1 i
Jurnal Kesehatan dr. Soebandi
Vol. 3 No. 1, Oktober 2014 – Maret 2015
Terbit 2 kali setahun pada bulan Oktober dan April. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil
penelitian dan kajian analisis-kritis dibidang ilmu kesehatan.
Alamat Penyunting : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember, JL. dr. Soebandi No. 99
Jember. Telp (0331) 483536. Fax. (0331) 483536. Email : jurnalsoebandi@gmail.com.
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain.
Naskah diketik sesuai dengan format seperti tercantum pada petunjuk dibagian belakang jurnal
ini. Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tata cara
lainnya.
HALAMAN
1. Gambaran Kecemasan Primipara Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir di
Puskesmas Sukorejo. 134-139
Siti Aisah…………….…………………………………………………........
2. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi
Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK 1 Pancasila Ambulu Jember 140-147
Sandi Satria..……...........................................................................................
3. Hubungan Pelayanan Posyandu Balita Dengan Tingkat Kepuasan Ibu Balita
Tentang Posyandu di Desa Darsono RT 02 RW 01 Wilayah Kerja Puskesmas
148-154
Arjasa Jember.
Dony Setiawan HP…………………………………………………………..
4. Perbedaan Tingkat Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah dilakukan
Tindakan Akupressur Pada Penderita Hipertensi Lansia di PSLU Puger
155-161
Kabupaten Jember.
Eko Bagus Santoso………………………………………………………….
5. Pemenuhan Kebutuhan Tidur Terhadap Tingkat Depresi Lansia di UPT PSLU
Bondowoso. 162-169
Adi Hamsyah Maulana………………………………………………...........
6. Gambaran Faktor Rendahnya Konsumsi Tablet Fe Ibu Hamil Trimester III di
Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember 170-176
Stefani Maulidya Restianti….…………………………………………........
7. Gambaran Faktor Penyebab Pre Eklampsia/Eklampsia Pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember 177-184
Nabila Istifadah…………..…………………………………………………
8. Hubungan umur, pendidikan, paritas, penyakit penyerta terhadap kajadian
abortus di Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSD Kalisat Jember 2014 185-192
Herlidian Putri.....................................................................................
ABSTRACT
Anxiety is to gridlock that was not clear and spread, which relate to feeling not
certain and not helpless. Many women’s health is worried about her beby, feeling uneasy
and guilty that she feels after giving birth to her first child because her own more attention
to her beby. To take care of beby was not a difficult but often mother Primipara have
concern in fostering baby. According to data collection that will be done at the end of 2012
in the community health center sukorejo Bangsalsari obtained 840 mother giving birth,
consisting of 420 mother multipara and mother primipara. In The month of October survey
in 2013 mother were obtained from 18 primipara that gave birt to take care of her beby, in
both bathe, treat umbilical cord and giving water mother’s milk less true. The aim of the
research is to know the picture high anxiety mothers primipara in the care newly born
baby in the community Health Center Sukorejo sub-district Bangsalsari Jember Regency.
This research is Descritive. The population in this research is mother primipara 1-7
days post in october the mothers 18 primipara. Loding technique a sample total product
sampling as many as 18 mother her purifying primipara. Data collection using
quistionnaries. Results of research most respondents age of 20-25 of 45 percent, from the
factors education most respondents educated junior high school that is 56 percent, and a
half- rsondens who does not work ( IRT 50 percent. Most mother 78 percent primipara,
anxiety at the time to treat newborn baby.
beberapa hari atau minggu. Pada masa yang intensif dan tuntutan untuk
inilah awal ibu merasakan kecemasan, mengasuhnya (Bobak, 2005).
yang dapat berlanjut hingga pada masa Who Health Organization (WHO)
nifas yang sering disebut Depresi proporsi kematian bayi baru lahir di dunia
Pascapartum (Pratiwi, 2010). sangat tinggi dengan estimasi sebesar 4
Beberapa dampak negatif pada ibu juta kematian bayi baru lahir pertahun
yang terkena kecemasan pascapersalinan, dan 1,4 juta kematian pada bayi baru lahir
yaitu minat dan ketertarikan ibu pada pada bulan pertama di Asia tenggara.
bayi berkurang dan tidak menunjukan Hanya sedikit negara di Asia Tenggara
respon yang positif terhadap kehadiran yang mempunyai sistem registrasi
bayi yang baru dilahirkannya. Dalam hal kelahiran yang baik sehingga tidak
ini, ibu tidak mampu merawat bayinya diperoleh data yang akurat tentang
secara optimal karena ibu merasa tidak jumlah kematian bayi baru lahir atau pun
berdaya dan kurang percaya diri, kematian pada bulan pertama. Dalam
sehingga ibu lari dari tanggung jawabnya Kenyataannya, penurunan angka
sendiri. Sedangkan dampak negatif yang kematian bayi baru lahir di setiap negara
dapat terjadi pada bayi, yaitu tumbuh di Asia Tenggara masih sangat lambat.
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir Perkiraan kematian yang terjadi karena
melalui proses kelahiran sampai usia 4 tetanus adalah sekitar 550.000 lebih dari
minggu, dengan usia gestasi 38-42 50 % kematian yang terjadi di Afrika dan
minggu dan mampu menyesuaikan diri Asia Tenggara disebabkan karena Infeksi
dari kehidupan intrauterin ke kehidupan pada tali pusat pada umumnya menjadi
ekstrauterin. Pada saat adaptasi tersebut tempat masuk utama bakteri, terutama
terjadi gangguan-gangguan yang apabila diberikan sesuatu yang tidak steril
berpotensi menyebabkan kematian dan (Prawirohardjo, 2008).
kesakitan sedangkan perawatan bayi baru Survei Demografi dan Kesehatan
lahir meliputi tentang cara menjaga Indonesia (SDKI) Angka kematian bayi
kehangatan bayi (mencegah hipotermi), baru lahir sebesar 25 per 1000 kelahiran
cara menyusui yang benar, cara hidup. Sebagian besar penyebab kematian
mencegah infeksi dan jadwal pemberian terebut dapat dicegah dengan penanganan
imunisasi (Pusdiknakes, 2003,.24). yang adekuat (Depkes, 2007).Bappenas
Saifuddin (2006) masa neonatus (2004) salah satu penyebab tingginya
merupakan masa kristis dari kehidupan kematian bayi adalah rendahnya perilaku
bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi masyarakat dan keluarga yang dapat
dalam 4 minggu persalinan dan 60 % menjamin kehamilan, kelahiran, dan
kematian bayi baru lahir terjadi dalam perawatan bayi baru lahir yang lebih
waktu 7 hari setelah lahir yaitu saat ibu sehat. Rendahnya perilaku dalam
berada pada masa postpartum dini atau perawatan bayi baru lahir disebabkan
early postpartum period. kurangnya pengetahuan akan perawatan
Peran, tugas dan tanggung jawab bayi baru lahir.
orang tua dimulai sejak masa kehamilan Hasil survei Dinas Kesehatan Provinsi
dan semakin bertambah saat bayi Jawa Timur pada tahun 2007
dilahirkan yaitu merawat dan mengasuh menunjukkan adanya kematian bayi
bayi. Pada periode awal, orangtua harus sebesar 69 dari 7051 sampel yang
mengenali hubungan mereka dengan disurvey. (Depkes RI, 2008).
bayinya, bahwa bayi merupakan pribadi Dari uraian diatas yang menguraikan
yang belum matang, tidak berdaya dan begitu pentingnya tentang perawatan bayi
memiliki sifat tergantung, sehingga perlu baru lahir, berdasarkan kondisi di
perlindungan, perawatan, dan sosialisasi lapangan masih ada di antara para ibu
yang ditandai dengan masa pembelajaran yang takut dan cemas dalam memberikan
perawatan bagi bayinya yang baru lahir. bayi. Kecemasan juga merupakan sesuatu
Sesuai pendatan yang di lakukan pada yang diperoleh dari belajar ibu pasca
tahun 2012 di puskesmas sukorejo bersalin. Hal ini ditunjukkan dengan
bangsalsari di dapatkan 840 orang ibu kesukaran berfikir jernih dan bertindak
bersalin, terdiri dari 420 ibu multipara secara efektif terhadap tuntutan
dan ibu primipara. Hasil survey pada lingkungan. Pengalaman ibu yang baru
bulan Oktober tahun 2013 di dapatkan pertama sekali dalam perawatan bayi
dari 18 ibu nifas primipara yang baru lahir, sudahlah pasti memiliki
melahirkan, dalam merawat bayinya baik tingkat kecemasan yang berat
memandikan, merawat tali pusat dan dibandingkan ibu yang telah beberapa
memberikan asi kurang benar. Disamping kali melahirkan serta telah beberapa kali
itu peneliti juga melihat bahwa ibu nifas merawat bayinya dengan sendiri (Ratih
primipara masih tampak kaku dan Putri Pratiwi, 2010).
mempunyai rasa takut untuk memegang Berdasarkan latar belakang di atas
dan menggendong bayinya, apalagi maka peneliti tertarik untuk melakukan
memandikan, merawat tali pusat dan penelitian lebih lanjut mengenai “
memberikan asi. Dengan demikian dapat gambaran kecemasan ibu primipara
di pelajari bahwa masih ada para ibu dalam perawatan bayi baru lahir selama
belum mampu memberikan perawatan post partum di puskesmas sukorejo
pada bayi baru lahir. bangsalsari jember ” sehingga dapat
Ketidak mampuan ibu merawat bayi digunakan sebagai salah satu dasar untuk
baru lahir normal kemungkinan besar manajemen perawatan bayi baru lahir.
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya pengetahuan, pendidikan, METODE PENELITIAN
sosial budaya, pekerjaan, peran petugas Jenis penelitian ini adalah
kesehatan (perawat atau bidan), peran penelitian deskriptif dengan
keluarga motivasi dan sosial ekonomi. menggunakan pendekatan Survey.
Pengetahuan ibu nifas primipara Rancangan penelitian deskriptif ini
dalam merawat bayinya adalah sangat bertujuan untuk mendeskripsikan
penting karna dengan pengetahuan yang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
cukup, maka ibu nifas mampu serta pada masa kini. Deskripsi dilakukan
berani melakukan perawatan bayinya secara sistematis dan lebih menekan pada
dengan benar tanpa rasa takut dan kaku. data faktual daripada penyimpulan.
Saat ini belum ditemukan yang pasti Fenomena ini disajikan secara apa adanya
tentang penyebab kecemasan ibu tanpa manipulasi dan peneliti tidak
pascapersalinan yang cukup berpengaruh mencoba menganalisis bagaimana dan
terhadap hubungan ibu dan bayi secara mengapa fenomena tersebut bisa terjadi,
intim. Begitu juga terhadap perawatan oleh karena itu penelitian jenis ini tidak
rutin yang dilakukan ibu pada bayinya. memerlukan adanya suatu hipotesis
Sensitifitas terhadap perubahan hormonal (Nursalam, 2009).
dianggap hanya sebagai faktor pencetus, Populasi penelitian ini adalah semua ibu
sedangkan faktor lainnya hanya karena nifas primipara post partum hari ke 1-7 di
ibu harus bisa menyesuaikan diri dengan Puskesmas Soekorejo Kecamatan
peran barunya sebagai ibu yang bahagia Bangsalsari. Tekhnik pengambilan
dan percaya diri dalam mengasuh sampel dilakukan dengan cara non-
bayinya (Nolan, 2003). probability sampling,dengan metode
Kecemasan dapat timbul ketika accidentally.Dengan jumlah sampel 18
individu menghadapi pengalaman- orang.
pengalaman baru seperti masuk sekolah,
memulai pekerjaan baru atau melahirkan
HASIL
A. Data Umum
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur di Puskesmas Soekorejo Kabupaten
Jember tahun 2013
No Umur Jumlah Presentase (%)
1. < 20 tahun 4 22%
2. 20 – 25 tahun 8 45%
3. 26 – 30 tahun 4 22%
4. 31 – 35 tahun 2 11%
5. > 35 tahun 0 0
Jumlah 18 100%
B. Data Khusus
1. Gambaran kecemasan ibu primipara dalam perawatan bayi baru lahir.
Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan ibu nifas primipara di
Puskesmas Soekorejo Kabupaten Jember tahun 2013.
No Kecemasan Jumlah Presentase (%)
1. Kecemasan ringan 2 11%
2. Kecemasan sedang 14 78%
3. Kecemasan berat 2 11%
Jumlah 18 orang 100%
ABSTRACT
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan pada Siswi kelas XI Jurusan Akuntansi
SMK I Pancasila Ambulu-Jember
Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase
Kecemasan Ringan 6 Siswi 6.9%
Kecemasan Sedang 34 Siswi 39.1%
Kecemasan Berat 47 Siswi 54.0%
Kecemasan Berat Sekali 0 Siswi 0.0%
Total 87 Siswi 100%
b. Siklus Mentruasi
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Siklus Menstruasi pada Siswi kelas XI Jurusan Akuntansi
SMK I Pancasila Ambulu-Jember.
Siklus Mentruasi Frekuensi Persentase
Teratur 43 siswi 49.4 %
Tidak teratur 44 siswi 50.6%
Total 87 siswi 100.0%
Tabel 5.4. Distribusi hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus menstuasi pada Siswi
kelas XI Jurusan Akuntansi SMK I Pancasila Ambulu-Jember.
Siklus Menstruasi
Tingkat Kecemasan Teratur Tidak Teratur Persentase
Cemas Ringan 6 0 6 (6,9%)
Cemas Sedang 12 22 34 (39,1%)
Cemas Berat 25 22 47 (54,0%)
Cemas berat Sekali 0 0 0 (0,0%)
Total 43 44 87 (100%)
pada remaja dengan cara mendapat 0,010 (Ho ditolak nilai sig <0,05) berarti
dukungan atau motivasi baik dari diri ada hubungan signifikan antara tingkat
sendiri maupun dari orang lain, serta kecemasan dengan siklus menstruasi dan
mendapat pengetauhan yang lebih luas nilai Koefisien Kontingensi= 0,308
dari pendidikan sekolah, khususnya untuk korelasi lemah tapi pasti artinya semakin
guru konseling harus memperhatikan tinggi tingkat kecemasan maka semakin
anak didiknya sehingga dengan demikian tinggi gangguan siklus menstruasi pada
gangguan kecemasan pada remaja bisa siswi kelas XI jurusan akuntansi SMK I
teratasi. Pancasila Ambulu-Jember.
2. Siklus Menstruasi Kesehatan reproduksi khususnya
Berdasarkan tabel 5.3 mengenai remaja putri erat kaitannya dengan
siklus menstruasi, sebanyak 43 responden menstruasi. Dimana tidak setiap remaja
(49.4%), mengalami siklus menstruasi mempunyai siklus menstruasi yang teratur,
teratur, hal ini bahwa siswi kelas XI siklus menstruasi yang tidak teratur ini
jurusan akuntansi SMK I Pancasila dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagian
Ambulu-Jember yang mengalami siklus yaitu usia, asupan gizi dan gangguan
menstruasi tidak teratur lebih banyak psikologis terhadap responden. Dalam
yaitu 44 responden (50.6%). Kondisi ini pengaruhnya terhadap siklus menstruasi,
terjadi pada responden karna kurang kecemasan melibatkan system
memperhatikan asupan mengenai gizi neuroendokrinologi sebagai sistem yang
seimbang, kurangnya waktu istirahat besar peranannya dalam reproduksi
sehingga menyebabkan hormon yang wanita. Gangguan pada siklus menstruasi
dihasilkan oleh tubuh terganggu. ini melibatkan mekanisme regulasi
Kurangnya perhatian mengenai intergratif yang mempengaruhi proses
kecemasan sehingga perempuan biokimia dan seluler seluruh tubuh
mengalami gangguan kecemasan juga termasuk otak dan psikologis. Pengaruh
dapat mengganggu sistem metabolisme otak dalam reaksi hormonal terjadi
didalam tubuh, bisa saja karena stress/ melalui jalur hipotalamus-hipofisis-
cemas wanita jadi mulai lelah, berat ovarium yang meliputi multiefek dan
badan turun drastis, sakit-sakitan, mekanisme kontrol umpan balik.
sehingga metabolismenya terganggu. Bila Pada keadaan cemas terjadi
metabolismenya terganggu, siklus aktivasi pada amygdala pada sistem
menstruasinya pun ikut terganggu. limbik. Sistem ini akan menstimulasi
Seorang perempuan khususnya pelepasan hormone dari hipotalamus
remaja putri sebaiknya lebih yaitu corticotropic releasing hormone
memperhatikan siklus menstruasi yang (CRH). Hormon ini secara langsung akan
dialami dari periode bulan ke bulan menghambat sekresi GnRH hipotalamus
berikutnya, untuk dapat mengetahui dari tempat produksinya di nukleus
teratur dan tidaknya siklus menstruasi, arkuata. Proses ini kemungkinan terjadi
dengan demikian bila mengalami siklus melalui penambahan sekresi opioid
tidak teratur dapat memeriksa keadaan endogen. Peningkatan CRH akan
tersebut pada pusat pelayanan kesehatan menstimulasi pelepasan endorfin dan
untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut. adrenocorticotropic hormone (ACTH) ke
3. Hubungan antara tingkat dalam darah. Peningkatan kadar ACTH
kecemasan dengan siklus akan menyebabkan peningkatan pada
menstruasi kadar kortisol darah. Pada wanita dengan
Dari analisis data menggunakan gejala amenore hipotalamik menunjukkan
uji asosiasi koefisien kontingensi dengan keadaan hiperkortisolisme yang
taraf signifikansi (α) 0,05 atau tingkat disebabkan adanya peningkatan CRH dan
kepercayaan 95%, didapatkan nilai p= ACTH. Hormon-hormon tersebut secara
langsung dan tidak langsung
JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 3 No. 1 145
Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi……….…Sandi Satria, Hal. 140-147
ABSTRACT
Elderly posyandu is an integrated service post for the community elderly in a certain areas that
have been agreed, which is driven by the community where they can get health care. The design of
this study using a descriptive cross-sectional correlative approach, with variable levels of service
satisfaction posyandu elderly and elderly. The population in this study is the elderly who live in the
Village I Village Sukorambi Krajan RW Sukorambi Jember District. Lansianya amount is 127
people. The sampling technique used was simple random sampling techniques (simple random
sampling). The samples used were as many as 96 elderly people by using simple random sampling
technique sampling. Retrieval of data using a questionnaire enclosed with the form of answers to a
graduated scale, which is measured at the time of completion of the activity in the elderly posyandu
elderly. Based on the analysis of the data processed using spearman rho showed a direct
relationship between service satisfaction levels posyandu elderly by the elderly in Hamlet Krajan
Work Area Health Center Sukorambi Jember with p-value 0.000. The conclusion of this study is
that there is a relationship posyandu elderly with satisfaction levels in elderly Hamlet Village
Krajan RW I Sukorambi Work Area Health Center Sukorambi Sukorambi Jember District.
Recommendations of this study is posyandu seniors who routinely carried out 1 time a month, can
be applied in elderly health care in posyandu elderly.
Tabel 5.3 Deskripsi Hasil Wawancara Responden Berdasarkan Bekerja/ Tidak Responden
di Desa Darsono RT 2 RW 1 Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jemberbulan
Mei-Juli 2011
A. Data Khusus
Data khusus merupakan kelompok data yang terdapat dalam variabel penelitian. Yaitu
variabel independen adalah pelayanan posyandu balita dan variabel dependen adalah
tingkat kepuasan ibu balita. Variabel-variabel itu Hubungan Pelayanan Posyandu balita
Dengan Tingkat Kepuasan ibu balita Di Desa Darsono RT 2 RW 1 Wilayah Kerja
Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember serta hubungan antara kedua variabel tersebut.
Tabel 5.4 Deskripsi Hasil Pelayanan Posyandu Balita Menurut Responden Di Desa
Darsono RT 2 RW 1 Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember bulan Mei - Juli
2011
No. Jumlah Persentase (%)
Baik 30 63,8
Cukup 10 21,3
Kurang 7 14,9
Total 47 100
Tabel 5.5 Deskripsi Hasil Tingkat Kepuasan Balita Di Desa Darsono RT 2 RW 1 Wilayah
Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember bulan Mei - Juli 2011
Tabel 5.6 Tabel Kontingensi Antara Pelayanan Posyandu Balita Dengan Tingkat
Kepuasan Balita Di Desa Darsono RT 2 RW 1 Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa
Kabupaten Jember bulan Mei - Juli 2011
Tingkat Pelayanan Posyandu Balita Jumlah
Kepuasan Balita
Cukup (%) Baik (%)
Puas 2 2,08% 6 6,25% 8
Sangat Puas 30 31,25% 58 60,41% 88
Total 32 64 96
ABSTRACT
Problem of hypertension in the elderly is often found to be a major factor for coronary
disease. Elderly In Social Institution Puger Jember, there are number of elderly who suffer
from hypertension as much as 50%. Penatalaksaan hypertension in the elderly is essential
to lower blood pressure by pharmacological therapy and non-pharmacological therapy.
One of the non-pharmacological therapy in hypertension by using acupressure. The
purpose of the study was to determine differences in the level of blood pressure before and
after the act of acupressure in elderly hypertensive patients in PSLU Puger Jember. Pre-
experimental research design plan design with one group pretest-posttest design. The
population in this study as many as 70 people. The sampling technique used is random
sampling. According to the experimental sample size Roscoe number of sample members
10 s / d 20, then obtained a sample of 14 people. The results showed that prior to the act of
acupressure most respondents have a category of blood pressure levels as much as level 1
(64.3%). Most respondents after acupressure action has a category 1 level of blood
pressure levels as much (85.7%). Based on the analysis of matched pairs Wilcoxon test p
value = 0.083, p value (<0.05). It can be concluded that Ho accepted levels of blood
pressure before and after the action of acupressure are the same. Suggestions for further
research should be very familiar with the mechanism of implementation acupressure
meridian points are pressed to the right and lead to positive outcomes for the elderly.
(Depkes RI, 2007). Prevalensi hipertensi tercapai maka sirkulasi darah dalam
di Indonesia sebesar 26,5 persen, di Jawa tubuh akan lancar, juga dapat
Timur prevalensi hipertensi didapatkan merangsang keluarnya hormon
sebesar 26,2 persen dan di Jember jumlah endomorfin, yaitu hormon sejenis morfin
penderita hipertensi sebanyak 69.000 yang dihasilkan dari dalam tubuh untuk
kasus (RISKESDAS, 2013). Dampak memberikan rasa tenang (Hartono, 2012:
masalah hipertensi pada lanjut usia 63).
cenderung kearah penyakit degeneratif. Berdasarkan studi pendahuluan
Penyakit jantung iskemik, yang dilakukan di Panti Sosial Lanjut
serebrovaskuler atau penyakit pembuluh Usia Puger Kabupaten Jember, terdapat
darah otak yang menyebabkan kematian jumlah lanjut usia sebanyak 140 orang
urutan pertama, selain penyakit dari total lanjut usia dengan jumlah
neoplasma dan saluran pernafasan penderita hipertensi sebanyak 70 orang.
(Nugroho, 2008: 7). Sehingga perlu dilakukan penelitian
Seiring dengan bertambahnya usia untuk mengetahui perbedaan tekanan
juga akan meningkat tekanan darah, darah sebelum dan sesudah dilakukan
apabila seseorang mencapai puncaknya tindakan akupresur pada penderita
yaitu lansia terjadi pengkakuan pembuluh hipertensi lansia di Panti Sosial Lanjut
darah dan penurunan kelenturan Usia Puger Kabupaten Jember.
(complience) arteri yang mengakibatkan
peningkatan tekanan darah sesuai dengan METODE PENELITIAN
umur. Selain itu komplikasi yang Desain penelitian ini adalah
disebakan oleh hipertensi adalah penyakit komparatif dengan pendekatan Pra
jantung koroner, gagal ginjal, stroke dan Experiment Design. menggunakan One
penyakit pada pembuluh darah. Group Pretest-Posttest Design. Dalam
Penatalaksaan hipertensi pada lanjut usia desain ini terdapat pretest, sebelum diberi
sangatlah penting untuk menurunkan perlakuan. Populasi dalam penelitian ini
tekanan darah yaitu dengan terapi adalah semua lansia di PSLU Puger
farmakologi dan terapi non farmakologi. Kabupaten Jember yang menderita
Terapi farmakologi yang selama ini hipertensi, yaitu berjumlah 70 orang.
diberikan di Panti Sosial Lanjut Usia Tehnik pengambilan sampel pada
Puger Kabupaten Jember adalah penelitian ini menggunakan Probability
pemberian obat captopril. Efek samping Sampling. Tehnik Probability Sampling
dari pemberian terapi farmakologi adalah yang digunakan dalam penelitian ini
pusing, sakit kepala dan lemas. adalah Simple Random Sampling. Dalam
Sedangkan terapi nonfarmakologi yang penelitian ini pengambilan sampel
diberikan adalah senam setiap hari selasa dengan cara undian (lotre) dari jumlah 70
dan jum'at, pengajian setiap hari rabu, orang diambil 14 orang sample.
dan pemberian teh bunga rosella. Salah Kemuadian responden diberikan
satu terapi non farmakologi yang kini perlakuan akupresur selama 10 menit dan
sedang di kembangkan adalah dengan diulang selama 6 hari. Setelah itu
akupresur (Hartono, 2012: 3). responden dilakukan post test dengan
Akupresur merupakan terapi mengukur tekanan darah nya kembali
komplementer untuk menyeimbangkan Alat pengumpulan data untuk
sistem saraf dan sistem endokrin. Proses tindakan akupresur menggunakan
akupresur dalam menurunkan tekanan checklist observasi dan untuk tekanan
darah yaitu dengan menciptakan sensasi darah menggunakan alat
rasa (nyaman, pegal, panas, gatal, sfigmomanometer merek ABN yang
kesemutan, dan perih) pada saat hasilnya ditabulasikan pada lembar
diberikan terapi, apabila sensasi tersebut observasi.
Uji statisitik yang digunakan adalah Pairs dengan tingkat kepercayaan 95% (α
uji comparasi dua sampel bepasangan < 0,05).
menggunakan uji Wilcoxon Matched
HASIL
Data Umum
Data umum mengenai karakteristik responden meliputi jenis kelamin dan actor
herediter hipertensi,
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di UPT PSLU Puger
Kabupaten Jember Tahun 2014
No Jenis Frekuensi Prosentase
Kelamin (f) (%)
1 Laki Laki 3 21,4
2 Perempuan 11 78,6
Total 14 100
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Herediter di UPT PSLU Puger
Kabupaten Jember Tahun 2014
No Faktor Frekuensi Prosentase
Herediter (f) (%)
1 Ya 5 35,7
2 Tidak 9 64,3
Total 14 100
Data Khusus
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Tekanan Darah Sebelum Dilakukan Tindakan Akupresur di
UPT PSLU Puger Kabupaten Jember Tahun 2014
No Kategori Frekuensi (f) Prosentase (%)
1 Tingkat 1 9 64,3
2 Tingkat 2 4 28,6
3 Tingkat 3 1 7,1
Total 14 100
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Tekanan Darah Sesudah Dilakukan Tindakan Akupresur di
UPT PSLU Puger Kabupaten Jember Tahun 2014
No Kategori Frekuensi Prosentase
(f) (%)
1 Tingkat 1 12 85,7
2 Tingkat 2 1 7,1
3 Tingkat 3 1 7,1
Total 14 100
Tabel 5.5 Tabel Silang Tingkat Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Tindakan
Akupresur di UPTPSLU Puger Kabupaten Jember Tahun 2014
Dari hasil hitung manual menggunakan rumus Wilcoxon Matched Pairs didapatkan
hasil Z= -1,7320003.
Dari hasil uji SPSS menggunakan uji kondisi stress, baik curah jantung
comparasi dua sampel berpasangan yaitu maksimum dan denyut jantung
Wilcoxon Matched Pairs dengan nilai α = maksimum juga akan berkurang setiap
0,05 didapatkan nilai p = 0,083. tahun, sehingga perubahan yang terjadi
Berdasarkan nilai p tersebut lebih besar pada sisitem kardiovaskuler ini rentan
dari α = 0,05 maka dapat ditarik sekali pada lansia terjadi tekanan darah
kesimpulan Ho diterima, yang berarti tinggi (Fatimah, 2010: 4).
tidak ada perbedaan tingkat tekanan Tekanan darah akan naik dengan
darah sebelum dan sesudah dilakukan bertambahnya umur terutama setelah
tindakan akupresur. umur 40 tahun dimana lansia mengalami
perubahan struktural dan fungsional pada
PEMBAHASAN sistem pembuluh darah perifer meliputi
1. Tingkat Tekanan Darah Sebelum aterosklerosis, hilangnya elastisitas
Dilakukan Tindakan Akupresur jaringan ikat, dan penurunan dalam
Berdasarkan tabel 5.3 relaksasi otot polos pembuluh darah
menunjukkan bahwa sebagian besar sehingga terjadi penurunan curah jantung
responden sebelum dilakukan tindakan dan peningkatan tahanan perifer.
akupresur memiliki kategori tingkat Hipertensi pada lansia juga dipengaruhi
tekanan darah sistolik dan diastolik beberapa faktor predisposisi diantaranya
tingkat 1 sebanyak 9 responden (64,3%). jenis kelamin dimana laki-laki cenderung
Perubahan struktur jantung dan mengalami tekanan darah yang lebih
sistem vaskuler yang terjadi pada lansia tinggi dibandingkan dengan wanita
mengakibatkan penurunan kemampuan karena laki-laki memiliki gaya hidup
untuk berfungsi secara efisien. katup yang dapat meningkatkan tekananan
jantung menjadi lebih tebal dan kaku, darah. Selain itu, lansia yang mempunyai
jantung dan arteri kehilangan faktor herediter hipertensi tekanan
elastisitasnya. Timbunan kalsium dan darahnya lebih tinggi dibandingkan lansia
lemak berkumpul didalam dinding arteri, yang tidak mempunyai faktor herediter.
vena menjadi sangat berkelok-kelok. Faktor lain yang turut mempengaruhui
Meskipun fungsi dipertahankan dalam hipertensi pada lansia yaitu pola makan,
keadaan normal, tetapi sistem obesitas, stress, merokok, kurang
kardiovaskuler berkurang cadangannya, olahraga, konsumsi alkohol, konsumsi
dan kemampuannya dalam merespon garam yang berlebih dan kelebihan lemak
stress menurun. Curah jantung saat hal tersebut pula yang menyebabkan
istirahat (frekuensi jantung x volume lansia mengalami hipertensi.
sekuncup) menurun sekitar 1 persen per 2. Tekanan Darah Sesudah Dilakukan
tahun setelah usia 20 tahun. Dalam Tindakan Akupresur
ABSTRAK
Di UPT PSLU Bondowoso sebanyak 55,55% memiliki tidur buruk dan 44,44% tidurnya
baik. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemenuhan kebutuhan tidur terhadap
tingkat depresi lansia di UPT PSLU Bondowoso. Jenis penelitian korelasional dengan
rancangan obsevasional.Sampel penelitian sebanyak 74 lansia menggunakan teknik simpe
random sampling dengan maching usia: 1) 60-64; 2) 65-69; 3) 70-74; 4) 75-79; 5) 80-84;
5) 85-89, Dengan kriteria inklusi bersedia menjadi responden dan dapat diukur pemenuhan
kebutuhan tidur dan tingkat depresinya. Analisis menggunakan Spearman-rank corellation
dengan tingkat kemaknaan α <0,05.
Hasil penelitian pemenuhan kebutuhan tidur lansia di UPT PSLU Bondowoso periode
Mei-Juni 2014 adalahsebagian besar tidur baik dan buruk masing-masing 30 orang
(40,5%), dan sebagian kecil tidur sangat baik sebanyak 3 orang (4,1%). Sebagian besar
depresi sedang sebanyak 34 orang (45,9%), dan sebagian kecil tidak depresi dan berat
masing-masing sebanyak 4 orang (5,4%). Hasil uji Spearman-rank corellation terdapat
hubungan signifikan pemenuhan kebutuhan tidur terhadap tingkat depresi lansia di UPT
PSLU Bondowoso, dengan nilai 0,000 (p<0,05). Saran untuk perawat pelaksana harus
menjaga keduanya karena saling berkaitan sehingga dapat menjadi kegiatan preventif dari
masalah tersebut.
HASIL PENELITIAN
1. Usia
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Penyakit Fisik,
Lingkungan, Kelelahan, dan Asupan Makanan di UPT PSLU Bondowoso Bulan Mei-Juni
2014
No Usia (tahun) Frekuensi (orang) Persentase(%)
1 60-64 21 28,38
2 65-69 20 27,03
3 70-74 18 24,32
4 75-79 10 13,51
5 80-84 3 4,05
6 85-89 2 2,70
Total 74 100
No Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase(%)
1 Laki-laki 33 44,6
2 Perempuan 41 55,4
Total 74 100
No Penyakit Fisik Frekuensi (orang) Persentase(%)
1 Memiliki 7 9,5
2 Tidak 67 90,5
Total 74 100
No Lingkungan Frekuensi (orang) Persentase(%)
1 Bising 19 25,7
2 Tidak Bising 55 74,3
Total 74 100
No Kelelahan Frekuensi (orang) Persentase(%)
1 Ya 37 50
2 Tidak 37 50
Total 74 100
No Asupan Makanan Frekuensi (orang) Persentase(%)
1 Baik 74 100
2 Buruk 0 0
Total 74 100
Di dapatkan nilai uji Spearman-rank corellation yaitu 0,000 (p<0,05). Maka Ho ditolak,
artinya terdapat hubungan yang signifikan pemenuhan kebutuhan tidur terhadap tingkat
depresi lansia.
peningkatan jumlah tidur siang (Simson, terapi despiran mendukung teori bahwa
et all., 1996). Kebutuhan tidur setiap norepineprin berperan dalam
orang berbeda, lansia membutuhkan patofisiologi depresi. Selain itu aktivitas
waktu tidur 6-7 jam per hari (Hidayat, dopamine pada depresi adalah menurun.
2008). Jumlah tidur tidak berubah sesuai Penelitian genetik dan keluarga
bertambah usia. Akan tetapi kualitas tidur menunjukan bahwa angka resiko di
menjadi berubah pada kebanyakan lansia antara anggota keluarga tingkat pertama
(Bliwise, 1993 dalam Potter & Perry, dari individu yang menderita depresi
2005). Lansia sering mengeluh terbangun berat diperkirakan 2-3 kali dibandingkan
malam hari, memiliki waktu tidur kurang, dengan populasi umum. Menurut Freud
dan mengambil tidur siang lebih banyak dalam teori psikodinamika, penyebab
(Kryger et all., 2004). Sehubungan depresi adalah kehilangan obyek yang
dengan nilai pemenuhan kebutuhan tidur, dicintai (Kaplan, 2010). Stressor
lebih dari 50% sesuai dengan teori lansia lingkungan yang paling berhubungan
mengalami gangguan pemenuhan dengan onset episode depresi adalah
kebutuhan tidur dikarenakan faktor-faktor kehilangan pasangan (Kaplan, 2010).
yang mempengaruhi pemenuhan Sehubungan dengan nilai tingkat depresi
kebutuhan tidur tersebut. didapatkan lebih dari 90% mengalami
Hasil penelitian bahwa lansia depresi, sehingga peneliti dapat menarik
yang mengalami kelelahan dalam kesimpulan bahwa lansia pada umumnya
beraktifitas sebanyak 37 orang (50%), memang mengalami depresi yang
Seseorang yang kelelahan menengah disebabkan oleh faktor yang
(moderate) biasanya memperoleh tidur mempengaruhi depresi itu sendiri.
yang mengistirahatkan, khususnya jika Berdasarkan penelitian di
kelelahan adalah hasil dari kerja atau Yogyakarta, dari 61 responden 19 orang
latihan yang menyenangkan. Suatu (31,1%) adalah laki-laki dan 42 orang
kelelahan meningkatkan relaksasi. Akan (68,9%) perempuan. Pada responden
tetapi, kelelahan yang berlebihan yang laki-laki 5 orang (8,2%) mengalami
dihasilkan dari kerja yang meletihkan depresi, 14 orang (22,9%) tidak depresi, 5
atau penuh stres membuat sulit tidur orang (8,2%) mengalami insomnia dan
(Potter & Perry, 2005). Hal tersebut juga 14 orang (22,9%) tidak insomnia. Pada
dapat membuktikan lansia di UPT PSLU responden perempuan 17 orang (27,9%)
Bondowoso dipengaruhi oleh kelelahan. mengalami depresi, 25 orang (41%) tidak
2. Tingkat Depresi depresi, 5 orang (8,2%) mengalami
Dari penelitian Armi, dkk. depresi insomnia dan 22 orang (22,9%) tidak
pada lansia di kecamatan Mergangsan insomnia. Karena sebagian besar lansia di
Yogyakarta berjumlah 36,1%. UPT PLSU Bondowoso adalah
Berdasarkan penelitian di UPT PSLU perempuan sebanyak 41 orang (55,4%),
Bondowoso lansia bahwa sebagian besar maka tingkat depresi yang terjadi disana
lansia memiliki tingkat depresi sedang cukup besar hal ini sesuai dengan hasil
sebanyak 34 orang (45,9%), dan sebagian penelitian yang dilakukan oleh Smet
kecil lansia tidak depresi dan depresi (2004) dalam Utami (2008) menjelaskan
berat masing-masing sebanyak 4 orang bahwa wanita mempunyai resiko depresi
(5,4%). Penyebab depresi adalah faktor dua kali lebih besar dibanding dengan
biologi, genetik dan psikologis. Ketiga pria, sehingga depresi yang terjadi di
faktor tersebut salah satunya dapat UPT PSLU Bondowoso juga di
menyebabkan neurotransmitter yang pengaruhi dengan jenis kelamin.
terkait dengan patologi depresi, dan pada
pasien bunuh diri, beberapa pasien 3. Hubungan Pemenuhan Kebutuhan
memiliki serotonin yang rendah, pada Tidur terhadap Tingkat Depresi
ABSTRAK
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari
12 gr%. Pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan
menanggulangi anemia. Di Jawa Timur diperkirakan Ibu hamil yang anemia sebanyak
37,6%. Di Jember dari 55% ibu hamil yang mengidap anemia. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui gambaran faktor rendahnya konsumsi tablet fe ibu hamil trimester III di
Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Jenis penelitian adalah
deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III berjumlah 59 besar
sampel dalam penelitian ini adalah 37 orang dengan teknik sampling yang digunakan
adalah Purposive sampling. Data dianalis menggunakan komputer dengan Statistical
Product and Service Solution (SPSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor
rendahnya konsumsi tablet fe ibu Hamil Trimester III di Desa Kranjingan Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember dimungkinkan karena sebagain besar pendidikan ibu hamil
trimester III adalah SMP 23 (62.2%), melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 2 kali
15 (40.5%), dan tingkat pengetahuan ibu berada pada kategori cukup yaitu 22 (59.5%).
Faktor penyebab rendahnya konsumsi tablet fe pada ibu hamil trimester III disebabkan
karena pendidikan yang rendah, frekuensi pemeriksaan yang kurang dan pengetahuan yang
cukup tentang tablet fe. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa kecenderungan rendahnya
konsumsi tablet fe karena pendidikan, frekuensi pemeriksaan kehamilan dan pengetahuan.
Sehingga perlu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dengan mencari informasi kepada
petugas kesehatan atau media cetak dan elektronik, serta meningkatkan pemeriksaan
kehamilan.
Kabupaten Jember Puskesmas Gladak tablet fe ibu hamil trimester III di Desa
Pakem merupakan salah satu daerah Kranjingan Kecamatan Sumbersari
dengan tingkat konsumsi Tablet Fe paling Kabupaten Jember
rendah hanya mencapai 59.30% atau
sekitar 475 dari 801 jumlah ibu hamil. METODE PENELITIAN
Berdasarkan hasil survey yang Jenis penelitian ini menggunakan
dilakukan peneliti pada 11 ibu hamil metode deskriptif. Penelitian ini berusaha
trimester III pada bulan Juli 2014 untuk menggambarkan faktor rendahnya
diperoleh hasil bahwa 63.6% ibu tidak konsumsi tablet fe ibu hamil trimester III
tuntas dalam mengkonsumsi tablet fe, di desa Kranjingan kabuptaen Jember.
dan 36.4% tuntas. Ketuntasan ibu hamil Populasi dalam penelitian ini
trimester III dalam mengkonsumsi tablet adalah semua ibu hamil trimester III pada
fe dikarenakan mengetahui mengenai bulan tanggal 29 Juli 2014 di Desa
manfaat tablet fe bagi kehamilan. Kranjingan Kabupaten Jember yang
Sementara ibu yang tidak tuntas dalam dilakukan pada tiga Posyandu berjumlah
mengkonsumsi tablet fe disebabkan 37 orang. Sampel penelitian dalam
karena beberapa alasan seperti rasanya penelitian ini dengan kriteria inklusi
yang tidak enak, cenderung tidak sebagai berikut Ibu hamil trimester III,
mengetahui manfaatnya, menganggap mengisi kuesioner dengan lengkap,
tablet fe tidak penting bagi kehamilan domisili di Desa Keranjingan, bersedia
dan sebagainya. menjadi responden penelitian dan
Karena masalah anemia pada menandatangani informed consent.
anemia pada ibu hamil merupakan Teknik sampling yang digunakan oleh
masalah penting yang erat hubungannya penulis adalah sampling jenuh. Menurut
dengan masalah mortalitas maternal, Sugiyono (2008) sampling jenuh adalah
maka dianggap penting untuk pengambilan sampel dengan mengambil
dilakukannya suatu identifikasi mengenai seluruh anggota populasi.
gambaran faktor rendahnya konsumsi
HASIL
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui persentase dari
masing data penelitian. Adapun data yang tersaji adalah pendidikan ibu hamil trimester III,
pemeriksaan kehamilan ibu hamil trimester III, dan pengetahuan ibu hamil trimester III.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pendidikan ibu Hamil Trimester III di Desa Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
1 SD 4 10.8
2 SMP 23 62.2
3 SMA 9 24.3
4 Perguruan Tinggi 1 2.7
Jumlah 37 100
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan ibu Hamil Trimester III di
Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
No Pemeriksaan kehamilan Frekuensi Prosentase (%)
1 1 kali 7 18.9
2 2 kali 15 40.5
3 3 kali 8 21.6
4 4 kali 5 13.5
5 > 4 kali 2 5.4
Jumlah 37 100
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu Hamil Trimester III di Desa
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
No Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1 Baik 8 21.6
2 Cukup 22 59.5
3 Kurang 7 18.9
Jumlah 37 100
Istilah kunjungan tidak mengandung arti daripada perilaku yang tidak didasari
bahwa selalu ibu hamil yang datang ke pengetahuan.
fasilitas pelayanan, tetapi dapat juga Menurut Simanungkalit (2011),
sebaliknya yaitu ibu hamil yang perilaku seseorang atau masyarakat
dikunjungi petugas kesehatan dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
dirumahnya atau di posyandu. Ibu hamil ditentukan oleh pengetahuan, dan salah
tersebut harus sering dikunjungi jika satu faktor yang mempengaruhi
terdapat masalah, dan ia hendaknya pengetahuan salah satunya adalah
disarankan untuk menemui petugas pendidikan. Tidak dapat dipungkiri
kesehatan bilamana ia merasakan tanda- bahwa makin tinggi pendidikan
tanda bahaya atau jika ia khawatir. seseorang, makin mudah pula ia
Semakin sering frekuensi pemeriksaan menerima informasi, dan pada akhirnya,
kehamilan yang dilakukan ibu makin banyak pula pengetahuan yang
memungkinkan akan semakin banyak dimilikinya. Sebaliknya, jika tingkat
informasi berkaitan dengan masalah pendidikan seseorang rendah, itu akan
kehamilan yang dihadapi ibu. Keadaan menghambat perkembangan perilakunya
tersebut akan memotivasi ibu dalam terhadap penerimaan informasi dan nilai-
berperilaku sesuai dengan informasi yang nilai yang baru diperkenalkan.
diperoleh selama melakukan pemeriksaan Pengetahuan seseorang bisa diperoleh
kehamilan. Ibu yang mengetahui bahwa dari beragam cara seperti bertanya
dirinya diindikasikan anemia, maka ibu kepada petugas kesehatan, dari media
akan memiliki kecenderungan untuk cetak dan elektronik dan bisa dari
berupaya mengkonsumsi makanan yang pengalaman. Semakin baik pengetahuan
dapat mengurangi anemia. Informasi yang dimiliki seseorang tentang tablet fe
yang diperoleh ibu selama melakukan memungkinkan ibu akan semakin
pemeriksaan kehamilan akan menjadi termotivasai dalam mengkonsumsi tablet
dasar bagi ibu dalam berperilaku sesuai fe, hal ini ini disebabkan ibu telah
dengan yang disarankan dalam mengetahui mengenai manfaat tablet fe
pemeriksaan kehamilan. bagi kehamilan ataupun masalah dalam
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kehamilannya. Sehingga perilaku
sebagain besar tingkat pengetahuan ibu merupakan manifestasi dalam segala
berada pada kategori cukup yaitu 22 yang diketahuinya.
(59.5%). Pengetahuan Ibu Hamil
trimester III tentang tablet fe merupakan KESIMPULAN
segala sesuatu yang diketahui ibu terkait 1. Faktor rendahnya konsumsi tablet fe
dengan tablet fe. ibu Hamil Trimester III di Desa
Menurut Notoadmodjo (2002) Kranjingan Kecamatan Sumbersari
pengetahuan adalah merupakan hasil Kabupaten Jember dimungkinkan
tahu, hal ini setelah orang melakukan karena sebagain besar pendidikan ibu
penginderaan terhadap suatu obyek hamil trimester III adalah SMP 23
tertentu. Pengetahuan ibu dapat (62.2%).
diperoleh dari beberapa faktor baik 2. Faktor rendahnya konsumsi tablet fe
formal seperti pendidikan yang didapat ibu Hamil Trimester III di Desa
di sekolah maupun non formal. Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Pengetahuan merupakan faktor yang Kabupaten Jember dimungkinkan
penting untuk terbentuknya tindakan karena sebagain ibu hamil trimester
seseorang. Hal ini dikuatkan oleh III melakukan pemeriksaan
Notoadmodjo, (2002). mengungkaplan kehamilan sebanyak 2 kali 15
bahwa perilaku yang didasari oleh (40.5%).
pengetahuan akan lebih langgeng
ABSTRACT
One of the cause of morbidity, maternal and fetal mortality is preeclampsia [PE] which, according
to the WHO range between 0.51% - 38.4%. In the eastern Java at 34.71% of pregnant women die
from preeclampsia / eclampsia. In Kalisat health centers are 248 cases of high risk pregnant
women and 35 cases with preeclampsia / eclampsia (7.44%), the purpose of this study is to
describe the factor in preeclampsia / eclampsia in health center of Kalisat Jember regency. This
type of research is descriptive. The populations in this study were 35 pregnant women with the
sampling technique used is the total sampling. Data were analyzed using frequency tables using
statistical product and service solution (SPSS). The results of this study indicated that the factors
cause preeclampsia / eclampsia in health center of Kalisat Jember regency based mostly maternal
age <20 or> 35 years 22 (62.9%), had children 1-2 is 22 (62.9%), had a history of hypertension 20
(57.1%), had over weight body is 23 (65.7), not because of a history of diabetes mellitus is 4
(11.4%), and not because of pregnancy gemeli is 1 (2.9%). The conclusion of this study is the trend
factor in preeclampsia / eclampsia in health center of Kalisat Jember regency is overweight so it is
necessary for balancing input and output of energy / calories.
2012 disebabkan oleh umur ibu lebih dari yang lebih fatal. Pemeriksaan tekanan
35 tahun 64,4% sisanya 35,6% usia 20-30 darah harus dilakukan dengan seksama,
tahun, memiliki paritas primigravida dan usahakan dilakukan oleh orang yang
69,5%, frekuensi kehamilan kurang dari sama misalnya bidan atau dokter.
4 kali sebesar 30,5%. Preeklampsia disebut sebagai “the
Banyak faktor yang menyebabkan disease of theoris”. Skrining untuk
meningkatnya insiden preeklamsia pada deteksi dini preeklampsia pada ibu hamil
ibu hamil. Faktor risiko yang dapat dilakukan pemeriksaan dengan cara:
meningkatkan insiden preeklampsia anamnese untuk menanyakan keluhan
antara lain molahidatidosa, nulipara, usia utama atau keluhan yang dirasakan saat
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 ini, kemudian ditanyakan seluruh riwayat
tahun, janin lebih dari satu, multipara, kesehatan yang lalu dan sekarang
hipertensi kronis, diabetes mellitus atau termasuk pemeriksaan ginekologi dan
penyakit ginjal. Preeklampsia/ eklampsia obstetri. Pemeriksaan lengkap yakni
dipengaruhi juga oleh paritas, genetik dan pemeriksaan yang dilakukan untuk
faktor lingkungan (Cunningham, 1995). meninjau apakah kondisi fisik ibu hamil
Sumber lain mengatakan penyebab ada masalah atau tidak dan dilakukan
terjadinya preeklampsia tidak hanya secara komprehensif atau lengkap dan
disebabkan oleh satu faktor saja, detail dilakukan secara head to toe (dari
melainkan banyak faktor yang kepala ke kaki) serta dilakukan
menyebabkan terjadinya preeklampsia pemeriksaan penunjang yang diperlukan,
dan eklampsia (multiple causation). seperti laboratorium, pemeriksaan
Diabetes melitus, mola hidatidosa, radiologi (Rukiyah, 2011). Dalam
kehamilan ganda, umur lebih dari 35 pengelolaan dini hipertensi pada
tahun dan obesitas merupakan faktor kehamilan, bidan menemukan secara dini
predisposisi untuk terjadinya setiap kenaikan tekanan darah pada
preeklampsia (Trijatmo, 2007). kehamilan dan mengenali tanda serta
Begitu seriusnya masalah gejala preeklampsia lainnya, serta
preeklampsia/eklampsia jika tidak segera mengambil tindakan yang tepat dan
ditangani akan menyebabkan kejang dan merujuknya (Meilani, 2009).
menurunnya kesadaran sampai koma.
Untuk mengatasinya, ibu hamil harus METODE PENELITIAN
memeriksakan kehamilan secara teratur
Jenis penelitian adalah macam-
dan lebih ketat. Laksanakan nasehat
macam metode yang digunakan dalam
dokter/bidan yang menangani agar
penelitian kesehatan. Jenis penelitian ini
keluhan penyakit ini dapat ditangani
adalah jenis kuantitatif. Desain pada
secepatnya. Sebagai informasi, AKI
penelitian ini dilakukan secara deskriptif
akibat preeklampsia/eklampsia masih
dengan menggunakan pendekatan
tinggi terutama di Negara yang sedang
retrospektif. Rancangan penelitian
berkembang (Mellyna, 2001)
retrospektif.
Menurut Manuaba (2008),
pencegahan preeklampsia yaitu
bagaimana penyakit ini dapat dideteksi
sedini mungkin. Deteksi dini didapatkan
dari pemeriksaan tekanan darah secara
rutin pada saat pemeriksaan kehamilan
(antenatal care). Karena itu, pemeriksaan
kehamilan rutin mutlak dilakukan agar
preeklampsia dapat terdeteksi cepat untuk
meminimalisir kemungkinan komplikasi
HASIL PENELITIAN
Data Umum
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pendidikan ibu hamil yang menderita preeklamsia/eklampsia di
Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember Tahun 2013
No Pendidikan Frek Persentase
(%)
1 Dasar 14 40.0
2 Menengah 16 45.7
3 Tinggi 5 14.3
Jumlah 35 100
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan ibu hamil yang menderita preeklamsia/ eklampsia di
Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember Tahun 2013
No Pekerjaan Frek Pers(%)
1 Bekerja 14 40.0
2 Tidak Bekerja / IRT 21 60.0
Jumlah 35 100
Data Khusus
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Usia ibu hamil yang menderita preeklamsia/ eklampsia di
Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember Tahun 2013
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Paritas ibu hamil yang menderita preeklamsia/eklampsia di
Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember Tahun 2013
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Riwayat Hipertensi ibu hamil yang menderita preeklamsia/
eklampsia di Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember Tahun 2013
Riwayat
No Frek Pers(%)
Hipertensi
1 Ya 20 57.1
2 Tidak 15 42.9
Jumlah 35 100
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berat Badan ibu hamil yang menderita preeklamsia/eklampsia di
Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember Tahun 2013
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Riwayat Diabetes Mellitus ibu hamil yang menderita
preeklamsia/eklampsia di Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember Tahun 2013
Riwayat
No Diabetes Frek Pers (%)
Mellitus
1 Ya 4 11.4
2 Tidak 31 88.6
Jumlah 35 100
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Kehamilan Gemeli ibu di Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember
Tahun 2013
Kehamilan
No Frek Pers (%)
Gemeli
1 Ya 1 2.9
2 Tidak 34 97.1
Jumlah 35 100
wanita penderita tekanan darahnya tinggi Pola hidup yang tidak seimbang
setelah kehamilan 30 minggu tanpa dari makanan yang dikonsumsi dengan
disertai gejala lain. Kira-kira 20% energi yanmg dibutuhkan untuk
menunjukkan kenaikan yang lebih beraktifitas akan menyebabkan berat
mencolok dan dapat disertai satu gejala badan menjadi naik atau bertambah
preeklampsia atau lebih, seperti edema, sehingga dapat menyebabkan obesitas,
proteinuria, nyeri kepala, nyeri sehingga dapat menyebabkan
epigastrium, muntah, gangguan visus penyempitan pembuluh darah yang
(Supperimposed preeklampsia ), bahkan dapat menyebabkan kerja jantung
dapat timbul eklampsia dan perdarahan menjadi berat dan dapat menyebabkan
otak. preeklamsia ringan. Pola makan sehat
Identifikasi Faktor Penyebab akan menurunkan dan mempertahankan
Preeklamsia/Eklampsia berdasarkan berat badan menjadi ideal, sehingga
Berat Badan dianjurkan untuk menyeimbangkan
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui asupan kalori dengan kebutuhan energi
bahwa sebagain besar ibu memiliki total dengan membatasi konsumsi
kenaikan berat badan lebih dari normal makanan yang mengandung kalori
(lebih dari 15,75 kg) saat hamil yaitu 23 tinggi dan atau makanan yang
(65.7%). Hal ini mengindikasikan bahwa kandungan gula dan lemaknya tinggi
terjadinya preeklamsia pada ibu di agar tidak terjadi preeklampsia ringan.
Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember Disamping itu, agar melakukan
Tahun 2013 dimungkinkan karena faktor aktifitas fisik yang cukup untuk
berat badan ibu mencapai kebugaran jasmani yang baik
Menurut Sunita (2002) obesitas dengan menyeimbangkan pengeluaran
akan menyebabkan pergeseran pembuluh dan pemasukan energi/kalori.
darah yang diikuti dengan rusaknya Identifikasi Faktor Penyebab
dinding pembuluh darah. Pinggir- Preeklamsia/Eklampsia berdasarkan
pinggir pembuluh darah menjadi tidak Diabetes Mellitus
rata akibat tekanan darah yang tinggi. Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa
Akibatnya berbagai zat yang terlarut sebagain besar ibu tidak memiliki riwayat
dalam darah (kolesterol dan kalsium) diabetes mellitus yaitu 31 (88.6%). Hal
akan mengendap pada dinding ini mengindikasikan bahwa terjadinya
pembuluh darah, sehingga terjadi preeklamsia pada ibu di Puskesmas
penyempitan pembuluh darah yang Kalisat Kabupaten Jember Tahun 2013
dapat menyebabkan kerja jantung dimungkinkan bukan karena faktor
menjadi berat dan dapat menyebabkan riwayat diabetes mellitus
preeklamsia ringan. Hasil penelitian ini tidak sesuai
Pendapat senada juga dengan pendapat Cunningham (2005),
disampaikan oleh Soemilah, (2000) orang bahwa penyakit diabetes mellitus terjadi
dengan obesitas akan mudah terkena peningkatan substansial risiko pada ibu
hipertensi 10 kali lebih besar. Wanita dan janin. Risiko pada ibu mencakup
dengan obesitas pada usia 30 tahunan kerusakan retina, ginjal, dan jantung,
mempunyai resiko terserang hipertensi 7x infeksi saluran kemih, ketoasidosis
lipat dibandingkan wanita langsing diabetes, dan seksio sesarea. Hipertensi
pada usia yang sama. Dan pada sering dijumpai dan wanita diabetes
penyelidikan dibuktikan bahwa curah dengan penyakit ginjal sehingga beresiko
jantug dan volume darah sirkulasi pasien tinggi mengalami preeklampsia. Pendapat
obesitas dengan hipertensi lebih tinggi ini juga diperkuat oleh Saifudin (2009),
dibandingkan dengan penderita bahwa diabetes mellitus gestasional
hipertensi yang berat badannya normal. merupakan gangguan metabolisme pada
Herlidian Putri*
*Dosen Prodi D III Kebidanan STIKES dr. Soebandi Jember
ABSTRAK
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum
mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr. Salah satu jenis abortus adalah
abortus inkomplit. jumlah pasien abortus inkomplit di RSD Kalisat januari- februari 2014 yatu
146. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan umur, pendidikan, paritas dan penyakit
penyerta dengan terjadinya abortus inkomplet di Instalasi Rawat inap kebidanan RSD Kalisat
Jember tahun 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan retrospektif. Sampel pada penelitian
ini adalah ibu yang mengalami abortus inkomplit yang dirawat di ruang kebidananan RSD Kalisat
Jember tahun 2014 yang tercatat di rekam medikdengan sampel sebanyak 107. Analisis
menggunakan Chi-Square. Dari analisis hubungan umur dengan abortus inkomplit didapatkan
nilai signifikansi 0,004<0,05, hubungan pendidikan dengan abortus inkomplit nilai signifikansi
0,000<0,05, hubungan paritas dengan abortus inkomplit nilai signifikansi 0,000<0,05, hubungan
penyakit penyerta dengan abortus inkomplit nilai signifikansi 0,000<0,05, sehingga terdapat
hubungan antara umur dengan abortus inkomplit, pendidikan dengan abortus inkomplit, paritas
dengan abortus inkomplit, penyakit penyerta dengan abortus inkomplit di Instalasi Rawat Inap
Kebidanan RSD Kalisat Jember 2014. Diharapkan ibu memperhatikan pentingnya status umur,
pendidikan, paritas, penyakit penyerta pada saat hamil.
lingkungan, dan kelainan perkembangan . hubungan antara usia ibu dengan kejadian
Penyakit infeksi akut dapat menimbulkan abortus tetapi tidak didapatkan hubungan
gugurnya kehamilan hingga terjadi antara paritas dengan kejadian abortus,
abortus atau partus prematurus. Anemia pada penelitian tersebut hanya dibuktikan
yang diderita oleh ibu dapat menjadi bahwa paritas hanya sebagai faktor risiko
salah satu penyebab terjadinya abortus. saja.
Hal ini terjadi karena berkurangnya kadar Berdasarkan studi pendahuluan
hemoglobin (Hb) maka akan yang dilakukan penulis didapatkan
mempengaruhi sirkulasi jaringan pada jumlah kejadian abortus di RSD Kalisat
ibu dan bayi, dimana fungsi dari Jember yang terbanyak adalah abortus
hemoglobin adalah mengikat oksigen. inkomplit . jumlah pasien abortus
Kelainan endokrin pada ibu juga dapat inkomplit di RSD Kalisat januari-
menyebabkan abortus. Beberapa faktor februari 2014 yatu 146. Berdasarkan
yang merupakan penyebab terjadinya studi pendahuluan yang penyebab abortus
abortus adalah (Nugroho, 2010) Faktor inkomplit yang sering adalah dari faktor
usia ibu saat hamil dan jumlah kehamilan maternal, yaitu: umur, pendidikan,
(paritas) ikut berkontribusi dalam paritas, penyakit yang menyertai.
penyebab kejadian abortus. Frekuensi Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
abortus yang secara klinis terdeteksi ingin menganalisa faktor – faktor yang
meningkat dari 12% pada wanita berusia menyebabkan terjadinya abortus
kurang dari 20 tahun menjadi 26% pada inkomplit di RSD Kalisat Jember. Tujuan
mereka yang usianya lebih dari 40 tahun, penelitian ini adalah mengetahui
abortus juga sering terjadi pada wanita hubungan umur, pendidikan, paritas dan
berusia 30 tahun. Kejadian abortus sulit penyakit penyerta dengan terjadinya
diketahui karena sebagian besar tidak abortus inkomplet di Instalasi Rawat inap
dilaporkan dan banyak dilakukan atas kebidanan RSD Kalisat Jember tahun
permintaan, keguguran spontan 2014.
diperkirakan sebesar 10%- 15%. Faktor
imunologis yang dikaitkan dengan METODE PENELITIAN
kejadian abortus adalah faktor autoimun
(imunitas terhadap tubuh sendiri) dan Penelitian ini menggunakan
faktor aloimun (imunitas terhadap orang pendekatan retrospektif. Populasi pada
lain). (Manuaba, 2003) penelitian ini adalah seluruh ibu yang
Salah satu kategori dari abortus mengalami abortus inkompletus yang
spontan adalah abortus inkompletus. dirawat di RSD Kalisat Jember bulan
Abortus inkompletus adalah keluarnya Januari – Desember 2014 sebanyak 146.
sebagian hasil konsepsi dan sebagian Sampel pada penelitian ini adalah ibu
lainnya (biasanya jaringan plasenta) yang mengalami abortus inkomplit yang
masih tertinggal di dalam rahim. dirawat di ruang kebidananan RSD
(Saifudin, 2006) Kalisat Jember tahun 2014 yang tercatat
Penelitian sebelumnya yang di rekam medik sebanyak 107 dengan
dilakukan oleh Marito Yani Panggabean proporsional random sampling.
di RS Haji Medan pada Januari 2008 – Variabel bebas dalam penelitian
April 2010 menunjukkan bahwa tidak ada ini adalah umur, pendidikan, paritas,
hubungan antara usia ibu, paritas dan penyakit penyerta, dan variabel terikat
riwayat penyakit ibu dengan kejadian adalah abortus inkomplit. Analisis data
abortus inkompletus. Namun penelitian mencangkup univariat dan bivariat
yang dilakukan oleh Firman Gustina pada Analisis data mencakup analisis
RSUD Soreang Bandung tahun 2008- univariat dan analisis bivariat. Analisis
2010 didapatkan hasil bahwa terdapat Univariat data yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data yang dapat disajikan
JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 3 No. 1 186
Hubungan Umur, Pendidikan, Paritas……………..……….…………..……………Herlidian Putri, Hal. 185-192
kesehatan telah tersedia namun belum merupakan paritas paling aman ditinjau
tentu mereka mau menggunakannya. dari sudut kematian maternal dan
Selain itu pernyataan tersebut neonatal. Sedangkan paritas 1 dan >4
sesuai dengan pernyataan yang merupakan paritas yang memerlukan
dikemukakan Notoatmodjo (1993), yaitu suatu pengawasan kehamilan dan proses
tingkat pendidikan akan mempengaruhi persalinan yang memadai. Sesuai dengan
seseorang dalam bertingkah laku hidup pernyataan berdasarkan karakteristik
sehat, semakin tinggi tingkat pendidikan untuk ibu paritas yang tinggi juga
maka akan semakin baik dalam kemungkinan mempunyai riwayat
bertingkah laku hidup sehat, tetapi obstetri, seperti riwayat persalinan <
sebaliknya semakin rendah tingkat bulan, riwayat abortus atau primi tua.
pendidikan seseorang maka akan semakin Paritas tinggi kemungkinan yang lebih
kurang baik dalam bertingkah laku hidup besar terjadi gangguan involusi karena
sehat.Hal ini sesuai dengan hasil kontraksi uterus yang kurang maksimal.
penelitian bahwa responden yang Riwayat obstetri ini dapat meningkatkan
mengalami abortus tingkat pendidikannya angka kematian dan morbiditas ibu dan
yang pling banyak adalah pendidikan bayi (Rachmat, 2009).
dasar yaitu SD dan SMP. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Cunningham et al
6.3 Hubungan paritas dengan (2009), bahwa resiko abortus semakin
Kejadian abortus inkomplit di meningkat dengan bertambahnya paritas.
Instalasi Rawat Inap Kebidanan Pada kehamilan, rahim ibu akan teregang
RSD Kalisat Jember 2014. oleh adanya janin dan bila terlalu sering
Paritas tinggi atau melahirkan, rahim akan semakin lemah
grandemultipara mempunyai komplikasi sehingga rentan dan beresiko untuk
persalinan yang tinggi, karena semakin terjadinya keguguran. Bila ibu telah
sering wanita mengalami persalinan, melahirkan 4 orang anak atau lebih, maka
terjadi penurunan fungsi reproduksi otot- harus waspada adanya gangguan
otot uterus lebih regang sehingga kehamilan, persalinan dan nifas. Pada
kontraksi uterus menjadi lemah dan penelitian lain yang dilakukan oleh
vaskularisasi akan berkurang atau terjadi Lukitasari (2010) di RS H.M Ryacudu
perubahan atrofi pada desidua akibat Kotabumi Lampun Utara menunjukkan
yang lalu sehingga akan merugikan adanya hubungan signifikan antara
kesehatan ibu dan perkembangan janin, frekuensi prsalinan dengan kejadian
lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian abortus.
maternal, resiko pada paritas tinggi dapat
dikurangi atau dicegah dengan keluarga 6.4 Hubungan penyakit penyerta
berencana. Sebagian kehamilan dapat dengan Kejadian abortus
dicegah dengan keluarga berencana. inkomplit di Instalasi Rawat Inap
Sebagian kehamilan pada paritas tinggi Kebidanan RSD Kalisat Jember
adalah tidak direncanakan. 2014.
(Wiknjosastro, 2002). Saat ibu sedang hamil kebutuhan
Berdasarkan paritas institute of akan oksigen dan zat-zat makananakan
medicine (1990) menyatakan bahwa ibu- bertambah, karena itu merupakan
ibu dengan paritas tinggi (melahirkan keperluan untuk janinnya yang harus
lebih dari 3x) cenderung mengalami dipenuhi melalui darah ibu. Status
komplikasi dalam kehamilan yang kesehatan ibu sebelum/ pada saat hamil
akhirnya berpengaruh pada hasil berpengaruh besar terhadap kemampuan
persalinan terutama juga pada nulipara ibu dalam menghadapi komplikasi. Status
yang berumur belasan tahun. Paritas 2-3 kesehatan meliputi: status gizi, penyakit
Jurnal hanya menerima naskah asli yang belum diterbitkan di dalam maupun di luar negeri.
Naskah dapat berupa hasil penelitian, konsep-konsep pemikiran inovatif hasil tinjauan pustaka
yang bermanfaat untuk menunjang kemajuan ilmu, pendidikan dan praktik ilmu kesehatran secara
profesional. Naskah ditulis dalam bahasa indonesia atau bahasa inggris dalam bentuk narasi dengan
gaya bahasa yang efekfif dan akademis. Naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut
sistematika sebagai berikut :
1. Judul, menggambarkan isi pokok tulisan secara ringkas dan jelas, ditulis dalam bahasa
indonesia dan bahasa inggris. Penulis diharapkan mencantumkan judul ringkas dengan
susunan 40 karakter/ketukan beserta nama penulis utama yang akan dituliskan sebagai
judul pelari (running title).
2. Nama penulis, tanpa gelar disertai catatan kaki tentang instansi tempat penulis bekerja.
Jumlah penulis yang tertera dalam artikel minimal 2 orang, maksimal 4 orang.
3. Alamat, berupa instansi tempat penulis bekerja dilengkapi dengan alamat pos lengkap
dan alamat email (untuk penulis korespondensi)
4. Abstrak, ditulis dalam bahasa inggris, minimal 100 kata dan merupakan intisari seluruh
tulisan, meliputi : masalah, tujuan, metode, hasil dan simpulan (IMRAD: introduction,
mMethod, Result, Analysis, Discussion). An=bstrak ditulis dengankalimat penuh.
Dibawah abstrak disertakan 3-5 kata-kata kunci (key words).
5. Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan
penelitian dan harapan untuk waktu yang akan datang. Panjang tidak akan lebih dari 2
halaman ketik.
6. Bahan dan metode, berisi penjelasan tentang bahan-bahan dan alat yang digunakan,
waktu, tempat, tehnik dan rancangan percobaan. Metode harus dijelaskan selengkap
mungkin agar peneliti lain dapat melakukan uji coba ulang. Acuan (kepustakaan)
diberikan pada metode yang kurang jelas.
7. Hasil, dikemukakan dengan jelas dalam bentuk narasi dan data yang dimasukkan
berkaitan dengan tujuan penelitian, bila perlu disertai dengan ilustrasi (lukisan,
gambar, grafik, diagram), tabel atau foto yang mendukung data, sederhana dan tidak
terlalu besar. Hasil yang telah dijelaskan dengan tabel atau ilustrasi tidak perlu
dijelaskan panjang lebar dalam teks.
8. Pembahasan, minimal 800 kata yang menerangkan arti hasil penelitian yang meliputi :
fakta, teori, dan opini.
9. Simpulan, berupa kesimpulan hasil penelitian dalam bentuk narasi yang mengacu pada
tujuan penelitian.
10. Kepustakaan, referensi yang ditulis dalam teks harus diikuti nama penulis dan tahun
penerbitan. Referensi yang digunakan 80% diantaranya diantaranya adalah artikel-
artikel ilmiah yang berasal dari jurnal. Kepustakaan disusun menurut Harvard System
sebagai berikut :
1. Jurnal : Nursalam, Haryanto, & I Ketut Dira, 2006, “The Effect Of Kegel
Management Of Urine Elimination Problems For Elderly”. Folia Medika
Indonesiana, Vol. 42 No. 2 Hal. : 102-106
2. Buku : Smelzer & Suzane C, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner And Suddart. Edisi 8. EGC; Jakarta
3. Tesis/desertasi : Yuwanto. Mahmud Ady, 2009. Pengaruh Masasse Plexus
Sacralis Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pasien Posr Partum Normal Di
Naskah yang dikirim ke redaksi hendaknya diketik dalam CD, disertai cetakan sebanyak 2
eksemplar pada kertas HVS dengan program microsoft office word, ukuran A4 (210x279 mm)
dengan jarak 1 spasi, font 12 pts, jenis huruf Times New Roman, panjang tulisan berkisar antara
15-20 halaman (1 kolom) atau 5-8 halaman (2 kolom), batas kertas 3 cm dari tepi kiri, 2,5 cm dari
tepi bawah, kanan dan atas. Pengiriman file juga dapat dilakukan sebagai attachment e-mail ke
alamat : jurnalsoebandi@gmail.com.
Naskah akan diedit oleh dewan redaksi tanpa mengubah isinya unttuk disesuaikan dengan
format penulisan yang telah ditetapkan oleh Jurnal dr. Soebandi. Naskah yang telah diterima
beserta semua ilustrasi yang menyertainya menjadi milik sah penerbit. Semua data, pendapat atau
pertanyaan yang terdapat pada naskah merupakan tanggung jawab dari penulis. Penerbit, dewan
redaksi dan seluruh staf Jurnal dr. Soebandi tidak bertanggung jawab atau tidak bersedia menerima
kesulitan maupun masalah apapun sehubungan dengan plagiatisme, konsekuensi dari
ketidakakuratan, kesalahan data, pendapat maupun pertanyaan tersebut.
PENDAHULUAN PEMBAHASAN
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxx xxxxxxxxxxxxx
HASIL KEPUSTAKAAN
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxx (lihat tabel 1.1)
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xx (lihat gambar 1.1)
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxx
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxx