarta.
Keywords: performance, working motivation, communication.
A. PENDAHULUAN

Kemampuan suatu organisasi Kekuatan suatu organisasi terle-


dalam menghadapi tantangan era tak pada manusianya, bukan pada
millenium III tergantung pada kemam- sistemnya, teknologinya, prosedurnya
puan memobilisasi sumber daya manu- atau sumber dananya (Uchana, 1998:
sia. Karakteristik yang menentukan dari 57). Pernyataan ini didukung oleh
sistem organisasi terletak pada sifat Robert E. Wood yang menyatakan
dalam mencapai sasaran. Sumber daya bahwa sistem memang penting, tetapi
manusia, keuangan, dan perangkat kerja kepercayaan kita yang utama harus
pada umumnya diorganisasi untuk selalu diletakkan pada manusianya
mencapai tujuan-tujuan organisasi yang daripada sistemnya (Uchana, 1998:58).
dinyatakan secara jelas. Jadi, berfungsinya bagian-bagian
dalam organisasi tergantung pada

44
Analisis Pengaruh Komunikasi Atasan Bawahan dan Motivasi
terhadap Kinerja di PT Bank ... (44-53) Anang Mardianto

kemampuan manusia dalam organisa- memiliki berbagai fasilitas komunikasi


si yang bersangkutan untuk mengge- yang relatif modern, seperti: telepon,
rakkannya menuju arah pencapaian radio, dan faksimili serta memiliki
tujuan yang telah ditetapkan. Untuk pemimpin yang cakap dalam berbica-
menggerakkannya manusia harus ra, merupakan modal yang penting
berinteraksi dengan manusia yang dalam membentuk komunikasi yang
lainnya sehingga terbentuk kerja sama. baik untuk menghilangkan miss
Untuk membentuk suatu kerja comunication dan miss understanding
sama yang baik jelas perlu adanya tersebut. Orang datang untuk bekerja
komunikasi yang baik antara unsur- sama dalam suatu unit kelompok kerja
unsur yang ada di dalam organisasi dengan harapan agar kebutuhannya
tersebut. Komunikasi yang baik akan akan dapat terpenuhi. Jadi, di dalam
menimbulkan saling pengertian dan memasuki organisasi ini manusia
kenyamanan dalam bekerja. Sesuai membawa serta berbagai kebutuhan
dengan kenyataan tersebut seberapa dan keinginan masing-masing individu
besar fungsi komunikasi berperan yang menjadi anggota organisasi.
dalam organisasi sering diabaikan. Hal Oleh karena itu, untuk terwujud-
semacam ini yang sering terjadi nya keselarasan kerja dalam memenu-
didalam pengembangan organisasi hi dua kepentingan masing-masing
modern yaitu tentang terjadinya anggota organisasi diperlukan kerjasa-
missunderstanding (kesalahan persep- ma antar anggota. Sumber daya
si) dalam komunikasi dua arah antara manusia sebagai potensi organisasi
atasan dan bawahan dalam organisasi. yang terbesar mau tidak mau harus
Komunikasi yang baik tidak ha- bekerja secara kelompok dengan
nya berbicara ataupun surat-menyurat karakteristik individual yang berbeda.
saja. Nitisemito (1999:239), menya- Untuk itu di dalam menumbuhkem-
takan bahwa meskipun perusahaan bangkan organisasi yang berlandaskan
telah menggunakan alat-alat komu- kerja sama atau kolektifitas kelompok
nikasi yang mutakhir dan memiliki diperlukan adanya kinerja serta
pimpinan pandai berbicara yang dapat struktur organisasi yang jelas sehingga
menyampaikan dengan cepat seluruh organisasi bekerja secara efektif. Hal
instruksi-instruksi, petunjuk, saran, ini berkaitan erat dengan motivasi
dan sebagainya, akan tetapi hal ini seseorang dalam melakukan pekerja-
belum menjamin bahwa komunikasi annya. Kecenderungan seseorang
telah dilakukan dengan baik. Hal ini melakukan pekerjaan yang baik atau-
memberikan pengertian bahwa dalam pun buruk merupakan tujuan moti-
organisasi perusahaan yang telah vasinya dalam memenuhi kebu-tuhan
menggunakan alat-alat komunikasi hidup. Jadi, untuk kelancaran pen-
yang modern dan pimpinan yang pan- capaian tujuan organisasi perlu ada-
dai berbicara dapat saja terjadi miss nya semangat kerja dari unsur-unsur
comunication dan miss undertsanding. yang ada dalam organisasi. Semangat
PT Bank BPD Jateng cabang kerja atau motivasi kerja yang timbul
Surakarta sebagai perusahaan yang dalam diri seseorang akan mendorong

45
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 5, No. 1, Juni 2004

manusia sebagai unsur organisasi akan SDM. Seksi ini biasanya mengembang-
berpengaruh terhadap efektivitas dan kan kinerja bagi karyawan di semua
efisiensi kerjanya. jajaran. Proses penilaian kinerja juga
Dalam lingkungan PT Bank BPD menyediakan umpan balik tentang
Jateng cabang Surakarta yang mana efektivitas fungsi manajemen persona-
pegawainya bersifat dinamis, merupa- lia. Penilian kinerja berfungsi sebagai
kan hal yang wajar bila motivasi ma- quality control. Bila proses penilaian
sing-masing individunya adalah mela- menunjukkan bahwa kinerja jelek
kukan tugas sebaik-baiknya sehingga tersebar luas, banyak karyawan tidak
akan mendapatkan imbalan (income) memenuhi syarat keputusan internal,
yang tinggi. Penilaian kinerja adalah mereka tidak akan dipromosikan atau
proses mengevaluasi atau menilai hasil mungkin diberhentikan.
kerja secara keseluruhan dari karya- Kinerja yang dicapai oleh pega-
wan. Kegiatan ini dapat memperbaiki wai PT Bank BPD Jateng cabang
keputusan-keputusan personalia dan Surakarta sangat baik. Hal ini bisa
memberikan umpan balik kepada para dilihat pada perkembangan penghim-
karyawan tentang pelaksanaan kerja. punan dana masyarakat sebagai
Departemen yang mengurusi penilai- cerminan pelayanan kepada customer-
an karyawan di perusahaan adalah nya sebagai berikut:
seksi sumber daya manusia atau seksi

Tabel 1
Penghimpunan Dana Masyarakat
PT Bank BPD Jateng Cabang Surakarta

Tahun
Jenis
2001 2002 2003 2004
Giro 15.250 22.999 49.405 29.047
Tabungan 34.597 50.472 66.691 77.224
Deposito 26.377 28.294 30.178 41.560

Tabel 2
Perkembangan Laba Operasional
PT Bank BPD Jateng Cabang Surakarta
Tahun Pendapatan Biaya Laba
2001 19.034 16.153 2.882
2002 26.681 22.431 4.249
2003 34.593 28.522 6.071
2004 37.086 26.795 10.291

46
Analisis Pengaruh Komunikasi Atasan Bawahan dan Motivasi
terhadap Kinerja di PT Bank ... (44-53) Anang Mardianto

Berdasarkan bukti perkembang- Menurut tabel Krijcie-Morgan Usman


an kinerja tersebut, sebetulnya kinerja (2000:322), bila jumlah populasi sampel
bisa dibangun melalui sumber daya random 99 orang maka yang diambil
manusia dengan melakukan komuni- sebagai sampel sebanyak 83 orang.
kasi yang baik. Dalam hubungan kerja
komunikasi dalam lingkungan kerja 2. Teknik Pengumpulan Data
khususnya komunikasi atasan bawah- a. Survei
an menjadi hal yang penting karena Survei ini dilakukan dengan dua
bisa mengetahui kemauan setiap cara yaitu: (a) wawancara, yaitu teknik
individu yang ada. Dengan kepenting- pengumpulan data yang dilakukan dalam
an tersebut maka perlu adanya penela- bentuk tanya jawab langsung dengan
ahan tentang komunikasi dihubung- responden; dan (b) kuestioner, yaitu teknik
kan kinerja. pengumpulan data yang dilakukan
Berdasarkan cara dan hasil kerja dengan menyebarkan daftar pertanyaan
yang telah dilakukan oleh seseorang yang disusun menurut kebutuhan.
bisa diketahui semangat atau motivasi
kerja yang terkait disuatu kelompok b. Studi Kepustakaan
kerja. Dalam hal ini Seksi SDM bisa Pengumpulan data yang mana se-
melakukan penilaian tentang sesuatu telah terkumpul dihubungkan dengan
yang berkaitan dengan semangat ker- teori-teori yang ada berdasarkan
ja. Seperti halnya komunikasi, moti- literatur yang terkait.
vasi kerja seseorang bisa mempenga-
ruhi kinerja. Apabila orang yang di- 3. Definisi Variabel
maksud menduduki bagian yang stra- a. Komunikasi atasan bawahan ada-
tegis maka akan mengganggu jalannya lah proses komunikasi baik komu-
organisasi. Melihat kenyataan ini pe- nikasi informasi maupun komu-
nulis melihat adanya hubungan yang nikasi penugasan antara atasan dan
erat antara motivasi dengan kinerja. bawahan yang mampu memberi-
Berdasarkan uraian di atas, maka kan hasil suatu kinerja tertentu.
penelitian ini bertujuan untuk menge- Komunikasi atasan bawahan diu-
tahui pengaruh faktor-faktor komuni- kur berdasarkan aspek:
kasi dan motivasi terhadap kinerja PT 1) Intensitas pertemuan pegawai
Bank BPD Jateng cabang Surakarta dengan pimpinan;
dan untuk mengetahui faktor-faktor 2) Kerjasama pegawai dengan pim-
yang paling dominan pengaruhnya pinan; dan
terhadap kinerjanya. 3) Media komunikasi.
b. Motivasi adalah suatu dorongan
B. METODE PENELITIAN yang berasal dari dalam diri atau-
1. Populasi dan Sampel pun dari luar diri seseorang yang
Populasi penelitian ini adalah berpengaruh terhadap perilaku
semua pegawai di PT Bank BPD Jateng pekerjaan sesuai kebutuhannya.
cabang Surakarta yang telah lebih dari Variabel terikat (X2) motivasi diukur
dua tahun menjadi pegawai tetap. berdasarkan aspek:

47
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 5, No. 1, Juni 2004

1) Pemberian motivasi pimpinan; Keterangan:


2) Pemenuhan kebutuhan pokok a dan b = parameter yang akan
melalui jumlah pendapatan diestimasi
perbulan; dan e = variabel yang tidak diteliti
3) Fasilitas kerja. atau besarnya pengaruh
c. Kinerja adalah suatu hasil kerja di luar model (peng-
yang dilakukan oleh seseorang ganggu).
pekerja sesuai dengan beban tugas b) Uji-T
yang diberikan oleh organisasi ter- Uji-t dilakukan untuk mengana-
hadap dirinya dengan memenuhi lisis hasil estimasi statistik nilai para-
kriteria tertentu. Variabel bebas (Y) meter a, b, dan c, apakah nilai a, b, dan
kinerja diukur dengan dari aspek: c dapat dipercaya atau berpengaruh
1) Kualitas kerja; dan secara signifikan.
2) Kuantitas kerja. Syarat hipotesis didasarkan pada
rumus sebagai berikut.
4. Teknik Analisis Data H0 : b = 0 ditolak.
Data yang diperoleh dari angket Artinya, bahwa hipotesis
akan disusun dalam bentuk tabel yang ditolak bila ternyata tidak
berfungsi sebagai alat analisis secara ada hubungan antara varia-
kuantitatif. Analisis deskriptif perlu bel Y dengan X 1 dan X 2.
dilakukan terhadap suatu penelitian Atau dengan kata lain varia-
untuk memperkuat argumentasi dan bel independen (komunika-
logika dalam menjawab dan mengim- si dan motivasi kerja) tidak
plikasikan dugaan yang akan diurai- berpengaruh terhadap va-
kan dalam analisis kuantitatif. Analisis riabel dependen (kinerja).
ini dilakukan berdasarkan pada data H1 : b > 0 diterima
yang dikumpulkan dari daftar perta- Artinya, bahwa hipotesis
nyaan (Questioner) yang telah diajukan diterima bila ternyata ada
dan diisi oleh karyawan di PT Bank hubungan antara variabel Y
BPD Jateng cabang Surakarta. dengan variabel X1 dan X2.
Dengan kata lain, variabel
a) Uji regresi independen (komunikasi
Yaitu suatu formulasi untuk dan motivasi kerja) berpe-
mengestimasi jenis hubungan ngaruh terhadap variabel
spekulatif dua variabel X (variabel dependen (kinerja).
independen) terhadap satu variabel Y Level of significant α = 5%
(variabel dependen). Jenis hubungan = 0,05
spekulatif bisa bersifat positif dan Kesimpulan dibuat dengan mem-
negatif. bandingkan nilai thitung dengan ttabel=0,05
dengan ketentuan:
Model persamaan: (1) H0 diterima bila thitung < ttabel=0,05.
Kinerja = a + b1 . Komunikasi + b2 . (2) H0 ditolak bila thitung > ttabel=0,05.
Motivasi kerja + e

48
Analisis Pengaruh Komunikasi Atasan Bawahan dan Motivasi
terhadap Kinerja di PT Bank ... (44-53) Anang Mardianto

c) Uji-F (mendekati sempurna) antara bebe-


R2(reg) / k rapa atau semua variabel bebas. Cara
F= mendeteksi ada tidaknya multikolinier
JK(S) / (n – k) adalah dengan melihat korelasi antara
Uji-F yaitu formulasi untuk dua variabel bebas. Bila di antara
membandingakan model X terhadap keduanya mempunyai korelasi lebih
variasi residual (e). besar dari korelasi antara variabel be-
Rumus: bas dan variabel terikatnya, maka ter-
jadi multikolinier. Pengujian multi-
kolinieritas dapat dengan melihat nilai
pada Spearman correlation. Jika hu-
bungan yang terjadi diatas 0,8 (mende-
Di mana R 2 adalah koefisien
kati sempurna) maka terjadi multi-
determinasi, k adalah parameter
kolinier yang serius.
(termasuk intercep) dan n adalah besar
sampel. Uji-F adalah uji estimasi
f) Uji Asumsi Klasik
statistik secara bersama-sama. Uji-F
(1) Uji Heteroskedastisitas
dapat diterima 95% minimal adalah 4.
Untuk mengetahui bias atau
tidaknya hasil regresi maka dilakukan
d) Uji Reset (R2)
uji heteroskedastisitas. Langkah-
Dalam uji estimasi digunakan
langkahnya sebagai berikut:
koefisien determinasi (R2). Koefisien
(a) Lakukan regresi dan hitung ê dan
determinasi adalah bilangan yang
R 2 ( reg ) / k menentukan besarnya hubungan Ŷ (estimate error dan esimate Y),
F=
JK (S) /(n − k ) antara variabel Y dengan X1 dan X2. kemudian kuadratkan kedua series
Menurut Gujarati (1995:76) rumus dari data baru tersebut.
koefisien determinasi adalah sebagai (b) Lakukan regresi e estimasi terhadap
berikut: Y estimasi (keduanya dikuadratkan).

( )
2 Hitunglah R kuadrat dari regresi
Σ Ŷ − Y ini.
R =
2

Σ(Y − Y ) (c) Bandingkan R 2 kali N (besar


2

sampel) dari regresi di atas dengan


Besarnya R 2 dihitung dengan nilai tabel chi square derajat bebas
membagi jumlah Yestimasi dikurangi rata- = 1 dan α = 1%.
rata kwadrat (sum square) dengan (d) Jika R 2.N > tabel maka terjadi
jumlah Y terobsesi dikurangi Y rata-rata heteroskedastisitas sehingga re-
kwadarat. Nilai R2 adalah antara 0 sampai gresi dapat dilanjutkan.
dengan 1, bila R2 mendekati 1 maka mo- (e) Jika R2.N < tabel maka tidak dapat
del yang dipilih mendekati kebenaran. dipercaya dan dilakukan langkah
sebagai berikut.
e) Uji Multikolinieritas (i) Transformasikan baik depanden
Multikolinier adalah adanya maupun independen variabel ke
suatu hubungan linier yang sempurna bentuk logaritma normal (Ln).

49
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 5, No. 1, Juni 2004

Rumusnya = Ln Y = Ln a + b
Ln X1 + Ln X2 + Ln e
(ii) Jika poin 1 belum menyele-
saikan masalah dicoba dengan Syaratnya adalah agar tidak
membagi data dengan nilai menolak H 0 maka nilai d (nilai
Yestimate. otokorelasi) diharapkan berada di
antara 1,5 sampai dengan 2,5,
(2) Uji Otokorelasi tergantung banyaknya n.
Karena adanya time series maka
digunakan uji otokorelasi dengan C. HASIL PENELITIAN DAN PEM-
rumus otokorelasi Durbin Watson: BAHASAN
1. Uji Regresi

Tabel 3
Ringkasan Hasil Regresi

Variabel Linear Transformasi LN


Constanta 29,61 1,677
(7,862) (7,315)
Komunikasi 0,366 0,417
(6,120) (6,306)
Motivasi kerja 0,154 0,173
(3,910) (3,962)

R Square 62,70% 63,40%


F Statistik 67,239 69,289
Multicolinear test
VIF 1,608
Tolerance 0,622
Correlations -0,615
DW - test 1,839
Heteroskedastisitas
Komunikasi 0,417
Motivasi kerja 0,173

Dari hasil analisis regresi dengan Dari hasil analisis regresi dengan
menggunakan model regresi linier ber- menggunakan model OLS (Ordinary
ganda diperoleh persamaan sebagai Least Square), yaitu model regresi
berikut. untuk mencari bentuk persamaan
Kinerja = yang paling baik menurut Mudrajad
29,61 + 0,366 komunikasi + 0,154 (2000:47) diperoleh persamaan sebagai
motivasi kerja berikut.
(7,862) (6,120) (3,910)

50
Analisis Pengaruh Komunikasi Atasan Bawahan dan Motivasi
terhadap Kinerja di PT Bank ... (44-53) Anang Mardianto

Ln Pres. kerja = nerangkan 45,2% variasi kinerja,


1,677 + 0,417 Ln Kom. + 0,173 Ln mot. sedangkan 54,8% lainnya dijelaskan
kerja oleh variabel yang lain diluar model.
(7,315) (6,306) (3,962)
Berdasarkan kedua persamaan 3. Uji-F Statistik
tersebut di atas diketahui bahwa ko- Untuk membandingkan variasi
munikasi dan motivasi secara bersama- variabel di dalam model terhadap
sama berpengaruh terhadap kinerja. variasi residual e. Dari hasil analisis
data, didapatkan nilai F untuk model
2. Koefisien Determinasi (R2) OLS sebesar 69,289. Dengan demikian,
Dalam penelitian ini ada dua variabel komunikasi dan motivasi
model yaitu dengan model regresi li- secara bersama-sama menerangkan
nier dan model regresi OLS. Maksud- variabel kinerja karena Fhitung > Ftabel
nya agar memperoleh hasil yang paling = 4,33 dengan derajat kebebasan 1%.
baik dalam uji regresi. Adapun hasil
regresi OLS hanya melihat besarnya 4. Uji-T Statistik
pengaruh komunikasi dan motivasi a. Pengujian Variabel Komunikasi
terhadap prestasi. Hasil R 2 yang terhadap Kinerja
dihasilkan 0,634. Artinya, variabel Variabel komunikasi mempunyai
komunikasi dan motivasi secara ber- thitung sebesar 10,198 sedangkan nilai ttabel(0,01)
sama-sama bisa menjelaskan berpe- sebesar 2,358 dengan demikian bahwa
ngaruh sangat positif terhadap kinerja. pengaruh variabel Komunikasi secara
Di mana hasil tersebut menunjukkan signifikan dan positif terhadap kinerja.
model dapat menjelaskan 63,4% varia-
si dependen (Y = kinerja) sedangkan b. Pengujian Variabel Motivasi
36,6% lainnya dijelaskan oleh variabel terhadap Kinerja
lain. Variabel komunikasi mempunyai
Hasil dari transformasi model thitung sebesar 8,175 sedangkan nilai
komunikasi (X1) sama dengan 0,562 ha- ttabel(0,01) sebesar 2,358. Dengan demi-
nya dengan melihat besarnya penga- kian bahwa pengaruh variabel
ruh antara kinerja dengan komunikasi motivasi secara signifikan dan positif
R2. Dengan demikian, variabel komu- terhadap kinerja.
nikasi berpengaruh signifikan dan
positif terhadap kinerja, ditunjukkan c. Pengujian Variabel Komunikasi
bahwa model dapat menjelaskan 56,2% dan Motivasi secara Bersama-
variasi kinerja sedangkan yang 43,8% sama terhadap Kinerja
dijelaskan oleh variabel lainnya di luar Variabel komunikasi mempunyai
model. Transformasi model X2 hanya thitung sebesar 6,308 dan motivasi kerja
melihat seberapa besar pengaruh sebesar 3,962, sedangkan nilai ttabel(0,01)
motivasi terhadap kinerja. Dengan sebesar 2,358. Dengan demikian bahwa
hasil R2 = 0,452 berarti ada pengaruh pengaruh variabel komunikasi dan
yang positif terhadap variabel kinerja, motivasi secara signifikan dan positif
dapat dijelaskan bahwa model me- terhadap kinerja.

51
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 5, No. 1, Juni 2004

5. Uji Multikolinieritas an menyatakan sangat setuju dan setu-


Dengan melihat hasil uji multiko- ju mendapat prosentasi yang tinggi
linieritas didapat hubungan antara dari pada yang menyatakan tidak
variabel komunikasi dengan variabel setuju dan sangat tidak setuju. Dengan
motivasi sebesar -0,615 dengan tole- demikian, variabel komunikasi dan
ransi 0,622. Maka bisa dikatakan 62,2% motivasi memberi pengaruh terhadap
salah satu variabel independen bisa kinerja pegawai. Hasil dari analisis sta-
menjelaskan variabel independen tistik di mana instrumen yang diguna-
yang lain dalam model. Bukti adanya kan untuk penelitian yaitu angket sudah
multikolinieritas adalah besar VIF memenuhi uji reliabilitas dan validitas.
(Varian in Factor) dan tolerance berada Di mana dari 65 item yang ditanyakan,
disekitar angka 1. Hasil uji ini berarti tidak ada satupun yang gugur. Jadi 100%
menunjukkan adanya multikolinieri- valid, instrumen penelitian sudah layak
tas. Tetapi karena besar hubungan va- untuk penelitian.
riabel komunikasi dan motivasi kerja Hasil estimasi regresi analisis
tidak sebesar hubungn kedua variabel regresi ganda menunjukkan bahwa
terhadap kinerja maka tidak serius. regresi secara individu maupun secara
bersama-sama mempunyai pengaruh
6. Uji Asumsi Klasik yang positif di mana setiap ada kenaik-
a. Uji Heteroskedastisitas an variabel independen akan mening-
Uji Heteroskedastisitas dengan katkan variabel dependen. Uji multi-
lagrange multiplier test sama dengan kolinieritas menunjukkan hubungan
OLS. Dari transformasi model X 1 antara kedua variabel independen dan
(variabel komunikasi) dan X2 (variabel uji heteroskedastisitas. Dengan model
motivasi) dihasilkan nilai sebesar 0,417 OLS tidak mengalami masalah karena
dan 0,173, lebih kecil dari nilai tabel chi hasil analisisnya di bawah angka kritis
square 5,99. Maka terbukti dan tidak dari tabel distribusi chi square. Melalui
ada masalah tentang heteroskedastisi- uji autokorelasi, bisa diketahui bahwa
tas dan regresi bisa dilanjutkan. tidak ada autokorelasi yang terjadi.

b. Uji Autokorelasi D. PENUTUP


Syarat adanya otokorelasi adalah Berdasarkan hasil analisis dapat
bila nilai DW lebih kecil dari -2 berarti disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
terjadi autokorelasi yang negatif. Bila positif dan signifikan antara variabel
DW di antara 1,5 hingga 2,5 maka tidak komunikasi dan motivasi terhadap
terjadi autokorelasi. Dan bila DW lebih kinerja PT Bank BPD Jateng cabang
besar dari 2 maka terjadi autokorelasi Surakarta, baik secara individual
positif. Hasil perhitungan DW yaitu se- maupun secara simultan.
besar 1,889 (di antara -2 hingga 2) bisa Berdasarkan kesimpulan di atas,
diketahui tidak adanya autokorelasi. maka disarankan agar PT Bank BPD
Berdasarkan hasil analisis dari 83 Jateng cabang Surakarta hendaknya
pegawai PT Bank BPD Jateng cabang meningkatkan kualitasnya terhadap
Surakarta yang menjadi objek peneliti- faktor-faktor komunikasi dan motivasi

52
Analisis Pengaruh Komunikasi Atasan Bawahan dan Motivasi
terhadap Kinerja di PT Bank ... (44-53) Anang Mardianto

kerja. Untuk itu perlu usaha agar dapat kenyamanan bekerja bagi pegawai.
tercipta hubungan yang baik antara Hal ini juga akan berdampak terhadap
pimpinan dan pegawai serta ling- penigkatan kinerja pegawai.
kungan kerja yang bisa meberikan

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Oemi. 1995. Pemimpin yang Efektif. Jakarta: Ghalia Indonesia.


Anderson, Kenneth E. 1999. Bagaimana Memimpin dan Mengawasi Pegawai
Anda. Jakarta: Rineka Cipta.
Bettinghuse, J Edwin. 1993. Delegasi dalam Manajemen Perusahaan, Rahasia
Kekuatan Manajer Sukses. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Handoko, Hani. 1993. Penilaian Kinerja. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Handoko, Hani. 2000. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Bandung: PT
Kineka Cipta.
Heidjerahman dan Su’ad Husnan. 1996. Manajemen Personalia. Yogyakarta:
BPFE UGM.
Ibrahim, Adam. 1995. Bunga Rampai Manajemen Operasi. Jakarta: Pustaka Dian.
Kartono, Kartini. 1996. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press.
Manulang. 2000. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mashud, Muh. 1997. Komunikasi Pemahaman dan Penerapannya. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Moekijat. 1987. Manajemen Personalia. Bandung: Alumni.
Muhammad, Arni. 2000. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Soekadi, DS. 1990. 10 Hukum Kepemimpinan. Jakarta: Taramedia dan Restu
Agung.
Soenarko. 1996. Kinerja Karyawan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Thoha, Mifah. 1983. Pembinaan Organisasi Proses Diagnosa dan Intervensi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Uchana, Onong. 1998. Public Relation dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Gremedia
Presindo.
Wahjosumidjo. 1980. Kepemimpinan dalam Manajemen Suatu Pendekatan
Perilaku. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

53

Anda mungkin juga menyukai