KABUPATEN SIMEULUE
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN PAGAR SMPN 1 ALAFAN
KECAMATAN ALAFAN
DANA OTONOMI KHUSUS ( OTSUS )
TAHUN 2013
KONSULTAN PERENCANA
SYARAT-
SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN
SPESIFIKASI UMUM
Pekerjaan yang dilaksanakan pada dasarnya adalah kegiatan Program Peningkatan Pendidikan
Wajib Belajar Sembilan (9) Tahun Sumber Dana Otsus Tahun Anggaran 2013, PEMBANGUNAN
PAGAR SDN 8 ALAFAN Kabupaten Simeulue.
Berupa :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Dinding Pagar
Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan Plesteran (Bata dan Beton)
Pekerjaan Pagar BRC
Pekerjaan Pagar Minimalis
Pekerjaan Gerbang Besi
Pekerjaan Plat beton
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Lain-lain/Finishing
B. PENJELASAN UMUM :
B.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, jika tidak ada ketentuan lain maka yang berlaku dan mengikat
adalah ketentuan di bawah ini :
Spesifikasi :
a. AV.41 atau SU. 41 : Algamene voor doutvering bijaaneming van aphenbareken in Indonesia
28 Mei 1941
b. SNI. 03-0349-1989 : Bata
c. SNI. 03-1750-1990 : Agregat beton.
d. SNI. 03-1756-1990 : Pasir adukan untuk beton
e. SNI 03-2461-1991 : Agregat ringan untuk beton struktur
B.2. Untuk bahan-bahan yang belum mempunyai peraturan seperti tersebut diatas maka berlaku
syarat-syarat dan spesifikasi dari pabrik yang memproduksinya.
B.3. Seluruh bahan-bahan yang dipergunakan harus produksi dalam negeri, kecuali bahan-bahan
tersebut tidak diproduksi di dalam negeri.
C. PENJELASAN TEK
TEKNIS
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang kuat tertanam dalam tanah dan tidak bisa
bergerak (berubah-ubah). Bouwplank dibuat dari kayu setara meranti yang baik ukuran 2/18 cm,
di sebelah atas diserut halus dan rata. Titik Bouwplank menunjukkan tinggi titik peil lantai 0,00 M
diambil dari tanah yang tertinggi (sesuai gambar rencana). Piket-piket guna penunjuk As, titik
duga dan lainnya menggunakan kayu meranti ukuran 5/7 cm dan dicat menie.
- Dan biaya lain-lain sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan yang diperlukan.
4. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi/foto proyek serta biaya
pengirimannya ke kantor pemberi pekerjaan serta pihak-pihak lain yang terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan.
5. Yang dimaksud dengan perencanaan dokumentasi ialah :
- Laporan-laporan perkembangan proyek, dibuat dalam rangkap 3 (tiga).
- Foto-foto proyek, minimal satu persatuan kemajuan pekerjaan, berwarna, minimal ukuran
kartu pos dalam rangkap 2 (dua).
- Surat-surat dan dokumen-dokumen lainnya.
6. Pemborong harus menyediakan biaya untuk keperluan foto copy laporan-laporan selama
proyek berlangsung.
7. Dokumentasi foto-foto perkembangan proyek dapat dilaksanakan oleh pengawas atas beban
biaya pemborong.
8. Pada saat dilakukan penyerahan I (pertama) pekerjaan, pemborong diwajibkan menyerahkan 5
(lima) copy album yang berisi foto-foto pelaksanaan proyek secara lengkap, yaitu pada saat
dimulai pekerjaan, sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai pekerjaan dengan arah
pandangan yang sama.
9. Buku harian dipersiapkan oleh pemborong, setiap hari diisi dan ditandatangani oleh pelaksana
pemborong dan pengawas lapangan serta pejabat lain yang berwenang.
10. Dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan, kontraktor diharuskan menunjuk/ menempatkan
seorang tenaga ahli/teknis (Site Engineer) sebagai wakilnya di lapangan yang dapat menerima
petunjuk-petunjuk atau segala instruksi yang diberikan oleh Pengawas Lapangan.
2. PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Galian tanah untuk pondasi, dan lain-lain harus dilaksanakan sesuai dengan yang
ditentukan dalam gambar. Dalamnya semua galian harus mendapat persetujuan dari
pengawas dan sesuai dengan gambar rencana. Dasarnya galian harus bebas air dan
lumpur serta padat, sampai dapat diberi lapisan pasir urug dan pasangan batu kosong serta
beton cor.
b. Dalam keadaan tanah yang dapat longsor, kontraktor harus memasang turap, yang telah
diperhitungkan kekuatannya.
c. Pemborong akan melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang selesai pada pengawas dan
menurut pendapatnya sudah dapat dimulai dengan pemasangan.
d. Semua pekerjaan galian yang dilaksanakan harus mendapat persetujuan dari pengawas
lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dilaksanakan.
2. Urugan :
a. Tanah bekas galian dapat dipergunakan apabila penilaian dari pengawas layak
dipergunakan kembali.
b. Urugan tersebut dikerjakan secara hati-hati dengan cara dipadatkan memakai alat
pemadatan.
c. Kelebihan tanah yang mungkin didapat dari galian, apabila tidak diperlukan di dalam proyek
harus secepatnya diangkut keluar dari komplek pekerjaan.
d. Pengurugan tanah dan pasir urug di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis dan disiram
sambil ditumbuk hingga jenuh dan padat sampai pada batas pemasangan lantai.
e. Tanah dan pasir urug yang dipergunakan harus bebas dari kotoran-kotoran dan akar-akar
kayu serta memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
3. PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan perekatnya, menyiapkan tempat
yang akan dipasang pondasi, satu dan lain hal sesuai dengan gambar denah serta potongan.
2. Jenis pondasi yang dipergunakan adalah pondasi batu gunung/batu kali campuran adukan
semen pasir yaitu 1 Pc : 4Ps.
3. Bahan yang harus disediakan antara lain :
a. Batu gunung/ batu kali, ukuran rata-rata sama antara diameter 20 - 25 cm, satu dan lain hal
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Semen yang dapat digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan. Satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan konstruksi
beton.
c. Pasir dan kerikil yang digunakan dalam pekerjaan ini jenis pasir/ kerikil yang memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan. Satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk
pekerjaan konstruksi beton.
d. Air untuk mengaduk semen pasir tersebut di atas harus bersih, satu dan lain hal sesuai
dengan air yang dipergunakan untuk konstruksi beton.
4. Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan dengan teliti (ketebalan, kedalaman, lebar serta
panjang dan bentuknya), bersih dari segala macam kotoran (bekas tumbuh-tumbuhan dan akar-
akar kayu), lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pemasangan seyogianya kontraktor
memberitahukan dulu kepada pengawas akan niatnya.
5. Pelaksanaan pasangan pondasi ini seperti lazimnya :
a. Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan pengukuran (uit-set) secara teliti (seperti sudah
dijelaskan di atas) dan sesuai petunjuk gambar.
b. Bahan-bahan yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran yang dapat mengurangi
kekuatan konstruksi. Adukan yang tidak habis tidak dibenarkan untuk dipakai keesokan
harinya.
c. Segala sesuatu dalam pelaksanaan pekerjaan ini agar diikuti gambar rencana.
4. PEKERJAAN
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, tempat dimana akan dilaksanakan
pekerjaan pengecoran dan lain-lain dalam arti yang seluas-luasnya, Jenis pekerjaan beton bertulang
yang dilaksanakan antara lain untuk sloof, tiang, balok, pondasi tapak dan lain-lain sesuai gambar
rencana.
1. Bahan-bahan :
a. A i r
• Air harus bersih dan bebas dari segala macam campuran/larutan minyak, asam, basa,
garam dan bahan-bahan organik.
• Boleh dipergunakan air sumur/artesis asal ada certificate laboratorium yang membuktikan
bahwa air tersebut bermutu baik dan memenuhi syarat.
• Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di laboratorium adalah
menjadi tanggungan kontraktor.
b. Semen
• Sedapat mungkin harus dipergunakan semen dengan satu merk dan harus disetujui dahulu
oleh pengawas.
• Semen dalam kantong-kantong yang rusak jahitannya dan koyak/robek, tidak
diperkenankan dipergunakan.
• Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong sama sekali tidak diperkenankan
untuk dipergunakan.
• Selanjutnya standard semen yang dapat dipergunakan adalah Portland Semen Type-1
atau yang setara.
• Besi beton yang dipergunakan tidak boleh mempunyai cacat seperti serpih, retak,
gelembung, lipatan atau bagian-bagian yang tidak sempurna, kalau dibengkokkan tidak
mudah retak atau patah.
• Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut harus segera disingkirkan dan
dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah dari
pengawas.
• Kawat pengikat harus berkualitas besi lunak dengan tebal ± 1 mm.
• Besi beton yang dipergunakan adalah yang berbentuk penampang bulat dan berupa
batang polos dan ulir (sesuai peraturan yang berlaku).
• Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak dan karat yang lepas.
• Apabila dianggap perlu, pengawas dapat meminta kepada kontraktor supaya besi beton
diperiksa kekuatannya di laboratorium yang ditentukan kemudian.
b. Banyak air yang dipergunakan untuk setiap susunan campuran beton tersebut harus
disesuaikan dengan kebutuhan yang ditetapkan sehingga didapatkan konstruksi beton yang
cocok dengan fungsinya.
c. Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump.
d. Jika dianggap perlu pengawas bisa meminta kepada kontraktor untuk membuat mix design
silinder atau kubus untuk suatu pekerjaan beton bertulang yang dilaksanakan.
e. Dalam pembuatan campuran beton tidak diizinkan memakai aditive yang bersifat accelerates
(misal : rapidard), hanya pengecoran balok-balok dan kolom pemakaian accelerator
diperbolehkan maximum 1 % dari jumlah semen yang digunakan.
7. Lain-lain :
a. Ukuran-ukuran penampang seluruh beton bertulang merupakan ukuran bersih dan tidak
dibenarkan menguranginya.
b. Beton selama seminggu sesudah dituang harus senantiasa dibasahi setiap pagi dan sore
secara teratur.
5. PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan untuk pekerjaan pasangan dinding bata,
penyiapan tempat yang akan didirikan dinding dan melaksanakan pekerjaan pasangan bata
untuk pembuatan dinding atau lainnya, satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam
gambar denah dan potongan. Kontraktor wajib meneliti/melengkapi sendiri lingkup pekerjaan ini.
Harus matang pembakarannya. Bila direndam dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau
hancur. Ukuran bata dapat disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang disyaratkan
dalam gambar. Karena itu Kontraktor wajib memberikan contoh kepada Pengawas
sebelumnya, untuk diperiksa kualitasnya. Apabila bahan-bahan yang datang oleh Pengawas
dianggap tidak memenuhi syarat, maka Pengawas berhak menolak bahan-bahan tersebut
dan Kontraktor wajib mengangkutnya keluar kompleks pekerjaan.
b. Semen
Sama dengan Semen yang digunakan untuk konstruksi beton. Semen yang datang dilokasi
pekerjaan dan menunggu pemakaiannya, harus disimpan di dalam gudang yang lantainya
kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya. Bilamana pada setiap
pembukaan kantong, ternyata semennya sudah membatu, maka semen tersebut harus
disingkirkan keluar kompleks pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan. Supplier/pedagang
yang mengirim semen ke pekerjaan, hendaknya dapat menunjukkan sertifikat dari pabriknya.
c. Pasir Pasang
Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir yang dimaksud harus
bersih, pasir asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia. Bilamana
pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas, Pengawas dapat
memerintahkan untuk mencuci pasirnya, melihat hasilnya, sampai didapat persetujuan
pemakaian.
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retaknya dinding di kemudian
hari. Semua pasangan harus rata (horizontal) dan tiap-tiap kali diukur rata dengan lantai
dengan menggunakan benang, pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas
pasangan di bawahnya. Pada semua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus
terdapat pengikatan yang sempurna, tidak dibenarkan menggunakan/memakai batu bata
pecahan separo panjang, kecuali sesuai peraturannya (di sudut), lapisan yang satu dengan
lapisan yang di atasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan satu batu dan
pasangan lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk/ peraturan yang berlaku.
b. Sebelum dimulai pemasangan, batu batanya harus direndam lebih dahulu dalam air selama
setengah jam dan permukaan yang akan dipasang harus juga basah. Tebalnya siar batu bata
tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm) dan siarnya harus benar-benar padat adukannya.
c. Semua pasangan bata, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan kontraktor
berkewajiban menyediakan karung-karung basah yang digunakan untuk menutup pasangan
tersebut.
d. Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus dikorek sedalam 0,5 cm sehingga
adukan plesteran yang dipasang akan cukup mengikat.
e. Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat atau tidak sempurna,
maka ini harus diganti dengan yang baik atas biaya kontraktor.
1. Lingkup pekerjaan ini adalah meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding tempat
yang akan diplester, serta pelaksanaan pekerjaan pemelesteran itu sendiri pada dinding-dinding
yang akan diselesaikan dengan cat, satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam gambar
denah dan notasi penyelesaian dinding.
a. Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam ± 0,5 cm sebelum
diplester.
b. Permukaan dinding beton yang akan diplester harus diketrik (dibuat kasar) agar bahan
plesternya dapat merekat.
c. Semua permukaan yang akan diplester harus bersih dan disiram air sebelum bahan
plesternya ditempelkan (permukaan dindingnya harus basah pada waktu diplester). Semua
bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak penempelan
plesterannya.
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pembuatan dan pemasangan serta finishing.
Adapun type serta penempatan-penempatannya satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera
dalam gambar denah serta rencana penempatannya.
1. Pekerjaan Plat Beton meliputi : pondasi batu gunung campuran 1 Pc : 4 Ps dan lantai cor plat
tebal 12 cm dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dengan tulangan Ø 12 jarak 10 cm yang diberi
kanstin di sisi kiri dan kanan, pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan yang tertera di
gambar dan persetujuan pengawas lapangan.
2. Permukaan lantai cor dilapisi dengan acian kasar dan dinding kanstin dicat secara merata
dengan menggunakan Cat tembok merk Super Vinilex/setara.
9. PEKERJAAN PENGECATAN
2. Bahan
Semua bahan cat yang diserahkan di lapangan pekerjaan harus di dalam kaleng yang tertutup
rapat dan mempunyai etiket yang jelas. Semua bahan cat harus dipergunakan sesuai dengan
petunjuk pabrik, tidak dicampur dan/atau ditambah bahan lain, kecuali terdapat peraturan
khusus dari pabriknya. Harus dibedakan pula antara cat eksterior dan cat interior. Pemakaian
cat dasar, plamur sampai pada cat penutupnya harus disesuaikan dengan petunjuk dari
pabriknya, sehingga hasilnya memuaskan. Kontraktor harus mengajukan dulu contoh-contoh cat
yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan pengawas. Warna cat yang dipakai harus
mengikuti petunjuk/daftar warna yang diberikan oleh Pengawas Lapangan.
a. Hanya pada bidang-bidang yang selesai boleh dilaksanakan pengecatannya, dan bila mana
ada penyimpangan maka pengawas berhak untuk memerintahkan pengecatan ulang atas
biaya kontraktor.
b. Bersihkan semua bidang yang akan dicat dengan bahan yang menghilangkan minyak,
gemuk atau lapisan organik lainnya dengan cara diamplas. Pekerjaan pengecatan baru
dapat dimulai, bilamana semua bidang sudah benar-benar bersih dan kering sehingga
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Semua lubang, retak dan kerusakan lain pada
bidang yang akan dicat, harus diperbaiki terlebih dahulu (diratakan dengan plamur)
c. Untuk bidang luar tidak boleh menggunakan plamur, dindingnya sendiri sudah harus rata
benar dan halus
d. Setiap lapisan cat harus dilaksanakan dengan baik dan rata (digunakan roll).
Penyelesaiannya harus rata dan tidak boleh kelihatan goresan kuas. Jangka waktu antara
pelaksanaan lapis pertama dan lapis selanjutnya harus cukup lama dan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan.
3. Perbaikan-perbaikan :
Tiap-tiap retak yang terdapat dibidang cat harus diperbaiki dengan mempergunakan plamur,
diamplas halus dan kemudian dicat lagi sampai rata dan baik.
1. Guna mendapat hasil pekerjaan yang baik, untuk kesempurnaan pekerjaan ini, ternyata tidak
disebutkan dalam uraian ini maka bagian pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktor
yang bersangkutan.
2. Apabila ternyata tidak terdapat kesesuaian antara gambar dan Bestek, maka diambil pada
gambar detail dan apabila pada gambar detail kurang jelas maka yang berlaku adalah yang
tercantum dalam bestek ini terkecuali Pengawas memberi keputusan lain.
4. Demikianlah penjelasan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini dibuat, untuk dapat dipedomani
dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas.
Sinabang,,,,,,,,, Maret 2013