Anda di halaman 1dari 4

Generasi meninggalkan Shalat & Mengikuti Syahwat

،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ ِ ‫سيِئ َا‬َ ‫س َنا َو ِم ْن‬ ِ ُ‫ست َ ْغ ِف ُر ْه َونَعُوذُ ِباهللِ ِم ْن ش ُُر ْو ِر أ َ ْنف‬ ْ َ‫ست َ ِع ْينُهُ َون‬ ْ َ‫إِ َّن ا ْل َح ْم َد ِ َّّلِلِ نَحْ َم ُدهُ َون‬
َ‫ش َه ُد أ َ ْن الَ إِلَ َه إِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ ش َِر ْيك‬ ْ َ ‫ َوأ‬.ُ‫ِي لَه‬
َ ‫ض ِل ْلهُ فَالَ َهاد‬ ْ ُ‫َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم ِض َّل َلهُ َو َم ْن ي‬
َ َ‫هللا فَقَ ْد ف‬
‫از‬ ِ ‫اي ِبتَ ْق َوى‬ َ َّ‫اس أ ُ ْو ِص ْي ُك ْم َو ِإي‬ ُ َّ‫ يَا أَيُّ َها الن‬.ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ َ ‫ش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬ ْ َ ‫لَهُ َوأ‬
.‫س ِل ُم ْو َن‬ْ ‫ يَا أَيُّها َ الَّ ِذ ْي َن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ حَقَّ تُقَا ِت ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن إِالَّ َوأَنت ُ ْم ُّم‬:‫ قَا َل ت َ َعالَى‬.‫ا ْل ُمتَّقُ ْو َن‬
‫ث‬ َّ َ‫اح َد ٍة َو َخ َلقَ ِم ْن َها َز ْو َج َها َوب‬ ِ ‫ِي َخ َل َق ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬ ْ ‫اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّذ‬ ُ َّ‫ َيا أَيُّ َها الن‬:‫قَا َل تَعَالَى‬
‫ يَا‬.‫علَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬َ ‫َان‬ َ ‫هللا ك‬ َ ‫سآ َءلُ ْو َن ِب ِه َواْأل َ ْر َحا َم ِإ َّن‬ َ َ ‫ِي ت‬ْ ‫هللا الَّذ‬
َ ‫سآ ًء َواتَّقُوا‬ َ ِ‫ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َكثِ ْي ًرا َون‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْو َب ُك ْم َو َم ْن‬ َ ً‫أَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوال‬
ْ ُ‫ ي‬.‫س ِد ْيدًا‬
.‫از فَ ْو ًزا ع َِظ ْي ًما‬ َ َ‫س ْولَهُ فَقَ ْد ف‬ُ ‫يُ ِط ِع هللاَ َو َر‬

‫سلَّ َم َوش ََّر‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ْي ُم َح َّم ٍد‬ ُ ‫ َو َخ ْي َر ا ْل َه ْدي ِ َهد‬،َ‫اب هللا‬ ُ َ ‫ث ِكت‬ ِ ‫صدَقَ ا ْل َحدِي‬ ْ َ ‫أ َ َّما َب ْعدُ؛ َف ِإ َّن أ‬
‫س ِل ْم‬
َ ‫ص ِل َو‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫ضالَلَ ٍة فِى النَّ ِار‬ َ ‫ضالَلَةٌ َو ُك َّل‬
َ ‫ع ٍة‬ َ ‫عةٌ َو ُك َّل ِب ْد‬َ ‫ور ُمحْ َدثَات ُ َها َو ُك َّل ُمحْ َدث َ ٍة ِب ْد‬ ِ ‫األ ُ ُم‬
.‫ان إِلَى يَ ْو ِم ا ْل ِق َيا َم ِة‬ٍ ‫س‬َ ْ‫علَى آ ِل ِه َوصَحْ بِ ِه َو َم ْن تَبِعَ ُه ْم بِ ِإح‬ َ ‫علَى نَبِيِ َنا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ
Allah Ta’ala berfirman:

"Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi dari
keturunan Adam, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami
beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah
kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. Maka datanglah
sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memper-turutkan hawa
nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman
dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan)
sedikitpun." (terjemah QS. Maryam: 58-60).

