Anda di halaman 1dari 3

MATERI

Proses kebijakan adalah proses yang meliputi kegiatan perencanaan, penyusunan,

pelaksanaan dan evaluasi kebijakan. Dalam hal ini kita khususnya membahas

kebijakan publik, yaitu kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk kepentingan

public. Proses kebijakan melibatkan berbagai pihak terkait, antara lain: para politisi,

berbagai institusi pemerintah, para pengambil keputusan, kelompok kepentingan

dan pihak-pihak lain.

Untuk memahami proses kebijakan, kita perlu memahami berbagai konsep dasar

terkait proses kebijakan, penentuan agenda kebijakan dan perumusan kebijakan.

1. Berbagai Model Proses Kebijakan

Terdapat berbagai macam model proses kebijakan. Pada kesempatan ini, kita akan

membahas hanya tiga model.

Pertama, model rasional. Model rasional menekankan bahwa proses kebijakan

merupakan proses yang rasional dan dilakukan oleh aktor-aktor yang memiliki cara

berpikir yang rasional. Menurut model ini, proses kebijakan meliputi tahap-tahapan

tertentu dan berjalan seperti sebuah siklus. Para aktornya dapat secara jelas melihat

tujuan dari kebijakan dan cara mencapai tujuan tersebut. Sejak tahun 1950an,

konsep ini telah berkembang dan menghasilkan berbagai variasi, namun memiliki

esensi yang sama (Laswell, H.D., The Decision Process: Seven Categories of
Functional Analysis, University of Maryland Press: 1956; Jenkins, W.I., Policy

Analysis. A Political and Organisational Perspective, Martin Robertson: 1978).

Apabila dielaborasi, maka proses kebijakan akan dimulai dari adanya masalah yang

teridentifikasi masuk ke dalam agenda kebijakan (atau, agenda setting). Kemudian

setelah informasi yang diperlukan terkumpul, ditemulan berbagai pilihan dan

alternative kebijakan, sehingga dapat disusun sebuah kebijakan (policy formulation).

Kemudian diambil keputusan mengenai rancangan kebijakan yang paling efisien dan

efektif dan diputuskan sebagai suatu kebijakan yang memiliki kekuatan hukum

(decision making). Hasilnya adalah sebuah kebijakan yang hampir ideal dan optimal.

Setelah ini kebijakan dijalankan (policy implementation) dan dievaluasi (monitoring &

evaluation), apabila ditemukan masalah-masalah baru, masalah tersebut akan

masuk menjadi agenda kebijakan dan memulai siklus ini kembali.

Namun kenyataannya, tidak semua kebijakan mengalami proses yang rasional

seperti ini. Dalam kenyataannya, proses kebijakan merupakan proses yang rumit

dan kompleks karena dipengaruhi oleh tarik-menarik antara berbagai kepentingan

dan berbagai aktor, dipengaruhi pula oleh latar belakang pengalaman implementasi

kebijakan terkait atau kebijakan sebelumnya, di'arah'kan oleh berbagai 'suara'

kelompok kepentingan, dan biasanya memasuki ranah politik kepentingan.


Maka muncul model kedua yaitu Incremental Model. Menurut model ini, proses

pencarian informasi yang diperlukan berlangsung terbatas, tidak seluruhnya

sistematis, dan dikendalikan oleh terlalu banyak pemain. Kadang cara mencapai

tujuan tidak dapat terlihat nyata. Terkadang pilihan dan alternatif kebijakan yang

tersedia hanya bisa dinilai dengan cara melihat sejauh mana manfaat kebijakan

terdistribusi. Lebih lagi, kebijakan yang dipilih seringkali adalah kebijakan yang

mendukung kelompok peserta dari proses ini, dan kurang mempertimbangkan pihak

lain yang kebetulan tidak terlibat dalam proses ini. Hasilnya, kebijakan seringkali

tidak optimal dan harus diperbaiki terus menerus, sedikit demi sedikit (Lindblom,

C.E., The Science of Muddling Through, Public Administration Review 19 (2), p. 79-

88).

Konsep ini semakin berkembang dalam model ketiga, yaitu model "tong sampah"

(Garbage Can). Model ini melihat bahwa suatu kebijakan dapat dipicu dari tiga arah,

yaitu dari masalah (problem stream), kebijakan sebelumnya atau kebijakan terkait

(policy stream) atau dari kepentingan politis (political stream). Ketiga aliran ini dapat

saja tercampur dan seringkali tidak terduga arahnya. Akibatnya, baik masalah, para

aktornya mau pun solusi yang diperkirakan dapat berubah-ubah dengan cepat.

(Cohen, M., March, J., and Olsen, J., A Garbage Can Model of Organizational

Choice, Administrative Sc

Anda mungkin juga menyukai