Anda di halaman 1dari 26

-1-

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di


bidang teknologi dan/ atau bisnis dimana mempunyai nilai ekonomis karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang. Lingkup
perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode
penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai
ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.1 Hak Atas Kekayaan Intelektual
(HAKI) adalah hasil dari proses kemampuan berpikir (intellectual) manusia yang merupakan
ide dan diwujudkan dalam bentuk ciptaan atau invensi. Pada ide tersebut, melekat predikat
intelektual yang bersifat abstrak, sedangkan pada ciptaan atau invesi yang merupakan milik
didalamnya melekat suatu hak yang bersumber dari akal atau intelek manusia. Jadi dapatlah
dikatakan bahwa HAKI tersebut merupakan hak yang bersifat abstrak dan termasuk pada
lingkup benda tidak berwujud.

Pada era globalisasi perdagangan internasional dilakukan secara bebas antar negara-
negara di dunia. Kondisi ini sangat mempengaruhi perkembangan HAKI oleh karena itu perlu
diberikan perlindungan hukum terhadap HAKI, dimana perlindungan ini tidak hanya secara
bilateral melainkan juga secara multilateral atau secara global.
Terdapat keterkaitan yang sangat erat antara perlindungan atas Rahasia Dagang (trade
secret) atau yang dikenal juga dengan informasi yang dirahasiakan (undisclosed information)
yang merupakan bagian dari Hak Atas Kekayaan Intelktual dengan globalisasi perdagangan. 2
Tingginya frekuensi keluar masuk dan berpindah-pindahnya sumber daya manusia
dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya bahkan antar perusahaan yang berbeda negara
telah menjadi ciri dalam era globalisasi perdagangan yang tidak dapat dihindarkan.
Kenyataan seperti ini akan sangat berpengaruh terhadap perlindungan Rahasia Dagang.
Tingginya frekuensi keluar masuk tenaga kerja dari suatu perusahaan ke perusahaan
lainnya secara internasional dengan mudah dapat digunakan sebagai upaya pelanggaran
Rahasia Dagang oleh kompetitor.

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Rahasia_dagang, diakses pada 1 November 2017
2
Ahmad M Ramli, Hak atas Kepemilikan Intelektual (Teori Dasar Perlindungan Rahasia Dagang) Bandung,
2000, Mandar Maju, Hal 1
-2-

Dengan berpindahnya sumber daya manusia dari satu perusahaan ke perusahaan


lainnya tidak berarti bahwa orang tersebut dapat menggunakan Rahasia Dagang yang dimiliki
oleh perusahaan yang ditinggalkannya untuk dimanfaatkan pada perusahaan barunya. Oleh
karena itu pembuatan kontrak kerja yang melindungi Rahasia Dagang baik itu bersifat
formula, proses produksi, daftar pelanggan metode-metode dan sebagainya menjadi sangat
penting untuk dilakukan.
Pembentukan Undang-Undang Rahasia Dagang harus diterapkan atau setidaknya
menerapkan standar minimal dalam TRIPs Agreement. Dengan kemungkinan penerapan
standar minimal, berarti masih dimungkinkan celah untuk menentukan ketentuan-ketentuan
yang dapat memberikan manfaat.
Indonesia pada prinsipnya telah memberikan Rahasia Dagang itu sendiri jauh sebelum
Undang-Undang Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang dirumuskan.
Undang-Undang Rahasia Dagang sangat penting untuk melindungi gagasan-gagasan
yang mempunyai nilai komersil yang memberikan keuntungan bersaing.Undang-Undang
Rahasia Dagang juga dapat mendorong iklim yang sehat dan memantapkan hubungan para
pihak dalam transaksi perdagangan dengan tersedianya perangkat aturan-aturan main yang
jujur, bahkan tanpa adanya kontrak yang tegas sekalipun. Lebih jauh, Undang-Undang
Rahasia Dagang juga mempertinggi efisiensi dan produktivitas dengan memberikan kerangka
yang mendorong arus informasi diantara semua pihak terhadap suatu transaksi perdagangan. 3
Rahasia Dagang saat ini sudah merupakan salah satu bentuk investasi yang sangat
mahal disamping bentuk investasi lainnya yang harus dipertahankan terhadap semua pihak
sehingga tidak disalahgunakan demi kepentingan pihak lain melalui suatu mekanisme
persaingan tidak jujur.4 Akibat dari kenyataan ini, maka perlindungan atas Rahasia Dagang
akan menjadi salah satu faktor penentu dalam menarik investor asing untuk masuk ke
Indonesia, dan faktor penentu untuk frekuensi perdagangan internasional itu sendiri.
Untuk melindungi Rahasia Dagangnya para investor juga berkepentingan terhadap
suatu bentuk usaha penanam modal asing yang didalamnya tidak terlibat unsur luar
perusahaan itu.
Perlindungan Rahasia Dagang juga semakin penting jika dikaitkan dengan hubungan
antar perusahaan dan karyawannya. Keberadaan PMA yag tidak melibatkan unsur luar
perusahaan saat ini sudah dimungkinkan di Indonesia dengan kebijakan pemerintah yang

3
Cita Citrawinda Priapantja, Budaya Hukum Indonesia Menghadapi Globalisasi Perdagangan Atau
Perlindungan Rahasia Dagang Di Bidang Farmasi, Penerbit Chandra Pratama, 1999, Hal 36.
4
Opcit Hal 2 .
-3-

menyatakan dibolehkannya bentuk PMA 100% saham dalam suatu PT sangat penting artinya,
terutama apabila bidang usaha PT tersebut melibatkan HAKI termasuk Paten dan Rahasia
Dagang.5
Perlindungan hukum berlaku bagi Hak Kekayaan Intelektual yang sudah terdaftar dan
dibuktikan dengan sertifikat pendaftaran. Perlindungan hukum berlangsung selama jangka
waktu yang ditentukan menurut bidang dan klasifikasinya. Apabilia orang ingin menikmati
manfaat ekonomi dari Hak Atas Kekayaan Intelektual orang lain, dia wajib memperoleh izin
dari orang yang berhak.
Perlindungan hukum merupakan upaya yang diatur oleh Undang-Undang guna
mencegah terjadinya pelanggaran HAKI oleh orang yang tidak berhak.
Undang-Undang Rahasia Dagang memainkan peranan penting bagi suatu bisnis yang
menghasilkan inovasi-inovasi yang harus dijaga kerahasiaannya untuk memperoleh kembali
biaya-biaya dan keuntungan.
Dalam konteks yang lebih luas, dasar perdagangan dari seluruh negara dapat
dipengaruhi oleh seberapa luasnya sistem hukum yang melindungi Rahasia Dagang, bersama-
sama Hak Atas Kekayaan Intelektual lainnya, seperti Hak Paten, Hak Merek, Hak Cipta,
Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan lain-lain.
Tidak memadainya Perlindungan Hukum atas Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
tersebut dapat mempengaruhi perkembangan industri karena perangkat HAKI itu dirancang
untuk merangsang kegiatan swasta, terutama investasi dana untuk membantu riset dan
pengembangan teknologi baru yang sudah menjadi sifatnya mengandung resiko yang lebih
besar dari pada kegiatan perdagangan lainnya. Maka melalui pengurangan resiko, perangkat
hukum HAKI merangsang investasi yang lebih besar dalam proses invasi6.
Jadi, perlindungan atas Rahasia Dagang dapat mendorong masuknya investasi, inovasi
industri, dan kemajuan teknologi dan dengan demikian mempunyai pengaruh langsung pada
keseluruhan perekonomian negara.7
Dalam tahun-tahun belakangan ini, lajunya perubahan teknologi, meningkatkan
pengeluaran biaya untuk riset dan pengembangan, lebih besarnya mobilitas karyawan dan
kegiatan pengusaha, persaingan bisnis secara internasional, dan bertambah rumitnya
menyatu-padukan teknologi-teknologi yang berbeda, telah mempertinggi pentingnya
Undang-Undang Rahasia Dagang
5
Komar Kantaatmadja, Undang-Undang Perseroan Terbatas 1995 dan Implikasinya Terhadap Penanaman
Modal Asing, Bandung, 1995, Hal 1
6
Ibid, Hal 37.
7
Ibid, Hal 38.
-4-

Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang di


Indonesia diharapkan dapat menjamin dan memberikan perlindungan hukum terhadap
informasi-informasi yang bersifat rahasia dari suatu perusahaan sehingga tidak mudah
diperoleh pihak lain secara melawan hukum dan dapat terhindar dari praktek persaingan
curang atau persaingan tidak sehat. Dengan demikian, kelancaran dan kemajuan suatu
perusahaan meningkatkan dan melahirkan optimisme dari pelaku usaha di dalam memasuki
era globalisasi perdagangan.
Era globalisasi ini memperlihatkan suatu kenyataan bahwa perdagangan global akan
memasuki tahapan baru, yaitu makin berkurangnya hambatan perdagangan antar negara yang
ada di dunia ini dan makin bertambahnya ketergantungan suatu negara kepada negara
lainnya.
Arah globalisasi ini sangat erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan teknologi,
terutama di bidang informasi, telekomunikasi, serta transportasi, dan memperlihatkan
kecenderungan yang terus berkembang.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini mengakibatkan suatu
peristiwa di satu negara sangat mudah dan cepat diketahui oleh orang banyak yang ada di
negara lain. Hal ini berarti tidak ada lagi batas antara negara dan menyebabkan pembauran
antar negara menjadi semakin kompleks. Inilah salah satu gambaran yang akan dihadapi oleh
negara-negara di dunia, termasuk Indonesia dalam era globalisasi atau perdagangan bebas.
Para pelaku usaha dan investor, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri
merasa berkepentingan terhadap teknologi yang mereka miliki sehingga mereka merasa perlu
adanya perlindungan hukum terhadap teknologi tersebut.
Hal ini terjadi karena barang dan jasa yang mereka hasilkan dengan teknologi yang
mereka miliki merupakan bagian dari Hak Atas Kekayaan Intelektual yang wajib dilindungi
oleh hukum yang sesuai dengan standar internasional.
Munculnya keterkaitan antara barang dan jasa dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual
adalah karena di dalam proses pembuatan barang dan jasa tersebut terdapat informasi yang
dirahasiakan atau yang lebih dikenal dengan Rahasia Dagang yang tidak boleh diketahui oleh
umum yang merupakan bagian dari HAKI selain Hak Paten, Hak Merek, Hak Cipta, Desain
Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan lain-lain.
Informasi yang dirahasiakan atau Rahasia Dagang dari suatu perusahaan merupakan
hal yang sangat penting bagi pelaku usaha karena informasi ini memiliki nilai ekonomis dan
menyangkut kualitas dari barang dan jasa yang dihasilkan.
-5-

Apabila terjadi pembocoran maka akan merugikan perusahaan tersebut, jadi


dipandang dari sudut hukum dan ekonomi, Rahasia Dagang menjadi faktor yang esensial bagi
perkembangan perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang ini merupakan suatu
syarat mutlak dan menjadi faktor yang sangat esensial terutama untuk mencegah persaingan
usaha yang tidak sehat dari pelaku bisnis lainnya yang memiliki perusahaan yang
memproduksi barang atau jasa yang sejenis, terlebih-lebih jika dikaitkan dengan globalisasi
perdagangan.
Jadi dengan adanya perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang, maka akan
melahirkan bentuk persaingan dagang yang jujur di antara pelaku bisnis dan menjadi
komoditas yang sangat berharga karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Selain itu,
perlindungan hukum ini menjadi salah satu faktor penentu dalam menarik investor asing
untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Para pelaku usaha enggan melakukan kegiatan perdagangan karena jika terjadi
pembocoran Rahasia Dagang oleh orang yang tidak berhak maka mengakibatkan kerugian,
serta investor asing tidak berminat menanamkan modalnya di Indonesia dalam bentuk
Penanaman Modal Asing (PMA) yang didalamnya tidak terlibat unsur luar perusahaan itu
atau dalam bentuk Joint Venture karena tingkat kompetisi antar perusahaan semakin tinggi
sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat.

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang sebagaimana dikemukakan di atas, maka pokok permasalahan
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Perlindungan Hukum atas Rahasia Dagang?
2. Bagaimanakah Perbandingan Pengaturan Ketentuan Rahasia Dagang di Indonesia dan
Amerika Serikat?
-6-

BAB II

PERLINDUNGAN HUKUM RAHASIA DAGANG

Perlindungan Rahasia Dagang memiliki nilai yang sangat penting dalam dunia
investasi dan perdagangan, karena melalui sistem perlindungan seperti ini, maka informasi
bisnis yang sifatnya sangat strategis dan kompetitif yang tidak terlindungi dengan Sistem
Hukum Paten dan Hak Cipta atau Desain Industri dapat dilindungi.
Sebagai gambaran bahwa untuk mendapatkan perlindungan Paten seorang penemu,
harus benar-benar menemukan sesuatu yang sifatnya baru, terpenuhinya syarat-syarat yang
sangat kompleks yang ditetapkan oleh Kantor Paten, sedangkan Rahasia Dagang dapat
dilakukan secara lebih fleksibel karena tidak terikat pada syarat-syarat formal seperti halnya
yang terjadi dalam Sistem Hukum Paten, yang memerlukan pemenuhan formalitas dan proses
pemeriksaan yang rumit.8
Perlindungan Rahasia Dagang didasarkan atas beberapa teori yaitu sebagai berikut9 :
a. Teori Hak Milik
Teori Hak Milik merupakan salah satu dasar perlindungan Rahasia Dagang.10
Beberapa putusan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara
Rahasia Dagang dengan konsep Hak Milik. Rahasia Dagang dapat disejajarkan
sebagai satu bentuk Hak Milik bahkan identik dengan aset atau investasi bagi
perorangan atau perusahaan.11
Sebagai Hak Milik, Rahasia Dagang bersifat eksklusif dan dapat dipertahankan
terhadap siapapun yang berupaya menyalahgunakannya atau membajaknya. Pemilik
mempunyai hak yang seluas-luasnya untuk mempergunakan Hak Miliknya itu untuk
kepentingan perusahaannya.
Prinsip tentang Hak Milik ini juga dikenal dalam Hukum Indonesia. Pasal 570 BW
menyatakan: “Hak Milik adalah hak untuk menikmati kegunaan sesuatu kebendaan
dengan leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan
sepenuhnya, asal tidak bersalahan dengan Undang-Undang atau peraturan umum yang
ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya, dan tidak mengganggu

8
Ditjen HCPM, Buku Panduan Di bidang Paten, 1997, hal 8
9
Gunawan Widjaja , Pemilik Rahasia Dagang Dan Pemegang Rahasia Dagang, Business News, 2001, Hal 120.
10
Cabanellas Guilarmo & Massaguer jose, Know-How Agreements and EEC Competition Law,IIC Studies,Vol 12
Hal 50
11
Gunawan Widjaja , Opcit, Hal 49
-7-

hak-hak orang lain; kesemuanya itu dengan tidak mengurangi kemungkinan akan
pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasarkan atas ketentuan Undang-
Undang dan dengan pembayaran ganti rugi“.
Pengertian pasal 570 BW ini menunjukkan bahwa Hak Milik adalah hak yang paling
utama dimana pemilik dapat menguasai benda itu sebebas-bebasnya dalam arti dapat
memperlakukan perbuatan hukum atas benda itu secara eksklusif disamping dapat
pula melakukan perbuatan-perbuatan materiil atas benda itu.
Namun demikian, sifat eksklusivitas atas Hak Milik untuk benda-benda berwujud
tampaknya sudah mengalami pergeseran karena munculnya berbagai norma
kemasyarakatan yang membatasi Hak Milik. Rahasia Dagang dan HAKI pada
umumnya, pada prinsipnya harus dapat dibatasi jika bersentuhan dengan kepentingan
masyarakat luas.
b. Teori Kontrak
Teori kontrak merupakan dasar yang paling sering dikemukakan dalam proses
pengadilan mengenai Rahasia Dagang, khususnya di Amerika. Di Indonesia sendiri
yang mengadopsi Sistem Hukum Eropa Kontinental, ketentuan tentang prinsip
kontrak ini diatur dalam KUH Perdata (Burgerlijk Wetboek). Dalam Pasal 1233
dinyatakan bahwa tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena perjanjian, baik karena
Undang-Undang.
Prinsip perlindungan berdasarkan Hukum Kontrak ini sangat relevan dengan bentuk
perlindungan berdasarkan sistem hukum perburuhan atau hukum ketenagakerjaan.
Hubungan antara pengusaha dan karyawan merupakan salah satu masalah penting
berkenaan dengan Rahasia Dagang. Tingginya tingkat keluar masuk karyawan dari
suatu perusahaan ke perusahaan yang lain menyebabkan perlunya pengaturan Rahasia
Dagang ini diintegrasikan dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan.12 Teori inipun
terkait dengan masalah kedudukan “orang dalam“ perusahaan (insider traiding). Perlu
dibuat perjanjian kerja oleh perusahaan dengan karyawannya yang isinya melarang
penggunaan teknologi atau informasi yang telah diketahui secara umum atau
merupakan public domain karena ini merupakan suatu tindakan yang dianggap
sebagai cacat hukum.13

12
Gunawan Widjaja , Ibid, Hal 51
13
Melvin F Jager, Trade Secrets Law Handbook, 1983, Hal 43
-8-

c. Teori Perbuatan Melawan Hukum


Perlindungan atas Rahasia Dagang juga dapat dilakukan berdasarkan teori perbuatan
Melawan Hukum. Hal ini merupakan salah satu jalan keluar sebagai konsekuensi
perlindungan atas HAKI yang tidak didaftarkan seperti halnya Rahasia Dagang ini.
Prinsip semacam ini banyak diterapkan diberbagai negara untuk mengatasi kegiatan
persaingan curang yang dilakukan oleh kompetitor yang tidak beritikad baik.
Seseorang dianggap telah melakukan perbuatan melawan hukum jika secara tanpa hak
mempergunakan informasi dengan cara:

1. diperoleh melalui tata cara yang tidak lazim atau

2. pengungkapan atau penggunaannya mengakibatkan dilanggarnya kerahasiaan yang


diperolehnya dari orang lain yang mengungkapkan rahasia itu kepadanya, atau

3. orang tersebut mempelajari rahasia tersebut dari orang ketiga yang memperoleh
informasi tersebut secara tidak patut atau pengungkapan pihak ketiga ini
merupakan pelanggaran juga atau

4. orang itu mempelajari rahasia tersebut dan kemudian mengungkapkannya dengan


menyatakan bahwa hal tersebut merupakan pembukaan rahasia dengan sengaja,
dalam Hukum Indonesia hal ini diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata.

Rahasia Dagang dilindungi oleh Undang-Undang seiring dengan lahirnya informasi


yang terkait dan mulai berfungsi dalam kegiatan perekonomian. Tidak diperlukan prosedur
pendaftaran bagi perlindungan Rahasia Dagang karena sifat informasi yang rahasia
(sedangkan jika dilakukan pendaftaran maka akan memerlukan pengungkapan informasi).
Rahasia Dagang dapat dicatatkan apabila terjadi pengalihan atau lisensi kepada pihak lain.
Pencatatan ini hanya berkaitan dengan data administratif lisensi atau pengalihan hak tanpa
perlu mengungkapkan isi dari informasi rahasia tersebut.
Pasal 2 Undang-Undang Rahasia Dagang menyebutkan : metode produksi, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum. Informasi Rahasia yang
memperoleh perlindungan yaitu:
 Informasi yang bersifat rahasia. Hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak
diketahui secara umum oleh masyarakat.
-9-

 Informasi memiliki nilai ekonomi. Kerahasiaan informasi dapat digunakan untuk


menjalankan kegiatan atau usaha komersial atau dapat meningkatkan keuntungan.
Pemeliharaan kerahasiaan informasi wajib dilakukan oleh pemilik informasi rahasia
dengan melakukan langkah-langkah yang layak dan patut. Artinya semua langkah yang
memuat ukuran kewajaran, kelayakan, dan kepatutan yang harus dilakukan.
Pemeliharaan rahasia biasanya berkaitan dengan hubungan antara pekerja dengan
pemberi kerja yang merupakan pemilik Rahasia Dagang. Dalam lingkungan kerja perlu diatur
prosedur perusahaan yang bisa menjamin kerahasiaan informasi. Perlu diatur secara jelas dan
tegas pula dalam peraturan perusahaan mengenai pihak yang bertanggung jawab atas
informasi rahasia.
Dalam Undang-Undang Rahasia Dagang Indonesia juga ditegaskan bahwa yang menjadi
objek perlindungan Rahasia Dagang adalah informasi yang bersifat rahasia yang meliputi
metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain dibidang
teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat
umum.14
Perlindungan Hukum atas Rahasia Dagang menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000
dapat dibagi kedalam beberapa bagian besar, yaitu:

1. Adanya unsur kontrak/perjanjian, dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000


ketentuan mengenai hal ini tercantum dalam Pasal 6 yang menyebutkan bahwa
Pemegang Hak Rahasia Dagang dapat memberian lisensi kepada pihak lain berdasarkan
perjanjian lisensi. Lisensi secara garis besar merupakan izin yang diberikan oleh
pemegang Rahasia Dagang kepada pihak lain dalam bentuk tertulis (perjanjian).
Perjanjian lisensi yang dicantumkan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000,
harus mampu menampung segala aspek yang diperlukan untuk melindungi Rahasia
Dagang tersebut.
2. Hak pemilik Rahasia Dagang benar-benar diperhatikan (adanya Hak Eksklusif).
Keeksklusifan dari hak tersebut diharapkan dapat membuat kerahasiaan dari Rahasia
Dagang itu sendiri tetap dapat terjaga.
3. Dicantumkannya unsur perbuatan melawan hukum. Prinsip melawa hukum sangat
relevan untuk dijadikan dasar perlindungan Rahasia Dagang antara para pihak yang
sama sekali tidak terikat kontrak/perjanjian satu sama lain.

14
Pasal 2 Undang-Undang Rahasia Dagang
- 10 -

4. Penyelesaian sengketa di Peradilan Negeri. Ketentuan mengenai hal ini tercantum


dalam Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 yang menyebutkan
bahwa Pemilik Rahasia Dagang dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan
tanpa hak untuk membayar ganti kerugian, dimana gugatan tersebut diajukan ke
Pengadilan Negeri.
5. Pengalihan Hak Rahasia Dagang tercantum dalam Pasal 5 ayat (1) dan pasal 6 Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2000. disebutkan dalam pasal itu bahwa Hak Rahasia Dagang
dapat beralih atau dialihkan dengan melalui Pewarisan, Hibah, Wasiat, Perjanjian
Tertulis dan sebab-sebab lain yang dibenarkan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan dalam Pasal 6 mengatur tentang Pengalihan Hak Rahasia Dagang dengan
lisensi berdasarkan perjanjian lisensi. Dari dua ketentuan di atas disebutkan bahwa
pengalihan Rahasia Dagang dapat berupa pengalihan hak dengan non lisensi dan
pengalihan hak dengan lisensi.
6. Jangka waktu perlindungan Rahasia Dagang. Kedua ketentuan hukum tersebut tidak
menyebutkan batasan waktu perlindungan Rahasia Dagang. Dalam artian bahwa
perlindungan Rahasia Dagang tidak terbatas oleh waktu seperti halnya perlindungan di
bidang HAKI lainnya yang terdapat batasan waktu perlindungan, misalnya
perlindungan Paten selama kurun waktu 20 tahun.

Perlindungan Hukum Rahasia Dagang Berdasarkan Perjanjian

Hukum perjanjian di atur dalam buku ke III KUHPerdata dimana pada KUH Perdata
digunaan kata “persetujuan untuk menyatakan perjanjian”.

Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.15
Perlindungan Rahasia Dagang berdasarkan perjanjian telah dicantumkan secara
eksplisit dalam Pasal 5 ayat (1) huruf d Undang-Undang Rahasia Dagang, yang menyatakan
bahwa perlindungan Rahasia Dagang lahir antara lain berdasarkan perjanjian tertulis.
Perjanjian tertulis ini dilakukan antara pemilik/pemegang Rahasia Dagang dengan
pihak ketiga dan disebut dengan Perjanjian Merahasiakan (Secrecy Agreement). Yang
menjadi objek perjanjian ini tidak hanya data dan informasi yang termasuk katagori Rahasia
Dagang, tetapi juga mencakup tentang pengalaman teknik berkenaan dengan proses

15
Pasal 1313 KUH Perdata
- 11 -

pengolahan, bahan-bahan, tata cara pengoperasian, pengendalian mutu, dan informasi


mengenai formula yang memiliki nilai komersial tinggi.
Pada perjanjian ini juga dicantumkan bahwa pemilik Rahasia Dagang sebagai pemberi
Rahasia Dagang bersedia mengungkapkan Rahasia Dagangnya kepada penerima dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan.
Penerima Rahasia Dagang berkewajiban merahasiakan dan tidak mengungkapkan
Rahasia Dagang tersebut kepada orang lain tanpa izin tertulis dari pemberi Rahasia Dagang.
Oleh karena itu, harus diperjanjikan dengan tegas bahwa informasi itu adalah suatu hak
kepemilikan sehingga penerima hak tidak akan menggunakannya untuk kepentingan
usahanya.
Kewajiban merahasiakan ini juga berlaku terhadap perjanjian selanjutnya yang
mungkin dilakukan yang berkaitan dengan perjanjian pokok dan tetap berlaku seterusnya
apabila jangka waktu perjanjiannya telah berakhir.
Khusus untuk pengakuan hak atas dasar perjanjian, diperlukan adanya suatu
pengalihan hak yang didasarkan pada pembuatan suatu akta, terutama akta otentik.
Hal ini penting mengingat aspek yang dijangkau begitu luas dan pelik, selain untuk
menjaga kepentingan masing-masing pihak yang mengadakan perjanjian pengalihan hak atas
Rahasia Dagang tersebut.
Kecenderungan dipilihnya bentuk perlindungan melaui Rahasia Dagang setidaknya
dilandasi oleh dua alasan, yaitu:
1. Karena seringkali substansi yang diinginkan untuk mendapat perlindungan merupakan
hal yang tidak dapat diberi Paten, seperti halnya daftar pelanggan perusahaan, data
keuangan, nota-nota bisnis dan lain-lain.
2. Mungkin juga hal yang ingin dilindungi sebenarnya memungkinkan untuk diberi
Paten, tetapi inventor lebih memilih bentuk perlindungan Rahasia Dagang karena
berbagai alasan seperti jangka waktu perlindungan yang tidak terbatas, nilai
kerahasiaan yang lebih terjamin, mahalnya biaya dikantor Paten dan formalitas
pendaftaran yang lebih rumit.
Keuntungan-keuntungan perlindungan Rahasia Dagang adalah16

1. Dibandingkan dengan jangka waktu perlindungan atas Paten yang hanya 20 tahun di
Indonesia maka perlindungan melalui Rahasia Dagang lebih menguntungkan karena

16
Ahmad M Ramli, opcit, hal 79
- 12 -

jangka waktunya yang tidak terbatas. Untuk penemuan-penemuan dan rumus-rumus


di bidang produksi perdagangan jangka waktu ini menjadi demikian penting karena
jika dilindungi dengan Paten maka setelah habis jangka waktunya itu maka informasi
akan menjadi milik umum dan setiap orang dapat mengaksesnya tanpa perlu takut
dinyatakan sebagai pelanggar HAKI, sedangkan informasi itu sendiri merupakan
salah satu potensi strategis yang seharusnya dipegang teguh untuk dapat bersaing
dengan kompetitor. Melalui sistem perlindungan Rahasia Dagang, maka informasi itu
dapat dilindungi seterusnya dan haknya tetap melekat pada pemiliknya. Rahasia
Dagangpun seringkali tidak memenuhi syarat Paten. Disamping itu perlu juga
dipenuhi syarat-syarat seperti harus ada unsur kebaruan, dan dapat diterapkan dalam
industri.
2. Melalui sistem perlindungan Rahasia Dagang, maka segala informasi penting
perusahaan akan tetap terjaga kerahasiaannya, karena informasi itu tetap bersifat
tertutup, hal ini sangat penting mengingat keterbukaan informasi tersebut dapat
dimanfaatkan oleh kompetitor untuk membuat produk yang sama.
3. Dalam sistem Hukum Paten hanya penemu pertama yang boleh mendaftarkan
patennya, namun dalam Rahasia Dagang hal ini tidak diatur artinya sepanjang waktu
orang boleh menyimpan Rahasia Dagangnya dan memelihara haknya dari gangguan
orang lain, tanpa perlu memikirkan apakah orang lain juga mempunyai informasi
serupa, dengan catatan bahwa informasi itu bukan informasi umum atau milik umum.
4. Dari segi biaya, perlindungan penemuan melalui Rahasia Dagang relatif lebih murah
dibandingkan dengan Paten, karena tidak perlu mengeluarkan iuran tahunan dan
biaya-biaya yang berkaitan dengan formalitas pendaftaran seperti halnya pada Paten.
Hal ini menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh inventor.
5. Secara faktual terdapat hal-hal yang tidak dapat dilindungi Paten, tetapi justru dapat
dilindungi oleh Rahasia Dagang, misalnya daftar pelanggan, formulir-formulir, dan
lain-lain. Informasi-informasi bisnis seringkali tidak merupakan hal yang memenuhi
syarat untuk dlindungi Paten, karena beberapa alasan seperti tidak mengandung
langkah inventif, kemungkinan adanya kesamaan dengan penemu lain dan
sebagainya.17

17
Langkah inventif menurut pasal 2 ayat 2 dan ayat 3 UU Nomor 13 Tahun 1997 adalah jika penemuan
tersebut bagi seorang yang mempunyai keahlian biasa mengenai teknik merupakan hal yang tidak dapat
diduga sebelumnya. Penilaian bahwa suatu penemuan merupakan hal yang tidak dapat diduga harus dilakukan
- 13 -

Kerugian-Kerugian Perlindungan Rahasia Dagang adalah18

1. Rahasia Dagang mungkin juga ditemukan oleh pihak ketiga sebagai kompetitor.
2. Upaya perlindungan Rahasia Dagang dapat mempengaruhi produktivitas karena
sistem perlindungannya yang sangat ketat sehingga memerlukan metode yang sangat
rapi termasuk dalam rangka hubungan perusahaan dengan karyawan. Hal ini dapat
mempengaruhi keberhasilan manufaktur, akibat hilangnya keuntungan tambahan yang
mestinya diperoleh karena sistem perlindungan ini.
3. Perlindungan atas Rahasia Dagang hanya akan berlangsung selama kerahasiaannyan
itu terjaga dengan baik, sekali rahasia itu terpublikasi oleh pemiliknya, maka tidak
akan ada lagi perlindungan oleh karena itu seorang Pemilik Rahasia Dagang harus
mengeluarkan biaya dan tenaga yang terus-menerus untuk melindungi informasi yang
dimilikinya itu, dengan pengertian lain bahwa tanggung jawab perlindungan
sepenuhnya diserahkan kepada pemilik informasi. Hal ini berbeda dengan Paten yang
tidak membebankan kewajiban serupa karena Stelsel Konstitutif telah secara langsung
melindungi pemilik meskipun Paten tersebut telah dipublikasikan.19

dengan memperhatikan keahlian yang ada pada saat diajukan permintaan paten atau yang telah ada pada saat
diajukan permintaan pertama dalam hal permintaan itu diajukan dengan Hak Prioritas.
18
Ahmad M Ramli, opcit, Hal 81
19
Roman, Saliwanchik, Legal Protecytion For Microbiological And Genetic Engineereing Inventions, Addison-
Wesley Publising Company, Advanced Book Program/World Science division Reading, Massachusetts, London
1982 hal12.
- 14 -

BAB III
PERBANDINGAN PENGATURAN KETENTUAN RAHASIA DAGANG DI
INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT

(Studi Kasus Pt Kota Minyak Automation Vs Danar Dono (Indonesia) Dengan Zynga
Inc Vs Alan Patmore (California-Usa)

Pengaturan Rahasia Dagang, berawal dari Undang-Undang No. 7 Tahun 1994,


Diratifikasinya Agreement Establishing the World Trade Organization (persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagang Dunia atau WTO) yang mencakup Agreement on Trade
Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs). Informasi yang
dirahasiakan diatur dalam Bab 7 Pasal 39 TRIPs yang mengatur hal-hal sebagai berikut:
Pasal 39 ayat (1) dan ayat (2) mengatur hal-hal sebagai berikut:
(1) In the course of ensuring effective protection againts unfair competition as
provided in Article 10 bis of the Paris Convention (1967), Members shall protect
undisclosed information in accordance with paragraph 2 below and data submitted to
governments or govermental agencies in accordance with paragraph 3 below.
(2) Natural and legal persons shall have the possibility of preventing information
lawfully within their control from being disclosed to, acquired by, or used by others
without their consent in a manner contrary to honest commercial practices so long as
such information:
a. is secret in the sense it is not, as abody or in the precise configuration and
assembly of its components, generally known among or readily accessible to
persons within the circles that normally deal with the kind of information in
question;
b. has commercial value because it is secret, and
c. has been subject to reasonable steps under the circumstances, by the person
lawfully in control of the information, to keep it secret

Dari ketentuan – ketentuan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagai negara
anggota Indonesia dan negara California-USA yang merupakan anggota WTO yang
mencakup persetujuan TRIPs diwajibkan untuk memberikan perlindungan terhadap informasi
yang dirahasiakan (rahasia dagang) untuk menjamin perlindungan secara efektif dalam
menghadapi persaingan curang sesuai dengan Pasal 10 bis Konvensi Paris versi 1967.
- 15 -

merupakan konsekuensi sifat keberlakuan TRIPs yang juga berfungsi sebagai kaidah
penunjuk.
Indonesia sebagai bagian masyarakat internasional menanda tangani kesepakatan
World Trade Organization (WTO) dan merati-fikasi Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994
tentang Pengesahan Agreement on Establishing The World Trade Organization (Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Salah satu ketentuan yang terdapat dalam
WTO, yaitu pada lampiran 1C adalah mengenai Understanding on Trade Related Aspects of
Intellectual Property Rights, Including Trade in Counterfeit Goods (Persetujuan mengenai
Aspek-aspek Dagang yang Terkait dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual, termasuk
Perdagangan Barang Palsu) yang biasa disingkat dengan TRIPs. Untuk itu pemerintah
Indonesia harus menyesuaikan peraturan perundang-undangannya dengan kerangka WTO,
khususnya mengenai TRIPs
Di Negara Indonesia, ketentuan mengenai Rahasia Dagang diatur dalam Undang –
Undang no. 30 tahun 2000.tentang Rahasia Dagang Lembaran Negara Tahun 2000 No. 242,
Tambahan Lembaran Negara No. 4044. Dalam penjelasan ketentuan umumnya telah
dijelaskan bahwa urgensi lahirnya UU Rahasia dadang adalah sebagai bentuk upaya adanya
persaingan yang tangguh di kalangan dunia usaha, sebagaimana hal-nya Paten sudah dikenal
sebelumnya. Dalam Paten, sebagai imbalan atas hak ekslusif yang diberikan oleh negara,
penemu harus mengungkapkan temuan atau invensinya. Namun, tidak semua penemu atau
kalangan pengusaha bersedia mengungkapkan temuan atau invensinya itu. Mereka ingin tetap
menjaga kerahasiaan karya intelektual mereka, untuk itu perlu dilindungi berdasarkan
undang-undang.
Dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 30 / 2000 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
rahasia dagang adalah “informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.” Selan-jutnya Pasal 2 UU ini juga ditentukan
bahwa “Lingkup perlindung- an rahasia dagang meliputi metode produksi, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.”
Sedangkan yang menjadi Elemen Rahasia Dagang adalah sebagai berikut20 : (1)
Bersifat rahasia dimana informasi tersebut tidak diketahui secara umum oleh masyarakat /
hanya diketahui secara terbatas oleh pihak tertentu yang mampu menggunakannya untuk

20
Cita Citrawinda Noerhadi, Diktat Kuliah Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta : Program Pasca Sarjana Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, 2017
- 16 -

tujuan memperoleh keuntungan; (2) Memiliki nilai ekonomi / komersial dimana dengan
status kerahasiaannya, informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan /
usaha yang menghasilkan keuntungan; (3) Dijaga kerahasiaannya, apabila pemilik / pihak –
pihak yang menguasainya telah melakukan upaya perlindungan melalui langkah – langkah
yang memadai untuk menjaga kerahasiaan dan monopoli pemguasaannya.
Rahasia Dagang dianggap lahir pada saat seseorang menemukan suatu penemuan baru
berupa informasi yang mempunyai nilai ekonomis, yang karena pertimbangan tertentu oleh
penemunya, sengaja disimpan sendiri dan dipertahankan sebagai informasi yang bersifat
rahasia. Terdapat kemungkinan bahwa rahasia dagang itu suatu saat akan berubah menjadi
paten, misalnya ketika oleh penemunya informasi tersebut didaftarkan sebagai paten21.
Lamanya perlindungan rahasia dagang di Indonesia adalah tidak terbatas. Rahasia dagang
tetap ada selama tidak terjadi pengungkapan dari pokok persoalan rahasia dagang diluar
orang – orang yang memiliki hubungan khusus dengan pemiliknya22.
Ketentuan mengenai pelanggaran rahasia dagang diatur dalam pasal 13, 14 dan 15
Undang – undang no.30 tahun 2000 tentang rahasia dagang. Pelanggaran rahasia dagang juga
terjadi apabila seseorang dengan sengaja mengungkapkan rahasia dagang, mengingkari
kesepakatan atau mengikngkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga rahasia
dagang yang bersangkutan. Seseorang dianggap melanggar rahasia dagang pihak lain apabila
ia memperoleh atau menguasai rahasia dagang tersebut dengan cara yang bertentangan
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Pengecualian dari tindakan
pelanggaran rahasia dagang ini diberikan apabila: a) tindakan pengungkapan rahasia dagang
atau penggunaan rahasia dagang tersebut didasarkan pada kepentingan pertahanan keamanan,
kesehatan atau keselamatan masyarakat, b) tindakan rekayasa ulang atas produk yang
dihasilkan dari penggunaan rahasia dagang milik orang lain yang dilakukan semata – mata
untuk kepentingan pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan.

A. Pengaturan Ketentuan Rahasia Dagang di Indonesia (Studi Kasus PT Kota


Minyak Automation VS Danar Dono)

Dalam tulisan ini, untuk mengkaji ketentuan mengenai bagaimana pengaturan rahasia
dagang di Indonesia yang akan diperbandingkan dengan pengaturan rahasia dagang di

21
http://72legalogic.wordpress.com/2009/03/23/pengaturan-rahasia-dagang-di-indonesia/, ditelusuri tanggal
30 Oktober 2017
22
Cita Citrawinda Noerhadi, Op.cit
- 17 -

California-USA, penulis mengangkat kasus PT Kota Minyak Automation (untuk selanjutnya


