Step 1
Step 2
Step 3
Factor resiko
Merokok
Perokok pasif
Polusi udara
Diet randah mengkonsumsi betakaroten (?)
6. Patogenesis dari scenario?
Factor iritanmasuk ke saluran pernafasaniritasi pada mukosa bronkusperubahan
karsiogeniktahap pra kanker(ringan, silia berkurang)karsinoma insitu(perubahan
bentuk)infasif karsinoma(mengganda dan menyebar)
Penurunan imunitasstem cell mengalami proliferasisel tubuh dan sel alberansel
alberan berpotensi menjadi kanker dan merangsang not self antigen, merangsang imun
competen cell(menghasilkan sel anti kanker, saat imun turun tidak dapat bekerja
dengan baik)tidak ada yg menghambat keganasan sel alberankarsinoma
7. Manifestasi klinis?
Batuk(gajala umum yang sering diabaikan)
Hemoptysis
Gejala awal: nyeri local dan dyspnea akibat obstruksi bronkus
Anorexia
Mudah lelah dan BB turun
8. Klasifikasi dari penyakit di scenario?
Karsinoma sel kecilsel ganas kecil, bulat sampai lonjong, batas tidak tegas
Karsinoma sel besarsitoplasma besar ukuran inti bermacam macam, cenderung di
perifer
Adenokarsinomatumor ganas, biasanya di perifer
Karsinoma squamosamenunjukan keratin squamosal berasal dari epitel bronkus’
Karsinoma alveolartipe lain, lebih banyak di alveolus
9. Sebutkan stadium dari penyakit ini
IA: tumor<3cm, tidak ada metastasis kelenjar getah bening
IB: tumor> 3cm atau infasif bronjus utama>2cm, tdk ada metastasis k;enjar getah
bening, tidak ada metastasis jauh
IIA: <=2cm tanpa pembelahan, N1,MO
IIB: T2dan T3, N1,M0
IIIA: T1T2T3, N2, M0
IIIB: T1T2T3T4, N3, M1, M2,M0
IV: T1-T4, N0-N3, M1
Keterangan:
T1<3cm tanpa pembelahan
T2>3cm /infasi bronkus utama>3 cm
T3 menginfasi dinding dada/pleura <3 cm
T4 menginfasi struktur yang berdekatan, efusi maligna, nodul satelit
Step 4
STEP 7
Nyeri dada ada infiltrasi di rongga intersisil menyebar ke pleura parietalis pars costalis n.intercostalis
terdesak nyeri terasa di sepanjang dada
LI:
Sejak terjadinya hiperplasia dan metaplasia dari sel-sel abnormal pada paru-paru.
massa paru terbentuk yang membuat paru-paru sehingga mengisi paru-paru dari ruang potensial
(reses) yang biasanya diisi hanya pada inspirasi, tetapi karena massa sehingga tidak hanya selama
inspirasi saja paru reses diisi tetapi juga dalam keadaan biasa sehingga ketika bernapas akan
semakin berat.
Dan adanya gangguan seperti peradangan dan penyempitan hipersekresi lendir saluran napas
bronkial dan saluran mengganggu akan membuat berat saat bernapas.
LI:
Inspeksi: asimetris saat dinamis(yg ada massnya tertinggal). Statis simetris. Jari tabuh,
pembesaran kelenjar getah bening di axilla dan leher
Palpasi : nyeri, bengkak, strem fremitus turun
Perkusi : pekak
Auskultasi : suara napas menurun, mirip asma bronkial, stad lanjut muncul lebih berat
(parrol,syndrome horner, gejala neurologik, sindrome vena cava)
Bila kelainannya ringanasimtomatik, dan pada pemeriksaan fisik
belum ditemukan perubahan.
Bila penyakitnya berat (lanjut), keadaannya manifest :
Perhatikan keadaan umum penderita
Perhatikan kelainan2 yang ada (pada pemeriksaan fisik) :
o Asimetri wajah : ptosis, pembengkakan muka dan/atau
leher
o Pembesaran vena di leher, dada dan/atau tanpa
pembengkakan di leher, muka dan lengan.
o Kelainan bentuk dan gerak dada sebagai akibat :
Atelektasis paru, hidrotoraks
Tonjolan2 di dinding dada
Dorongan/tarikan alat2 dalam dada
o Perubahan suara
o Perubahan2 pada sendi2 kecil anggota gerak :
Hypertrophic osteoarthropathy
Jari tabuh
Pembengkakan lainnya yang belum jelas
penyebabnya
o Adanya tanda2 sindrom Horner
o Adanya tanda2 syndroma Vena Cava Superior
o Pembengkakan kelenjar2 limfe
o Dada dan paru :
Dicari tanda2 pneumonitis obstruktif
Wheezing local
Tanda2 : atelektasis, pendorongan alat2
dalam/mediastinum, hidrotoraks
Tempat2 nyeri tekan (adanya
penekanan/infiltrasi pada syaraf)
o Bagian2 tubuh lain :
Cari metastasis ke bagian tubuh tersebut
Cari, mungkin ada tumor primer pada organ2
yang memberikan metastasis ke paru (mamme,
lambung, usus, hati, ginjal, ovarium, uterus,
testis, tulang, dll)
3. Mengapa pada pemeriksaan foto thoraks didapatkan gambaran hemithoraks kanan kesuraman?
Ro : kesuraman radioopaque : cairan, massa kemungkinan efusi / infiltrate / tumor
Pungsi : ditemukan cairan yg kluar karna adanya inflamasi yg dikeluarkan oleh mediator2
4. Apa yang menyebabkan penurunan nafsu makan dan berat badan turun?
Inflamasi TNF meningkat merangsang pusat kenyang pada hipotalamus pengisian lambung terhambat
padahal metabolisme meningkat BB turun
Ada perkembangan dari sel kanker(pertumbuhan cept dan tdk terkontrol) nutrisi, 02, ruangan
digunakan untuk pertumbuhan sel kanker BB turun
LI:
Sensasi lapar disebabkan oleh keinginan akan makanan dan beberapa pengaruh fisiologis
lainnya. Seperti kontraksi ritmis lambung dan kegelsahan yang menyebabkan seseorang
menyuplai makanan yang adekuat.
Beberapa pusat saraf di hipotalamus ikut serta dalam pengaturan asupan makanan. Nukleus
lateral hipotalamus berfungsi sebagai pusat makan hal ini menyebabkan seekor hewan makan
dengan rakus. pengurusan dan Sebaliknya pengrusakan hipotalamus lateral menyebabkan
hilangnya nafsu makan, pelemahan tubuh yang progresif. Pusat makan di lateral beroperasi
dengan membangkitkan dorongan motorik untuk mencari makanan.
Nukleus ventromedial hipotalamus berperan sebagai pusat kenyang. Pusat ini dipercaya
memberikan suatu sensasi kepuasan makanan yang menghambat pusat makan. Destruksi
Nukleus ventromedial hipotalamus menyebabkan hewan makan dengan rakus dan terus
menerus sampai hewan tersbut menjadi sangat gemuk, kadang-kadang sebesar empat kai
normal.
Hipotalamus menerima sinyal saraf dari saluran pencernaan yang memberikan informasi
sensorik mengenai isi lambung, sinyal kimia dari zat nutrisi dalam darah yang
menandakan rasa kenyang, sinyal dari hormon gastrointestinal, sinyal dari hormon yang
dilepaskan oleh jaringan lemak, dan sinyal dari korteks serebri yang mempengaruhi
perilaku makan.
Pusat makan dan kenyang di hipotalmus memilii kepadatan reseptor yang tinggi untuk
neurotransmitter dan hormon yang mempengaruhi perilaku makan.
Leptin Neuropeptida Y
Norepinefrin Kortisol
Insulin Ghrelin
Serotonin Endorfin
Demam:
Karena adanya proses inflamasi dimana makrofag mengeluarkan TNF. Merupakan gejala
sistemik dari inflamasi kronik
Sumber : Guenter CA, Welch MH. Neoplastic Disease and Mediastinal Disorders. In: Pulmonary
Medicine, second Ed. Phlladeipia JB Lippincotl. 1982: 810-3.
Etiologi
• Blm diketahui pasti tapi bisa juga karena Paparan inhalasi zat karsinogenik yang berkepanjangan
• Genetic mutasi gen (protoonkogen, tumor supresor gen, gen encoding enzim)
• Terjadi produksi cairan >absorbs melalui arteri dan limfatik masuk ke cavum
• Akibat kanker, emboli paru,, pleuritis tbc, gagal jantung(ventrikel kiri peningkatan akumulasi
cairan masuk ke pleura visceralis)
Factor resiko
• Merokok
• Perokok pasif
• Polusi udara
• Penurunan imunitas stem cell mengalami proliferasi sel tubuh dan sel alberan sel alberan
berpotensi menjadi kanker dan merangsang not self antigen, merangsang imun competen
cell(menghasilkan sel anti kanker, saat imun turun tidak dapat bekerja dengan baik) tidak ada yg
menghambat keganasan sel alberan karsinoma
7. Manifestasi klinis?
• Hemoptysis
• Anorexia
• Karsinoma sel kecil sel ganas kecil, bulat sampai lonjong, batas tidak tegas
• Karsinoma sel besar sitoplasma besar ukuran inti bermacam macam, cenderung di perifer
• IB: tumor> 3cm atau infasif bronjus utama>2cm, tdk ada metastasis k;enjar getah bening, tidak
ada metastasis jauh
Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi
a) Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian
hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
b) Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2. Laboratorium.
a) Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe). Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap
karsinoma.
b) Pemeriksaan fungsi paru dan GDA Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk
memenuhi kebutuhan ventilasi.
c) Tes kulit, jumlah absolute limfosit. Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun
(umum pada kanker paru).
3. Histopatologi.
b) Biopsi Trans Torakal (TTB). Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer
dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
c) Torakoskopi. Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
torakoskopi.
d) Mediastinosopi. Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang
terlibat.
e) Torakotomi. Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam
prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
4. Pencitraan
11. DD?
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPKBSK stadium I dan II. Pembedahan juga
merupakan bagian dari “combine modality therapy”, misalnya kemoterapi neoadjuvan untuk
KPBKSK stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada kegawatan yang memerlukan intervensi bedah,
seperti kanker paru dengan sindroma vena kava superiror berat. Prinsip pembedahan adalah
sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut jaringan KGB intrapulmoner, dengan lobektomi
maupun pneumonektomi. Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika faal paru tidak
cukup untuk lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk memastikan bahwa batas
sayatan bronkus bebas tumor. KGB mediastinum diambil dengan diseksi sistematis, serta diperiksa
secara patologi anatomis. Hal penting lain yang penting dingat sebelum melakukan tindakan bedah
adalah mengetahui toleransi penderita terhadap jenis tindakan bedah yang akan dilakukan.
Toleransi penderita yang akan dibedah dapat diukur dengan nilai uji faal paru dan jika tidak
memungkin dapat dinilai dari hasil analisis gas darah (AGD) :
Radioterapi
Radioterapi pada kanker paru dapat menjadi terapi kuratif atau paliatif. Pada terapi kuratif,
radioterapi menjadi bagian dari kemoterapi neoadjuvan untuk KPKBSK stadium IIIA. Pada kondisi
tertentu, radioterapi saja tidak jarang menjadi alternatif terapi kuratif. Radiasi sering merupakan
tindakan darurat yang harus dilakukan untuk meringankan keluhan penderita, seperti sindroma
vena kava superiror, nyeri tulang akibat invasi tumor ke dinding dada dan metastasis tumor di tulang
atau otak.
1. Staging penyakit
2. Status tampilan
3. Fungsi paru
hari perminggu.
1. Hb > 10 g%
1. PS < 70.
Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru. Syarat utama harus ditentukan jenis
histologis tumor dan tampilan (performance status) harus lebih dan 60 menurut skala Karnosfky
atau 2 menurut skala WHO. Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan beberapa obat antikanker
dalam kombinasi regimen kemoterapi. Pada keadaan tertentu, penggunaan 1 jenis obat anti kanker
dapat dilakukan. Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen kemoterapi
adalah:
14. Apa hubungan dari maligna cell dan efusi pleura beserta gejala gejalanya?