Anda di halaman 1dari 5

Perbedaan Kopi Arabica Dengan Robusta

Menikmati Kopi Terbaik

Bagi para peminat kopi, sudah dapat dipastikan bahwa ada banyak sekali cara untuk
memberikan manfaat pada bagaimana caranya untuk menikmati segala jenis kopi yang ada
diluar sana. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, yang hendak saya diskusikan disini adalah
perbedaan kopi Arabika dan juga Robusta.

Perlu diketahui bahwa kedua kopi tersebut merupakan dua jenis kopi yang berbeda. Hal
yang paling membedakan pastinya terletak pada tempat dimana dua spesies kopi itu
tumbuh, rasa, dan juga perbedaan ekonomisnya. Dalam artikel ini, saya akan diskusikan
lebih lanjut mengenai perbedaan kedua jenis kopi tersebut. Tujuannya adalah untuk
membantu Anda semua dalam memilih jenis kopi yang paling sesuai dengan selera Anda.

Cara menikmati kedua jenis kopi ini juga berbeda satu antara yang lain. Apa yang menjadi
favorit Anda?

Perbedaan Rasa

Dari segi rasa, kopi Arabica memiliki banyak variasi rasa yang mana beragam. Rasa dari kopi
tersebut dapat lembut, manis, tajam, dan juga kuat. Anda dapat mengetahui bahwa
sebelum disangrai, aroma dari kopi ini amat mirip dengan blueberry. Akan tetapi, setelah
disangrai, kopi tersebut akan memiliki aroma buah-buahan manis. Tentu saja secara umum,
orang cenderung menyukai aroma kopi Arabica bila dibandingkan dengan Robusta.

Sedangkan untuk rasa dari kopi Robusta, ini cenderung memiliki variasi rasa yang netral.
Terkadang ini juga memiliki rasa atau aroma seperti gandung. Sebelum disangrai, biji kopi ini
memiliki aroma kacang-kacangan. Yang disayangkan, amat jarang untuk menemukan
robusta berkualitas tinggi dipasaran sana. Faktanya, harga biji kopi Arabica lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kopi Robusta.
Kopi Arabica

Kopi jenis ini tumbuh pada daerah dengan ketinggian 700-1700 mdpl. Suhu yang dimiliki
adalah 16-20 °C. Yang perlu diketahui mengenai jenis kopi ini adalah mengenai aspek
kepekaan terhadap jenis penyakit karat daun atau lebih dikenal dengan HV atau Hemileia
Vastatrix. Ini terutama bila ditanam pada daerah yang memiliki elevasi kurang dari 700
mdpl.

Yang perlu diketahui selanjutnya adalah asal dari kopi tersebut. Faktanya, kopi ini berasal
dari negara Etiopia dan juga Brasil. Kedua negara tersebut menguasai 70% pasar kopi secara
global pastinya. Anda dapat pula menemukan banyak jenis kopi lain yang berasal dari kedua
negara tersebut pastinya.

Ciri-ciri kopi Arabica adalah aroma yang wangi, hidup pada daerah yang dingin dan sejuk,
memiliki rasa yang sedikit asam, rasa kental dimulut, pahit, dan juga memiliki tekstur lebih
halus.

Kopi Robusta

Sedangkan untuk kopi robusta, ini merupakan keturunan dari beberapa jenis spesies kopi.
Mengenai kualitas dari buah kopi, faktanya ini lebih rendah dibandingkan dengan kopi
Arabika dan juga Liberika. Kopi jenis ini menguasai sekitar 30% pasar dunia.

Mengenai asal dari kopi tersebut, ini banyak terdapat di Kolumbia, Indonesia, dan juga
Filipina. Lalu apa ciri-ciri dari kopi tersebut? Orang biasanya akan menjumpai rasa yang lebih
menyerupai cokelat. Bau yang dihasilkan juga manis. Tekstur dari kopi ini cenderung kasar
dan memiliki warna yang bervariasi. Mungkin Anda perlu juga mengetahui ciri-ciri dari
pohon Robusta. Pohon Robusta lebih rentan diserang serangga. Ini bahkan tumbuh pada
daratan rendah yaitu sekitar 700 m dpl. Jumlah biji kopi yang dihasilkan juga lebih tinggi.
Untuk proses berbunga, diperlukan waktu hingga 10 bulan yang nantinya menjadi buah.
Jenis kopi ini berbuah pada suhu udara yang lebih hangat.

Kopi robusta, mengenal jenis dan karakteristiknya

31 January 2014 | Wahyu A. Perdana

Robusta berasal dari kata ‘robust’ yang artinya kuat, sesuai dengan gambaran postur (body)
atau tingkat kekentalannya yang kuat. Kopi robusta bukan merupakan spesies karena jenis
ini turunan dari spesies Coffea canephora.
Robusta dapat tumbuh di dataran rendah, namun lokasi paling baik untuk membudidayakan
tanaman ini pada ketinggian 400-800 meter dpl. Suhu optimal pertumbuhan kopi robusta
berkisar 24-30oC dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun.
Kopi robusta sangat cocok ditanam di daerah tropis yang basah. Dengan budidaya intensif
akan mulai berbuah pada umur 2,5 tahun. Agar berbuah dengan baik, tanaman ini
membutuhkan waktu kering 3-4 bulan dalam setahun dengan beberapa kali turun hujan.
Tanaman kopi robusta menghendaki tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Tingkat
keasaman tanah (pH) yang ideal untuk tanaman ini 5,5-6,5. Kopi robusta dianjurkan
dibudidayakan dibawah naungan pohon lain.
Karaktersitik tanaman
Cabang reproduksi atau wiwilan pada kopi robusta tumbuh tegak lurus. Buah kopi dihasilkan
dari cabang primer yang tumbuh mendatar. Cabang primer ini cukup lentur sehingga
membentuk tajuk seperti payung.
Bentuk daun membulat seperti telur dengan ujung daun runcing hingga tumpul. Daun-
daunnya tumbuh pada batang, cabang dan ranting. Pada batang dan cabang tumbuhnya
tegak lurus dengan susunan daun berselang-seling. Sedangkan pada ranting dan cabang-
cabang mendatar pasangan daun tumbuh pada bidang yang sama. Robusta lebih relatif
tahan terhadap penyakit karat daun.
Tanaman kopi robusta sudah mulai berbunga pada umur 2 tahun. Bunga tumbuh pada
ketiak cabang primer. Setiap ketiak terdapat 3-4 kelompok bunga. Bunga biasanya mekar
diawal musim kemarau. Berbeda dengan arabika, bunga robusta melakukan penyerbukan
secara silang.
Buah yang masih muda berwarna hijau, setelah masak berubah menjadi merah. Meski telah
matang penuh, buah robusta menempel dengan kuat pada tangkainya. Jangka waktu dari
mulai berbunga hingga buah siap panen berkisar 10-11 bulan.
Tanaman kopi robusta memiliki perakaran yang dangkal. Oleh karena itu membutuhkan
tanah yang subur dan kaya kandungan organik. Tanaman ini juga cukup sensitif terhadap
kekeringan.
Jenis klon kopi robusta
Kopi robusta diturunkan dari beberapa spesies terutama Canephora. Mungkin karena alasan
itu, sumber bibit tanaman untuk robusta tidak disebut varietas melainkan klon.
Sama dengan varietas pada arabika, klon unggul robusta di Indonesia dikembangkan
oleh Puslit Koka. Berikut ini beberapa jenis klon robusta yang direkomendasikan lembaga
tersebut:
 Klon BP308. Klon ini merupakan tanaman unggul yang tahan terhadap serangan nematoda.
Keistimewaan lain klon robusta ini adalah toleran terhadap tanah yang kurang subur. BP308
dianjurkan untuk dijadikan batang bawah, sedangkan batang atasnya disambung dengan
klon-klon lain yang disesuaikan dengan agroklimat setempat.
 Klon BP42. Klon jenis ini memiliki produktivitas 800-1200 kg/ha/tahun. Perawakannya
sedang dengan banyak cabang dan ruasnya pendek. Buah yang dihasilkan besar dan
dompolannya rapat.
 Klon SA436. Memiliki produktivitas yang cukup tinggi, mencapai 1600-2800 kg/ha/tahun.
Bentuk biji dari klon ini kecil dan ukurannya tidak seragam.
 Klon BP234. Produktivitasnya 800-1200 kg/ha/tahun. Perawakan ramping dengan
percabangan yang panjang dan lentur. Butiran buah agak kecil dan ukurannya tidak
seragam.
Karakteristik produk
Dipasaran, kopi robusta dijual dengan harga lebih rendah dibanding arabika. Hal ini
menyebabkan disinsentif terhadap petani. Sehingga untuk menghemat biaya produksi
petani robusta cenderung mengabaikan penanganan pasca panen. Pada gilirannya akan
membuat mutu kopi yang dihasilkan rendah.
Aroma robusta tidak sekuat arabika, dengan tingkat kekentalan (body) sedang hingga berat
dan citarasa pahit. Kandungan kafein robusta lebih dari dua kali lipat arabika, yaitu berkisar
1,7-4%.
Perdagangan kopi robusta
Sekitar 99% perdagangan kopi dunia adalah jenis robusta dan arabika. Kopi robusta banyak
diproduksi oleh negara-negara Asia-Pasific dan Afrika, sedangkan kopi arabika banyak
diproduksi oleh negara-negara Amerika Selatan. Penghasil robusta terbesar adalah Vietnam.
Terdapat paradoks dalam perkembangan perdagangan robusta. Pada tahun 1950-an ketika
pertama kali diperdagangkan di bursa London, tingkat harganya relatif sama dengan
arabika. Saat itu proporsi pangsa pasar kopi robusta 25-30% dan arabika 70-75%.
Keadaan mulai berubah ketika terjadi kenaikan produksi kopi robusta. Saat ini dimana
pangsa pasarnya naik diatas 30%, harganya anjlok dibawah arabika hingga hampir
setengahnya. Tentu saja ini sangat mengkhawatirkan mengingat lebih dari 80% produksi
kopi Indonesia adalah robusta.

Anda mungkin juga menyukai