disebut “PT KMA”) selaku penggugat dengan Danar Dono selaku tergugat. Tergugat, Danar
Dono diduga telah membocorkan rahasia dagang PT KMA kepada saingan perusahaannya.
Adapun kronologis kasus tersebut adalah sebagai berikut:
Pada bulan Maret 2007, Danar Dono yang bekerja di PT Kota Minyak Automation
membuat design, gambar, dokumentasi, kalkulasi harga untuk penyusunan proposal tender
pengadaan barang berupa cerobong api di PT. Medco E&P Indonesia. Tanpa diketahui oleh
PT Kota Minyak Automation, Danar Dono juga mengerjakan proposal yang sama untuk
perusahaan saingan yaitu PT Envico dengan tujuan memenangkan tender dari PT. Medco
E&P Indonesia yang sedang diikuti oleh PT Kota Minyak Automation. PT Envico meminta
Danar Dono untuk mengerjakan proposal tersebut karena Danar Dono telah mengatakan
bahwa ia telah keluar dari PT Kota Minyak Automation. Atas keperluan ini PT Envico
membayar 200 juta rupiah pada Danar Dono.
Selanjutnya, Danar Dono kemudian dengan sengaja membuatkan proposal penawaran
PT Kota Minyak Automation dengan harga yang lebih tinggi dengan jumlah penawaran
sebesar $ 128.404,00 sedangkan untuk proposal penawaran PT Envico lebih rendah dengan
jumlah penawaran sebesar $ 121.331,00 dan sengaja membuat PT Kota Minyak Automation
tidak memiliki software untuk perhitungan ‘ground level concentraton’ sehingga tidak lolos
secara tekhnikal sehingga setelah tender dibuka oleh PT Medco E&P Indonesia perwakilan
PT Kota Minyak Automation kalah dan PT Envico menjadi pemenang tender.
Perbuatan Danar Dono kemudian diketahui oleh PT Kota Minyak Automation
berdasarkan file computer terdakwa, dimana terdapat Purchase Order dari PT Metalindo
Perkasa Mandiri yang ditujukan PT Envico atas nama Danar Dono.
Akibat dari perbuatan DanarDono, PT Kota Minyak Automation mengalami kerugian,
kemudian lalu menuntut Danar Dono di PN Jakarta Utara.
Hakim PN Jakarta Utara memutuskan bahwa Danar Dono telah terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja tanpa hak mengingkari
kesepakatan untuk menjaga rahasia dagang, melakukan perbuatan sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 13 dan pasal 14 sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal
17 ayat (1) UU RI No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, juga diatur dan diancam
pidana sesuai pasal 323 ayat (1) KUHP, dan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan
pidana penjara selama satu tahun. Danar Dono lalu mengajukan banding terhadap putusan ini.
Pengadilan Tinggi Jakarta kemudian memutuskan sama dengan PN Jakarta Utara dan
menambah kurun waktu pidana penjara Danar Dono menjadi 1 tahun 2 bulan. Danar Dono
- 18 -

yang masih merasa tidak puas kemudian mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Hakim
Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi dari Danar Dono, kemudian membebankan
pemohon kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi. Adapun alasan
pemohon kasasi tidak dapat dibenarkan, judex facti tidak salah menerapkan hukum yaitu
dalam menerapkan dakwaan yang telah terbukti, di mana seharusnya tedakwa melindungi
kepentingan perusahaan tempatnya bekerja yang telah memberi gaji dan mengikat perjanjian
kerja dengan terdakwa, terdakwa mengungkapkan informasi pada pihak lain yaitu kepada PT
Envico sehingga perusahaan PT Kota Minyak Automation tidak dapat memenangkan tender
pengadaan cerobong api dan mengalami kerugian. Putusan judex facti tidak bertentangan
dengan hukum dan atau undang – undang, sehingga harus ditolak.
Dalam kasus di atas dapat dilihat bahwa Danar Dono telah sengaja membocorkan
rahasia perusahaan tempatnya bekerja kepada perusahaan kompetitor sehingga perusahaan
kompetitor dapat memenangkan tender yang seharusnya dimenangkan oleh perusahaan
tempatnya bekerja. Untuk itu, memang benar apa yang telah diterapkan oleh PN Jakarta
Utara dan PT Jakarta bahwa Danar Dono terbukti telah melakukan pelanggaran Rahasia
Dagang yang dimuat dalam UU no. 30 th 2000 tentang Rahasia Dagang sebagai berikut:
Pasal 13 berbunyi sebagai berikut:
“Pelanggaran Rahasia Dagang juga terjadi apabila seseorang dengan sengaja
mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari
kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang
bersangkutan.”
Pasal 14 berbunyi sebagai berikut:
“Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia memperoleh
atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
Salah satu kasus yang dapat dijadikan sebagai perbandingan adalah kasus Cohen vs
Lindenbaum. Meski kasus tersebut masuk dalam ranah perdata, tapi disini dapat disimpulkan
bahwa sebagai perusahaan yang merugi akibat rahasianya dibocorkan, maka Lindenbaum
berhak mengajukan gugatan terhadap Cohen. Dalam kasus ini, dapat dilihat karena PT Kota
Minyak Automation merugi karena rahasianya dibocorkan, maka perusahaan ini berhak
menuntut orang yang membocorkan rahasia dagangnya. PT Envico tidak bersalah karena
tidak mengetahui bahwa Danar Dono masih bekerja dalam perusahaan saingannya, sehingga
tidak dapat dituntut.
- 19 -

Terjadinya pengungkapan informasi yang dimiliki satu pihak kepada pihak lainnya
tanpa diketahui oleh pihak pemilik informasi dapat menimbulkan kerugian bagi pemilik
informasi tersebut. Dalam kasus di atas, pengungkapan informasi dilakukan oleh buruh dari
pemilik informasi dimana sebenarnya masalah ini telah ada pengaturannya. Pengaturan yang
dimaksud disini adalah kewajiban bagi buruh untuk menjaga kerahasiaan informasi yang
dimiliki oleh tempat dimana ia bekerja berdasarkan perjanjian yang mengaturnya.
Dalam kasus ini, data yang dibocorkan oleh Danar Dono termasuk dalam ranah
rahasia dagang sebagamana telah diatur dalam pasal 3 UU No. 30 th 2000 dimana yang
termasuk dalam rahasia dagang yang dapat dilindungi sebagai berikut: (1) Rahasia Dagang
mendapat perlindungan apabila informasi tersebut bersifat rahasia mempunyai nilai ekonomi,
dan dijaga kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana mestinya; (2) Informasi dianggap
bersifat rahasia apabila informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak
diketahui secara umum oleh masyarakat; (3) Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi
apabila sifat kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau
usaha yang bersifat komersial atau dalam meningkatkan keuntungan secaraekonomi; (4)
Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang
menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.
Apabila dilihat dan dihubungkan dengan ketentuan pasal 3 tersebut di atas, Karena
proposal yang dibuatkan oleh Danar Dono untuk PT Kota Minyak Automation tidak
diketahui umum dan mempunyai nilai ekonomi serta dijaga kerahasiaannya melalui upaya
mencantumkan ketentuannya dalam peraturan tata tertib perusahaan maka termasuk kedalam
rahasia dagang sehingga harus dilindungi. Dan karena Danar Dono telah melakukan
perbuatan membocorkan rahasia tersebut maka ia memang melakukan tindak pidana sehingga
harus dipidana. dan patut.
Terkait dengan kewajiban Danar Dono untuk tidak membocorkan rahasia
perusahaannya memang tidak ada peraturan perundangan yang mengatur secara eksplisit
mengenai perjanjian antara buruh dengan pengusaha terhadap adanya kewajiban untuk
menjaga rahasia dagang perusahaan tempatnya bekerja, baik dalam UU No. 30 Tahun 2000
tentang Rahasia Dagang (UU Rahasia Dagang), peraturan perundangan di bidang perburuhan,
UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat (UU Anti Monopoli), maupun dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), bukan berarti tidak ada
pengaturan terhadap hal tersebut. Dalam prakteknya, perjanjian mengenai rahasia dagang ini
diatur dalam perjanjian kerja antara buruh dengan pengusaha.
- 20 -

Perjanjian kerja merupakan salah satu dari perjanjian untuk melakukan pekerjaan
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1601 KUHPerdata. Sebagai perjanjian yang
mempunyai ciri-ciri khusus (yakni mengenai perburuhan), pada prinsipnya perjanjian kerja
juga merupakan perjanjian sehingga sepanjang mengenai ketentuan yang sifatnya umum,
terhadap perjanjian kerja berlaku ketentuan umum.
Perjanjian kerja merupakan perjanjian yang memaksa (dwang contract) karena para
pihak tidak dapat menentukan sendiri keinginannya dalam perjanjian sebagaimana layaknya
dalam hukum perikatan dikenal dengan istilah “kebebasan berkontrak” yang tercantum dalam
pasal 1338 KUHPerdata. Dengan adanya perjanjian kerja, para pihak yang mengadakan
perjanjian mempunyai hubungan hukum yang disebut hubungan kerja, dan sejak itulah
terhadap mereka yang mengadakan perjanjian kerja berlaku hukum perburuhan.
Akan tetapi hal ini bukan berarti tidak dapat dibuat suatu kesepakatan lain antara
pengusaha dengan buruhnya yang kemudian dapat dituangkan dalam perjanjian kerja
tersebut. Asas kebebasan berkontrak tetap dapat berlaku sejauh mana tidak bertentangan
dengan kaidah heteronom dalam hukum perburuhan, dengan kata lain tidak bertentangan
dengan peraturan perundangan dalam bidang perburuhan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Unsur-unsur yang harus ada dalam suatu perjanjian kerja yang ditentukan dalam
peraturan perundangan (kaidah heteronom) antara lain: (1) adanya pekerjaan, yaitu prestasi
yang harus dilakukan sendiri oleh pihak penerima kerja, dan tidak boleh dialihkan kepada
pihak lain (bersifat individual); (2) adanya unsur di bawah perintah, dimana dengan adanya
hubungan kerja yang terbentuk, tercipta pula hubungan subordinasi antara pihak pemberi
kerja dengan pihak penerima kerja; (3) adanya upah tertentu, yaitu merupakan imbalan dari
pekerjaan yang dilakukan oleh pihak penerima kerja yang dapat berbentuk uang atau bukan
uang (in natura); (4) adanya waktu, yaitu adanya suatu waktu untuk melakukan pekerjaan
dimaksud atau lamanya pekerja melakukan pekerjaan yang diberikan oleh pemberi kerja.
Selain dari keharusan adanya unsur-unsur di atas, dimungkinkan untuk dilakukannya
perjanjian lain berdasarkan kesepakatan dari kedua belah pihak mengenai hal-hal lain yang
dipandang perlu selama tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Dalam berbagai peraturan perundangan di bidang perburuhan tidak ada ketentuan
yang melarang adanya perjanjian untuk menjaga kerahasiaan suatu informasi yang dimiliki
oleh suatu perusahaan. Akhirnya dapat ditarik kesimpulan, bahwa dengan adanya
kesepakatan antara pengusaha dan buruhnya yang menimbulkan kewajiban bagi buruhnya
untuk menjaga kerahasiaan informasi perusahaan tempat ia bekerja (rahasia dagang
- 21 -

perusahaannya) tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku dan dapat
dilakukan oleh pengusaha dalam rangka melindungi informasinya yang berharga.
Secara pidana, tuntutan dapat dilakukan berdasarkan UU Rahasia Dagang dan Kitab
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Tuntutan yang dapat dilakukan berdasarkan UU
Rahasia Dagang, dasar hukumnya adalah pasal 13 dan pasal 17(1), yaitu diancam pidana
penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta
rupiah). Terhadap pelanggaran rahasia dagang berdasarkan UU No. 30 Tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang, hanya dapat dilakukan tuntutan apabila ada aduan dari pihak yang merasa
dirugikan (pasal 17(2)). Jadi pelanggaran rahasia dagang merupakan delik aduan.
Pelanggaran terhadap rahasia dagang dalam KUHP masuk ke dalam lingkup
kejahatan. Dasar hukum yang digunakan adalah pasal 322 ayat 1 KUHP dimana dinyatakan
bahwa bagi orang yang dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena
jabatan atau pekerjaannya baik itu yang sekarang ataupun yang dulu dapat diancam pidana
penjara paling lama 9 bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah. Jika pelanggaran
rahasia dagang tersebut dilakukan setelah buruh itu tidak lagi bekerja di perusahaan tersebut
dan ia berada pada waktu dimana ia masih harus menjaga rahasia dagang tersebut maka
ketentuan dalam KUHP yang digunakan tidak lagi pasal 322 ayat 1, tetapi menggunakan
pasal 323 ayat 1. Pasal 323 ayat 1 menyatakan bagi orang yang dengan sengaja
memberitahukan hal-hal khusus tentang suatu perusahaan dagang, kerajinan atau pertanian,
dimana ia bekerja atau dahulu bekerja, yang seharusnya dirahasiakan, diancam pidana
penjara paling lama 9 bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah. Dalam pasal 323
ayat 2 disyaratkan pula adanya pengaduan dari pengusaha untuk dapat mengajukan tuntutan
(delik aduan).
Melihat pada peraturan perundangan di bidang perburuhan, maka pelanggaran rahasia
dagang yang dilakukan oleh buruh dapat mengacu pula pada Keputusan Menteri Tenaga
Kerja RI (KepmenTK) No. 150/Men/2000 tanggal 20 Juni 2000. Dalam Kepmen. TK
tersebut pada pasal 18 ayat 1 (j), dinyatakan bahwa buruh yang melakukan tindakan
membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik
pengusaha dan atau keluarga pengusaha yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk
kepentingan negara, dapat diberikan ijin kepada pengusaha untuk melakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK) terhadap buruh tersebut.
Ketentuan dalam KepmenTK tersebut terdapat pula dalam undang-undang tenaga
kerja yang baru, yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam
pasal 158 ayat 1(i) dinyatakan bahwa pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap
- 22 -

pekerja atau buruh dengan alasan telah dilakukannya kesalahan berat membongkar atau
membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan
negara. Kesalahan berat tersebut harus dibuktikan oleh pengusaha dengan kejadian pekerja
atau buruh tertangkap tangan, ada pengakuan dari pekerja atau buruh yang bersangkutan, atau
bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang di perusahaan
yang bersangkutan dan didukung oleh sekurang-kurangnya dua orang saksi.
Sesuai uraian di atas, apabila dikaitkan dengan kasus, benar bahwa Danar Dono
sebagai karyawan PT Kota Minyak Automation tidak memiliki hak untuk membocorkan
rahasia perusahannya karena ia telah terikat perjanjian kerja oleh perusahaan. Dan perusahaan
pun berhak menuntut secara pidana Danar Dono karena ia memang terbukti melakukan
tindak pidana.
Karena hakim di kedua pengadilan tingkat sebelumnya tidak salah dalam menerapkan
hukum, maka benar apa yang diterapkan oleh hakim Mahkamah Agung bahwa permohonan
kasasi Danar Dono harus ditolak. Karena penolakan ini maka Danar Dono harus menjalani
pidana yang telah dijatuhkan oleh pengadilan Tinggi.

B. Pengaturan Ketentuan Rahasia Dagang di California-USA (Studi Kasus Zynga


Inc Vs Alan Patmore)
Di Amerika Serikat peraturan yang mengenai rahasia dagang diatur oleh hukum
Negara. Hingga pada tahun 1979, konfrensi nasional mengenai penyeragaman hukum Negara
di Amerika menyetujui The Uniform Trade Secreat Act (UTSA) yang mana telah digunakan
banyak Negara bagian untuk mengkodifikasi hukum mengenai rahasia dagang mereka.
Sebanyak 41 negara bagian dan District of Colombia telah meratifikasi seluruh atau beberapa
bagian dari UTSA, sementara Undang – undang Negara yang tidak bedasarkan UTSA telah
diratifikasi oleh Negara bagian Alabama, Massachuset, North Carolina. New Jersey,
Pensylvania, New York, Tennesse, Texas dan Wyoming belum memberlakukan undang –
undang mengenai rahasia dagang dan terus bersandar terutama pada pernyataan pertama
sebagai sumber prinsip yang mendasar23.
UTSA mendefinisikan rahasia dagang “as information, including a formula, pattern,
compilation,program, device, method, technique, or process, that: (i) derives independent
economic value, actual or potential, from not being generally known to, and not being readily
ascertainable by proper means by, other persons who can obtain economic value from its

