Dosen Pengampu:
Dr. Pradnyo Wijayanti, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Amirul Khumaini .S (17070785013)
2. Andik Saputro (17070785049)
3. Ditya Rifky R (17070785038)
Syarat awal untuk barisan ... adalah nilai-nilai yang diberikan secara eksplisit pada
P1 = 1 ; Pn = Pn – 1 , n ≥ 2 (2. 1. 1)
Bentuk diatas disebut relasi rekursif untuk Pn, banyaknya permutasi dari n objek. P1 = 1 disebut
kondisi awal sedangkan Pn = n.Pn – 1 disebut bagian rekusif dari relasi rekursif tersebut.
Contoh :
Tentukan relasi rekursi untuk menentukan banyaknya cara menyusun n buah objek yang
berbeda dalam suatu barisan serta banyaknya cara untuk menyusun 8 buah objek.
Penyelesaian:
Misalkan menyatakan banyaknya cara menyusun n objek yang berbeda, maka ada n cara
meletakan n objek pada urutan pertama di barisan. Dengan cara yang sama untuk , maka
ada cara. Oleh karena itu formula relasi rekursif dapat dinyatakan sebagai
.
B. Barisan Fibonacci
Relasi rekursif yang paling terkenal dan sering digunakan yaitu barisan Fibonacci. Relasi
rekursif ini merupakan salah satu relasi rekursif yang paling tua di dunia, dibahas pada buku
Liber Abbaci yang ditulis oleh Leonardo of Pisa atau yang lebih dikenal dengan nama Fibonacci
pada tahun 1202.
Pada saat itu dicoba untuk menghitung jumlah pasangan kelinci yang ada, jika setiap
pasangan kelinci setiap bulan dapat menghasilkan sepasang anak kelinci baru.
2
(1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, ...)
Misalkan Fn menyatakan suku ke-n dari barisan tersebut, perhatikan bahwa n 3, suku ke-n dari
barisan tersebut adalah jumlah dari dua suku sebelumnya, sehingga relasi rekursif untuk F n
ditulis:
F1 = 1 , F2 = 1; Fn = Fn-1 + Fn –2 , n ≥ 3
Dalam relasi tersebut terdapat dua kondisi awal yaitu F1 = 1 dan F2 = 1. Jika kondisi awal diubah,
maka barisan fibonacci yang diperoleh akan berbeda dengan di atas.
Bentuk umum bagian rekursif dari suatu relasi rekursif linier berderajat k dapat ditulis
sebagai berikut:
Dengan , untuk setiap i , dan f(n) adalah sebuah fungsi numerik dengan variabel
n.
Jika f(n) = 0 maka relasi rekursifnya disebut homogen
Misalnya,
i)
Maka, bentuk barisan dapat ditulis sebagai
Karena , , maka disebut relasi rekursif linear nonhomogen berderajat dua
dengan koefisien konstanta
ii)
Maka, bentuk barisan dapat ditulis sebagai
Karena , , maka disebut relasi rekursif linear homogen berderajat dua
dengan koefisien konstanta
iii)
Maka, bentuk barisan dapat ditulis sebagai
Karena , maka disebut relasi rekursif nonlinear
iv)
Bentuk umum dari relasi rekursif linier homogen dengan koefisien konstanta adalah
sebagai berikut :
3
(2.2.1)
Pada bagian ini akan dikembangkan suatu teknik untuk menyelesaikan relasi rekursif.
Untuk maksud tersebut diperlukan teorema berikut:
, (2.2.2)
dan
(2.2.3)
(2.2.4)
Bukti :
karena berturut – turut adalah solusi dari (2.2.2) dan (2.2.3) maka
, dan
Misal :
, maka
4
, (2.2.5)
substitusikan dengan pada (2.2.1) dimana i{n, n-1, n-2, ..., n-k}. Diperoleh
(2.2.6)
Persamaan (2.2.6) disebut persamaan karakteristik dari relasi rekursif homogen dengan
koefisien konstanta. Pada umumnya persamaan (2.2.6) mempunyai k akar, beberapa
diantaranya mungkin bilangan kompleks.
maka ; adalah
= (2.2.7)
Dari persamaan (2.2.7) dan k kondisi awal akan terbentuk suatu sistem persamaan yang
terdiri dari k persamaan dengan k variabel . Jika penyelesaian dari sistem
persamaan ini kita substitusikan ke persamaan (2.2.7), diperoleh solusi dari relasi rekursif
(2.2.1).
Contoh:
Selesaikan relasi rekursif berikut dengan akar karakteristik
a0 = 0, a1 = -1 ; an = 7an-1 – 12an-2,
penyelesaian:
5
an(h) = +
an(h) = + ............................(1)
+ ......................................(2)
+ ......................................(3)
Contoh 2.2.1:
Karena kondisi awal dan , maka dari (i) diperoleh sistem persamaan berikut:
1=
1=
dan
6
Perlu dicatat bahwa untuk setiap n ≥ 1, adalah bilangan bulat non negatif, walau