Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2805-2754

GAMBARAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN


MASALAH UTAMA GANGGUAN SISTEM PERNCERNAAN: DIARE
Oleh
T. Anggraeni1), SS. Heni S2)
1), 2)
Dosen Akademi Keperawatan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta

ABSTRAK

Diare adalah salah satu jenis penyakit menular yang mewabah. Diare sering kali dalam
filosofi orang jawa sering disalah artikan, mereka beranggapan bahwa bayi dan balita yang
mengalami diare berarti mengalami kenaikan kepandaian, intelektual atau kreativitas. Padahal
diare adalah salah satu penyakit yang perlu diwaspadai karena akibat buang air terus-terusan,
tubuh kehilangan elektrolit yang menyebabkan dehidrasi. Asuhan keperawatan pada An. A dengan
masalah utama gangguan sistem pencernaan: diare penulis lakukan mulai tanggal 17 sampai 20
Oktober 2011. Masalah yang penulis tegakkan adalah: gangguan pola eliminasi diare berhubungan
dengan perluasan infeksi, hipertermi berhubungan dengan infeksi, gangguan integritas kulit
berhubungan dengan BAB (Buang Air Besar), bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan penumpukan sekret, gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
makanan yang tidak ade kuat, muntah dan diare, gangguan istirahat tidur berhubungan dengan
proses penyakit, intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, resiko kekuranan volume
cairan berhbungan dengan muntah, diare. Intervensi yang penulis susun dan tindakan
keperawatan yang penulis lakukan sesuai dengan masalah yang muncul. Evaluasi dilakukan pada
tanggal 20 Okober dengan hasil masalah teratasi sebagai sehingga tindakan keperawatan yang
telah penulis rencanakan dilakukan oleh perawat yang bertanggung jawab pada An. A di ruang
Hamka.

Kata Kunci: Diare, gangguan pola eliminasi, hipertermi, gangguan integritas kulit

A. Pendahuluan dan tahun 2010 menjadi 411/1000


Bila tak ditangani dengan baik penduduk. banyak bayi yang mengalami
akan menyebabkan komplikasi, kurang alergi terhadap protein susu sapi. Terkait
gizi yang memperlambat kerja otak, hal lain yang sering diabaikan adalah
kematian, dan hipoglikemia. Hipoglikemia adanya makanan yang mengandung
adalah berkurangnya glukosa dalam logam berat, misalnya : ketika membeli
darah secara drastik (Anonim, 2012). gorengan menggunakan pembungkus
Penyakit diare masih merupakan masalah kertas yang mengandung tinta (Daldiyono,
kesehatan masyarakat di negara 2006 : 408).Pada bayi yang mendapat ASI
berkembang seperti di Indonesia, karena (Air Susu Ibu) lebih jarang menderita
morbiditas dan mortalitas-nya yang masih gastrointeristis akut daripada bayi yang
tinggi. mendapat susu formula; antibodi maternal
Survei morbiditas yang dilakukan terhadap sejumlah pathogen enterik
oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dipindahkan melalui air susu ibu (Betz,
dari tahun 2000 sampai dengan 2010 2002 : 160).
terlihat kecenderungan insiden naik. Pada
tahun 2000, angka kejadian penyakit B. Waktu, Tempat dan Metode Penelitian
Diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 Penelitian dilakukan di bangsal Hamka
naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun rumah sakit PKU Muhammadiyah
2006 naik menjadi 423/1000 penduduk Delanggu mulai tanggal 17 sampai

Gambaran Pelaksanaan ..................................................... 19


dengan 20 Oktober 2011. Metode yang h. Resiko kekurangan volume cairan dan
digunakan adalah observasi secara elektrolit berhubungan dengan mual
mendalam terhadap An. A yang dirawat dan muntah
dengan gangguan sistem pencernaan: 2. Pembahasan
diare. Analisa dan penyajian data a. Pengkajian
dilakukan secara diskriptif kualitatif. Dalam pelaksanaan pengkajian
hingga evaluasi penulis
C. Hasil dan Pembahasan menngalami kesulitan dalam
1. Hasil Penelitian penegakkan diagnosa pada An. A
Asuhan keperawatan pada An. A dengan diare, karenakan riwayat
dengan sistem pencernaan atas indikasi penyakit klien sebelumnya yaitu
diare di Bangsal Hamka PKU bronkhitis asmatis pada saat
Muhamadiyah Delanggu. Nama An. A umur dikaji masih terdengar ronchi
8 bulan. Keluahan utama diare, riwayat dan wheezing.
penyakit sekarang pasien datang ke PKU
Muhammadiyah Delanggu tanggal 17 b. Diagnosa, Rencana, Tindakan
Oktober 2011 jam 06. 10. Ny. B dan Evaluasi Keperawatan
mengatakan An. Adalah sejak tadi malam a) Kekurangan cairan
muntah lebih dari 4 kali masing-masing 50 berhubungan dengan
cc, buang air besar (BAB) cair 2 kali dan muntah, diare
sedikit ampas, tidak BAK. Satu hari Kekurangan volume
sebelumnya An. A baru pulang dari PKU cairan adalah keadaan ketika
Delanggu setelah diopname selama satu seseorang individu yang tidak
pekan dengan riwayat brokitis asmatis. menjalani puasa mengalami
Saat dikaji tanggal 17 Oktober 2011 nafas atau beresiko mengalami
masih terdengar ronchi dan wheezhing. Di dehidrasi vascular, interstisial,
IGD An. A mendapat infus RL 8 tetes per atau intravascular (Carpenito,
menit (mikro), injeksi : invomit 12,5 mg dan 2007: 168). Risiko
gastridin 2 mg. kekurangan volume cairan
Dari data yang ditemukan, penulis adalah beresiko mengalami
tegakkan masalah keperawatan sebagai dehidrasi vaskuler, seluler
berikut : atau intraseluler (Nanda,
a. Ganggguan pola eliminasi diare 2009: 97)
berhubungan dengan perluasan Dalam asuhan
infeksi keperawatan ini data yang
b. Hipertermi berhubungan dengan mendukung adalah Ny. B
infeksi mangatakan muntah lebih
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dari empat kali, diare cair dua
dengan pola BAB. kali, tidak BAK sejak kemarin
d. Bersihan jalan tidak efektif jam 19.00 WIB, minum sedikit
berhubungan dengan penumpukan kurang lebih 240 cc, tanda-
sekret. tanda vital : N : 100 x/menit,
e. Gangguan nutrisi kurang dari RR : 24x/menit, S : 38 oC,
kebutuhan tubuh berhubungan dengan turgor kulit kurang elastik.
intake makanan yang tidak adekuat / Penulis memperioritaskan
muntah dan diare. diagnosa keperawatan
f. Gangguan istirahat tidur berhubungan kekurangan cairan
dengan kondisi penyakit. berhubungan dengan
g. Intoleransi aktifitas berhubungan muntah, diare dalam prioritas
dengan kelemahan utama dengan pertimbangan

20 JKèm-U, Vol. IV, No. 10, 2012:19-28


karena ini merupakan terlalu cepat dapat
masalah utama yang aktual menyebabkan kelebihan
dari gangguan pemenuhan beban cairan; pemeriksaan
cairan sehingga perlu segera laborat sesuai program
diatasi (Tarwoto & Wartonah, (elektrolit, Ht, pH dan serum
2004: 37), dan pada hierarki albumin) untuk mengetahui
Maslow merupakan bakteri pathogen yang ada
kebutuhan fisiolagi pada (Speer, 2008: 156).
urutan dua teratas (Alimul, Implementasi dilakukan pada
2006: 7) tanggal 18 sampai 20
Rencana keperawatan Oktober 2009. dilaksanakan
disusun tanggal 18 Oktober berdasarkan pada intervensi
2009 dengan tujuan: volume yang dituliskan,
cairan dapat dipertahankan Evaluasi dilakukan
dengan adekuat setelah pada tanggal 20 Oktober
dilakukan tindakan 2009 : S : Ny. B mengatakan
keperawatan 3x24 jam An. A sudah banyak minum
dengan kriteria hasil kurang lebih tiga botol (360
membran mukosa lembab, cc), O : An. A aktif, An. A
turgor kulit adekuat, haluaran tampak tenang, turgor kulit
urin 1-2 ml/kg/jam, tidak elastik, hasil keseimbangan
mengalami penurunan berat cairan : + 455,9 cc, A: tujuan
badan. tercapai, P : intervensi
Intervensi yang dipertahankan.
penulis susun adalah pantau b) Gangguan nutrisi kurang dari
asupan dan haluaran anak kebutuhan tubuh
karena asupan dan haluaran berhubungan dengan intake
cairan menentukan status makanan yang tidak adekuat.
hidrasi anak dan menjadi Gangguan nutrisi
pedoman dalam terapi kurang dari kebutuhan tubuh
pengganti cairan; timbang adalah asupan nutrisi tidak
berat badan anak tiap hari, cukup untuk memenuhi
berat badan secara langsung kebutuhan metabolik (Nanda,
mengukur status hidrasi; kaji 2009: 86).
status hidrasi (ubun-ubun, Diagnosa keperawatan kedua
mata, turgor kulit, dan adalah nutrisi kurang dari
membran mukosa), hal kebutuhan berhubungan
tersebut merupakan tanda intake makanan yang tidak
manifestasi klinik dehidrasi; adekuat dikarenakan
pantau peningkatan suhu penurunan berat badan dapat
anak karena demam berhubungan langsung terkait
meningkatkan dehidrasi dan atau sekunder terhadap
dapat menandakan infeksi; cairan kurang dari kebutuhan,
pertahankan akses intravena ini dibuktikan dengan adanya
yang paten dan beri larutan intervensi timbang berat
intravena sesuai program badan anak tiap hari dengan
dengan rasional anak rasional berat badan secara
membutuhkan cairan langsung mengukur status
intravena jika mengalami hidrasi (Speer, 2008: 157),
dehidrasi, namun infus yang dan pada hierarki Maslow

Gambaran Pelaksanaan ..................................................... 21


menempati pada kebutuhan dilakukan sesuai dengan
fisiologi pada urutan ke tiga rencana yang telah disusun.
(Alimul, 2006: 7). Evaluasi dilakukan
Dalam asuhan keperawatan pada tanggal 20 Oktober
ini data yang mendukung : 2011 : S: Ny. B mengatakan
Ny. B mengatakan nafsu anaknya tambah berat, O:
makan menurun, menu diit berat- badan : 8,8 kg, kondisi
habis seperempat porsi bubur stabil, A: tujuan tercapai, P:
nasi (kurang lebih 180 kkal), intervensi dilanjutkan
berat badan sekarang 7,2 kg c) Hipertermi berhubungan
sebelum sakit 8,2 kg. dengan infeksi
Rencana keperawatan yang Hipertermia adalah
disusun tanggal 18 Oktober peningkatan suhu tubuh di
2009 yang penulis susun atas kisaran normal (Nanda,
adalah timbang berat badan 2009: 400).
anak tiap hari untuk Diagnosa keseimbangan
mengetahui rentan berat suhu tubuh menjadi diagnosa
badan yang signifikan; nomer tiga dikarenakan
monitor intake dan out put dalam hierarki Maslow
untuk mengkaji toleransi menempatikebutuhan fisiolagi
pemberian makanan; pada urutan nomer empat
puasakan anak sampai setelah nutrisi (Alimul, 2006:
muntah berhenti, kemudian 7).
perlahan berikan cairan jernih Dalam masalah ini data yang
karena status puasa mendukung adalah Ny. B
memungkinkan sistem mengatakan An. A panas, An.
gastrointerstinal beristirahat A masih batuk, badan teras
dan mengurangi muntah, panas, suara napas ronchi
cairan jernih kurang dan sedikit wheezing, WBC
mengiritasi saluran cerna (White Blood Cel) 21,8 ribu
daripada makanan padat dan k/ul, An. A muntah dan diare,
membantu pemenuhan cairan tanda-tanda vital : nadi
yang hilang; hindari minuman 100x/menit, suhu 38oC,
buah-buahan karena pernapasan 24 x/menit.
minuman buah rendah energi Intervensi yang penulis susun
dan protein; konsultasikan adalah pantau suhu anak
kepada ahli gizi terkait diit setiap 2 sampai 4 jam untuk
pada anak karena anak dievaluasi untuk memantau
membutuhkan diit yang perkembangan/ suhu dari
cermat dan memastikan infeksi; berikan antipiretik
bahwa ia menerima nutrisi (asetaminofen atau
yang adekuat walaupun ia ibuperofen, jangan aspirin)
muntah dan diare (Speer, sesuai petunjuk dengan
2008: 157). rasional antipiretik
Implementasi dilakukan pada mengurangi demam dan
tanggal 18 sampaikan 20 memungkinkan anak
Oktober 2011. Untuk beristirahat lebih nyaman,
mengatasi masalah yang aspirin yang diberikan pada
muncul pada pasien anak di bawah usia 12 tahun
dihubungkan dengan kejadian

22 JKèm-U, Vol. IV, No. 10, 2012:19-28


sindrom reye (suatu bentuk fisiologis pada hierarki
ensefalopati yang mengikuti Maslow (Alimul, 2006 : 7).
infeksi virus (Speer, 2008: Dalam asuhan
103)); berikan kompres keperawatan ini data yang
hangat basah dengan suhu mendukung adalah An. A
37oC jika pengobatan tidak muntah lebih dari empat kali,
menyebabkan suhu turun BAB dua kali cair, dan belum
karena kompres hangat BAK sejak kemarin jam tujuh
basah akan mendinginkan malam.
permukaan tubuh, akan Penguatan prioritas
menyebabkan vaso kontriksi karena diare adalah
pembuluh darah dan seluruh kehilangan cairan dan
metabolisme akan menjadi elektrolit secara berlebihan
rendah sehingga akan yang terjadi karena frekuensi
menyebabkan suhu tubuh satu kali atau lebih buang air
menjadi rendah; lakukan besar dengan bentuk tinja
kultur darah dengan rasional yang encer dan cair, dan
pemeriksaan darah dapat salah satu manifestasi dari
mengetahui keabnormalan diare adalah menurun atau
komponen darah (Speer, tidak adanya pengeluaran
2008:33, 38 & 92). urin (Suriyadi & Yuliani, 2006:
Implemntasi 82).
dilakukan pada tanggal 18 Rencana keperawatan
sampai 20 Oktober 2009 disusun dengan tujuan : pola
sesuai dengan rencana yang eliminasi menjadi normal
disusun. dengan konsistensi lembek
Evaluasi dilakukan setelah dilakukan tindakan
pada tanggal 20 Oktober keperawatan 3x24 jam
2009 : S : Ny. B mengatakan dengan kriteria hasil diare
panasnya sudah mulai stabil, lembek. Rencana tindakan
O : suhu 373 oC, A: masalah yang penulis susun adalah
teratasi sebagian, P : pantau frekuensi dan
Intervensi dilanjutkan. karakteristik defekasi untuk
d) Gangguan pola eliminasi mendeteksi konstipasi atau
berhubungan dengan diare (Doenges, 2007: 240);
perluasan infeksi. pastikan tingkat hidrasi
Gangguan pola adekuat untuk pencegahan
eliminasi adalah perubahan terjadinya dehidrasi (Suriadi &
pada kebiasaan defekasi Yuliani, 2006: 84); berikan
normal yang makanan rendah serat karena
dikarakteristikkan dengan makanan berserat
pasase feses involunter memperberat kerja saluran
(Nanda, 2009: 117). pencernaan (Wong, 2004:
Diagnosa yang terkait 496 ); anjurkan penggunaan
eliminasi penulis jadikan kain sebagai popok untuk
diagnosa nomer empat pengukuran cairan dan
karena menempati urutan konsistensi feses (Wong,
setelah keseimbangan suhu 2004: 497), kolaburasi
tubuh dalam kebutuhan antibiotik sesuai indikasi
untuk melemahkan penyebab

Gambaran Pelaksanaan ..................................................... 23


infeksi dari diare yang terjadi( merah, dan anus tampak
Doenges, 2007: 240). merah hingga skrotum.
Implementasi dilakukan Rencana
tanggal 12 sampai 20 keperawatan disusun dengan
Oktober 2012. Untuk tujuan : mempertahankan
mengatasi masalah yang keutuhan kulit setelah
muncul pada pasien dilakukan tindakan
dilakukan sesuai dengan keperawatan 3 x 24 jam
rencana yang telah disusun. dengan kriteria hasil kulit
Evaluasi dilakukan utuh, tidak lecet, warna
pada tanggal 20 Oktober kemerahan hilang atau
2012 : S : Ny. B mengatakan berkuran. Rencana tindakan
BAB dua kali, sudah mending yang penulis susun adalah
(membaik) ada ampasnya kaji kerusakan kulit atau iritasi
lebih banyak, kurang lebih 50 setiap buang air besar untuk
cc, O : gastridin masuk 6,25 memulai terapi yang tepat;
mg, tampak ampas pada BAB gunakan kapas lembab atau
lebih banyak, A: masalah sabun bayi (atau pH normal)
teratasi sebagian, P : untuk membersihkan anus
intervensi dilanjutkan. setiap buang air besar
e) Gangguan integritas kulit karena feses diare sangat
berhubungan pola BAB mudah untuk mengiritasi kulit;
Gangguan integritas hidari dari pakaian dan
kulit adalah keadaan ketika pengalas tempat tidur yang
seseorang individu lembab dengan rasional
mengalami atau beresiko menjaga agar kulit tetap
mengalami kerusakan kering dan bersih karena
jaringan epidermis dan kondisi basah dan lembab
dermis (Carpenito, 2009: adalah media baik untuk
354). Resiko kerusakan perkembangan kuman; ganti
integritas kulit adalah popok atau kain apabila
beresiko mengalami lembab atau basah (jangan
perubahan kulit buruk menggunakan pempers)
(Nanda, 2009: 370). untuk menjaga kulit tetap
Disusun sebagai diagnosa ke kering dan bersih karena
lima karena merupakan kondisi basah dan lembab
sekunder terhadap pola BAB adalah media baik untuk
yang abnormal yang perkembangan kuman;
mengakibatkan kemerahan kolaburasi gunakan obat
pada anus. Banyak buku kream yang perlu untuk
yang memasukkan diagnosa perawatan pariental untuk
ini juga sebagai prioritas melindungi kulit dari iritasi
dalam penyakit diare (Suriadi & Yulianai, 2006 : 85;
diantaranya Suriadi & Yuliani, Wong, 2004: 497).
2006 : 84; Wong, 2004 : 497. Implementasi dilakukan
Dalam asuhan tanggal 18 sampai 20
keperawatan ini yang Oktober 2011 untuk
mendukung : Ny. B mengatasi masalah yang
mengatakan An. A anusnya muncul pada pasien

24 JKèm-U, Vol. IV, No. 10, 2012:19-28


dilakukan sesuai dengan beristirahat tanpa adanya
rencana yang telah disusun. gangguan pembangunan
Evaluasi dilakukan pasien; dekatkan dengan
tanggal 20 Oktober 2011 : S: ibunya untuk memberikan
Ny. B mengatakan “ini lebih kenyamanan karena
mending (lebih baik) dari berhubungan dengan
pada kemarin” (warna iritasi), perpisahan; berikan tempat
O : Warna merah pada anus tidur yang bersih, nyaman
berkurang, An. A tampak lebih dan kering untuk
segar, A: tujuan teratasi meningkatkan kenyamanan
sebagian, P : intervensi tidur; kolaburasi pemberian
dilanjutkan. obat penenang sesuai
f) Gangguan istirahat tidur indikasi untuk meningkatkan
berhubungan dengan kondisi rasa kantuk (Wong, 2004 :
penyakit 498 )
Gangguan istirahat Implementasi dilakukan pada
tidur adalah keadaan ketika tanggal 18 sampai 20
individu mengalami atau Oktober 2011. Sesuai dengan
beresiko mengalami suatu rencana tindakan yang
perubahan dalam kuantitas disusun
atau kualitas pola istirahatnya Evaluasi dilakukan
yang menyebabkan rasa tidak pada tanggal 20 Oktober
nyaman atau mengganggu 2011 : S: Ny. B mengatakan
gaya hidup yang diingininya An. A sudah banyak tidur
(Carpenito, 2009: 456). kurang lebih 8-9 jam per hari,
Diagnosa gangguan istirahat O : ketika diobservasi An. A
tidur diprioritaskan ke sering dalam keadaan tidur, A
diagnosa nomer enam : tujuan tercapai, P :
disesuaikan pada hierarki intervensi dipertahankan.
Maslow yang juga merupakan g) Intoleransi aktivitas
kebutuhan fisiologis (Alimul, berhubungan dengan
2006: 7). kelemahan.
Dalam asuhan keperawatan Intoleransi aktivitas
ini data yang mendukung adalah kondisi dimana
adalah Ny. B mengatakan An. seseorang mengalami
A sulit tidur kurang lebih 4 penurunan energy fisiologi
jam, An. A tampak lemas. dan psikologi untuk
Rencana keperawatan melakukan aktivitas sehari-
disusun tanggal 18 Oktober hari (Tarwoto- Wartonah,
2009 adalah ciptakan 2004: 71).
lingkungan yang tenang Diagnosa terkait
karena lingkungan yang tepat kelemah penulis susun dalam
dan baik dapat memberikan urutan ke tujuh bisa
ketenangan untuk rileks; atur merupakan sekunder
prosedur untuk memberi terhadap gangguan istirahat
jumlah terkecil gangguan tidur atau terkait dengan
selama periode tidur (misal : cairan dan elektrolit, hal ini
sewaktu anak bangun untuk juga berkaitan dengan
memberikan obat dan kebutuhan rasa perlindungan
tindakan) supaya pasien bisa yang dalam hierarki Maslow

Gambaran Pelaksanaan ..................................................... 25


menjadi prioritas nomer dua sebagian, P : intervensi
setelah kebutuhan fisiologis dilanjutkan.
(Alimul, 2006: 7). h) Bersihan jalan tidak efektif
Dalam asuhan berhubungan dengan
keperawatan ini data yang penumpukan sekret
mendukung sebagai berikut : Ketidakefektifan
Ny. B mengatakan An. A bersihan jalan napas adalah
lemah dan ingin digendong suatu keadaan ketika seorang
terus, An. A terpasang infuse individu mengalami suatu
RL 8 tetes per menit dan ancaman yang nyata atau
digendong terus, An. A potensial pada status
tampak lemah. pernapasan sehubungan
Rencana keperawatan dengan ketidak mampuan
disusun tanggal 18 Oktober untuk batuk secara efektif
2009 adalah berikan atau (Carpenito, 2009: 381).
dorong aktivitas anak sesuai Gangguan bersihan
kondisi supaya tidak terlalu jalan napas penulis tidak
lemah karena pengeluaran prioritaskan menjadi prioritas
energi yang berlebihan; utama, karena kondisi pasien
libatkan orang tua dalam tidak menjadikan hal ini
kegiatan anak untuk menjadi diagnosa utama,
pemantauan terhadap anak; diagnosa ini muncul karena
berikan kesempatan untuk riwayat penyakit pasien
istirahat, tidur dan aktivitas sebelumnya, yaitu bronkhitis
bermain dengan tenang untuk asmatis yang masih
menghindari pengeluaran menimbulkan gejala sisa bagi
energi yang berlebihan; An. A, walaupun secara
observasi nutrisi masuk hierarki Maslow pernapasan
dengan rasional untuk kebutuhan fisiologi nomer
mengetahui penurunan nutrisi satu (Alimul, 2008: 7)
yang dapat meningkatkan Dalam asuhan
energi; kolaburasi dengan ahli keperawatan ini data yang
gizi untuk menentukan diit mendukung sebagai berikut :
anak karena diit Ny. B mengatakan An. A
menpengaruhi energi yang batuk- batuk jika terkena
dibutuhkan perhari (Speer, debu, An. A satu hari
2008: 124, ) sebelumnya baru pulang dari
Implementasi RS telah dengan opnam satu
dilakukan pada tanggal 18 minggu dengan riwayat
sampai 20 Oktober 2011 bronchitis asmatis, suara
sesuai dengan rencana yang napas ronchi dan wheezing,
disusun. An. A batuk, hasil rongent
Evaluasi dilakukan toraks : tampak ilfitrat
pada tanggal 20 Oktober pulmonal relative di
2011 : S : Ny. B mengatakan perikardial di lobus median
An. A aktif bergerak , O : An. kanan dan hilus kanan.
A banyak bergerak, infuse Rencana
masih terpasang 8 tetes per keperawatan disusun pada
menit, A : Tujuan teratasi tanggal 18 Oktober 2009
adalah kaji pernapasan

26 JKèm-U, Vol. IV, No. 10, 2012:19-28


secara adekuat (catat adanya 2009 : S : Ny. B mengatakan
peningkatan frekuensi batuk hanya di pagi hari, O :
respirasi secara khusus, Ronchi minimal, Wheezing
ronchi, mengi, retraksi dada hilang, RR : 37x/ menit, A :
dan gelisah) karena jika tujuan tercapai, P : intervensi
terjadi perubahan status dilanjutkan.
pernapasan seperti ini, D. Simpulan dan Saran
biasanya berindikasi 1. Simpulan
kesukaran pernapasan; a. Asuhan keperawatan yang
pastikan untuk pemeriksaan dilakukan diawali dengan
sirkulasi di tangan dan jari-jari pengkajian yang dilakukan pada
tangan tiap 4 jam untuk tanggal 17 Oktober 2011. Asuhan
mengetahui hipoksia atau keperawatan dilakukan mulai
tidak; pertahankan posisi tanggal 17 sampai 20 Oktober
kepala dan leher pada posisi 2011 secara komprehensif.
netral (dengan kepala dan b. Masalah keperawatan yang
leher dlam posisi lurus) penulis temukan pada An. A
karena posisi ini akan adalah: gangguan pola eliminasi
menjamin gerakan minimal diare berhubungan dengan
pada selang dalam trakea, perluasan infeksi, hipertermi
akan mengurangi resiko berhubungan dengan infeksi,
trauma, dan stenosis pada gangguan integritas kulit
keadaan lanjut; observasi tiap berhubungan dengan BAB
hari adanya wheezing dan (Buang Air Besar), bersihan jalan
ronchi tiap hari untuk napas tidak efektif berhubungan
mengidentifikasi masih dengan penumpukan sekret,
adanya secret atau gangguan nutrisi kurang dari
penyempitan saluran kebutuhan berhubungan dengan
pernapasan; lakukan intake makanan yang tidak ade
pengisapan lendir dengan kuat, muntah dan diare,
teliti pada anak dengan gangguan istirahat tidur
menggunakan selang berhubungan dengan proses
endotrakea jika diperlukan penyakit, intoleransi aktifitas
karena anak mungkin berhubungan dengan
membutuhkan pengisapan kelemahan, resiko kekuranan
lendir yang sering, volume cairan berhbungan
pengisapan lendir yang dengan muntah, diare
dilakukan dengan hati-hati c. Rencana keperawatan penulis
akan menghindari trauma susun berdasarkan masalah
pada saluran napas yang yang terjadi pada An. A. tindakan
dapat menyebabkan hipoksia yang penulis lakukan sesuai
dan atelektasis, jika tampak dengan rencana yang telah
sekresi berada di saluran penulis susun. Selama
napas (Speer, 2008: 9). melakukan tindakan
Implementasi keperawatan, penulis tidak
dilakukan pada tanggal 18 mengalami kesulitan karena
sampai 20 Oktober 2009 keluarga berperan aktif dalam
sesuai dengan rencana perawatan An. A.
Evaluasi dilakukan d. Evaluasi keperawatan penulis
pada tanggal 20 Oktober lakukan pada tanggal 20 Oktober

Gambaran Pelaksanaan ..................................................... 27


2011 dengan hasil masalah Suriadi & Rita Yulianti. 2006. Asuhan
keperawatan teratasi sebagian, Keperawatan pada Anak. Edisi 3. EGC
sehingga asuhan keperawatan : Jakarta
diserahterimakan kepada
perawat penanggung jawab Speer, Kathleen Morgan. 2008. Rencana
ruang Hamka. Asuhan Keperawatan Pediatrik
dengan Clinical Pathways. Edisi 3.
2. Saran EGC : Jakarta
Keluarga bisa mengerti dan
diharapkan bisa memahami tentang Tarwoto & Wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar
asuhan keperawatan yang dilakukan Manusia dan Proses Keperawatan.
pada anak yang menderita diare Salemba Medika: Jakarta
sehingga keluarga bisa melakukan
pertolongan pertama dan perawatan Wong, Donna L. 2004. Panduan Klinis
lebih lanjut pada anak yang menderita Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. EGC :
diare. Jakarta

Daftar Pustaka Anonim. 2012. Mengenal Diare pada Bayi dan


Balita.
Bickley, Lynn S. 2008. Buku Saku Pemeriksaan (http://www.motherandbaby.co.id/artike
Fisik & Riwayat Kesehatan Bates.Edisi l/baca/2012/1190/Mengenal-Diare-
ke-5. EGC: Jakarta Pada-Bayi-dan-Balita.html. Diakses
tanggal 24 April 2012
Carpenito- Moyet L.J. 2009. Buku Saku
Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-10, Kementrian Kesehatan RI. 2011. Situasi Diare
EGC: Jakarta di Indonesia.
http://cariebookgratis.com/a--
Cecily L, Betz. 2002. Buku Saku Keperawatan gambaran-berdasarkan-survei-dan-
Pediatrik. Edisi ke-3, EGC: Jakarta penelitian-riset-kesehatan#. Diakses
tanggal 3 Mei 2012
Simadibrata K & Daldiyono . 2006. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dala. . Edisi IV. Jilid 1.
Diare Akut. FKUI: Jakarta

Doenges, Marilyn. 2007. Nursing Care Plans:


Guidelines For Planning and
Documenting Patient Care. Edisi 3.
EGC : Jakarta

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu


Keperawatan Anak. Buku 2. Salemba
Medika: Jakarta

Smith, Kelly & Rosernberg,Martha. 2011.


Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2009-2011. EGC: Jakarta

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi


2. Jakarta: EGC

28 JKèm-U, Vol. IV, No. 10, 2012:19-28

Anda mungkin juga menyukai