Ibnu Katsir menjelaskan, generasi yang adhoo’ush sholaat itu, kalau mereka sudah
menyia-nyiakan sholat, maka pasti mereka lebih menyia-nyiakan kewajiban-kewajiban lainnya.
Karena shalat itu adalah tiang agama dan pilarnya, dan sebaik-baik perbuatan hamba. Dan akan
tambah lagi (keburukan mereka) dengan mengikuti syahwat dunia dan kelezatannya,, senang
dengan kehidupan dan kenikmatan dunia. Maka mereka itu akan menemui kesesatan,, artinya
kerugian di hari qiyamat.

Adapun maksud lafazh Adho’us sholaat ini, menurut Ibnu Katsir, ada beberapa pendapat.
Ada orang-orang yang berpendapat bahwa adho'us sholaat itu meninggalkan sholat secara
keseluruhan (tarkuhaa bilkulliyyah). Itu adalah pendapat yang dikatakan oleh Muhammad bin
Ka’ab Al-Quradhi, Ibnu Zaid bin Aslam, As-Suddi, dan pendapat itulah yang dipilih oleh Ibnu
Jarir. Pendapat inilah yang menjadi pendapat sebagian orang salaf dan para imam seperti yang
masyhur dari Imam Ahmad, dan satu pendapat dari As-Syafi’i sampai ke pengkafiran orang yang
meninggalkan shalat (tarikus sholah) setelah ditegakkan, iqamatul hujjah (penjelasan dalil),
berdasarkan Hadits:

َّ ‫بَ ْي َن ا ْل َع ْب ِد َوبَ ْي َن الش ِْر ِك تَ ْركُ ال‬


.)‫ من حديث جابر‬82 :‫صالَ ِة (رواه مسلم في صحيحه برقم‬
“(Perbedaan) antara hamba dan kemusyrikan itu adalah meninggalkan sholat.” (HR
Muslim dalam kitab Shohihnya nomor 82 dari hadits Jabir).

Dan Hadits lainnya:

‫ والنسائ‬2621 ‫ (رواه الترمذي رقم‬.‫ فَ َم ْن ت َ َر َك َها فَقَ ْد َكفَ َر‬،ُ‫صالَة‬ ْ ‫ا ْلعَ ْه ُد الَّذ‬
َّ ‫ِي بَ ْينَ َنا َو َب ْينَ ُه ْم ال‬
.)‫هذا حديث حسن صحيح غريب‬: ‫وقال الترمذي‬، 231/1
“Batas yang ada di antara kami dan mereka adalah sholat, maka barangsiapa
meninggalkannya, sungguh-sungguh ia telah kafir.” (Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam
Sunannya nomor 2621dan An-Nasaai dalam Sunannya 1/231, dan At-Tirmidzi berkata hadits ini
hasan shohih ghorib).

Tafsir Ibnu Katsir, tahqiq Sami As-Salamah, juz 5 hal 243).

Penuturan dalam ayat Al-Quran ini membicarakan orang-orang saleh, terpilih, bahkan
nabi-nabi dengan sikap patuhnya yang amat tinggi. Mereka bersujud dan menangis ketika
dibacakan ayat-ayat Allah. Namun selanjutnya, disambung dengan ayat yang memberitakan sifat-
sifat generasi pengganti yang jauh berbeda, bahkan berlawanan dari sifat-sifat kepatuhan yang
tinggi itu, yakni sikap generasi penerus yang menyia-nyiakan shalat dan mengumbar hawa
nafsu.

Betapa menghujamnya peringatan Allah dalam Al-Quran dengan cara menuturkan


sejarah "keluarga pilihan" yang datang setelah mereka generasi manusia bobrok yang
sangat merosot moralnya. Bobroknya akhlaq manusia dari keturunan orang yang disebut
manusia pilihan ,berarti merupakan tingkah yang keterlaluan. Bisa kita bayangkan dalam
kehidupan ini. Kalau ada ulama besar, saleh dan benar-benar baik, lantas keturunannya tidak bisa
menyamai kebesarannya dan tak mampu mewarisi keulamaannya, maka ucapan yang pas
adalah:. "Sayang, kebesaran bapaknya tidak diwarisi anak-anaknya.” Itu baru masalah mutu
keilmuan nya yang merosot. lantas, kata dan ucapan apa lagi yang bisa untuk menyayangkan
bejat dan bobroknya generasi pengganti orang-orang suci dan saleh itu? Hanya ucapan “seribu
kali sayang” yang mungkin bisa kita ucapkan.

Setelah kita bisa menyadari betapa tragisnya keadaan yang dituturkan Al-Quran itu,
agaknya perlu juga kita bercermin di depan kaca. Melihat diri kita sendiri, dengan
memperbandingkan apa yang dikisahkan Al-Quran.

Memberikan hak shalat

Untuk itu, kita harus mengkaji diri kita lagi. Sudahkan peringatan Allah itu kita sadari dan
kita cari jalan keluarnya?

Mudah-mudahan sudah kita laksanakan. Tetapi, tentu saja bukan berarti telah selesai.
Karena masalahnya harus selalu dipertahankan. Tanpa upaya mempertahankannya, kemungkinan
akan lebih banyak desakan dan dorongan yang mengarah pada "adho'us sholat" (menyia-nyiakan
atau meninggalkan shalat) wattaba'us syahawaat (dan mengikuti syahwat hawa nafsu).

Kita perlu merenungkan dan menyadari peringatan Allah dalam ayat tersebut, tentang
adanya generasi yang meninggalkan shalat dan menuruti syahwat .
Ayat-ayat Al-Quran yang telah memberi peringatan dengan tegas ini mestinya kita
sambut pula dengan semangat menang-gulangi munculnya generasi sampah yang menyianyiakan
shalat dan bahkan mengumbar syahwat. Dalam arti penjabaran dan pelaksanaan agama dengan
amar ma'ruf nahi munkar secara konsekuen dan terus menerus, sehingga dalam hal beragama,
kita akan mewariskan generasi yang benar-benar diharapkan, bukan generasi yang bobrok seperti
yang telah diperingatkan dalam Al-Quran itu.

Shalat, tali Islam yang terakhir

Peringatan yang ada di ayat tersebut masih ditambah dengan adanya penegasan dari
Rasulullah, Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam

‫اس ِبالَّ ِت ْي ت َ ِل ْي َها َوأ َ َّولُ ُه َّن‬


ُ َّ‫ث الن‬ َ َ ‫سالَ ِم ع ُْر َوةً ع ُْر َوةً فَ ُكلَّ َما ا ْنتَقَضَتْ ع ُْر َوةٌ ت‬
َ َّ‫شب‬ َ ُ‫لَيَ ْنق‬
ْ ‫ض َّن ع َُرا اْ ِإل‬
.)‫ (رواه أحمد‬.ُ‫صالَة‬ ِ ‫نَ ْقضًا ا ْل ُح ْك ُم َو‬
َّ ‫آخ ُر ُه َّن ال‬
“Tali-tali Islam pasti akan putus satu-persatu. Maka setiap kali putus satu tali (lalu)
manusia (dengan sendirinya) bergantung dengan tali yang berikutnya. Dan tali Islam yang
pertamakali putus adalah hukum(nya), sedang yang terakhir (putus) adalah shalat. (Hadits
Riwayat Ahmad dari Abi Umamah menurut Adz – Dzahabir perawi Ahmad perawi).

Hadits Rasulullah itu lebih gamblang lagi, bahwa putusnya tali Islam yang terakhir adalah
shalat. Selagi shalat itu masih ditegakkan oleh umat Islam, berarti masih ada tali dalam Islam itu.
Sebaliknya kalau shalat sudah tidak ditegakkan, maka putuslah Islam keseluruhannya, karena
shalat adalah tali yang terakhir dalam Islam. Maka tak mengherankan kalau Allah menyebut
tingkah "adho'us sholah" (menyia-nyiakan/ meninggalkan shalat) dalam ayat tersebut diucapkan
pada urutan lebih dulu dibanding "ittaba'us syahawaat" (menuruti syahwat), sekalipun tingkah
menuruti syahwat itu sudah merupakan puncak kebejatan moral manusia. Dengan demikian, bisa
kita fahami, betapa memuncaknya nilai jelek orang-orang yang meninggalkan shalat, karena
puncak kebejatan moral berupa menuruti syahwat pun masih pada urutan belakang dibanding
tingkah meninggalkan shalat.

Di mata manusia, bisa disadari betapa jahatnya orang yang mengumbar hawa nafsunya.
Lantas, kalau Allah memberikan kriteria meninggalkan shalat itu lebih tinggi kejahatannya,
berarti kerusakan yang amat parah. Apalagi kalau kedua-duanya, dilakukan meninggalkan shalat,
dan menuruti syahwat, sudah bisa dipastikan betapa beratnya kerusakan.

Tiada perkataan yang lebih benar daripada perkataan Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal ini
Allah dan Rasul-Nya sangat mengecam orang yang meninggalkan shalat dan menuruti syahwat.
Maka marilah kita jaga diri kita dan generasi keturunan kita dari kebinasaan yang jelas-jelas
diperingatkan oleh Allah dan Rasul-Nya itu. Mudah-mudahan kita tidak termasuk mereka yang
telah dan akan binasa akibat melakukan pelanggaran amat besar, yaitu meninggalkan shalat dan
menuruti syahwat. Amien.

‫ أَقُ ْو ُل‬.‫الذك ِْر ا ْل َح ِك ْي ِم‬ ِ ‫ َو َنفَعَنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِم َن اْآل َيا‬،‫آن ا ْلعَ ِظ ْي ِم‬
ِ ‫ت َو‬ ِ ‫اركَ هللاُ ِل ْي َو َل ُك ْم فِي ا ْلقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
ْ َ ‫قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأ‬
.‫ست َ ْغ ِف ُر هللاَ ا ْلعَ ِظ ْي َم ِل ْي َولَ ُك ْم‬
Khutbah Kedua
‫ت أ َ ْع َما ِل َنا‪،‬‬ ‫سنَا َو ِم ْن َ‬
‫س ِيئ َا ِ‬ ‫ست َ ْغ ِف ُر ْه َونَعُوذُ ِباهللِ ِم ْن ش ُُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِ‬ ‫ِإ َّن ا ْل َح ْم َد ِ َّّلِلِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْ‬
‫ست َ ِع ْينُهُ َونَ ْ‬
‫ش َه ُد أ َ ْن الَ ِإلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَهُ‬ ‫ِي َلهُ‪ .‬أ َ ْ‬
‫ض ِل ْل فَالَ َهاد َ‬‫َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم ِض َّل لَهُ َو َم ْن يُ ْ‬
‫سلَّ َم‬‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َوأَ ْ‬ ‫علَى َن ِب ِينَا ُم َح َّم ٍد َو َ‬
‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫س ْولُهُ َ‬ ‫ش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّمدًا َ‬
‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫َوأ َ ْ‬
‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوت ُ َّن إِالَّ َوأَنت ُ ْم‬ ‫س ِل ْي ًما َكثِ ْي ًرا‪ .‬قَا َل تَعَالَى‪ :‬يَا أَيُّها َ الَّ ِذ ْي َن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّ‬ ‫تَ ْ‬
‫ع ْنهُ‬ ‫ق هللاَ يُك َِف ْر َ‬ ‫{و َمن يَت َّ ِ‬ ‫ق هللاَ يَجْ عَل لَّهُ َم ْخ َر ًجا} َوقَا َل‪َ :‬‬ ‫{و َمن يَت َّ ِ‬ ‫س ِل ُم ْو َن‪ .‬قَا َل تَعَالَى‪َ :‬‬ ‫ُّم ْ‬
‫َ‬
‫س ِيئ َاتِ ِه َويُ ْع ِظ ْم لَهُ أجْ ًرا}‬ ‫َ‬
‫علَى‬ ‫س ْو ِل ِه فَقَا َل‪ِ { :‬إ َّن هللاَ َو َمالَ ِئ َكتَهُ يُ َ‬
‫صلُّ ْو َن َ‬ ‫علَى َر ُ‬ ‫سالَ ِم َ‬‫صالَ ِة َوال َّ‬ ‫ث ُ َّم ا ْعلَ ُم ْوا فَ ِإ َّن هللاَ أ َ َم َر ُك ْم ِبال َّ‬
‫س ِل ْي ًما}‪.‬‬ ‫ع َل ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا تَ ْ‬ ‫النَّ ِبيِ‪ ،‬يَا أَيُّها َ الَّ ِذ ْي َن َءا َمنُ ْوا َ‬
‫صلُّ ْوا َ‬

