Skabies
Disusun Oleh:
Eva Yuliana Choandra
11-2015-383
Pembimbing:
dr. Nirmawati Sp.KK
I. PENDAHULUAN
Skabies merupakan penyakit kulit menular akibat infestasi tungau Sarcoptes
scabiei var hominis (S. scabiei) yang membentuk terowongan pada lapisan stratum
korneum dan stratum granulosum pejamu. S. scabiei termasuk parasit obligat pada
manusia. Skabies menjadi masalah yang umum di dunia, mengenai hampir semua
golongan usia, ras, dan kelompok sosial ekonomi. Kelompok sosial ekonomi rendah
lebih rentan terkena penyakit ini (Stone et al., 2008 ).
Diperkirakan lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia terkena skabies.
Prevalensi cenderung lebih tinggi di daerah perkotaan terutama di daerah yang padat
penduduk. Skabies mengenai semua kelas sosial ekonomi, perempuan dan anak-anak
mengalami prevalensi lebih tinggi. Prevalensi meningkat di daerah perkotaan dan
padat penduduk. Pada musim dingin prevalensi juga cenderung lebih meningkat
dibandingkan musim panas (Stone et al., 2008). Di Brazil Amerika Selatan prevalensi
skabies mencapai 18 % (Strina et al., 2013), di Benin Afrika Barat 28,33 % (Salifou et
al., 2013), di kota Enugu Nigeria 13,55 % (Emodiet al., 2013), di Pulau Pinang
Malaysia 31 % (Zayyid et al., 2013).
Di indonesia prevalensi skabies masih cukup tinggi. Menurut Departemen
Kesehatan RI 2008 prevalensi skabies di Indonesia sebesar 5,60-12,95 % dan skabies
menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit. Tiyakusuma dalam penelitiannya di
Pondok Pesantren As-Salam Surakarta, menemukan prevalensi skabies 56,67 % pada
tahun 2010.
Riwayat Keluarga
Ayah pasien mengalami hal serupa. Tidak ada riwayat penyakit tertentu seperti
diabetes mellitus dan hipertensi.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Distribusi : Generalisata
Lokasi : Regio Penis, Regio abdomen, Regio Kubiti dextra dan sinistra, Regio
palmar dextra dan sinistra, Regio interdigitalis dextra dan sinistra.
Permukaan : papul eritema multiple, bentuk bulat, berbatas tegas
Lokasi Efloresensi Gambar
Regio Kubiti dextra dan Papul eritema multiple,
sinistra
bentuk bulat, berbatas tegas
Tidak dilakukan
DIAGNOSIS KERJA
- Skabies dengan infeksi sekunder
DIAGNOSIS BANDING
- Prurigo hebra
- Pedikulosis korporis
- Dermatitis
RESUME
-
Pasien, laki-laki, 16 tahun, datang ke poliklinik RSUS dengan keluhan bintil-bintil
yang terasa gatal terutama pada sela jari kedua tangan, kedua lipat siku, kedua lutut, dan
perut sejak 3 bulan SMRS. Bintil kemerahan sebesar ujung jarum pentul dirasakan berawal
dari sela jari tangan kanan kemudian semakin banyak dan meluas ke telapak tangan, lipat
siku dan sela jari tangan kiri, perut, dan kedua lutut. Pasien juga mengaku ada bintil
kemerahan yang serupa pada penis. Keluhan gatal dirasakan sepanjang hari dan semakin
hebat terutama pada malam hari sehingga membuat pasien menggaruk kulit hingga timbul
luka akibat garukan dan mengeluarkan nanah. Demam dialami pasien selama 2 hari, 3
minggu SMRS.
-
Pasien tinggal di pesantren bersama teman-temannya dan mengaku bahwa separuh
dari teman kamarnya juga mengalami hal serupa. Selama 1 bulan terakhir ini saat libur
lebaran, pasien kembali ke rumah dan mengaku bahwa ayahnya juga mulai mengalami hal
serupa.
-
Berdasarkan status dermatologis, terdapat papul eritema multipel, bentuk bulat,
berbatas tegas, pustul, ekskoriasi, krusta pada regio interdigitalis, palmar, dan kubitus
dekstra sinistra, abdomen, vertebralis, penis, serta patelaris dekstra sinistra.
TATALAKSANA
Edukasi:
PROGNOSIS
- Ad vitam : ad bonam
- Ad functionam : ad bonam
- Ad sanationam : ad bonam
III. PEMBAHASAN
Definisi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan sensitisasi
3
terhadap terhadap Sarcoptes scabei var. hominis dan produknya.
Etiologi
Sarcoptes scabiei var hominis berkembangbiak hanya pada kulit manusia.
Sarcoptes scabiei merupakan Arthropoda yang masuk ke dalam kelas Arachnida, sub kelas
Acari (Acarina), ordo Astigmata dan famili Sarcoptidae. Sarcoptes scabiei merupakan
tungau putih, kecil, transparan, berbentuk bulat agak lonjong, punggungnya cembung dan
bagian perutnya rata. Tungau betina besarnya 2 kali daripada yang jantan. Adapun jenis
Sarcoptes scabei var. animalis yang kadang-kadang bisa menulari manusia terutama bagi
1,3,4
yang memelihara hewan peliharaan seperti anjing
1
Gambar 1. Morfologi Sarcoptes scabei.
Cara Penularan
Penularan skabies pada manusia dapat melalui kontak langsung dengan penderita
(kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual.
Penularan skabies pada manusia juga dapat secara tidak langsung melalui pakaian, handuk,
sprai dan barang-barang lainnya yang pernah digunakan oleh penderita. Jumlah rata-rata
tungau pada awal infestasi adalah sekitar lima sampai sepuluh ekor. Tungau S. scabiei
1,3,8
hidup dari sampel debu penderita, lantai, furniture dan tempat tidur.
Klasifikasi
Patogenesis
Setelah terjadi perkawinan (kopulasi) biasanya tungau jantan akan mati, namun
kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh
betina. Setelah tungau betina dibuahi, tungau ini akan membentuk terowongan pada kulit
sampai perbatasan stratum korneum dan stratum granulosum dengan panjangnya 2-3 mm
perhari serta bertelur sepanjang terowongan sampai sebanyak 2 atau 4 butir sampai sehari
mencapai 40-50 butir. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva
yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva tersebut sebagian ada yang tetap tinggal dalam
terowongan dan ada yang keluar dari permukaan kulit, kemudian setelah 2-3 hari masuk ke
stadium nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina dengan 4 pasang kaki. Waktu
yang diperlukan mulai dari telur menetas sampai menjadi dewasa sekitar 8-12 hari.3,4
Siklus hidup tungau paling cepat terjadi selama 30 hari dan selama itu juga tungau-
tungau tersebut berada dalam epidermis manusia. Tungau yang berpindah ke lapisan kulit
teratas memproduksi substansi proteolitik (sekresi saliva) yang berperan dalam pembuatan
terowongan dimana saat itu juga terjadi aktivitas makan dan pelekatan telur pada
terowongan tersebut. Tungau-tungau ini memakan jaringan-jaringan yang hancur, namun
tidak mencerna darah. Feses (Scybala) tungau akan ditinggalkan di sepanjang perjalanan
tungau menuju ke epidermis dan membentuk lesi linier sepanjang terowongan.1,6
7
Gambar 2. Penularan Skabies.
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau scabies, tetapi juga oleh penderita
sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan
ekskreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Sensitisasi
terjadi pada penderita yang terkena infeksi scabies pertama kali. Pada saat itu kelainan
kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain.
3
Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.
Apabila terjadi immunocompromised pada host, respon imun yang lemah akan gagal dalam
mengontrol penyakit dan megakibatkan invasi tungau yang lebih banyak bahkan dapat
menyebabkan crusted scabies. Jumlah tungau pada pasien crusted scabies bisa melebihi 1
6
juta tungau.
Manfestasi Klinis
Ketika seseorang terinfestasi oleh scabies untuk yang pertama kalinya, gejala
biasanya tidak nampak hingga mencapai 2 bulan kemudian (2-6 minggu) setelah
terinfestasi. Namun bagaimanapun, seseorang yang terinfestasi masih bisa menyebarkan
scabies ini kepada orang lain. Jika seseorang telah pernah menderita scabies sebelumnya,
gejala akan muncul dengan segera (1-4 hari) setelah terekspos. Seseorang yang terinfestasi
scabies juga dapat menularkan penyakitnya, walaupun mereka tidak memiliki gejala lagi.
Hal ini berlaku sampai scabies pada penderita tersebut diberantas beserta tungau dan telur-
telurnya.7
Diagnosis skabies dapat ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal sebagai
berikut:
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas
tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab. Gejala ini adalah yang sangat
menonjol.3
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu juga dalam
sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang
berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi,
yang seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau,
tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).3
3. Adanya terowongan (kanalikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm,
pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel.
Jika timbul infeksi sekunder, ruam kulitnya menjadi polimorf (pustule, ekskoriasi
dan lain-lain). Umumnya tempat predileksi tungau adalah lapisan kulit yang tipis,
seperti di sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipatan ketiak
depan, pinggang, punggung, pusar, dada termasuk daerah sekitar alat kelamin pada
pria dan daerah periareolar pada wanita . Telapak tangan, telapak kaki, wajah, leher
dan kulit kepala adalah daerah yang sering terserang tungau pada bayi dan anak-
anak.1,3
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik.3
1
Gambar 2. Ruam pada scabies.
1
Gambar 3. Kanalikuli pada Scabies.
Pemeriksaan Penunjang
1.Kerokan kulit dapat dilakukan di daerah sekitar papula yang lama maupun yang baru.
hasil kerokan diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan KOH 10% kemudian
ditutup dengan kaca penutup dan diperiksa di bawah. mikroskop. Diagnosis scabies
1
positif jika ditemukan tungau, nimpa, larva, telur atau kotoran S. scabiei.
2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung pada kertas putih kemudian dilihat
3
dengan kaca pembesar.
3. Dengan membuat biopsy irisan, yaitu lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan
3
tipis dengan pisau kemudian diperiksa dengan mikroskop cahaya.
3
4. Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin.
Tes tinta pada terowongan di dalam kulit dilakukan dengan cara menggosok papula
menggunakan ujung pena yang berisi tinta. Papula yang telah tertutup dengan tinta
didiamkan selama dua puluh sampai tiga puluh menit, kemudian tinta diusap/ dihapus
dengan kapas yang dibasahi alkohol. Tes dinyatakan positif bila tinta masuk ke dalam
1
terowongan dan membentuk gambaran khas berupa garis zig-zag.
Diagnosis Banding
Penyakit skabies juga ada yang menyebutnya sebagai the great imitator karena
dapat mencakup hampir semua dermatosis pruritik berbagai penyakit kulit dengan keluhan
gatal. Adapun diagnosis banding yang biasanya mendekati adalah prurigo, pedikulosis
2,3
corporis, dermatitis dan lain-lain.
Penatalaksanaan
Pengobatan standar skabies pada manusia yang sering diberikan adalah bensil
bensoat, crotamiton, lindan, permetrin, dan ivermectin . Wendel dan Rampalo (2002)
melakukan tinjauan tingkat kesembuhan penderita skabies dengan berbagai macam obat
1,8
seperti yang ditunjukkan pada table berikut.
1
Tabel 1. Tinjauan Tingkat Kesembuhan Skabies dengan Berbagai Macam Obat.
Crotamiton 10% (Eurax) adalah obat scabies yang cukup aman bagi anak dengan efek
samping yang minimal. Obat ini mempunyai dua efek yaitu sebagai antiskabies dan
1,3
antupruritik. Obat ini harus dijauhkan dari mata, mulut dan uretra.
Obat alternatif lainnya adalah presipitasi sulfur 6% di dalam petrolatum . Obat ini
dilaporkan aman bagi ibu hamil, ibu menyusui dan anak yang berumur kurang dari dua
tahun . Penggunaan sulfur 6% setiap malam selama tiga kali berturut-turut dan
membilasnya setelah 24 jam, memberikan hasil yang memuaskan. Namun demikan, obat
1,3
ini kurang diminati karena meninggalkan noda dan kotor serta bau yang menyengat.
Pencegahan
Diagnosis dini dan penatalaksanaan dengan scabisida yang efektif untuk penderita
dan kontak seksual/ rumah tangga merupakan kunci pencegahan. Pencegahan skabies pada
manusia dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak langsung dengan penderita dan
mencegah penggunaan barang-barang penderita secara bersama-sama. Pakaian, handuk
dan barang-barang lainnya yang pernah digunakan oleh penderita harus diisolasi dan
dicuci dengan air panas . Pakaian dan barang-barang asal kain dianjurkan untuk disetrika
sebelum digunakan . Sprai penderita harus sering diganti dengan yang baru maksimal tiga
hari sekali . Benda-benda yang tidak dapat dicuci dengan air (bantal, guling, selimut)
disarankan dimasukkan ke dalam kantung plastik selama tujuh hari, selanjutnya dicuci
kering atau dijemur di bawah sinar matahari sambil dibolak batik minimal dua puluh menit
1,2
sekali.
Kebersihan tubuh dan lingkungan termasuk sanitasi serta pola hidup yang sehat akan
mempercepat kesembuhan dan memutus siklus hidup S. scabiei. Umumnya, penderita masih
merasakan gatal selama dua minggu pascapengobatan. Kondisi ini diduga karena masih
adanya reaksi hipersensitivitas yang berjalan relatif lambat. Apabila lebih dari dua minggu
masih menunjukkan gejala yang sama, maka dianjurkan untuk kembali berobat karena
kemungkinan telah terjadi resistensi atau berkurangnya khasiat obat tersebut. Kegagalan
pengobatan pada skabies krustasi secara topikal diduga karena obat tidak mampu
1
berpenetrasi ke dalam kulit akibat tebalnya kerak.
Prognosis
3. Djuanda, adhi. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 2007. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
4. Tim Penyusun Bagian SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Pedoman
Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 2005. Surabaya:
Airlangga University Press.