OLEH:
ASMA JAFAR
B111 11 041
i
HALAMAN JUDUL
OLEH:
ASMA JAFAR
B 111 11 041
SKRIPSI
Pada
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
i
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
iii
iv
ABSTRAK
Asma Jafar (B 111 11 041), PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP
PENGGUNAAN ZAT ADITIF PADA MAKANAN dengan dosen
pembimbing Bapak Ahmadi Miru (selaku pembimbing I) dan Ibu Harustiati
A. Moein (selaku pembimbing II).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan konsumen
terhadap penggunaan zat aditif pada makanan serta peranan pemerintah
dalam mengawasi makanan yang mengandung zat aditif.
Sumber data yang ditemukan dari penelitian ini yaitu dari hasil
wawancara dengan pihak Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
(BBPOM) Makassar, pihak Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Sulawesi
Selatan, Pelaku Usaha dan Konsumen.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat
diketahui bahwa Untuk mewujudkan perlindungan hukum bagi konsumen
maka setiap produk pangan khususnya produk makanan wajib memenuhi
standar keamanan dan mutu pangan, sebagaimana diatur dalam Pasal
111 Undang-Undang tentang Kesehatan bahwa makanan dan minuman
yang dipergunakan untuk masyarakat harus didasarkan pada standar
dan/atau persyaratan kesehatan, dan hanya dapat diedarkan setelah
mendapat izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dalam Pasal 87 Undang-Undang tentang Pangan menentukan
bahwa pemerintah dapat menetapkan persyaratan agar pangan diuji di
laboratorium sebelum diedarkan, pengujian yang dimaksudkan dilakukan
di laboratorium yang ditunjuk oleh dan/atau yang telah memperoleh
akreditasi dari pemerintah. Upaya pengujian terhadap pangan sebelum
beredar dan bahkan pangan yang telah beredar harus dilakukan karena
tidak sedikit pelaku usaha yang tidak beritikad baik dalam menjalankan
usaha nya sesuai dengan kewajiban pelaku usaha yang telah ditentukan
dalam UUPK Pasal 7 huruf (a) yaitu kewajiban pelaku usaha adalah
beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya. Sedangkan Peranan
pemerintah dalam hal ini adalah Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan (BBPOM) Makassar dalam mengawasi makanan yang
mengandung zat aditif yaitu dengan cara menugaskan secara berkala
pegawai dari bidang pemeriksaan dan penyidikan ke pasar-pasar
tradisional, toko-toko swalayan, pabrik atau industri rumah tangga untuk
pengambilan sampel makanan yang terdeteksi mengandung zat aditif
yang tidak sesuai dengan ketentuan, yang kemudian akan dilakukan
pengujian di laboratorium. Serta memusnahkan makanan tersebut jika dari
hasil pemeriksaan, makanan tersebut mengandung zat aditif yang
berbahaya atau tidak sesuai dengan ketentuan. Pemusnahan yang
dimaksudkan adalah dengan cara membakar atau mengubur makanan
tersebut, untuk pemusnahan dengan cara dibakar pihak Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan miminta pertimbangan terlebih dahulu
kepada pihak lingkungan hidup apakah makanan tersebut berbahaya bagi
lingkungan atau tidak.
v
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya yang
Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi suatu karya ilmiah yang
tercinta Muh. Jafar. C dan ibunda tercinta Hj. Nasrah, serta Kakanda
S.Pd.I, Husni Jafar dan Asrul Jafar, yang telah mencurahkan kasih
sayang, perhatian, doa, dan bimbingan, serta motivasi yang kuat hingga
dan dukungan dari berbagai pihak, baik materil maupun moril. Untuk itu
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A. selaku Rektor Universitas
Hasanuddin.
vi
2. Ibu Prof. Dr. Farida Patittingi,S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas
Wakil Dekan II dan Dr. Hamzah Halim, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan
III.
7. Bapak Drs. Ahmad Yani, Apt. selaku Kepala Bidang Sertifikasi dan
Pebrianti S.H., Ari Mentari S.H. dan A. Ulfah Oetari Ashary S.H. yang
vii
selalu memberikan semangat dan selalu menghibur serta menemani
Amirullah.
Akhir kata, tiada kata yang penulis patut ucapkan selain doa
kita.
Penulis
Asma Jafar
viii
DAFTAR ISI
ix
D. Analisis Data ........................................................... 56
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan
kemampuan konsumen.2
kegiatan bisnis yang sehat. Dalam kegiatan bisnis yang sehat terdapat
2 http://e-journal.uajy.ac.id/1356/2/1HK09051.pdf
3 Ahmadi Miru. Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Di
Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hlm.1.
2
tidak dapat dipungkiri bahwa usaha pemerintah untuk memberikan
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
jaminan yang dijanjikan; hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur
3
diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
penggantian, apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai
kita anggap paling bersih dalam hal penyediaan bahan makanan yang
merupakan bentuk dari pasar modern pun tak luput dari ancaman
5 http://kimrani.blogspot.com/2013/02/dampak-penggunaan-natrium-benzoat.html
6http://adivanminus.blogspot.com/2012/02/pengaruh-banyaknya-bahan-
tambahan.html
4
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-
makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi
dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan. Zat aditif sintetis yang
pangan kita memerlukan sesuatu yang lebih baik untuk masa yang
7 http://aabisnis.blogspot.com/2008/04/zat-aditif.html
5
Kebijakan keamanan pangan (food safety) dimaksudkan untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
8.Wisnu
Cahyadi, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi
Aksara. Jakarta. 2009. Hlm. 1.
6
D. Manfaat Penelitian
hukum perdata dan juga yang berminat untuk meneliti lebih lanjut
pada makanan.
2. Manfaat Praktis
konsumen.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perlindungan Konsumen
dijelaskan bahwa:
8
berbagai Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan berbagai
204, 205, 263, 364, 266, 382 bis, 383, 388 dsb. Pasal-pasal
9
c. Undang-Undang tentang Obat Keras Tahun 1949, Undang-
10
pemerintah, sehingga terjaminnya setiap janji pengelola kepada
peserta undian.
11
martabat konsumen serta membuka akses informasi tentang
3 huruf c);
12
b. Promosi dan perlindungan kepentingan sosial ekonomi
konsumen;
d. Pendidikan konsumen;
kepentingan mereka.
15 Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Rajawali Pers,
Jakarta, 2004, hlm. 25-26.
13
kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.
adil.
yaitu: 16
14
2. Asas keadilan yang di dalamnya meliputi asas keseimbanga,
dan
15
yang jujur dan bertanggung jawabdalam berusaha;
f. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin
kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa,
kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen.”
oleh karena seperti yang dapat kita lihat dalam rumusan pada
1. Konsumen
a. Pengertian Konsumen
yaitu:
18 Ibid. hlm 34
16
Pengertian konsumen dalam UUPK di atas lebih luas bila
menentukan bahwa:
kembali.”19
sebagai berikut: 21
19 Ibid.hlm. 5.
20 Ibid. hlm 5-6.
21 Erman Rajagukguk, Op.Cit. hlm. 14
17
a. Konsumen memerlukan pengaturan tersendiri, karena
diperdagangkan.
memperoleh haknya.
sesungguhnya.22
18
dan/atau jasa yang digunakan untuk tujuan tertentu;
(tujuan komersial).
19
akhir, barang dan/atau jasa itu adalah barang atau jasa
20
Hak-hak konsumen sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 4
b. Hak memilih;
sehat.
21
Disamping itu, Masyarakat Eropa (Europese Ekonomische
kekayaan;
22
Selain hak konsumen, kewajiban konsumen juga diatur
pada transaksi pembelian barang dan/atau jasa. Hal ini tentu saja
30 Ibid. hlm. 49
31 Ibid. hlm. 49
23
Adanya kewajiban seperti ini diatur dalam UUPK dianggap
cukup untuk maksud tersebut jika tidak diikuti oleh kewajiban yang
2. Pelaku Usaha
UUPK, yaitu:
bahwa yang
32 Ibid. hlm.49-50.
24
dapat dikualifikasi sebagai produsen adalah: pembuat produk
produk.34
25
Dalam Pasal 3 Directive ditentukan bahwa: 35
sebagai produsen;
produsen dicantumkan.
26
Istilah pelaku usaha adalah istilah yang digunakan oleh
27
lima, warung, toko, supermarket, hypermarket, rumah sakit,
UUPK, yaitu:
28
diperdagangkan, menunjukkan bahwa pelaku usaha tidak dapat
UUPK, yaitu:
29
diwajibkan beritikad baik dalam melakukan transaksi
usaha.41
30
informasi), yang akan sangat merugikan konsumen.42
intruksi.43
31
mempromosikan, mengiklankan atau membuat pernyataan
melakukan obral.
32
tradisional, suplemen makanan, alat kesehatan, dan jasa
mengenai periklanan.
33
d. Tanggung Jawab Pelaku Usaha
yaitu:
34
C. Zat Aditif Makanan
Kesehatan No. 033 Tahun 2012) secara umum adalah bahan yang
46 Septinas.blogspot.in/2013/04/zat-aditif-pada-makanan.html?m=1
47 Id.m.wikipedia.org/wiki/Aditif_makanan
35
merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak
sebagai berikut: 49
36
masih terus terbawa ke dalam makanan yang akan dikomsumsi.
dibenarkan apabila: 50
pangan.
1. Antioksidan (antioxidant).
37
3. Pemanis buatan (artificial sweeterner).
thickener).
6. Pengawet (preservative).
8. Pewarna (colour).
enhancer)
dan lain-lain.
54 Ibid. hlm. 4.
38
Beberapa bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam
2. Formalin (formaldehyd).
4. Kloramfenikol (chlorampenicol).
7. Nitrofuranzon (nitrofuranzon).
ethoxphenyl urea).
a. Bahan Pengawet
pembusukan.54
53 Ibid.
54 Ibid. hlm. 6.
39
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
kapang.55
40
2. Memperpanjang umur simpan pangan.
berkualitas rendah.
pangan.
menguntungkan).
5. Mudah dilarutkan.
41
7. Aman dalam jumlah yang diperlukan.
toksik.
bahan pangan.
b. Bahan Pewarna
59 id.m.wikipedia.org/wiki/Bahan_pewarna
42
pewarna. Secara garis besar, berdasarkan sumbernya dikenal
makanan, yaitu: 62
produk pangan.
sintetik/
62
https://informasisehat.wordpress.com/tag/bahan-pewarna-makanan/
43
4. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya,
c. Bahan Pemanis
1997).63
P.,2002).64
63
Wisnu Cahyadi. Op.Cit. hlm. 76.
64 Ibid.
44
Pemanis dapat dikelompokkan menjadi pemanis alami dan
dan Glisina.65
kegemukan.
45
tidak enak dari obat tersebut biasanya dibuat tablet yang
bersalut.
permen ini mempunyai rasa manis yang lebih tinggi dari gula,
rasa asin, manis, asam, atau pahit dengan aroma yang khas.
46
merupakan suatu zat, melainkan suatu komponen tertentu yang
hewan, dan oleorisin. Namun, pada saat ini sudah dapat dibuat
pasta.69
47
tidak disukai. Contoh, bau langu (beany flavor) pada
kurang disenangi.
e. Pengatur Keasaman
48
Salah satu tujuan utama penambahan asam pada bahan
H3O+.72
49
berkaitan dengan beberapa efek beberapa bahan tersebut
lain.75
50
aditif yang diperoleh secara tidak sengaja muncul pada makanan.
Zat iodin dapat kita peroleh dari garam dapur yang biasa
51
disarankan untuk mengkomsumsi sakarin (pemanis buatan)
secara berlebihan.78
76 http://chabibullah.com/makalah-zat-aditif/
77 Ibid.
78 http://adhysuparsa.blogspot.com/2013/02/zat-adiktif.html?m=1
52
1. Kalium Nitrit
muntah.
2. Zat pewarna
3. Aspartam
kelemahan mental.
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
konsumen.
Jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini,
yaitu:
54
Lembaga Konsumen Sulawesi Selatan, Pelaku Usaha dan
Konsumen.
20 orang konsumen.
55
D. Analisis Data
56
BAB IV
Makanan
pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Empat
berbagai penyakit.
79 http://maxschrist.blogspot.com/2009/08/fungsi-makanan.html
57
Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tergantung
pada beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga
makanan, serta warna dari zat pewarna tekstil juga biasanya lebih
58
tumbuhan, hewan, mineral atau sumber alami lain, termasuk pewarna
Tabel. 1
Batas Maksimum
No Pewarna
(mg/kg)
1 Kurkumin C.I.No 75300 (curcumin) 0-3
2 Riboflavin (Riboflavins) 0-0,5
3 Karmin dan ekstrak cochineal C.I.No. 75470 0-5
(carmines and cochineal extract)
4 Klorofil C.I.No.75810 (chlorophyll) Secukupnya
5 Klorofil dan klorofilin tembaga kompleks 0-15
C.I.No. 75810 (chlorophylls and
chlorophyllins, copper complexes)
6 Karamel I (Caramel I-plain) Secukupnya
7 Karamel III amonia proses (Caramel III- 0-200 untuk cair
ammonia process) 0-150 untuk padat
8 Karamel IV amonia sulfit proses (Caramel 0-200 untuk cair
IV-sulphite ammonia process) 0-150 untuk padat
9 Karbon tanaman C.I.No. 77266 (Vegetable Secukupnya
carbon)
10 Beta-Karoten / sayuran C.I.No. 75130 Secukupnya
(Carotenes, beta (vegetable))
11 Ekstrak anato (berbasis bixin) C.I.No. 75120 0-12
(Annatto extracts, bixin based)
12 Karotenoid (Carotenoids) 0-5
13 Merah Bit (Beet red) Secukupnya
14 Antosianin (Anthocyanins) 0-2,5
15 Titanium dioksida C.I.No.77891 (Titanium Secukupnya
dioxide)
Sumber : Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.
37 Tahun 2013
59
kilogramnya, akan tetapi ada juga zat pewarna yang batas
nilai nutrisi atau gizi pada makanan serta aman jika ditambahkan pada
Tabel. 2
Batas Maksimum
No Pewarna
(mg/kg)
1 Tartrazin CI. No. 19140 (Tartrazine) 0-7,5
2 Kuning kuinolin CI. No. 47005 (Quinoline yellow) 0-5
3 Kuning FCF CI. No. 15985 (Sunset yellow FCF) 0-4
Karmoisin CI. No. 14720 (Azorubine 0-4
4
(carmoisine))
Ponceau 4R CI. No. 16255 (Ponceau 4R 0-4
5
(cochineal red A))
6 Eritrosin CI. No. 45430 (Erhythrosine) 0-0,1
7 Merah allura CI. No. 16035 (Allura red AC) 0-7
Indigotin CI. No. 73015 (Indigotine (indigo 0-5
8
carmine))
Biru berlian FCF CI. No. 42090 (Brilliant blue 0-12,5
9
FCF)
10 Hijau FCF CI. No. 42035 (Fast green FCF) 0-25
11 Coklat HT CI.No. 20285 (Brown HT) 0-1,5
Sumber : Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.
37 Tahun 2013
60
Tabel tersebut menunjukkan bahwa penggunaan zat pewarna
maksimumnya.
berikut:
Tabel. 3
61
tersebut dibatasi penggunaannya, karena pada dasarnya, pewarna
Tabel. 4
62
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 55 % tolok ukur konsumen
yaitu:
63
makanan-makanan yang dikomsumsi oleh konsumen berasal dari
2. Pendidikan Konsumen
64
Konsumen Swadaya Masyarakat serta Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan.
dua, yaitu:
cukup dijawab secara lisan pula dan diberikan advice pada saat
konsumen;
konsumen;
dll);
82 http://ylki.or.id/tata-cara-pengaduan-konsumen/
65
4) Apakah konsumen sudah pernah melakukan komplain ke
66
dengan memberikan jawaban surat secara tertulis ke Yayasan
konsumennya.
terbaik.
tanpa boleh dipotong oleh pihak lain sebelum pihak pertama selesai
67
Tahap akhir dari proses mediasi adalah mengimplementasikan hasil
68
Upaya pengujian terhadap pangan sebelum beredar dan bahkan
pangan yang telah beredar harus dilakukan karena tidak sedikit pelaku
Pasal 7 huruf (a) yaitu kewajiban pelaku usaha adalah beritikad baik
Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling
69
melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengawasan obat dan
makanan.
Makassar dan untuk wilayah kerja Balai Besar Pengawas Obat dan
Obat dan Makanan, Maka Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
layanan konsumen.
83 http://www.academia.edu/9263250/LAPORAN_PKPA_BALAI_BPOM_
70
Hasil wawancara penulis (Rabu, 24 Juni 2015) dengan Ahmad
Makanan yaitu;
3. Pengujian makanan;
4. Penyebaran informasi;
minuman yang tidak sesuai dengan aturan atau mengandung zat aditif
yang berbahaya. Sesuai dengan data yang diberikan oleh Pihak Balai
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan. Dapat dilihat pada tabel 5
berikut:
71
Tabel. 5
dengan baik, pelaku usaha juga telah melakukan apa yang telah
72
“setiap orang yang melakukan produksi pangan untuk diedarkan
dilarang menggunakan:
a. Bahan tambahan pangan yang melampaui ambang batas maksimal
yang ditetapkan, dan/atau
b. Bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan.”
73
base yang dijadikan sebagai prioritas, dan inti dari pengawasan
makanan ini terdiri dari 3 unsur yaitu: Pemerintah, Pelaku Usaha dan
Konsumen.
yang digunakan oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan untuk
makanan.
yang terdiri dari deret sensor gas (sensor gas array). Electronic nose
74
yang kecil, dan biaya operasional yang murah. Dengan
Meter” dirancang dengan sistem digital, sinyal input dideteksi dari deret
diperkuat oleh amplifier dan digitalkan oleh sebuah digital LCD (Liquid
menggunakan alat spektrovo meter uv, kemungkinan alat ini untuk error
2,93% sehingga keefektifan alat ini sekitar 97%. Selain itu metode
formalin dapat dilihat pada LCD. Langkah pengujian pada sample cair
dahulu.85
84 http://jkptb.ub.ac.id/index.php/jkptb/article/viewFile/181/232
85 Ibid.
75
Undang Pangan, Undang-Undang Kesehatan, dan UUPK. Penerapan
digunakan oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan jika ada
76
membuktikan bahwa agen tersebut telah mengembalikan makanan
tersebut kepada pihak pabrik atau industri, Balai Besar Pengawas Obat
tidak sesuai dengan aturan tersebut oleh pihak pabrik atau industri.
diizinkan maupun yang diizinkan akan tetapi tidak sesuai dengan batas
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pelaku usaha yang telah ditentukan dalam UUPK Pasal 7 huruf (a)
78
2. Peranan pemerintah dalam hal ini adalah Balai Besar Pengawas
B. Saran
79
melaporkan pelaku usaha tersebut kepada pemerintah atau
80
DAFTAR PUSTAKA
Budi Untung, H. 2012. Hukum dan Etika Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
Nasution, Az. 1995. Konsumen dan Hukum Tinjauan Sosial, Ekonomi dan
Hukum pada Perlindungan Konsumen Indonesia. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
81
Wisnu Cahyadi. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan
Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Peraturan Perundang-Undangan :
Website :
Id.m.wikipedia.org/wiki/Aditif_makanan
id.m.wikipedia.org/wiki/Bahan_pewarna
https://fhienhasidwi.wordpress.com/2013/04/03/pewarna-alami-dan-
pewarna- sintetik/
https://informasisehat.wordpress.com/tag/bahan-pewarna-makanan/
http://chabibullah.com/makalah-zat-aditif/
e-journal.uajy.ac.id/1356/2/1HK09051.pdf
http://kimrani.blogspot.com/2013/02/dampak-penggunaan-natrium-
benzoat.html
http://adivanminus.blogspot.com/2012/02/pengaruh-banyaknya-bahan-
tambahan.html
http://aabisnis.blogspot.com/2008/04/zat-aditif.html
82