ABSTRAK
DISTRIBUSI DIAMETER PARTIKEL DEBU PM.o DAN PM2r~DALAM UDARA SEKITAR
KA W ASAN PABRIK SEMEN, CITEUREUP -BOGOR. Analisis distribusi diameter partikel
debu PM1o dan PM2.s telah dilakukan di daerah pemukiman sekitar kawasan pabrik semen,
Citeureup -Bogor untuk memperkirakan deposisi partikel debu yang diterima penduduk. Partikel
debu disampling di rumah-rumah penduduk menggunakan cascade impactor pada empat arah mata
angin clanradius 500, 1000, 1500, 2000, 2500, dan 3000 m dari Plant sam sebagai titik pusat pabrik
semen di Citeureup -Bogor. Pengukuran pada arah utara adalah di rumah-rumah Perumahan
Gunung Putri, desa Gunung Putri, desa Kranggan, clan desa Bojong Nangka. Arab se1atanadalah
desa Tarikolot clan desa Pasir Mukti. Arah barat adalah guest house, desa Puspanegara, desa
Puspasari, clan desa Citatah. Arah barat laut yaitu desa Puspanegara, desa Gunung Putri, desa
Puspasari, clandesa Kranggan. Hasil analisis menunjukkan bahwa distribusi diameter partikefdebu
PM1o di luar rumah sekitar pabrik semen mulai dari diameter 0,4 sampai 4, 7 ~ mempunyai
persentase berat rata-rata tinggi berkisar 17,91 % dari berat debu total pada radius 500, 1000, 1500,
2000, 2500 clan 3000 m. Distribusi diameter partikel debu PM2.s memperlihatkan adanya kestabilan
persentase berat 12,27 % dari berat debu total mulai dari diameter 0,4 sampai 2,1 ~.
ABSTRACT
THE DISTRIBUTION OF PM\o AND PM2.5 DUST PARTICLES DIAMETER IN
AIRBORNE AT THE CEMENT FACTORY NEIGHBORING AREA, CITEUREUP -
BOGOR. The distribution analysis in PM1oand PM25 dust particle diameter has been carried out at
residence area around the cement factory, Citeureup -Bogor to estimate deposition of dust particles
that is accepted by public. The dust particles were sampled at the dwellings by using a cascade
impactor on four wind directions and 500, 1000, 1500, 2000, 2500, and 3000 m radius from the
Plant one as the center of the cement factory at Citeureup -Bogor. Measurements at the north
direction were the Gunung Putri, Kranggan, Bojong Nangka villages, and Gunung Putri dwellings.
The south directions were Tarikolot and Pasir Mukti villages. The west directions were guesthouse,
Puspanegara,Puspasali, and Citatah villages. The northwest directions were Puspanegara,Gunung
Putri, Puspasari,and Kranggan villages. The analysis result showed that the diameter distribution of
PM1o dust particles at outdoor is ranging from 0.4 to 4. 7 ~, and has the weight percentage is high
in average approximate 17.91 % of total dust weight on 500,1000,1500,2000,2500, and 3000 m
radius. The distributions of indoor PM25 dust particles diameter show a stable 12.27 % weight
percentage of total dust weight from 0.4 to 2.1 ~.
(particulate matter» dan kurang daTi 2,5 !ln1 di dapat terdeposisi di luar rumah dan PM2,5 di
dalam rumah (PM2,5)diyakini oleh para pakar dalam rumah, karena pengaruh angin. PM1o
lingkungan dan kesehatan masyarakat sebagai merupakan partikel kasar dominan terdeposisi
161
/>II"SU1II(fSelHllla..,,4s,,& K.uelaIHatall 7Ca~lasl~all.t..l"(fk""(fa" "a~a .a"~"Sl..l;V""-;\f,,kli..
tJaka..ta, 18;1ta..et 2003
di luar rumah daripada PM2.5 yang merupakan masuk ke gelembung pam-pam. Partikel-
partikel halus dominan di dalam rumah. partikel di bawah 2,5 I-Un (PM2,5)tidak dapat
Akumulasi pengendapan kronik dapat disaring dalam sistem pemapasan sebelah atas
menyebabkan inspeksi saluran pemapasan atas dan menempel pada gelembung pam-pam,
(ISPA) yang dapat berakibat bronkhitis akut, sehingga dapat menurW1kan pertukaran gas.
