Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PERBANDINGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM

SYARIAH

Nuryati
Amethysa Gendis Gumilar
STIE- AUB Surakarta

Abstraction

This study analyzes and compares the financial risk of the two types of commercial banks,
namely conventional commercial bank and Islamic commercial bank. Analysis tools used in this
study is to use financial ratios and dicriminant values (Z values). Analysis showed that the ratio
of liquidity and solvability ratios higher islamic commercial bank than conven tional commercial
bank. Z values higher islamic commercial bank than conventional commercial bank. The
commercial banks are in a state of "Firm" which means that both the banks is located at high
risk.

Key words : the commercial banks, finance risk, finan ce ratios, discriminant analysis

A. LATAR BELAKANG perbankan berdasar konvensional dan


syariah. Undang Undang tersebut
erkembangan sistem keuangan, khususnya memberikan arahan bagi bank–bank
Pindustri perbankan dalam dekade terakhir konvensional untuk membuka cabang
dapat dikatakan cukup dramastis. Krisis syariah atau mungkin mengkonversi diri
perbankan beberapa waktu lalu yang secara total bank syariah.
disebabkan oleh kelangkaan dana pada Perbedaan antara bank syariah
perbankan dalam jumlah besar sebagai dengan bank konvensional adalah terletak
akibat penarikan dana secara besar -besaran pada prinsip yang digunakan. Bank syariah
oleh masyarakat ditambah mele -mahnya beroperasi menggunakan prinsip bagi hasil
nilai rupiah terhadap dolar, menyi -sakan untuk menghindari riba, sedangkan bank
trauma bagi para pelaku ekonomi dalam konvensional menggunakan bunga dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya. Meski operasi dan berprinsip meraih untung
beberapa analis menyataka n bahwa krisis sebesar– besarnya. Selain itu pada bank
keuangan selalu didahului oleh fluk -tuasi syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah
dan ketidakstabilan makro ekonomi yang sedangkan pada bank konvensional tidak
menyebabkan terdepresinya mata uang ada.
domestik secara signifikan dan menyu -lut Bank syariah dan bank konvensional
tingginya tingkat bunga dan inflasi yang agar dapat tumbuh dan berkembang
berujung pada krisis perbankan, beber apa dengan baik, maka harus mempunyai
analis lain berpendapat bahwa ketidak kinerja keuangan yang baik. Informasi yang
stabilan makro ekonomi justru disebabkan disajikan dalam kinerja keu angan ini dapat
lemahnya sistem perbankan. digunakan oleh pihak–pihak yang terkait
Undang-Undang No. 10 tahun 1998 seperti investor, kreditor, dan pihak –pihak
tentang perubahan Undang – Undang No. luar perbankan untuk memprediksi kinerja
7 tahun 1992 tentang perbankan telah keuangan yang sebenarnya pada setiap
memberikan amanat kepad a Bank Indo- periode, dalam penelitian ini kinerja
nesia untuk mengakomodasi pengaturan keuangan yang dievaluasi dari periode
dan pengawasan perbankan berdasarkan tahun 2008 sampai tahun 2010.
prinsip syariah. Keberadaan Dual Banking Penilaian kinerja keuangan dapat
System atau Sistem Perbankan Ganda, yaitu dianalisis dengan menggunakan analisis
rasio yang menitik beratkan pada faktor – 2. Bank yang melakukan usaha secara
faktor, yaitu: permodalan, kualitas aktiva syariah.
produktif, manajemen, rentabilitas, dan Bank konvensional dan bank
likuiditas. Akan tetapi dalam penelitian ini syariah dalam beberapa hal memiliki persa-
faktor manajemen diabaikan. Kinerja maan, terutama dalam sisi tek nis peneri-
keuangan dalam perbankan sangat penting maan uang, mekanisme transfer, teknologi
untuk digunakan sebagai bahan pertim - komputer yang digunakan, syarat -syarat
bangan dalam pengambilan kebijakan umum memperoleh pembiayaan seperti
manajerial perbankan, misalnya investor. KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan,
Dengan adanya kinerja keuangan yang baik, dan sebagainya. Perbedaan mendasar dian -
maka investor tidak akan ragu - ragu dalam tara keduanya yaitu menyangkut aspek
menanamkan modalnya baik p ada bank legal, stuktur organisasi, usaha yang
syariah maupun bank konvensional. dibiayai dan lingkungan kerja. (Syafi’I
Keberadaan Bank Mandiri dalam pereko - Antonio, 2001).
nomian nasioanal dan daerah sangat Perkembangan industri keuangan
penting dalam upaya meningkatkan taraf syariah secara informal telah dimulai
hidup rakyat melalui penghimpunan dana sebelum dikeluarkannya kerangka hukum
dan penyaluran dana terutama usaha kecil formal sebagai landasan operasional per-
dan mikro.Tulisan ini mengkaji ulang dari bankan di Indonesia. Beberapa badan usaha
penelitian yang telah dilakukan oleh Umar pembiayaan non-bank telah didirikan
Hamdan dan Andi wijaya (2006) tentang sebelum tahun 1992 yang telah menerap -
bagaimana tingkat resiko bisnis BPR kan konsep bagi hasil dalam kegiatan
konvensional dan BPR syariah di Sumatera operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan
Selatan. Sedangkan penelitian ini yang dikaji kebutuhan masyarakat akan hadirnya
adalah bagaimana tingkat resiko bisnis bank institusi-institusi keuangan yang dapat
umum konvesional dan bank umum syariah memberikan jasa keuangan yang sesuai
di wilayah Jakarta.Adapun tujuan tulisan ini dengan syariah.
adalah untuk mengetahui dan menganalisis Kebutuhan masyarakat tersebut
tingkat resiko keuangan Bank umum telah terjawab dengan terwujudnya sistem
konvensional dan bank umum syariah . perbankan ang sesuai syariah. Pemerintah
telah memasukkan kemungkinan tersebut
B.TINJAUAN PUSTAKA dalam undang-undang yang baru. Undang-
Bank merupakan salah satu l em- Undang No.7 Tahun 1992 tentang
baga keuangan yang mempunya peranan Perbankan secara implisit telah membuka
penting di dalam perekonomian suatu peluang kegiatan usaha perbankan yang
negara sebagai lembaga perantara memiliki dasar operasional bagi hasil yang
keuangan. Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU secara rinci dijabarkan dalam Peraturan
No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU Pemerintah No. 72 Tahun 1992 te ntang
No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil.
adalah badan usaha yang menghimpu n Ketentuan tersebut telah dijadikan sebagai
dana dari masyarakat dalam bentuk sim - dasar hukum beroperasinya bank syariah di
panan dan menyalurkannya kepada masya - Indonesia.
rakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - 1. Perbedaan Sistem Bank Konvensional
bentuk lain dalam rangka meningkatkan dan Bank Syariah
taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank di Perbedaan kedua system dapat
Indonesia dibedakan menjadi dua jenis dilihat dari sisi penghimpunan dan penya -
bank, yang dibedakan berdasarkan pem- luran dana. Dari sisi penghimpunan dana
bayaran bunga atau bagi hasil usaha: kedua sistem perbankan ini bertujuan untuk
1. Bank yang melakukan usaha secara memobilisasi dana masyarakat. Namun
konvensional. dalam system syariah dimaksudkan untuk
memobilisasi dana masyarakat yang belum
tersentuh oleh perbankan konven -sional, akad kredit dan kemitraan. Selain itu juga
karena adanya masalah bunga. Dalam pem- ada perbedaan yang menyangkut aspek
biayaan atau penyaluran dana, sistem per - hukum, struktur organisasi, usaha yang
bankan konvensional menekankan pada dibiayai, danlingkungan kerja.
hubungan antara debitur dan kreditur, Perbedaan antara Bank Konvensional dan
sedangkan sistem syariah lebih mene - Bank Syariah dapat diringkas dalam Tabel
kankan pada prinsip keleluasaan dalam berikut:

Tabel 1. Perbedaan Sistem antara Ban k Konvensional dan Bank Syariah


Bank Konvensional Bank Syariah
Bank Konvensional Bank Syariah
Investasi halal dan haram Investasi yang halal saja
Status bank “intermediary” Status bank “intermediary dan investor”
Sistem bunga dan fee Sistem bagi hasil, margin dan fee
Bunga atas dasar pokok Nisbah bagi hasil dari proyeksi penjualan
Pembayaran bunga tidak mempertimbangkn Pembayaran bagi hasil tergantung realisasi
Usaha hasil usaha
Bank tidak menanggung resiko Bank ikut menanggung resiko usaha
Kehalalan bunga diragukan Halal
Tidak ada Dewan Pengawas Syariah Ada Dewan Pengawas Syariah
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk Hubungan dengan nasabah dalam bentuk
hubungan kreditur-debitur hubungan kemitraan
Berkontribusi dalam terjadinya kesenjangan Menciptakan keserasian diantara keduanya.
antara sektor riil dengan sektor moneter.
Memberikan peluang yang sangat besar untuk Tidak memberikan dana secara tunai tetapi
sight streaming (penyalah gunaan dana pinjaman) memberikan barang yang dibutuhkan (finance the
goods and services)
Sumber: Muhammad Syafii Antonio (2001), Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek (Gema Insani
Press bekerjasama dengan yayasan Tazkia Cendekia)

1. Persamaan Sistem Bank Konvensional Produk penghimpunan dana antara


dan Bank Syariah lain adalah giro, tabungan dan deposito.
Persamaaan kedua sis tem Penyaluran dana dapat berbentuk kredit
perbankan tersebut terletak pada teknis konsumsi, kredit investasi dan kredit modal
penerimaan uang, mekanisme transfer, kerja.Sedangkan produk jasa berbankan
teknologi komputer, syarat -syarat umum konvensional, misalnya jasa konsultansi,
untuk memperoleh kredit, misalnya KTP, pengurusan transaksi ekspor dan impor,
NPWP, proposal, laporan keuangan dan valuta asing, dan lainnya.
lainnya.
4. Bank Syariah
3. Produk/Jasa yang ditawarkan Bank Penghimpunan dana pada bank
Konvensional dan Bank Syariah syariah menerapkan prinsip Wadi’ah dan
Secara umum ada tiga bagian besar Mudhararabah. Prinsip Al-Wadi’ah yaitu
produk yang ditawarkan Bank konven sional serbagai titipan murni dari satu pihak ke
dan Bank Syariah: pihak lain, baik individu maupun badan
1) Produk Penghimpunan Dana (funding) hukum yang harus dijaga dan dikembalikan
2) Produk Penyaluran Dana (financing); dan kepada si penitip.Prinsip Al -Wadiah (trust
3) Produk Jasa (services) depository) dapat di bagi atas Al-Wadiah
Yad Amanah danAl-Wadiah Yad Adh
3.Bank Konvensional Dhamanah. Aplikasi konsep Al -Wadiah Yad
Amanah dalam banksyariah adalah pihak
yang menerima titpan tidak boleh menggu - cara cicilan. Contoh, pembiayaan konsumtif
nakan dan memanfaatkan uang atau barang dalam pembelian kenderaan bermotor,
yang dititipkan, jadi harus dijaga sesuai rumah atau investasi modal kerja.
dengan kelaziman. Dalam ini penerima b) Salam, yaitu jual beli dilakukan dimana
titipan dapat membebankan biaya titip pembeli memberikan uang terlebih dulu
kepada penitip. terhadap barang yang telah disebutkan
Konsep Al-Wadiah Yad Adh spesifikasinya dan diantarkan kemudian.
Dhamanah, dalam konsep ini pihak yang Biasanya digunakan untuk produk-produk
menerimatitipan boleh menggunakan uang pertanian berjangka pendek.
atau barang yang dititipkan, tentunya pihak 3) Istishna’, merupakan kontrak penjualan
Bank dalam halini mendapatkan bagi hasil antara pembeli dan pembuat barang, dalam
dari pengguna dana. Bank dapat membe - kontrak itu pembuat barang menerima
rikan bonus kepada penitip. pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu
Prinsip Mudharrabah penyimpan berusaha melalui orang lain untuk membuat
atau deposan bertindak sebagai pemilik atau membeli barang menurut spesifikasi
modal (syahibul mall), bank sebagai yang telah disepakati dan menjualnya
mudharrib (pengelola dana). Dana tersebut kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak
digunakan bank untuk melakukan mura bersepakat atas harga serta sistem pemba -
bahah, mudharrabah dimana kedua hasil ini yaran, apakah pembayaran dilakukan
akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah dimuka, melalui cicilan atau ditangguhkan
yang disepakati dalam hal bank mengguna - sampai suatu waktu dimasa datang. Contoh
kannya untuk melakukan mudharrabah transaksi bank sebagai penjual kepada
kedua, maka bank bertanggungjawab pemilik proyek, pembeli atau mensubkan
penuh atas kerugian yang terjadi. Rukun kepada sub kontraktor.
Mudharrabah terpenuhi sempurna ada 4) Prinsip pembiayaan dengan sewa (ijarah).
mudharrib, ada pemilik dana, ada usaha Pada prinsipnya sama dengan jual beli
yang akan dibagihasilkan, ada nisbah dan tetapi perbedaannya pada jual beli objek
ada ijab Kabul. Prinsip ini diapli -kasikan transaksi adalah barang, tetapi pada ijarah
pada produk tabungan berj angka dan objek transaksinya adalah jasa.
deposito berjangka. Pengertian resiko menurut Silalahi (1997),
Penyaluran dana pada bank dikutip dari Husien Umar (2001, hal 5)
Syariah dilakukan melalui pembiayaan adalah:
dengan prinsip jual beli, pembiayaan  Resiko adalah kesempatan timbulnya
dengan prinsip sewa, dan pembiayaan kerugian
dengan prinsip bagi hasil. Prinsip pem -  Resiko adalah probabilitas timbulnya
biayaan dengan jual beli dilaksanakan kerugian
sehubungan dengan perpindahan kepemi -  Resiko adalah ketidak pastian
likan barang atau benda (transfer of  Resiko adalah penyimpangan aktual dari
property). Tingkat keuntungan bank diten - yang diharapkan
tukan didepan dan menjadi bagian harga  Resiko adalah probabilitas suatu hasil
atas barang yang dijual. Transaksi jual beli akan berbeda dari yang diharapkan
dapat dibedakan berdasarkan bentuk pem -
bayarannya dan waktu penyera han Sedangkan manajemen resik o
barangnya, yaitu sebagai berikut.: adalah suatu cara yang proaktif, terkoor -
a) Pembiayaan Al Murabahah (Ba’i). Jual dinasi, bernilaiefektif, dan memahami
beli barang pada harga asal dengan tam - pemrioritasan dalam menanggulangi
bahan keuntungan yang disepakati. Dalam ancaman terhadap perusahaan.Menurut
hal ini penjual harus memberitahu harga Hampel, et.al (1994:88) resiko perbankan
pokok yangia beli dan menentukan suatu dipengaruhi oleh lingkungan, sumber daya
tingkat keuntungan sebagai tambahan manusia, layanan keuang an, dan neraca.
sedangkan pembayaran dilakukan dengan
Berdasarkan karakteristik perbankan 2. Cash Ratio
tersebut, makaresiko terdapat 3. Loan to Deposit Ratio (LDR)
diklasifikasikan atas: environmental risks b. Rasio Solvabilitas
(resiko lingkungan), management risks Rasio ini bertujuan mengukur
(resiko manajemen), delivery risks (resiko efisiensi bank dalam menjalankan aktivi -
operasi), dan financial risks (resiko tasnya. Beberapa
keuangan). Resiko keuangan dapat ditelu - jenis ratio dalam solvabilitas ratio yaitu :
suri melalui analisis rasio keuangan dan 1. Capital Ratio
analisis diskriminan keuangan. Menurut 2. Capital Risk
Hempel (1994: 89), cara mengukur dan 3. Capital Adequacy Ratio
mengelola resiko keuangan (financial risks)
perbankan, sebagai berikut: c. Rasio Rentabilitas
a. Resiko kredit dapat diatasi dengan cara : Rasio yang bertujuan untuk
− Melakukan analisis kredit secara baik mengukur efektivitas bank mencapai
dan benar; tujuannya. Beberapa jenis rasio dalam
− Dokumentasi kredit rentabilitas ratio yaitu :
− Pengendalian dan pengawasan kredit 1. Gross Profit Margin
− Penilaian terhadap resiko khusus 2. Net Profit Margin
b. Resiko Likuiditas dapat diatasi dengan 3. Return on Equity Capital
cara:
− Membuat perencanaan likuiditas 6. Analisis Diskriminan (Z -Score)
− Membuat rencana kontingensi Analisis Z-score dikembangkan oleh
− Analisis biaya dan penentuan bunga Prof. Edward Alman dengan tujuan untuk
kredit mendeteksi apakah suatu perusahaan
− Pengembangan sumber pendanaan dalam kondisi diambang kebangkrutan
c. Resiko Suku bunga dapat diatasi dengan (financial distress). Metode ini disebut juga
cara: dengan multiple discriminant analysis
− Membuat analisis kepekaan bunga (Emery & Finnerty, 1998: 884).Oleh kar ena
terhadap aktiva itu analsis ini dapat digunakan untuk
− Membuat analisis durasi, penilaian mengukur tingkat resiko keuangan suatu
bunga antar waktu perusahaan.
d. Resiko leverage dapat diatasi dengan Untuk menghitung Z-Score ini
cara: terlebih dahulu harus menghitung lima jenis
− Membuat perencanaan modal rasio keuangan, yaitu ; (Husien Umar, 1998,
− Analisis pertumbuhan usaha berke - hal. 354-356)
lanjutan 1) Working Capital to Total Assets Ratio
− Memantapkan kebijakan dividen (X1)
− Melakukan penyesuaian resiko ter - 2) Retained Earning to Total Asset Ratio
hadap kecukupan modal (X2)
3) Earning Before Interest & Taxes to Total
5. Rasio-rasio Keuangan Bank Asset (X3)
Rasio-rasio keuangan bank dapat 4) Market Value of Equity to Book Value of
dikelompokkan atas rasio-rasio likuiditas, Debt (X4)
rasio-rasio solvabilitas, dan rasio -rasio 5) Sales to Total Asset Ratio (X5)
rentabilitas (profitabilitas), sebagai berikut: Z-Score =
(Hempel, 1994, hal.74) 1,2(X1)+1,4(X2)+3,3(X3)+0,6(X4)+1(X5)
a. Rasio Likuiditas Untuk menganalisis hasil perhi-
Rasio ini bertujuan untuk mengukur tungan model Z-score, digunakan angka
seberapa likuid suatu bank. Ada beberapa interpretasi yangdikembangkan oleh Prof.
jenis rasio dalam rasio likuiditas, yaitu : Edward Altman, sebagai berikut: (Umar
1. Assets to Loan Ratio Husein, 2002: 90)
Score Prediction
Z > 2,99 Firm will not fail within I year
1,81 < Z < 2,99 Gray area within which it i s difficult to
discriminate effectively
Z < 1,81 Firm will fail in I year

C.METODE PENELITIAN 3. Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian pada provinsi Jawa
1. Populasi dan Sampel Barat di Wilayah Jakarta
Populasi sampel hanya mengambil
2 bank dari beberapa bank yang terdapat di 4.Metode Pengumpulan Data
wilayah Jakarta yaitu Bank Umum Konven - Metode pengumpulan data yang
sional dan Bank Umum Syariah. Selanjutnya digunakan adalah dengan cara mempelajari
sampel bank yang diteliti diberi kode nama data sekunder melalui internet, yaitu
bank konvensional ”K” dan bank syariah laporan keuangan Bank umum konvensional
diberi kode “S”. dan bank umum syariah periode tahun
2008 – 2010.
2. Variabel- Variabel Penelitian
Variabel-variabel utama penelitian 5. Teknik Analisis
adalah pos-pos dalam Neraca terdiri dari: Tehnik analisa dalam penelitian ini
Kas, giro, Surat-surat berharga yang dimiliki, digunakan tehnik analisis rasio keuangan
Obligasi Pemerintah, kredit yang diberikan, dan analisis diskriminan keuangan.
aktiva tetap dan aktiva lain, kewajiban
segera, tabungan, deposito, pinjaman, dan D.HASIL DAN PEMBAHASAN
ekuitas. Pos-pos dalam Daftar Rugi/Laba: 1. Analisis Rasio Keuangan Bank Umum
pendapatan bunga, beban bunga, Konvensional
Beban Estimasi Kerugian Komitmen dan Kon Dari laporan keuangan Bank
tinjensi pendapatan operasi laikode nnya, Konvensional “K” dapat dihitung beberapa
pendapatan non operasi, beban non rasio keuangan seperti dalam Tabel berikut :
operasi, pajak dan laba bersih.

Tabel 2: Rekapitulasi Rasio – Rasio Keuangan Bank Konvensional “K”


Tahun 2008 – 2010
Rasio – Rasio Liquiditas : 2008 2009 2010
1. Assets to Loan Ratio
Total aktiva : Total Kewajiban 109,91 % 110,26% 113,21%
2. Cash Ratio
Kas : Kewajiban Segera 5,12% 4,51% 4,43%
3. Loan to Deposit Ratio
Total Kredit : Tabungan + Deposito + Giro 58,12% 59,95% 65,81%
4. Non Performing Loan
Penyisihan Kredit : Total Kredit 7,08% 6,47% -
Rasio – Rasio Solvabilitas :
1. Capital to Debt Ratio
Total Modal (Ekuitas) : Total Kewajiban 9,91% 10,26% 6,54%
2. Capital Adequacy Ratio
Total Modal (Ekuitas) : Total Aktiva 9,01% 9,31% 5,78%
Rasio – Rasio Rentabilitas :
1. Gross Profit Margin
Laba Operasional:Pendapatan Operasional 171,71% 173,28% 138,68%
2. Net Profit Margin
Laba Bresih : Pendapatan Operasional 117,67% 119,84% 106,53%
3. Return on Equity
Laba Bersih : Ekuitas 34,82% 38,66% 37,45%
4. Return on Assets
Laba Operasi : Total Aktiva 2,29% 2,60% 2,81%

Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan Bank Konvensional “K”.

Secara umum,rasio-rasio likuiditas tahun 2010 kurang dari 8% yaitu sebesar


bank konvensional ”K” menunjukkan per - 6,54%.
baikan dari tahun ke tahun. Rasio aktiva Rasio-rasio rentabilitas yang dinya -
terhadap pinjaman menunjukkan tingkat takan dengan rasio-rasio net profit margin,
likuiditas yang cukup memadai, karena ROE menunjukkan adanya kenaikan pada
diatas 100%. Rasio kas terhadap kewajiban tahun 2008 dan 2009 sedangkan tahun
segera setiap tahunnya kurang dari 100% 2010 mengalami penurunan diban -ding
yang perlu menjadi perhatian pimpinan tahun-tahun sebelumnya sedangkan ROA
bank. Namun rasio antara kredit yang disa - mengalami kenaikan dari tahun ketahun.
lurkan dengan dana yang dihimpun (loan to Semua rasio rentabilitas menun -jukkan hasil
deposit rasio) cukup baik,yaitu tahun 2008 yang cukup positif. Laba bersih terhadap
sebesar 58% dsan tahun 2009 sebesar 59% pendapatan operasi (NPM) sangat baik,
serta tahun 2010 sebesar 65%. Menurut dimana tahun 2008 sebesar 235,34%, tahun
ketentuan BI ratio ideal antara 85% - 105%, 2009 sebesar 239,69% dan tahun 2010
berarti ratio LDR masih relative rendah. sebesar 106,53%. Keadaan ini menun
Kondisi ini menunjukkan kemampuan Bank jukkan bahwa Bank Konvensional “K” sangat
menyalurkan kredit masih perlu diting - sehat.
katkan, karena dana yang menganggur akan 2. Analisis Rasio Keuangan Bank Syariah
menjadi beban bagi Bank atas bunga “S”
simpanan yang harus dibayar kepada Rasio-rasio keuangan Bank Syariah
penabung. NPL tahun 2008 sebesar 7,08% “S” selama tahun 2008-2010 dapat dilihat
dibawah batas maksimum yang ditetapkan dalam tabel 3. Secara umum rasio -rasio
oleh BI, namun dalam tahun 2009 turun likuiditas Bank Syariah “S” relatif lebih baik
menjadi 6,47% sedangkan untuk tahun dibanding Bank Konvensional “K”. Rasio
2010 tidak ada penyisihan kredit sehingga aktiva terhadap pinjaman menunjukkan
kredit lancar. tingkat likuiditas yang sangat baik karena
Rasio-rasio solvabilitas pada tahun jauh diatas 100%. Rasio kas terhadap
2008 dan 2009 cukup sehat, sedangkan kewajiban segera dari tahun 2008 -2010
tahun 2010 mengalami penurunan. Rasio kurang dari 100%. Rasio antara kredit yang
CAR berdasarkan surat edaran Direksi BI disalurkan dengan dana yang dihimpun
No.26/2/UD tanggal 29 Mei 1993 tentang (loan deposit ratio) tahun 2008-2010
kewajiban modal minimum ada lah sebesar menunjukkan hasil yang sangat baik pula.
8%. Dari tabel diatas CAR Bank Konven - Demikian dengan NPL nya relatif baik
sional ”K” pada tahun 2008 dan 2009 diatas karena dalam 3 tahun kurang dari 10%.
8% sebesar 9,91% dan 10,26% sedangkan
Tabel.3: Rekapitulasi Rasio-rasio keuangan Bank Syariah “S” tahun 2008 -2010
Rasio – Rasio Liquiditas : 2008 2009 2010
1. Assets to Loan Ratio
Total aktiva : Total Kewajiban 628,81% 558,79% 584,88%
2. Cash Ratio
Kas : Kewajiban Segera 12,51% 12,70% 14,31%
3. Loan to Deposit Ratio
Total Kredit : Tabungan + Deposito + Giro 641,46% 543,76% 541,96%
4. Non Performing Loan
Penyisihan Kredit : Total Kredit 4,25% 5,05% 3,71%
Rasio – Rasio Solvabilitas :
1. Capital to Debt Ratio
Total Modal (Ekuitas) : Total Kewajiban 477,06% 418,209% 441,63%
2. Capital Adequacy Ratio
Total Modal (Ekuitas) : Total Aktiva 75,86% 74,84% 75,50%
Rasio – Rasio Rentabilitas :
1. Gross Profit Margin
Laba Operasional:Pendapatan Operasional 21,39% 26,32% 24,83%
2. Net Profit Margin
Laba Bresih : Pendapatan Operasional 14,79% 18,73% 18,30%
3. Return on Equity
Laba Bersih : Ekuitas 1,49% 1,76% 18,30%
4. Return on Assets
Laba Operasi : Total Aktiva 1,63% 1,85% 1,68%
Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan Bank Syariah “S”.

Rasio – rasio solvabilitas menun- “K”, dimana pada tahun 2008 sebesar
jukkan kondisi yang cukup sehat. Rasio CAR 14,79%, tahun 2009 sebesar 18,73%, dan
Bank Syariah “S” diatas 8% yaitu tahun 2008 tahun 2010 sebesar 18,30%. Keadaan ini
sebesar 75,86%, tahun 2009 sebesar menunjukkan bahwa NPM Bank Syariah “S”
74,84%, dan tahun 2010 sebesar 75,50%. relative lebih rendah dibandingkan dengan
Keadaan ini lebih baik dibandingkan dengan Bank Konvensional “K”. Hal ini memberikan
rasio solvabilitas Bank Konvensional “K”. indikasi bahwa Bank Konvensional “K” le bih
Rasio–rasio rentabilitas yang dinya - efisien dalan pengelolaan dananya.
takan dengan rasio – rasio GPM, NPM, ROE,
dan ROA menunjukkan adanya kenaikan 3. Analisis Diskriminan Bank Konvensional
pada tahun 2009 dibandingkan tahun 2008, “K”
sedangkan pada tahun 2010 mengalami Hasil perhitungan Z – Score untuk
penurunan dibandingkan pada tahun 2009. Bank Konvensional “K” dapat dilihat dalam
Keadaan ini hampir sama dengan keadaan tabel berikut :
rasio rentabilitas pada Bank Konvensional

Tabel 4 : Hasil Perhitungan Z - Score Bank Konvensional “K” tahun 2008 – 2010
Uraian 2008 2009 2010
X1 Working Capital to Total Asset Ratio
Modal Kerja : Total Aktiva 0,114 0,124 0,179
X2 Retained Earnings to Total Assets Ratio
Laba ditahan : Total Aktiva 0,038 0,046 0,052
X3 EBIT to Total Assets
Laba seb.Bunga dan Pajak : Total Aktiva 0,022 0,026 0,028
X4 Market Value of Equity to Book Value of Debt
Nilai Ekuitas : Nilai Hutang 0,099 0,102 0,072
X5 Sales to Asset Ratio
Penjualan : Total Aktiva 0,074 0,079 0,074
Z – SCORE
1,2 X1 0,1368 0,1488 0,2148
1,4 X2 0,0532 0,0644 0,0728
3,3 X3 0,0726 0,0858 0,0924
0,6 X4 0,0594 0,0612 0,0432
1 X5 0,074 0,079 0,074
TOTAL 0,396 0,439 0,497
Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan Bank Konvensional “K”

Hasil perhitungan Z-Score menun- Konvensional “K” tinggi yang dapat menye -
jukkan bahwa selama 3 tahun nilai Z sekitar babkan kepailitan dalam jangka pendek.
angka1,33 yang berarti kondisi Bank Kon - 4. Analisis Diskriminan Bank Syariah “S”
vensional “K” perusahaan dalam keadaan Hasil perhitungan Z- Score untuk
“firm” sehingga tingkat resiko bisnis Bank Bank Syariah “S” dapat dilihat dalam tabel
berikut:

Tabel 5 : Hasil Perhitungan Z - Score Bank Syariah “S” tahun 2008 – 2010
Uraian 2008 2009 2010
X1 Working Capital to Total Asset Ratio
Modal Kerja : Total Aktiva 0,074 0,110 0,068
X2 Retained Earnings to Total Assets Ratio
Laba ditahan : Total Aktiva 0,037 0,042 0,041
X3 EBIT to Total Assets
Laba seb.Bunga dan Pajak : Total Aktiva 0,016 0,018 0,016
X4 Market Value of Equity to Book Value of Debt
Nilai Ekuitas : Nilai Hutang 0,443 0,405 0,360
X5 Sales to Asset Ratio
Penjualan : Total Aktiva 0,122 0,112 0,104
Z – SCORE
1,2 X1 0,088 0,133 0,081
0,4 X2 0,053 0,059 0,058
3 X3 0,053 0,061 0,055
0,6 X4 0,266 0,243 0,216
1 X5 0,122 0,112 0,104
TOTAL 0,585 0,609 0,516
Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan Bank Syariah “S”

Hasil perhitungan Z-Score menunjukan Secara umum rasio – rasio likuiditas


selama 3 tahuun nilai Z dibawah 1,81 yang Bank Syariah “S” relative lebih baik diban -
berarti kondisi Bank Syariah “S” perusahaan dingkan dengan Bank Konvensional “K”.
dalam keadaan “firm” sehingga tingkat Rasio aktiva terhadap pinjaman menun -
resiko bisnis Bank Syariah “S” sama dengan jukan tingkat likuiditas yang sangat
Bank Konvensional “K”. Namun dari data di memadai karena diatas 100%. Rasio kas
atas, nilai Z-Score Bank Konvensional “K” terhadap kewajiban segera selama 3 tahun
lebih rendah dibandingkan dengan Bank kurang dari 100%. Walaupun terjadi
Syariah “S” yang relative lebih tinggi. penurunan dengan rasio antara kredit yang
disalurkan dengan dana yang dihimpun
5. Pembahasan (loan to deposit ratio) di 2 tahun terakhir,
a. Likuiditas namun selama 3 tahun LDR Bank S yariah
“S” sangat baik, karena jauh diatas standar E. KESIMPULAN DAN SARAN
rasio ideal antara 85% s.d 105% yang Kesimpulan
ditetapkan oleh BI. Non Performing Loan 1. Secara umum rasio-rasio likuiditas Bank
(kredit bermasalah) pada Bank Syariah “S” Umum Syariah ”S” relatif lebih baik
relative lebih rendah dibandingkan dengan dibanding Bank Umum Konvensional “K”.
Bank Konvensional “K”. Pada Bank Syariah 2. Rasio-rasio solvabilitas kedua bank Bank
“S” hanya sekitar 4%, sedangkan pada Bank Umum tersebut menunjukkan kondisi
Konvensional “K” sekitar 6% perthun. yang cukup sehat. Rasio kecukupan
b. Solvabilitas modal (CAR) kedua Bank Umum tersebut
Rasio – rasio solvabilitas pada Bank diatas ketentuan minimum BI (8%).
Syariah “S” lebih tinggi dari pada Bank Tingkat rasio solvabilitas dari kedua Bank
Konvensional “K” karena rasio solvabilitas Umum tersebut menunjukkan hasil
pada Bank Syariah “S” jauh diatas 8%. CAR bahwa Bank Umum Syariah”S” lebih baik
pada Bank Konvensional “K” tahun 2009 daripada Bank Umum Konvensional”K”.
sebesar 9,31% sedangkan Bank Syariah “S” 3. Rasio rentabilitas kedua Bank adalah
sebesar 74,84%. Dari angka tersebut menun positif. Laba bersih terhadap pendapatan
jukkan bahwa rasio solvabilitas Bank Syariah operasi (NPM) baik, dimana pada Bank
“S” lebih baik dibandingkan dengan Bank Konvensional “K” sebesar 239,69% dan
Konvensional “K”. pada Bank Syariah “S” sebesar 18,73 %
c. Rentabilitas pada tahun 2009. Keadaan ini menun -
Rasio rentabilitas kedua Bank jukkan bahwa kedua Bank tersebut
adalah positif. Laba bersih terhadap penda - mampu memperoleh laba yang wajar,
patan operasi (NPM) baik, dimana pada walaupun NPM Bank Syariah “S” lebih
Bank Konvensional “K” sebesar 239,69% rendah dibandingkan dengan Bank
dan pada Bank Syariah “S” sebesar 18,73% Konvensional “K”. Hal ini memberikan
pada tahun 2009. Keadaan ini menunjukkan indikasi bahwa Bank Konvensional “K”
bahwa kedua Bank tersebut mampu relative lebih efisien dalam pengelolaan
memperoleh laba yang wajar, walaupun dananya.
NPM Bank Syariah “S” lebih rendah diban - 4. Perbandingan tingkat resiko keuangan/
dingkan dengan Bank Konvensional “K”. Hal bisnis menggunakan hasil analisis diskri -
ini memberikan indikasi bahwa Bank minan (Z-Score) menunjukkan kedua
Konvensional “K” relative lebih efisien Bank tersebut dalam keadaan “firm”.
dalam pengelolaan dananya. Namun nilai Z Bank Syariah “S” relative
d.Tingkat Resiko Keuangan lebih tinggi dibandingkan dengan Bank
Perbandingan tingkat resiko Konvensional “K”.
keuangan/bisnis menggunakan hasil analisis
diskriminan (Z-Score) menunjukkan kedua Saran
Bank tersebut dalam keadaan “firm”. Dari pembahasan yang telah kami
Namun nilai Z Bank Syariah “S” relative uraikan dapat kami simpulkan saran kepada
lebih tinggi dibandingkan dengan Bank kedua Bank Umum tersebut dalam upaya
Konvensional “K”. Rendahnya nilai Z -Score mengatasi resiko keuangan dapat ditempuh
(dibawah 1,81) mengindikasikan bahwa dengan cara sbb:
kedua bank tersebut berada pada posisi 1. Membuat perencanaan likuiditas dengan
bisnis beresiko tinggi. Hal ini dikarenakan system anggaran kas (cash flow) harian
kedua Bank tersebut belum dapat meman - atas kemungkinan penyetoran dan pena -
faatkan assetnya seoptimal mungkin rikan oleh nasabah.
sehingga pendapatan yang didapatkan juga 2. Membuat rencana kontingensi guna
kurang optimal dan bila tidak dilakukan mengatasi kejadian yang tak terduga,
pengelolaan bisnis secara lebih baik lagi, yaitu dengan melakukan analisis ter -
dapat menyebabkan kepailitan dalam hadap perubahan dan dinamika kondisi
jangka pendek. lingkungan bisnis Bank Umum dengan
mengkaji indikator: ekonomi, peta per - Emery, Douglas R. & Finnerty, 1998,
saingan bisnis, perubahan budaya, dan Corporate Financial Management . –
situasi politik dan keamanan. Prentice Hall. Inc.USA.
3. Melakukan analisis terhadap biaya dana Hempel, G.H; Simonson, D.G; and Coleman
dan penentuan bunga kredit atau beban A.B, 1994. Bank Management Text
bagi hasil yang akan ditetapkan atas and Cases. Fourth Edition, USA: John
kredit konsumsi, kredit inv estasi, dan Wiley & Sons, Inc.
kredit modal kerja. Kashmir,S.E,MM.Manajemen Perbankan.
4. Penelitian ini tidak bisa digeneralisasi PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta .
karena hanya menggunakan sampel dua Sounders, Anthony, 1994, Financial
sampel dari beberapa sampel bank Institutions Management . USA :
umum yang ada dalam suatu wilayah, Richard D. Irwin. Inc
maka untuk peneliti selanjutnya Umar Husein,2002,Evaluasi Kinerja
sebaiknya lebih memperluas atau Perusahaan.Jakarta: PT.Gramedia
memperbanyak jumlah sampel. Pustaka Utama.
Umar Hamdan & Andi Wijaya,Analisis
DAFTAR PUSTAKA Komparatif Resiko Keuangan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR)
-------------------. Undang – Undang Konvensional dan Syariah, Jurnal
Perbankan.UU No.10 Tahun 1988 . Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol.4 ,
No.7 Juni 2006

Anda mungkin juga menyukai