23
Neil R Belmore, Kevin Sartorio, Trade Secret Law in Canada and The United State, Presented to The Canadian
Institute’s Canadian / American Intellectual Property Symposium 9 and 10 November 2000 .Toronto, hlm 2
- 23 -

disclosure or use; and (ii) is the subject of efforts that are reasonable under the
circumstances to maintain its secrecy”24. Rahasia dagang yang dimaksud adalah berupa
informasi, termasuk formula, pola, kompilasi, program, perangkat, metode, teknik, atau
proses yang : (i) berasal dari nilai ekonomi bebas, actual atau potensial, dari tidak diketahui
secara umum, dan tidak mudah diketahui dengan cara yang tepat, orang lain yang dapat
memperoleh nilai ekonomi dari penggunaannya maupun keterbukaannya; dan (ii) adalah
subyek dari upaya dalam keadaan yang wajar untuk menjaga kerahasiaan.
Rahasia Dagang pada dasarnya masuk dalam lingkup hukum perdata yang
mengatur hubungan antar individu mengenai rahasia Dagang dengan pihak ketiga
yang berhubungan dengan Informasi . Begitu pula halnya dengan perjanjian kerja,
yang sebenarnya termasuk dalam hukum perdata karena unsur perjanjian yang diatur
dalam lingkup keperdataan. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa baik Rahasia
Dagang maupun perjanjian kerja sebenarnya juga memiliki aspek publik karena
adanya prinsip untuk melindungi kepentingan dunia usaha dan dunia perburihan pada
umumnya, sehingga dalam hal pemberian sanksi oleh negara terhadap pelanggaran
Rahasia Dagang dihadapkan pada ancaman pidana, di samping adanya sanksi perdata
berupa ganti kerugian.
Pengalaman dan kemampuan khusus seorang ahli yang didapat dalam
perusahaan bisa juga dianggap sebagai informasi yang berharga atau rahasia bila hal
tersebut dinyatakan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Banyak cara yang dapat ditempuh oleh para pengusaha dalam memperoleh
keunggulan dari perusahaan lainnya. Salah satu contohnya dapat kita lihat dari kasus
yang terjadi di Amerika, Zynga Inc. yang menggugat pegawainya Alan
Patmore et al. Secara singkatnya, kasus Zynga versus Alan Patmore ini sebagai
berikut.
1. Zynga Inc. adalah sebuah sebuah perusahaan games sosial yang mempekerjakan
lebih dari 2.900 pegawai di seluruh dunia dan dikenal sebagai pembuat game-
game yang sangat terkenal, seperti Farm Ville, City Ville, Words With Friends,
dan Castle Fields.
2. Zynga Inc. sangat tidak dapat mentolerasi pencurian data-data yang sensitif dan
berharga, sehingga Zynga Inc. mengajukan gugatan untuk memastikan ganti rugi
- 24 -

terhadap kerugian yang dialami dan untuk menghindari penggunaan data rahasia
tersebut.
3. Pada saat itu, tergugat, Alan Patmore adalah General Manager untuk City Ville.
Sebagai General Manager, Patmore memiliki akses terhadap beberapa rahasia
dagang Zynga Inc.
4. Pada tanggal 15-16 Agustus 2012, sehari sebelum dan sesudah Ia keluar (resign)
dari Zynga Inc., Patmore merencanakan tindakan untuk mencuri data-data Zynga
Inc. Pertama, Patmore mengumpulkan lebih dari 760 data Zynga yang hendak Ia
curi ke dalam sebuah folder yang diberi nama “Zynga”. Patmore menyimpan data
tersebut dalam piranti desktop miliknya.
5. Selanjutnya, Patmore menyalin folder “Zynga” dan lebih dari 760 data-data Zynga
yang tersimpan di dalamnya ke dalam “Dropbox” yang tehubung dengan “cloud
storage” milik pribadi Patmore. Pada saat Patmore memindahkan data ke dalam
Dropbox, Patmore dapat melakukan (1) mempertahankan data-data Zynga setelah
meninggalkan Zynga; (2) mengakses dari computer manapun atau perangkat
manapun yang terhubung dengan akun Dropbox Patmore.
6. Patmore kemudian mencoba untuk menutupi jejaknya dengan melakukan uninstall
dan menghapus program dropbox dari computer (dikhususkan untuk program
zyga. Tindakan tersebut tidak berhasil dan meninggalkan jejak forensic atas
perbuatan pelanggaran yang dilakukannya.25

Terjadinya pengungkapan informasi yang dimiliki satu pihak kepada pihak lainya
tanpa diketahui oleh pihak pemilik informasi dapat menimbulkan kerugian bagi
pemilik informasi tersebut. Dalam kasus di atas, pengambilan informasi dilakukan
oleh pegawai dari pemilik informasi dimana sebenarnya masalah ini ada
pengaturannya. Pengaturan yang dimaksud disini adalah kewajiban bagi buruh untuk
menjaga kerahasiaan informasi yang dimiliki oleh tempat di mana ia bekerja
berdasarkan perjanjian yang mengaturnya.

Hubungan Rahasia Dagang dengan perjanjian kerja jika dilihat dari contoh
kasus Zynga versus Alan Patmore et al, jelas terlihat bahwa ada hubungan antara
- 25 -

Rahasia Dagang dengan tenaga kerja. Seorang pekerja dapat menimbulkan apa yang
dinamakan pelanggaran Rahasia Dagang dengan memberikan informasi
perusahaannya terhadap perusahaan lainnya. Seorang pegawai memiliki kewajiban
terhadap perusahaannya untuk menjaga Rahasia Dagang perusahaannya.

Di Indonesia perundangan yang mengatur secara eksplisit mengenai perjanjian


antara pegawai dengan pengusaha terhadap adanya kewajiban untuk menjaga Rahasia
Dagang perusahaan tempatnya bekerja, baik dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2000 tentang Rahasia Dagang (Undang-Undang rahasia Dagang), peraturan
perundangan di bidang perburuhan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Undang-Undang Anti
Monopoli), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata), bukan berarti
tidak ada peraturan terhadap hal tersebut. Dalam praktiknya, perjanjian mengenai
Rahasia Dagang ini diatur dalam perjanjian kerja antara buruh (pegawai) dengan
pengusaha.

Perjanjian kerja merupakan salah satu dari perjanjian untuk melakukan


perkerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1601 KUH Perdata. Perjanian
Kerja merupakan perjanjian yang memaksa (dwang contract) karena para pihak tidak
dapat menentukan sendiri keinginannya dalam perjanjian sebagaimana layaknya
dalam hukun perikatan dikenal dengan istilah “kebebasan berkontrak” yang tercantum
dalam Pasal 1338 KUH Perdata. Asas kebebasan berkontrak tetap dapat berlaku
sejauh mana tidak bertentangan dengan kaidah heterogami dalam hukum perburuhan.
Dengan kata lain tidak bertentangan dengan peraturan perundangan dalam bidang
perburuhan yang ditetapkan pemerintah.26 Secara perdata, pegawai/buruh dapat
dikenakan tuntutan telah melakukan wanprestasi (jika masih bekerja ditempat pemilik
Rahasia Dagang) atau perbuatan melawan hukum.

26
Sutedi, Andrian, S.H., Hak Atas Kekayaan Intelektual, Jakarta, Sinar Grafika, Tahun 2009, hal. 131
- 26 -

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad M Ramli, Hak atas Kepemilikan Intelektual (Teori Dasar Perlindungan


Rahasia Dagang) Bandung, 2000, Mandar Maju

2. Cabanellas Guilarmo & Massaguer jose, Know-How Agreements and EEC


Competition Law,IIC Studies,Vol 12

3. Cita Citrawinda Priapantja, Budaya Hukum Indonesia Menghadapi Globalisasi


Perdagangan Atau Perlindungan Rahasia Dagang Di Bidang Farmasi, Penerbit
Chandra Pratama, 1999,

4. Cita Citrawinda Noerhadi, Diktat Kuliah Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta : Program
Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017

5. Komar Kantaatmadja, Undang-Undang Perseroan Terbatas 1995 dan Implikasinya


Terhadap Penanaman Modal Asing, Bandung, 1995

6. Gunawan Widjaja , Pemilik Rahasia Dagang Dan Pemegang Rahasia Dagang,


Business News, 2001

7. Melvin F Jager, Trade Secrets Law Handbook, 1983

8. Neil R Belmore, Kevin Sartorio, Trade Secret Law in Canada and The United State,
Presented to The Canadian Institute’s Canadian / American Intellectual Property
Symposium 9 and 10 November 2000 .Toronto

9. Roman, Saliwanchik, Legal Protecytion For Microbiological And Genetic


Engineereing Inventions, Addison-Wesley Publising Company, Advanced Book
Program/World Science division Reading, Massachusetts, London 1982

10. Sutedi, Andrian, S.H., Hak Atas Kekayaan Intelektual, Jakarta, Sinar Grafika, Tahun
2009

11. http://72legalogic.wordpress.com/2009/03/23/pengaturan-rahasia-dagang-di-
indonesia/

Anda mungkin juga menyukai