PENCEMARAN AIR DAN TANAH Kel 7
PENCEMARAN AIR DAN TANAH Kel 7
Dosen Pembimbing :
Drs. H. Muchyar, MP
Kelompok 7 :
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Pencemaran Air dan Tanah ini dengan sebaik mungkin meskipun masih banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada dosen kami, Drs. H. Muchyar, MP
Kami berusaha menyajikan makalah ini secara jelas dan mudah dimengerti oleh para
pembaca. Kami berharap makalah ini bisa membuat para pembaca bisa memahami isi dan
maknanya, serta kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan.
Oleh karena itu kami bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen
maupun dari teman-teman sehingga bisa tercapainya kesempurnaan dalam penulisan makalah
selanjutnya untuk masa yang akan mendatang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Harapan kami, semoga makalah ini bisa menjadi sumber yang bermanfaat bagi para pembaca
dan bisa menjadi bahan belajar untuk mahasiswa dan mahasiswi khususnya di dalam mata kuliah
Ilmu Alamiah Dasar.
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam
maupun jumlahnya.
2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia
mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari
lingkungan.
3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya)
yang dapat meracuni lingkungan.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan definisi/pengertian pencemaran.
2. Mendeskripsikan parameter pencemaran lingkungan.
3. Mendeskripsikan dampak pencemaran lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman.
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau
ekosistem.
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat-zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan.
6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga
manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya.
7. Melakukan intensifikasi pertanian.
Banyak orang mengatakan ” lebih baik mecegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku pula pada
banjir genangan di bawah ini ada sejumlah langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah
banjir genangan :
Tanah tidak tercemar. Tanah yang tidak tercemar adalah tanah yang masih memenuhi
unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak mengandung zat-zat yang merusak keharaanya. Tanah
tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama
adalah tidak mengandung logam berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat
kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan keuntungan
berlipat ganda.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah:
1. Tanahnya subur
2. Trayek pH minimal 6, maksimal 8
3. Tidak berbau busuk
4. Tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
5. Tidak Mengandung logam berat
6. Tidak mengandung sampah anorganik
1. Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat
usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan
wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. a. Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau
diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas
bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan
tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke
lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah
ratusan tahun kemudian. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan
lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga
peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah
mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh
bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
1. b. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
2. Limbah industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang merupakan
hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan
logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat
yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari
tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam
tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting
terhadap kesuburan tanah.
3. Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau
tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan
pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan
kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah
semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga
mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah
organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan
hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
b) Dampak Dari Pencemaran Tanah
1. Dampak Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam tubuh
dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak,
karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-
menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena
leukemia.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan mungkin
tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat
menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan seperti
sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di
atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian..
2. Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya
dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan
pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-
bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah
yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang
rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya
bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi
akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada
konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa
bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia
derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
c) Upaya yang Harus Dilakukan.
Limbah domestic, yang sangat banyak penanggulangan sampah ini yaitu dengan cara
memisahkan antara sampah organik atau sampah yang dapat atau mudah terurai oleh tanah, dan
sampah anorganik atau sampah yang akan terurai tanah tetapi membutuhkan waktu yang sangat
panjang untuk terurai oleh tanah. Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah, misalnya
dijadikan bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah
yang dapat kita pakai lagi, dibuat kompos dan khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dan
lain-lain.
Sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara
penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang yang
mungkin bisa dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan dinding. Limbah industri, cara
penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang kesungai atau
kelaut.
Limbah pertanian, yaitu dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai
bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk
kompos. Adapun penanganan untuk pembersihan tanah, yaitu:
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua
jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site
adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya
yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
2. Bioremediasi
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat
dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka,
kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat
terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu
tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-
partikel kecil, kemudian dikubur.
3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan
proses pemurnian.
4. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan
aturan dan tidak sampai berlebihan.
5. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
2.2 Parameter Pencemaran Lingkungan
Semakin hari pencemaran lingkungan semakin menjadi. Oleh karena itu, tugas kita pula
lah untuk menjaga agar lingkungan disekeliling kita tidak rusak karena pencemaran. Ada
beberapa parameter yang sering digunakan dalam mengidentifikasi terjadinya pencemaran
lingkungan, dan mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi. Berikut adalah parameter yang
digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan.
A. Parameter Kimia
Parameter kimia meliputi CO2, pH, alkalinitas, fosfor dan kadang aktifitas berat.
B. Parameter Biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD ( biochemical Orxygen Deman), yaitu jumlah oksigen
yang terkandung atau terlalur di air. Cara pengukuran BOD adalah dengan menyimpan sampel
air yang telah diketahui kandungan oksigennnya selama 5 hari dan kemudian diukur kembali
kadungan oksigennya, BOD digunakan untuk mengukur banyaknya pencemaran organik.
Di air yang normal dan alami, kadar pH adalah 6,5 – 8,5. Keasaman air dapat iukur dengan
kertas lakmus. Contoh lain adalah kandungan oksifen d dalam air minum tidak boleh kurang dari
3 ppm.
C. Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kejernihan dan kandungan bahan
radioaktif.
D. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya bahan organik/mikroorganisme seperti
bakteri coli, virus, bentos dan plankton. Organisme yang peka akan mati di lingkungan air yang
tercemar.
Contoh: keadaan siput air dan planaria di sungai atau perairan menunjukkan bahwa air di
sungai tersebut belum tercemar.
2.3 Dampak Pencemaran Lingkungan
1. Punahnya Spesies
Polutan berbahaya sekali bagi kelangsungan bagi biota air dan darat. Berbagai
jenis dari hewan akan mengalami keracunan yang kemudian akan punah dan berbagai
jenis spesies hewan yang memiliki kekebalan itu tidaklah sama antara satu dengan yang
lain. Ada yang peka dan ada pula yang mampu untuk bertahan. Hewan muda seperti
larva, merupakan tipe hewan yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap bahan
pencemar. Ada pula, hewan yang mampu beradaptasi dengan baik, namun perlu diketahui
hewan juga memiliki batasan dalam tingkat adaptasi terhadap lingkungan disekitarnya.
Jika batas tersebut sudah diambang batasnya maka hewan tersebut akan mengalami
kepunahan juga pada akhirnya.
Akibat dari Insektisida Dikhlor Difenil (DDT) menyebabkan penurunan populasi
dari spesies burung besar-besaran, yakni terjadinya kerusakan cangkang telur pada
berbagai jenis burung hingga burung tersebut mengalami gagal untuk berkembang. Hal
ini disebabkan karena burung itu memakan serangga yang telah tercemar oleh insektisida
tersebut.
2. Peledakan Hama
Hal ini terjadi akibat hewan predator dari serangga hama mengalami kepunahan
akibat pemakaian serta penggunaan insektisida yang berlebihan sehingga serangga hama
pun menjadi berkembang secara tidak terkendali. Penyemprotan insektisida juga
mengakibatkan beberapa dari spesies serangga menjadi kebal (resisten). Dalam
pemberantasannya, biasanya para petani menambahkan dosis insektisida pada
tanamannya, hal ini menyebabkan pula pencemaran lingkungan akan semakin meningkat
tajam tanpa disadari.
Akibat dari punahnya spesies tertentu akan dapat mengubah interaksi dalam suatu
ekosistem. rantai makanan, jaring-jaring makanan, serta aliran energi pun akan ikut
berubah. Hal ini tentu saja akan menyebabkan keseimbangan lingkungan menjadi
terganggu diantaranya terjadi pada daur materi dan juga daur biogeokimia. Ini akan
mengacaukan ekosistem di masa yang akan datang.
Penggunaan pupuk buatan atau sering dikenal sebagai insektisida lambat laun akan
mematikan fauna tanah, hal ini juga dapat menurunkan kesuburan pada tanah.
Penggunaan pupuk buatan ini secara terus-menerus akan dapat mengakibatkan tanah
menjadi asam. Inilah yang menjadi sebab utama berkurangnya kesuburan pada tanah.
5. Terjadinya Keracunan serta Penyakit
6. Pemekatan Hayati
Bahan pencemar mulai memasuki lingkungan melalui rantai makan dan juga jaring-
jaring makanan. Bahan beracun tersebut selanjutnya akan dibuang ke perairan, merepa ke
dalam tubuh ganggang. Kemudian ganggang itu dimakan oleh udang-udang kecil. Uang
kecil tersebut lalu dimakan oleh ikan-ikan besar, ikan besar tersebut ditangkap oleh
manusia kemudian dikonsumsi juga oleh manusia, maka bahan pencemar itu akan masuk
ke dalam tubuh manusia. Proses peningkatan kadar dari bahan pencemar yang masuk
melalui tubuh makhluk hidup itu dikenal sebagai pemekatan hayati (boimagnification).
Terbentuknya lubang ozon dan terjadinya efek dari rumah kaca adalah permasalahan
global yang dialamai oleh seluruh manusia di muka bumi ini. Radiasi cahaya ultraviolet
dari sinar matahari dapat membahayakan bagi seluruh makhluk hidup di dunia ini. Hal ini
dikarenakan dari bahan pencemar yang dapat tersebar dan juga memicu tumbuhnya
dampak negatif pada tempat lainnya.
Pembahasan tentang pencemaran lingkungan tidak akan pernah ada habisnya, karena semakin
besar populasi manusia terutama yang berada di kota-kota besar maka akan semakin tinggi
tingkat dari pencemaran lingkungan yang berada disekitarnya. Hal ini disebabkan karena tiap-
tiap anggota populasi sangat memerlukan Sumber Daya Alam (SDA), mengeluarkan limbah dan
juga melakukan aktivitas di dalam lingkungannya. Hal tersebut diperparah juga oleh dampak
negatif dari hasil perkembangan IPTEK dan indutrilisasi yang melahirkan pencemaran
lingkungan serta kerusakan pada alam ini.
BAB III
PENUTUP
Pencemaran di dalam udara berasal dari gas buang kendaraan bermotor, dimana zat
tersebut berdampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Untuk dapat mengendalikan
pencemaran tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan teknis yaitu dengan mengupayakan
pembakaran sempurna dan mencari bahan bakar alternatif. Pemerintah mempunyai posisi yang
strategis untuk melakukan pendekatan planatologi, administrasi dan hukum. Sedangkan untuk
meningkatkan kedisiplinan perawatan dan cara pengemudian yang baik dan benar dapat
dilakukan melalui pendekatan edukatif.
1. Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainya ke dalam
air sehingga kualitas air terganggu. Sumber polusi air antara lain limbah industri, pertanian, dan
rumah tangga. Polusi air juga dapat menimbulkan bencana diantaranya banjir. Bahan atau logam
berbahaya seperti arsenat, benzon, timah dan lain-lain dapat merusak organ tubuh manusia dan
menyebabkan kanker. Akibat yang ditimbulkan polusi air dalam zangua pasang adalah kanker
dan kelahiran bayi cacat. Melakukan intensifikasi pertanian. Banjir genangan dapat diatasi
dengan membersihkan saluran air dari penyumbatan.
2. Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan
makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam
lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Ada beberapa
cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan
bioremidiasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://blognuurangpasirmalati.blogspot.co.id/2014/11/4-parameter-pencemaran-
lingkungan.html
http://kabargem.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pencemaran-air-udara-dan-tanah.html
http://www.galeripengetahuankita.com/2016/02/7-dampak-negatif-pencemaran-
lingkungan.html