‫علَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّكَ َح ِم ْي ٌد‬ ‫علَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َ‬ ‫صلَّيْتَ َ‬ ‫ع َلى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ع َلى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫علَى آ ِل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّكَ‬ ‫علَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َ‬ ‫ار ْكتَ َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫َم ِج ْيدٌ‪َ .‬وبَ ِار ْك َ‬
‫ت اْألَحْ يَ ِ‬
‫اء ِم ْن ُه ْم‬ ‫س ِل َماتِ‪َ ،‬وا ْل ُم ْؤ ِم ِن ْي َن َوا ْل ُم ْؤ ِم َنا ِ‬ ‫س ِل ِم ْي َن َوا ْل ُم ْ‬‫َح ِم ْي ٌد َم ِج ْيدٌ‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْ‬
‫اط َل با َ ِطالً‬ ‫عهُ‪َ ،‬وأ َ ِرنَا ا ْلبَ ِ‬ ‫ار ُز ْقنَا اتِبَا َ‬ ‫ب‪ .‬اَللَّ ُه َّم أ َ ِرنَا ا ْلحَقَّ َحقًّا َو ْ‬ ‫َواْأل َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّكَ َ‬
‫س ِم ْي ٌع قَ ِر ْي ٌ‬
‫اب النَّ ِار‪َ .‬ربَّنَا َه ْب َلنَا‬ ‫عذ َ َ‬‫سنَةً َو ِقنَا َ‬ ‫اآلخ َر ِة َح َ‬ ‫س َنةً َو ِفي ِ‬ ‫ار ُز ْقنَا اجْ ِتنَا َبهُ‪َ .‬ر َّبنَا آ ِت َنا ِفي ال ُّد ْن َيا َح َ‬ ‫َو ْ‬
‫ع َّما يَ ِصفُ ْو َن‪،‬‬ ‫ب ا ْل ِع َّز ِة َ‬
‫ان َر ِبكَ َر ِ‬ ‫س ْب َح َ‬
‫ين ِإ َما ًما‪ُ .‬‬ ‫اجنَا َوذُ ِريَّاتِ َنا قُ َّرةَ أ َ ْعيُ ٍن َواجْ عَ ْل َنا ِل ْل ُمت َّ ِق َ‬ ‫ِم ْن أ َ ْز َو ِ‬
‫ب ا ْل َعالَ ِم ْي َن‪.‬‬ ‫س ِل ْي َن َوا ْل َح ْم ُد ِ َّّلِلِ َر ِ‬‫علَى ا ْل ُم ْر َ‬ ‫سالَ ٌم َ‬ ‫َو َ‬
‫آئ ذِي ا ْلقُ ْربَى َويَ ْن َهى ع َِن ا ْلفَحْ شَآ ِء َوا ْل ُمنك َِر‬ ‫ان َوإِيت َ ِ‬ ‫س ِ‬‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم بِا ْلعَ ْد ِل َواْ ِإلحْ َ‬
‫سأَلُ ْوهُ ِم ْن َف ْ‬
‫ض ِل ِه يُ ْع ِط ُك ْم َولَ ِذك ُْر‬ ‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَك َُّر ْو َن‪ .‬فَا ْذك ُُروا هللاَ ا ْل َع ِظ ْي َم َي ْذك ُْر ُك ْم َوا ْ‬
‫َوا ْل َب ْغي ِ َي ِع ُ‬
‫هللاِ أ َ ْكبَ ُر‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai