Anda di halaman 1dari 9

Selasa, 16 Februari 2010

pengaruh musik terhadap kecerdasan otak

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kebiasaan masyarakat umum biasanya, banyak sekali orangtua yang menuntut anaknya agar
menjadi lebih pintar dan berprestasi untuk membanggakan orangtua. Padahal tingkat kecerdasan
otak setiap orang berbeda, tergantung pada cara masing-masing orang tua dalam mengasah atau
mengembangkan potensi kecerdasan anak, dan pemberian asupan gizi yang sesuai, serta
tergantung pada potensi anak itu sendiri.
Dalam penelitian kali ini kami akan membahas tentang pengaruh musik terhadap kecerdasan
otak. Di era yang serba modern seperti saat ini, banyak sekali cara-cara yang diterapkan sebagai
bentuk usaha dalam peningkatan kecerdasan otak seseorang. Salah satunya melalui terapi musik.
Dikalangan masyarakat cara seperti ini mungkin sudah tidak asing lagi, banyak orangtua yang
menerapkan terapi ini ada buah hatinya untuk memicu kecerdasan otak anak serta meningkatkan
daya konsentrasi.
Masyarakat mungkin telah mengetahui, bahwa musik dapat meningkatkan kecerdasan dan daya
konsentrasi seseorang. Tetapi banyak juga diantaranya yang masih belum mengetahui, apakah
ada bahaya atau efek samping dari terapi musik dalam meningkatkan kecerdasan dan daya
konsentrasi seseorang?.
Alasan kami mengapa mengangkat topik tersebut, karena kami ingin mengetahui apa saja
pengaruh musik terhadap tingkat kecerdasan seseorang. Kami juga ingin mengetahui apa bahaya
atau efek samping, serta tingkat keefektifan dari terapi musik dengan kecerdasan setiap orang
terutama pada anak. Apalagi pada zaman seperti sekarang, menuntut generasi muda agar menjadi
generasi yang cerdas dan tangkas, dan siap turut andil dalam pembangunan negara.

B. Rumusam Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apakah pengaruh musik terhadap kecerdasan otak seseorang ?
b. Apa sajakah manfaat musik bagi kecerdasan otak ?
c. Adakah bahaya atau efek samping dari terapi musik untuk kecerdasan otak ?
d. Jenis aliran musik apa sajakah yang dapat digunakan dalam terapi kecerdasan otak ?
e. Seberapa besar tingkat keefektifan penggunaan terapi musik terhadap kecerdasan otak setiap
orang ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan kami meniliti topik ini, untuk memperluas wawasan mengenaii pengaruh musik terhadap
kecerdasan otak. Selain itu untuk mengetahui bahaya penggunaan musik, dan jenis-jenis aliran
musik apa saja yang dapat dipergunakan dalam terapi kecerdasan otak.serta seberapa besar
tingkat keefektifan penggunaan musik dalam memicu kecerdasan otak seseorang.

D. Manfaat penelitian
a. Bagi siswa
Untuk menambah wawasan mengenai pengaruh musik terhadap kecerdasan otak, jenis alirannya,
serta bahaya-bahayanya. Serta menjadii motivator untuk lebih meningkatkan kecerdasan yang
dimiliki dengan jalan belajar.
b. Bagi pembaca
Untuk menambah informasi-informasi mengenai salah satu cara meningkatkan kecerdasan otak,
serta memberi pengertian akan bahaya-bahayanya dan cara-cara benar pelaksanaannya.
c. Bagi sekolah
Untuk menambah referensi mengenai informasi pengaruh musik terhadap kecerdasan otak,
manfaatnya, bahayanya, serta informasi-informasi yang lebih lengkap lainnya mengenai
pengaruh musik terhadap kecerdasan otak.
E. Hipotesa
Dugaan sementara dari permasalahan bagaimana pengaruh musik terhadap kecerdasan otak,
bahwa musik dapat mempengaruhi meningkatnya kecerdasan otak. Karena musik dapat,
merangsang kerja otak kira dan menyeimbangkannya dengan kerja otak kanan, dan memicu
peningkatan daya komsentrasi seseorang, sehingga mudah mengingat dan menyerap informasi-
informasi penting. Jenis aliran musik yang paling banyak digunakan dalam terapii kecerdasan,
biasanya adalah aliran musik klasik. Karena musik memiliki irama yang lembut, sehingga
membuat relaksasi pada otak, sehingga dapat menenangkan otak, untuk menghilangkan pikiran
yang membebani otak. Dan kemudian otak menjadi lebih siap untuk berkonsentrasi.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Kecerdasan
Kecerdasan dapat didefinisikan sebagai kumpulan kapasitas seseorang untuk bereaksi searah
dengan tujuan, berpikir rasional dan mengelola lingkungan secara efektif (David W echler:2006).
Sedangkan menurut Stockton (2006) kecerdasan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi
proses memilih yang berprinsip pada kesamaan (similarities). Spearman (2006) memutuskan
bahwa seluruh aktivitas intelektual tergantung pada suatu bagan yang disebut faktor G (general
faktor).

Namun tak kalah penting juga faktor Siswa (spesifik factors) sebagai pendukung. Faktor guru
menggambarkan aspek-aspek umum sedangkan faktor S adalah aspek yang unik dan given.
Salah satu definisi kecerdasan yang paling banyak digunakan adalah yang dikemukakan oleh
Wechsler. Ia menganggap kecerdasan adalah konsep genetik yang melibatkan kemampuan
individu untuk berbuat dengan tujuan tertentu.

B. Kognitif dan Musik


Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa
aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah,
menciptakan dan berfantasi.

Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memberikan rangsangan-rangsangan yang kaya


untuk segala aspek perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional (emotional
intelligent). Roger Sperry (1992) dalam Siegel (1999) penemu teori Neuron mengatakan bahwa
neuron baru akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik sehingga neuron yang terpisah-pisah
itu bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak, sehingga terjadi perpautan antara
neuron otak kanan dan otak kiri itu.

Mengacu pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang didasari oleh
perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi adalah
keterampilan bergerak. Melalui keterampilan motorik anak mengenal dunianya secara konkrit.
Dengan bergerak ini juga meningkatkan kepekaan sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga
meningkatkan perkiraan yang tepat terhadap ruang (spatial), arah dan waktu. Perkembangan dari
struktur ini merupakan dasar dari berfungsinya efisiensi pada area lain. Kesadaran anak akan
tempo dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan sinkronis,
ritme dan urutan dari pergerakan. Kemampuan-kemampuan visual, auditif dan sentuhan juga
diperkuat melalui aktivitas gerak.

Gallahue, (1998) mengatakan, kemampuan-kemampuan seperti ini makin dioptimalkan melalui


stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Rithme, melodi, dan harmoni dari musik
klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik
klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang
merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika
dan penyelesaian masalah.

Hasil penelitian Herry Chunagi (1996) Siegel (1999), yang didasarkan atas teori neuron (sel
kondiktor pada sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada
rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara mengakibatkan neuron yang
terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan
musik diberikan akan semakin kompleks jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya
kemampuan matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak.

Selain itu juga, Gordon Shaw (1996) mengatakan kecakapan dalam bidang yakni matematika,
logika, bahasa, musik dan emosi bisa dilatih sejak kanak-kanak melalui musik. Dengan
melakukan penelitian membagi 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen melalui
pendidikan musik sehingga sirkuit pengatur kemampuan matematika menguat.

Musik berhasil merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang
lebih kompleks. Didukung pula oleh Martin Gardiner (1996) dalam Goleman (1995) dari hasil
penelitiannya mengatakan seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, musik dapat
membantu otak berfokus pada hal lain yang dipelajari. Jadi, ada hubungan logis antara musik dan
matematika, karena keduanya menyangkut skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan
angka dalam matematika.

Daryono Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS Solo, melakukan penelitian (1981) tentang kontribusi
musik yaitu menstimulasi otak, mengatakan bawha pendidikan kesenian penting diajarkan mulai
dari tingkat Sekolah Dasar (SD) agar peserta didik sejak dini memperoleh stimulasi yang
seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanannya. Bila mereka mampu
menggunakan fungsi kedua belahan otaknya secara seimbang, maka apabila mereka dewasa akan
menjadi manusia yang berpikir logis dan intutif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur, dan tajam
perasaannya.

Implementasi dari penelitian tersebut, pendidikan kesenian sewaktu di SD mempengaruhi


keberhasilan studi pada pendidikan berikutnya yaitu di SMP, dan begitu juga dengan pendidikan
kesenian di SMP kan mempengaruhi keberhasilan studi pada masa di SMA. Dan kesenian di
SMA, mau tidak mau menjadii factor penentu dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia
yang baik.

C. Musik dan Kecerdasan Emosi


Sternberg dan Salovery (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan
mengenali emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya
sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri
apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan
kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap.

Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan


perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya
secara wajar. Misalnya seseorang yang sedang marah maka kemarahan itu tetap dapat
dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian
hari.

Kepekaan akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati
musik. Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan meningkatkan
kualitas hidup. Seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka maka ia akan
dapat mengambil keputusan-keputusan secara mantap dan membentuk kepribadian yang
tangguh.

Kemampuan motivasi adalah kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk
melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan
dan optimisme yang tinggi, sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu, misalnya dalam hal belajar. Seperti apa yang kita cita-citakan dapat diraih dan
mengisyaratkan adanya suatu perjalanan yang harus ditempuh dari suatu posisi di mana kita
berada ke titik pencapaian kita dalam kurun waktu tertentu.

Kemampuan membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola


emosi orang lain. Evelyn Pitcer dalam Kartini (1982) mengatakan musik membantu remaja
untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan
perkembangan terhadap emosional mereka.

Remaja, merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain
untuk memanusiakan dirinya. Remaja ingin dicintai, ingin diakui, dan dihargai. Berkeinginan
pula untuk dihitung dan mendapatkan tempat dalam kelompoknya. Jelas bahwa individualitas
dan sosialitas merupakan unsur-unsur yang komplementer, saling mengisi dan melengkapi dalam
eksistensi remaja.
Kecerdasan emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan
seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi anak dapat
berkembang secara lebih optimal.
Idealnya seseorang dapat menguasai keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial
emosional. Daniel Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal “Emotional Intelligences
(EQ)”, memberikan gambaran spectrum kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam
bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli. Sebagaimana dikatakan oleh para ahli,
perkembangan kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh rangsangan musik seperti yang
dikatakan Gordon Shaw (1996).

Menurut Siegel (1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam
proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri,
oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari
jaras-jaras neuronal di otak.

Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman
emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini
memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat penting bagi
perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi.

Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain, menghayati
pengalaman kehidupan dengan “perasaan”, adalah fungsi otak kanan, sedang kemampuan
mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri.
Kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan manusiawi dengan orang
lain merupakan percampuran (blending antara otak kanan dan kiri itu).

Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan
pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang inherent
terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna
dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya
melalui musik sejak masa dini.

Campbell 2001 dalam bukunya efek Mozart mengatakan musik romantik (Schubert, Schuman,
Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan simpati.

Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung
berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan
komponen-komponen emosi manusia.
D. Pengaruh Musik Pada Kecerdasan Otak
IQ (Intelegent Quotien), EQ (Emotional Quotien) dan SQ (Spiritual Quotien) berpengaruh sangat
besar pada proses perkembangan kecerdasan seorang anak. Pada Musik, IQ, EQ, SQ dapat
diibaratkan seperti beat, irama, dan melodi. Anak yang sejak dalam kandungan terbiasa
didengarkan musik biasanya kecerdasan emosional dan intelegensinya lebih berkembang
dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik di sini
adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada "miring"
(musik rock atau dangdut misalnya) akan lebih baik pilih lagu yang lembut dan bernuansa rohani
keagamaan. Tingkat kedisiplinan dan daya serap (mudah menghafal) anak yang sering
mendengarkan musik juga biasanya lebih baik dibanding dengan anak yang jarang
mendengarkan musik (tentunya dilakukan dengan pembiasaan).

Eillen Rahman dalam suatu seminar menjelaskan mengenai perasaan seseorang tentang
musik."Musik sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia untuk menjadi satu kesatuan
yang harmony diperlukan keseimbangan pengaruh, "Beat berpengaruh pada tubuh, ritme
berpengaruh pada jiwa, sedangkan melodi berpengaruh pada roh". Contoh paling nyata bahwa
beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam musik rock. Bisa dipastikan tidak ada orang
dewasa maupun anak2 yang sehat bila mendengar musik rock tubuhnya tidak bergerak.
Semuanya bergoyang, bahkan cenderung lepas kontrol. Bahkan trend "head banger", suatu
gerakan memutar-mutar kepala yang kencang (saat ini dipopulerkan oleh trio macan dengan
music dangdut rocknya) mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Namun jika hati kita sedang
susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama yang teratur. Perasaan
kita akan lebih baik dan terasa lebih nyaman. Bahkan rumah sakit baik di dalam maupun luar
negeri banyak yang memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para
pasiennya terutama pada proses operasi. Itu merupakan salah satu bukti, bahwa irama sangat
mempengaruhi jiwa manusia. Sedangkan melodi sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton
film horror yang membuat bulu kuduk kita berdiri atau film sedih, selalu terdengar melodi yang
terkesan mistis dan menyayat hati, Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan melodi
yang seakan2 membawa roh manusia keluar dari alam duniawi sehingga sampai menitikkan air
mata.
Pada olah raga yoga, musik diperoleh dari suara-suara alam disekelilingnya seperti pegunungan
atau pantai, sekarang ini yoga menjadi trend sebagai olahraga yg digandrungi artis2 karena
terbukti dapat mengurangi stress dan menyegarkan tubuh. Oleh karena itu kecerdasan dalam
memilih musik merupakan hal terpenting bagi manusia untuk menghasilkan pribadi yang
behavior.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode survei dengan memberikan gambaran yang
ada di lapangan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah selurah siswa dan siswi MTsN Malang 1. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 30 siswa dan siswi kelas VII A, VII B, VII C, VIID, VII
E, VII F dimana diambil 5 orang dari setiap kelas tersebut MTsN Malang 1 tahun ajaran 2009 /
2010
C. Cara Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan metode penyebaran angket. Angket di sebarkan ke enam
lokasi yaitu kelas VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F. Angket di isi oleh sebagian siswa
dan siswi kelas VII MTsN Malang 1 yang menjadi sampel penelitian ini. Pertanyaan yang
diberikan berkenan dengan pengaruh musik dalam kecerdasan otak. Angket di isi oleh sampel
secara jujur.
D. Waktu penelitian
Penelitian ini di mulai pada awal bulan Agustus 2009 , yang bergerak di wilayah MTsN Malang
1.
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini kita dapat melihat diagram hasil analisa angket yang telah disebarkan dan diisi
oleh siswa/siswi kelas VII MTSN Malang I.
1. Apa musik favorit anda ?
Dari diagram disamping dapat kita ketahui bahwa banyaknya siswa/siswi yang menyukai pop
60%, jazz 0%, klasik 0% dan sisanya lain-lain sebanyak 40% diantaranya banyak yang menyukai
musik rock.

2. Seberapa suka anda dengan musik tersebut ?


Dari diagram disamping dapat kita ketahui seberapa suka siswa/siswi yang menyukai musik suka
27%, sangat suka 57%, biasa 10% dan sisanya lain-lain sebanyak 6% diantaranya kadang mereka
banyak yang cepat bosan.

3. Apakah alasan anda menyukai musik ?


Dari angket yang telah kita analisa bahwa alasan seluruh murid kelas VII (100%) sangat suka
musik karena kebanyakan menurut mereka musik dapat menjadi penenang hati di kala stres,
gelisah dll dan dapat juga menjadi penyemangat. Dan tidak ada satupun(0%) yang tidak
menyukai musik.

4. Apakah anda bisa belajar sambil mendengarkan musik ?


Sebagian besar (70%) para siswa dan siswi kelas VII MTSN Malang I lebih menyukai metode
belajar sambil mendengarkan musikt, tetapi sebagian kecil lainnya tidak menyukai karena pada
dasarnya menurut mereka belajar sambil mendengarkan musik dapat memecah konsentrasi
belajar.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Pengaruh musik terhadap kecerdasan otak seseorang yaitu membuat nouron baru akna menjadi
sirkuit jika terdapat rangsang musik, sehingga neuron yang terpisah-pisah itu bertautan dan
mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak, sehingga terjadi perpautan antara neuron otak kanan
dan kiri itu.
b. Manfaat musik bagi kecerdasan otak yaitu musik dapat memberikan rangsangan-rangsangan
yang kaya untuk segala aspek perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional.
c. Bahaya atau efek samping dari terapi musik ini yaitu jika seseorang terlalu sering
mendengarkan musik dengan volume yang keras maka dapat menggangku sistem kerja syaraf
pendengaran.
d. Jenis aliran musik yang cocok untukl terapi kecerdasan otak yaitu musik yang memiliki irama
yang tertur dan nada – nada yang teratur, akan lebih baik memilih lagu yang lembut.
e. Tingkat keefektifan penggunaan terapi musik terhadap kecerdasan otak seseorang yaitu
sebesar 70%.
B. Saran
Sebaiknya orang tua tidak menentang atau membatasi bagi anaknya yang belajar sambil
mendengarkan musik karena dengan mendengarkan musik akan membantu anak untuk
meningkatkan konsentrasi bahkan menstimuli kecerdasan anak. Melihat manfaat terapi musik
sangat positif dan sangat mendukung terhadap kecerdasan anak, maka tidak ada salahnya para
orang tua memilih terapi kecerdasan otak untuk anaknya namun untuk hasil yang optimal, perlu
memilih musik yang bernada lembut dan harus proporsional sehingga tidak menimbulkan efek
samping yang tidak diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Luthfi Seli.2004.Konsep Kecerdasan.(online),(http://www.mariat-mariats.blogspot.com,


diakses Desember 2009)
Hilmi, Yusef J.2006.Kognitif dan Musik.(online),(http://www.gizi.net, diakses Desember 2009)
Aemilia, Sondang, dr.2008.Musik dan Kecerdasan Emosi.(online),(http://gizi.net, diakses
Desember 2009)
Andaka, Deddy.2009.Pengaruh Musik Pada Kecerdasan Otak.(online)
,(http://www.mediaindo.co.id, diakses Desember 2009)
Angket
1. Apa musik favorite anda ?
a. pop c. klasik
b. jazz d. Lain- lain .............
2. Seberapa suka anda dengan musik
a. suka c. Biasa saja
b. sangat suka d. Lain – lain ...........
3. Apa alasan anda menyukai musik tersebut ?
......................................................................
4. Apakah anda biasa belajar sambil mendengarkan musik ? mengapa ?
......................................................................................................................
5. Menurut anda adakah pengaruh musik dengan konsentrasi belajar ?
......................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai