Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 Hal.

32-37
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI


TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN
PENYANGGA KELAS XI IPA SMA
1,* 2 2
Dilla Mulya Pratiwi , Sulistyo Saputro dan Agung Nugroho C.S
1
Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
2
Dosen Prodi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Keperluan korespondensi, HP: 085723660053, e-mail: dillamulyapratiwi@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan dan menghasilkan LKS praktikum
berbasis inkuiri terbimbing untuk pokok bahasan larutan penyangga dan mengetahui kualitas
LKS berdasarkan keterlaksanaan tahapan inkuiri, respon siswa, dan penilaian guru terhadap
LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan. Penelitian ini mengacu pada metode
penelitian dan pengembangan (Research and Development). Teknik pengumpulan data yang
digunakan berupa angket dan wawancara. Data-data yang diperoleh berasal dari validator yang
terdiri atas 2 dosen ahli, 2 guru sebagai reviewer dan 3 peer reviewer, serta responden yang
terdiri atas 12, 30, dan 60 siswa dari dua SMA yaitu SMA N 1 Boyolali dan SMA N 1 Teras.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS praktikum untuk materi larutan penyangga kelas XI
IPA SMA dapat dikembangkan melalui penelitian pengembangan dan media pembelajaran
yang dikembangkan secara umum memiliki kualitas yang baik berdasarkan penilaian validator
(tim ahli, reviewer dan peer reviewer) dan juga siswa.

Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, LKS praktikum, materi larutan penyangga

PENDAHULUAN telah menyelenggarakan perbaikan-


Peranan pendidikan dalam perbaikan mutu pendidikan pada
kehidupan manusia sangatlah penting, berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta
ini berarti bahwa setiap manusia berhak di lapangan belum menunjukkan hasil
mendapat dan berharap untuk selalu yang memuaskan [1].
berkembang dalam pendidikan. Salah satu masalah yang dihadapi
Perkembangan pendidikan sejalan dunia pendidikan kita adalah masalah
dengan perkembangan kehidupan lemahnya proses pembelajaran. Dalam
manusia itu sendiri. Untuk itu proses pembelajaran, siswa kurang
pemerintah Indonesia selalu berusaha didorong untuk mengembangkan
menyempurnakan proses pendidikan kemampuan berpikir karena proses
yang dampaknya selalu ada perubahan pembelajaran di dalam kelas diarahkan
kurikulum pendidikan. Memasuki abad kepada kemampuan siswa untuk
ke-21, sistem pendidikan nasional menghafal informasi. Otak siswa
menghadapi tantangan yang sangat dipaksa untuk mengingat dan menimbun
kompleks dalam menyiapkan kualitas berbagai informasi tanpa dituntut untuk
sumber daya manusia (SDM) yang mengasah dan mengembangkan
mampu bersaing di era global. Upaya kemampuan berpikir yang lebih tinggi
yang tepat untuk menyiapkan (SDM) (kreatif dan kritis). Selain itu,
yang berkualitas dan salah satunya pendidikan kita juga belum diarahkan
wadah yang dapat dipandang dan untuk membangun dan
berfungsi sebagai alat untuk mengembangkan karakter serta
membangun SDM yang bermutu tinggi potensi yang dimiliki dengan kata lain
adalah pendidikan. Untuk mencapai proses pendidikan kita belum optimal
tujuan pendidikan nasional pemerintah diarahkan membentuk manusia yang

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 32


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 Hal. 32-37

cerdas, kreatif, inovatif, serta memiliki yang dipelajari di kelas XI semester


kemampuan memecahkan masalah genap. Berdasarkan hasil analisis
hidup [2]. Rendahnya pengembangan proses pembelajaran, kata kerja
kreativitas disebabkan pembelajaran di mendeskripsikan, selain dapat
sekolah yang terutama dilatih adalah digunakan melalui pemberian konsep
pengetahuan, ingatan, kemampuan secara langsung kepada siswa
berpikir logis atau berpikir konvergen (ceramah) dapat juga dikembangkan
yaitu kemampuan menemukan satu melalui kegiatan praktikum, hal ini
jawaban yang paling tepat terhadap bertujuan agar siswa dapat memperoleh
masalah yang diberikan berdasarkan pengalaman secara langsung untuk
informasi yang tersedia sehingga siswa memahami konsep.
akan terbiasa berpikir konvergen dan Jenis inkuiri yang cocok digunakan
bila dihadapkan pada suatu masalah untuk tingkat SMA adalah inkuiri
siswa mengalami kesulitan untuk terbimbing, dikarenakan inkuiri
memecahkan masalah atau terbimbing menyediakan lebih banyak
memberikan beberapa alternatif arahan untuk para siswa yang belum
pemecahan masalah [3]. Metode siap untuk menyelesaikan masalah
pembelajaran inkuiri mempengaruhi dengan inkuiri tanpa bantuan karena
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik kurangnya pengalaman dan
hasil belajar siswa [4]. pengetahuan atau belum mencapai
Hasil survei lapangan yang tingkat perkembangan kognitif yang
dilakukan peneliti menunjukan bahwa diperlukan abstrak [6]. Melalui inkuiri
LKS praktikum sangat jarang diberikan terbimbing guru dapat memberikan
oleh guru dikarenakan guru hanya bimbingan dan arahan kepada siswa
mengandalkan panduan praktikum yang untuk melakukan kegiatan penyelidikan.
ada pada buku paket siswa. Padahal Penelitian sebelumnya menyatakan
LKS praktikum merupakan salah satu bahwa penemuan konsep dengan
media pembelajaran yang dapat bimbingan guru akan membantu siswa
menunjang kegiatan praktikum dan memahami konsep dan prinsip hasil
berfungsi sebagai alat evaluasi dalam temuan siswa, karena siswa dilatih
proses belajar mengajar, selain itu dapat untuk menggunakan kemampuan
digunakan pula sebagai acuan dalam menyelidiki secara sistematis, kritis,
menuntun siswa untuk memahami logis, dan analitis sehingga siswa
masalah dan membantu kegiatan mampu merumuskan sendiri
bernalar. Dalam melakukan penalaran, pengetahuan yang diperoleh. Dengan
siswa akan mempunyai kesempatan perangkat pembelajaran berorientasi
lebih luas untuk mengemukakan inkuiri terbimbing dapat meningkatkan
pendapatnya. LKS praktikum penguasaan konsep IPA [7] dan
merupakan salah satu sumber belajar penelitian lain juga meyebutkan bahwa
yang dapat dikembangkan oleh guru literasi media melibatkan kemampuan
sebagai fasilitator dalam kegiatan untuk memahami dan kritis
pembelajaran untuk membantu siswa mengevaluasi berbagai aspek media
belajar secara terarah [5]. Materi yang yang berbeda dan akurat menyaring
dipilih adalah larutan penyangga informasi yang diterima melalui torrent
dikarenakan banyak dari contoh larutan data dan gambar [8].
penyangga diaplikasikan dalam Berdasarkan uraian diatas, di
kehidupan sehari-hari. Selain itu materi lapangan ditemukan masalah antara
larutan penyangga terdapat dalam LKS yang diharapkan dengan LKS
standar isi yang termasuk ke dalam yang ada, maka peneliti merasa perlu
Standar Kompetensi 4 dengan mengembangkan LKS praktikum
Kompetensi Dasar 4.3 yaitu berbasis inkuiri terbimbing pada pokok
“Mendeskripsikan sifat larutan bahasan larutan penyangga.
penyangga dan peranan larutan
penyangga dalam tubuh makhluk
hidup”, dengan merujuk pada KTSP

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 33


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 Hal. 32-37

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas
XI IPA SMA N 1 Boyolali dan SMA N 1
Teras pada semester genap Tahun
Ajaran 2013/2014.Waktu penelitian dari
bulan Februari sampai dengan April
2014. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian dan pengembangan.
Sumber data penelitian ini terdiri
dari data hasil tes, angket dan
wawancara. Metode yang digunakan
merupakan penelitian yang mengacu Gambar 2. Materi LKS praktikum
pada metode penelitian dan
pengembangan (Research and Fenomena berisi suatu gambaran
Development) yang tahapannya meliputi dari suatu permasalahan yang dapat
penelitian dan pengumpulan informasi, mengarahkan siswa pada suatu
perencanaan, pengembangan produk permasalahan yang harus diselesaikan
awal, uji coba lapangan awal dan revisi melalui praktikum yang akan dilakukan
produk utama, uji coba lapangan dan pada pokok bahasan larutan
revisi produk operasional. penyangga. Pembelajaran kimia lebih
efektif dilengkapi praktikum sehingga
HASIL DAN PEMBAHASAN prestasi belajar siswa meningkat [9].
2. Hasil Penilaian Tim Ahli
1. Produk Media Pembelajaran
Produk yang dikembangakan pada Media pembelajaran yang
penelitian ini adalah media dihasilkan pada penelitian ini kemudian
pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing divalidasi oleh tim ahli yang terdiri dari
pada pokok bahasan larutan penyangga ahli media, ahli materi. Hasil validasi
kelas XI IPA SMA yang berisi sintaks oleh ahli media yaitu didapatkan skor
inkuiri diantaranya: fenomena, rumusan kesesuaian ukuran LKS praktikum
masalah, hipotesis, mengumpulkan sebanyak 8 (skor maksimum 8) dan
termasuk kedalam kategori kualitas baik
data, menguji hipotesis dan
merumuskan kesimpulan. LKS dengan persentase keidealan penilaian
praktikum yang saya buat dinamakan sebesar 80%. Pada aspek desain kulit
“LKS Mini Lab” dapat dilihat pada didapatkan skor 40 (skor maksimum 45)
Gambar 1. yang termasuk pada kategori sangat
baik dengan persentase keidealan
penilaian sebesar 88,9%. Skor yang
diperoleh untuk aspek desain isi
sebesar 84 (skor maksimum 95) dan
termasuk kedalam kategori sangat baik
dengan persentase keidealan penilaian
sebesar 88,42%.
Berdasarkan hasil penilaian oleh
ahli materi didapatkan skor aspek akurat
dan up to date sebanyak 17 (skor
maksimum 20) yang termasuk kategori
kualitas sangat baik dengan persentase
Gambar 1. LKS Mini Lab keidealan penilaian sebesar 85%. Dari
segi kerasionalan didapatkan skor 16
Tampilan materi praktikum yang yaitu termasuk kategori baik dengan
diawali dengan fenomena pada media persentase keidealan penilaian sebesar
pembelajaran ditunjukan pada Gambar 80%. Pada aspek kemudahan materi
2. didapatkan skor 20 (skor maksimal 25)
merupakan kategori baik dengan
persentase keidealan penilaian sebesar

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 34


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 Hal. 32-37

80%. Dari aspek keberhasilan materi lapangan awal didapatkan persentase


termasuk dalam kategori baik. Hal ini aspek kelayakan isi sebesar 82% dan
sesuai dengan perolehan skor yaitu 16 termasuk pada kategori baik, 81,25%
(skor maksimal 25) dengan persentase pada aspek kebahasaan dengan
keidealan penilaian sebesar 80%. Pada kategori, 82,68% pada aspek sajian
aspek kepraktisan didapatkan skor 4 ( dengan kategori baik, 86, 35% pada
skor maksimal 5) sehingga termasuk aspek kegrafisan dengan kategori
dalam kategori kualitas baik dengan sangat baik. Siswa enggan memberikan
persentase keidealan penilaian sebesar skor 5 adalah karena mereka terbiasa
80%. menggunakan LKS praktikum berbasis
cook book dengan menggunakan
3. Hasil Penilaian Reviewer dan arahan langsung sehingga siswa masih
Peer Reviewer memerlukan arahan dalam
Berdasarkan hasil penilaian 2 menggunakan LKS praktikum.
reviewer yaitu 1 guru mata pelajaran Uji coba lapangan yang kedua ialah
kimia SMA N 1 Boyolali dan 1 guru mata uji coba lapangan utama dilakukan pada
pelajaran kimia dari SMA N 1 Teras 30 responden didapatkan hasil angket
dengan skor rata-rata 22,5 (skor siswa:
maksimal 25) pada aspek kelayakan isi Tabel 1. Hasil Angket Respon Siswa
yang di kategorikan sangat baik dengan pada Uji Lapangan Awal.
persentase keidealan 90%, pada aspek Aspek Persentase Kategori
kebahasaan dengan skor rata-rata 17 (%)
(skor maksimal 20) di kategorikan Kelayakan Isi 85,32 Sangat Baik
sangat baik dengan persentase Kebahasaan 84,70 Sangat Baik
keidealan 85%, pada aspek sajian Sajian 86,92 Sangat Baik
diperoleh skor rata-rata 25 (skor Kegrafisan 91,00 Sangat baik
maksimal 25) di kategorikan sangat baik
dengan persentase keidealan 100%, Berdasarkan Tabel 1 hasil angket
untuk aspek terakhir yaitu aspek respon siswa pada uji coba lapangan
kegrafisan di kategorikan sangat baik utama ini, keseluruhan aspek
dengan skor rata-rata 19 (skor mendapatkan kategori sangat baik,
maksimum 20) pada persentase evaluator hanya mengomentari bahan
keidealan 90%. ajar LKS praktikum ini bagus dan
Berdasarkan penilaian peer diminta hanya menambahkan gambar-
reviewer yaitu 3 teman sejawat gambar menarik sehingga media
didapatkan skor rata-rata 19,67 (skor pembelajaran dapat digunakan untuk uji
maksimal 25) termasuk kategori baik tahap selanjutnya yaitu dengan jumlah
dengan persentasae keidealan 76,68%, responden uji lebih banyak. Diagram
aspek kebahasaan dan kegrafisan persentase uji lapangan utama dapat
memperoleh skor 15,67 (skor dilihat pada Gambar 3.
maksimum 20) termasuk kategori baik
dengan persentase keidealan 78,35%
sedangkan skor rata-rata pada aspek 100
Persentase (%)

sajian sebanyak 20,3 di kategorikan baik


dengan persentase keidealan 81,2%. 50
4. Hasil Uji Coba
Uji coba media pembelajaran
dilaksanakan sebanyak 3 kali dan 0
disertai dengan proses revisi. Pada uji
coba lapangan awal dilakukan pada 6
responden yaitu peserta didik SMA N 1
Boyolali dan 6 responden peserta didik Aspek Penilaian
SMA N 1 Teras.
Berdasarkan penilaian 12 Gambar 3. Diagram Uji Coba Lapangan
responden yang merupakan uji coba Utama.

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 35


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 Hal. 32-37

Uji Lapangan terakhir ialah uji UCAPAN TERIMA KASIH


lapangan operasional dengan jumlah Terima kasih kepada Drs. Arifin
siswa 60 yaitu memperoleh skor rata- Trisanyoto selaku guru mata pelajaran
rata pada aspek kelayakan isi 24,53 kimia SMA Negeri 1 Teras dan Dra. Dwi
(skor maksimum 25) termasuk kategori Yuliasih, M.Pd selaku guru mata
sangat baik dengan persentase pelajaran kimia SMA Negeri 1 Boyolali
keidealan 98,13%, aspek kebahasaan yang telah memberikan izin untuk
dengan skor rata-rata 19 (skor melaksanakan penelitian dan
maksimum 20) termasuk kategori memberikan kepercayaan, bimbingan
sangat baik dengan persentase dan bantuannya selama penulis
keidealan 95%, aspek sajian melakukan penelitian di sekolah dan
memperoleh skor rata-rata 24,52 (skor seluruh pihak yang turut berperan
maksimal 25) termasuk kategori sangat dalam penelitian ini.
baik dengan persentase keidealan
98,08%, dan terakhir aspek kegrafisan DAFTAR RUJUKAN
memperoleh skor rata-rata 19,77 (skor [1] Trianto., 2012. Mendesain Model
maksimal 20) termasuk kategori sangat Pembelajaran Inovatif-Progesif.
baik dengan persentase keidealan Jakarta: Kencana Prenada Media
98,85%. Diagram persentase uji Group.
lapangan operasional dapat dilihat pada [2] Sanjaya, W., 2006. Strategi
Gambar 4. Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
100 [3] Muljatiningrim, A., 2008.
Pembelajaran Inkuiri untuk
Persentase (%)

Mengembangkan Kemampuan
50 Dasar Bekerja Ilmiah (KDBI) dan
Berpikir Kreatif pada Konsep
Bioteknologi. Jurnal Penelitian
0 Pendidikan IPA, 2, (3), 251-268.
[4] Elfi, K., Sukardjo., & Saputro, S.,
2014. Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah
Melalui Metode Eksperimen dan
Aspek Penilaian Inkuiri Terbimbing Ditinjau dari
Kreativitas Siswa Pada Materi
Gambar 4. Diagram Uji Coba Lapangan Larutan Penyangga di SMA N 2
Operasional. Sukoharjo Tahun Ajaran
2013/2014. Jurnal Pendidikan
KESIMPULAN Kimia, 3, (3), 96.
Berdasarkan hasil penelitian dapat [5] Widjajanti, E., 2008. Pelatihan
disimpulkan bahwa (1) Media Penyusunan LKS Mata Pelajaran
pembelajaran berupa media Kimia Berdasarkan Kurikulum
pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing Tingkat Satuan Pendidikan Bagi
pada materi larutan penyangga untuk Guru SMK/MAK Kualitas Lembar
peserta didik SMA kelas XI SMA Kerja Siswa. Makalah pada
semester 2 dapat dikembangkan melalui Kegiatan Pengabdian pada
metode penelitian dan pengembangan. Masyarakat, Yogyakarta.
(2) Media pembelajaran berbasis inkuiri [6] Gormally, C., Brickman., & Peggy.,
terbimbing memiliki kualitas baik. Hal ini 2011. Lessons Learned About
ditunjukkan dengan hasil validasi oleh Implementing an Inquiry-Based
ahli media, ahli materi, reviewer, peer Curiculum in a College Biology
reviewer , dan peserta didik. Laboratory Classroom. Journal of
College Science Teaching. 40,(3),
45-51.

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 36


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 Hal. 32-37

[7] Jannah, M., Sugianto., & Sarwi.,


2012. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Berorientasi Nilai
Karakter Melalui Inkuiri Terbimbing
Materi Cahaya pada Siswa Kelas
VIII Sekolah Menengah Pertama.
Journal of Innovative Science
Education, 1 (1): 54-56.
[8] Alfonso, G., & Kathleen, T., 2012.
Media education, Media Literacy
and Digital Competence. Journal of
Media Education. DOI:
10.3916/C38-2011-02-03.
[9] Latifah, S., Sugiharto., Saputro A.,
N., C., 2014. Studi Komparasi
Penggunaan Praktikum dan
Demonstrasi Pada Metode
Problem Solving Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Materi Hidrolisis
Garam Kelas XI Ilmu Alam SMA AL
ISLAM 1 Surakarta Tahun
Pelajaran 2010/2011. Jurnal
Pendidikan Kimia, 3, (3), 120.

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 37

Anda mungkin juga menyukai