Oleh Kelompok 15
Zulkarnain 1513034037
Dosen Pengampu :
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt semesta alam karena atas rahmat dan karunianya dapat
terselesaikan makalah Desain dan Model Pembelajaran Geografi dengan judul
“Desain Pembelajaran Banathy dan Model Pembelajaran Word Square dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Geografi di SMA Yadika Bandar Lampung”.
Shalawat teriring salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW yang menjadi suri tauladan umat manusia. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Desain dan Model Pembelajaran.
Penyususunan makalah ini tidak lepas dari peran serta dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak yang berkonstribusi sehingga terselsaikannya makalah ini.
Selain itu penulis juga berterimakasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam kegiatan studi serta semua pihak yang telah membantu baik moril maupun
materil dalam proses penyusunan makalah ini. Namun sebagai manusia biasa
yang jauh dari kata sempurna, sudah tentu tidak lepas dari kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan oleh penulis,
agar dikemudia hari menjadi lebih baik. Semoga makalah yang telah tersusun ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 14
3.2 Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib
belajar, sebagaimana yang tercantum pada UU RI No. 20 Th 2003 pasal 34.
Perkembangan pendidikan di Indonesia sendiri telah mengalami perubahan dari
masa ke masa, tentu saja hal ini untuk memperbaiki mutu atau kualitas bangsa
Indonesia itu sendiri. Saat ini pemerintah Indonesia mewajibkan warganya untuk
bersekolah hingga dua belas tahun, yaitu pada tingkat SD hingga tingkat SMA.
Untuk mewujudkan peraturan tersebut tentu saja menghadapi berbagai persoalan,
seperti eknomi, sosial, tenaga pendidik, peserta didik serta permasalahan lain.
Sekolah yang kami survei adalah SMA Yayasan Abdi Karya atau lebih dikenal
dengan nama SMA Yadika. SMA Yadika Bandar Lampung merupakan sekolah
menengah atas yang berlokasi di jalan Soekarno Hatta, Labuhan Dalam, Tanjung
Senang, Bandar Lampung, Lampung. Mulai beroperasi sejak tahun pelajaran
2011/2011. SMA Yadika Bandar Lampung di bawah naungan Yayasan Abdi
Karya yang didirikan pada tahun 2010 oleh Bapak DR Sutan Raja DL Sitorus,
salah seorang di antara putra terbaik negri ini, yang begitu peduli dengan
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi setiap warga negara.
2
Adapun jumlah guru yang ada di SMA Yadika Bandar Lampung yaitu 21 orang
dan karyawan 24 orang.
Khusus mata pelajaran geografi diajar oleh seorang bapak guru yang bernama
Deny Efendi S.Pd yang merupakan lulusan dari sebuah perguruan tinggi swasta.
Beliau telah mengajar di SMA Yadika sejak 2011 hingga sekarang, menurut
beliau selama mengajar di SMA Yadika khusus mata pelajaran geografi yang
beliau ajarkan tentulah terdapat kelemahan baik dari segi fasilitas, guru ataupun
siswa itu sendiri. Sebetulnya dari segi fasilitas sudah cukup mumpuni untuk
terciptanya suatu pembelajaran yang optimal karena telah dilengkapi dengan
berbagai fasilitas yang mendukung yaitu LCD, peta, peta kontur, globe, papan
tulis, serta berbagai macam media gambar yang tersaji di dinding kelas. Namun,
untuk ada beberapa alat yang tidak dimiliki yaitu untuk mata pelajaran SIG serta
penginderaan jauh.
SMA Yadika merupakan sekolah swasta yang terakreditasi A yang dikepalai oleh
seorang kepala sekolah yang bernama Drs. Wilmar Nainggolan, sejak tahun 2013
hingga sekarang. Jumlah tiap tingkatnya terdiri dari 12 kelas, yang terbagi
kedalam dua program/jurusan yaitu IPA dan IPS. Sementara untuk rentang
kelasnya yaitu X1, X2, X3, XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XII
IPA 1, XII IPA 2, XII IPS 1, XII IPS 2. Pada saat ini masih menggunakan
kurikulum 2006. Untuk setiap kelasnya berkapasitas 36 siswa, selain itu untuk
satu ruang digunakan untuk satu mata pelajaran.
SMA Yadika Bandar Lampung ini menerapkan metode moving class, tujuannya
agar siswanya merasa tidak bosan jika hanya berada pada satu kelas yang sama
selama satu tahun. Cara mengaplikasikanya yaitu dengan membuat mata pelajaran
perkelas, misalnya kelas mata pelajaran geografi, sejarah, agama, bahasa inggris
dan lain sebagainya pada kelasnya masing-masing. Pada umumnya yang
menghampiri siswa di kelas adalah gurunya, namun disini yang menghampiri atau
pindah kelas adalah siswanya.
3
Penerapan metode ini memberi banyak dampak baik positif dan negatif, terutama
yang dirasakan langsung oleh siswa dan tenaga pendidik. Dalam pembahasan kali
ini kami akan membahas mengenai desain dan metode yang diterapkan pada SMA
Yadika beserta metode dan desain yang cocok untuk diterapkan di SMA tersebut.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini yaitu:
BAB II
PEMBAHASAN
Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa Inggris) yang
berarti perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan
“Persiapan”. Di dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi
pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah planning yaitu
“Persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu
masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan
tertentu”. Herbert Simon (Dick dan Carey, 2006), mengartikan desain sebagai
proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi
terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi
yang tersedia.
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan
dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi
petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.
2.3 Desain Banathy dan Model Word Square sebagai Solusi Permasalahan
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa
Pembelajaran konvensional atau ceramah yang berpusat pada guru sering sekali
dianggap sebagai pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Pembelajaran
geografi di kelas IPS SMA Yadika Bandar Lampung masih berpusat pada guru,
yaitu guru menjelaskan, siswa mencatat dan guru memberikan evaluasi
seperlunya. Pembelajaran seperti ini siswa hanya dituntut untuk melihat,
mendengarkan dan mencatat tanpa bertanya kepada guru. Hal ini membuat siswa
7
cenderung pasif, pembelajaran yang pasif membuat siswa merasa bosan, tidak
semangat, dan informasi yang didapatkan siswa mudah hilang.
Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy. Model
yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem, yakni pendekatan yang
didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal
yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama lain harus
bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Model
pengembangan sistem pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran.
Pada langkah ini dikembangkan suatu tes sebagai alat evaluasi, yang digunakan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar, atau ketercapaian tujuan
pembelajaran oleh peserta didik/siswa. Penyusunan tes berdasarkan tujuan
apembelajaran yang telah dirumuskan pada langkah sebelumnya.
Pada langkah ini dirumuskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta
didik/siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, yakni
perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pada langkah ini, perilaku awal peserta
didik/siswa perlu dinilai dan dianalisis. Berdasarkan gambar tentang perilaku awal
tersebut dapat dirancang materi pelajaran dan tugas-tugas belajar yang sesuai,
sehingga mereka tidak perlu mempelajari hal-hal yang telah diketahui atau telah
dikuasai sebelumnya.
9
System yang sudah di desain selanjutnya dilaksanakan dalam bentuk uji coba di
lapangan (sekolah) dan di tes hasilnya. Hal-hal yang telah dilaksanakan dan
dicapai oleh peserta didik merupakan output dari implementasi system, yang
harus dinilai supaya dapat diketahui hingga mereka dapat mempertunjukan atau
menguasai tingkah laku sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajaran
pada langkah ini ditentukan, bahwa hasil –hasil yang diperoleh dari evaluasi
digunakan sebagai umpan balik bagi system keseluruhan dan bagi kompinen-
komponen sistem, yang pada gilirannya menjadi dasar untuk mengadakan
perubahan untuk perbaikan sistem pembelajaran.
Setiap model pembelajar pasti ada kelebihan dan kelemahan masing masing.
Dalam modelpembelajaran ini kelompok kami menyimpulkan beberapa kelebihan
dan kelemahan sebagai berikut:
10
Kelebihan
Model Bela H. Banathy ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain sebagai
berikut :
1. Menganalisis dan merumuskan tujuan dengan baik, baik tujuan umum
maupun tujuan khusus yang lebih spesifik, yang merupakan sasaran dan
arah yang harus dicapai peserta didik.
2. Mengembangkan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai, Hal ini dilakukan agar setiap tujuan yang dirumuskan tersedia
alat untuk menilai keberhasilannya.
3. Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni merumuskan apa
yang harus dipelajari (kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa
dalam rangka mencapai tujuan belajar). Kemampuan awal siswa harus
dianalaisis atau dinilai agar mereka tidak perlu mempelajari apa yang
telah mereka kuasai.
4. Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi. Jadi
model ini didasarkan pada hasil test peserta didik.
5. Langkah – langkahnya yang hanya sedikit sehingga kita bisa lebih
efektif untuk membuatnya.
Kelemahan
Ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh model perencanaan Bela H.
Banathy ini antara lain:
1. Sedikit langkah sehingga di khawatirkan akan tidak effesien.
2. Model cenderung lebih fokus pada materi yang belum dikuasai oleh
anak didik sehingga mengabaikan materi yang sudah di pelajari yang
bisa lupa apabila tidak pernah di kaji ulang.
3. Kendati 6 komponen tersebut tampaknya sangat sederhana, namun
untuk mengembangkan rancangan system pembelajaran model ini
memerlukan kemampuan akademik yang cukup tinggi serta
pengalaman yang memadai serta wawasan yang luas. Selain dari itu,
proses pengemabnagan suatu system menuntut partisipasi pihak-pihak
terkait, seperti kepala sekolah, administrator, supervisor dan kelompok
11
Lebih lanjut, menurut Trianto (2011: 23) Word Square berasal dari Word yang
artinya kata dan Square yang artinya persegi, Word Square merupakan model
yang menggabungkan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam
mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Hampir sama dengan teka-teki
silang, tetapi bedanya jawabanya sudah ada namun disamarkan dengan
menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf atau angka penyamar
atau pengecoh.
Contoh :
S Y E N A E K K B
A G U A G D A A I
N G E O L O G I O
G A N R O R S U S
U L G T M T G T T
I A O L E A I U R
N H P A R P A F O
I A S O A I O A M
S R I N T B C N E
Soal :
Kekurangan
Sedangkan beberapa kekurangan dari model pembelajaran word square
yaitu:
1. Mematikan kreatifitas siswa.
2. Siswa tinggal menerima bahan mentah.
3. Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan
kemampuan atau potensi yang dimilikinya.
Dalam model pembelajaran ini siswa tidak dapat mengembangkan
kreativitas masing-masing, dan lebih banyak berpusat pada guru.
Karena siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru,
dan jawaban dari lembar kerja pun tidak bersifat analisis, sehingga
siswa tidak dapat menggali lebih dalam materi yang ada dengan
model pembelajaran word square ini.
14
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kurang optimalnya guru menyampaikan materi disebabkan oleh penggunaan
model pembelajaran yang kurang tepat, sehingga siswa tidak dapat menerima
materi pembelajaran dengan baik. Selain itu kurangnya perhatian siswa pada saat
proses belajar mengajar menandakan siswa kurang antusias untuk mengikuti
pelajaran sehingga guru terkesan kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas.
Oleh karena itu perlu adanya desain dan model pembelajaran yang tepat agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
Salah satu model pembelajaran geografi yang dapat dilakukan yaitu Model Word
Square .Model pembelajaran Word Square dapat melatih sikap teliti, kritis dan
merangsang siswa untuk berpikir efektif. Model pembelajaran ini mampu sebagai
pendorong dan penguat siswa terhadap materi yang disampaikan. Dengan
memiliki sikap teliti, kritis dan berpikir efektif siswa mengakibatkan prestasi atau
hasil belajar lebih baik.
15
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
18
Pertanyaan :
Jawaban : D
Jawaban : C
Jawaban : B
c. Word Square
d. Jigsaw
Jawaban : C
Jawaban : B