Anda di halaman 1dari 103

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA

Ny.S UMUR 36 TAHUN G2P1A0 HAMIL 41 MINGGU


DENGAN KALA II LAMA DI RSU ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Norma Dwi Kurniasari


NIM B12090

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : ”Asuhan kebidanan Ibu Bersalin pada Ny.S di RSU
Assalam Gemolong Sragen tahun 2015”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari
Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari SST., selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Rahajeng Putriningrum , SST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Dr. Wiwiek Irawati, M.Kes, selaku Direktur Utama RSU Assalam Gemolong
Sragen, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan
data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2015


Penulis

iv
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Program Studi DIII Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Norma Dwi Kurniasari
B12 090
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA
Ny.S UMUR 36 TAHUN G2P1A0 HAMIL 41 MINGGU
DENGAN KALA II LAMA DI RSU ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN

x + 94 halaman + 13 lampiran

INTISARI

Latar Belakang : Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia


(SDKI) (2012), Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Penyebab utama AKI berupa perdarahan postpartum 20%, eklamsia 32%,
perdarahan antepartum 3%, abortus 4%, partus lama 1%, komplikasi puerpurium
31%, kelainan amnion 2% dan lain-lain 7%. Berdasarkan studi pendahuluan di
RSU Assalam Gemolong, Sragen pada bulan Januari sampai September 2014 ibu
bersalin dengan Kala II Lama yaitu 19 orang Walaupun kejadian persalinan
dengan kala II lama kejadiannya hanya sedikit, namun memerlukan penanganan
dengan tindakan kegawatdaruratan obstetrik khususnya ibu bersalin dengan kala
II lama dengan menggunakan konsep Hellen Varney.
Tujuan : Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
dengan Kala II Lama dengan menggunakan pendekatan kebidanan 7 langkah
Varney. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori yang ada dengan
praktek yang ada di lahan. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan
masalah.
Metodologi : Jenis laporan studi kasus dengan menggunakan metode
observasional deskriptif, lokasi RSU Assalam Gemolong Sragen. Subjek studi
kasus adalah ibu bersalin Ny. S G2P1A0 Umur 36 tahun hamil 41 minggu dengan
kala II lama, waktu studi kasus pada tanggal 14 April 2015. Teknik pengambilan
data antara lain data primer meliputi pemeriksaan fisik, wawancara serta observasi
dan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil : Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi Infus
RL 20 tpm dan injeksi ampicillin 5mg secara IV, Keadaan ibu baik dan bayi dapat
lahir secara spontan pada tanggal 14 April 2015, pukul 13.20 WIB, jenis kelamin
perempuan, BB : 3600 gram, PB : 48cm, apgar score : 8-9-10 dan plasenta lahir
lengkap.
Kesimpulan : Pada kasus Ny.S penulis menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada di lahan yaitu pada langkah recana tindakan dan pelaksanaan pada
teori diberikan uterotonika sedangkan praktek di lahan diberikan ampicilin.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Ibu Bersalin, Kala II Lama


Kepustakaan : 26 literatur (2004 - 2013)

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

à Kuolah kata, ku baca makna, ku ikat dalam alenia, ku bingkai dalam bab
sejumlah lima, jadilah mahakarya, gelar Amd Keb. ku terima, orang tua,
calon pendamping hidup dan calon mertua bahagia
à Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, dan saya menang!
à Satu hari meninggalkan ASKEB = Satu hari menunda NIKAH

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan


kepada:
1. Allah SWT yang telah memberi kesehatan,
kemudahan serta kelancaran dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Ibu ku tersayang yang berada di Surga dan Bapak
ku tercinta terima kasih atas kasih sayang dan doa
serta perjuangan kalian selama ini.
3. Keluarga dan Penyemangatku (L.Ard) terima
kasih untuk kasih sayang dan semangatnya.
4. Sahabat”ku Lusiana Widyaningrum, Claresta AN,
penghuni kost “Griya Tentrem’’, mbak ary mooo,
lussy, putri, nia dan teman-teman seperjuangan,
terima kasih atas kebersamaan kita, canda tawa
kita, semangat kuliah kita, semoga persahabatan
kita ini akan tetap abadi.Amiiin....
5. Almamater tercinta.

vi
CURRICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Norma Dwi Kurniasari

Tempat/Tanggal lahir : Ngawi, 26 April 1994

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Dsn. Ngarengan 03/11, Ds. Jenggrik, Kedunggalar, Ngawi

PENDIDIKAN

1. SDN Jenggrik 4 Lulus Tahun 2006

2. MTsN Kedunggalar Lulus Tahun 2009

3. SMAN 1 Kedunggalar Lulus Tahun 2012

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Angkatan 2012

Kusuma Husada Surakarta

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
INTI SARI ............................................................................................... v
CURICULUM VITAE ............................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus ........................................................... 4
D. Manfaat Studi Kasus ........................................................ 5
E. Keaslian Studi Kasus ........................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Teori Medis
1. Persalinan fisiologis ................................................... 8
2. Persalinan Kala II Lama ............................................. 16
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian .................................................................. 22
2. Langkah-langkah dalam manajemen kebidanan ........ 22
3. Data Perkembangan SOAP ........................................ 42
C. Landasan Hukum .............................................................. 43

BAB III METODOLOGI


A. Jenis Studi Kasus .............................................................. 46
B. Lokasi Studi Kasus ............................................................ 46

viii
C. Subjek Studi Kasus ........................................................... 46
D. Waktu Studi Kasus ............................................................ 47
E. Instrumen Studi Kasus ...................................................... 47
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 47
G. Alat- alat Yang Dibutuhkan .............................................. 50
H. Jadwal Studi Kasus ........................................................... 51

BAB IV. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN


A. Tinjauan Kasus ................................................................. 51
B. Pembahasan ...................................................................... 82

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan . ..................................................................... 88
B. Saran .................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampian 1. Jadwal Studi Kasus


Lampian 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampian 3. Surat Ijin Balasan Studi Pendahuluan
Lampian 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan lahan
Lampian 5. Balasan Ijin Penggunaan lahan
Lampian 6. Surat Permohonan menjadi Responden
Lampian 7. Surat Persetujuan Responden (Inform Consent)
Lampian 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format Askeb)
Lampian 9. Lembar Observasi
Lampian 10. Satuan Acara Penyuluhan
Lampian 11. Leaflet
Lampian 12. Dokumentasi Studi Kasus
Lampiran 13. Lembar Konsultasi

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan suatu negara ditentukan oleh beberapa indikator, salah

satu indikator tersebut adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Analisa tren angka

kematian maternal menunjukkan penurunan dari Survei Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) 1997 sampai dengan SDKI 2007. Rasio kematian maternal

pada tahun 1997 adalah 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Analisa

yang tidak dipublikasikan menunjukkan penurunan kecil menjadi 334

kematian per 100.000 kelahiran hidup pada periode 1993-1997. Rasio

kematian maternal menurun menjadi 307 kematian per 100.000 kelahiran

hidup pada SDKI 2002-2003 dan 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup

pada SDKI 2007. Namun, angka ini meningkat pada SDKI 2012 menjadi 359

kematian per 100.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2013). Penyebab utama AKI

berupa perdarahan postpartum 20%, eklamsia 32%, perdarahan antepartum

3%, abortus 4%, partus lama 1%, komplikasi puerpurium 31%, kelainan

amnion 2% dan lain-lain 7% (Depkes RI, 2013).

Angka kematian ibu di Indonesia bervariasi, data statistik dari Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 menyebutkan bahwa Angka

Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) adalah 116,01 per

100.000 kelahiran hidup. Sebesar 57,93% kematian maternal terjadi pada

waktu masa nifas, pada waktu hamil 24,74% dan waktu persalinan sebesar

17,33 %. Pada tahun 2012 dilaporkan kematian maternal di Kabupaten

1
2

Sragen per 100.000 kelahiran hidup tercatat sebanyak 19 kasus kematian ibu

(Dinkes Jateng, 2012).

Salah satu usaha yang dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah

memberi pelayanan pada ibu hamil dan ibu bersalin secara cermat dan tepat.

Dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, pemerintah menerapkan

strategi Making Pregnancy Safer (MPS) yang dimulai pada tahun 2000. MPS

mempunyai visi agar kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung

aman dan bayi yang dilahirkan hidup dan sehat (Prawirohardjo, 2009).

Kala II lama adalah persalinan yang sudah dipimpin mengejan pada

primigravida dibatasi 2 jam dan diperpanjang sampai 3 jam apabila

digunakan analgesia regional, sedangkan pada multigravida dibatasi 1 jam

dan diperpanjang sampai 2 jam apabila digunakan analgesia regional

(Prawiroharjdo, 2010).

Komplikasi yang timbul karena perjalanan persalinan dengan Kala II lama

adalah ibu mengalami kelelahan karena tanpa makan dan minum serta

berpengaruh pada kondisi janin dalam rahim. Ibu mengalami dehidrasi,

tampak sakit, pucat, mata cekung, dan berkeringat dingin, frekuensi nadi

meningkat, tekanan darah menurun, dan suhu tubuh meningkat. His mulai

melemah dan perut tampak kembung. Pada pemeriksaan dalam, terdapat

tanda infeksi intrauterin (lokia berbau, berwarna keruh, tampak bercampur

mekonium, dan edema vulva), ada kaput sucsedaneum, terjadi edema porsio,
3

dan bagian terendah janin sulit di dorong ke atas. Pada janin dapat mengalami

asfiksia sampai terjadi kematian dalam rahim (Manuaba, 2008).

Berdasarkan data yang diperoleh di RSU Assalam Gemolong Sragen,

maka dapat diketahui jumlah persalinan patologi pada bulan September 2013

sampai dengan September 2014 ada 746 persalinan patologi, ibu bersalin

dengan partus lama ada 51 orang yang terdiri dari ibu bersalin dengan kala I

lama ada 32 (62,75%) orang dan kala II lama ada 19 (37,25%) orang.

Walaupun kejadian persalinan dengan kala II lama kejadiannya hanya sedikit,

namun memerlukan penanganan dengan tindakan kegawatdaruratan obstetrik

khususnya ibu bersalin dengan kala II lama dengan menggunakan konsep

Hellen Varney, maka penulis bermaksud untuk melakukan studi kasus dengan

judul “Asuhan Kebidanan Ibu bersalin pada Ny.S umur 36 tahun G2P1A0

dengan kala II lama di RSU Assalam Gemolong Sragen”.

B. Perumusan Masalah

Berdasakan penjelasan latar belakang maka penulis membuat rumusan

masalah sebagai berikut “Bagaimana Memberikan Asuhan Kebidanan Ibu

bersalin pada Ny.S umur 36 tahun G2P1A0 dengan kala II lama di RSU

Assalam Gemolong Sragen?”


4

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan umum

Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

dengan Kala II Lama di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan 7

langkah Varney.

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu:

1) Melakukan pengkajian (data subjektif dan objektif) pada Ny.S

umur 36 tahun G2P1A0 dengan Kala II Lama di RSU Assalam

Gemolong Sragen

2) Menginterpretasikan data (diagnosa kebidanan, masalah, dan

kebutuhan) pada Ny.S umur 36 tahun G2P1A0 dengan Kala II

Lama di RSU Assalam Gemolong Sragen

3) Merumuskan diagnosa potensial pada Ny.S umur 36 tahun

G2P1A0 dengan Kala II Lama di RSU Assalam Gemolong

Sragen

4) Mengantisipasi tindakan pada Ny.S umur 36 tahun G2P1A0

dengan Kala II Lama di RSU Assalam Gemolong Sragen

5) Menyusun rencana tindakan pada Ny.S umur 36 tahun G2P1A0

dengan Kala II Lama di RSU Assalam Gemolong Sragen

6) Melaksanakan rencana tindakan pada Ny.S umur 36 tahun

G2P1A0 dengan Kala II Lama di RSU Assalam Gemolong

Sragen
5

7) Mengevaluasi tindakan pada Ny.S umur 36 tahun G2P1A0

dengan Kala II Lama di RSU Assalam Gemolong Sragen

b. Menganalisa kesenjangan antara teori yang ada dengan praktik yang

di jalani oleh penulis.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi peneliti

Penulis memperoleh wawasan dan dapat mengaplikasikan asuhan

kebidanan ibu bersalin dengan kala II Lama sesuai dengan teori yang telah

diberikan.

2. Bagi profesi

Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan untuk meningkatkan

mutu layanan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kala II Lama.

3. Bagi institusi

a. Institusi pendidikan

Dapat menambah referensi bacaan untuk institusi pendidikan,

terutama pengetahuan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kala

II lama.

b. Rumah sakit

Dapat memberikan masukan pada rumah sakit dalam rangka

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya pada asuhan

kebidanan ibu bersalin dengan kala II lama.


6

E. Keaslian Studi Kasus

Laporan studi kasus dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

dengan Kala II Lama sudah pernah dilakukan oleh :

1. Wahyuni (2007), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul

“Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin pada Ny.S G2P0A1 dengan Kala

II Lama di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”. Setelah dilakukan

observasi KU, His, DJJ, pembukaan 10cm, penurunan kepala di H I-

II. Setelah kolaborasi dengan dokter Sp.OG kemudian ibu diberi terapi

O2 3liter/menit, infus D5%+oksitosin 1 amp 12 tpm dan injeksi

Vicilin 1 gram, tidak ada kemajuan penurunan. Bayi lahir secara SC.

2. Wildenia (2013), Universitas Negeri Sebelas Maret dengan judul

“Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin pada Ny. N G1P0A0 dengan

Kala II Lama di RSUD Banyudono”. Setelah dilakukan observasi KU,

His, DJJ, pembukaan 10cm, penurunan kepala di H II-III, tingkat

hidrasi dan pemberian nutrisi, kemudian ibu diberi terapi induksi

persalinan ke dalam cairan infus D5% injeksi ceftriaxone 1 gr/ 12 jam

IV,dan dilakukan tindakan episiotomi mediolateralis sehingga bayi

dapat lahir secara spontan.

Persamaan studi kasus ini dengan keaslian terletak pada jenis studi

kasus yaitu deskriptif observasional. Perbedaan studi kasus ini dengan

keaslian terletak pada tempat, waktu, asuhan yang diberikan dan hasil

yang diberikan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI MEDIS

1. Persalinan fisiologis

a. Pengertian

1) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di

luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,

dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)

(Manuaba, 2010).

2) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan plasenta) yang telah cukup bulan atau hampir cukup

bulan dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir

atau melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

3) Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu

maupun pada janin (Prawirohardjo, 2012).

4) Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu (JNPK-KR, 2007).

7
8

b. Bentuk persalinan

Bentuk persalinan berdasarkan definisi menurut Manuaba (2010)

adalah sebagai berikut:

1) Persalinan spontan

Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu

sendiri.

2) Persalinan buatan

Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.

3) Persalinan anjuran (partus presipitatus)

c. Teori-teori mengenai proses terjadinya persalinan

Menurut Ujiningtyas (2009) teori-teori mengenai proses

terjadinya persalinan adalah :

1) Teori penurunan hormon

Beberapa hari sebelum partus terjadi penurunan kadar

hormon estrogen dan progesteron. Sehingga otot rahim

sensitif terhadap oksitosin. Penurunan kadar progesteron pada

tingkat tertentu menyebabkan otot rahim mulai berkontraksi.

2) Teori peregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu. Apabila batas tersebut telah terlewati, maka akan

terjadi kontraksi, sehingga persalinan dapat dimulai.


9

3) Teori plasenta menjadi tua

Plasenta yang semakin tua seiring dengan bertambahnya usia

kehamilan akan menyebabkan turunnnya kadar estrogen dan

progesteron, sehingga pembuluh darah mengalami

kekejangan dan timbul kontraksi rahim.

4) Teori iritasi mekanik

Dibelakang serviks terletak ganglion servikale/fleksus Fran

Kenhauser. Bila ganglion ini digeser dan ditekan atau

tertekan kepala janin, maka akan timbul kontraksi.

5) Teori oksitosin internal

Menurunyya konsentrasi progesteron akibat tuanya

kehamilan mengakibatkan aktivitas oksitosin meningkat dan

kontraksi braxton hicks sering terjadi, sehingga persalinan

dapat dimulai.

6) Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dikeluarkan oleh decudia konsentrasinya

meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu. Prostaglandin

dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan, pemberian

prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot

rahim.

d. Tanda Persalinan

1) Terjadinya his persalinan


10

Karakter dari his persalinan :

a) Pinggang terasa sakit, yang menjalar ke depan.

b) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek kekuatannya

makin besar.

c) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus.

d) Jika pasien menambah aktivitasnya,misalnya dengan

berjalan, maka kekuatannya bertambah.

2) Pengeluaran lendir dan darah (penanda persalinan)

Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada

serviks yang menimbulkan :

a) Pendataran dan pembukaan.

b) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat

pada kanalis servikalis terlepas.

c) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluuh darah

pecah.

3) Pengeluaran cairan

Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat

pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka

ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam.

Namun jika tidak tercapai, maka akhirnya persalinan di

akhiri dengan tindakan tertentu, misalnya vakum ekstraksi,

atau sectio caesaria (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).


11

Menurut Yanti (2007), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi persalinan, yaitu:

a) Faktor Power

Power adalah kekuatan janin yang mendorong janin

keluar. Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam

persalinan ialah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi

diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerja sama

yang baik dan sempurna.

b) Faktor Passanger

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan

adalah faktor janin,yang meliputi sikap janin, letak

janin, presentasi janin, bagian terbawah janin, dan

posisi janin.

c) Faktor Passage (jalan lahir)

Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas :

(1) Bagian keras : tulang-tulang panggul (rangka

panggul).

(2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan, dan

ligament-ligament.

e. Tahap persalinan

Menurut Rukiyah dkk (2009) tahapan persalinan dibagi menjadi

4 kala, yaitu:
12

1) Kala I

Pada kala I persalinan dimulainya proses persalinan yang

ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat, dan

menyebakan perubahan pada serviks hingga mencapai

pembukaan lengkap, fase Kala I Persalinan terdiri dari Fase

Laten yaitu dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan

mendekati 4cm, kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih

diantara 20-30 detik, tidak terlalu mules; Fase aktif dengan

tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit, lamanya

40 detik atau lebih dan mules, pembukaan 4cm hingga

lengkap, penurunan bagian terbawah janin, waktu

pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm, fase

pembukaan dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten :

berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat

sampai mencapai pembukaan 3 cm. Fase aktif : dibagi dalam

3 fase yaitu fase akselerasi lamanya 2 jam dengan

pembukaan 3 menjadi 4 cm, fase dilatasi maksimal lamanya

2 jam dengan pembukaan 4 menjadi 9 cm, fase deselerasi

lamanya 2 jam pembukaan dari 9 sampai pembukaan

lengkap. Lama kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam

dengan pembukaan 1 cm per jam, pada multigravida 8 jam

dengan pembukaan 2 cm per jam. Komplikasi yang dapat


13

timbul pada kala I yaitu : ketuban pecah dini, tali pusat

menumbung, obstrupsi plasenta, gawat janin, inersia uteri.

2) Kala II

Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap

tampak bagian kepala janin melalui pembukaan introitus

vagina, ada rasa ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan

pada rektum atau vagina, perinium terlihat menonjol, vulva

dan springter ani membuka, peningkatan pengeluaran lendir

dan darah.

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi

lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1

jam pada multi. Pada kala pengeluaran janin telah turun

masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot

dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa

mengedan, karena tekanan pada rectum ibu merasa seperti

mau buang air besar dengan tanda anus membuka. Pada

waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka,

perinium membuka, perinium meregang. Dengan adanya his

ibu dan dipimpin untuk mengedan, maka lahir kepala diikuti

oleh seluruh badan janin.

Komplikasi yang dapat timbul pada kala II yaitu :

eklamsi, kegawatdaruratan janin, tali pusat menumbung,

penurunan kepala terhenti, kelelahan ibu, persalinan lama,


14

ruptur uteri, distocia karena kelainan letak, infeksi intra

partum, inersia uteri, tanda-tanda lilitan tali pusat.

3) Kala III

Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan

berlangsungnya proses pengeluaran plasenta. Tanda-tanda

pelepasan plasenta : terjadi perubahan bentuk uterus dan

tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau menjulur

keluar melalui vagina/vulva, adanya semburan darah secara

tiba-tiba kala III, berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri

setinggi pusat beberapa menit kemudian uterus berkontraksi

lagi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.

Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit-15 menit setelah bayi

lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus

uteri. Pengeluaran plasenta, disertai pengeluaran darah.

Komplikasi yang dapat timbul pada kala III adalah

perdarahan akibat atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan

jalan lahir, tanda gejala tali pusat.

4) Kala IV

Dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam

pertama post partum. Komplikasi yang dapat timbul pada

kala IV adalah sub involusi dikarenakan oleh uterus tidak


15

berkontraksi, perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri,

laserasi jalan lahir, sisa plasenta.

2. Persalinan Kala II Lama

a. Definisi

Kala II lama adalah persalinan yang sudah dipimpin

mengejan pada primigravida dibatasi 2 jam dan diperpanjang

sampai 3 jam apabila digunakan analgesia regional, sedangkan

pada multigravida dibatasi 1 jam dan diperpanjang sampai 2 jam

apabila digunakan analgesia regional (Prawiroharjdo, 2010).

Diagnosis kala II lama yaitu pembukaan serviks lengkap,

dilatasi serviks di kanan garis waspada pada partograf, kondisi

ibu ingin mengedan tetapi tidak ada kemajuan persalinan.

b. Etiologi partus lama

Menurut Purwaningsih dan Fatmawati (2010), sebab-sebab

terjadinya partus lama ini sangat kompleks dan tergantung pada

pengawasan saat hamil, pertolongan persalinan yang baik dan

penatalaksanaannya. Faktor-faktor penyebabnya adalah:

1) Kelainan letak janin.

2) Kelainan-kelainan panggul.

3) Kelainan his.

4) Pimpin partus yang salah.

5) Janin besar atau ada kelainan kongenital.


16

6) Primitua.

7) Perut gantung, grandemulti.

8) Ketuban pecah dini.

Menurut Prawiroharjdo (2010), sebab-sebabnya dapat dibagi

menjadi 3 golongan, yaitu:

1) Kelainan tenaga (kelainan his)

His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya

menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim

terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga

persalinan mengalami hambatan atau kemacetan.

2) Kelainan janin

Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan

karena kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin.

3) Kelainan jalan lahir

Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa

menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan

kemacetan.

Menurut Champan (2006) dalam konteks kesejahteraan ibu

dan janin, persalinan lama bisa dapat terjadi akibat berbagai

alasan dan dapat bisa saja “normal” untuk seorang individu.

Berbagai penyebab yang dapat dicegah, termasuk stres

psikologis dan masalah fisik, dapat berakibat persalinan lama,

kontraksi yang tidak adekuat. Beberapa penyebab adalah:


17

1) Respon stres.

2) Presentasi/posisi janin.

3) Disproporsi sefalopelvik.

4) Pembatasan mobilitas dan postur setengah berbaring.

5) Puasa ketat.

6) Analgesia.

7) Paling jarang penyebab fisik.

c. Komplikasi

Komplikasi yang timbul karena perjalanan persalinan lama

adalah ibu mengalami kelelahan karena tanpa makan dan minum

serta berpengaruh pada kondisi janin dalam rahim. Ibu

mengalami dehidrasi, tampak sakit, pucat, mata cekung, dan

berkeringat dingin, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah

menurun, dan suhu tubuh meningkat. His mulai melemah dan

perut tampak kembung. Pada pemeriksaan dalam, terdapat tanda

infeksi intrauterin (lokia berbau, berwarna keruh, tampak

bercampur mekonium, dan edema vulva), ada kaput

sucsedaneum, terjadi edema porsio, dan bagian terendah janin

sulit di dorong ke atas. Pada janin dapat mengalami asfiksia

sampai terjadi kematian dalam rahim (Manuaba, 2008).

Dampak persalinan lama dapat menimbulkan konsekuensi

serius bagi salah satu atau keduanya sekaligus. Dampak

persalinan lama yang terjadi pada ibu antara lain infeksi


18

intrapartum, ruptura uteri, cincin retraksi patologis,

pembentukan fistula, dan cedera otot-otot dasar panggul,

sedangkan yang terjadi pada bayi antara lain caput sucsedaneum

dan molase kepala janin (Prawirohardjo,2010).

d. Gejala klinik

Menurut Purwaningsih dan Fatmawati (2010), gejala klinik pada

partus lama yaitu:

1) Pada ibu

a) Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi

cepat, pernafasan cepat, dan meteorismus.

b) Di daerah lokal sering dijumpai edema vulva, edema

serviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.

2) Pada janin

a) Denyut jantung janin cepat/tidak teratur, air ketuban

terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.

b) Kaput suksedaneum yang membesar.

c) Moulage kepala yang hebat.

d) Kematian janin dalam kandungan.

e) Kematian janin intrapartum

Menurut Manuaba (2010), gejala utama partus lama adalah:

1) Dehidrasi.

2) Tanda infeksi (suhu tinggi, nadi dan pernafasan cepat,

abdomen meteorismus).
19

3) Pada pemeriksaan abdomen terdapat meteorismus, lingkaran

Bandle tinggi, nyeri segmen bawah rahim.

4) Pada pemeriksaan lokal vulva vagina terdapat edema vulva,

cairan ketuban berbau, cairan ketuban bercampur

mekonium.

5) Pada pemeriksaan dalam terdapat edema serviks, bagian

terendah sulit didorong ke atas, terdapat kaput pada bagian

terendah.

6) Keadaan janin dalam rahim mengalami asfiksia sampai

terjadi kematian.

7) Akhir dari pertus lama adalah ruptur uteri imminens sampai

ruptur uteri atau kematian karena perdarahan atau infeksi.

e. Penatalaksanaan kala II lama

Menurut Saifuddin (2009), penanganan yang dapat

dilakukan pada ibu bersalin dengan kala II lama antara lain:

1) Ibu dianjurkan mengejan secara spontan

2) Jika malpresentasi dan tanda-tanda obstruksi bisa

disingkirkan berikan oksitosin drip mulai dengan 8 tetes per

menit, setiap 15 menit ditambah 4 tetes sampai his adekuat

(maksimum 40 tetes per menit)

3) Bila pemberian oksitosin drip tidak ada kemajuan dalam 1

jam, lahirkan dengan bantuan vakum atau forseps bila

persyaratan dipenuhi
20

4) Lahirkan dengan sectio caesarea bila persyaratan vakum

dan forseps tidak dipenuhi.

Menurut Purwaningsih dan Fatmawati (2010), penanganan

pada partus lama antara lain:

1) Perawatan pendahuluan

a) Suntikkan cortone 100-200 mg intra muskuler.

b) Penisilin kokain 1 juta IU intra muskuler.

c) Infus cairan larutan garam fisiologis, larutan glukosa 5-

10% pada jam pertama: 1 liter/jam.

d) Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan

mengharuskan untuk segera bertindak.

2) Pertolongan

Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi

forcep, manual aid pada letak sungsang, emriotomi bila

janin meninggal, seksio sesarea, dan lain-lain.

Menurut Oxorn dan Forte (2010) penatalaksaan pada partus

lama dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1) Disproporsi atau cincin kontriksi

Sectio caesarea merupakan indikasi.

2) Tanpa disproporsi

a) Infus oxytocin memperbaiki kontraksi uterus

b) Pemecahan ketuban secara artifisial diperlukan jika

kantong ketuban masih utuh.


21

c) Pasien harus ditempatkan pada meja bersalin dan

dipimpin agar mau mengejan pada setiap kali his.

d) Digunakan forceps untuk menghasillkan penurunan dan

rotasi kepala lebih lanjut.

e) Episiotomi akan mengatasi perinium yang ulet.

Kalau metode-metode ini gagal atau kalau kelahiran

pervaginam dengan tindakan dianggap terlalu traumatik bagi

kelahiran yang aman, maka sectio caesarea merupakan indikasi.

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah kebidanan

yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran

dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam

rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan

yang terfokus pada pasien (Varney dkk, 2007).

2. Langkah-langkah dalam manajemen kebidanan

Manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan,

dimulai dengan pengumpulan data sampai dengan evaluasi. Proses

ini bersifat siklus (dapat berulang), dengan tahap evaluasi sebagai

data awal siklus berikutnya (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).


22

a. Langkah pertama : Pengkajian

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi pasien. Untuk memperoleh data, dilakukan melalui

anamnesis (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

1) Data subjektif

a) Identitas pasien

(1) Nama

Selain sebagai identitas, upayakan agar bidan

memanggil dengan nama panggilan sehingga

hubungan komunikasi antara bidan dan pasien

menjadi lebih akrab (Sulistyawati dan Nugraheny,

2010).

(2) Usia

Data ini ditanyakan untuk menentukan apakah ibu

dalam persalinan beresiko karena usia atau tidak

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010). Pada kasus

ibu bersalin dengan kala II lama faktor primitua

berpengaruh dalam menghadapi persalinannya

( Purwaningsih, 2010).

(3) Agama

Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan

mental dan spiritual terhadap pasien dan keluarga


23

sebelum dan pada saat persalinan (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2010).

(4) Suku bangsa

Data ini berhubungan dengan sosial budaya yang

dianut oleh pasien dan keluarga yang berkaitan

dengan persalinan (Sulistyawati dan Nugraheny,

2010).

(5) Pendidikan

Sebagai dasar bidan untuk menentukan metode

yang paling tepat dalam penyampaian informasi

mengenai teknik melahirkan bayi. Tingkat

pendidikan ini akan sangat mempengaruhi daya

tangkap dan tanggap pasien terhadap instruksi yang

diberikan bidan pada proses persalinan

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

(6) Pekerjaan

Data ini menggambarkan tingkat sosial ekonomi,

pola sosialisasi, dan data pendukung dalam

menentukan pola komunikasi yang akan dipilih

selama asuhan (Sulistyawati dan Nugraheny,

2010).

(7) Alamat
24

Selain sebagai data mengenai distribusi lokasi

pasien, data ini juga memberi gambaran mengenai

jarak dan waktu yang ditempuh pasien menuju

lokasi persalinan (Sulistyawati dan Nugraheny,

2010).

b) Alasan utama pada waktu masuk

Alasan utama pada waktu masuk ditanyakan untuk

mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan

kesehatan. Pada kasus persalinan, informasi yang harus

didapat dari pasien adalah kapan mulai terasa ada

kenceng-kenceng di perut, bagaimana intensitas dan

frekuensinya, apakah ada pengeluaran cairan dari

vagina yang berbeda dari air kemih, apakah sudah ada

pengeluaran lendir yang disertai darah, serta pergerakan

janin untuk memastikan kesejahteraannya (Sulistyawati

dan Nugraheny, 2010)

c) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui menarche (pertama kali mentruasi),

siklus haid, lamanya haid, banyaknya ganti pembalut

dalam sehari, disminorhoe (nyeri haid) (Astuti, 2012).

d) Riwayat perkawinan

Untuk mendapatkan gambaran menegnai suasana

rumah tangga pasangan serta kepastian mengenai siapa


25

yang akan mendampingi persalinan. Beberapa

pertanyaan yang dapat diajukan yaitu usia nikah

pertama kali, status perkawinan sah/tidak, lama

pernikahan, perkawinan yang sekarang adalah suami

yang ke berapa (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

e) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

1. Riwayat kehamilan

Untuk mengetahui jumlah kehamilan (gravida),

jumlah anak yang hidup, jumlah kelahiran

prematur, jumlah keguguran, kehamilan dengan

tekanan darah tinggi, berat bayi <2,5 atau 4 kg, dan

masalah lain (Astuti, 2012).

2. Riwayat persalinan

Untuk mengetahui apakah pasien bersalin secara

pervaginam, melalui bedah sesar, dibantu forcep

atau vakum (Astuti, 2012). Pada kasus bersalin

dengan kala II lama apabila ibu pernah mempunyai

pengalaman bersalin dengan kala II lama maka

akan berpengaruh pada persalinan berikutnya

(Oxorn dan forte, 2010).

3. Riwayat nifas
26

Untuk menanyakan apakah pasien mengalami

perdarahan pascapersalinan sebelumnya (Astuti,

2012).

f) Riwayat hamil sekarang

Menurut Astuti (2012), meliputi:

(1) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)

Untuk mengetahui kapan kira-kira bayi akan

dilahirkan.

(2) Taksiran persalinan/perkiraan kelahiran

Untuk membantu penetapan tanggal perkiraan

kelahiran.

(3) Keluhan-keluhan pada trimester I, II, dan III.

Untuk mengetahui hiperemesi gravidarum, anemia

dan lain-lain

(4) ANC (Antenatal Care/asuhan kehamilan)

Untuk mngetahui dimana tempat ia mendapat

asuhan kehailan dan untuk menanyakan asuhan apa

saja yang sudah diberikan.

(5) Penyuluhan yang pernah di dapat

Untuk mengetahui pengetahuan apa saja yang kira-

kira telah di dapat pasien dan berguna bagi

kehamilannya.

(6) Imunisasi TT
27

Untuk menyakan pada klien sudah pernah

mendapatkan imunisasi TT. Apabila belum,bidan

bisa memberikannya.

f) Riwayat keluarga berencana

Untuk mengetahui metode apa yang pernah digunakan

pasien, berapa lama telah menggunakan alat

kontrasepsi tersebut, dan apakah pasien mempunyai

masalah saat menggunakan alat kontrasepsi tersebut

(Astuti, 2012).

g) Riwayat penyakit

(1) Riwayat penyakit sekarang

Untuk mengetahui penyakit apa yang sedang

pasien derita sekarang (Astuti, 2012).

(2) Riwayat penyakit sistemik

Untuk mengetahui apakah pasien mempunyai

riwayat penyakit keturunan seperti jantung,

diabetes melitus, ginjal, hipertensi, hipotensi,

epilepsi, atau anemia (Sulistyawati dan Nugraheny,

2010).

(3) Riwayat penyakit keluarga

Untuk mengetahui apakah pasien mempunyai

keluarga yang saat ini sedang menderita penyakit

menular (Astuti, 2012).


28

(4) Riwayat keturunan kembar

Untuk mengetahui apakah dalam keluarganya

terdapat riwayat keturunan kembar (Astuti, 2012).

(5) Riwayat operasi

Untuk mengetahui apakah pasien pernah

melakukan operasi (Astuti, 2012).

h) Pola kebiasaan sehari-hari

(1) Nutrisi

Untuk mengetahui bagaimana pasien mencukupi

asupan gizinya, minuman atau cairan yang masuk

(Astuti, 2012).

(2) Personal hygiene

Untuk mengetahui kapan terakhir mandi, keramas,

gosok gigi, ganti baju, dan ganti pakaian dalam

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

(3) Eliminasi

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK dan

BAB dalam sehari, warnanya, bau dan masalah

dalam proses eliminasi (Astuti, 2012).

(4) Aktifitas

Untuk mengetahui aktifitas sehari-hari pasien

karena data ini memberikan gambaran kita tentang

seberapa berat aktifitas yang biasa dilakukan


29

pasien dirumah (Sulistyawati dan Nugraheny,

2010).

(5) Pola istirahat

Dikaji untuk mengetahui kapan terakhir tidur dan

berapa lama tidurnya (Sulistyawati dan Nugraheny,

2010).

(6) Psikososial budaya

Untuk mengetahui respon keluarga terhadap

persalinan, respon pasien terhahap kelahiran

bayinya, kehamilan ini, tentang proses persalinan,

dan untuk mengetahui adat istiadat setempat yang

berkaitan dengan persalinan (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2010).

2) Data Objektif

Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk

menegakkan diagnosa. Bidan melakukan pengkajian data

objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi,

perkusi, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara

berurutan (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

a) Keadaan umum

Data ini di dapat dengan mengamati keadaan pasien

secara keseluruhan dengan kriteria baik atau lemah


30

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010). Pada kasus kala II

lama keadaan umum ibu lemah (Purwaningsih, 2010).

b) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran

pasien, kita dapat mengkaji tingkat kesadaran mulai

dari composmentis sampai koma

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010). Pada kasus kala II

lama kesadaran ibu cukup (Purwaningsih, 2010).

c) Pemeriksaan fisik

(1) Tanda-tanda vital

(a) Tekanan darah

Pengukuran tekanan jantung untuk melawan

tahanan dinding pembuluh darah saat sistole

dan diastole (debora, 2012). Pada kasus kala II

lama tekanan darah ibu mengalami penurunan

(Manuaba, 2008).

(b) Nadi (pulse)

Getaran denyutan aliran darah pada arteri yang

bisa dipalpasi pada diberbagai macam titik

ditubuh (debora, 2012). Pada kasus kala II

lama nadi ibu berubah menjadi cepat

(Purwaningsih, 2010).
31

(c) Suhu

Perbedaan antara panas yang dihasilkan tubuh

dengan jumlah panas yang dilepaskan ke

lingkungan (debora, 2012). Pada kasus kala II

lama suhu badan ibu mengalami peningkatan

(Purwaningsih, 2010).

(d) Respirasi

Mekanisme yang dilakukan tubuh untuk

mengeluarkan karbondioksida ke udara dan

mendapatkan oksigen dari udara untuk dibawa

ke sel tubuh (debora, 2012). Pada kasus kala II

lama respirasi ibu berubah menjadi cepat

(Purwaningsih, 2010).

(2) Tinggi badan

Dilakukan saat pertama kali ibu melakukan

pemeriksaan. Mengetahui tinggi badan sangat

penting karena untuk mengetahui ukuran panggul

ibu (Astuti, 2012).

(3) Berat badan

Kenaikan berat badan yang mendadak dapat

merupakan tanda bahaya komplikasi kehamilan

yaitu preeklamsi. Dalam trimester I berat badan

wanita hamil biasanya belum naik bahkan biasanya


32

menurun karena kekurangan nafsu makan. Dalam

trimester terakhir terutama karena pertumbuhan

janin dan uri berat badan naik sehingga pada akhir

kehamilan berat badan wanita hamil bertambah

kurang lebih 11 kg dibanding sebelum hamil. Pada

trimester terakhir berat badan kurang lebih 0,5 kg

seminggu, bila penambahan berat badan tiap

minggu lebih dari 0,5 kg harus diperhatikan

kemungkinan preeklamsi (Astuti, 2012).

(4) Lila

Dikaji untuk mendapatkan gambaran status gizi

pasien (Astuti, 2012).

d) Pemeriksaan sistematis

(1) Kepala

(a) Rambut

Untuk mengetahui warna, kebersihan, mudah

rontok atau tidak (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2010).

(b) Muka

Meliputi pemeriksaan oedema dan cloasma

gravidarum (Astuti, 2012)

(c) Mata
33

Untuk mengetahui sklera dan conjungtiva

adakah vaskularisasi (apakah tampak ikterus

pada sklera dan apakah tampak anemi pada

conjungtiva), inspeksi adakah sekret pada

sklera dan konjungtiva (Kusmiyati, 2012).

(d) Hidung

Untuk mengetahui adakah benda asing, sekret

hidung, perdarahan, dan polip (Kusmiyati,

2012).

(e) Telinga

Untuk mengetahui canalis bersih atau tidak,

radang, cairan yang keluar, adakah benda

asing (Kusmiyati, 2012).

(f) Mulut/gigi/gusi

Untuk mengetahui mulut adakah stomatitis

atau tidak, warna gusi dan adakah edema atau

tidak, gigi caries atau tidak (Kusmiyati, 2012).

(2) Leher

Untuk melihat kesimetrisan, pergerakan, adakah

massa, kekakuan leher, adakah pembesaran

kelenjar tyroid dan limfe (Kusmiyati, 2012).


34

(3) Dada dan axilla

Lakukan inspeksi dan palpasi pada bentuk

payudara, kesemetrisan, adanya benjolan atau

tidak, bentuk putting susu, areola mamae. Pada

ketiak lakukan inspeksi dan palpasi adakah

benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening

(Kusmiyati, 2012).

(4) Abdomen

Inpeksi meliputi pemeriksaan luka bekas

operasi,pembesaran perut,linea nigra, strie

gravidarum. Palpasi meliputi pemeriksaan

kontraksi, tinggi fundus uteri, letak, presentasi,

penurunan kepala. Auskultasi meliputi

pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) untuk

memastikan bahwa janin hidup atau mati (Astuti,

2012).

(5) Pemeriksaan panggul

Untuk menilai keadaan dan bentuk panggul

apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat

menimbulkan penyulit saat persalinan (Astuti,

2012)
35

(6) Genetalia

(a) Vulva, vagina, perinium

Untuk mengetahui adakah varices, luka,

kemerahan, pengeluaran pervaginam, kelenjar

bartholini (bengkak, massa) atau tidak (Astuti,

2012). Periksa dalam (Vaginal Toucher) untuk

mengetahui pembukaan serviks, selaput

ketuban masih utuh atau sudah pecah,

presentasi janin, turunnya kepala dalam

panggul, dan posisi janin (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2010). Pada kasus kala II lama

pada saat pemeriksaan dalam, terdapat tanda

infeksi intrauterin (lokia berbau, berwarna

keruh, tampak bercampur mekonium, dan

edema vulva), ada kaput sucsedaneum, terjadi

edema porsio, dan bagian terendah janin sulit

di dorong ke atas (Manuaba, 2008).

(b) Anus

Untuk mengetahui adakah haemoroid atau

tidak, karena jika ada haemoroid pada saat

proses persalinan normal ketika klien

mengejan akan membengkak dan nyeri

(Astuti, 2012).
36

(7) Ekstremitas (tangan dan kaki)

Untuk mengetahui adakah oedema, varices, kuku

jari dan reflek patella (Astuti, 2012).

e) Data Pemeriksaan Penunjang

(1) Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan

urine untuk mengetahui kadar protein dan

glukosanya, dan pemeriksaan darah untuk

mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb,

HbSAg dan penyakit rubella untuk mengetahui

kadar protein dan glukosanya (Astuti, 2012).

(2) Pemeriksaan USG merupakan suatu metode

diagnostik dengan menggunakan gelombang

ultrasonik untuk mempelajari morfologi dan fungsi

suatu organ berdasarkan gambaran ekosistem dari

gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh organ

(Prawirohardjo, 2012).

b. Langkah ke dua : Interpretasi Data

Pada langkah ke-dua dilakukan identifikasi terhadap

diagnosis, masalah dan kebutuhan pasien berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

Langkah awal dari perumusan diagnosis atau masalah adalah

pengolahan data dan analisis dengan menggabungkan data satu

dengan lainnya sehingga tergambar fakta. Dalam intepretasi data


37

bidan membagi menjadi tiga bagian yaitu paritas, masalah, dan

kebutuhan (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

1) Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan

dalam lingkup praktek kebidanan (varney, 2004).

Diagnosa : seorang ibu umur : ... tahun, G: ... , P: ... , A : ... ,

umur kehamilan: ... minggu, janin tunggal/ganda,

hidup/mati, intra/ekstra uterin, letak memanjang/melintang,

puka/puki, preskep/presbo, kepala turun di hodge ... dengan

kala II lama.

Data dasar :

Data subjektif :

a) Ibu mengatakan bernama Ny.X dan berumur ... tahun

b) Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke ... dan pernah

keguguran atau tidak

c) Ibu mengatakan HMPT (Hari Pertama Haid Terakhir)

tanggal ... dan usia kehamilan sekarang berapa minggu

d) Ibu khawatir menghadapi persalinannya

e) Ibu khawatir dengan keadaan bayinya

f) Ibu mengatakan sudah dipimpin mengejan pada

primigravida dibatasi 2 jam dan pada multigravida

dibatasi 1 jam (Prawiroharjdo, 2010).

Data objektif :

a) Vital sign : TD : ... mmHg, N : ... x/mnt


38

RR : ... x/mnt, S : ... 0C

b) Palpasi :

Pada kasus ibu bersalin dengan kala II lama meliputi

pemeriksaan kontraksi, tinggi fundus uteri, letak,

presentasi, penurunan kepala (Astuti, 2012).

c) Inspeksi

Pada kasus ibu bersalin dengan kala II lama meliputi

pemeriksaan dari kepala sampai kaki (Astuti, 2012).

d) Auskultasi

Pada kasus ibu bersalin dengan kala II lama meliputi

pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) untuk

memastikan bahwa janin hidup atau mati (Astuti,

2012).

e) Periksa dalam (Vaginal Toucher)

Dilakukan untuk mengetahui pembukaan serviks,

selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah,

presentasi janin, turunnya kepala dalam panggul, dan

posisi janin (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

2) Masalah : masalah sering berhubungan dengan bagaimana

perempuan itu mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010). Masalah yang sering

timbul pada ibu bersalin dengan kala II lama yaitu ibu


39

merasa cemas dan ketakutan menghadapi persalinannya

(Purwaningsih dan Fatmawati, 2010).

3) Kebutuhan : dalam hal ini bidan menentukan kebutuhan

pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya. Kebutuhan

ibu bersalin dengan kala II lama adalah informasi tentang

kala II lama, perubahan posisi dan beri dukungan emosi

(Saifuddin, 2009).

c. Langkah ke tiga : Merumuskan masalah/diagnosa potensial

Pada langkah ke-tiga ini mengidentifikasikan masalah atau

diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang

ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan

dilakukan pencegahan. Sambil mengamati pasien, bidan

diharapkan siap bila diagnosis atau masalah potensial benar-

benar terjadi (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

Diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada ibu bersalin

dengan partus lama menurut Manuaba (2010), antara lain: pada

ibu terjadi infeksi intrapartum dan ruptur uteri, sedangkan yang

terjadi pada bayi antara lain fetal disstres atau gawat janin, caput

sucsedaneum, dan asfiksia sampai terjadi kematian.

d. Langkah ke empat : Antisipasi/tindakan segera

Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnosa

potensial dengan tujuan agar dapat mengantisipasi masalah yang

mungkin muncul sehubungan dengan keadaan yang dialaminya.


40

Dalam pelaksanaannya bidan kadang diharapkan pada beberapa

situasi darurat dimana harus segera melakukan tindakan untuk

menyelamatkan pasien, kadang juga berada pada situasi dimana

pasien memerlukan tindakan segera sementara harus menunggu

instruksi dokter atau bahkan mungkin juga situasi yang

memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain. (Sulistyawati

dan Nugraheny, 2010). Memberikan infus cairan larutan garam

fisiologis, larutan glukosa 5-10% dan antibiotik adalah antisipasi

yang harus dikolaborasikan untuk penatalaksanaan pada ibu

bersalin dengan kala II lama (Purwaningsih dan Fatmawati,

2010).

e. Langkah ke lima : Rencana Tindakan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang

dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat meliputi

pengetahuan, teori yang terbaru, evidence based care, serta

divalidasi dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan apa

perencanaan sebaiknya pasien dilibatkan, karena pada akhirnya

pengambilan keputusan untuk dilaksanakannya suatu rencana

asuhan harus disetujui oleh pasien (Sulistyawati dan Nugraheny,

2010).

Menurut Purwaningsih dan Fatmawati (2010), penanganan

pada partus lama antara lain:


41

1. Perawatan pendahuluan

a. Suntikkan cortone 100-200 mg intra muskuler.

b. Penisilin kokain 1 juta IU intra muskuler.

c. Infus cairan larutan garam fisiologis, larutan glukosa 5-

10% pada jam pertama: 1 liter/jam.

d. Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan

mengharuskan untuk segera bertindak.

2. Pertolongan

Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi

forcep, manual aid pada letak sungsang, emriotomi bila

janin meninggal, seksio sesarea, dan lain-lain.

f. Langkah ke enam : Pelaksanaan

Pada langkah ini direncanakan asuhan menyeluruh seperti

yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara

efisien dan aman. Realisasi dari perencanaan sebagian dilakukan

oleh bidan, pasien, atau anggota keluarga yang lain. Jika bidan

tidak melakukan asuhannya sendiri, ia tetap memikul tanggung

jawab atas terlaksananya seluruh perencanaan. Pada situasi

dimana ia harus berkolaborasi dengan dokter, misalkan karena

pasien mengalani komplikasi, bidan masih tetap bertanggung

jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama tersebut.

Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu, biaya, dan

meningkatkan mutu asuhan (Sulistyawati dan Nugraheny,


42

2010). Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan

kala II lama sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

g. Langkah ke tujuh : Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang

kita berikan kepada pasien. Kita mengacu kepada beberapa

pertimbangan yaitu tujuan asuhan kebidanan, efektifitas

tindakan untuk mengatasi masalah, dan hasil asuhan

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010). Hasil yang diharapkan dari

manajemen kebidanan pada ibu bersalin dengan kala II lama

adalah dapat dilakukan partus secara spontan, komplikasi akibat

tindakan medik dapat diatasi serta ibu dan janin dalam keadaan

baik dan sehat (Purwaningsih dan Fatmawati, 2010).

3. Data Perkembangan SOAP

Pendokumentasikan asuhan kebidanan, rencana asuhan kebidanan

ditulis dalam data perkembangan SOAP yang merupakan salah satu

pendokumentasian menurut Muslihatun (2009), SOAP merupakan

singkatan dari :

S : Subjektif

Berisi tentang data dari pasien yang diperoleh melalui anamnesis

(wawancara).

O : Objektif

Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik

pasien, pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaaan diagnostik lain.


43

A : Assessment

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan

meliputi diagnosis/masalah kebidanan, antisipasi/masalah

potensial serta perlunya tindakan segera untuk mengantisipasi

diagnosis/masalah potensial.

P : Planning

Merupakan rencana yang disusun berdasarkan hasil analisis dan

interpretasi data. Tindakan yang dilaksanakan harus mampu

membantu pasien mencapai kemajuan dan harus sesuai dengan

hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain,antara lain dokter.

C. Landasan Hukum

Dalam Permenkes RI Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 pasal 18 ayat

1, bidan dalam melakukan praktik sesuai dengan kewenangan harus

berkewajiban untuk : menghormati hak pasien, merujuk kasus yang tidak

dapat ditangani dengan tepat waktu, menyimpan rahasia kedokteran

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, memberi informasi

tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan.

meminta persetujuan tindakan kebidanan yang akan dilakukan,

melakukan persetujuan asuhan kebidanan secara sistematis, mematuhi

standar, dan melakukan pelaporan penyelenggaraan praktek kebidanan

termasuk pelaporan dan kematian (Depkes RI, 2010).


44

Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002

pasal 16 ayat (1), wewenang bidan dalam memberikan pelayanan

kebidanan pada ibu bersalin abnormal yaitu mencakup letak sungsang,

partus macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa

infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena

inersia uteri primer, post term dan pre term. Para bidan yang menangani

pasien dengan partus macet di dasar panggul dilakukan dengan asuhan

dan perencanaan dengan seksama agar bidan mengetahui dengan segera

dan penanganan yang tepat keadaan kegawatdaruratan pada partus

lama/macet. Jika dalam memberikan asuhan belum ada penanganan yang

tepat, maka bidan sebaiknya melakukan kolaborasi dengan dokter

spesialis.
BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

Studi kasus ini merupakan studi kasus dengan menggunakan metode

observasional deskriptif. Metode deskriptif merupakan penelitian yang

berusaha mendeskriptifkan dan menggambarkan suatu fenomena yang

terjadi di masyarakat sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada,

pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau

efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung

(Notoadmojo, 2010).

Laporan studi kasus ini adalah menggambarkan tentang asuhan

kebidanan pada ibu bersalin patologi dengan kala II lama.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi pengambilan kasus adalah tempat dimana pengambilan kasus

diambil (Notoadmojo, 2012). Lokasi studi kasus tentang asuhan

kebidanan ini dilaksanakan di RSU Assalam Gemolong Sragen.

C. Subjek Studi Kasus

Merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan

kasus (Notoadmojo, 2012). Subjek yang dikenai studi kasus ini adalah

Ny.S umur 36 tahun G2P1A0 hamil 41 minggu dengan kala II lama.

45
46

D. Waktu Studi Kasus

Waktu pelaksanaan adalah merupakan batas waktu dimana kasus

diambil (Notoadmojo, 2010). Studi kasus ini dilaksanakan pada bulan

September 2014 - Juni 2015.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk

pengumpulan data (Arikunto, 2013). Pada kasus ini instrumen yang

digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan ibu

bersalin dengan 7 langkah varney.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Data primer

Menurut Sugiono (2009) data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data, yaitu dengan

cara :

a. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi adalah proses pengamatan atau observasi untuk

mendeteksi masalah kesehatan pasien (Hidayat, 2008). Pada

kasus Ny.S umur 36 tahun G2P1A0 hamil 41 minggu dengan

Kala II Lama, Inspeksi dilakukan dari kepala sampai kaki.

2) Palpasi adalah pemeriksaan dengan indra peraba, yaitu

tangan untuk menentukan ketahanan, kekenyalan,


47

kekerasan, tekstur dan mobilitas (Hidayat, 2008). Pada

kasus Ny.S umur 36 tahun G2P1A0 hamil 41 minggu dengan

Kala II Lama dilakukan pemeriksaan pergerakan janin,

posisi janin, TFU, dan kontraksi uterus.

3) Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang dihasilkan

dalam tubuh melalui stetoskop (Hidayat, 2008). Auskultasi

dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin.

4) Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan melakukan

pengetukan yang menggunakan ujung-ujung jari pada

bagian tubuh untuk mengetahui ukuran, batasan konsistensi

organ-organ tubuh, dan menentukan adanya cairan dalam

rongga tubuh (Hidayat, 2008). Pada kasus Ny.S umur 36

tahun G2P1A0 hamil 41 minggu dengan Kala II Lama

dilakukan pemeriksaan reflek patella.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan

atau informasi secara lisan dari pasien. Jadi data tersebut

diperoleh langsung dari pasien (Notoadmojo, 2012).

Pelaksanaan wawancara ini dilakukan pada pasien dengan Kala

II Lama, keluarga pasien, dan tenaga kesehatan.


48

c. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulkan data dengan cara

mengamati subjek dan melakukan berbagai macam pencatatan

pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang diambil.

Observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang (Notoadmojo, 2012). Observasi

disini adalah keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital,

Denyut Jantung Janin (DJJ), kontraksi dan PPV (pengeluaran

Pervaginam) keluhan pasien.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiono (2009) data sekunder adalah sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, yaitu dengan

cara :

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah semua bentuk informasi yang

berhubungan dengan dokumen, baik dokumen resmi maupun

tidak resmi, dokumen resmi dibawah tanggung jawab instansi

resmi, misalnya laporan, catatan-catatan di dalam kartu klinik,

sedangkan tidak resmi adalah segala bentuk dokumen dibawah

tanggung jawab instansi tidak resmi seperti biografi, catatan

harian (Notoadmojo, 2010). Pada kasus ini diperoleh data Kala

II Lama dari rekam medik di RSU Assalam Gemolong Sragen.


49

b. Studi kepustakaan

Menurut (Sugiono, 2009), studi kepustakaan adalah kajian

teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dan

norma yang dikembangkan oleh berbagai ahli dari buku-buku

yang membahas tentang persalinan dengan kala II lama dari

tahun 2004 sampai 2013.

G. Alat-alat Yang Dibutuhkan

Dalam melaksanakan studi kasus dengan judul asuhan kebidanan pada

ibu bersalin dengan kala II lama, penulis menggunakan alat-alat sebagai

berikut:

1. Alat-alat dan bahan dalam pengambilan data:

a. Format asuhan kebidanan dengan kala II lama

b. Alat tulis

2. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan fisik

dan observasi:

a. Timbang berat badan

b. Alat pengukur tinggi badan

c. Tensimeter

d. Termometer

e. Jam tangan

f. Stetoskop monocular

g. Mettlin

h. Refleks hammer
50

i. Doppler

j. Partus set, terdiri dari: 2 buah klem kelly atau kocher, gunting tali

pusat, umbilical klem, kateter, nelaton, gunting episiotomi, klem

½ kocher atau kelly, 2 buah sarung tangan steril, kanan 1 kiri 1,

kain, kassa steril, alat suntik sekali pakai.

k. Heacting set yang terdiri dari 1 buah gunting benang, 1 buah

pinset anatomis, 1 buah pinset chirrurgis, benang catgut, jarum

kulit dan 1 buah nalpuder.

l. Infus set, terdiri dari : selang infus, abocath, plester, gunting,

flaboth, kassa betadine dan Ringer Laktat (RL).

m. Resusitasi set, terdiri dari penghisap lendir dellay dan sungkup

3. Alat dan bahan pendokumentasian

a. Status atau catatan medik pasien

b. Dokumen yang ada

c. Alat tulis

H. Jadwal Studi Kasus

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun Karya Tulis Ilmiah sampai dengan penulisan Karya Tulis

Ilmiah, beserta waktu berlangsungnya setiap kegiatan tersebut

(Notoadmojo, 2012). Jadwal studi kasus ini terlampir.


51

BAB IV

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA


Ny.S UMUR 36 TAHUN G2P1A0 HAMIL 41 MINGGU
DENGAN KALA II LAMA DI RSU ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN
A. TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

Tanggal :14 April 2015 pukul : 13.00 WIB

A. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI

1. Nama : Ny. S Nama : Tn. D

2. Umur : 36 tahun Umur : 34 tahun

3. Agama : Islam Agama : Islam

4. Suku Bangsa : Jawa,Indonesia Suku Bangsa : Jawa,Indonesia

5. Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta

7. Alamat : Sidomulyo 02/01, Kedungmulyo, Kemusu

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF),

1. Alasan utama pada waktu masuk :

Ibu mengatakan rujukan dari bidan sudah dipimpin persalinan dalam

waktu 1,5 jam tetapi bayinya belum lahir juga, dan sekarang ibu cemas

dengan keadaannya dan janinnya.


52

2. Tanda-tanda persalinan

a. Kontraksi

Ibu mengatakan merasakan kenceng-kenceng makin lama main

sering menjalar sampai ke pinggang sejak tanggal 14 April 2015

pukul 01.00 WIB

3. Riwayat Menstruasi, ibu mengatakan :

a. Menarche : 13 tahun

b. Siklus : 29 hari

c. Lamanya : 5-6 hari

d. Banyaknya : 2-3 kali sehari ganti pembalut

e. Teratur/tidak : teratur

f. Sifat Darah : merah segar

g. Disminore : tidak ada

4. Riwayat Perkawinan, ibu mengatakan :

a. Status Perkawinan : sah, kawin : 1 kali

b. Kawin I : umur 27 tahun, dengan suami umur 25 tahun

Lamanya : 9 tahun, anak 1 orang

5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

ANAK NIFAS KEADAAN


TGL/TH
TEMPAT PENO ANK
No N UK
PARTUS LONG KEA LAK SKRNG
PARTUS JK BB PB
D TASI
1. 2008 RS 40 Bidan Laki 3000 48 baik baik hidup
minggu -laki gr cm
2. Sekarang
53

6. Riwayat hamil ini

a. HPHT : 31 Juni 2014

b. HPL : 07 April 2015

c. Keluhan-keluhan pada

Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah di pagi hari

Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Trimester III : Ibu mengatakan sering buang air kecil

d. ANC :

Ibu mengatakan melakukan kunjungan ibu hamil 7 kali di bidan

secara teratur.

Trimester I : 1 kali pada umur kehamilan 8 minggu

Trimester II : 2 kali pada umur kehamilan 14 dan 20 minggu

Trimester III : 4 kali pada umur kehamilan 28+5, 32, 35+3, dan

38+2 minggu

e. Penyuluhan yang pernah di dapat :

Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang gizi ibu

hamil

f. Imunisasi TT :

Ibu mengatakan sudah pernah mendapatkan imunisasi TT 3 kali

TT1 : pada saat sebelum menikah

TT2 : pada saat kehamilan pertama

TT3 : pada saat usia kehamilan 8 minggu


54

7. Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi KB Suntik 3

bulan

8. Riwayat Penyakit

a. Riwayat penyakit sekarang :

Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun

seperti batuk, pilek dan panas.

b. Riwayat penyakit sistemik :

1) Jantung :

Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada bagian kiri dan tidak

mudah lelah saat beraktivitas.

2) Ginjal :

Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada pinggang kanan/kiri

dan tidak nyeri saat BAK

3) Asma :

Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.

4) TBC :

Ibu mengatakan tidak pernah batuk berkepanjangan lebih dari 2

minggu.

5) Hepatitis :

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kuning dan

pada mata, kulit dan kuku tidak tampak kuning.


55

6) DM :

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit gula dengan

gejala mudah lapar, haus dan BAK di malam hari.

7) Hipertensi :

Ibu mengatakan hasil tensinya tidak pernah lebih dari 140/90

mmHg

8) Epilepsi :

Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai mengeluarkan

busa dari mulut.

9) Lain – lain :

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lain seperti

HIV/AIDS atau penyakit menular seksual lainnya.

c. Riwayat penyakit keluarga :

Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suaminya tidak ada

yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti DM, Asma dan

Hipertensi serta tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular

seperti TBC dan Hepatitis.

d. Riwayat keturunan kembar :

Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suaminya tidak ada

yang memiliki riwayat keturunan kembar.

e. Riwayat operasi :

Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun.


56

9. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

1) Selama hamil :

Ibu mengatakan makan 3-4 kali sehari, porsi sedang dengan

jenis makanan nasi, sayur, lauk, buah dan minum 7-8 gelas air

putih serta 1 gelas susu

2) Sekarang :

Ibu mengatakan makan dan minum terakhir pukul 11.00 WIB,

jenis makanan nasi, sayur, lauk dan 1 gelas air putih.

b. Personal hygiene :

1) Selama hamil :

Ibu mengatakan mandi, gosok gigi, ganti pakaian 2 kali sehari

dan keramas 3 kali dalam seminggu

2) Sekarang :

Ibu mengatakan mandi, gosok gigi, dan ganti pakaian terakhir

pukul 06.30 WIB

c. Eliminasi

1) Selama hamil :

Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak, warna

kuning kecoklatan, bau khas feses dan BAK 5-6 kali sehari

warna kuning jernih, bau khas urine


57

2) Sekarang :

a) BAB terakhir pukul :

Ibu mengatakan BAB terakhir pukul 05.30 WIB,

konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas feses

b) BAK terakhir pukul :

Ibu mengatakan BAK terakhir pukul 10.30 WIB, warna

kuning jernih dan bau khas urine

d. Aktifitas :

1) Selama hamil :

Ibu mengatakan selama hamil melakukan pekerjaan rumah

sendiri

2) Sekarang :

Ibu mengatakan hanya berbaring di tempat tidur karena

kenceng-kenceng yang semakin sering dan kuat

e. Istirahat/tidur :

1) Selama hamil :

Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8

jam/hari

2) Sekarang :

Ibu mengatakan kurang tidur karena perutnya kenceng-

kenceng yang sering dan kuat


58

f. Psikososial budaya :

1) Perasaan menghadapi persalinan ini :

Ibu mengatakan cemas dalam menghadapi persalinan ini

karena kenceng-kenceng yang sangat sering dan kuat.

2) Kehamilan ini direncanakan/tidak :

Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan.

3) Jenis kelamin yang diharapkan :

Ibu mengatakan jenis kelamin yang diharapkan perempuan.

4) Dukungan keluarga terhadap persalinan ini :

Ibu mengatakan semua keluarganya sangat mendukung

terhadap kehamilannya.

5) Keluarga lain yang tinggal serumah :

Ibu mengatakan hanya tinggal serumah dengan suaminya.

6) Pantangan makanan :

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun.

7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan :

Ibu mengatakan ada adat istiadat pada kehamilan yang pertama

yaitu mitoni atau upacara 7 bulanan

g. Penggunaan obat-obatan, jamu/rokok :

Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan lain

kecuali obat yang diberikan oleh bidan.

h. Merokok :

Ibu mengatakan suami dan keluarganya tidak ada yang merokok.


59

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)

1. Status generalis

a. Keadaan Umum : cukup

b. Kesadaran : composmentis

c. TTV :

1) TD : 120/80 mmHg N : 88 x/menit

2) R : 20 x/menit S : 36,6 0C

d. TB : 150 cm

e. BB sebelum hamil : 49 kg

f. BB sesudah hamil : 64 kg

g. LILA : 25,5 cm

2. Paemeriksaan Sistematis

a. Kepala

1) Rambut :

hitam, tidak berketombe, tidak ada benjolam

2) Muka :

simetris, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum

3) Mata :

a) Oedema : tidak oedema

b) Konjungtiva : merah muda

c) Sklera : putih

4) Hidung :

simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada secret


60

5) Telinga :

simetris, bersih, tidak ada serumen

6) Mulut/gigi/gusi :

bersih, tidak stomatitis, tidak caries, gusi tidak berdarah

b. Leher

1) Kelenjar Gondok : tidak ada pembesaran

2) Tumor : tidak ada benjolan abnormal

3) Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran

c. Dada dan Axilla

1) Mammae

a) Membesar : pembesaran normal

b) Tumor : tidak ada benjolan

c) Simetris : simetris kanan dan kiri

d) Areola : hiperpigmentasi

e) Putting susu : menonjol

f) Kolostrum : belum keluar

2) Axilla

a) Benjolan : tidak ada benjolan

b) Nyeri : tidak ada nyeri tekan

3) Ekstremitas

a) atas : jari-jari lengkap, tidak oedema, terpasang infus

RL 20 tpm pada tangan kiri


61

b) bawah : jari-jari lengkap, tidak oedema, tidak ada

varices.

3. Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis)

a. Abdomen

1) Inspeksi

a) Pembesaran perut : normal, sesuai umur kehamilan

b) Bentuk perut : memanjang

c) Linea alba/nigra : nigra

d) Strie albican/livide : tidak ada

e) Kelainan : tidak ada kelainan

f) Pergerakan janin : terlihat

2) Palpasi

a) Pergerakan janin teraba/tidak : teraba pergerakan janin

b) Kontraksi : 4 x 10 menit 45 detik

c) Leopold I :

TFU : 2 jari di bawah px

Fundus Uteri : teraba bulat, lunak, tidak melenting

(bokong)

d) Leopold II :

Kanan : teraba bagian terkecil janin (ekstremitas)

Kiri : teraba keras, panjang seperti papan

(punggung)

e) Leopold III :
62

teraba bulat, keras, melenting jika digoyangkan (kepala),

bagian terbawah sudah masuk PAP (divergen)

f) Leopold IV :

teraba 2/5 bagian

g) TFU Mc. Donald : 33 cm

h) TBJ : (33 - 11) x 155 = 3565 gram

3) Auskultasi

DJJ : punctum maximum : satu tempat di bawah pusat

bagian kiri

Frekuensi : 144 x/menit, Teratur/tidak : teratur

b. Pemeriksaan panggul

1) Kesan panggul : normal (gynecoid)

2) Distansia spinarum : tidak dilakukan

3) Distansia kristarum : tidak dilakukan

4) Conjugata eksterna (boudeloque) : tidak dilakukan

5) Lingkar panggul : tidak dilakukan

c. Anogenital

1) Vulva Vagina

a) Varices : tidak ada

b) Luka : tidak ada

c) Kemerahan : tidak ada

d) Nyeri : tidak ada

e) Pengeluaran pervaginam : lendir darah


63

2) Perinium

a) Bekas luka : tidak ada

b) Lain-lain : tidak ada

3) Anus

a) Haemorhoid : tidak ada

b) Keluhan lain : tidak ada

4) Inspeculo

a) Vagina : tidak dilakukan

b) Portio : tidak dilakukan

5) Vaginal toucher

a) Pembukaan : 10 cm

b) Porsio : tidak teraba

c) Ketuban : sudah pecah dengan warna jernih

d) Presentasi : kepala

e) Posisi : UUK di jam 12

f) Penurunan : hodge III

g) terdapat caput sucsedaneum

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium :

Tidak dilakukan

b. Pemeriksaan penunjang lain :

Tidak dilakukan
64

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 14 April 2015 pukul : 13.08 WIB

A. DIAGNOSA KEBIDANAN

Ny.S G2P1A0 Umur 36 tahun hamil 41 minggu, janin tunggal, hidup,

intrauteri, puki, preskep dengan Kala II Lama

Data Dasar :

1. Data Subjektif :

a. Ibu mengatakan bernama Ny.S dan berumur 36 tahun

b. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke dua dan tidak pernah

keguguran

c. Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 31 Juni

2014 dan usia kehamilan sekarang berapa 41 minggu

d. Ibu mengatakan rujukan dari bidan sudah dipimpin persalinan

dalam waktu 1,5 jam tetapi bayinya belum lahir juga, dan

sekarang ibu cemas dengan keadaannya dan janinnya.

2. Data Objektif :

a. Keadaan Umum : cukup, Kesadaran : composmentis

b. TTV :

TD : 120/80 mmHg N : 88 x/menit

R : 20 x/menit S : 36,6 0C

c. Palpasi
65

1) Pergerakan janin teraba/tidak : teraba pergerakan janin

2) Kontraksi : 4 x 10 menit 45 detik

3) Leopold I :

TFU : 2 jari di bawah px

Fundus Uteri : teraba bulat, lunak, tidak melenting

(bokong)

4) Leopold II :

Kanan : teraba bagian terkecil janin (ekstremitas)

Kiri : teraba keras, panjang seperti papan

(punggung)

5) Leopold III :

teraba bulat, keras, melenting jika digoyangkan (kepala),

bagian terbawah sudah masuk PAP (divergen)

6) Leopold IV :

teraba 2/5 bagian

7) TFU Mc. Donald : 33 cm

8) TBJ : (33 - 11) x 155 = 3565 gram

d. Auskultasi : DJJ : punctum maximum : satu tempat di bawah

pusat bagian kiri, Frekuensi : 144 x/menit, teratur

e. Vaginal Toucher : Pembukaan 10 cm, Porsio tidak teraba,

Ketuban sudah pecah dengan warna jernih pukul 11.00 WIB,

caput sucsedaneum Å, Presentasi kepala, Posisi UUK di jam 12,

Penurunan hodge III


66

B. MASALAH

Ibu merasa cemas dan takut menghadapi persalinannya

C. KEBUTUHAN

1. Berikan support mental pada ibu

2. Jelaskan pada ibu tentang keadaanya

3. Perubahan posisi saat meneran

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Pada ibu : Potensial terjadi infeksi intrapartum

Pada janin : Potensial terjadi fetal distress

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi Infus RL 20 tpm +

injeksi ampicillin 5cc

V. RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 14 April 2015

1. Pantau tetesan infus RL 20 tpm + injeksi ampicillin 5cc

2. Berikan Support mental pada ibu dan jelaskan tentang keadaannya

3. Observasi keadaan umum dan vital sign tiap 1 jam

4. Observasi kemajuan persalinan (DJJ tiap tidak ada his, kontraksi tiap 30

menit, penurunan kepala tiap 15 menit)

5. Lihat tanda-tanda persalinan kala II


67

a. Dorongan untuk meneran

b. Anus dan vulva membuka

c. Perinium menonjol

d. Keluar lendir darah yang banyak

6. Pastikan kelengkapan alat dan obat-obatan

7. Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman, yaitu posisi litotomi

dengan meletakkan kedua tangan pada kedua lipatan paha, kemudian

menarik ke arah dada

8. Anjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksi

9. Bantu melahirkan kepala, bahu, badan sampai kaki bayi dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Letakkan kain bersih diatas perut ibu

b. Letakkan underpad dibawah bokong ibu

c. Buka partus set dan perhatikan kelengkapannya

d. Pakai sarung tangan DTT

e. Tangan kanan menahan perinium dan tangan kiri menahan belakang

kepala bayi (verteks) agar tidak terjadi defleksi maksimal, lalu

anjurkan ibu untuk meneran.

f. Setelah kepala bayi lahir, lihat dan raba lilitan tali pusat, ternyata tidak

ada lilitan tali pusat.

g. Tunggu putaran paksi luar

h. Pegang kepala bayi secara biparetal lalu anjurkan ibu utuk meneran

i. Lakukan sangga susur


68

(1) Tangan kanan menahan kepala, leher dan bahu bayi

(2) Tangan kiri menelusuri badan

j. Setelah bayi lahir melakukan penilaian sepintas

(1) Bayi menangis kuat

(2) Bayi bergerak aktif

(3) Warna kulit kemerahan

k. Keringkan tubuh bayi

VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN

Tanggal : 14 April 2015

1. Pukul : 13.11 WIB Memantau tetesan infus RL 20 tpm+ injeksi

ampicillin 5cc secara IV

2. Pukul : 13.12 WIB Memberikan Support mental pada ibu dan

menjelaskan tentang keadaannya bahwa

persalinan ibu agak lama karena kepala bayi

belum turun ke dasar panggul

3. Pukul : 13.13 WIB Mengobservasi keadaan umum dan vital sign

setiap 1 jam

4. Pukul : 13.14 WIB Mengobservasi kemajuan persalinan (DJJ setiap

tidak ada his, kontraksi setiap 30 menit,

penurunan kepala setiap 15 menit)

5. Pukul : 13.15 WIB Melihat tanda-tanda persalinan kala II

a. Dorongan untuk meneran


69

b. Anus dan vulva membuka

c. Perinium menonjol

d. Keluar lendir darah yang banyak

6. Pukul : 13.16 WIB Memastikan kelengkapan alat dan obat-obatan

7. Pukul : 13.17 WIB Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang

nyaman, yaitu posisi litotomi dengan meletakkan

kedua tangan pada kedua lipatan paha, kemudian

menarik ke arah dada

8. Pukul : 13.19 WIB Menganjurkan ibu untuk meneran saat ada

kontraksi

9. Pukul : 13.20 WIB Membantu melahirkan kepala, bahu, badan

sampai kaki bayi dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Meletakkan kain bersih diatas perut ibu

b. Meletakkan underpad dibawah bokong ibu

c. Membuka partus set dan perhatikan

kelengkapannya

d. memakai sarung tangan DTT

e. Tangan kanan menahan perinium dan tangan

kiri menahan belakang kepala bayi (verteks)

agar tidak terjadi defleksi maksimal, lalu

anjurkan ibu untuk meneran.


70

f. Setelah kepala bayi lahir, lihat dan raba lilitan

tali pusat, ternyata tidak ada lilitan tali pusat.

g. Menunggu putaran paksi luar

h. Pegang kepala bayi secara biparetal lalu

anjurkan ibu utuk meneran

i. Melakukan sangga susur

(1) Tangan kanan menahan kepala, leher dan

bahu bayi

(2) Tangan kiri menelusuri badan

j. Setelah bayi lahir melakukan penilaian

sepintas

(1) Bayi menangis kuat

(2) Bayi bergerak aktif

(3) Warna kulit kemerahan

k. Mengeringkan tubuh bayi

VII. EVALUASI

Tanggal : 14 April 2015

1. Pukul : 13.10 WIB Masih terpasang infus RL 20 tpm + injeksi

ampicillin 5cc secara IV lancar

2. Pukul : 13.11 WIB Ibu sudah mengerti tentang keadaannya bahwa

persalinan ibu agak lama karena kepala bayi

belum turun ke dasar panggul


71

3. Pukul : 13.12 WIB Keadaan umum ibu cukup dan hasil vital signnya

a. TD : 120/80 mmhg N : 88 x/menit

b. R : 20 x/menit S : 36,6 0C

4. Pukul : 13.13 WIB Kemajuan persalinannya: DJJ 144 x/menit,

kontraksi : 4 x 10 menit 45 detik, penurunan

kepala : posisi UUK di jam 12, penurunan hodge

III

5. Pukul : 13.14 WIB Terlihat tanda-tanda persalinan kala II

6. Pukul : 13.15 WIB Peralatan dan obat-obatan sudah lengkap

7. Pukul : 13.16 WIB Ibu sudah meneran dengan posisi litotomi

8. Pukul : 13.17 WIB Ibu sudah meneran saat ada kontraksi

9. Pukul : 13.20 WIB Ibu melahirkan bayinya pada pukul:13.20 WIB,

jenis kelamin perempuan, menangis kuat, gerakan

aktif dan warna kemerahan dan bayi sudah

dikeringkan, BB : 3600 gram, PB : 48cm, apgar

score : 8-9-10.
72

DATA PERKEMBANGAN I

KALA III

Tanggal : 14 April 2015 pukul : 13.21 WIB

S:

1. Ibu mengatakan senang karena bayinya sudah lahir

2. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas

O:

1. Plasenta belum lahir

2. Adanya semburan darah secara tiba-tiba dan singkat dari jalan lahir

3. Tali pusat bertambah panjang

4. Uterus mengecil dan berbentuk bulat

5. perdarahan ±100 cc

A:

Ny.S G2P1A0 Umur 36 tahun hamil 41 minggu Inpartu Kala III

P:

1. Palpasi abdomen untuk memastikan janin tunggal

2. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada paha kanan atas lateral

3. Menjepit tali pusat dengan menggunakan kocher jarak 3 cm dari

umbilicus, kemudian jepit kembali tali pusat dengan jarak 2 cm dari

jepitan pertama
73

4. Potong tali pusat diantara jepitan pertama dan kedua kemudian dijepit

menggunakan arteri klem

5. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini dengan menempelkan tubuh bayi pada

dada ibu dengan posisi bayi tengkurap seperti katak dan menyelimuti bayi

dengan kain

6. Melakukan management aktif kala III

a. penengangan tali pusat terkendali

b. Pindahkan klem 5-10 cm di depan vulva, kemudian letakkan tangan

kiri diatas sympisis untuk mendorong uterus ke belakang atas

(dorsokranial) dan tangan kanan menegangkan tali pusat ke arah

bawah.

c. Melahirkan plasenta ketika ada tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu

uterus globuler, semburan darah tiba-tiba, tali pusat semakin

memanjang

d. Mengeluarkan plasenta : setiap ada kontraksi melakukan penengangan

tali pusat dan melakukan dorsokranial hingga plasenta lahir, saat

plasenta lepas dan terlihat 2/3 bagian kedua tangan menangkap

plasenta kemudian putar searah jarum jam.

e. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta untuk memastikan

tidak ada sisa plasenta yang tertinggal.

7. Melakukan masase uterus dan mengajarkan ibu cara masase

8. Pemberian injeksi Metil Ergometrin 1cc secara IV

9. Mengevaluasi laserasi jalan lahir


74

EVALUASI

Tanggal : 14 April 2015 pukul : 13.21 WIB

1. Telah dilakukan palpasi abdomen dan janin tunggal

2. Telah dilakukan penyuntikan Oksitosin 10 IU secara IM pada paha kanan

lateral

3. Tali pusat sudah di jepit

4. Tali pusat sudah di potong

5. Bayi sudah dilakukan Inisiasi Menyusui Dini dan bayi sudah di selimuti

dengan kain

6. Janin tunggal

7. Telah dilakukan tindakan management aktif kala III dan pada pukul 13.30

WIB plasenta lahir lengkap, insersi sentralis, panjang tali pusat ±40 cm,

kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh.

8. Ibu sudah melakukan masase

9. Telah diberikan injeksi Metil Ergometrin 1cc secara IV

10. Terdapat laserasi jalan lahir derajat II dan segera dilakukan penjahitan

dengan teknik jelujur


75

DATA PERKEMBANGAN II

KALA IV

Tanggal : 14 April 2015 pukul : 13.35 WIB

S:

1. Ibu mengatakan senang karena bayi dan ari-ari sudah lahir

2. Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan

3. Ibu mengatakan lelah dan masih terasa mules

O:

1. Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis

2. TTV : TD : 120/80 mmHg S : 36,60C

N : 80 x/menit R : 24 x/menit

3. Kontraksi : baik dan keras

4. TFU : 2 jari di bawah pusat

5. Kandung kemih : kosong

6. Pemeriksaan Laboratorium :

Hb : 11,8 gr % , Golongan Darah : B, HbsAg : negatif

A:

Ny.S P2A0 umur 36 tahun post partum kala IV

P:

1. Mengobservasi KU, VS dan kontraksi setiap 15 menit pada 1 jam pertama

dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua

2. Mengobservasi perdarahan kala IV


76

3. Membereskan semua peralatan dan direndam ke dalam larutan klorin 0,5%

4. Membersihkan ibu dengan cara menyibin menggunakan air DTT

5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang telah disediakan

6. Pemberian terapi obat peroral : Cefadroxil 2x1, Metilat 3x1, Lactamam

2x1

7. Memindahkan ibu di kamar perawatan atau kamar nifas pada pukul 16.00

WIB

EVALUASI

Tanggal : 14 April 2015 pukul : 15.35 WIB

1. Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis,

TTV : TD : 120/80 mmhg S : 36,60C

N : 80 x/menit R : 24 x/menit

Kontraksi : baik dan keras

2. Perdarahan : ± 75 cc

3. Semua peralatan sudah direndam dalam larutan klorin 0,5 %

4. Ibu sudah disibin menggunakan air DTT

5. Ibu sudah makan dan minum yang telah disediakan

6. Telah diberikan terapi obat peroral :

a. Cefadroxil,10 tablet 2x1

b. Lactamam,10 tablet 2x1

c. Metilat,12 tablet 3x1

7. Ibu sudah dipindah di kamar perawatan atau kamar nifas pada pukul 16.00

WIB
77

A. PENGAWASAN KEMAJUAN PERSALINAN

No. Pukul Lamanya his Kekuatan his Hasil pemeriksaan DJJ Pengeluaran
kuat/sedang/ dalam pervaginam
lemah
1. 13.00- 4x 10¢ 45² Kuat Pembukaan 10 cm, 144 x/m Lendir darah
13.20 Porsio tidak teraba, dan ketuban
Ketuban sudah pecah,
Presentasi kepala,
Posisi UUK di jam 12,
Penurunan hodge III
78

B. PARTOGRAF
79
80

C. LAPORAN PERSALINAN

Tanggal/Pukul Keterangan

14 April 2015, 1. Pasien datang rujukan dari bidan dengan

Pukul 13.00 wib keterangan G2P1A0 Umur 36 tahun hamil 41

minggu dengan kala II lama,pembukaan lengkap

(10 cm), ketuban sudah pecah, penurunan kepala di

Hodge III, caput sucsedaneum Å.

2. Diagnosa : Ny. S G2P1A0 Umur 36 tahun hamil 41

minggu Inpartu kala II

3. Tx : Inf RL 20 tpm, Ampicillin, pimpin persalinan

bila ada his dan lakukan episiotomi

Pukul 13.30 WIB 1. Bayi lahir spontan, jenis kelamin perempuan, BB :

3600 gram, PB : 48 cm, Lk : 33 cm, LD : 34 cm,

Anus Å, caput sucsedaneum Å, Apgar score 8-9-

10

2. Injeksi Oksitosin 10 iu/IM,

3. TFU setinggi pusat, kontraksi keras, kandung

kemih penuh

4. Diagnosa : Ny. S G2P1A0 Umur 36 tahun hamil 41

minggu Inpartu Kala III

5. Tx : dilakukan kateterisasi, MAK III, Plasenta lahir


81

spontan dan lengkap

6. Plasenta : insersi sentralis, panjang tali pusat ±40

cm, kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh

Pukul 13.30 WIB 1. Injeksi Metil Ergometrin secara IM pada paha kiri

2. TFU 2 jari dibawah pusat

3. Terdapat luka episiotomi dan telah dilakukan

heacting

4. KU baik, Kesadaran composmentis, TD : 120/80

mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,60C, Uterus keras,

Perdarahan ±100 cc dan dipasang DC

Pukul 13.45 WIB 1. KU baik, Kesadaran composmentis, TD : 120/80

mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,60C, Uterus keras,

TFU 2 jari dibawah pusat, Perdarahan ±75 cc

2. Obat peroral : Cefadroxil 2x1, Metilat 3x1,

Lactamam 2x1
82

B. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan-

kesenjangan yang terjadi antara praktek yang dilakukan dilahan dengan teori

yang ada. Pembahasan ini dimaksud agar dapat diambil suatu kesimpulan dan

pemecahan masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga dapat

digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang

efektif dan efisien khususnya pada ibu bersalin dengan kala II lama.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah mengumpulkan informasi yang akurat dan lengkap

dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Untuk

memperoleh data, dilakukan melalui anamnesis (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2010). Dari pengkajian didapatkan data subjektif dengan

keluhan utama pada ibu bersalin dengan kala II lama adalah kenceng-

kenceng makin lama makin sering, mengeluarkan lendir bercampur darah,

sudah dipimpin persalinan dalam waktu yang sudah ditentukan pada multi

(1 jam) tetapi janinnya belum lahir dan ibu merasa cemas, dan jika tidak

bisa maka dirujuk (Saifuddin, 2009). Data Objektif didapatkan keadaan

umum cukup, kesadaran composmentis. Pemeriksaan fisik meliputi tanda-

tanda vital (meliputi tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu), palpasi

(meliputi pemeriksaan kontraksi, tinggi fundus uteri, letak, presentasi,

penurunan kepala), auskultasi (DJJ).

Pada kasus bersalin dengan kala II lama didapatkan data subjektif

dengan keluhan utama yaitu ibu rujukan dari bidan sudah dipimpin
83

persalinan dalam waktu 1,5 jam tetapi janinnya belum lahir dan ibu cemas

dengan keadaannya dan janinnya. Sedangkan data objektif didapatkan

keadaan umum cukup, kesadaran composmentis TTV : TD : 120/80

mmHg, N : 88 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,6 0C, TB : 150 cm, BB

sebelum hamil : 49 kg, BB sekarang : 64 kg, LILA : 25,5 cm. Palpasi :

pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : aktif, kontraksi : 4 x 10 menit 45

detik , Leopold I : TFU : 2 jari di bawah px, Fundus : bokong, Leopold II,

kanan : ekstremitas, kiri : punggung, Leopold III : kepala, bagian terbawah

sudah masuk PAP (divergen), Leopold IV : teraba 2/5 bagian. Auskultasi :

DJJ : 144 x/menit. Vaginal Toucher : Pembukaan 10 cm, Porsio tidak

teraba, Ketuban sudah pecah dengan warna jernih, Presentasi kepala,

Posisi UUK di jam 12, Penurunan hodge III. Pada langkah pengkajian ini

penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang ada di

lahan.

2. Interpretasi Data

Interpretasi data diambil dari hasil pengkajian yang sudah terkumpul

yang akhirnya akan muncul data meliputi Diagnosa kebidanan adalah

diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan (varney,

2004). Masalah biasanya berhubungan dengan bagaimana perempuan itu

mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya. Masalah yang sering timbul

pada ibu bersalin dengan kala II lama yaitu ibu merasa cemas dan

ketakutan menghadapi persalinannya (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).


84

Kebutuhan yaitu bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan

dan masalahnya. Kebutuhan ibu bersalin dengan kala II lama adalah

informasi tentang kala II lama, perubahan posisi dan beri dukungan emosi

(Saifuddin, 2009).

Sedangkan pada kasus didapatkan diagnosa kebidanan Ny.S G2P1A0

Umur 36 tahun hamil 41 minggu, janin tunggal, hidup, intrauteri, puki,

preskep dengan Kala II Lama. Masalah Ibu merasa cemas menghadapi

persalinannya. Kebutuhan yang diberikan adalah memberikan support

mental pada ibu, menjelaskan pada ibu tentang keadaanya dan perubahan

posisi saat meneran. Pada penulis tidak menemukan kesenjangan antara

teori dan kasus yang ada dilahan praktek.

3. Diagnosa Potensial

Diagnosa Potensial adalah mengidentifikasikan masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang ada, dalam hal ini

membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010). Diagnosa potensial yang mungkin

terjadi pada ibu bersalin dengan partus lama menurut Manuaba (2010),

antara lain: pada ibu terjadi infeksi intrapartum dan ruptur uteri, sedangkan

yang terjadi pada bayi antara lain fetal disstres atau gawat janin, caput

sucsedaneum, dan asfiksia sampai terjadi kematian. Diagnosa potensial

pada kasus ibu bersalin dengan kala II lama pada bayi terdapat caput

sucsedaneum.
85

4. Antipasi

Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnosa potensial

dengan tujuan agar dapat mengantisipasi masalah yang mungkin muncul

sehubungan dengan keadaan yang dialaminya (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2010). Memberikan infus cairan larutan garam fisiologis,

larutan glukosa 5-10% dan antibiotik adalah antisipasi yang harus

dikolaborasikan untuk penatalaksanaan pada ibu bersalin dengan kala II

lama (Purwaningsih dan Fatmawati, 2010).

Pada kasus ibu bersalin dengan kala II lama antisipasi yang dilakukan

adalah Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian infus RL 20 tpm

+ injeksi ampicillin 5cc secara IV. Pada langkah ini penulis tidak

menemukan kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.

5. Rencana Tindakan

Rencana Tindakan dibuat berdasarkan asuhan yang menyeluruh dari

langkah sebelumnya (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010). Menurut

Purwaningsih dan Fatmawati (2010), penanganan pada partus lama antara

lain:

1. Perawatan pendahuluan

a. Suntikkan cortone 100-200 mg intra muskuler.

b. Penisilin kokain 1 juta IU intra muskuler.

c. Infus cairan larutan garam fisiologis, larutan glukosa 5-10% pada

jam pertama: 1 liter/jam.


86

d. Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan

untuk segera bertindak.

2. Pertolongan

Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forcep,

manual aid pada letak sungsang, emriotomi bila janin meninggal,

seksio sesarea, dan lain-lain.

Pada kasus ibu bersalin dengan kala II lama tindakan yang dilakukan

yaitu memantau tetesan infus RL 20 tpm + ampicillin 5cc secara IV,

memberikan Support mental pada ibu dan jelaskan tentang keadaannya,

observasi keadaan umum dan vital sign tiap 1 jam, observasi kemajuan

persalinan (DJJ tiap tidak ada his, kontraksi tiap 30 menit, penurunan

kepala tiap 15 menit), observasi tanda-tanda persalinan kala II dan ibu

dianjurkan mengejan secara spontan saat ada kontraksi.. Pada langkah ini

penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.

6. Pelaksanaan

Pelakasanaan adalah sebuah proses penyelesaian masalah yang

dilaksanakan secara efisien dan aman (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan kala II lama

sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat di atas. Pada langkah ini

penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.


87

7. Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita berikan

kepada pasien (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010). Di dalam evaluasi

diharapkan dapat dilakukan partus secara spontan, komplikasi akibat

tindakan medik dapat diatasi serta ibu dan janin dalam keadaan baik dan

sehat.

Pada kasus ibu bersalin dengan kala II lama di dapatkan hasil keadaan

umum cukup, kesadaran composmentis, TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 88

x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,6 0C, perdarahan : ± 175 cc, bayi lahir

dengan spontan pada tanggal 14 April 2015 pukul 13.20 WIB, jenis

kelamin perempuan BB : 3600 gram, PB : 48 cm, LK: 33 cm, LD : 34 cm,

apgar score 8-9-10. Pukul 13.30 WIB, plasenta lahir lengkap dengan berat

± 500 gram, panjang tali pusat ± 40 cm, jumlah kotiledon lengkap, insersi

sentralis, perinium ruptur derajat II dan dilakukan heacting, terapi obat

telah diberikan, ibu sudah merasa tenang dan keadaan ibu baik. Pada

langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan

pratek dilahan.
88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan

manajemen menurut varney pada ibu bersalin Ny. S dengan kala II lama di

RSU Assalam Gemolong Sragen, maka penulis dapat membuat

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian didapatkan data subjektif Ny.S G2P1A0 Umur 36 tahun

hamil 41 minggu dengan keluhan utama yaitu ibu rujukan dari bidan

sudah dipimpin persalinan dalam waktu 1,5 jam tetapi janinnya belum

lahir dan ibu cemas dengan keadaannya dan janinnya. Sedangkan data

objektif didapatkan keadaan umum cukup, kesadaran composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 88 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,6 0C,

TB : 150 cm, BB sebelum hamil : 49 kg, BB sekarang : 64 kg, LILA :

25,5 cm. Palpasi : pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : aktif,

kontraksi : 4 x 10 menit 45 detik , Leopold I : TFU : 2 jari di bawah

px, Fundus : bokong, Leopold II, kanan : ekstremitas, kiri : punggung,

Leopold III : kepala, bagian terbawah sudah masuk PAP (divergen),

Leopold IV : teraba 2/5 bagian. Auskultasi : DJJ : 144 x/menit.

Vaginal Toucher : Pembukaan 10 cm, Porsio tidak teraba, Ketuban

sudah pecah dengan warna jernih, Presentasi kepala, Posisi UUK di

jam 12, Penurunan hodge III, terdapat caput sucsedaneum.


89

2. Interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan Ny.S G2P1A0 Umur

36 tahun hamil 41 minggu, janin tunggal, hidup, intrauteri, puki,

preskep dengan Kala II Lama. Masalah Ibu merasa cemas menghadapi

persalinannya. Kebutuhan yang diberikan adalah memberikan support

mental pada ibu, menjelaskan pada ibu tentang keadaanya dan

perubahan posisi saat meneran.

3. Diagnosa potensial pada bayi terdapat caput sucsedaneum.

4. Antisipasi yang dilakukan adalah Kolaborasi dengan dokter SpOG

untuk pemberian infus RL 20 tpm + injeksi ampicillin 5cc secara IV.

5. Rencana Tindakan yang dilakukan yaitu memantau tetesan infus RL

20 tpm + ampicillin 5cc secara IV, memberikan Support mental pada

ibu dan jelaskan tentang keadaannya, observasi keadaan umum dan

vital sign tiap 1 jam, observasi kemajuan persalinan (DJJ tiap tidak

ada his, kontraksi tiap 30 menit, penurunan kepala tiap 15 menit),

observasi tanda-tanda persalinan kala II dan ibu dianjurkan mengejan

secara spontan saat ada kontraksi.

6. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat

di atas.

7. Pada kasus ibu bersalin dengan kala II lama di dapatkan hasil keadaan

umum cukup, kesadaran composmentis, TTV : TD : 120/80 mmHg, N

: 88 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,6 0C, perdarahan : ± 175 cc, bayi

lahir dengan spontan pada tanggal 14 April 2015 pukul 13.20 WIB,

jenis kelamin perempuan BB : 3600 gram, PB : 48 cm, LK: 33 cm,


90

LD : 34 cm, apgar score 8-9-10. Pukul 13.30 WIB, plasenta lahir

lengkap dengan berat ± 500 gram, panjang tali pusat ± 40 cm, jumlah

kotiledon lengkap, insersi sentralis, perinium ruptur derajat II dan

dilakukan heacting, terapi obat telah diberikan, ibu sudah merasa

tenang dan keadaan ibu baik.

8. Hasil asuhan kebidanan ibu bersalin dengan kala II lama pada langkah

pengkajian tidak terdapat kesenjangan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis akan menyampaikan saran

yang mungkin bermanfaat yaitu :

1. Bagi Penulis

Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu

bersalin dengan kala II lama

2. Bagi Profesi

Diharapkan bidan lebih mampu melakukan atau tindakan segera dan

merencanakan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan kala II lama.

3. Bagi Instansi Rumah Sakit

Agar lebih meningkatkan pelayanan dalam menangani kasus

persalinan patologis, baik dari segi sarana prasarana maupun tenaga

kesehatan yang ada di Rumah Sakit


91

4. Bagi Institusi Pendidikan

Agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran

baik teori maupun praktek. Agar mahasiswa dapat meningkatkan

pengetahuan dan wawasan tentang teori-teori persalinan patologis.

5. Bagi Pasien dan Keluarga Pasien

Keluarga diharapkan lebih teliti terhadap kesehatan ibu hamil agar

terdeteksi lebih dini bila terjadi kegawatdaruratan serta tentang bahaya

yang timbul selama hamil, persalinan dan mampu memberikan

pertolongan pertama serta cepat mengambil keputusan untuk mencari

pertolongan pada tempat pelayanan kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Astuti, H.P. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta : Rohima.

BKKBN. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Agustus 2013.

Chapman, V. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta : ECG

Debora, O. 2013. Proses keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Salemba


Medika.
Dinkes Prov. Jateng. 2012. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2012. Semarang : Penerbit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Hidayat, A., Uliyah, M. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Kusmiyati, Y. 2012. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta :
Fitramaya.
Manuaba, I.B.G. 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri
Ginekologi sosial Profesi Bidan. Jakarta : EGC.
Manuaba,et al. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta :
ECG.
Muslihatun, dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Oxorn, H., Forte, W. R. 2010. Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan.


Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica.
Permenkes. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/
MENKES/ PER/ X/ 2010.
Prawiroharjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Purwaningsih,W., Fatmawati,S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta : Numed
Rukiyah, Ai. Y, et al. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi). Jakarta : TIM.
Saifuddin, dkk. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Subagyo. 2013. Gambaran faktor Penyebab Kematian Maternal di Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan tahun 2010. Jurnal Penelitian
Kesehatan Suara Forikes. Vol. IV, No. 3 Juli 2013. Forum Ilmiah
Kesehatan. Ponorogo.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sulistyawati, A., Nugraheny, E. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Jakarta : Salemba Medika.
Supriyantoro, dkk. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI 2014.
Ujiningtyas, S.H. 2009. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Jakarta :
Salemba Medika.
Varney, H. 2004. Varney’s Midwiffery text Book Third Edition. London : Jan M.
Kriebs. Carolyn L. Gegor.
Winkjosastro, G. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR.

Yanti. 2009. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

Anda mungkin juga menyukai