emfisema pam, dan asma bronkhiole (OPD) Bahan partikulat PM\o menyertakan partikel-
dan pada anak-anak yang sedang tumbuh dan partike.l yang berdiameter aerodinamika .lebih
berkembang, dapat menjadi penyebab kecil daTi 10 1-Un.Partikel-partikel ini yang
penurunan tingkat kecerdasan(IQ). banyak menyebabkan efek kesehatan buruk
Debu (dust) merupakan salah satujenis dapat mencapai toraks atau daerah saluran
aerosol padat yang terbentuk, karena proses pernapasansebelahbawah.
pernisahan suatu bahan secara mekanik, seperti Dalam penelitian ini dilakukan
proses penghancuran, penggilingan dan pengukuran distribusi diameter partikel debu
peledakkan. Proses ini dapat terjadi, karena PM\o dan PM2,5 di daerah pemukiman
gesekanbahan dengan angin yang kencang atau penduduk sekitar kawasan industri. Pabrik
pergeseran dengan bahan lain. Contohnya semen, Citeurep -Bogor dipilih sebagai bahan
adalah debu semen (cement dust) dan debu dari kajian, karena pabrik semen di Citeureup -
unsur logam (metallurgical). Debu dianggap Bogor dikelilingi oleh penduduk yang sangat
sebagaipartikel bahan padat yang terbagi secara padat yakni 154.280 orang dengan luas 165,81
halus dengan ukuran berkisar daTi 0, I hingga km2 dan juga terdapat fasilitas umum seperti
100 fJ.m[4-7]. perkantoran dan pasar [9]. Tujuan penelitian
Swnber utama debu di atmosfer adalah adalah mengkaji distribusi diameter partikel
tanah, semburan air laut, kebakaran semak debu PM1odan PM2,5di sekitar kawasan pabrik
belukar, pembakaran rumah tangga, kendaraan semen, Citeureup-Bogor untuk memperkirakan
bennotor, proses industri daD debu organik dari tingkat pengendapan (deposisi) partikel debu
bahan tanaman. Oebu menjadi keprlhatinan pada saluran pernafasan yang diterima
utaIna adalah debu yang dihasilkan oleh masyarakatdi sekitar pabrik semen, Citeureup -
pengolahan bahan padat dalam industri. Partikel Bogor.
debu yang kurang daTi 10 J.lIll sangat
memprihatinkan, karena memiliki kemampuan DASAR TEORI
yang lebih besar untuk menembus ke dalam Partikel-Partikel Udara
paru-paru. Rambut-rambut di dalam hidung Perubahan lingkungan udara pada
dapat menyaring debu yang berukuran lebih umumnya disebabkanoleh pencemaranudara
besar dari 10 11m[8]. Partikel yang lebih kecil yaitu masuknyazat pencemar(berbentukgas
daTi 10 11mmemperlihatkan gerak Brown daD dan partikel kecil yang dinamakanaerosol)ke
tidak membentur sisi dinding, tetapi dapat dalamudara[10]. Aerosol didefinisikansebagai
'i>""Sl~lllfl Suullla.. ;4s1'~k l<:u~laJHalall 7<a~lasl ~all ,(lllflkullflall 1'a~a .all~usl..l /V,,"-/VukU..
/)aka..la, 18;ha..~l2003
lebih besardaTi 2,5 IlIn dianggap kasar. besar dibandingkan diameter pangkas pada
digolongkan atas aerosol primer dan sekunder. foil mylar yang berfungsiuntuk mengendapkan
Aerosol primer adalah aerosol yang partikel aerosol clan pada tingkat terakhir
163
"""SUlllqS4!Htllla.. ;4spek KutlaHlatall 7Ca~laSI~all t.llqk""9alpa~a !J1~"st..I;\l""-;\I"klll'
/)aka..ta, 18j1tal'ti 2003
Tetesannebuliser~
-..
~. ... ~
Silika kolodial Debuinsektisida
04 ..04 ..
~ Asap minyak ~ Abu
-~ ~ terbang
-~~ ---g
TepW1ggiling
~ Virus
. Bakteri
I I .\ J I I I
(bronchi)
164
2.
7""'Sl~lHg S'-IHlHa.. ;4s,,& K,u~laHlataH 7Ca~lasl ~aH t.lHgkltHgaH "a~a 1JH~"st..l /IJ"H-/lJ"kll..
/)aka..ta, 18 ;tta..~t 2003
165
7>.."SIJI"9S~lJIa.. ;4sl'& Kuela",ata" .7laJlaslJa" t..1"9ku"9a" l'aJa .D"Just..1j\I",,-j\Jukll..
/)aka..ta, 18;1ta..et 2003
166
'j>.."SIMnf/SelHlna..,,4S1'& KeselalHatan 7Ca~lasl~an .t.lnf/kunf/an 1'a~a .Dn~ust..I/IJ"n-l\lukll..
/)aka..ta, 18ftta..et 2003
RASIL DAN PEMBARASAN sampai 3,80 f.1In dan 1,59 sampai 2,80 ,
Hasil perhitungan diameter median sedangkanCMD berkisar antara 0,12 dan 0,56
massa (MMD), diameter median hitung(CMD) flm. Diameter median massa (MMD) partikel
dan standar deviasi geometri (0"9) yang debu PM2,sTata-ratasebagian besar lebih besar
diperoleh daTi hasil penentuan distribusi daripada 2,5 f.1In.Hal ini membuktikan bahwa
partikel debu PM1oclan PM2,Sdapat dilihat pada sebagian besar rumah-rumah di sekitar pabrik
Tabel 1. Secara keseluruhan hasil perhitungan semen mendapat kontribusi partikel debu PM,o
MMD dan 0"9daTi partikel debu PM,o di rumah- dari luar rumah, disamping dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan dari dalam rumah tersebut.
167
'I>""Sl~llleSUHllla.. .Asptk "UtlaIHatall 7Ca~lAsl~all .L.lllekulleall pa~a .aH~,.st..l;\l,,"-;\J,.kll..
tJaka..ta, 18ftta..tt 2003
Diameter median hitung (CMD) sebanding sampai 20 0/0. Persentase berat cenderung
dengan diameter rata-rata geometri. Semakin menurun dengan diameter partikel debu PM1o
kecil CMD, maka semakin besar kemungkinan lebih dari 4,7 sampai 5,8 J.lD1.
Akan tetapi pada
pengaruhnya terhadap laju pemapasanpenghuni diameter partikel debu PM1o lebih dari 5,8 J.lD1
rumah tersebut. cenderung persentase beratnya stabil pada
Gambar 5a. Persentase berat rata-rata tinggi di ~m di luar rumah-rumahsebelah barat laut
luar rumah-rumah yang diukur di utara pabrik pabrik semen terjadi persentaseberat yang
semen pada diameter partikel debu PM1omulai tinggi denganpersentaseberat antara7,72 dan
daTi 0.,4 sampai 4,7 IJ.m baik pada jarak 500, 19,36%. Diameterpartikel debu PMlo antara
1000, 1500, 2000, 2500 maupun pada jarak 4.7 dan 5,8 ~m cenderungpersentaseberatnya
168
7>""Sl,)l"eStlHl"a" ;4sp& K-tStlalHala" ,7Ca,)iasl,)a" t.l"eku"ea" pa,)a LJ",)USl"l;V",,-;Vukll"
/)aka"ia, 18;fla"tl2003
tetapi pada diameter partikel debu PM1o lebih % dengan meningkatnya diameter partikel debu
dari 5,8 J.1mcenderung persentaseberatnyajuga PM2,s. Hal ill dapat disimpulkan bahwa debu
menurun dengan rentang yang rendah. Dengan PM2,s di dalam rumah-rumah yang diukur
demikian partikel debu PMlo di rumah-rumah sebelah barat laut pabrik semen dominan debu
sebelah barat taut pabrik semen dominan debu halus dengan diameter antara 0,4 dan 2,1 J.lIn,
halus dengan rentang diameter 0,4 sampai 4,7 kecuali debu halus pada jarak 500 m
f.!ll1. berdiameter antara 0,7 clan 2,1 J.lIn. Partikel
a) Distribusipartikel PM1odi luar rumah pabrik semen ditampilkan pada Gambar 7a.
Rata-rata diameter partikel debu PM1o mulai
20 "-'--, '--", ,
I I .
I
I
I
I
I
I
dari 0,4 sampai 4,7 J.Ulldi luar rumah sebelah
15 ---~--T '--:"
'i'... barat terjadi persentase berat yang tinggi
Q) 10 ~, --i ,- ,,- ---
~ I I , dengan persentase berat antara 7,39 dan 21,72
~ 5
,
-_1-
, 1,
I ,
,,-
1
oJ
I
%. Diameter partikel debu PM1o antara 4,7 dan
I I , I
I I , I
0 5,8 J.lm cenderung persentase beratnya
0 0.5 1 1.5 2 2.5
menurun. Diameter partikel debu PM1o lebih
Diameter partikel (urn)
I SlIIm 11I1Dm
-a-1SJDm~21I1Dm --2SJDm I dari 5,8 J.lIn cenderung persentase beratnya
menurun dengan rentang yang rendah pada
b) Distribusi partikel PM2,5di dalam rumah
jarak 500, 1500 dan 2500 m, sedang diameter
Gambar 6, Hubungan diameter partikel debu
PM1odan PM2,5terhadap persentaseberat di partikel debu PM1opada jarak 1000, 2000 dan
rumah-rumah sebelahbarat taut pabrik semen, 3000 m cenderung persentase beratnya naik.
Citeureup.
Hal ini kemungkinan karena kecepatan angin
Oistribusi diameter partikel debu PM2,; pada jarak 1000 dan 2000 m tinggi, sehingga
di dalam rumah-rumah sebelah barat taut pabrik debu kasar (9 J.lIn) lebih banyak terabsorpsi
semen memper1ihatkan adanya kestabi1an pada filter, sedang pada jarak 3000 m ada
persentase berat antara 9,68 dan 14,58 % mulai tambahan debu kasar (9 J.lIn) dari lingkungan
daTi diameter 0,4 sampai 2,1 f:.un(Gambar 6b.). sekitar rumah, mengingat ada pohon di
Terkecuali pada jarak 500 m, persentase berat sekitarnya. Dengan demikian partikel debu
makin bertambah besar dari 6,07 sampai 16,31 PM1Odi rumah-rumah sebelah barat dominan
""'--.
'j>...,Sl,)ln5
Semlna.. ,.4s,/,tkK.tstlaHiatAn lCa,)iaSl ,)all t.ln5kun5an ,/,a,)a!In,)ust..l tJ"n-/Jukll..
/)aka..ta, 18ftta..tt 2003
debu halus dengan rentang diameter 0,4 rumah berdiametermulai dari 0,7 sampai2,1
sampai 4,7 1.1ln. J.l.m.
Distribusi diameter partikel debu PM1o
terhadap persentase berat di rumah-rumah
sebelahselatan pabrik semen dapat diperhatikan
pada Gambar 8a. Rata-rata diameter partikel
debu PM\o di luar rumah-rumah sebelah selatan
pabrik semen terdapat persentase berat yang
cenderung mengalami kenaikan pada diameter
PMlo yang berdiameter 0,4 sampai 2,1 /llll mulai daTi diameter 0,4 sampai2,1 J.1ll1
(Gambar
berasal daTi luar rumah-rUlllah sebelah barat 8b.). Partikel debu PM1oyang berasal dari luar
pabrik semen masuk ke rumah-rumah, kecuali rwnah-rumah sebelah selatan pabrik semen
pactajarak 2500 m debu PM1o yang masuk ke masuk ke rwnah-rumah. Hal ini terbukti debu
halus PM1oyang berukuran diameter 0,4 sampai
7>"".ll~lHqS#.NlHa.. ;4.1"& K-u~laJHataH 7Ca~lASl ~aH t.lHqkllHqaH "a~a LJH~II.lt..l;\l"H-;'Jllkll..
/;Jaka..ta.18;t-taut 2003
2,1 Ilm mengalmnipenurunanpersentaseberat angin dengan diameter partikel debu PM.o dan
denganrata-rata 14,09 % menjadi debu halus PM2,5 terdapat di rumah-rumah sebelah barat
PM2,5dengan persentaseberat rata-rata 13,30 laut pabrik semen. Hal ini berarti rumah-rumah
%, setelah terlebih dahulu mengalami di sebelah utara pabrik semen dapat menyaring
penyaringan dengan kondisi fisik dari dalam dengan baik partikel debu PM1oyang masuk ke
rumah-rumahtersebut. rumah -rumah tersebut, sehingga persentase
berat partikel debu PM2.5di dalam rumah lebih
rendah, Sebaliknya rumah-rumah di sebelah
selatan pabrik semen kurang baik dalam
menyaring partikel debu PM\o yang masuk ke
rumahnya.
Secara keseluruhan distribusi diameter
partikel debu PM1odi luar rUlnah-rumah yang
diukur di sekitar pabrik semen mulai dari
171
7>""SI~IHeS£mIHa.. ;4S1'& A:tS~lalHalaH 7Ca~lasl ~aH I..IHek"HeaH 1'a~a .DH~Hst..1j\I"H-;\I"kll..
/)aka..la, 18ftta..~t 2003
TANYAJAWAB:
GatotSuharyono
Saat ini pihak pabrik barn mengukUT
debu PM1o yang dilakukan oleh Hyperkes dan
basil penelitian ini akan kita komunikasikan
dengan pihak pabrik untuk tindak lanjut ke
depan. Pemantauan debu silika bebas dilakukan
oleh pihak pabrik, namun apabila dihubungkan
dengan tingkat kesehatan penduduk akan
ancaman silicosis, penulis tidak tabu.
Ke Daftar Isi
173