Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Juni 2015 Tersedia online pada:

Vol. 4 No. 2, hlm 129–140 http://ijcp.or.id


ISSN: 2252–6218 DOI: 10.15416/ijcp.2015.4.2.129
Artikel Review

Antagonis Reseptor Arginine Vasopressin: Harapan Baru dalam


Penanganan Hiponatremia pada Pasien Gagal Jantung

Saepudin
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia

Abstrak
Pasien gagal jantung merupakan salah satu kelompok pasien yang memiliki risiko tinggi mengalami
hiponatremia. Selain masalah diagnosis, permasalahan terapi juga banyak dijumpai dalam penanganan
hiponatremia. Di tengah minimnya hasil uji klinis terapi konvensional untuk penanganan hiponatremia,
hasil uji klinis obat-obat golongan antagonis reseptor arginine vasopressin atau yang dikenal dengan
golongan vaptan membawa harapan baru untuk penanganan hiponatremia pada pasien gagal jantung.
Tulisan ini merupakan hasil telaah pustaka terhadap artikel-artikel hasil penelitian dan pengkajian
yang relevan yang ditelusuri dengan menggunakan kata kunci heart failure, hyponatremia, arginine-
vasopressin, arginine-vasopressin receptor antagonist dan vaptan. Hasil uji klinis golongan vaptan pada
pasien gagal jantung menunjukkan bahwa obat-obat tersebut secara efektif meningkatkan kadar natrium
dalam darah dengan efek samping ringan yang umumnya dapat ditoleransi. Berdasarkan hasil uji klinis,
conivaptan dan tolvaptan disetujui oleh Food and Drug Administration di Amerika untuk digunakan dalam
penanganan hiponatremia pada pasien gagal jantung. Namun, banyak pakar mengajukan pertanyaan
kritis terhadap hasil uji klinis obat-obat golongan vaptan ini dan masih meragukan penggunaannya untuk
penanganan hiponatremia. Tulisan ini mengulas secara ringkas tentang hiponatremia pada pasien gagal
jantung dan peran hormon arginine vasopressin (AVP), aspek farmakologi dan hasil uji klinis beberapa
obat golongan vaptan, serta beberapa pertanyaan yang masih tersisa dari hasil uji klinis obat-obat tersebut.

Kata kunci: Antagonis arginine vasopressin, arginine vasopressin, gagal jantung, hiponatremia, vaptan

Arginine-Vasopressin Receptor Antagonists: A New Hope for Treatment of


Hyponatremia in Patients with Heart Failure
Abstract
Hyponatremia is an important problem in patients with heart failure. It has also been known as a predictor
both of short and long-term clinical outcome of heart failure patients. While evidences of clinical
efficacy and safety of conventional options for treatment of hyponatremia resulted from clinical trials
are very limited, several clinical trials have been conducted to evaluate the efficacy and safety of arginine
vasopressin antagonists or also known as vaptan group. This paper reviews hyponatremia in patients
with heart failure and the important roles of arginine vasopressin in its development, pharmacological
aspects and clinical trials outcomes of some vaptans and several questions emerged from those clinical
trials. Relevant research papers, reviews, and website information have been searched and included in
this review using keyword of heart failure, hyponatremia, arginine-vasopressin, arginine-vasopressin
receptor antagonist and vaptan. Generally, clinical trials have highlighted the efficacy and safety of
vaptan groups in the management of hypervolemic hyponatremia in patients with heart failure. Those
drugs can effectively increase serum sodium level with tolerable adverse reactions. Based on those
clinical data two drugs of vaptan group, conivaptan and tolvaptan, have been approved by Food and
Drug Administration in The United States to be used for the treatment of euvolemic and hypervolemic
hyponatremia. However, many experts are still hesitant to recommend vaptans as treatment of choice for
hyponatremia due to the lack of patients-focused outcomes measurements.

Keywords: Arginine vasopressin antagonist, heart failure, hyponatremia, vaptan

Korespondensi: Saepudin, M.Si., Apt. Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta,
Indonesia, email: saepudin@uii.ac.id
Naskah diterima: 10 Januari 2015, Diterima untuk diterbitkan: 14 April 2015, Diterbitkan: 1 Juni 2015

