Anda di halaman 1dari 33

TEKNIK MERANCANG PRAKTIKUM KIMIA

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah


Manajemen Laboratorium Sekolah
(ABKC 3508)

Dosen Pembimbing:
Arif Sholahuddin, S.Pd, M.Si
Khairatul Muna, M.Pd

Oleh :
Kelompok 5
Anis Safitri (A1C315004)
Fandy Ahmad (A1C315008)
Maulida (A1C315020)
Mimi Amalia (A1C315022)
Siti Thaibah (A1C315040)
Rizka Ramadhanty (A1C315056)
Devi Clarita (A1C315202)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya serta tidak lupa pula salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Pembuatan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Manajemen Laboratorium
Sekolah.
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan para pembaca bisa memahami
tentang cara kerja di Laboratorium dan memiliki kemampuan mengenai teknik
dan keselamatan kerja, serta mampu merancang dan terampil dalam membuat
larutan, sehingga mudah dalam bekerja dilaboratorium. Dimana dalam makalah
ini kami membahas materi tentang pengertian Praktikum, apa pentingnya
praktikum, perbedaan praktikum dengan eksperimen, hal yang perlu diperhatikan
saat praktikum, bagaimana cara merancang panduan praktikum, serta contoh
panduan praktikum.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terimakasih banyak atas
semua bantuan yang telah diberikan baik secara tulisan maupun lisan kepada:
1. Bapak Arif Sholahuddin, S.Pd, M.Si dan
2. Ibu Khairatul Muna, M.Pd
selaku dosen pembimbing mata Kuliah Manajemen Laboratorium Sekolah. Serta
teman-teman dalam kelompok yang sudah menyempatkan waktu dan mau bekerja
sama dalam mengerjakan makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari dan merasakan masih
banyak kekurangan dan kesalahan karena kami masih dalam tahap belajar dan
terbatasnya ilmu pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mohon
maaf apabila ada kesalahan baik dalam penulisan bahasa maupun dalam susunan
kalimatnya. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

ii
dari para pembaca demi sempurnanya penulisan makalah ini dimasa yang akan
datang.
Demikian pengantar dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan tentang laboratorium bagi kita semua, khususnya bagi diri
kami sendiri. Amin ya Rabbalalamin. Akhir kata kami ucapkan terima kasih yang
sebesar– besarnya, Wassalammualaikum wr.wb.

Banjarmasin, November 2017

Penulis
Kelompok 5

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2. 1 Pengertian Praktikum ............................................................................... 3
2. 2 Pentingnya Praktikum .............................................................................. 5
2. 3 Perbedaan Praktikum dengan Eksperimen ............................................... 6
2. 4 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Praktikum ................................ 7
2. 5 Merancang Panduan Praktikum Kimia..................................................... 7
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 23
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 23
3.2 Saran ....................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar
merupakan interaksi kegiatan belajar siswa dengan kegiatan mengajar guru yang
berlangsung secara simultan. Hal ini menggugah para pendidik untuk dapat
merancang dan melaksanakan pembelajaran yang lebih terarah pada penguasaan
konsep sains, yang dapat bermanfaat dalam kegiatan sehari-hari di masyarakat.
Konsep sains yang mendasari ini terangkum dalam kimia dimana merupakan
cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan kejadian-
kejadian alam dalam kehidupan sehari-hari dan mengarah pada pemahaman
konsep sains sehingga peserta didik mampu mengerti kimia secara luas.
Untuk dapat mengerti kimia secara luas, maka peserta didik harus dimulai
dengan kemampuan pemahaman konsep dasar yang ada pada pelajaran kimia.
Salah satu cara untuk mendapatkan penguasaan konsep yang lebih konkret dan
bisa meningkatkan interaksi dalam kelas, salah satu metode pembelajaran yang
dapat ditambahkan adalah melalui metode praktikum. Selain karena siswa
melakukan kegiatan pembelajaran secara langsung dan bertujuan, siswa dapat
mengetahui gejala alamnya sendiri (empiris). Sehingga siswa juga akan
memperoleh penguasaan konsep kimia yang lebih konkret. Belajar kimia kan
menghasilkan produk kimia itu sendiri, cara berpikir, dan sikap ilmiah. Ketiga hal
tersebut dipelajari melalui kerja ilmiah yang dilakukan melalui kegiatan
praktikum di laboratorium. Siswa memerlukan sebuah panduan praktikum, agar
ketika berpraktikum siswa dapat mempelajari terlebih dahulu materi yang akan
dipraktikumkan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang ada, maka permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan praktikum?

1
2. Apa pentingnya praktikum?
3. Apa perbedaan praktikum dengan eksperimen?
4. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam praktikum?
5. Bagaimana cara merancang panduan praktikum kimia dan bagaimana
contoh panduan praktikum kimia?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penulisan dari makalah
ini adalah :

1. Untuk memahami pengertian praktikum


2. Untuk mengetahui pentingnya melakukan praktikum
3. Untuk mengetahui perbedaan antara praktikum dengan eksperimen
4. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan praktikum
5. Untuk memahami bagaimana cara merancang panduan praktikum kimia
dan memahami bagaimana isi dari contoh-contoh pada panduan
praktikum kimia.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menjadi sumber informasi agar dapat memahami teknik merancang
panduan praktikum kimia.
2. Mengetahui format-format merancang panduan praktikum kimia.
3. Dapat merancang praktikum kimia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Praktikum

Praktikum merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan agar siswa


mendapat kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan teori dengan
menggunakan fasilitas laboratorium maupun di luar laboratorium.
Praktikum juga membuat siswa dapat memahami konsep dan hakikat sains
sebagai proses dan produk.
pembelajaran praktikum memiliki peran dalam pengembangan keterampilan
proses sains siswa. Penerapan keterampilan proses sains sekaligus pengembangan
sikap ilmiah yang mendukung proses pengetahuan dalam diri siswa sangat
dimungkinkan dalam kegiatan praktik, sehingga dalam pembelajaran IPA
praktikum memiliki kedudukan yang amat penting (Wulandari, 2014).
Melalui praktikum, peserta didik dapat memiliki banyak pengalaman, baik
berupa pengamatan langsung atau bahkan melakukan percobaan sendiri dengan
objek tertentu. Tidak diragukan lagi bahwa melalui pengalaman langsung (first-
hand experiences), peserta didik dapat belajar lebih mudah dibandingkan dengan
belajar melalui sumber sekunder, misalnya buku. Hal tersebut sangat sesuai
dengan pendapat Bruner yang menyatakan bahwa anak belajar dengan pola
inactive melalui perbuatan (learning by doing) akan dapat mentrasnfer ilmu
pengetahuan yang dimilikinya pada berbagai situasi (Sastrawijaya, 1998).
Pembelajaran dengan praktikum sangat efektif untuk mencapai seluruh ranah
pengetahuan secara bersamaan, antara lain melatih agar teori dapat diterapkan
pada permasalahan yang nyata (kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara
mandiri (afektif), dan melatih penggunaan instrumen tertentu (psikomotor).
Sebuah praktikum bisa dilakukan oleh siswa untuk menguji hipotesis suatu
masalah, kemudian menarik kesimpulan. Dengan metode eksperimen, siswa
diharapkan mampu ikut aktif dan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
belajar untuk dirinya; belajar menguji hipotesis dan tidak tergesa-gesa mengambil
kesimpulan (berlatih berpikir ilmiah); serta mengenal berbagai alat untuk

3
melakukan praktikum dan memiliki keterampilan menggunakan alat-alat tersebut.
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Ketiga tahapan
praktikum atau mencoba yang dimaksud akan dijelaskan berikut ini (Parmin &
Sudarmin, 2013).
a. Persiapan
1. Menetapkan tujuan eksperimen
2. Mempersiapkan alat dan bahan
3. Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah siswa serta alat
atau bahan yang tersedia. Guru perlu menimbang apakah siswa akan
melaksanakan eksperimen, mencoba secara serentak atau dibagi menjadi
beberapa kelonpok secara paralel atau bergiliran.
4. Mempertimbangkan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat
memperkecil atau menghindari risiko yang mungkin timbul.
5. Memberikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan
tahapan-tahapan yang harus dilakukan siswa, termasuk hal-hal yang
dilarang atau membahayakan.
b. Pelaksanaan
1. Selama proses eksperimen atau mencoba, guru ikut membimbing dan
mengamati proses percobaan. Di sini guru harus memberikan dorongan
dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa agar
kegiatan itu berhasil dengan baik.
2. Guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan termasuk
membantu mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang akan
menghambat kegiatan pembelajaran.
c. Tindak lanjut
1. Siswa mengumpulkan hasil laporan eksperimen kepada guru.
2. Guru memeriksa hasil eksperimen siswa.
3. Guru memberikan umpan balik kepada siswa atas hasil eksperimen.
4. Siswa dibimbing guru mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan
selama eksperimen.

4
5. Siswa difasilitasi guru memeriksa dan menyimpan kembali bahan dan alat
yang digunakan.

2. 2 Pentingnya Praktikum
Pembelajaran IPA, termasuk kimia tidak akan terpisahkan dari kegiatan
praktikum. Rustaman (2003) mengemukakan empat alasan pentingnya kegiatan
praktikum Kimia:
1. Praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar kimia.
2. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen.
3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah.
4. Praktikum menunjang materi pelajaran.
Keterampilan proses IPA sendiri meliputi: mengamati, menafsirkan,
mengklasifikasikan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan
konsep,merencanakan percobaan, berkomunikasi dan mengajukan pertanyaan.
Arifin (2003) mengemukakan bahwa metode praktikum merupakan penunjang
kegiatan proses belajar untuk menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan
tentang prinsip-prinsip yang dikembangkan.
Kegiatan praktikum akan memberikan makna apabila kegiatan tersebut
direncanakan dengan baik, memberi kesempatan untuk memilih prosedur
alternatif, merancang eksperimen, mengumpulkan data dan menginterpretasikan
data yang diperoleh. Untuk dapat melaksanakan praktikum dengan tuntutan
tersebut diperlukan keterampilan berpikir atau intelektual skill. Untuk
mengembangkan keterampilan tersebut dalam praktikum, siswa perlu
menggunakan prosedur yang logis dan strategis (Arifin et al., 2003).
Kegiatan praktikum memungkinkan peserta didik untuk mempraktekkan
secara empiris dalam belajar mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap menggunakan sarana laboratorium.
a. Pada ranah pengetahuan, peserta didik mendalami teori, menggabungkan teori
yang ada, dan menerapkan teori. Ranah pengetahuan dapat dapat dinilai
menggunakan rubrik penskoran.

5
b. Pada ranah keterampilan, peserta didik memilih alat dan bahan,
mempersiapkan alat dan bahan, dan menggunakan alat dan bahan. Ranah
keterampilan dapat dinilai dengan teknik observasi (ceklist atau rating scale)
c. Pada ranah sikap, peserta didik menunjukkan beberapa sikap, contohnya:
bekerjasama, disiplin; dan tanggungjawab. Ranah sikap dapat dinilai
menggunakan teknik observasi (ceklist, bagan partisipasi (participation chart),
skala lajuan (rating scale).

2. 3 Perbedaan Praktikum dengan Eksperimen

Bagi sebagian dari kita menganggap praktikum dan eksperimen adalah dua hal
yang memiliki pengertian sama. Namun sesungguhnya keduanya sangatlah
berbeda. Praktikum diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membuktikan
kebenaran suatu konsep dengan prosedur yang sudah jelas dan sistematis.
Kegiatan praktikum menekankan pada pengem-bangan keterampilan seseorang
dalam menggunakan alat-alat dan bahan-bahan kimia secara benar. Sedangkan
kegiatan eksperimen lebih dari sekedar praktikum, artinya dalam eksperimen
lebih menekankan bagaimana seseorang dilatih untuk kreatif dan inovatif
menciptakan langkah-langkah percobaan baru (modifikasi dari prosedur baku
yang sudah ada) atau mengkombinasikan berbagai prosedur kerja menjadi suatu
prosedur baru dalam usahanya menemukan suatu konsep. Dengan kata lain, dalam
praktikum seorang anak didik hanya mempraktikkan apa yang tertulis dalam
petunjuk praktikum, sedangkan dalam eksperimen anak didik melakukan
modifikasi dan kolaborasi berbagai metode yang berbeda dengan prosedur baku
yang ada.
Sebagai contoh, pada praktikum materi tentang ”Larutan Elektrolit dan Non-
Elektrolit”, peserta didik menguji berbagai larutan yang sudah disediakan sesuai
petunjuk praktikum dengan alat uji elektrolit. Semua larutan yang diuji sudah
dijelaskan guru di dalam kelas. Berbeda halnya jika dirancang sebagai
eksperimen, maka semua larutan yang akan diuji ditentukan oleh peserta didik
sendiri, demikian juga alat uji elektrolit dirancang sendiri oleh mereka
berdasarkan penjelasan dari guru tentang prinsip alat uji elektrolit. Dengan

6
demikian kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan praktikum dan eksperimen
akan berbeda.
2. 4 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Praktikum
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum yaitu :
1. Mendesain: Merencanakan praktikum untuk menemukan apa yang kita
inginkan atau yang ingin diketahui.
2. Memanipulasi: Menggunakan alat-alat keamanan menjadi prioritas pertama,
karena bekerja dengan gelas harus hati-hati, contohnya cara menuangkan
larutan, mengaduk, atau mengocok dan lain-lain.
3. Mengamati: Memperhatikan perubahan, apa yang dilihat, didengar, dan jika
aman dibaui dan dirasakan (what we smell and what we feel).
4. Mengukur: Menunjukan seberapa banyak terjadi perubahan, misalnya:
panjang, massa, waktu, temperatur, dan volume.
5. Menginterpretasi: Melihat hasilyang diperoleh dan memutuskan langkah
selanjutnya.
6. Mencatat: Apa yang dilakukan dan apa yang terjadi termasuk yang tidak
diharapkan.
(Dr. Yunita, 2013)

2. 5 Merancang Panduan Praktikum Kimia


2.5.1 Panduan Praktikum
Arifin (2003) mengatakan bahwa dalam mempelajari ilmu pengetahuan
alam perlu adanya panduan yang berisi tujuan praktikum, prosedur praktikum,
lembar pengamatan, alat dan zat, lembar observasi kegiatan praktikum atau
biasanya disebut buku petunjuk praktikum.
Menurut Rustaman (2003) petunjuk praktikum merupakan sebagian sarana
yang diperlukan agar kegiatan belajar mengajar di laboratorium berjalan dengan
lancar, tujuan utama pembelajaran dapat tercapai, memperkecil risiko kecelakaan
yang mungkin terjadi.
Pelaksanaan praktikum tentunya membutuhkan panduan prakikum yang
akan berperan dalam pengembangan sikap dan kinerja ilmiah siswa. Panduan

7
praktikum dapat berfungsi sebagai sumber belajar penunjang pembelajaran saat
eksperimen, meningkatkan ketertarikan siswa dalam praktikum, membantu siswa
mengetahui cara kerja untuk melaksakan praktikum membantu siswa mengetahui
sistematika dalam membuat laporan.
Siswa memerlukan sebuah panduan praktikum, agar ketika berpraktikum
siswa dapat mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipraktikumkan.
Sebagai sebuah buku, penyusunan panduan praktikum harus memerhatikan
beberapa hal yaitu: isi buku, organisasi buku, kejelasan kalimat dan tingkat
keterbacaan, serta tampilan fisik buku (Farikhayati, 2009).
Menurut Sawitri (2007) penyusunan petunjuk praktikum memiliki beberapa
tujuan yaitu sebagai berikut.
1) Mengaktifkan siswa
Tujuan diberikan petunjuk praktikum, agar siswa tidak hanya menerima
penjelasan-penjelasan yang diberikan guru, melainkan lebih aktif melakukan
kegiatan belajar untuk menemukan atau mengelola sendiri perolehan belajar
(pengetahuan dan keterampilan)
2) Membantu siswa menemukan/mengelola perolehannya
Siswa yang mendapatkan petunjuk praktikum tidak hanya menerima
pengetahuan dan keterampilan yang diberikan guru, melainkan setelah
melakukan kegiatan yang diuraikan dalam petunjuk praktikum dapat
menemukan/memperoleh sendiri tanpa bantua guru.
3) Membantu siswa mengembangkan ketrampilan proses
Siswa dapat melakukan dan mengembangkan keterampilan proses terutama
dengan disediakan rincian kegiatan dalam petunjuk praktikum. Siswa dapat
bekerja secara mandiri baik individual maupun secara berkelompok.
2.5.2 Panduan Penulisan Buku Penuntun Praktikum
Kaidah Penulisan Buku Penuntun Praktikum
Penulisan Buku Penuntun Praktikum harus memenuhi suatu kaidah
penulisan yang standar karena buku tersebut akan digunakan oleh mahasiswa
dalam melaksanakan praktikum di laboratorium sehingga kompetensi dasar,

8
indikator capaian dan tujuan praktikum dapat terpenuhi. Adapun kaidah
penulisan buku penuntun praktikum adalah sebagai berikut.
1. Penulisan Kompetensi Dasar, Indikator Capaian dan Tujuan
Praktikum
Penulisan kompetensi dasar harus sesuai dengan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum yang berlaku di Prodi D III Analis
Kimia mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) dan unit kompetensi yang telah dirumuskan dalam Standar
Kompetensi Nasional Kimia Analisis (SKN-KA) dan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Penulisan
kompetensi dasar menggunakan kata kerja sesuai dengan Taksonomi
Bloom yang memuat ranah kognitif, psikomotorik dan afektif yang
sesuai dengan unit kompetensi yang akan dicapai.
Penulisan kompetensi dasar dan indikator capaian harus
memiliki kesesuaian dengan silabus, course outline dan SAP.
Indikator capaian harus dirumuskan dengan jelas sesuai dengan
kompetensi dasar sehingga dapat diukur. Tujuan praktikum
disesuaikan kompetensi dasar yang telah ditetapkan berdasarkan
materi pembelajaran. Tujuan praktikum dirumuskan sesuai dengan
materi pembelajaran dan indikator capaian yang akan dicapai oleh
mahasiswa.
2. Penulisan Dasar Teori
Dasar teori diperlukan untuk membekali mahasiswa dengan
teori yang terkait langsung dengan materi praktikum. Bagian dasar
teori pada buku penuntun praktikum cukup dituliskan teori singkat
tetapi dapat membantu mahasiswa untuk berpikir dan menganalisis
fenomena yang terjadi saat praktikum. Dasar teori juga memberikan
arahan unit kompetensi yang akan dicapai, seperti prinsip dasar
praktikum, aspek kualitatif dan kuantatif yang perlu catat, pengolahan
data dan kesimpulan dari tujuan praktikum yang akan dicapai.
3. Penulisan Alat dan Bahan

9
Semua alat yang digunakan dalam praktikum dituliskan dalam
bagian ini baik alat utama maupun alat pendukung. Jika menggunakan
peralatan gelas maka dicantumkan pula ukuran dari peralatan gelas
tersebut, spesifikasi ketelitian dan keterangan lain yang dibutuhkan.
Apabila mengunakan alat ukur seperti neraca, oven, pH-meter,
potensiometer, polarimeter, refraktometer, spektrofotometer, dan
kromatografi maka juga disebutkan spesifikasi alatnya. Penulisan
bahan kimia disesuaikan dengan ketentuan IUPAC, ditulis nama
bahan kimia dalam Bahasa Indonesia (rumus kimia). Apabila
menggunakan larutan atau pereaksi maka perlu disebutkan
konsentrasinya dengan jelas. Bahan kimia dituliskan dengan lengkap
termasuk pelarut seperti akuades. Semua bahan kimia yang digunakan
ditulis sesuai dengan prosedur kerja. Adapun pemilihan bahan kimia
hendaknya mengikuti konsep green chemistry sehingga bahan yang
dipilih adalah bahan yang mudah tersedia, memiliki tingkat bahaya
yang rendah dan limbahnya mudah diolah. Semua bahan kimia yang
digunakan dalam praktikum dilengkapi dengan data MSDS yang
ditulis dalam materi Teknik Laboratorium. Sampel yang digunakan
dalam praktikum dicantumkan dalam bagian ini dilengkapi dengan
teknik pengambilan sampel yang digunakan.
4. Penulisan Prosedur Kerja
Salah satu kompetensi mahasiswa yang ingin dicapai melalui
matakuliah praktikum adalah mampu memahami prosedur kerja
standar pengujian kimia. Oleh karena itu, dalam penulisan prosedur
kerja hendaknya menggunakan acuan standar seperti SNI, AOAC,
standar methods ataupun standar lain yang berlaku umum di dunia
kerja sebagai unjuk kerja atau prosedur kerja yang benar. Prosedur
kerja ditulis poin per poin (dalam angka arab) dengan menggunakan
kalimat perintah dan tidak ditulis dalam bentuk paragraf. Asumsi yang
digunakan dalam penulisan prosedur kerja adalah mahasiswa belum
memahami prosedur tersebut sehingga penulisan prosedur kerja harus

10
rinci tahap demi tahap dengan mencantumkan alat dan bahan yang
digunakan. Untuk prosedur khusus yang berbahaya maka perlu
dicantumkan aspek keselamatan dari prosedur tersebut. Penulisan
prosedur kerja harus dirumuskan berdasarkan rumusan SKKNI
sehingga dapat menggambarkan unit kompetensi yang akan dicapai
dalam materi pembelajaran. Prosedur kerja harus mampu mengarah
pada kompetensi mahasiswa dalam memahami prosedur kerja dengan
benar, termasuk aspek teknik laboratorium dan keselamatan kerja
yang harus diperhatikan. Petunjuk pengambilan data pengamatan
ditulis dengan jelas sehingga mudah dipahami dan tidak menimbulkan
multiinterpretasi.
5. Analisis Data
Bagian analisis data dicantumkan setiap data baik kualitatif
maupun kuantitatif yang akan diperoleh sesuai dengan prosedur kerja.
Bagian ini juga dicantumkan langkah-langkah mengumpulkan,
mengorganisasikan, mengolah data pengamatan atau pengujian
sehingga perlu dilengkap. Apabila data yang diperoleh adalah data
kuantatif maka harus dilengkapi dengan rumus atau perhitungan
matematis yang digunakan dan apabila menggunakan data kualitatif
maka harus disediakan standar atau referensi sebagai pembanding.
Jika diperlukan tabel pendukung analisis data dapat dilampirkan di
bagian akhir.
Jika menggunakan rumus, maka rumus yang ditulis bukan
rumus jadi atau rumus praktis sehingga mahasiswa dilatih untuk dapat
mengolah data mentah menjadi data yang siap dilaporkan sesuai
dengan tahap-tahap dalam prosedur kerja. Penulisan rumus dilengkapi
dengan satuan yang mengacu sistem SI.
6. Pertanyaan
Pertanyaan diperlukan untuk membangkitkan keingintahuan
mahasiswa sehingga mendorong mahasiswa untuk menganalisis
fenomena yang diamati di laboratorium dengan teori yang ada.

11
Pertanyaan juga dapat membantu mahasiswa untuk mencermati dan
mencatat dan melaporkan setiap data penting selama praktikum,
mengorganisasi, mengolah dan menyimpulkan data dengan benar.
7. Daftar Pustaka
Setiap pustaka dan referensi yang digunakan dalam setiap judul
praktikum harus dicantumkan dengan menggunakan format APA
terbaru. Referensi yang digunakan mengacu SNI, AOAC, standar
methods ataupun standar lain yang berlaku umum di dunia kerja
sebagai unjuk kerja atau prosedur kerja yang benar.
2.5.3 Komponen – komponen panduan praktikum
a. Bagian Awal
1. Halaman Judul
2. Halaman Validasi
3. Kata pengantar
4. Daftar isi
b. Bagian Isi
1. Course Outline Matakuliah
Course Outline Matakuliah ditulis sesuai dengan format terbaru
yang dikeluarkan oleh BPA yang telah divalidasi sesuai dengan versi
dan revisi terbaru.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Tata Tertib Praktikum di Laboratorium
Tata Praktikum di Laboratorium ditulis sesuai dengan Tata
Tertib yang dikeluarkan oleh Kordinator Laboratorium Kimia
yang terbaru.
b. Standar Keselamatan Kerja
Segala aspek keselamatan kerja di laboratorium yang terkait
dengan setiap judul percobaan dituliskan dengan jelas pada
bagian ini.
3. Teknik Laboratorium
a. Pengenalan Alat dan Bahan Kimia

12
Setiap alat yang digunakan dalam buku penuntun praktikum
dituliskan dalam bagian ini disertai cara penggunaannya yang
tepat dan bila diperlukan dapat disertai dengan gambar. Bahan
kimia khusus yang memiliki tingkat bahaya yang tinggi, perlu
dicantumkan MSDS nya.
b. Pembuatan Larutan dan Pereaksi
c. Bagian ini memuat prosedur pembuatan larutan dan pereaksi
yang digunakan dalam setiap judul praktikum beserta
pelabelan dan cara penyimpanannya.
d. Praktikum
Bagian ini memuat topik praktikum dengan jumlah 10
(sepuluh) judul praktikum termasuk pembuatan larutan yang
akan digunakan. Adapun sistematika adalah sebagai berikut:
I. Kompetensi Dasar
II. Indikator capaian
III. Tujuan Praktikum
IV. Dasar Teori
V. Alat
VI. Bahan
VII. Prosedur Kerja
VIII. Analisis Data
IX. Pertanyaan
X. Daftar Pustaka
c. Bagian Akhir
1. Format Laporan Sementara
2. Laporan Resmi
3. Daftar Tabel Pendukung
Pada bagian ini dituliskan tabel pendukung misalnya tabel berat
jenis air dalam berbagai temperature (Rohyami, 2016).

13
Menurut Ektryana (2014) Adapun Komponen-komponen panduan praktikum,
sebagai berikut :
a. Halaman judul
b. Prakata
c. Tata tertib praktikum
d. Pengenalan alat
e. Simbol keselamatan
f. Daftar Isi
g. Materi Praktikum
h. Daftar Pustaka
i. Glosarium
Isi dari materi praktikum adalah sebagai berikut.
a. Pendahuluan; berisi uraian singkat yang mengetengahkan bahan pelajaran
(berupa konsep-konsep KIMIA) yang dicakup dalam kegiatan/praktikum.
Selanjutnya tuliskan infromasi khusus berkaitan dengan masalah yang akan
dipecahkan melalui praktikum.
b. Rumusan masalah; memuat deskripsi permasalahan yang dianalisis dan
berkaitan dengan unjuk kerja siswa.
c. Hipotesis; memuat hasil dugaan sementara sebelum melakukan praktikum
d. Alat dan bahan; memuat alat dan bahan yang diperlukan.
e. Langkah kerja; instruksi untuk melakukan kegiatan selangkah demi
selangkah. Bila perlu, melengkapi dengan membuat diagram alirnya untuk
mempermudah kerja siswa.
f. Data hasil pengamatan; meliputi tabel data yang dapat diisi siswa untuk
membantu siswa dalam mengorganisasikan data.
g. Analisis data; bagian ini dapat berupa pertanyaan yang membahas hasil
pengamatan yang diperoleh.
h. Kesimpulan; berisi jawaban dari pertanyaan permasalahan hasil praktikum
atau menjawab tujuan praktikum

14
2.5.4 Contoh panduan praktikum

Praktikum Kimia Organik


PERCOBAAN 1
SIFAT –SIFAT PELARUT ORGANIK
Tujuan Percobaan
Membedakan pelarut organik yang bersifat polar dan pelarut organik non-
polar

Pertanyaan Prapraktek
1. Apakah perbedaan antara senyawa polar dan non-polar
2. Mengapa pemanasan terhadap pelarut organik tidak boleh menggunakan
api langsung ?
Dasar teori
Adanya perbedaan elektronegatif di dalam ikatan kovalen akan
menimbulkan perbedaan muatan parsial atom-atom penyusun molekul.
Perbedaan ini mengakibatkan senyawa mempunyai dipol-dipol dan senyawa
bersifat polar. Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut
polar dan sebaliknya (like dissolves like ).
Kelarutan suatu zat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
ketetapan dielektrik, dapat tidaknya membentuk ikatan hidrogen , panjang
rantai atom karbon, kemiripan struktur dan sebagainya
Alat dan Bahan
- Tabung reaksi - Batang pengaduk
- Penangas air - Neraca elektris
- Benzena - Kloroform
- Etanol - n- Heksana
- Sampel A, B,C (padat) - sampel D, E (cair)
- Sikloheksana
- Air
Prosedur kerja
A. Kelarutan suatu zat dalam pelarut organik

15
1. Timbanglah 10 mg sampel A, kemudian dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Tambahkan 1 mL benzena sambil di aduk . Amati yang terjadi
2. Apabila sampel tidak larut , campuran dipanaskan di dalam penangas
air sampai mendidih
3. Ulangi percobaan 1 dan 2, gantilah pelarut n- heksana dengan pelarut
yang telah ditentukan
4. Lakukan hal yang sama dengan sampel B dan C
B. Pencampuran antar pelarut organik
1. Pipet 1 mL sampel D, kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi
tambahkan 1 mL benzena sambil dikocok , amati apa yang terjadi
2. Ulangi percobaan 1, gantilah pelarut benzena dengan pelarut yang
telah ditentukan
3. Lakukan hal yang sama dengan sampel E.
Catatan :
Sampel A : Sukrosa
Sampel B : naftalena
Sampel C : Vaselin
Sampel D: air
Sampel E : n- Heksana
Pertanyaan
1. Berdasarkan strukturnya, kelompokkan pelarut – pelarut yang digunakan
2. Berdassarkan hasil percobaan, Bagaimana sifat kepolaran sampel A, B, C,
D dan E
3. Berdasarkan struktur, kelompokkan kepolaran A,B,C,D dan E .
(Syahmani & Iriani, 2017).

16
Panduan Praktikum Kimia Dasar

PERCOBAAN I
PENGERTIAN SIFAT FISIKA DAN SIFAT KIMIA

I. Tujuan Percobaan
Membedakan sifat fisika dan sifat kimia suatu zat.
II. Peralatan

- Bunsen/Lampu alkohol
- Penjepit tabung reaksi
- Karet hisap
- Gelas ukur 10 ml
- Kawat Ni-Cr
- Tabung reaksi
- Pipet ukur
- Corong
- Gelas beker 100 ml
- Botol cuci & Pipet tetes
- Seng (Zn)
III. Bahan

- Tembaga (Cu)
- Magnesium (Mg)
- Besi (Fe)
- Aluminium(Al)
- Kalsium karbonat (CaCO3)
- Kupri Nitrat (Cu (N03 )2
- Kalium Hidroksida (KOH)
- Asam Sulfat pekat (H2SO4 pekat)
- Natrium Hidroksida encer (NaOH encer)
- Asam Asetat (CH3 COOH)
- Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2 )

17
- Asam Klorida encer (HCl)
- Garam/gula
- Metanol/benzena/toluena/eter
- Kayu
- Kapur tulis/CaCO3
- Aquades (air suling)
IV. Prosedur Percobaan
A. Sifat Fisika
1. Amati dan catat ujud, warna dan bau dari zat - zat
berikut: Metanol, CaCO3, gula, Toluena, Benzena, HCl
dan NaOH.
2. Larutkan Zat tersebut di atas dalam air. Kocok larutan
tersebut, amati dan catat perubahan yang terjadi.
3. Lakukanlah proses 2 untuk eter.
4. Jelaskan cara identifikasi zat - zat di atas yang
mempunyai bentuk/warna yang sama, berdasarkan sifat
fisik zat - zat tersebut.
B. Sifat Kimia
1. Perubahan karena pengaruh basa
- Masukkan ke dalam tabung reaksi yang berlainan
sepotong Al, Zn, Fe dan CaCO3.
- Tambahkan pada tiap-tiap tabung 5 ml NaOH encer.
Catat perubahan yang terjadi
2. Perubahan karena pengaruh asam
- Masukkan ke dalam tabung reaksi yang berlainan
sepotong Cu, Zn, CaCO3 dan KOH. Tambahkan pada
tiap-tiap tabung 3 ml HCl encer. Catat perubahan yang
terjadi dan tulis persamaan reaksinya.
- Tuangkan H2SO4 pekat ke dalam tabung reaksi,
masukkan sepotong kayu ke dalamnya. Catat perubahan
yang terjadi.

18
3. Perubahan karena pengaruh panas
- Dengan memakai jepitan, panaskan sepotong Mg dalam
nyala bunsen. Ulangi percobaan ini dengan lilitan Cu.
Catat peristiwa yang terjadi.
(Arbianti & Budi P)

PERCOBAAN II
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT

I. Tujuan Percobaan
Mengetahui jenis pemisahan zat berdasarkan sifat fisika dan
sifat kimia.
II. Peralatan
- tabung reaksi
- kertas saring
- cawan penguap
- pengaduk
- pipet tetes.
- gelas ukur 10 ml atau 25 ml
- botol pencuci
- bunsen/Lampu alkohol
- corong
- kaca arloji
- gelas beker 250 ml (4 buah)
- timbangan
- kawat Ni-Cr
- penjepit
III. Bahan
- KNO3
- Na2SO4

19
- Natrium Cobalt Nitrit
- Al(OH)3
- KOH 2 M
- KCNS
- Cu(NO3)2
- NH4Cl
- BaCl2
- Fe2O3
- HCl encer
- Aquades
IV. Prosedur Percobaan
A. Pemisahan Zat Berdasarkan Sifat Fisika
1. Pelarutan dan Penyaringan
Pemurnian atau pemisahan zat padat dan zat padat
berdasarkan perbedaan daya larut zat terhadap suatu pelarut
tertentu.
• Buat campuran gula dengan kapur tulis atau garam
dengan kapur tulis dengan perbandingan berat (%wt)
ditentukan oleh asisten.
• Larutkan zat tersebut ke dalam air hangat 250 cc (catat
temperatur air), aduk sampai salah satu zat tersebut larut
semua.
• Saringlah zat yang tidak larut, keringkan dan timbang.
• Hitunglah berapa %wt gula/garam yang dapat dipisahkan.
Beri komentar dari hasil pengamatan anda!
2. Kristalisasi
Pemisahan zat berdasarkan perbedaan kelarutan dari
dua zat pada temperatur yang berbeda.
• Masukkan ke dalam tabung reaksi 2 mL KNO3 2 M dan
sedikit Cu(NO3)2. Panaskan campuran tersebut hingga

20
larut. Kemudian didinginkan, dan saringlah kristal
tersebut. Bilaslah kristal dengan air suling hingga
warnanya hilang.
• Larutkan sebagian kristal tersebut dalam air suling dan
lakukan uji ion K dengan uji ion spesifik. Sebagian
kristallagi dilakukan uji nyala.
3. Sublimasi
Pemisahan zat-zat yang mempunyai tekanan besar
pada temperatur di bawah titik leburnya sehingga mudah
menyublim dari permukaan yang panas.
• Masukkan campuran Na2SO4 dan NH4Cl ke dalam cawan
penguap. Panaskan perlahan-lahan sampai terdapat uap
putih. Letakkan kaca arloji yang berisi air dingin di atas
cawan, dan lanjutkan pemanasan sampai tidak terdapat
uap putih lagi.
• Kumpulkan zat padat putih yang melekat pada kaca arloji
dan dengan pengaduk larutkan dalam 10 ml air. Larutan
tersebut dibagi menjadi 2 bagian.
Bagian I: tambahkan larutan Natrium Cobalt Nitrit.
Amati dan catat yang terjadi !
Bagian II: tambahkan 1 ml larutan BaCl2.
Amati dan catat yang terjadi !
B. Pemisahan Zat Berdasarkan Sifat Kimia
Pemisahan berdasarkan Sifat Amfoter Zat
• Timbang 2 gr campuran A1(OH)3 dan Fe2O3.
• Masukkan ke dalam beaker gelas 250 ml, kemudian
tambahkan 15 ml air dan 25 ml KOH 2 M, lalu panaskan
dan aduk sampai Al(OH)3 larut.

21
• Dinginkan larutan dan saring. Endapan yang didapat
dilarutkan dalam HCl encer dan uji dengan KCNS. Amati
apa yang terjadi.
• Filtrat hasil penyaringan ditambahkan setetes demi setetes
HCl encer dan amati apa yang terjadi.
V. Tugas
1. Berikan penjelasan dan tuliskan reaksi untuk sublimasi !
2. Tentukan endapan-endapan yang terjadi pada percobaan di
atas!
(Arbianti & Budi P)

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Praktikum merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan agar siswa
mendapat kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan teori dengan
menggunakan fasilitas laboratorium maupun di luar laboratorium.
2. Empat alasan pentingnya praktikum kimia:
a. Praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar kimia
b. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan
eksperimen
c. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah.
d. Praktikum menunjang materi pelajaran.
3. Kegiatan praktikum menekankan pada pengem-bangan keterampilan
seseorang dalam menggunakan alat-alat dan bahan-bahan kimia secara
benar. Sedangkan kegiatan eksperimen lebih dari sekedar praktikum,
artinya dalam eksperimen lebih menekankan bagaimana seseorang dilatih
untuk kreatif dan inovatif menciptakan langkah-langkah percobaan baru
atau mengkombinasikan berbagai prosedur kerja menjadi suatu prosedur
baru dalam usahanya menemukan suatu konsep.
4. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum yaitu :
 Mendesain
 Memanipulasi
 Mengamati
 Mengukur
 Menginterpretasi
 Mencatat
5. Petunjuk praktikum merupakan sebagian sarana yang diperlukan agar
kegiatan belajar mengajar di laboratorium berjalan dengan lancar, tujuan
utama pembelajaran dapat tercapai, memperkecil risiko kecelakaan yang
mungkin terjadi. Siswa memerlukan sebuah panduan praktikum, agar

23
ketika berpraktikum siswa dapat mempelajari terlebih dahulu materi yang
akan dipraktikumkan.
3.2 Saran
Siswa seharusnya diberi buku panduan praktikum, agar siswa dapat
mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipraktikumkan. Sebagai sebuah
buku, penyusunan panduan praktikum harus memerhatikan beberapa hal yaitu: isi
buku, organisasi buku, kejelasan kalimat dan tingkat keterbacaan, serta tampilan
fisik buku. Buku panduan praktikum harus memenuhi suatu kaidah penulisan
yang standar karena buku tersebut akan digunakan oleh siswa dalam
melaksanakan praktikum di laboratorium sehingga kompetensi dasar, indikator
capaian dan tujuan praktikum dapat terpenuhi. Melalui praktikum, siswa dapat
memiliki banyak pengalaman, baik berupa pengamatan langsung atau bahkan
melakukan percobaan sendiri dengan objek tertentu.

24
DAFTAR PUSTAKA

Arbianti, R., & Budi P, E. A. (2008). Buku Panduan Praktikum Kimia Dasar.
Depok: Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Arifin, M. (2003). Common Textbook Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung:


Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Dr. Yunita, M. (2013). Panduan Pengelolaan Laboratorium KIMIA. (D. H.


Achmad, Penyunt.) Bandung: CV. Insan Mandiri

Farikhayati. (2009). Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Kimia untuk


SMP/MTs Kelas VII Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Yogyakarta : Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Parmin & Sudarmin. (2013). IPA Terpadu. Semarang: CV. Swadaya Manunggal.

Rohyami, Yuli. (2016). Panduan Penulisan Buku Penuntun Praktikum dan


Laporan Praktikum. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia

Rustaman, N. Y. et al. (2003). Common Textbook Strategi Belajar Mengajar


Biologi. Bandung: Jica.

Sastrawijaya, T. 1998. Proses Belajar Mengajar Kimia. Jakarta Depdikbud

Sawitri S. 2008. Model Pengembangan Buku Petunjuk Praktek Mata Kuliah


Draping. Jurnal Penelitian Pendidikan, 24 (1), 23-24.

Syahmani & Iriani, R. (2017). Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Banjarmasin:


FKIP ULM.

Ektryana, W. M. (2014). Pengembangan Panduan Praktikum Berbasis Inkuiri


Terbimbing Tema Fotosintesis untuk Menumbuhkan keterampilan Kerja
Ilmiah SMP. Semarang: Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Semarang.

25
Wulandari, V. C. (2014). Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa
Kelas Xi Ipa 1 Di Sma Muhammadiyah 1 Malang. Jurnal Online UM, 2
(2), 1-8

26
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai