Anda di halaman 1dari 7

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Daftar Permasalahan


Pada saat berkunjung ke tempat tinggal pasien, pasien menyambut
dengan sangat baik. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan berinteraksi
dengan kooperatif. Pasien merupakan pasien rawat inap di RSUP Sanglah
Denpasar sejak 25 April 2017. Pasien didiagnosis dengan G2P1001, PEB .
Saat kunjungan rumah pasien mengatakan masih mengalami nyeri saat pada
bagian bekas jahitan. Pada leher belakang juga terasa masih terasa sakit
seperti tertekan.
Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi kehamilan, salah satunya
adalah pasien sudah pernah memiliki riwayat hipertensi pada kehamilan
sebelumnya. Kehamilan pertama terjadi pada tahun 2012 mengalami
persalinan aterm 37 minggu dengan bayi seberat 2,500 gram dan diagnosis
sebagai kecil masa kehamilan. Pada kehamilan pertama pasien memiliki
riwayat tensi tinggi juga dengan TD 160/100 mmhg pada usia kehamilan 37
minggu. Kemudian pada saat itu juga dilakukan percepatan kehamilan dan
juga pengeluaran bayi dengan forcep. Kecukupan nutrisi pasien tergolong
baik (makan tiga kali sehari, tidak ada masalah makan) hanya saja pasien
sangat gemar mengonsumsi makanan dengan garam tinggi dan makanan
pedas.
Lingkungan rumah pasien dan sekitarnya cukup terawat dan bersih.
Ventilasi rumah tampak kurang baik, dengan sinar matahari yang masuk ke
dalam ruangan tampak kurang. Kondisi dalam rumah terasa sempit dimana
ruang keluarga, ruang tidur dan dapur menjadi satu.
Akses ke pelayanan kesehatan sangat mudah karena RSUP Sanglah
hanya berjarak ±4 km dari rumah pasien. Dari segi perekonomian baik suami
maupun istri sudah cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Pasien menuturkan dukungan keluarga sangat besar dan berarti dalam
penyembuhannya.
.\
3.2 Analisis kebutuhan pasien

13
a. Kebutuhan fisik-biomedis
● Kecukupan gizi
Pasien mengatakan awalnya mengetahui kehamilan saat berusia 2
bulan, pasien sempat mengalami mual muntah di awal kehamilan.
Pada saat kontrol kehamilan ke praktek dokter, pasien diberikan
suplemen folamin. Pasien mengatakan makan dengan frekuensi 3x
sehari sewajarnya dengan lauk pauknya terutama ikan dan telur,
serta rajin mengonsumsi susu formula untuk ibu hamil. Tetapi
pasien tidak bisa meninggalkan kebiasaannya untuk menambahkan
banyak garam dalam setiap makanan yang dikonsumsi. Makanan
biasanya di masak sendiri atau di bantu ibunya. Secara umum gizi
pasien terpenuhi dengan baik hanya saja ada konsumsi garam
berlebih setiap harinya.

● Akses pelayanan kesehatan


Untuk akses ke pelayanan kesehatan sangat mudah dijangkau
pasien, karena letak rumah di pusat kota dan berjarak kurang lebih
3-4 km dari RSUP Sanglah Denpasar. Pasien mengontrol
kehamilannya sebanyak 6x, antara lain ke Puskesmas di Denpasar
selatan, ke praktek pribadi dokter, dan ke RSUP Sanglah Denpasar.
Untuk transportasi, pasien diantar keluarganya dengan kendaraan
pribadi.

● Lingkungan
- Rumah
Setelah menikah, pasien tinggal di Bali dengan suaminya. Pasien
tinggal di suatu kamar kost seluas 3x4 meter. Kost pasien
merupakan bangunan permanen tingkat 1, terdiri dari 1 kamar
yang digunakan sekaligus sebagai ruang tamu, ruang tidur dan
dapur dan 1 kamar mandi. Ventilasi kost pasien kurang baik
karena hanya terdapat satu jendela di sebelah depan kamar.

14
Halaman kost pasien tampak sempit dan becek, didepan kost
pasien terpakir sebuah motor milik pasien.
- Orang tua/keluarga
Pasien lahir di flores, NTT, tetapi pindah ke Bali sejak menikah
karena mengikuti suami yang sudah sejak tahun 2007 tinggal di
Bali. Pasien hanya tinggal dengan suami dan dua anaknya, yang
satu berumur 5 tahun.
- Kebutuhan emosi/kasih sayang
Pasien mengatakan tidak mengalami kelelahan yang berarti
dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, apalagi ibu pasien
selalu menemani dan membantunya. Suami pasien bekerja
sebagai koki di salah satu restoran di legian dengan penghasilan
kurang lebih 1,5 juta/bulan, itu membuat pasien dan suami jarang
bertemu, tetapi suami dikatakan selalu mendukung dan memberi
kasih sayang kepada pasien serta menerima keadaan kehilangan
calon anaknya. Kondisi mental pasien saat ini juga sangat baik
untuk mendukung proses recovery.

b. Kebutuhan Bio-Psikososial
▪ Lingkungan biologis
- Rumah pasien tergolong terawat baik dan cukup bersih. Letak
kamar tidur,kamar mandi dan dapur berada dalam satu bangunan
sehingga pasien tidak ada hambatan untuk menjangkau,lantai
kamar mandi juga bersih dan tidak licin jadi secara keseluruhan
lingkungan tempat tinggal pasien sudah kondusif dalam
mendukung kondisi kehamilan pasien Suasana rumah tidak
terlalu bising. Akses ke pelayanan kesehatan juga sangat dekat
dengan rumah pasien.
- Kebutuhan gizi pasien sudah cukup baik karena selain makan
dengan lauk yang lengkap sebanyak 3x sehari pasien mengatakan
mengonsumsi suplemen minyak ikan dan folamin yang
diresepkan oleh dokter. Namun pasien secara berlebihan

15
mengonsumsi garam dalam setiap hari sehingga berpengaruh
pada lonjakan tekanan darah.
- Akses pelayanan kesehatan: Akses pelayanan kesehatan pasien
sudah baik dan mudah untuk mencapai puskesmas, bidan, bahkan
rumah sakit. Pasien juga memiliki transportasi pribadi untuk
menuju ke tempat pelayanan kesehatan tersebut.

▪ Faktor psikososial
Pasien merupakan ibu rumah tangga yang sehari-hari bekerja
membersihkan rumah, masak, mencuci dan sebagainya. Suami pasien
bekerja sebagai seorang koki di salah satu restoran di legian.
Penghasilan suami pasien diperkirakan 1,5 juta per bulan.

16
3.3 Saran
● Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarganya
tentang kehamilan dan hipertensi dalam kehamilan, khususnya
preeklampsia.
● Mengingatkan kembali pasien untuk mengontrol keadaannya sesuai jadwal
yang sudah ditentukan yaitu pada tanggal 03 Mei 2017.
● Menjelaskan tentang resiko untuk mengalami hal yang sama saat hamil
berikutnya, jadi disarankan agar lebih rutin mengontrol kehamilannya jika
pasien berencana hamil kembali.
● Mengingatkan pasien untuk menjaga pola makan dan menghilangkan
kebiasaan mengonsumsi garam secara berlebihan.
● Memberikan semangat dan dukungan kepada pasien untuk kondisinya.

DAFTAR PUSTAKA

17
1. Wiknjosastro GH, Adriaansz G, Madjid OA, Hardjono RS, Adjie JMS,
Primadi A, dkk, 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
2. SMF Obstetri dan Ginekologi, 2015. Prosedur Praktik Klinis SMF
Obstetri dan Ginekology. Denpasar: Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar.
3. Rachimhadhi T, 2009. Pembuahan, Nidasi, dan Plasentasi. Dalam
Saifuddin AB, Rachimhadhi T, dan Wiknjosastro GH (ed.). Ilmu
Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
4. Sofian, A, 2011. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi,
Obstetri Patologi, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
5. Requejo J, Bryce J, Lawn J, Berman P, Daelmans B, Laski L, dkk, 2010.
Countdown to 2015 Decade Report (2000–2010): Taking Stock of
Maternal, Newborn and Child Survival. Washington, DC: World Health
Organization and UNICEF.

Lampiran 1: Denah Rumah

18
Kamar tidur kamar mandi Kamar tidur utama

Dapur

Kamar
tidur
Ruang makan

Kamar tidur

Ruang tamu

Lampiran 2: Dokumentasi Kunjungan

Ruang Makan

Dapur

Kamar Mandi

Pekarangan

Penulis bersama pasien

19

Anda mungkin juga menyukai