129
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 2, Juni 2015

Pendahuluan obat-obatan golongan antagonis reseptor


arginine vasopressin atau yang sering disebut
Hiponatremia merupakan gangguan elektrolit juga dengan obat golongan vaptan, seolah
yang paling sering dialami oleh pasien yang membawa harapan baru untuk penanganan
sedang menjalani perawatan di rumah sakit.1 hiponatremia.
Walaupun besar prevalensi hiponatremia pada
pasien yang masuk ke ruang gawat darurat Hiponatremia pada pasien gagal jantung
di rumah sakit kurang dari 10%, prevalensi
yang lebih tinggi ditemukan pada pasien- Pasien gagal jantung merupakan salah satu
pasien yang dirawat di ruang perawatan kelompok pasien yang berisiko tinggi untuk
intensif dan di ruang perawatan geriatri.2-4 mengalami hiponatremia.15,16 Umumnya,
Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko hiponatremia akan meningkat seiring
terjadinya hiponatremia pada pasien yang dengan tingkat keparahan pada gagal jantung.
dirawat di rumah sakit berhubungan dengan Namun demikian, faktor lain seperti penyakit
peningkatan morbiditas, mortalitas dan lama penyerta dan obat-obatan yang digunakan
rawat di rumah sakit.5-8 Beberapa penelitian juga memiliki peran dalam meningkatkan
juga menemukan keterkaitan antara kejadian risiko terjadinya hiponatremia.17
hiponatremia dengan peningkatan pada biaya Prevalensi hiponatremia sekitar 20% pada
perawatan dan juga kualitas hidup pasien.9,10 pasien yang masuk untuk dirawat di rumah
Dengan demikian, maka perhatian terhadap sakit dengan diagnosis gagal jantung.5,16
masalah hiponatremia harus diberikan secara Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien
serius untuk menurunkan risiko negatif yang gagal jantung yang mengalami hiponatremia
tidak diharapkan. pada saat masuk untuk dirawat di rumah sakit
Pasien dengan penyakit atau tindakan memiliki prognosis yang lebih buruk dan
tertentu di rumah sakit memiliki risiko yang memiliki risiko mortalitas di rumah sakit yang
lebih tinggi untuk mengalami hiponatremia lebih tinggi.6,8,18 Hiponatremia juga dapat
seperti pasien dengan penyakit keganasan, dijadikan sebagai prediktor keluaran klinis
sirosis hepatik, sindrom nefrotik, pasien gagal pasien dengan gagal jantung, baik yang sifatnya
jantung, dan pasien yang telah menjalani jangka pendek maupun jangka panjang.17, 19
pembedahan.11,12 Beberapa golongan obat Patofisiologis perkembangan penyakit
juga memiliki efek samping hiponatremia merupakan faktor utama yang memberikan
dalam penggunaannya, misalnya obat-obatan kontribusi terhadap terjadinya hiponatremia
antidepresan dan antiinflamasi nonsteroid.13,14 pada pasien gagal jantung.15,20 Penurunan
Walaupun hiponatremia telah diketahui besar curah jantung dapat memicu terjadinya
merupakan masalah yang sering dialami hiponatremia karena keadaan seperti ini
dan penting diperhatikan pada pasien-pasien dapat mengaktifkan sistem neurohormonal,
yang sedang dirawat di rumah sakit, beberapa terutama pada sistem saraf simpatis (SSS)
kendala ditemukan dalam penanganannya. dan juga pada sistem renin-angiotensin-
Selain masalah terkait diagnosis, terbatasnya aldosteron (SRAA) yang tujuan awalnya
data klinis terkait penanganan hiponatremia adalah untuk mengembalikan curah jantung
juga memberikan kontribusi terhadap belum pada kondisi normal. Aktivasi dari sistem
optimalnya penanganan hiponatremia. Di neurohormonal dalam waktu yang lama dan
tengah terbatasnya data-data mengenai hasil berlebihan akan memicu hiponatremia.21
uji klinis beberapa terapi konvensional dalam Selain terkait erat dengan patofisiologis
penanganan hiponatremia, pengembangan perkembangan penyakit, beberapa penyakit

130
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 2, Juni 2015

penyerta dan obat-obatan yang digunakan dikenal juga dengan hormon antidiuretik
oleh pasien dengan gagal jantung juga dapat (ADH).20 AVP adalah hormon nonapeptida
meningkatkan risiko terjadinya hiponatremia. siklik yang disintesis oleh beberapa jenis
Gangguan fungsi ginjal dan hati, gangguan neuron di hipotalamus dan disimpan di
pada sistem pernapasan, serta gangguan pituitari posterior.26 AVP berperan dalam
pada sistem syaraf pusat turut berkontribusi menjaga keseimbangan cairan tubuh melalui
pada terjadinya hiponatremia. Obat-obat perannya dalam pengaturan reabsorpsi air oleh
utama yang digunakan oleh pasien gagal ginjal di tubulus distal dan duktus pengumpul
jantung seperti obat golongan angiotensin di mana pelepasan hormon ini dari pituitari
converting enzyme inhibitor (ACEI ) atau posterior dipicu oleh refleks yang melibatkan
angiotensin receptor blocker (ARB), dan baik osmoreseptor maupun baroreseptor.26, 27
obat diuretik, terutama golongan thiazide Pelepasan AVP yang melibatkan peran
diketahui dapat menyebabkan terjadinya dari osmoreseptor disebut dengan regulasi
hiponatremia.15,22 Selain itu, obat-obatan osmotik karena prosesnya distimulasi oleh
lain yang digunakan untuk mengatasi perubahan osmolalitas plasma. Sementara
penyakit penyerta dan masalah klinis itu, pelepasan yang melibatkan baroreseptor
terkait gagal jantung, seperti golongan obat disebut dengan regulasi nonosmotik karena
antidepresan, antiinflamasi nonsteroid, prosesnya tidak dipengaruhi oleh osmolalitas
amiodaron, dan heparin juga diketahui dapat plasma, melainkan oleh perubahan kekuatan
meningkatkan risiko terjadi hiponatremia.23-25 regangan pada otot di beberapa tempat pada
sistem kardiovaskular, seperti di atrium kiri
Peranan arginine-vasopressin pada dan percabangan aorta. Perubahan kekuatan
patofisiologi hiponatremia regangan otot itu sendiri dipengaruhi oleh
volume darah yang mencapai organ-organ
Pada dasarnya, hiponatremia merupakan tersebut.21,28
salah satu gangguan pada keseimbangan Secara fisiologis peningkatan pelepasan
cairan dalam tubuh yang terjadi saat volume AVP dari pituitari posterior pada regulasi
air dalam tubuh secara relatif jauh lebih osmotik akan terjadi ketika osmolalitas
banyak dibandingkan natrium. Kejadian plasma meningkat, misalnya saat dehidrasi
hiponatremia selalu terkait dengan adanya atau air yang banyak dikeluarkan dari tubuh
gangguan pada hormon yang mengatur melalui jalur nonrenal. Kondisi tersebut dapat
keseimbangan cairan dalam tubuh, yaitu menyebabkan AVP akan dilepaskan lebih
hormon arginine vasopressin (AVP) atau yang banyak untuk meningkatkan reabsorpsi air

Tabel 1 Karakteristik Reseptor AVP27, 28, 30


Subtipe Reseptor Efek yang Ditimbulkan ketika Berikatan
Lokasi di Dalam Tubuh
AVP dengan AVP
V1A Otot polos pembuluh darah, Vasokonstriksi, peningkatan afterload jantung,
miokardium, hepatosit dan platelet glikogenolisis, agregasi platelet
V1B Kelenjar pituitari anterior Stimulasi sekresi adrenocorticotropic hormone
(ACTH) dan β-endorfin.
V2 Duktus pengumpul (ductus Peningkatan reabsorpsi air melalui mobilisasi
collectivus) di ginjal vesikel aquaporin-2 menuju membran plasma
duktus pengumpul, peningkatan preload jantung

131
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 2, Juni 2015

di ginjal sehingga osmolalitas plasma dapat struktur jantung (cardiac remodeling).30 Pada
dikembalikan ke rentang normal.21,28,29 Pada kondisi normal pelepasan AVP lebih dominan
regulasi nonosmotik peningkatan pelepasan melibatkan regulasi osmotik sedangkan pada
AVP dipicu oleh adanya penurunan volume kondisi gagal jantung yang lebih dominan
ekstraselular, misalnya pada saat terjadinya adalah regulasi nonosmotik.21 Pada pasien
penurunan volume darah yang dipompakan dengan gagal jantung, terjadinya penurunan
ke aorta dari ventrikel kiri. Pada kondisi kontraktilitas ventrikel yang menyebabkan
ini peningkatan pelepasan AVP akan terjadi menurunnya curah jantung akan memicu
untuk meningkatkan reabsorpsi air di ginjal pelepasan AVP melalui aktivasi baroreseptor
sehingga meningkatkan volume darah dan akibat menurunnya pengisian darah ke arteri.
dapat menghindari terjadinya perfusi jaringan Peningkatan pelepasan AVP lebih lanjut akan
yang tidak adekuat.28,30 menyebabkan terjadinya retensi air akibat
Aksi AVP dalam upaya mempertahankan aktivasi reseptor AVP di duktus pengumpul,
keseimbangan cairan tubuh baik melalui kondisi ini dapat memperberat gagal jantung
regulasi osmotik maupun dengan nonosmotik, dan juga menyebabkan terjadi hiponatremia.28
diperantarai oleh reseptor AVP yang hingga Pada dasarnya, aktivasi baroreseptor terjadi
saat ini sudah dikenali ada tiga subtipe, yaitu sebagai bentuk kompensasi neurohormonal
reseptor V1A, V1B, dan V2.21,27,28 Lokasi yang bertujuan mempertahankan tekanan
ketiga reseptor dan efek yang akan terjadi darah sistemik dan perfusi jaringan yang
ketika setiap reseptor bertemu dengan AVP adekuat. Kompensasi neurohormonal yang
ditunjukkan pada Tabel 1. melibatkan aktivasi SSS dan SRAA yang
Gagal jantung merupakan sindrom yang lebih lanjut akan menstimulasi pelepasan
cukup kompleks yang melibatkan perubahan AVP melalui regulasi nonosmotik sehingga
hemodinamik dan juga neurohormonal yang berakibat terhadap perubahan hemodinamik
menyebabkan terjadinya gangguan fungsi dan ginjal dan peningkatan dalam reabsorpsi air.

Hipotalamus
Peningkatan sekresi AVP

Ginjal
Aktivasi reseptor AVP di ductus
Jantung collectivus
Penurunan curah
jantung

Peningkatan reabsorpsi air

Aktivasi
baroreseptor

Peningkatan preload Hiponatremia

Gambar 1 Peran Arginine Vasopressin dalam Patofisiologi Gagal Jantung dan Hiponatremia
(dimodifikasi dari Rai dkk21 dan LeJemtel dan Serrano28)

132
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 2, Juni 2015

Gambaran sederhana mengenai peran AVP beban kerja jantung yang signifikan.28 Garis
dalam patofisiologi gagal jantung dan terjadi putus-putus pada Gambar 1 menunjukkan
hiponatremia dapat ditunjukkan pada Gambar bahwa pada keadaan gagal jantung yang
1. tidak terkompensasi pengingkatan pelepasan
Pada Gambar 1 terlihat bahwa penurunan AVP akan memperberat beban kerja jantung
curah jantung akan mengaktifkan refleks dari karena meningkatnya volume intravaskular
baroreseptor dan selanjutnya menstimulasi akan meningkatan beban awal (preload)
pelepasan AVP. Efek yang mungkin jantung. Selain memperberat beban kerja
terjadi akibat meningkatnya pelepasan jantung, peningkatan pelepasan AVP pada
AVP adalah peningkatan pada reabsorpsi pasien gagal jantung juga akan memicu
air di ginjal yang tujuan utamanya adalah terjadinya hiponatremia.20,28
untuk meningkatan volume intravaskular
agar curah jantung kembali normal. Pada Antagonis reseptor arginine-vasopressin
keadaan gagal jantung yang terkompensasi,
peningkatan aktivitas dari vasokonstriktor Penghambatan dalam aktivitas SSS dan SRAA
akibat aktifnya refleks dari baroreseptor juga yang berlebihan merupakan sebuah pendekatan
dapat diimbangi oleh adanya peningkatan yang dapat digunakan dalam pedoman terapi
dari aktivitas vasodilator seperti peptida gagal jantung saat ini. Dengan demikian,
natriuretik sehingga tidak terjadi peningkatan obat-obat utama yang direkomendasikan untuk

Tabel 2 Obat Golongan Vaptan yang Telah Melewati Uji Klinis20, 33, 34
Afinitas terhadap Reseptor
Nama Obat Persetujuan FDA Keterangan Penting
AVP
Conivaptan Nonselektif terhadap Disetujui penggunaannya Hanya disetujui diberikan
reseptor subtipe V1A dan V2 oleh FDA tahun 2007 untuk secara parenteral karena potensi
indikasi hiponatremia interaksi obat yang sangat kuat,
euvolemik dan hipervolemik dosis awal 20 mg loading dose
selama 30 menit diikuti infus
20 mg selama 24 jam

Tolvaptan Selektif terhadap reseptor Disetujui penggunaannya Disetujui pemberian secara


subtipe V2 pada tahun 2009 untuk peroral dengan dosis awal 15
indikasi hiponatremia mg dosis tunggal dan dapat
hipervolemik atau euvolemik ditingkatkan menjadi 30 mg
berat, yaitu pada kadar setelah 24 jam berikutnya.
natrium dalam darah <125 Potensi interaksi obat cukup
mEq/L atau pada kadar yang besar dengan obat-obat
lebih tinggi dengan gejala penghambat aktivitas CYP3A4
hiponatremia berat atau yang dimetabolisme oleh
enzim tersebut

Lixivaptan Selektif terhadap reseptor Belum mendapatkan Hasil uji klinik menunjukkan
subtipe V2 persetujuan dari FDA karena obat dapat diberikan secara
adanya keberatan yang peroral dengan dosis awal 50
disampaikan CRDAC terkait mg dan dapat ditingkatkan
rendahnya effect size hasil uji sampai 100 mg perhari. Potensi
klinik interaksi obat hamper sama
dengan tolvaptan
FDA=Food and Drug Administration, CRDAC= Cardiovascular and Renal Drugs Advisory Committee

133
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 2, Juni 2015

digunakan dalam penanganan gagal jantung tolvaptan, lixivaptan, relcovaptan, dan


adalah obat-obat yang memiliki kemampuan satavaptan.
menghambat aktivitas berlebihan dari kedua Dikembangkannya obat golongan vaptan
sumbu neurohormonal tersebut, yaitu obat- membawa harapan baru untuk penanganan
obat dari golongan ACEI atau ARB dan beta hiponatremia pada pasien gagal jantung.
blockers (BB).31 Walaupun obat-obat tersebut Penggunaan obat-obatan tersebut diharapkan
terbukti mampu menurunkan baik morbiditas dapat semakin menurunkan morbiditas dan
maupun mortalitas akibat gagal jantung, mortalitas serta meningkatkan kualitas hidup
namun tidak memiliki kemampuan untuk pasien gagal jantung. Tabel 2 menunjukkan
menghambat aktivitas AVP sehingga tidak contoh tiga obat golongan vaptan yang telah
dapat mengatasi hiponatremia pada pasien melewati fase uji klinik beserta karakteristik
gagal jantung.28 farmakologinya secara umum. Dengan telah
Antagonis reseptor AVP untuk pertama kali disetujuinya penggunaan conivaptan dan
dikembangkan kurang lebih pada lima dekade tolvaptan untuk penanganan hiponatremia
yang lalu. Diawali dengan ditemukannya pada pasien gagal jantung dalam pedoman
senyawa peptida yang memiliki suatu efek terapi gagal jantung yang dikeluarkan
antagonis pada hormon antidiuretik, akan bersama oleh American College Cardiology
tetapi senyawa tersebut memiliki karakteristik Foundation dan American Heart Association
yang kurang baik terkait dengan rendahnya pada tahun 2013, obat-obatan tersebut telah
ketersediaan hayati dan pendeknya waktu dicantumkan dalam rekomendasi untuk
paruh. Senyawa nonpeptida pertama yang penanganan hiponatremia hipervolemik pada
memiliki ketersediaan dan waktu paruh yang pasien gagal jantung.31
lebih baik berhasil ditemukan oleh Yamakura Efek aquaresis–peningkatan ekskresi air
dkk.32 Beberapa senyawa nonpeptida lain tanpa disertai dengan peningkatan ekskresi
menyusul ditemukan yang kemudian diberi elektrolit (free water excretion) yang terjadi
nama senyawa “vaptan”, yaitu conivaptan, pada penggunaan obat golongan vaptan

Tabel 3 Terapi Konvensional Hiponatremia pada Pasien Gagal Jantung dan Keterbatasannya.11,29,33
Jenis terapi Mekanisme dan efek Keterbatasan
Pembatasan asupan cairan Mengurangi volume air di cairan Kepatuhan pasien karena efek samping
ekstraselular haus, efek lambat

Tablet urea Meningkatkan jumlah solut di Kepatuhan pasien terkait rasa yang
cairan ekstraseluler sehingga tidak nyaman, efek samping pada
meningkatkan osmolalitas plasma saluran cerna

Infus saline hipertonis (NaCl Meningkatkan jumlah solute di Efek samping osmotic demyelination
3%) cairan ekstraseluler sehingga syndrome pada pemberian infus yang
meningkatkan osmolalitas plasma terlalu cepat atau tidak adekuat

Lithium Menghambat reseptor arginine Onset efek lambat, efek toksik dan
vasopressin (reseptor V2) potensi interaksi obat

Demeclocycline Menghambat ekspresi aquaporin-2 Onset efek lambat dan efek samping
sehingga menghambat reabsorpsi nefrotoksik
air

134
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 2, Juni 2015

diyakini dapat meningkatkan efektivitas pada golongan vaptan pada pasien gagal jantung
penanganan hiponatremia dibandingkan telah dilakukan dengan hasil yang cukup
beberapa terapi konvensional. Efek aquaresis baik. Efikasi dan keamanan dari conivaptan
pada penggunaan obat dari golongan vaptan telah teruji secara klinis pada pasien yang
terjadi melalui aktivitas yang secara langsung mengalami hiponatremia baik dengan status
menghambat penyebab hiponatremia, yaitu euvolemik maupun hipervolemik. Efek
penghambatan aktivitas AVP.33 Sementara hemodinamik dan aquaresis conivaptan juga
itu, sebagian besar terapi konvensional yang telah diujikan pada pasien gagal jantung
selama ini digunakan dalam penanganan dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri dan
hiponatremia hanya memberikan efek tidak masuk dalam kelas fungsional New York
langsung dalam mengatasi hiponatremia.33,35 Heart Association (NYHA) III atau IV yang
Beberapa pilihan dari terapi konvensional tetap menerima terapi standar gagal jantung.
yang dapat digunakan dalam penanganan Hasil uji menunjukkan bahwa conivaptan
hiponatremia pada pasien gagal jantung yang diberikan dalam bentuk dosis tunggal
beserta keterbatasannya ditunjukkan pada terbukti mampu meningkatkan kadar natrium
Tabel 3. dalam darah, meningkatkan volume urin, dan
Conivaptan merupakan obat golongan menurunkan osmolalitas urin.33 Selain itu,
vaptan pertama yang pada tahun 2007 disetujui conivaptan juga tidak memengaruhi tekanan
oleh FDA untuk digunakan dalam penanganan darah, denyut jantung, cardiac index, dan
hiponatremia. Obat tersebut dikembangkan resistensi pembuluh darah baik pulmonal
oleh perusahaan farmasi Astellas di Amerika maupun sistemik. Efek samping conivaptan
dengan nama paten Vaprisol®.36 Potensi juga secara umum dapat ditoleransi oleh
interaksi obat yang cukup besar menyebabkan subjek uji.21
conivaptan hanya disetujui untuk digunakan Hasil uji klinis tolvaptan juga menunjukkan
dalam bentuk injeksi. Pada tahun 2009, FDA hasil positif. Beberapa studi yang ditujukan
menyetujui penggunaan golongan vaptan untuk menguji efikasi dan keamanan dari
berikutnya, tolvaptan yang dikembangkan tolvaptan seperti ACTIV (Acute and Chronic
oleh perusahaan farmasi Otsuka America Therapeutic Impact of a Vasopressin
Pharm dengan menggunakan nama paten Antagonist (Tolvaptan) in Congestive Heart
Samsca.®37 Tolvaptan dapat diberikan secara Failure), EVEREST (Efficacy of Vasopressin
peroral. Kedua obat tersebut memiliki sedikit Antagonism in Heart Failure Outcome Study
perbedaan sebagai antagonis reseptor AVP with Tolvaptan) dan SALTWATER (Safety and
dengan conivaptan yang memiliki kemampuan Sodium Assessment of Long Term Tolvaptan
secara nonselektif untuk menghambat reseptor with Hyponatremia) menunjukkan bahwa
V1A dan reseptor V2 sedangkan tolvaptan tolvaptan dapat meningkatkan kadar natrium
hanya menghambat reseptor V2. Walaupun dalam darah dengan cepat.38,39 Efek samping
sudah melewati uji klinis dan menunjukkan yang terjadi pada penggunaan tolvaptan
hasil yang positif, penggunaan lixivaptan adalah haus, mulut kering, dan poliuria yang
belum mendapatkan persetujuan dari FDA. umumnya dapat ditoleransi oleh subjek uji.
Uji klinis untuk mengetahui efikasi dan
Hasil uji klinis antagonis reseptor arginine- keamanan dari lixivaptan telah dilakukan dan
vasopressin menunjukkan hasil positif yang tidak jauh
berbeda dengan conivaptan dan tolvaptan.
Uji klinis dapat dilakukan untuk mengetahui Akan tetapi, walaupun hasil uji klinik telah
efikasi dan keamanan pada penggunaan obat menunjukkan lixivaptan dapat meningkatkan

135
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 2, Juni 2015

kadar natrium dalam darah dengan cepat dan hiponatremia berat.29 Adanya potensi bias
dengan efek samping yang dapat ditoleransi dan end-point uji klinis merupakan alasan
oleh subjek uji, hingga tahun 2012 FDA belum direkomendasikannya obat golongan
belum menyetujui penggunaan lixivaptan. vaptan dalam pedoman tersebut.
Persetujuan penggunaan lixivaptan belum Walaupun fokus dalam tinjauannya
diberikan oleh FDA atas pertimbangan dari adalah untuk pasien dengan syndrome of
Cardiovascular and Renal Drugs Advisory inappropriate secretion of antidiuretic
Committee (CRDAC) karena masih adanya hormone (SIADH), Gross dkk40 mengajukan
pertanyaan terkait dengan jumlah subjek uji beberapa pertanyaan mengenai hasil dari uji
dan effect size yang ditunjukkan oleh hasil uji klinis pada obat-obat golongan vaptan dan
klinis.34 meragukan penggunaan obat vaptan sebelum
pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab.
Pertanyaan yang masih tersisa dari hasil uji Pertanyaan tersebut terkait dengan belum
klinis antagonis reseptor arginine-vasopressin adanya data keamanan jangka panjang pada
penggunaan vaptan, belum adanya hasil
Walaupun beberapa obat antagonis reseptor yang menunjukkan bahwa vaptan dapat
AVP sudah disetujui penggunaannya oleh memperpendek waktu rawat di rumah sakit
FDA dalam upaya pengobatan hiponatremia, dan dapat menurunkan mortalitas terkait
termasuk pada pasien gagal jantung, masih hiponatremia, serta pertanyaan terkait biaya.
ada beberapa pertanyaan kritis yang diajukan Sementara pertanyaan-pertanyaan tersebut
oleh para pakar terkait hasil uji klinis yang belum dijawab, maka terapi konvensional
diperoleh. Dalam sebuah review, Lee dkk 12 masih dapat dijadikan pilihan pertama dengan
menyoroti adanya potensi bias dalam hasil catatan diberikan secara tepat dan hati-hati.
uji klinis obat golongan vaptan karena diduga Masalah-masalah kritis terkait dengan
tidak independen. Selain itu, end-point keamanan jangka panjang, cost-effectiveness,
sebagian besar uji klinis yang dilakukan hanya dan potensi terjadinya efek samping akibat
peningkatan kadar natrium dalam darah dan koreksi kadar natrium dalam darah yang
tidak berfokus pada kondisi pasien. Dengan terlalu cepat memang belum terjawab oleh
demikian, uji klinis dengan jumlah subjek uji uji klinis dan penelitian-penelitian lain obat
yang lebih besar dan dengan end-point yang golongan vaptan.41–43 Masih adanya beberapa
berfokus pada pasien masih perlu dilakukan. pertanyaan dan keraguan dalam penggunaan
Berbeda dengan pedoman penanganan obat golongan vaptan untuk penanganan
hiponatremia yang dikeluarkan di Amerika hiponatremia termasuk pada pasien gagal
telah merekomendasikan penggunaan obat jantung, sebenarnya membuka peluang untuk
golongan vaptan termasuk pada pasien dilakukannya penelitian yang lebih intensif
dengan gagal jantung,33 pedoman yang tentang penggunaan terapi konvensional
diterbitkan bersama oleh European Society seperti pemberian larutan NaCl 3%. Para
of Endocrinology, European Society pakar mengakui bahwa masih terbatasnya uji
of Intensive Care Medicine, European klinis atau minimal penelitian observasional
Renal Association European Dialysis and prospektif dengan desain yang baik terkait
Transplant Association pada tahun 2014 penggunaan beberapa pilihan pada terapi
belum merekomendasikan obat golongan hiponatremia,dan ini menjadi kendala dalam
vaptan untuk penanganan hiponatremia dan penyusunan pedoman terapi hiponatremia.
masih menempatkan larutan saline hipertonis Sambil menunggu terjawabnya beberapa
sebagai rekomendasi pertama untuk kasus pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh

136
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 2, Juni 2015

hasil uji klinis obat golongan vaptan yang s00134-009-1692-0


telah ada, penelitian-peneltian dan uji klinis 4. Mannesse CK, Vondeling AM, van
alternatif terapi lain penting untuk dilakukan. Marum RJ, van Solinge WW, Egberts TC,
Jansen PA. Prevalence of hyponatremia
Simpulan on geriatric wards compared to other
settings over four decades: A systematic
Disetujuinya penggunaan obat-obat golongan review. Ageing Res Rev. 2012;12(1):165–
antagonis reseptor AVP oleh FDA membawa 73. doi:10.1016/j.arr.2012.04.006
harapan baru untuk penanganan hiponatremia 5. Sato N, Gheorghiade M, Kajimoto K,
pada pasien gagal jantung. Namun demikian, Munakata R, Minami Y, Mizuno M, et al.
beberapa pertanyaan penting terkait dengan Hyponatremia and In-hospital mortality
keluaran klinis yang lebih berfokus pada in patients admitted for heart failure (from
pasien, keamanan jangka panjang dan cost- the ATTEND registry). Am J Cardiol.
effectiveness masih belum terjawab dari hasil 2013;111(7):1019–25. doi: 10.1016/j.
uji klinis obat-obat tersebut sehingga perlu amjcard.2012.12.019
perhatian dalam penggunaannya. Selain itu, 6. Konishi M, Haraguchi G, Ohigashi
penggunaan terapi lain untuk penanganan H, Sasaoka T, Yoshikawa S, Inagaki
hiponatremia perlu tetap dipertimbangkan serta H, et al. Progression of hyponatremia
mendapat perhatian dan diteliti lebih serius. is associated with increased cardiac
mortality in patients hospitalized for
Ucapan terima kasih acute decompensated heart failure. J Card
Fail. 2012;18(8):620–5. doi:10.1016/j.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada cardfail.2012.06.415
Dirjen DIKTI atas beasiswa studi lanjut 7. Gankam-Kengne F, Ayers C, Khera
yang diberikan sehingga penulis memiliki A, Lemos JD, Maalouf NM. Mild
kesempatan untuk mendalami topik ini. hyponatremia is associated with an
increased risk of death in ambulatory
Daftar Pustaka setting. Kidney Int. 2013;83(1):700–6.
doi:10.1038/ki.2012.459
1. Upadhyay A, Jaber BL, Madias 8. Arao K, Fujiwara T, Sakakura K, Wada H,
NE. Incidence and prevalence of Sugawara Y, Suga C, et al. Hyponatremia
hyponatremia. Am J Med. 2006;119(7 as a predictor for worsening heart
Suppl 1):S30–5. doi: http://dx.doi.org/ failure in patients receiving cardiac
10.1016/j.amjmed.2006.05.005 resynchronization therapy. Circ J.
2. Olsson K, Ohlin B, Melander O. 2013;77(1):116–22. doi: 10.1253/circj.
Epidemiology and characteristics CJ-12-0672
of hyponatremia in the emergency 9. Geboy AG, Filmyer DM, Josiassen RC.
department. Eur J Intern Med. Motor deficits associated with mild,
2013;24(2):110–6. doi: 10.1016/j.ejim. chronic hyponatremia: a factor analytic
2012.10.014 study. J Mot Behav. 2012;44(4):255–9.
3. Funk GC, Lindner G, Druml W, Metnitz doi:10.1080/00222895.2012.688895
B, Schwarz C, Bauer P, et al. Incidence 10. Boscoe A, Paramore C, Verbalis JG. Cost
and prognosis of dysnatremias present of illness of hyponatremia in the United
on ICU admission. Intensive Care States. Cost Eff Resour Alloc. 2006;4:10.
Med. 2010;36(2):304–11. doi: 10.1007/ doi:10.1186/1478-7547-4-10

137
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 2, Juni 2015

11. Androgue HJ, Madias NE. Hyponatremia. significance of hyponatremia among


N Engl J Med. 2000;342(21):1581–9. ambulatory patients with heart failure and
doi: 10.1056/NEJM200005253422107 preserved and reduced ejection fractions.
12. Lee JJY, Kilonzo K, Nistico A, Yeates Am J Cardiol. 2014; 113(11):1834–8.
KE. Management of hyponatremia. Can doi: 10.1016/j.amjcard.2014.03.017
Med Assoc J. 2014;186(8):E281–6. doi: 20. Ghali JK, Tam SW. The critical link
10.1503/cmaj.120887 of hypervolemia and hyponatremia in
13. Movig KLL, Leufkens HGM, Lenderink heart failure and the potential role of
AW, Akker VGA, Hodiamont PPG, arginine vasopressin antagonists. J Card
Goldschmidt HMJ, et al. Association Fail. 2010;16(5):419–31. doi: 10.1016/j.
between antidepressant drug use and cardfail.2009.12.021
hyponatremia: a case-control study. Br J 21. Rai A, Whaley-Connell A, McFarlane
Clin Pharmacol. 2002;53(4):363–9. doi: S, Sowers JR. Hyponatremia, arginine
10.1046/j.1365-2125.2002.01550.x vasopressin dysregulation, and
14. Yawar A, Jabbar A, Naeem-ul- vasopressin receptor antagonism. Am
Haque, Zuberi LM, Islam N, Akhtar J. J Nephrol. 2006;26(6):579–89. doi:
Hyponatremia: etiology, management 10.1159/000098028
and outcome. J Coll Physicians Surg 22. Clayton JA, Le Jeune IR, Hall IP. Severe
Pak. 2008;18(8):467–71. doi: 08.2008/ hyponatraemia in medical in-patients:
JCPSP.467471. aetiology, assessment and outcome.
15. Bettari L, Fiuzat M, Felker GM, O’Connor QJM. 2006;99(8):505–11. doi: 10.1093/
CM. Significance of hyponatremia in qjmed/hcl071
heart failure. Heart Fail Rev. 2012; 23. Jacob S, Spinler SA. Hyponatremia
17(1):17–26. doi: 10.1007/s10741-010- associated with selective serotonin-
9193-3. reuptake inhibitors in older adults. Ann
16. Goldsmith SR. Hyponatremia and Pharmacother. 2006;40(9):1618–22. doi:
outcomes in patients with heart failure. 10.1345/aph.1G293
Heart. 2012;98(24):1761–2. doi 10.1136/ 24. Pham L, Shaer AJ, Marnejon T.
heartjnl-2012-302854. Hyponatremia-a rare but serious
17. Bettari L, Fiuzat M, Shaw LK, Wojdyla complication of amiodarone: a case
DM, Metra M, Felker GM, et al. report and review of the literature. Case
Hyponatremia and long-term outcomes Rep Nephrol Urol. 2013;3(1):46–50. doi:
in chronic heart failure--an observational 10.1159/000350910.
study from the Duke Databank for 25. Norman NE, Sneed AM, Brown C,
Cardiovascular Diseases. J Card Fail. Ellis CA, Minard G, Brown RO.
2012;18(1):74–81. doi: 10.1016/j. Heparin-induced hyponatremia. Ann
cardfail.2011.09.005 Pharmacother. 2004;38(3):404–7. DOI:
18. Madan VD, Novak E, Rich MW. Impact 10.1345/aph.1C442
of change in serum sodium concentration 26. Ishikawa SE, Schrier RW.
on mortality in patients hospitalized with Pathophysiological roles of arginine
heart failure and hyponatremia. Circ Heart vasopressin and aquaporin-2 in impaired
Fail. 2011;4(5):637–43. doi: 10.1161/ water excretion. Clin Endocrinol (Oxf).
CIRCHEARTFAILURE.111.961011. 2003;58(1):1–17. doi: 10.1046/j.1365-
19. Bavishi C, Ather S, Bambhroliya A, Jneid 2265.2003.01647.x
H, Virani SS, Bozkurt B, et al. Prognostic 27. Lee CR, Watkins ML, Patterson JH,

138
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 2, Juni 2015

Gattis W, O’Connor CM, Gheorghiade potantial in the treatment of hyponatremia.


vasopressin M, et al. Vasopressin: a Core Evid. 2013;8:47–56. doi: 10.2147/
new target for the treatment of heart CE.S36744.
failure. Am Heart J. 2003;146(1):9–18. 35. Goh KP. Management of hyponatremia.
doi:10.1016/S0002-8703(02)94708-3 Am Fam Physician. 2004;69(10):2387–
28. LeJemtel TH, Serrano C. Vasopressin 94.
dysregulation: hyponatremia, fluid 36. U.S. Food and Drug Administration:
retention and congestive heart failure. Int Vaprisol Label Information [diunduh 27
J Cardiol. 2007;120(1):1–9. doi: http:// Desember 2014]. Tersedia dari: http://
dx.doi.org/10.1016/j.ijcard.2006.11.113 www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_
29. Spasovski G, Vanholder R, Allolio docs/label/2007/022016lbl.pdf
B, Annane D, Ball S, Bichet D, et al. 37. U.S. Food and Drug Administration:
Clinical practice guideline on diagnosis Samsca Label Information [diunduh 27
and treatment of hyponatraemia. Nephrol Desember 2014]. Tersedia dari: http://
Dial Transplant. 2014;29(Suppl 2):i1-i39. www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_
doi: 10.1093/ndt/gfu040 docs/label/2009/022275lbl.pdf
30. Chatterjee K. Neurohormonal activation 38. Hauptman PJ, Burnett J, Gheorghiade
in congestive heart failure and the role M, Grinfeld L, Konstam MA, Kostic
of vasopressin. Am J Cardiol. 2005; D, et al. Clinical course of patients
95(9A):8B–13B. doi: 10.1016/j.amjcard. with hyponatremia and decompensated
2005.03.003 systolic heart failure and the effect of
31. Yancy CW, Jessup M, Bozkurt B, vasopressin receptor antagonism with
Masoudi FA, Butler J, McBride PE, tolvaptan. J Card Fail. 2013;19(6):390–7.
et al. ACCF/AHA guideline for the doi: 10.1016/j.cardfail.2013.04.001
management of heart failure: A report 39. Zmily HD, Daifallah S, Ghali JK.
of the American College of Cardiology Tolvaptan, hyponatremia, and heart failure.
Foundation/American Heart Association Int J of Nephrol Renovasc Dis. 2011;4:57–
Task Force on Practice Guidelines. J Am 71. DOI: 10.2147/IJNRD.S7032
Coll Cardiol. 2013;62(16):e147–239. 40. Gross PA, Wagner A, Decaux G. Vaptans
doi: 10.1016/j.jacc.2013.05.019 are not the mainstay of treatment in
32. Yamamura Y, Nakamura S, Itoh S, Hirano hyponatremia: perhaps not yet. Kidney
T, Onogawa T, Yamasita T, et al. OPC- Int. 2011;80(6):594–600. doi: 10.1038/
41061, a highly potent human vasopressin ki.2011.78
V2-receptor antagonist: pharmacological 41. Jovanovich AJ, Berl T. Where vaptans
profile and aquaretic effect by single and do and do not fit in the treatment
multiple oral dosing in rats. J Pharmacol of hyponatremia. Kidney Int. 2013;
Exp Ther. 1998;287(3):860–7. 83(4):563–67. doi: 10.1038/ki.2012.402
33. Verbalis JG, Goldsmith SR, Greenberg 42. Malhotra I, Gopinath S, Janga KC,
A, Schrier RW, Sterns RH. Hyponatremia Greenberg S, Sharma SK, Tarkovsky
treatment guidelines 2007: expert R. Unpredictable nature of tolvaptan
panel recommendations. Am J Med. in treatment of hypervolemic
2007;120(11 Suppl 1):S1–21. doi: /10.10 hyponatremia: case review on role of
16/j.amjmed.2007.09.001 vaptans. Case Rep Endocrinol. 2014. doi:
34. Bowman BT, Rosner MH. Lixivaptan- 10.1155/2014/807054.
an evidence-based review of its clinical 43. Nistor I, Bararu I, Apavaloaie MC,

139
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 4, Nomor 2, Juni 2015

Voroneanu L, Donciu MD, Kanbay M, et review and meta-analysis of randomized


al. Vasopressin receptor antagonists for controlled trials. Int Urol Nephrol. 2014;
the treatment of heart failure: a systematic doi:10.1007/s1255-014-0855-2

140

Anda mungkin juga menyukai