Anda di halaman 1dari 11

1.

Merancang pola aliran


Parwa-parwa terdahulu membahas pendahuluan, dan membicarakan banyak hal tentang pentingnya
perencanaan pola aliran barang. Pekerjaan berikutnya adalah pengembangan pola aliran itu sendiri, dan
informasi dan data yang dikumpulkan. Meskipun tidak ada seperangkat prosedur bagi perencanaan pola
aliran barang, akan nampak cukup membantu jika kita maju dengan cara yang teratur, untuk menghindari
peninjauan yang hanya selintas terhadap beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan. Juga agar
dipastikan dimanfaatkannya teknik-teknik yang dapat digunakan di antara yang tersedia untuk berbagai
situasi perencanaan. Pertama, akan banyak gunanya untuk dengan jelas menyatakan tujuan menyeluruh dari
satu pola aliran, misalnya untuk : mengkonsep dan merancang komposisi dari jalur aliran yang akan dilewati
komponen, bahan, dan pegawai, seperti yang diinginkan oleh operasi produksi dan kebutuhan lain, dari titik
awal (biasanya penerimaan) sampai akhir jalur berturutan (biasanya rakitan, gudang penyimpanan, atau
pengiriman). Juga untuk melaksanakan pemindahan yang diperlukan, dengan aman, sangkil, dan ekonomis.

Sekarang, dengan semua yang telah dikemukakan sebagai latar belakang. Berikut ini merupakan prosedur
yang disarankan, atau pola pemikiran untuk melaksanakan rancangan pola aliran:

1. Identifikasi dan tinjau semua unsur yang akan mengalir lewat aktifitas, seperti :
a. Bahan d. Peralatan
b. Buangan dan sisa e. Informasi (termasuk kertas kerja)
c. Tenaga kerja

2. Kumpulkan semua data yang diperlukan tentang beberapa unsur :

a. Urutan produksi bagi bahan.


b. Rata – rata buangan dan sisa, volumenya, lokasinya, dsb.
c. Gerakan pekerja yang diperhitungan akan bergerak diseputar fasilitas. Ini mencakup sejumlah pegawai, dan
lokasi pegawai sehubungan dengan fasilitas yang mereka gunakan, misalnya : (1) peralatan produksi; (2)
pengendalian produksi dan mutu; (3) ruang serta rak perkakas dsb,; (4) perawatan; (5) ruang ganti pakaian;
(6) WC ; (7) pelayanan makanan; (8) kegiatan pelayanan lainnya.
d. Data kerekayasaan tetntang peralatan yang bergerak selama pemrosesan bahan ( terutama untuk bahan
pemrosesan yang dapat berpindah; bukan peralatan pemindah barang).
Gambar 5-9 Pola aliran barang bagi produk-produk truk industri
Gambar 5-10 Aliran bahan pada pabrik lemari es ( perkenan Armstrong Cork Co.)
c. Pengaliran informasi dan kebutuhan pemindahan, dalam hal: (1) sistem komunikasi, (2) urutan perjalanan
kertas kerja (pos perusahaan) (3) peralatan pemberi isyarat (4) stasiun komputer jarak-jauh, (5) alat
pengiriman data pengendalian produksi (mesin tik jarak-jauh, dsb)

3. Tinjau patokan perencanaan (Gambar 4-10).

4. Tinjau faktor-faktor diantara faktor-fakator pada Tabel 5-1 yang berkaitan erat dengan aliran unsur-unsur
diatas, seperti:
a. Karakteristik bahan.
b. Kebutuhan pemindahan bahan – sebagaimana digambarkan
c. Pemindahan barang pendahuluan
d. Gerakan perpindahan pegawai
e. Uruan pemrosesa dan urutan operasi yang dibutuhkan
f. Cara memproduksi
g. Lokasi penerimaan dan pengiriman
h. Lokasi bahan baku, barang setengan jadi, dan produksi jadi
i. Gang: jenis, lokasi dan lebarnya
j. Lokasi kegiatan tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu
k. Kebutuhan penyeliaan
l. Pengendalian produksi dan kebutuhan pengendalian mutu.
m. Keluwesan
n. Kemampuan diperluas
o. Kendala bangunan – yang ada atau potensial
p. Topografi tapak.

5. Pertimbangan bebrapa peluang susunan mengikuti kegiatan produk dan komponen atau bagiannya.
(Gambar 5-8)
6. Tinjau kembali teknik analitis pada dua purwa kemudian untuk memilih teknik yang paling sesuai dalam
menganalisis, pendokumentasi, dan atau penggabungan aliran yang diusulkan (atau yang telah ada)
7. Pergunakan teknik tersebut yang telah dipilih untuk pendokumentasian aliran bahan, pegawai, peralatan,
atau informasi.
8. Buatlah sketsa pola beberapa aliran yang potensial, berdasarkan prosedur no.7 di atas, dikaitkan dengan
fasilitas dan tapak yang ada (diusulkan) , terutama pertimbangan:
a. Lokasi penerimaan dan pengiriman
b. Lokasi transportasi(yang ada atau yang diusulkan)
c. Potensi dan arah perluasan
d. Keluwesan terhadap kemungkinan perluasan dimasa datang
e. Lain-lain (dari Tabel 5-1 dan 5-2 ) yang sesuai.
LEMBARAN PENILAIAN RANCANGAN ALIRAN BARANG
Alternatif
1 2
Nilai Nilai Nilai Nilai
Ukuran Bobot berbobot berbobot
1. Aliran barang optimum
2. Aliran runut (penerimaan s/d pengiriman)
3. Aliran langsung (jika mungkin)
4. Aliran minimum antar kegiatan
5. Ketepatan perhitungan tentang tataletak:
proses, produk atau kelompok.
6. Jarak pemindahan barang antar kegiatan
minimum
7. Barang berat bergerak dengan jarak sependek
mungkin
8. Aliran pegawai optimum
9. Minimum langkah surut
10. Produksi jalur, jika mungkin
11. Operasi digabung untuk mengurangi
pemindahan
12. Pemindahan – ulang minimum
13. Pemrosesan digabung dengan pemindahan
14. Bahan yang disimpan ditempat kerja, minimum
15. Bahan ditempat pemakaian
16. Bahan disimpan ketempat pengambilan
berikutnya
17. Jarak jalan – kaki operator, minimum
18. Disesuaikan dengan bangunan
19. Gang potensial
20. Kegiatan yang berkaitan pada kedekatan yang
tepat
21. Penyediaan barang setengah jadi, aliran
buangan, dsb.
22. Keluwesan
23. Kesiapan perluasan
24. Hubungan yang tepat dengan tapak
25. Letak penerimaan dan pengiriman yang tepat
26. Kegiatan dengan tuntutan letak yang khusus,
ditempatkan dengan tepat
27. Kebutuhan penyeliaan duperhatikan
28. Segi-segi pengendalian produksi
29. Segi-segi pengendalian mutu mudah
dilaksanakan
30. Pertimbangan akan kemungkinan lantai banyak
31. Tidak mengganggu tuntutan kesehatan dan
keselamatan
Total

9. ` Langkah ini dapat dilakukan dalam berbagai cara. Salah satu metode adalah mengevaluasinya terhadap
tujuan,faktor,dan patokan yang telah dibicarakan. Semua itu ditunjukan dalam Lembar evaluasi rancangan
aliran bahanyang ditunjukan Gambar 5-11. Setiap pilihan aliran dapat diperiksa terhadap uraian pada Tabel,
dan nilai relatif yang ditunjukandalam salah satu kolom sebelah kanan. Evaluasi ini dapat dilakukan dalam
batasan presentase atau urutan relatif, atau faktor mandiriyang dapat diberi bobot untuk menggambarkan
tingkat kepentingannya pada tataletak, dan kemudian dievaluasi.
Teknik evaluasi lainnya yang lebih kuantitatif mencakup teknikk kuantitatif yang digambarkan pada parwa 6
dan 7. Misalnya, perbedaan harus diukur dan dialihkan menjadi data yang mempunyai arti bagi masukan
kedalam peta dari-ke. Jika tersedia data yang cukup tentang jumlah bahan yang akan dipindahkan sepanjang
beberapa bagian pola aliran, jarak dikalikan jumlah perpindahan yang dilakukan dapat diubah menjadi data
yang lebih realistis, dan dapat digunakan dengan salah satu algoritma tataletak yang terkomputerisasi
(Parwa 13). Tentu saja jika data lain yang diperlukan juga tersedia.
10. Perbaikan atau perhalus sketsa yang dibuat pada nomor 8 atas dasar evaluasi dan pertimbangan faktor
nomor 9.
11. Pecahkan kembali gambaran terbaik dari tiap alternatif kedalam slah satu pola aliran yang mungkin.
12. Periksa kembali pola aliran yang diusulkan terhadap patokan dan faktor-faktor.
13. Gambarkan pola aliran yang diusulkan sehingga arahan dalam prosedur perencanaan tataletak selanjutnya.

Pemilih pusat kegiatan


Dalam memilih pusat kegiatan, sifat utama yang harus dipertimbangkan adalah:

1. Apakah terjadi kegiatan tunggal, kegiatan khusus, atau sekelompok kegiatan tertentu?
2. Apakah kegiatan menuntut sejumlah luas ruang tertentu, misalnya 100 meter persegi lebih atau kurang? (Jika
satu kegiatan menempati ruang terlalu kecil, ada kemungkinan kegiatan ini tidak teralokasikan pada suatu
daerah).
3. Apakah kegiatan tersebut banyak dilewati aliran?
Tabel 3-2 Kegiatan palayanan pabrik

A. Administrasi D. Bangunan pabrik


1. Presiden direktur 1. Fasilitas pemanas
2. Manajer umum 2. Perlengkapan pergantian udara
3. Penjualan dan periklanan 3. Perlengkapan pendingin udara
4. Akunting 4. Perlengkapan pembangkit tenaga
5. Kerekayasaan produk 5. Ruang perlengkapan telepon
6. Pembelian 6. Bengkel perawatan
7. Personel 7. Kompresor udara
8. Pelayanan produk 8. Tempat pengumpulan barang sisa
9. Ruang arsip 9. Gudang kendaraan
10. Ruang rapat 10. Perlindungan dari kebakaran
11. Ruang besi a. Alat pemadam api
12. Ruang resepsi b. Pipa air
13. Switchboard c. perlengkapan
14. Pengolahan data d. Katup penyiram
B. Produksi 11. Tangga
1. Kerekayasaan industri 12. Tangga berjalan
2. Pengendalian industri 13. Perlindungan pabrik
3. Pengendalian mutu
a. Pemeriksaan penerimaan
b. Barang setengah jadi
c. Pemeriksaan akhir
4. Kerekayasaan pabrik
a. Umum
b. Perawatan
5. Penerimaan
6. Gudang bahan
7. Gudang jadi
8. Pengiriman
9. Ruang peralatan
10. Rak peralatan
11. Gudang perlengkapan
Pengangkut barang
12. Pengawasan
C. Personal
1. Fasilitas kesehatan
2. Kantin
a. Dapur
b. R. Makan
c. Otomat makanan
3. WC
4. Tempat untuk merokok
5. Ruang istirahat
6. Ruang hiburan
7. Parkir
8. Papan pengumuman
9. Pelolosan dari kebakaran
10. Keran air minum
11. Tempat telepon dsb.
Jenis-jenis keterkaitan

Sebelum berhubungan dengan keterkaitan kegiatan tertentu, akan lebih baik jika jenis-jenis keterkaitan yang ada
diantara beberapa kegiatan dikenali terlebih dahulu. Umumnya adalah:

1. Antara dua kegiatan produksi (jenis keterkaitan ini telah dibahas dalam pembicaraan tentang aliran produksi,
aliran barang/bahan atau aliran unsur
2. Antara suatu kegiatan produksi, kegiatan pelayanan atau kegiatan tambahan.
3. Antara dua kegiatan pelayanan.

Kedua kategori terakhir terutama berhubungan dengan hal-hal berikut pada parwa ini.

Faktor-faktor yang memenuhi keterkaitan

Seperti juga sedemikian banyak aspek lain dalam proses perencanaan, dalam merencanakan keterkaitan kegiatan,
terdapat sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan. Beberapa diantaranya sangat penting, yaitu:

A. Tuntutan khusus dari kegiatan tertentu atau departemen, (seperti yang ditunjukan pada parwa 5)

B. Sifat karakteristik bangunan :


1. Tipe 4. Jumlah lantai 7. Jarak antar tiang
2. Ukuran 5. Tinggi bersih 8. Lokasi pintu
3. Bangun 6. Lokasi tiang 9. Arah perluasan

C. Tapak bangunan
1. Lokasi 3. Topograf 5. Orientasi bangunan
2. Ukuran 4. Bangunan 6. Cuaca (arah)i

D. Fasilitas luar
1. Alat angkut 3. Keperluan umum (utilitas)
2. Parkir 4. Fasilitas lainnya,

E. Perluasan
1. Aliran produksi di masa datang dan 4. Peralatan permanen
Peerubahan tata letak 5. Ruang tambahan, lantai tambahan, dsb.
2. Gang: lokasi serta lebarnya 6. Bangun bangunan
3. Lokasi kegiatan yang mungkin berkembang, 7. Lokasi serta jarak tiang

Derajat keterkaitan kegiatan


Untuk membantu menentukan kegiatan yang harus diletakan pada suatu tempat, telah ditetapkan satu
pengelompokan derajat kedekatan, yang diikuti dengan tanda bagi tiap derajat kedekatan tadi. Semuanya telah
ditentukan oleh Richard Muther, yaitu :

A = Mutlak perlu kegiatan- kegiatan tersebut berhampiran satu sama lain.


E = sangat penting kegiatan-kegiatan tersebut berdekatan.
I = Penting bahwa kegiatan – kegiatan tersebut berdekatan
O = Biasa (kedekatannya), dimana saja tidak masalah
U = Tidak perlu adanya keterkaitan geografi apapun

Juga harus dikenali bahwa dapat saja dituntut derajat pemisahan yaitu kegiatan yang sebaiknya dipisahkan dengan
alasan – alasan sebagai berikut :

1. Kotor 3. Asap, debu 5. Getaran 7. Penyelaan


2. Bising 4. Bau 6. Resiko keelamatan dan kesehatan 8. Gangguan
Tanda untuk menentukan kedekatan yang tak diharapkan adalah X = tak diinginkan – kegiatan – kegiatan yang
bersangkutan berdekatan
Pengelompokan dan tanda-tandanya ini digunakan dalam peta keterkaitan kegiatan, juga dikembangkan oleh
Richard Muther.

Peta keterkaitan kegiatan


pada keterkaitan kegiatan (lihat gambar 8-1) adalah teknik ideal untuk merencanakan keterkaitan antara setiap
kelompok kegiatan yang saling berkaitan. Peta ini berguna dalam :
1. Penyusunan urutan pendahuluan bagi satu Peta dari-ke.
2. Lokasi nisbi dari pusat kerja atau departemen dalam satu kantor.
3. Lokasi kegiatan dalam satu usaha pelayanan.
4. Lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan dan perbaikan
5. Lokasi nisbi dari daerah pelayanan dalam satu fasilitas produksi.
6. Menunujukan hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya, serta alasannya,
7. Memperoleh satu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya

Peta keterkaitan kegiatan, serupa dengan Peta dari-ke, tetapi hanya satu oerangkat lokasi saja yang ditunjukan.
Kenyataannya peta ini serupa dengan tabel jarak sebuah peta jalan; jaraknya digantikan dengan huruf sandi
kualitatif, dan angka menunjukan alasan bagi huruf sandi tadi. Gambar 8-1 adalah satu jenis peta keterkaitan
kegiatan. Sandi keterkaitan menunjukan keterkaitan satu kegiatan dengan yang lainnya dan seberapa penting setiap
kedekatan hubungan yang ada. Huruf-huruf (A,E,I,O,U, dan X) diletakan pada bagian atas kotak. Kadang-kadang
digunakan juga warna, untuk menunjukan derajat kedekatan ini. Angka sandi dimasukan dikotak bawah,
menunjukan alasan yang mendukung setiap kedekatan hubungan. Sandi-sandi tersebut adalah:

Sandi warna kedekatan:

A-Merah-Mutlak perlu O-Biru-Kedekatan biasa


E-Jingga-Sangat penting U-Tak berwarna-Tidak perlu
I-Hijau-Penting X-Coklat-Tak diharapkan

Keterkaitan produksi
1. Urutan aliran kerja 4. Menggunakan ruang yang sama
2. Mempergunakan peralatan yang sama 5. Bising, kotor, debu, getaran, dsb.
3. Menggunakan catatan yang sama 6. Memudahkan pemindahan barang

Keterkaitan pegawai
1. Menggunakan pegawai yang sama 5. Kemudahan pengawasan
2. Pentingnya berhubungan 6. Melaksanakan pekerjaan serupa
3. Derajat hubunngan kepegawaian 7. Disukai pegawai
4. Jalur perjalanan normal 8. Perpindahan pegawai
9. Gangguan pegawai
Gambar 8-1 peta keterkaitan kegiatan bagi pabrik powrarm
Aliran informasi

1. Menggunakan catatan yang sama


2. Derajat hubungan kertas-kerja
3. Menggunakan alat komunikasi (dsb) yang sma

Pada daftar isian (formulir) peta keterkaitan kegiatan, kolom Alasan dibiarkan kosong untuk memberi tempat bagi
alasan pendukung yang tersedia bagi setiap situasi. Sandi-sandi tadi seperti yang digunakan pada Gambar 8-1.

Membentuk peta keterkaitan kegiatan


Proses perencanaan keterkaitan kegiatan dapat berjalan sebagai berikut:
1. Kenali semua kegiatan pelayanan penting atau kegiatan tambahanyang diperlukan untuk mendukung fungsi produktif utama dalam
perusahaan. Gunakan daftar kegiatan pelayanan pabrik dalam tabel 8-2 sebagai penolong dalam (1) menyusunnya bagi fasilitas yang
sedang dihadapi, atau (2) menyuntingnya untuk menyesuaikannya dengan rancangan fasilitas yang sedang dikerjakan.
2. Bagilah kedalam kelompok-kelompok –(a) produksi; (b) pelayanan (administrasi, produksi, kepegawaian, pabrik).
3. Himpun data tentang aliran barang/bahan, informasi, pegawai dsb
4. Tentukan faktor-faktor atau sub-faktor mana saja yang menentukan keterkaitan –(a) barang (hanya produksi); (b) peralatan, (c) aliran
informasi, (d) keterkaitan pegawai, (e) keterkaitan fisik.
5. Siapkan formulir yang serupa dengan gambar 8-1
6. Masukkan kegiatan yang sedang dianalisis ke sebelah kiri bawah. Urutannya tidak mengikat, meski dapat di urut menurut urutan logis.
7. Masukkan derajat kedekatan yang diinginkan (diminta), untuk tiap pasang kegiatan, dalam kotak pada perpotongan garis, dengan huruf
(dibagian atas) yang menunjukkan pentingnya keterkaitan nisbi – kehati-hatian dan pertimbangan harus dilaksakan dalam menentukan
huruf untuk menjamin tidak terlalu banyak A, E dsb., karena akan menimbulkan kesulitan nanti jika kegiatan-kegiatan tadi disusun untuk
memenuhi keterkaitan tadi, yaitu jika semuanya harus saling berdekatan.
8. Angka sandi (di bawah) untuk menunjukkan alasan, - penilaian harus didasarkan pada pengetahuan tentang keterkaitan antar kegiatan
yang sedang dihadapi, dan nilai-nilai keterkaitan tadi; akan lebih bijaksana jika penilaian ini dibicarakan dengan orang yang
berkepentingan, atau gunakan suatu daftar isian untuk mengumoulkan data yang bersangkutan dari orang-orang tadi.
9. Tinjau kembali peta keterkaitan kegiatan dengan orang lain, untuk meyakinkan adanya kesempatan tentang pentingnya keterkaitan; akan
bijaksana jika diminta persetujuan dari orang yang tepat.

Jika analisis telah mengerjakan beberapa peta dengan beberapa orang yang meliputi kegiatan yang saling terkait, seseorang dapat bertindak
sebagai penengah bagi setiap perbedaan pendapat yang serius. Setelah selesai membuat satu peta, rampungkanlah tugas analis dalam
melakukan pencatatan informasi. Langkah berikutnya, adalah menggunakannya dalam merancang keterkaitan fisik.

LEMBAR – KERJA UNTUK DIAGRAM KETERKAITAN KEGIATAN


Kegiatan Derajat kedekatan
A E I O U X
1. Penerimaan dan
pengiriman 2 - 5 3,4,8 6,7 -
2. Gudang 1,5 - - 3,4,8 6,7 -
3. Ruang dan rak
peralatan 4,5 - - 1,2 6,7,8 -
4. Perawatan 3,5 - - 1,2,8 6,7 -
5. Produksi 2,3,4 6,7,8 1 - - -
6. Ruang pakaian 5 7 1,2,3,4 8
7. Kantin - 5 6 8 1,2,3,4
8. Kantor 5 1,2,4,7 3 6
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Anda mungkin juga menyukai