Anda di halaman 1dari 7

TUGAS II

LAPORAN PENGANTAR GEOGRAFI


“HUMAN ACTIVITY-ENVIRONMENTAL ANALYSIS”
(ABKA510)

Dosen Pengasuh:
Dr. Nasruddin, S.Pd., M.Sc.

Oleh:

Muhammad Feindhi Ramadhan (1710115210014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017

1
BAB I
LATAR BELAKANG
Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajari fenomena
geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan
kompleks wilayah. Berdasarkan definisi geografi tersebut ada dua hal
penting yang perlu dipahami, yaitu:
1. Objek studi geografi (Objek studi geografi adalah fenomena geosfere
yang meliputi litosfere, hidrosfera, biosfera, atmosfera, dan
antrophosfera), dan
2. Pendekatan geografi
Mendasarkan pada objek material ini, geografi belum dapat
menunjukan jati dirinya. Sebab, disiplin ilmu lain juga memiliki objek yang
sama. Perbedaan geografi dengan disiplin ilmu lain terletak pada
pendekatannya. Sejalan dengan hal itu Hagget (1983) mengemukakan tiga
pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan keruangan,
2. Pendekatan kelingkungan, dan
3. Pendekatan kompleks wilayah
Tema analisis activity behavior – environment interactions
menekankan pada kinerja dari bentuk-bentuk kegiatan manusia. Latar
belakang perilaku bukan menjadi pembahasan sentral namun kegiatan
manusianya yang menjadi pembahasan sentral. Pada external perfomance
dari attidute itu sendiri.

2
BAB II
PEMBAHASAN
 LONGOR
Berita tentang bencana tanah longsor sering kita dengar dari televisi
atau membacanya di media cetak. Tanah longor yang terjadi tiba-tiba,
membuat banyak korban berjatuhan. Untuk mengantisipasi terjadinya
bencana tanah longsor, kita harus memiliki cara mencegah tanah
longsor. Kita harus tahu lebih dahulu penyebab dan pencegahan terhadap
bencana alam ini. Jenis Tanaman Pengendali Longsor
Banyak jenis tanaman yang tidak kita ketahui untuk pengendali
longsor yang dapat merugikan seluruh makhluk hidup yang ada di bumi.
Jenis tanamannya memang langka, namun memiliki banyak kandungan
yang bisa menjadi pengendali longsor.
Berikut adalah jenis tanaman pengendali longsor :
1. Pohon kemiri (Aleurites Moluccana) – Biji kemiri banyak dipakai
sebagai minyak dan juga rempah-rempah. Tinggi pohon kemiri bisa
sampai 40 meter. Daunnya berbentuk bulat telur atau lonjong dengan
diameter sekitar 30 cm.
2. Laban (Vitex Pubescens) – Umumnya pohon laban ini memiliki tinggi
10 sampai dengan 15 meter. Laban banyak tumbuh di seluruh wilayah
Indonesia, utamanya di tanah kering dan hutan-hutan. Batang yang
keras dan bengkok, tak menghasilkan kayu panjang. Banyak
dimanfaatkan untuk pembuatan arang dan perintis di hutan yang gundul.
Karena sifat laban yang cepat tumbuh, jadi hutan dapat dengan cepat
kembali normal.
3. Dlingsem (Homalium Tomentosum) – Dlingsem ini banyak dikenal
orang dengan sebutan kayu batu, kayu kerbau, momala, dan melunas.
4. Bungur (Lagerstroemia Speciosa) – Bungur biasanya berbentuk perdu
atau pohon. Bunga bungur apabila mekar bersamaan akan tampak
sangat indah dengan warna merah jambu cerah. Pohon bungur banyak
ditanam di tepi jalan raya, tepian sungai, atau halaman dan pekarangan
rumah.
5. Mindi (Melia Azedarach) – Mindi adalah jenis pohon bercabang banyak
yang kulit batangnya berwarna cokelat tua dan bersisik. Pohon yang
bisa tumbuh hingga 20 meter ini dapat dijumpai di tepian jalan, dekat
daerah pesisir, dataran tinggi maupun rendah. Pohon bisa tumbuh
dengan cepat dan ditanam di wilayah beriklim tropis atau sub tropis.
6. Johar (Cassia Siamea) – Pohon yang mempunyai batang pendek lurus
ini, kulit batangnya abu-abu kecokelatan. Manfaatnya adalah sebagai
pohon penaung yang banyak ditanam di perkebunan kopi atau teh, dan
dapat menghalangi angin.
7. Lamtoro merah (Acacia Villosa) – Lamtoro merah mengandung
senyawa anti toksik dan nutrisi yaitu polifenol dan asam amino non
protein (AANP).
8. Ampupu (Eucalyptus Alba) – Ampupu dapat ditemukan di wilayah
Indonesia bagian timur. Ampupu dimanfaatkan sebagai kayu bakar,

3
bahan pulp, gergajian. Pertumbuhan tanaman ini tergolong sangat cepat
dan kadar minyak yang terkandung pada daun ampupu termasuk tinggi.
9. Petai Cina (Leucaena Glauca) – Tanaman berkayu dengan tinggi hingga
20 meter. Dengan akar tunggang, batang tegak lurus dan rata.
TINGKAH LAKU MANUSIA PENYEBAB LONGSOR
Penebangan hutan merupakan usaha menebang atau memotong kayu
yang ada dalam kawasan hutan, baik yang dilakukan oleh orang perorangan
maupun oleh badan usaha. Penebangan hutan ini dapat dibenarkan apabila
pelaku penebangan hutan mempunyai izin menebang pohon dihutan. Hutan
merupakan kumpulan pohon-pohon dan hewan yang berada dalam suatu
kawasan yang saling berinteraksi mereka hidup diatas tanah yang hidup
dalam keseimbangan.
Hutan ini akan tetap lestari apabila kita mau melestarikannya, namun
apabila tidak dilestarikan maka akan timbul kepunahan terhadap ekosistem
hutan tersebut. Kepunahan dan kerusakan hutan ini salah satunya bisa
disebabkan oleh penebangan hutan secara liar dan oleh sebab itu fungsi
hutan sebagai penyimpanan air tanah juga akan terganggu akibat terjadinya
pengerusakan hutan yang terus menerus.
Hal ini akan berdampak pada semakin seringnya terjadinya
kekeringan dimusim kemarau dan banjir serta tanah longsor dimusim
penghujan.Salah satu aktivitas manusia yang dapat menyebabkan tanah
longsor di musim penghujan adalah Menebang hutan sembarangan,
membuang sampah tidak pada tempatnya, membuat banyak bangunan
diatas tanah sehingga derah resapan air berkurang.

Prilaku di atas prilaku ekonomi yang artinya masyarakat yang


mencari pundi rupiah dengan cara menebang pohon untuk dijual, hal-hal
yang sangat mempengaruhi longsor karena adanya penebangan hutan
secara liar dan hutan yang ditebang tidak menggunakan sistem tebang pilih
ditambah tidak adanya reboisasi. Hal ini di sebabkan masyarakat yang
kurang berpendidikan dan kurang pemahaman tentang pentingnya menjaga
alam kita agar seimbang.
Penebangan hutan secara liar akan dapat berdampak pada bencana
kekeringan pepohonan biasanya mempunyai fungsi menahan air itu tidak

4
ada lagi akibat kekeringan. Air hujan akan langsung mengalir kelaut dan
cadangan air tanah menjadi tidak ada.
Salah satu akibat dari penebangan hutan secara liar adalah banjir dan
untuk mencegah banjir, penebangan hutan secara liar harus dihentikan, jika
penebangan hutan terus dibiarkan tidak mungkin banjir akan terus terjadi
dan akan membawa korban lebih banyak lagi.
Penyebab tejadinya penebangan liar dikarenakan masyarakat yang
tidak tahu lagi harus bekerja apa dan tidak adanya ilmu dan skill untuk
menunjang pekerjaan yang baik dan bermanfaat. Apabila pemerintah tidak
segera mengatasi masalah tersebut hutan yang ada akan menjadi gundul
dan segala bencana akan segera dialami karena rusaknya ekosistem alam
yang disebabkan oleh manusia yang hanya ingin mencari uang dengan
menebang pohon. Prilaku ekonomi adalah prilaku yang dimaksud dari
penebangan pohon tersebut karena bertujuan untuk mendapatkan pundi
rupiah.

5
BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan
Longsor adalah suatu kejadian atau peristiwa geologi yang
disebabkan oleh pergerakan massa batuan, tanah atau puing- puing yang
menuruni suatu lereng.
Tanah longsor umumnya terjadi pada dataran tinggi atau
pegunungan. Tetapi longsor bisa terjadi pada dataran yang relatif rendah.
Longsor di daerah rendah tersebut disebabkan oleh penggalian jalan,
runtuhnya galian tambang atau runtuhnya tebing sungai. Apa saja
penyebab tanah longsor?
Faktor penyebab terjadinya tanah longsor diperkirakan karena:
Kemiringan lereng yang agak terjal membuat batuan atau tanah mudah
bergerak, tingkat pelapukan yang tinggi, curah hujan yang tinggi dengan
durasi lama sebelum terjadinya ditambah Dusun Jemblung, merupakan
endapan vulkanik tua sehingga solum atau lapisan tanah cukup tebal dan
terjadi pelapukan.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh longsor antara lain : korban
jiwa, kehilangan tempat tinggal, terputus jalur transportasi, dan
sebagainya.
Penebangan liar adalah faktor pendukung terjadinya longsor karena
tanah menjadi tidak stabil apabila tidak ada pemerkuat tanah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan :
1. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2. Melarang pembabatan hutan.
3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4. Menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5. Menerapkan sangsi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.
Berdasarkan penjelasan diatas tidaklah heran negara kita dapat
terlepas dari bencana banjir diberbagai wilayah Indonesia. Semakin
banyaknya penebangan hutan liar, maka akar-akar pepohonan yang
memiliki fungsi utama untuk menahan air-air hujan yang deras tentu saja
akan terhambat dan akan tentu saja sangat berpotensi menimbulkan banjir
diwilayah-wilayah yang lebih mementingkan perumahan industri dari
pepohonan alam.

6
DAFTAR PUSTAKA
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/manfaat-hujan
http://www.organisasi.org/1970/01/jenis-dan-macam-hujan-yang-ada-
diwilayahindonesia-hujan-frontal-orografis-dan-zenit-belajar-online-ilmu-
ipsgeografiumum.html?m=1#.Wdw3dtp8ouo
http://detakkaltim.com/index.php/2017/04/07/awas-ancaman-baru-muncul-269-
jiwa-mengungsi/
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/dampak-tanah-longsor
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/penyebab-tanah-longsor
https://djunijanto.wordpress.com/materi/pendekatan-geografi/

Anda mungkin juga menyukai