Anda di halaman 1dari 78

\.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

. NOMOR 131/PMK. 0 1 /20 1 5

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN PROSES BISNIS , KERANGKA PENGAMBILAN


KEPUTUSAN, DAN STANDAR OPERASIO NAL PROSEDUR
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan


yang baik di lingkungan Kernenterian Keuangan telah
disusun prosedur kerj a dalam standar operasional
prosedur sebagaimana diatur dalam beberapa ketentuan,
yaitu Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 1 39/PMK. 0 1 /2006 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures)
di Lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 55/PM . 1 /2007, Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 344/KMK. 0 1 /20 1 2 tentang Pedoman Pelaksanaan
Monitoring clan Evaluasi Penerapan Standar Operasional
Prosedur, clan Keputusan Menteri . Keuangan
Nomor 347 /KMK. 0 1 /20 1 2 tentang Standar Penyusunan
Layanan U nggulan (Quick Wins) Di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara clan Reformasi Birokrasi
Nomor 35 Tahun 20 1 2 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan,
dinyatakan bahwa standar operasional prosedur
administrasi pemerintahan yang telah disusun oleh
instansi pemerintah pusat clan pemerintah daerah provinsi
kabupaten/kota, secara bertahap perlu menyesuaikan
dengan Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan;
c· . bahwa dengan telah ditetapkannya Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 36/KMK. 0 1 /2 0 1 4 tentang Cetak Biru
Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun
20 1 4-2025, diperlukan perbaikan proses bisnis clan
penerapan kerangka pengambilan keputusan guna
terwujudnya program Transformasi Kelembagaan
Kementerian Keuangan;

www.jdih.kemenkeu.go.id �(
M ENTER IKEUANGAN
R EPUBLIK INDONESIA
-2 -

d. bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan Pedoman


Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
. Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada huruf b dan
huruf c serta guna menampung dinamika kebutuhan
organisasi Kementerian Keuangan, perlu mengatur kembali
ketentuan mengenai penyusunan proses bisnis, kerangka
pengambilan keputusan, dan penyusunan Standar
Operasional Prosedur di lingkungan Kementerian
Keuangan;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan h.uruf d, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Pedoman .Penyusunan Proses Bisnis, Kerangka
Pengambilan Keputusan, Dan
· Standar Operasional
Prosedur Di Lingkungan Kementerian Keuangan;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112 , Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);

2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang


Administrasi . Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292 , Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK. 01/2 014


tentang Organisasi Dan Tata Kerj a Kementerian Keuangan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PEDOMAN


PENYUSUNAN PROSES BISNIS, KERANGKA PENGAMBILAN
KEPUTUSAN, DAN STANDAR OPERASIONAL PROS EDUR
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN .

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


1 . Pegawai Aparatur Sipil Negara Kementerian Keuangan yang
selanjutnya. disebut · Pegawai adalah setiap Pegawai Negeri
Sipil Kementerian . Keuangan yang memenuhi syarat yang
telah ditentukan dan diangkat oleh pej abat yang ber-Wenang
dan diserahi tugas-tugas di lingkungan Kementerian
Keuangan dan digaj i berdasarkan peraturan perundang­
undangan.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTE R ! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONESIA
-3-

2. Proses Bisnis (Business Process) atau Tata Laksana, yang


selanjutnya disebut Proses Bisnis adalah sekumpulan
aktivitas kerj a terstruktur dan saling terkait yang
menghasilkan keluaran sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
3. Wewenang adalah hak yang dimiliki oleh badan dan/ atau
pej abat · pemeriritahan atau penyelenggara negara lainnya
untuk mengambil keputusan dan/ atau tindakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan .
4. Kewenangan Pemerintahan yang selanjutnya disebut
Kewenangan adalah kekuasaan badan dan/ atau pej abat
Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk
bertindak dalam ranah hukum publik.
5. Keputusan Administrasi Pemerintahan/ Keputusan Tata
Usaha Negara/ Keputusan Administrasi Negara yang
selanjutnya disebut Keputusan adalah ketetapan tertulis
yang dikeluarkan oleh badan dan/ atau pej abat
pemerintahan dalam penyelenggaraan pemerintahan .
6. Pengambilan Keputusan adalah suatu pendekatan terhadap
hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data,
penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan
pengambilan tindakan yang · menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.
7. Responsible, Approval, Support, Consult, dan Informed yang
selanjutnya disingkat RASCI adalah suatu metodologi terkait
pendefinisian tugas dan tanggung j awab yang digunakan
dalam mengelola program/ kegiatan, atau kerangka yang
menghubungkan antara pengambilan keputusan dan
tahapan aktivitas .
8. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat
SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan admini strasi
pemerintahan, bagaimana dan kapan harus dilakukan,
serta di mana dan oleh siapa dilakukan .
9. SOP pada unit organisasi Eselon I atau urtit organisasi
ad-hoc yang selanjutnya disebut SOP Reguler, adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan atas pelaksanaan tugas
dan fungsi pada unit organisasi Eselon I atau unit
organisasi ad-hoc di lingkungan Kementerian Keuangan.
10 . SOP Yang Bertautan yang selanjutnya disebut SOP-Link·.
.
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan yang memiliki
tautan antara satu unit organisasi Eselon I dengan unit
organisasi Eselon. I lainnya di Kementerian . Keuangan
atau basil dari kegiatan di satu unit organisasi Eselon I
merupakan output antara atau menjadi input bagi
unit organisasi Eselon I lainnya.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER ! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONESIA
-4-

1 1 . SOP Layanan Unggulan adalah kegiatan atau rangkaian


kegiatan yang· dibakukan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan eksternal dan/ atau internal sesuai
dengan peraturan perundang-undangan untuk kepentingan
masyarakat atau para pemangku kepentingan lainnya atas
j asa dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
Kementerian Keuangan . ·

1 2 . Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan


dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, j asa, dan/ atau
pelayanan administratif yang disediakan oleli penyelenggara
pelayanan pµblik.
13. Pelayanan Internal adalah berbagai j enis pelayanan
yang dilakukan oleh unit-unit pendukung kepada seluruh
unit-unit atau pegawai yang berada dalam lingkungan
internal organisasi pemerintah sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
1 4 . Pelayanan Eksternal adalah berbagai Jen1s pelayanan
yang dilaksanakan . unit-unit organisasi pemerintah yang
langsung ditujukan kepada masyarakat atau kepada
instansi pemerintah lainnya sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
1 5 . Peta Proses Bisnis adalah diagram yang mengidentifikasi
secara j elas langkah-langkah yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu Proses Bisnis.
1 6 . Menteri Keuangan yang selanjutnya disebut Menteri adalah
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang keuangan dan kekayaan negara.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi semua


unit organisasi Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan
dalam membangun, menata, dan menyusun:
a. Proses Bisnis;
b. Kerangka Pengambilan Keputusan; dan
c . SOP,
sesuai dengan •tugas dan fungsi masing-masing unit organisasi
Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan .
�,(:

. . . .. · ··----- ---�- -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- -- - ·6 I
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONESIA
-5-

Pasal 3

Tujuan disusunnya Peraturan Menteri ini adalah :


a. menciptakan tertib penyelenggaraan tugas dan fungsi setiap
unit kerj a di lingkungan Kementerian Keuangan; .
b. mencegah terj adinya penyalahgunaan wewenang;
c. mendorong setiap unit kerj a di lingkungan Kementerian
Keuangan memiliki proses bisnis dan prosedur baku pada
setiap tugas dan fungsi; dan
d. memberikan pelayanan terbaik · dan memiliki kualitas tinggi
kepada masyarakat pengguna layanan maupun para
·

pemangku kepentingan.

BAB III
PROSES BISNIS

Pasal 4

( 1 ) Proses Bisnis di lingkungan Kementerian Keuangan terdiri


atas:
a. Proses Bisnis Kementerian Keuangan; dan
b . Proses Bisnis unit organisasi Eselon I di lingkunga:n
Kementerian Keuangan .
(2) Proses Bisnis Kementerian Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf a memuat seluruh Proses
Bisnis sesuai bidang tugas dan fungsi struktur organisasi
yang ada di lingkungan Kementerian Keuangan dalam
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna
. layanan maupun para pemangku kepentingan .
( 3) Proses Bisnis unit organisasi Eselon I sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf b memuat seluruh Proses
Bisnis sesuai bidang tugas dan fungsi unit organisasi
Eselon I yang bersangkutan dengan berpedoman pada
Proses Bisnis Kementerian Keuangan.

Pasal 5

( 1 ) Proses Bisnis di lingkungan Kementerian Keuangan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat ( 1 ) disusun
dalam bentuk Pe�a Proses Bisnis.
(2) Peta Proses Bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
disusun den gan ketentuan sebagai berikut.
.
a. Peta Proses Bisnis Kementerian Keuangan disusun oleh
Sekretariat Jenderal c.q. Biro . Organisasi · dan
Ketatalaksanaan.

www.jdih.kemenkeu.go.id
&.'
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA
-6-

b. Penetapan Peta Proses Bisnis sebagaimana dimaksud


pada huruf a ditetapkan oleh Menteri dalam Keputusan
Menteri Keuangan tersendiri.
c. Peta Proses Bisnis unit organisasi Eselon I disusun oleh
unit organisasi yang memiliki tugas dari fungsi bidang
organisasi dan tata l.aksana dan/ atau transformasi
proses bisnis.
d . Penetapan Peta Proses Bisnis unit organisasi Eselon I
sebagaimana dimaksud pada huruf c dilakukan oleh
pimpinan unit organisasi Eselon I dalam Keputusan
pimpinan unit organisasi Eselon I yang bersangkutan .
(3) Penyusunan Peta Proses Bisnis sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c unit organisasi Eselon I berkoordinasi
dei:lgan Sekretariat .J enderal c.q. Biro Organisasi dan
·

Ketatalaksanaan .
(4) Setiap unit organisasi Eselon I di lingkungan Kementerian
Keuangan harus memiliki Peta Proses Bisnis dan ditetapkan
·

paling lambat 1 (satu) tahun sejak diundangkannya


Peraturan Menteri ini.

Pasal 6

Peta Proses bisnis digunakan sebagai dasar:


a. penyusunan dan perbaikan SOP, termasuk pula standar
pelayanan;
b. penataan organisasi; dan .
c. penyusunan dan perbaikan uraian j abatan .

Pasal 7
Penyusunan Peta Proses Bisnis harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.
a. Tugas dan fungsi organisasi.
b. Struktur organisasi.
c. Peraturan perundang-undangan yang terkait.
d. Lingkungan operasiortal organisasi.

Pasal 8
Dalam melakukan penataan Proses Bisnis harus memenuhi
. . . .

pnns1p-prms1p :
a. defiriitif, suatu proses bisnis harus memiliki batasan, ·

masukan, serta keluaran yang jelas;


b. urutan, suatu proses bisnis harus terdiri atas aktivitas yang
berurutan sesuai waktu dan ruang;
c. pelanggan atau pengguna layanan, suatu proses bisnis
harus mempunyai penerima hasil proses;

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONESIA
-7-

d. nilai tambah, transformasi yang terj adi dalam proses harus


memberikan nilai tambah pada penerima;
e. keterkaitan, suatu proses tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi;
dan
f. fungsi silang, suatu proses umumnya, walaupun tidak
harus, mencakup beberapa tugas dan fungsi.

Pasal 9

Pengelolaan dan metode penyusunan Peta Proses Bisnis adalah


sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IV
KERANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 1 0

Penyusunan seluruh Proses Bisnis di Kementerian Keuangan


memuat dan menerapkan Pengambilan Keputusan dengan
metode RASCI.

Pasal 1 1

Tujuan diterapkannya Pengambilan Keputusan dengan metode


RASCI adalah untuk:
a. mengidentifikasi tugas-tugas tertentu dan sequencing;
b . mengidentifikasi poin keputusan penting;
c. merangkai Pengam1:Jilan Keputusan (matriks keputusan) ;

d. secara eksplisit menunjuk tanggung ·j awab dan


akuntabilitas; dan
e. mengidentifikasi semua stakeholder pen ting.

Pasal 1 2

Penyusunan Pengambilan Keputusan dengari menggunakan


metode RASCI dilakukan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II yang rrierupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

www.jdih.kemenkeu.go.id �I
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA
-8-

BABV
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Bagian Kesatu
Unit Penyusun SOP

Pasal 1 3

( 1 ) SOP pada semua unit organisasi di lingkungan Kementerian


Keuangan dikoordinasikan dan/ atau disusui:i oleh masing­
masing unit organisasi yang memiliki tugas dan fungsi
bidang organisasi dan tata laksana dan/ atau transformasi
proses bisnis.
(2) Penyusunan SOP sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
dikoordinasikan dengan Sekretariat Jenderal c.q. Biro
·Organisasi dan Ketatalaksanaan guna mendapatkan
persetujuan .

Bagian Kedua
Jenis SOP

Pasal 1 4

SOP di lingkungan Kementerian Keuan.gan terdiri dari:

a. SOP pada unit organisasi Eselon I atau unit organisasi


ad-hoc (SOP Reguler) ;
b. SOP Layanan Unggulan; dan
c. SOP Bertautan (SOP-Link) .

Bagian Ketiga
Penyusunan dan Pdaksanaan SOP

Pasal 1 5

SOP disusun sesuai dengan prinsip-pririsip :


a. kemudahan dan kej elasan;
b. efisiensi dan efektivitas;
c . keselarasan;
d . keterukuran;
e . dinamis;
f. berorientasi .pada pengguna atau pihak yang dilayani;
g. kepatuhan hukum; dan
h. kepastian hukum.

�I
www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER ! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA
-9-

Pasal 16

Pelaksanaan SOP harus memenuhi prinsip-prinsip:


a. konsisten;
b. komitmen;
c . perbaikan berkelanjutan;
d. mengikat;
e . seluruh unsur memiliki peran penting; dan
f. terdokumen tasi dengan baik.

Pasal 17

Tahapan Penyusunan SOP terdiri dari:


a. persiapan;
b. analisis kebutuhan;
c. · pengembangan;
d. integrasi atau penerapan; dan
e. monitoring dan evaluasi.

Pasal 18

(1) SOP pada unit organisasi Eselon I atau unit organisasi


ad-hoc sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a
disusun dan diajukan oleh unit organisasi Eselon I
pengusul disertai naskah konsep SOP.
(2) Naskah konsep SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling kurang memuat:
a. deskripsi, berisi gambaran umum atau ringkasan proses
kegiatan;
b . dasar hukum, berisi peraturan perundang-undangan
yang relevan (terkait langsung) nienj adi acuan
pelaksanaan atau operasional kegiatan;
c . ketertautan, berisi informasi ketertautan dengan antar
SOP dengan SOP lainnya;
d. pihak-pihak yang terlibat, berisi para pemangku kegiatan
yang menj adi bagian dari keseluruhan pihak/ subyek
yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan;
e. persyaratan dan perlengkapan, berisi
dokumen/ berkas/ naskah dinas dan bahan-bahan
lainnya yang digunakan sebagai alat bantu pelaksanaan ·
ke·giatan;
f. keluaran, berisi output atau hasil dari pelaksanaan
kegiatan yang terdapat dalam SOP;

www.jdih.kemenkeu.go.id
6'
"1

M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONESIA
-10-

g. j angka waktu penyelesaian, berisi waktu keseluruhan


sej ak dimulainya suatu kegiatan sampai dengan akhir
pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemangku
kegiatan;
h. perhatian, berisi informasi berkaitan dengan manfaat
dan implikasi/ akibat pe.laksanaan SOP;
1. matrik RASCI, berupa tabel berisi representasi visual
dari peran masing-masing individu atau para pemangku
kegiatan di dalam · proses kegiatan . untuk
mengidentifikasi . siapa yang Responsible, Approval,
Support, Consult, dart Informed;
J. prosedur kerj a, berisi uraian lengkap keseluruhan
tahapan aktivitas/ kegiatan; dan
k. bagan alir (flowchart) , berisi simbol-simbol yang umum
digunakah dalam menggambarkan tahapan
aktivitas/ kegiatan atau memvisualisasikan suatu
aktivitas .
( 3) Naskah SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun .
sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
·

Menteri ini.

Pasal 1 9

(1) SOP Layanan Unggulan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 14 huruf b diajukan oleh unit organisasi Eselon I
pengusul disertai naskah konsep SOP.
(2) Naskah konsep SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
·

paling kurang memuat:


a. deskripsi, berisi gambaran umum atau ringkasan proses
pelayanan;
b. dasar hukum, berisi peraturan perundang-undangan
yang relevan· (terkait langsung) menj adi acuan
pelaksanaan atau operasional pelayanan;
c . pihak yang dilayani/ stakeholders, berisi para pihak
yang dilayani atau pemangku kepentingan yang terkait
langsung dengan penyelenggaraan pelayahan;
d . j anj i layanan, berisi j angka waktu penyelesaian layapan,
ada/ tidaknya biaya yang dipungut atas j asa layanan
sesuai peraturan perundang-undangan, dan persyaratan
administrasi ·atau dokumen/ berkas sebagai lampiran.
dari permohonan pelayanan;
e. proses, berisi penj elasan awal · (mulai) dan akhir (selesai)
dari aktivitas/ proses pelayanan;
f . keluaran/ hasil akhir (output) , berisi hasil akhir dari
proses penyelesaian layanan; dan

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONESI A
-11-

g. bagan arus (flowchart) , berisi bagan alir suatu proses


pelayanan yang melibatkan/ disesuaikan pula dengan
pemangku kepentingan .
( 3) Naskah SOP Layanan Unggulan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disusun sesuai format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan . dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 20

(1) SOP Bertautan (SOP-Link) sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 14 huruf c dapat diajukan oleh :
a. unit organisasi Eselon I; atau
b. Sekretariat Jenderal c.q. Biro· Organisasi dan
Ketatalaksanaan.
(2) Naskah konsep SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
· paling kurang memuat:
a. deskripsi, berisi gambaran umum atau ringkasan
keseluruhan proses;
b. daftar istilah, berisi daftar dan pengettian istilah atau
terminologi teknis yang sering digunakan dalam naskah
SOP-Link;
c . ruang lingkup, berisi keselµruhan SOP pada masing­
masing unit organisasi yang mempunyai keterkaitan
atau bertautan dengan SOP pada unit organisasi lain;
d. dasar hukum, berisi peraturan perundang-undangan
yang relevan (terkait langsung) menj adi acuan
penyusunan SOP-Link;
e . pihak yang terlibat, berisi para pihak unit organisasi
yang memiliki hubungan komunikasi dan koordinasi
dalam penyelesaian proses;
f. keluaran (output) , berisi hasil akhir dari penyelesaian
proses pada masing-masing SOP yang mempunyai
keterkaitan atau bertautan dengan SOP lainnya;
g. j angka waktu penyelesaian kegiatan, berisi informasi
norma waktu penyelesaian proses pada masing-masing
SOP yang mempunyai keterkaitan atau bertautan dengan
· ·

SOP lainnya;
h: bagan arus (flowchart), berisi bagan alir suatu proses
pelayanan yang melibatkan/ disesuaikan pula dengan ·
·

pemangku kepentingan .
( 3) Naskah SOP Bertautan (SOP-Link) sebagaimana diniaksud
pada ayat (2) disusun sesuai format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER ! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA
-12-

Bagian Keempat
Prosedur Pengajuan dan Pengesahan SOP

Pasal 2 1

( 1 ) Pimpinan unit organisasi. Eselon I menyampaikan usulan


SOP unit organisasi Eselon I berkenaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 huruf a kepada Sekretaris
Jenderal dengan menyampaikan tembusan kepada Biro
Organisasi dan Ketatalaksanaan sesuai dengan petunjuk
teknis atau perencanaan kegiatan masing-masing unit
organisasi Eselon I beserta naskah konsep SOP dan softcopy
dalam bentuk cakram optik (compact disc).
(2) Sekretaris Jenderal c.q. Biro Organisasi dan
Ketatalaksanaan melakukan reviu dan penelitian terhadap
usulan SOP yang disampaikan oleh pimpinan unit
organisasi Eselon I sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) .
(3) Reviu dan penelitian terhadap usulan SOP sebagaimana.
dimaksud pada ayat (2) memuat hal-hal berikut:
a. kesesuaian SOP dengan tugas dan fungsi serta peraturan
perundang-undangan;
b . ketepatan konsep SOP dalam hal konsepsi dan
penamaan; dan
c. kesesuaian format naskah SOP dengan pedoman
penyusunan SOP sebagairilana diatur dalam Peraturan
Menteri ini.
(4) Berdasarkan reviu dan penelitian terhadap usulan SOP
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) , Biro Organisasi dan
Ketatalaksanaan:
a. menyusun catatan koreksi dan masukan terhadap
konsep SOP untuk dikoordinasikan dan dibahas dengan
unit organisasi Eselon I pengusul, dalam hal diperlukan
adanya penyesuaian terhadap SOP yang diusulkan; dan
b . menyusun konsep surat dinas Sekretaris Jenderal
mengenai persetujuan atau rekomendasi terhadap SOP
yang diusulkan oleh pimpinan unit organisasi Eselon I
untuk ditandatangarii oleh Sekretaris Jenderal dan
menyampaikan surat dinas tersebut kepada pimpinan
unit organisasi Eselon I pengusul.

( 5) SOP yang diusulkan oleh p impinan unit organisasi Eselon I


yang telah diberikan persetujuan oleh Sekretaris Jenderal
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a selanjutnya
diparaf dan disahkan terlebih dahulu oleh pej abat yang
berwenang dan kemudian ditetapkan oleh pimpinan
unit organisasi Eselon I pengusul dalam keputusan
pimpinan unit organisasi Eselon I.

�I
www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONESIA
- 1 3-

Pasal 22
(1) Khusus SOP unit-unit organisasi di lingkungan Sekretariat
Jenderal, pimpinan unit organisasi Eselon II yang
bersangkutan menyampaikan usulan SOP kepada Biro
Organisasi dan Ketatalaksanaan dan tembusan kepada
Sekretaris J enderal beserta naskah konsep SOP dan
softcopy dalC3_m bentuk cakram optik (compact disc).
(2) Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan melakukan reviu dan
penelitian terhadap usulan SOP yang disampaikan oleh
pimpinan unit organisasi Eselon II sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(3) Reviu dan penelitian terhadap usulah SOP sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) memuat hal-hal berikut:
a. kesesuaian SOP dengan tugas dan fungsi serta peraturan
perundang-undangan;
. b . ketepatan konsep SOP dalam hal konsepsi dan
·

penamaan; dan
c. kesesuaian format naskah SOP dengan pedoman
penyusunan SOP sebagaimana diatur dalam Peraturan
·

Menteri ini.
(4) Berdasarkan reviu dan penelitian terhadap usulan SOP
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) , Biro Organisasi dan
Ketatalaksanaan :
a. menyusun catatan koreksi dan masukan terhadap
konsep SOP untuk dikoordinasikan dan dibahas dengan
unit organisasi Eselon II pengusul, dalam hal diperlukan
adanya penyesuaian terhadap SOP yang diusulkan; dan
b. menyusun dan menyampaikan konsep Keputusan
Sekretaris Jenderal yang memuat seluruh SOP yang
diusulkan oleh unit organisasi Eselon II pengusul untuk
selanjutnya ditetapkan oleh Sekretaris Jep.deral.
(5) SOP yang diusulkan oleh unit organisasi Eselon II diparaf
dan disahkan terlebih dahulu oleh pimpinan unit organisasi
Eselon II pengusul dan kemudian ditetapkan oleh
Sekretariat Jenderal dalam Keputusan Sekretariat Jenderal.

Pasal 23

(1) Pimpinan unit organisasi Eselon I menyampaikan usulan


SOP Layanan Unggulan se bagaimana dimaksud dalam.
·

Pasal 14 huruf b kepada Sekretaris Jenderal c . q . ·


Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan beserta naskah
konsep SOP Layanan Unggulan dan softcopy dalam bentuk
cakram optik (compact disc).
(2) Sekretaris Jenderal . c . q . Biro Organisasi dan
Ketatalaksanaan melakukan reviu dan penelitian terhadap

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER I KEUANGAN
REPUBLIK INDONES IA
-14-

usulan SOP yang disampaikan oleh pimpinan unit


organisasi Eselon I sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Usulan SOP Layanan Unggulan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memenuhi materi sebagai berikut:
a. merupakan layanan publik yang strategis;
b. merupakan layanan yang memiliki intensitas dan
frekuensi permohonan yang tinggi;
c . merupakan layanan yang dapat dilakukan perbedaan
perlakuan, misalnya percepatan j angka waktu
penyelesaian; dan
d. merupakan layanan yang mampu memberi nilai tambah
keberadaan organisasi di mata stakeholders.
(4) Berdasarkan reviu dan penelitian terhadap usulan SOP
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) , Biro Organisasi dan
Ketatalaksanaan mengoordinasikan penyusunan dan
. melakukan pembahasan atas usulan SOP Layanan
Unggulan dengan unit organisasi Eselon I pengusul .
maupun unit organisasi terkait lainnya di lingkungan
. Kementerian Keuangan .
( 5) SOP Layanan Unggulan yang telah disepakati berdasarkan
hasil proses sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
selanjutnya diberikan paraf terlebih dahulu oleh pej abat
yang berwenang untuk disahkan dan ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Keuangan.

Pasal 24

(1) Pimpinan unit organisasi Eselon I menyampaikan usulan


SOP Bertautan (SOP-Link) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 huruf c kepada Sekretaris Jenderal c . q . Biro
Organisasi dan Ketatalaksanaan .
(2) Penyusunan SOP Bertautan (SOP-Link) dapat juga
dilakukan berdasarkan arahan pimpinan Kementerian
Keuangan dan/ atau hasil analisis Sekretaris Jenderal c . q .
Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan .
(3) Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan mengoordinasikan
penyusunan dan melakukan pembahasan atas usulan SOP
Bertautan (SOP-Link) dengan unit organisasi Eselon I
pengusul maupun unit organisasi terkait lainnya
di lingkungan Kementerian. Keuangan .
(4) SOP Bertautan (SOP-Link) yang telah disepakati
berdasarkan hasil proses sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) , selanjutnya diberikan paraf terlebih dahulu oleh
pej abat yang berwenang untuk disahkan dan ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Keuangan .

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER I KEUANGAN
REPUBLIK INDONES IA
- 1 5-

Bagian Kelima
Monitoring dan Evaluasi SOP

Pasal 25

( 1 ) Monitoring dan evaluasi SOP dilakukan setelah


diterbitkannya keputusan mengenai penetapan SOP oleh
pej abat yang berwenang dan SOP dilaksanakan oleh unit
organisasi yang bersangkutan.
(2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) bertujuan untuk memperoleh informasi dan data
yang berkaitan dengan pelaksartaan penyusunan, integrasi
dalam tugas. dan fungsi sehari-hari, hambatan/ kendala,
· sampai dengan analisis pengembangan SOP selanjutnya.
.

Pasal 26

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi SOP sebagaimana .


·
dimaksud dalam Pasal 2 5 dilakukan terhadap beberapa aspek,
meliputi:
a. aspek administratif;
b . aspek teknis; dan
c . aspek capaian hasil atau manfaat.

Pasal 2 7

Aspek administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 6


huruf a terdiri atas indikator:
a. dasar hukum terkait dengan SOP;
b . tugas dan fungsi unit yang melaksanakan SOP; dan
c . keabsahan atau legalitas atas penetapan S O P .
·

Pasal 28

Aspek teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 6 huruf b


terdiri atas indikator:
a. tipe dan format yang digunakan dalam SOP;
b . kemudahan proses kegiatan yang digambarkan dalam SOP;
c . pelayanan dan risiko;
d. kej elasan pihak-pihak yang .melaksanakan kegiatan;
e . kesesuaian waktu yang digunakan dalam menyelesaikan
kegiatan;
f. kesesuaian biaya kegiatan pelayanan;
g_. penggunaan alat/ sarana;
h. ketepatan terhadap hasil kerj a (output) ; dan
i. fleksibilitas dalam pelaksanaan tindakan .

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER ! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA
- 1 6-

Pasal 29

Aspek capaian basil atau manfaat sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 26 huruf c terdiri atas indikator:
a. pemberitahuan, sej auh mana pegawai mengetahui SOP;
b. distribusi dan aksesibilitas, sej auh mana pegawai memiliki
dan membaca SOP;
c . pemahaman, sej auh mana pegawai memahami SOP;
d. penerapan/ integrasi, sej auh mana pegawai menerapkan
SOP dalam melaksanakan tugas dan fungsi; dan
e. peningkatan kinerj a, sej auh mana manfaat SOP dalam
. pe:pingkatan kinerj a pegawai dan organisasi.

Pasal 30

Pelaksana monitoring dan evaluasi SOP dapat mengembangkan


indiktor pada masirtg-masing aspek sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27, Pasal 28 , dan Pasal 29, dengan terlebih dahulu
meminta pertimbangan kepada Sekretariat Jenderal c . q .
Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan.

Pasal 3 1

( 1 ) Monitoring dan evaluasi SOP dilaksanakan oleh tim/ satuan


.
tugas atau unit organisasi yang mempuyai tugas dan fungsi
melakukan monitoring dan evaluasi SOP.
(2) Monitoring dan evaluasi SOP sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1 ) untuk tingkat Kementerian . Keuangan
dilaksanakan oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan
sesuai dengan tugas dan fungsi sebagaimana tercantum
·

dalam Peraturan Menteri. Keuangan meng�nai Organisasi


dan Tata Kerj a Kementerian Keuangan.
(3) Monitoring dan evaluasi SOP sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) untuk unit organisasi Eselon I atau unit organisasi
lainnya di lingkungan Kernen terian Keuangan dilaksanakan
oleh tim/ satuan tugas atau unit organisasi yang mempuyai
tugas dan fungsi melakukan monitoring dan evahJ.asi SOP
yang terdapat pada unit organisasi Eselon I atau unit
organisasi berkenaan .
(4) Dalam hal diperlukan, pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan
bersama-sama dengan melibatkan atau berkoordinasi
dengan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan .

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER I KEUANGAN
R EP U BLIK INDONESIA
- 17
-

Pasal 32

( 1 ) Pihak yang melaksanakan monitoring dan evaluasi SOP


harus menyusun kerangka kerj a kegiatan sebagai rencana
kegiatan monitoring dan evaluasi SOP.
(2) Rencana kegiatan monitoring dan evaluasi SOP
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlebih dahulu
diberitahukan kepada unit organisasi pelaksana SOP dan
unit organisasi diatasnya secara berj enj ang paling lambat
5 (lima) hari kerj a sebelum penyelenggaraan monitoring dan
·

evaluasi SOP.
(3) Dalam penyelenggaraan monitoring dan evaluasi SOP,
pelaksana monitoring dan evaluasi SOP dilengkapi dengan
Surat Tugas yang diterbitkan oleh pej abat yang berwenang
dan disampaikan kepada pimpinan unit organisasi
pelaksana SOP di lokasi monitoring dan evaluasi SOP.
(4)' Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun
sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV ·

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan


Menteri ini.
Pasal 33
( 1 ) Pelaksana monitoring dan evaluasi SOP membuat Berita
Acara Monitoring dan Evaluasi SOP sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(2) Berita Acara monitoring dan evaluasi SOP sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) ditandatangani oleh 2 (dua) belah
pihak yaitu Pelaksana monitoring dan evaluasi SOP dan
pimpinan atau pej abat yal?-g berwenang mewakili unit
organisasi pelaksana SOP.
Pasal 34
( 1 ) Pelaksana monitoring dan evaluasi SOP menyusun laporan
hasil monitoring dan evaluasi SOP.
(2) Laporan hasil monitoring dan evaluasi SOP sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) paling kurang memuat:
a. unit organisasi obyek monitoring dan evaluasi;
b . waktu pelaks::i.naan monitoring dan evaluasi;
c . SOP yang dimonitoring dan dievaluasi;
d . ringkasan hasil monitoring dan evaluasi;
e. pelaksanaan dan catatan monitoring dan evaluasi;
f. simpulan dan saran; dan
g. lampiran pendukung.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER ! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA
-' 18-

(3) Laporan hasil monitoring dan evaluasi SOP sebagaimana


dimaksud pada ayat ( 1 ) ditandatangani oleh Sekretaris
Jenderal dan disampaikan kepada pimpinan unit organisasi
Eselon I terkait.

BAB VI
KETENTUAN PERA:LIHAN

Pasal 3 5
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
1 . SOP yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Npmor 1 39/ PMK. 0 1 / 2006 tentang Pedoman
· Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating
Procedures) Di Lingkungan Departemen Keuangan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
.Keuangan Nomor 55/ PM . 1 / 2007, dinyatakan masih· tetap
berlaku sepanj ang $OP yang telah ditetapkan tersebut
masih sesuai dengan tugas dan fungsi, serta struktur
organisasi berkenaan; dan
Semua unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan
secara bertahap harus menyesuaikan SOP yang telah
ditetapkan dengan berpedoman pada ketentuan
sebagaimana diatur dalam Per:aturan Menteri ini paling
lambat 2 (dua) tahun sej ak Peraturan Menteri ini berlaku.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 36

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:


1 . Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1 39/ PMK. 0 1 / 2 006
tentang Pedoman Penyusunan Standar Prosedur Operasi
(Standard Operating Procedures) di Lingkungan Departemen
Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Noinor 55/ PM . 1 / 2007;
2 . Keputusan Menteri Keuangan Nomor 344 / KMK. 0 1 / 20 1 2
tentang Pedoman Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi ·

Penerapan SOP; dan


3 . Keputusan Menteri Keuangan Nomor 347 / KMK.0 1 / 2 0 1 2.
tentang Standar Penyusunan Layanan Unggulan (Quick ·
Wins) Di Lingkungan Kementerian Keuangan,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

6'
www.jdih.kemenkeu.go.id
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 19 -

Pasal 37
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juli 2015,
,

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,


ttd .
BAMBANOP. S. BRODJONEGORO

Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 8 Ju 1 i 2O15
MENTER! HUKUM DAN RAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd .
YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1034

www.jdih.kemenkeu.go.id
LAMPIRANI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA·
NOMOR 131 / PMK.01 /201 5 TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN PROSES BISNIS,
KERANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN,
DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
M E N T E R ! KEUA N G A N
KEUANGAN
R EPUBLIK I NDO N ES IA

PEDOMAN PENYUSUNAN PROSES BISNIS

A. Penataan Proses Bisnis


Penataan Proses Bisnis dilakukan untuk mendokumentasikan standar baku
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Standar baku ini tidak
sekedar menuliskan langkah kerj a. yang 'biasa' dilakukan, namun harus
didahului dengan analisis Proses Bisnis. Salah satu hasil analisis Proses Bisnis
ini adalah standar baku pelaksanaan tugas dan fungsi instansi secara tepat,
cepat, dan efisien. Jadi bukan sekedar pembuatan SOP sebanyak mungkin
yang mewakili semua hal yang dilakukan organisasi. Dalam hal penataan Proses
Bisnis, perlu diperhatikan 2 (dua) hal, yaitu manaJemen (pengelolaan) dan
metode penataan .
1 . Manaj emen
Pendekatan yang banyak digunakan di lingkungan manaj emen organisasi
dan menj adi dasar dari proses penataan tata laksana adalah Manaj emen Tata
Laksana (Business Process Management) . Menurut pendekatari ini penataan
tata laksana merupakan suatu siklus . Siklus dimaksud adalah sebagai
berikut:

Gambar 1
Siklus Penataan Proses Bisnis

Dalam siklus Gamba r 1 tersebut penataan Proses Bisnis tercakup dalam


aktivitas Analisis Kebutuhan yang kemudian dilanjutan dengan aktivitas
perru;icangan dengan menggunakan pemodelan proses. Meski proses
penataan Proses Bisnis sudah dilakukan, hal ini tidak berarti Proses Bisnis
yang . disusun telah memenuhi prinsip-prinsip dan manfaat suatu Proses
·

Bisnis . Oleh karena itu, setelah tersusun modelnya, maka Proses Bisnis
harus dapat ter-implementasi dengan baik dan diketahui keberhasilannya.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M E NTEF� I KEUANGAN
REPUBLll<: I N D O N ES IA

-2-

Setelah teruj i dan memenuhi kriteria yang diharapkan selama implementasi,


berikutnya dilakukan pemberlakuan. Pemberlakuan dilakukan dengan
dukungan infrastruktur teknologi informasi yang memadai.
Proses Bisnis ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selanjutnya
Proses Bisnis yang terbentuk dilakukan monitoring secara
berkesinambungan dan berdasarkan fakta-fakta yang ada dilakukan evaluasi
efektivitas dan kehandalannya.
2 . Metode
Metodologi penataan Proses Bisnis mencakup dua aspek yaitu teknik
pengumpulan data dan analisis . Teknik pengumpulan data adalah cara-cara
pengambilan data atau informasi sedemikian ·rupa sehingga data atau
informasi yang diperoleh valid dan merepresentasikan seluruh aspek
cakupan kaj ian. Analisis dalam kajian Proses Bisnis lebih fokus pada
pemahaman, pemetaan, dan perbaikan seluruh Proses Bisnis yang ada dalam
organisasi sehingga dapat disusun suatu rekomendasi yang aplikatif
sekaligus efektif dalam penerapannya. Metode yang dipilih adalah metode
yang memungkinkan hasil Proses Bisnis yang langsung dapat digunakan .
Masing-masing teknik pengambilan dan analisis data dapat dipilih dari salah
satu atau kombinasi antara beberapa teknik. Sebagai panduan, berikut
adalah penj elasan mengenai masing-masing teknik pengambilan dan analisis
data:
a. Diskusi Kelompok Terarah (Focused Group Discussion)
Diskusi Kelompok Terarah (Focused Group Discussion) adalah diskusi
terpandu membahas suatu topik dimana peserta adalah para pemimpin
unit kerj a atau nara sumber terkait topik dimaksud.
b . Wawancara (Interview)
Wawancara (Interview) adalah proses tanya j awab secara terstruktur dan
tidak terstruktur untuk menggali data dan informasi mengenai aspek­
aspek suatu topik tertentu. Wawancara terstruktur adalah wawanca�a
dimana semua pertanyaan yang akan ditanyakan telah dipersiapkan
·

terlebih dahulu secara fixed dan ditanyakan kepada semua responden


dengan urutan yang sama untuk menj aga tingkat presisi dan realiabilitas .
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara dimana tidak diperlukan
format pertanyaan yang baku seperti wawancara terstruktur. Namun
demikian pewawancara dapat menyiapkan pertanyaan-pertanyaan kunci,
yang mana dalam proses wawancara, pertanyaan-pertanyaan selanj utnya
sangat bergantung pada respon atau j awaban dari responden .
c . Observasi (Observation)
Pengumpulan data/ informasi mengenai pelaksanaan suatu kegiatan a tau
serangkaian kegiatan dalam rentang waktu tertentu .
d. Telaah Dokumen (Analysis of Document/ Data)
Penggalian data dan informasi dari berbagai dokumen baik berupa buku,
surat-surat keputusan, peraturan perundang-undangan atau kebij akan
tertulis .

www.jdih.kemenkeu.go.id 6'
MENTER ! K E U A N G AN
R EPUBLI K I N D O N ES IA

-3 -

Teknik analisis data terkait langsung dengan teknik pengambilan data yang
dilakukan . Uraian masing-masing teknik analisis data adalah sebagai
berikut:
a. Analisis Kausal
Telaah hubungan logis antara pernyataan, fakta atau data dan informasi
·

yang diperoleh .
b. Klasifikasi Proses
Memilah-milah data/ informasi atau fakta yang terkumpul sesuai dengan
definisi proses inti atau proses pendukung.
c. Pemodelan Proses
Pembuatan rumusan Proses Bisnis dengan teknik penggambaran alur
baik secara manual maupun menggunakan program aplikasi.

B. Tipe Utama
Terdapat 3 (tiga) tipe utama Proses Bisnis, yaitu:
1 . Proses Operasibnal/ inti, merupakan proses yang meliputi bisnis inti clan
menciptakan aliran nilai utama. Proses operasional/ inti harus memenuhi
kriteria:
a) berperan langsung dalam memenuhi kebutuhan pengguna eksternal,
b) secara langsung berpengaruh terhadap keberhasilan organ1sas1
(pencapaian visi, misi, strategi organisasi) , clan
c) memberikan respon permintaan clan memenuhi kebutuhan pengguna;
2 . Proses Manaj emen, merupakan proses yang mengendalikan atau mengelola
operasional dari suatu sistem (misal: pengelolaan kinerj a, pengelolaan
risiko) atau proses yang memastikan proses operasional/ inti clan proses
pendukung berj alan dengan baik
3 . Proses Pendukung, merupakan proses yang mendukung proses inti. Proses
pendukung harus memenuhi kriteria:
a) memenuhi kebutuhan internal, yaitu para pelaku ata� fungsi yang
berada di proses operasional/ inti, dan
b) tidak memiliki kaitan langsung dengan nilai manfaat organisasi.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M EN T E R ! K EUAN G A N
R E PUBLI K I N D O N ES IA

-4-

Hubungan antara 3 (tiga) tipe utama Proses Bisnis dan tujuan organisasi,
dapat digambarkan sebagaimana berikut

Gambar 2
Hubungan Proses Bisnis

'•

P RO S ES TUJ UA N

---- -

Pe l a n gg a n /lnte reste d
� · .::
j
Parties/Stakeholders
� -
- - -- -
----- --- --

: .... � . '

P roses B is n is I nti Hasil/Ke l u a ra n (Output)

----- -----

M a n fa at (Outcome)
- - - -· . - -

Gambaran hubungan antara 3 (tiga) tipe utama Proses Bisnis dan tuj uan
organisasi Kementerian Keuangan, dapat diilustrasikan dalam Gambar 3 di
bawah ini:
· Gambar 3
Peta Proses Bisnis Kementerian Keuangan

. BPK,NL Pe md.a

------- -----

'
Hasi l/l<eluara n (Output)

M;llt.iMUUlc��w"li,'*"lt'Jtt� �.Jt'"'*" .....

..l?aftar lsian Pelaksan��DJl'Jl..,.,.


-
.. Pene_ri�.Jl.,filf�l.�.�..........
.
P�nerimaan N.�gara ,Bukan Pajak
.La oran Ke uangan Pell)erintah P�sat
.
------

Ma nfa at (Outcome)

WTP .

www.jdih.kemenkeu.go.id
M EN T E R ! K EUANGAN
R E PUB Lll<: I N D O N ES IA

-5-

C. Pemetaan dan Analisis


Pemetaan dan analisis Proses Bisnis dimulai dari suatu analisis kebutuhan
dengan cara memahami visi, misi, tugas dan fungsi, struktur organisasi, dan
pihak-pihak eksternal yang memerlukan dan mendapatkan layanan langsung
dari organisasi. Pemahaman dapat dilakukan dengan mempelaj ari dokumen
terkait dan diskusi dengan pimpinan organisasi, seperti Diskusi Kelompok
Terarah (Focused Group Discussion) dan/ atau wawancara dengan pimpinan
organisasi sampai dengan pimpinan unit organisasi terkecil.
Tujuan pemetaan dan analisis Proses Bisnis adalah untuk melihat secara
utuh keseluruhan rangkaian proses yang mempengaruhi . kinerj a dan
pencapaian organisasi dalam melayani pemangku · kepentingan utama, baik
eksternal maupun internal.
Langkah-langkah untuk melakukan pemetaan dan analisis Proses Bisnis,
sebagai berikut:
1 . pahami arahan strategis organisasi (visi, misi, tugas dan fungsi organisasi) ;
2 . identifikasi Proses Bisnis yang akan dipetakan berdasarkan analisis
kebutuhan;
3 . identifikasi nama dan tipe Proses Bisnis;
4 . tentukan siapa saj a pengguna atau pemakai utama dari Proses Bisnis;
5 . uraikan urutan kegiatan yang membentuk rantai Proses Bisnis;
6 . tentukan masukan utama Proses Bisnis;
7 . tentukan keluaran utama Proses Bisnis;
8 . tentukan pemilik (owner) Proses Bisnis;
9 . lakukan pemodelan Proses Bisnis;
1 0 . dapatkan pengesahan dari p1mpman lembaga/ organisasi untuk
pemberlakuan .
Format yang dapat digunakan dalam menyusun langkah-langkah di atas,
sebagai berikut:
Tabel 1
Format Pemetaan dan Analisis Proses Bisnis
Unit Organisasi: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

1. Pencairan anggaran Proses Inti Satuan a. (Awai): a. Surat Surat


belanja negara Kerja/Pejabat Pemeriksaan Perintah Perintah Pencairan
Pembuat Berkas Menbayar Pencairan Dana dan
Surat Permohonan (SPM) Dana Manajemen
Perintah dan Pengu­ b. Data Pen­ (SP2D) Satker
Membayar jian Surat dukung
(PPS PM) Perintah c. ADK
Membayar
(SPM)
b. (Tengah):
Pembuatan
dan Persetu­
juan Surat
Perintah
Pencairan
Dana SP2D

www.jdih.kemenkeu.go.id
MENT E R ! KEUANGAN
REPUBLI K INDONES IA

-6-

c. (Akhir):
Penerbitan
Surat
Perintah
Pencairan
Dana(SP20)
2. ... dst.
Petunjuk:
a. Nama Proses Bisnis, diisi nama Proses Bisnis;
b. 1Ype Proses Bisnis, diisi dengan salah satu. tipe Proses Bisnis: (i) Proses Manajemen, (ii) Proses Inti,
atau (iii) Proses Penduk:ung;
c. Pemakai/ Pengguna, diisi pihak yang menikmati/ memakai/ menggunakan keluaran (jasa a tau
barang) yang dihasilkan dari Proses Bisnis yang bersangk:utan;
d. Kegiatan Utama, diisi penjelasan ringkas dari aktivitas/kegiatan pada bagian (i) awal, (ii) tengah,
dan (iii) akhir yang merupakan bagian dari kesuluruhan Proses Bisnis yang bersangk:utan;
e. Masukan Utama, diisi semua potensi berupa alat/ bahan/ data yang dimasukan dan kemudian
diolah/ dip roses sehingga menjadi keluaran/ hasil/ output;
f Keluaran Utama, diisi hasil langsung dan segera dari aktifitas, kegiatan atau pelayanan dari
sebuah program, yang dapat diuk:ur dengan menggunakan takaran volume/ banyaknya;
g. Pemilik Proses Bisnis, diisi nama pihak/ unit organisasi yang mempunyai/ memiliki peranan
dominan dari Proses Bishis.
Pemodelan Proses Bisnis yang digunakan dapat mengacu pada sistem yang
sudah baku dan popular, yaitu Notasi Manaj emen Tata laksana
(business process) . Pada dasarnya pemodelan ini adalah pembuatan gambar
diagram alir (flowchart) dari setiap Proses Bisnis yang teridentifikasi yang
dihasilkan dari proses pemetaan (dapat dilihat pada bagian Penggambaran) .
D. Perbaikan
Perbaikan Proses Bisnis didasarkan pada evaluasi atas Proses Bisnis yang
telah diimplementasikan, dan diperoleh dari masukan internal maupun laporan
dari masyarakat dan/ atau pemangku kepentingan eksternal lainnya.
Tujuan perbaikan Proses Bisnis adalah untuk menyusun proses lebih efektif,
efisien, dan adaptif. Sedangkan target perbaikan tata laksana adalah sebagai
berikut, antara lain :
1 . kej elasan proses/ prosedur;
2 . · penurunan dan/ atau peniadaan biaya (sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan) ;
3 . peningkatan kualitas keluaran/ output;
4 . peningkatan kualitas layanan; dan
5 . peningkatan kecepatan proses dan/ atau penyampaian (delivery).
Langkah-langkah dalam melakukan perbaikan Proses Bisnis adalah sebagai ·
·

berikut:
1 . memahami harapan pengguna utama atas perbaikan dari Proses Bisnis
dimaksud;
2 . memahami kebij akah atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur Proses Bisnis dimaksud;
3 . mengidentifikasi perbaikan Proses Bisnis yang diusulkan, yang biasanya
melalui:
a. p enyederhanaan proses (streamlining/ �implification-S) ;
b . penghilangan proses ·yang tidak perlu (elimination- E);
·

www.jdih.kemenkeu.go.id �I
MENT ER I K EUA N G AN
R E PUB L I K I N D ONES IA

-7-

pembuatan proses yang sama sekali baru (reengineering- R) ; atau


c.
d . pengotomatisasian proses (automation-A) .
4. memperbaiki model Proses Bisnis sesuai dengan perbaikan yang telah
dilakukan; dan
5. mendapatkan pengesahan dari pimpinan unit organisasi untuk
pemberlakukan .
Format yang dapat digunakan dalam menyusun langkah-langkah perbaikan
Proses Bisnis adalah sebagai berikut:

Tabet 2
Format Perbaikan Proses Bisnis
Unit Organisasi: Pelayanan Perbendaharaan Negara

Pencairan Penurunan Peruabahan s • Sesuai


anggaran belanja lamanya waktu waktu pener­ (streamlining! peraturan/
negara penerbitan bitan Surat simplification) keputusan
Surat Perintah Perintah mengenai
Pencairan Pencairan pelaksana­
Dana (SP2D) Dana an APBN
(SP2D), dari tidak diatur
sem ula rata­ secara eks­
rata 3 jam plisit waktu
menjadi 1 penyelesai­
jam an penerbit
an SP2D.
• Mengubah
proses atau
aktivitas yg
dilakukan
secara
manual
dengan
pengg!Jna­
an aplikasi
berbasis
TI K.
2. . .. dst.
Peturlfuk:
a. Nama Proses Bisnis, diisi nama Proses Bisnis;
b. 1Ype Proses Bisnis, diisi memilih salah satu ti.p e Proses Bisnis: (i) Proses Manajemen, (ii) Proses Inti., atau (iii)
Proses Pendukung;
c. Harapan Pengguna Utama/ Pemicu Perbaikan, diisi uraian ringkas keinginan atau hal yang lebih baik dan
berbeda dibandingkan dengan periode waktu sebelumya;
d. Bentuk Perbaikan, diisi uraian mengenai sesuatu atau kondisi yang diinginkan;
e. A nalisis Perbaikan, diisi dengan uraian perti.mbangan atau kajian sesuai dengan peraturan perundang­
undangan dan dinamika kebutuhan internal organisasi, sehingga perbaikan dapat a tau ti.dak dapat
·

dilakukan;
f Kade Perbaikan, diisi dengan salah satu kode perbaikan: (i) penyederhanaan proses (SJ, �i) penghilangan
proses yang ti.dak perlu (E}, (iii) pembuatan proses yang sama sekali baru (R}, atau (iv) pengotomati.sasian
·

proses (A);
. g. Simpulan Perbaikan, diisi apakah perbaikan Proses Bisnis dapat atau ti.dak dapat dilaksanakan dengan
memperhati.kan analisis perbaikan.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTE R ! KEUANGAN
R EPUBLI K INDONES IA

-8-

E. Penentuan
Penentuan standar Proses Bisnis adalah untuk memberikan suatu kepastian
bagi para pengguna Proses Bisnis yang merupakan bagian dari proses analisis
Proses Bisnis dan merupakan hal yang penting bagi suatu unit organisasi,
terutama dalam melayani para pemangku kepentingan eksternal
(publik/ masyarakat dan Kementerian/ Lembaga Pemerintah Non Kementerian
yang lain) .
Penentuan standar Proses Bisnis dapat dilakukan melalui mekanisme
sebagai berikut (termasuk kombinasinya) , antara lain:
1. Focused Group Discussion, dengan melibatkan sekurang-kurangnya
penanggungj awab operasionalisasi proses yang terkait dengan pelaksanaan
tugasnya;
2 . Masukan dari pengguna langsung Proses Bisnis atau tata laksana dan/ atau
atau survei kepuasan pengguna atas peniberian layanan proses bisnis atau
tata laksana; dan
3 . Benchmark dengan Kementerian/ Lembaga Pemerintah Non Kementerian
dan Pemerintah Daerah yang telah menetapkan standar untuk tata laksana
yang sama atau sej enis.
Dalam implementasinya, penetapan atas standar suatu
Proses Bisnis yang telah disetujui pada akhirnya merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari SOP atas Proses Bisnis tersebut, dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik.
F. Penggambaran
Penggambaran Proses Bisnis ditentukan· oleh notasi dan
pola hubungan notasi. Notasi ini merupakan penanda bagi masing-masing
komponen suatu proses dalam suatu simbol.
Penggambaran model Proses Bisnis terdapat dalam beberapa tipe grafik yang
dapat digunakan, antara lain: Flowchart, Value Added Chain Diagram, Business
·

Process Management Notation (BPMN) , dan lainnya.


Dalam pedoman penataan Proses Bisnis sebagaimana yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 1 2 Tahun 20 1 1 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana (Business
Process) , notasi yang digunakan adalah BPMN.
Notasi dalam BPMN terdiri dari:
1 . Notasi Inti merupakan notasi yang dapat menggambarkan suatu proses
secara sederhana, meliputi:
a. event : penanda suatu kej adian;
b . aktivitas : penanda suatu kegiatan yang dilakukan dalam suatu proses; .
c . gateway : penanda pengambilan keputusan atau kontrol alur kegiatan;
d . penghubung : penanda yang menunjukkan hubungan antar elemen
proses; dan
e ., pool : suatu bidang gambar berupa kotak perseg1 panj ang yang
menj adi area penulisan diagram tata laksana.

www.jdih.kemenkeu.go.id
6'
M ENTER I KEUANGAN
R E PUBLI K INDONES IA

-9 -

2. Notasi Peristiwa/ kej adian (event) , merupakan penanda suatu kej adian dan
berdasarkan kej adian terbagi:
a. mulai (start) ,
b. antar (intermediate) , dan
c . berakhirnya (end) suatu proses .
Sedangkan menurut tipenya, peristiwa/ kej adian sangat beragam.
Peristiwa/ kej adian dapat berupa keluarnya suatu surat (message) , durasi,
ada suatu pengeculian (exception) , atau bahkan kej adian pembatalan
(cance� atau dihapuskan (terminate) .

0-
Proses dimulai
0
Kej adian selama proses
-0
Proses selesai atau
berakhir

@-
Pesan awal
@ Pesan
--@
Pesan berakhir / selesai

Deskripsi:
Sebuah pesan mulai datang dari pemangku kegiatan yang terlibat dan
memicu dimulainya proses, atau proses terus berlanjut. ,Pesan akhir
menunjukkan pesan yang dihasilkan pada akhir proses.

@-
Waktu awal
@
Waktu

Deskripsi:
Waktu atau siklus tertentu (misal setiap hari Senin pada pukul 1 3 . 30)
dapat diatur sebagai pemicu awal proses atau melanjutkan proses di
tengah kegiatan/ aktivitas .

®-
Aturan awal
®
Aturan

Deskripsi:
Pemicu ketika kondisi untuk aturan menj adi benar.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENT E R I KEUANGAN
R EPUBLll< INDONES IA

-10-

@---
Ketertautan awal
@
Ketertautan
--@
Ketertautan berakhir
Deskripsi:
Sebuah ketertautan adalah mekanisme untuk menghubungkan peristiwa
akhir dari satu aliran proses untuk awalan bagi alur proses lain .

@-
Mulai dari beberapa
@
Banyak bagian
-@
Berakhir dari be berapa
bagian bagian

Deskripsi:
Untuk awal beberapa kej adian, terdapat beberapa cara yang memicu
proses, atau melanjutkan proses dalam aktivitas antara. Hanya satu yang
diperlukan . Beberapa atribut kej adian menentukan yang mana dari j enis
lain yang berlaku sebagai pemicu. Untuk akhir beberapa kej adian, ada
beberapa konsekuensi akhir dari proses yang akan terj adi (misalnya,
beberapa pesan yang terkirim) .

3. Notasi Aktivitas/ kegiatan . Kegiatan dalam suatu proses dapat merupakan


suatu kegiatan tunggal (atomic) dapat pula merupakan suatu kumpulan
kegiatan atau disebut sebagai sub-proses (non atomic) . Bentuk notasi
aktivitas/ kegiatan, antara lain:

/ " / ""

'- � ""
J �

Kegiatan (serangkaian kegiatan) Kegiatan benilang


/ " / "

'- [±] � ""


II [±] ,

Kegiatan yang ringkas Kegiatan beragam yang berlangsung


secara serentak (tampilan ringkas
yang ditunjukan dengan tanda +)
· .

4. Notasi Keputusan (gateway) , merupakan notasi yang menunj ukkan


diperlukannya pengendalian kelanjutan alur suatu proses. Notasi
keputusan berperan mengatur apakah suatu proses dapat diteruskan atau
tidak atau sebaliknya apakah suatu proses lanjutan baru dapat
dilaksanakan bila kegiatan yang berbeda selesai bersamaan .

www.jdih.kemenkeu.go.id
r\'
M ENTE R ! KEUANGAN
REPUBLI K INDONES IA

-11-

Bila kedua kondisi tersebut ada, maka keputusan diperlukan . Terdapat tiga
j enis notasi keputusan, yaitu:
a. exclusive decision adalah pengambilan keputusan karena tergantung dari
kondisi atau masukan sebelumnya saj a;
b. event adalah pengambilan keputusan . tergantung dari adanya event
(misalnya harus ada surat keputusan) ; dan
c . paralel adalah pengembilan keputusan. hanya dilakukan bila seluruh
kegiatan sebelumnya sudah diterima lengkap .
Bentuk notasi keputusan (gateway) , antara lain :

Mewakili pengambilan keputusan


pertemuan simpangan (junctions)
temui dalam alur proses

5. Notasi Penghubung, .terdiri atas :


d . sequence flow, menunjukkan kegiatan yang dituju semata - mata
merupakan kelanjutan kegiatan sebelumnya;
e . message flow, menunjukkan adanya aliran pesan dimana proses yang
· dituju bukan kelanjutan proses sebelumnya; dan
f. association, menunjukkan bentuk hubungan antara dua proses atau
kegiatan.
Bentuk notasi penghubung, antara lain :

"

0- - - - - - - - - - - - - - �

Sequence flow (alur berurutan) Message flow (alur pesan)


merupakan penghubung antara
satu aktivitas dengan aktivitas yang
lain .

·············································· �

Association

6. Pool. Bagian inti merupakan kerangka yang menunjukkan suatu proses


atau kegiatan dikerj akan oleh siapa. Satu pool untuk merepresentasikan .
satu unit kerj a, fungsi atau j abatan tertentu. Pool memiliki dua bentuk yaitu
Swimlane dan Lane. Pada swimlane suatu proses dikerj akan oleh suatu unit
kerj a, fungsi atau j abatan tertentu. Sedangkan Lane (gabungan beberapa
poon menunjukkan adanya beberapa proses pada suatu unit kerj a yang
rriasing-masing dikerj akan oleh satu j abatan unit kerj a terse but.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M E NT E R ! KEUANGAN
R E P U BL I K I N D O N ES IA

- 12 -

Bentuk notasi pool:

CJ)
_J CJ)
0 Q) <IJ
(.) c:
0 e
ro
_J
0..
0..

Pools Lanes
Merupakan kumpulan aktivitas Merupakan pihak yang ·bertanggung
yang tergabung dalam se buah j awab terhadap proses
Proses

Contoh penggambaran notasi inti dalam suatur proses:

Gambar 4
Pemesanan Produksi

:_5.f.····-. · r-- -�.·--.----:-- . n


_. .· · . l _ _ _ _ _ _ _ , .

_;, ;,.,,_'�
·. • ·. f ·
.
LJ · ·· ·
.
'
'mt111!!"S"- .
. I1-".'.°,
·
.
. P•tHsanan Prcduksl
�-�---!--��--.....;,..-��-���- · ·

'
M1nd1pmlluln P911ywunan
P1rneNn1n J1dw1I

Gambar 5
Penyusunan Strategi Utang Jangka Menengah

Ii l--I4-----Mlll-t-i*an'--pmj-1P111--Mqlm--�---dlta---ANl-----l------il-
l<ls ------j
-- --M-tricloP-t-M-Slrltogi
j
l1
a

j l
www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENT E R ! KEUANGAN
R E PU BLI K INDONES IA

-13-

Dalam penyusunan peta (penggambaran) Proses Bisnis, masing-masing unit


organisasi Eselon I dapat menggunakan salah satu atau gabungan dari
berberapa tipe grafik. Pemilihan tipe grafik perlu pula memperhatikan ruang
lingkup dan kompleksitas tugas dan fungsi, serta keluaran (output) suatu unit
organisasi sesuai dengan peraturan perundang...:undangan .

G. Dokumen Proses Bisnis


Dalam penyusunan peta Proses Bisnis, terdapat 4 (empat) tingkatan, yaitu:
1. Level 0 : Peta Proses Bisnis . Level 0 ini memuat seluruh Proses Bisnis utama
di unit organisasi (Kementerian Keuangan -clan masing-masing unit
organisasi Eselon I) yang ter:diri dari Proses Bisnis utama, Proses Bisnis
pendukung, dan Proses Bisnis manajemen . Pada level ini menj adi dasar bagi
proses yang lebih detil lagi;
2. Level 1 : Model Bisnis atau Proses Kunci. Level 1 merupakan penj abaran dari
Proses Bisnis utama di Kementerian Keuangan dan masing-masing unit
organisasi Eselon I. Di level ini digambarkan proses yang dilakukan oleh
organisasi dan bagaimana satu proses dengan proses yang lainnya berbeda.
Level 1 merupakan level decomposisi pertama dan masih sama dengan
level O ;
3 . Level 2 : Kelompok Proses Bisnis atau Subproses. Level ini menunjukkan
end-to-end Proses Bisnis yang aktual pada level yang cukup tinggi. Level 2
memfokuskan pada interaksi dan perpindahan tq_nggung j awab antara aktor
utama dalam Proses Bisnis; dan
4 . Level 3 : Proses atau aktivitas, menunjukkan detail informasi secara
keseluruhan sehingga didapatkan pengertian yang menyeluruh mengenai
Proses Bisnis tersebut. Level 3 ini berisi flow proses, flow informasi, (input
dan output) , sistem informasi yang digunakan, dan pelaku yang melakukan
aktivitas tersebut.

Struktur hirarki level peta Proses Bisnis, dapat digambarkan di bawah ini :

Gambar 6
Hirarki Level Peta Proses Bisnis

www.jdih.kemenkeu.go.id 6'
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 1 4-

Selanjutnya dalam gambaran pelaksanaan . tugas dan fungsi pada salah satu
unit organisasi di Kementerian Keuangan di bidang pelaksanaan anggaran,
maka penj abaran peta Proses Bisnisnya sebagai berikut:

Gambar 7
Contoh Peta Proses Bisnis Pelaksanaan Anggaran*


''·' �
,, Penerimaan �
b eserta dokumen
·
''
1:1

"
dan � !!
pendukung, dan
p emeriksaan ADK �
Penatausahaa
n Kas Negara �"
� _ .... .. . ..
Pencetakan kartu
·· · ·· ��
if pengawasan serta �
� :;,
�! �
pencetakan
konsep dan net

r .. . '';:��uji�:· ,�··�·· ?�
� SP2D .!'

Pelaksanaan
��-
· · ketersediaan pagu
Anggaran dan pengesahan

... . '!£
SP2D
:_- :1.::··11;!jJ� '-�' t�·,1s�.� !..�l

Pencetakan dan i
\f
g � penetapan Dafter
Penguji dan Surat �
$ t Penegasan �
· Koreksi/Ralat ], · .

(SP2D) "§. Iir��:;���-;;: �; -�


b
ke-1 SP2D ke BO
dan l em b ar ke-2
SP2D ke Satker

Keterangan:
*) sebagai ilustrasi contoh pemetaan Proses Bisnis operasional/ inti pada masing-masing
tingkatan dan bukan menggambarkan kondisi nyata.

Tujuan dibuatnya format Proses Bisnis adalah untuk mendokumentasikan


proses pemetaan dan pembuatan Proses · Bisnis sehingga dapat digunakan,
antara lain untuk penyusunan pada level 3 yaitu SOP (SOP) secara efektif dan
dapat disahkan oleh pimpinan unit organisasi.

;, "'- J. , ·.

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ,

ttd .

BAMBANG P . S. BRODJONEGORO

www.jdih.kemenkeu.go.id
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 3 1 / PMK. 0 1 /2 0 1 5 TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN PROSES BISNIS,
KERANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN,
DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
MEN T E R ! KEUA N G A N
R EPUB L l l< INDONES IA

KERANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dalam pengambilan keputusan menunjukkan bahwa interaksi dalam proses


pengambilan keputusan sering tidak menambah nilai dan melibatkan orang­
orang yang tidak diperlukan (atau tidak memiliki pengaruh yang pen ting) .
Sebaliknya, dengan merampingkan proses pengambilan keputusan dengan
memperj efas peran akan dapat memiliki keuntungan yang signifikan terhadap
kemampuan produktivitas, kecepatan keputusan dan kualitas, kepuasan
karyawan, dan biaya.
Salah satu hasil dari diagnostik orgamsas1 yang dilakukan oleh
McKinsey&Company (konsultan . Transformasi Kelembagaan) sebagaimana
tertuang dalam cetak · biru Transformasi Kelembagaan, disampaikan bahwa
rekomendasi mengenai pendekatan yang konsisten dengan menggunakan
kerangka kerj a dan hak untuk mengambil keputusan dengan prinsip
Responsible, Approvql, Support, Consult, dan Inf armed (RASCI) pada masing­
masing tahapan proses (level 2 dan level 3) .
RASCI adalah suatu metodologi terkait pendefinisian tugas tanggung j awab
yang digunakan dalam manaj emen proyek, terutama untuk mengindentifikasi
peran dan tanggung j awab selama pelaksanaan proyek atau manaj emen
perubahan. Metode ini biasanya ditunjang dengan suatu bagan RASCI untuk
membantu mengkomunikasikan pembagian aktivitas, peran dan tanggung j awab
yang disepakati oleh seluruh pihak yang terkait dalam suatu proses pekerj aan .
RASCI merupakan sebuah rangka kerj a yang menghubungkan antara
pengambilan keputusan dan proses-proses kerja. Fungsinya adalah
menyederhanakan pengambilan keputusan dan menetapkan hak-hak
pengambilan keputusan pada langkah-langkah proses kerja.
Manfaat dalam pengambilan keputusan yang j elas :
1. mengidentifikasi b eban kerj a yang telah ditugaskan kepada karyawan tertentu
atau unit;
2 . memastikan bahwa proses tertentu tidak terlalu dominan;
3 . memastikan bahwa anggota baru mendapat penj elasan tentang peran dan
tanggung j awab;
4 . menemukan keseirnbangan yang tepat antara garis dan tanggung j awab
p e iaksanaan tugas;
5 . mendistribusikan kerja antara kelompok untuk mendapatkan efisiensi kerj a ·

yang le bih baik;


6 . terbuka untuk menyelesaikan konflik dan diskusi; dan
7 . mendokumentasikan peran dan tanggung j awab orang-orang dalam
.
organ1sasi .

www.jdih.kemenkeu.go.id 6'
M ENT E R ! KEUANGAN
R EPU B L l l< I N D ON E S I A

-2-

RASCI dalam peta proses bisnis:


1 . mengidentifikasi tugas-tugas tertentu dan sequencing;
2 . mengidentifikasi poin keputusan penting;
3 . merangkai pengambilan keputusan (keputusan matriks) ;
4 . secara eksplisit menunjuk tanggung j awab dan akuntabilitas; dan
5 . mengidentifikasi semua stakeholder pen ting.
RASCI dimaksud meliputi:
1 . Responsible (R) : sebagai "Pelaksana" yang mengawal dan mengembangkan
keputusan sampai keputusan tersebut akhirnya disetujui. Bersifat individual
dan tanggung j awabnya harus bersifat end-to-end untuk menj aga kualitas
kerj a dan keputusan yang dibuat. Tergantung pada kompleksitas kegiatan
atau aktivitas, sehingga bisa lebih dari satu individu/ pihak yang diidentifikasi
sebagai R.
2. Approval (A) : seseorang yang memberikan keputusan final sebelum tindakan
lebih lanj ut dilak s anakan. Berperan sebagai penanggung j awab akhir dalam
keputusan dan outcome yang nantinya dihasilkan . Dapat juga dibuat sebagai
"Accountable" j ika diperlukan membuat bagan tanggung j awab yang lebih
sederhana. Seharusnya terdapat hanya satu individu/ pihak sebagai A untuk
tiap aktivitas .
3 . Support (S) : · orang yang menyediakan input dalam bentuk informasi atau
dalam bentuk tindakan pendukung.
4. Consult (C) : merupakan seorang spesialis yang memiliki keahlian dan ia bisa
memberi kontribusi. Seharusnya pihak-pjhak terkait berkonsultasi pada orang
ini (misal: pihak ini membantu mendorong agar pihak pengambil keputusan
menyetuj ui keputusan) . Bisa lebih dari satu individu/ pihak sebagai C .
5 . Informed (I) : orang-orang yang perlu diberitahukan mengenai keputusan yang
diambil tapi orang tersebut tidak perlu ikut serta dalam proses kerj a (dan
tidak punya hak veto) dan memberi saran perbaikan setelah keputusan
dibuat.
Kerangka pengambilan keputusan dengan metode RASCI di susun melalui
matrik RASCI. Matrik RA SCI tersebut merupakan perangkat yang baik untuk
membantu memilah isu-isu tanggung j awab di dalam suatu proses atau
organisasi/ bagian . Dengan Matrik RASCI dapat merepresentasikan peran dari
masing-masing individu d i dalam proses mengidentifikasi siapa yang
bertanggungj awab (Responsible) , pemutus (Approval atau Accountable) ,
pendukung/ penyedia informasi (Support) , pihak yang dimintai
nasihat/ saran/ bimbingan (Consult) , dan pihak yang diberi tahu (Informed).
Matrik RASCI terdiri dari lajur yang memperlihatkan aktivitas atau tugas­
tugas yang d isusun secara menurun di sisi kiri dan peran-peran fungsional yang
.
· disusun secara mendatar pada bagian atas . Aktivitas atau tugas-tugas
merupakan tahapan utama dalam suatu proses yang diambil dari peta proses
bisnis atau Standar Operasional dan diuraikan dengan deskripsi ringkas/ singkat.

www.jdih.kemenkeu.go.id
6'
M E NTER ! KEUANGAN
R EPU B Llf< I N D O N ES IA

-3-

Berikut contoh Matrik RASCI yang disusun berdasarkan SOP.


Gambar 1
SOP Penerbitan SP2D non Gaji

.. DMWf 'llJIQfAfAJf = = : •11ta "':a'


- �'lfi{�-;;;-·---+--·
- =+-==-+---+-='-l
u KrM ·LS /'Ion r�or t111mpi1r1 "'"k11
J"l'ICll'l &/wliw 881'/8!1'8/L'llW. ckn/•t.1
1i..rtitt 1)(1nt..WiCuro1uk �Hi1N1 .•'lnA lflNi
d11fi <IOllU l'fktnln1<
DRllN' Hukum -: I f'cn.tunan Mcntcd Kcu.a111an Humur 190/PMK.05/20l'i lcnbtnl 'Tlata Cl\!'._ ;u Kht1.i11 ,.,, h•k Pf'")'ll�11 srM l."'- \tilhl.m
J"l!mba,�nm Dalmn Ranch �Jakunnn Anwran f'md11.palln dan Bel.an!•
Hepni; =��J-:,1::1,:a��.:·'::1�'::.
dtnpn ·
2 Peri111tun1n Dlrf:ktm .�oc\ttal Ptt�ndahlfAan Nomor PER·-47/ Pll/ 2009
. ...... "'"'' J4l'"lll!'Jl \l""' '""b;
k'nt•nJ lApcn-an Pn1maunsl«qban �ra:
ti Ati l\IUI k1ut.N11 btm\ll ltrt.I rnk\lp Mii
J hl'll.turan Olrtkmr Jent� Ptr�1Mhd11U'*"n l'iomor PER-OJ/P0/2010 rrtc kt'pAd.11 Kcpaa KrPN un111k
tm1tan1 Perkirun l�narikan Olln& Harilw S.tWU1 Ketju. dau �rkiruu1 mmnilrkfln)Mllnoln "'""' 111 11 b: 1h1n
�nc..u-.n O.nn ""�" KP.nhx· fltla)�M ��nc.h'11N1H.11 Nt'fp!'4'; c A• lcQflfiml«• tC'�u1111 c1 ..n rom,-...i
4 Pmtt\lran Ofrrictur .Jmdmll �btndllhmium N'c:innrr PtR-&&/PB/101 l ptne.llh )11fllll»n 111111'1' nrnb .ttiw. 1
tf<ntana: PtNh.man Krdu• 111u Penn1n1n otrekm.r Jend!ra1 Pr.rbmdahlvlul.n denpl f'rHnuan J'l'Nnd•111•u11daJll*t
ntmfnl•I pmpd..n ti.r.nal.tn-
Natrwr PER-�T/f'D/:2010 tcntan1 Tata Cara "'ncirbitlW 5urM i'wintM Pt"lnC'rinlah. •
l<k-mba)'4l' don SUra1 Pttint11h Pt�ir"1.n n..na: JI :'ll'M·t.$ ,..,,., litrll\lmlo.:T d ..llll dau l'ttl .Jt
S Pmihnan Oll"l'lkttlT' .Jcndmll f"e:Tbtlndahar.un HCICMr PF.R-19/1'0/201l J11111 dl1...ptrt r�ur lMJAk.
tmtan.i: Petunjuk Tek'nl1 Prnaap.m Tamla Tanpn Ekkuoo. Dt pada Anip Oat.a -ti Rl'!oM•"t• 1'1'111 1' IL"'!N•ll dilll1'!plri buJdt
Komputer Sun.I l'crintah Menib.y-.r; 1w.1on11/w11.- Sl'IP/tl!ll"8(1'l3Rl1. cl•nbll"-.!
.u.niu 11llftlll\A1il un\l.lk ptatnll'lll y.,,_ lirbih
,
� f'!oraNran Olttkmr Jt-n6mll PttbeodllhArun Nocnor PER· 19/PH/20 1 3 do"1 •h1 rria:nlnJ.
tcntan1 Tata C an l'nnb.)w.n d lli\ Pm.,embatilm U an g Mukll Alu Bi:ban
i\nptNU'I Ptnd111patlU\ dAn At.1Anj111. � . 51 ��i'�:��-��-:J:h·�:�=�
}{M'tf. b\lkll
7 Surat EcJu.n Nomor SE-33/PB/2009 tentana u,; Dlba l'daklmlun Siatem l"Of'Gn«J ltC"lll'I'
11111 1'/�'fl/fll'lf ll', d•ll111· 1\111'11 ht11rU urtl\IJI
Peup.11"1afWlll lftieri1nMn SUn1t l"nint11h Mentb.l,)11r R'IPM) d11n rten)'eT•IPin �II y11n1 ktJlh dMf lllN n"ln"nlnl•
Surat Pmnlilh Pmaitllft !Mn• tsr:n>t paU Kantor l'l:la,.\11nan 1� Dnn.r J-'rrtii\unpn JuniW. M....._um
Pttbtrulal\mun H'tRU.A- l\!:'11t'ltinln tMl'I. �,.11•1h Mnirilt.1
krlw-nulll'I "4'1h1111,.._.rt lf11.IAM IWt11.r
Pn"hlnan••n Jumlah MWlinum t'mrt11 l r1111
,....., .
g. llmf'titlk�nuan Sl'M, mfllplltl:
11 Mfnc•tt lrC'M'walan Wltlll. 11U1 ..n l"'Jal»c
l't'nlJ"jl d•u• l'r:n•nrl• .. "flJl" 11rM 1rr1n>M1
po1da SPM d� IY""'_,n 1a11d1i 1Mp11
Prl•bu• lfcbt Pnwtr. »-a: l'f'!lt'.t,f pt'l<k l<M>Jt.
•· Mil'ntrinui /'lQfftt'lt Anfriion. K1rtu ltfmn11u1
J\'ru""-' �1kN IM'IT'St rb.n mtnm(•lcb.Q (Ofo
:AJ r.:w.1!t-;',... 1:1�1u1:r7,:��;{r•-'-
31 Mrmmlr• MIHT1*l'S1 pmuUMJI dli..
pt1Up$ pada J:IPI dcnpJt. pdUpi }11111 IJf'M, l"°nu1...11! Udak bu•rh IM"Jtlpll r:w.r.it.I
b:nanpu1an. Aplb&a. w:maJ rNkl prHn � pmul�.
•l<�l'7)11llo•n, h. T'mgujian JPM. mr\ipud:
l1, M,trtkuk•n p-rnind•••'ln KU<:t 11r1!1U.. 11 Mt-1111'-UI krbmiano.n. rrrhltun•n juinlah
nJoenuxokkan �tila1 pt'ILlp• pmcanw llflan!•/P"'ael.. nut 1llku11111 a,1, dffl�
S1m•t l'r:nnl•h �brf.w ISPMI piMfJl AptlkMi Jllm,.h p<>illflp11/pnM'fflna•11 •lmllll'WI
J>:r'f'N. Ap.Nla 1icWc al'CUAI � lioku!IM'fl ju..,,.h b!'nih tliil•m SJ'M m�liliul •fi6iluuli
1irl11• di1�ila• doln �UIM tRlktt" .....
1l>rrr.ibl11c1111 m"'�tkRn 1''0, jib r:t1111i :lj Joknp.ijl lrrttrlltd"'-rl dllll• p!ld• Mtl•tM,
...1 p111 t, '"'" fMli• lrl11nja. tUl•in mrA
nWui fl'llllW'S di.lon1utkiJR. 1trn�n fl'llC WrTMINM pn<\11. �JIM tlltlflllfl
<". M'rlnfrikM � Mnkti unnik !,;F'M T.S 11pflba& Kl1'tt.
0.-1'1111\ho1r11 :11 l<hu.u• mrtuil lll'>M ·L8 l'Mllf' ""JOl.IMll
,h'lol mdil("'l "''"'"" P""� .nkl!li, � va kt'tn......llft 1'-'U! utlflln l>n"pf'l'"-tl �
�rnm odP d11m,.. dl!n po:1up.1 •lkt'T l)!l'i\. f\IJI' mfftl�lfl11lilr111n \lat111•n
chprnulilhbn mm1rv;pllican ro Af-biilri rsual n1alr'llnW t't"ll".111ll•n \M.N'I l'l'IRP w1111u 111ii
pt'1l:ir111ti•1rvu1klan. �1a"N11n � 11i1rtbtik..n akh CJ\rtli111.r
f\, Mrn..,imll SN.1 bnrt'IA 1k>k\Jnlf'n pr"f1t{>1kun11 .�1utnlll i'Trbrfld•h•r-1111 ,
J.Mlm nrinltk#il du• \ll:rik1.1t AD.- dari IX"'lflll' "I Mrn111uj1 r.PN US hffil P1' •
w.lk.otr. � ktlHUM.n 1.111Pt1an drftAUI <111111.
Vrk1kuhn 11ormin1l•ir1111 1irllt. ADK SPM, po?rik11111n/konlr•lt l"'"IS wi..h
""'IAku••n pr.- trw.n.•kr· ADJC SPM, d1Mrrtp1ikan krr-t11 Kl>l'l'l1 •fl•n
I.I! kr.WMllMllll j11mkh 1'fl'01'1•\l'I rti.JM
y•n1 !nt.fll'l l ll.� .......,.,. 1U'W tlmpn.
mrmn.lid.t.t mt rrsrM. m�
kt:'Ksu..i1n ant411'11 hrnlnlp,JI SPM dmpn AUK 1liMI JWU14:-lr.
$.J'Pol mt1't�li J>elM'l!WaD 0..l'l"IHfto ""'lnkukM �htil11n SrM d11n d•lnlmni
mcTJf(X'll nabll A�klllL Apabii• fKtJlk K'IUai pmd11kunwt1 kepild• 15totlttt •P"Uik
n'll'oJol •Wnltnr.n 1tlkt'mh111:ihn 1\An pttu,p• lll"frlll!l1Uh1' pmrfllilwl 1)1w1 polTllk\IJl•n liiWc
flfllkr,r lflptt,...hlutn mM111�1d.n FO, jnta mcnlC't\ulll pc1.,1u111 u drllpn ll'lmrlll'llpitilwi
yan1 ttllah
1lit•ndn1•nlP'lu retii;.w. F'Q, t111n 111m:rlil"•nkan
Y.W•f -'kM J'l'l"l"" lllllllJUlUn, b-rtiullr po"l'ICml l•h11
L�.LLJ>k�·���hlL•�k,�lrn"2!1!!Jl"w!!"'*�"�""�"!L.l�·"""�"'l.L---'-�-1--�.l---'--' 1111•1111 bttluu1 .ul1u6 .t...n1UUt D1:Nfilll n.tllfor.rf

www.jdih.kemenkeu.go.id
MENTER I KEUANGAN
R EPUBLI K INDONES IA

- 4 -

llAnutll/ •ATKIPt/
.. M/10 ... .. , .,
•••
··-
.o;:;..,_---------..�»n;-·--�1;i�liin· h::==="""===·--- ..--
'""'.""""'"'k·..,�1111" 11. "'"'"\tftmll 3l'M lwtikm dokumrn
I •JM1bU11 �l'M mnnrnuhl ptt�"1ll'ltl .n, pmduJnmP.•· l•ndll lf"fim11 liembflr kt"•J.
..1.lnj111nw11 tfil.,ltukAn ptllo'IM "'tnlm• .4.rn� kmtrj:> $1'211 JMI ttillh IHJ*lltl. K111t"
Sl"l' <11 m m 11n11k11n lilrr.H t kl'f'�. rml(ftWllJtttl 1{"'1'1h dAl"I l<Arlll �11\'lll'flN! n
KM1trnk ''l U> IC lf"ltth 11lp•u•r. ""'I" KP:Ul \1W•i11
1rW1 11l1andlitwn1t1U1l d..n KqWI.. Sek1l
P1...._1t1 ,...._ lkJilat ,.._.Ina 1>9-: rmni1r11 r1 Uan11.
met1t'CIAlf llM �11mp11.ibft llW!dll fnimll Li. Nrlakullan pnnl111h1n 61'21), ktt1utdltm
lol'r1ul• 11<o1lrt1 """• ""l•i rl•ll• ""'"""'"' Ml'M ITW'1U'"l""'n:
11"1'1111'M frtoo. I llf'1llo11 huk1l f*-lt/•tiot
d111'1 (!fllll 1""' l U""$/liHllOfftrt'
(r.."lr/!'mf'0/55Df't �blor Jtco-...2 �
h t...,n.t't'ud1 kl'lrlu pr.njl'l•111111n ltt!nm1lt 11111111 "rM
otimnk••nd. :fttc lll �nk.
ktnbftt ft.2 d1"11 "-tttl 6ml(11n �PM Jrmbtlr
t.lrl1<'111<okn11 �Pillt •Lin 1Mmml'n

1- T -���:a��-:!i=����':�.:=::
�·2 timlu1:1 I l•lu) mnp11p 1�kurnm
rtnllulnln«J'IY"· lulnu l"f'flllJl111'" Mn knnm1.lt

I :::.:"�·�=• 1=1r:,,m;:�" ��" � :;;1�j��A;nrt !ubb.(


lcir-3 �
.:,:�� tr·
Unium unluk
l;:.":!:��
... -- ·- ------ ·--- kr •11tun kl'fjn.
���:tt1�,dt'i:i:1·i:r;.:
dlkemMNhn

knmr fl'"llt'IW•.nl'l lln.1fr"'1r �It t•nllfl �=


pmtf11k1,1n.,,,._, IN'ldoll t<rlmft k'mbl!r ln"·ll',
'"'lrrtll h'mh.r kf..:) bukfl P't•nt/�11' (9t'lr/�f6/!P.f:U'I
h Alrlnkuhn 1'"'"" tnrut klMlr 1t-111h1tr lft..4 .111n IU'>n.'lt'JI imw 11Hrtt111
'"""'"""'"" Sf"'Jfl, JM'Tl"'l11Un krinwt1 il•nt.nk,
UM brl\1 pmcll- Wln kh'ftlt. br'!U
!U"JI), t':�::."...., ltuntrM ktp..dll SubMJINI
�. Mml'rftilt bnu �-.n kft:dn 111u srM
d"lfTl)l)t..,d. hi.--.. , ... .. ,.,.I ...'In
•I M,.l11kl1k1u1 llC''"""'-..,Jt.1u1 •lril11 p11 1lt1 lmll"l'f' d�n n. MMMin� 1'1":10 lf'T!llJjW koo· I howllou bukll
"" !'11•/n 11rnitn" •lnm l"'•l• IWt�I �,, Ml•\11 . ptitonlf•lor r.l!t'/9Sf'O/ W..,DI'!.
l.l1"nR,11Ahun�bn hl'l•p d•I\ ntt l'f'Jl), k:.iorlu I
,..n�-"''" k""111, krtr111 pttll'l\Tllflo'WI klMltrflk
!:&l>ill
1-.,_ •..._l!l!Jl
hhtrr.. • •1•... .. ...
'

'"'" !!At hn�l itnkuMm pt11.dl.1kun111'1)'1I n ""'"""'lltJii l'>iln11r '""" lf\IJl 1""'1 l'i:UN1t l\'l'lt9•11111n .
\lnluk dlta .. klln kcpMU Krpala !kb!. h lt'"'"ill Mn mmC"1w-11•bn h-tnlMF 9tt< · I !lt,..Jll
I\" 11it11n IJ>tn!I dmpn 0•11111' l'ml\ll l d,1n Sur1t l"nqll t M.
1•. Jr.lf>nn!A\l"""h"'-itn hol1Jtfl p:Yl(lf>C/WI......
f.l"P/A..'t�1l/J9::11Fd') tnnl""' kt:·l Ul\lllk
ltit ..... ...... ... _.,.... u.... . , JW'Rlf'IM,111 pMll �lrlll IW.k.
11. Mtnl'ti:rllo11 1'1ln l:nt'�li kd"•1-mt 1lnkurw.tn .
<t. "'"1CTUiili11rt �bn.r 1't"· l !l:r::u, dmll"f! th•""'
hrrll f* knfl"'tfl d11n "'' �,.JO, kllrm ""'1i::nl• dnn l!tunot l�·n••I•"''" lltp�hl · Kf't)ftlfl
fl"'T' .. -wm IITT'd 1 1, brh1 pm""""'ll -.1 k!!"'tlflk
•l11n SPM (n;kul doikumm �dukunanr­ ,.-�--������-���-��· 11---1--!�-f-��+-���
K•;!i;-�!!il-
it.
hM1rtt11; 1 nd o11 wnm• kmh•n fiif' ·1.
b.
1
M'o:nlfllll lce1cnnl.lamt PtlflV �n kanu
M°("l11 Utibn

lorb.uul1 o
i 1 .t.,1.10
la:1nxdlnlin
Ofwn•!nn.i. lottl"tR-""- flOP pr.n111nt,.,...
d111111 ptdll. 1.llln k

t""'l" -MfT �lt. b. Mmdi1I d"" men�IPl'll lmtti.r lu:·l


Mt"nrittl krwTa•inrl 11nl11r• ft� rknll'n !MD 11-.n o.n11r f'ml'IJI dfW'I 1'11r111
k•.,lll'°r 1l11n nr"l f:..-l ll lW'liJ""i: ·
I J .l11Mhrih lw1 .. l'I:
Jl 1'C•rri. p:nt"rtnu1;
;.-. :::u.::�Ei'l
�""'"
l F'tlnk•M &ok.i 8'ink. • -····---······ ·---
ll
""''"""' ""1':mfn11'"'1�tfm.,: .t11n ll .Ml'nttlm11 m"2D YMlr rrlllh d1!11nrtamn�nl.
'41 kMle- ltlln k l)fl�r111"'n11l J'lllllJ rli1t1njufri. Mn mrm!Nbuhl "lnnp:I lln'lbttl J"llf• lfmhnr
11 M"'rno:'!'OI ..\, �r>d k""""'r SPIU tkm Ki'lrlu h · l ,1'21'
''°"""-wm K""U' orrl 11 nw"n•nd1•l•npn1 r�
�I'll>.
tt. MmffU !lk11n kmbltr Jtt<.. I Sf"ll> d11n l'Wl.r
l'tn11tJI .-rrl • 8tUnl l't".."'"'" k"J"'ldll Kt!Hll•
.... A1>11hihl 1rrrl'J'fl' ftrlrif )l'lnll tkllll< mm1maht lt1nlor,
Jl""fU•tan untuk ditrrbltlam Sl'JU·�·· '!Mb JO. Kt,.,. K1111ton
SM4 M..cn• ddn1mrn rr.ndulnl� 11.
1l1fri.. n1t....llknn kt
l'm�tinll•m :<tt>i.t.
1"111 \ctt -uli !'IOI'
Mrnu1t11 11 tMnt111r kr·I !ll'JI), Dnfl.r f'ttl ll\IJI.
1tm1 "Ufllll f'mtp!lllrl d11rl ""':111 nimk.
b. Mt>nl!'llti �1�111 11 •"'"" Jmillftr kt t lW,m
(, llt1\.111U11 \ll\h1k �P'"-1 ·1� 111'11""'1 IAf\Akll dt•t1•1l l>�nttl' f'mfll l.li 'll'l t'llJ Ulllo
ptml•t'llf'll n t•mlNin uan« rnuka 1111• II J\ltll ll'lh lwto11lh1 lt11n
Jl"'rj11njlftn/k<'onnl'lk, k•ri11k �fl!ll l'tnaitn1n JI Pl•irlll pennl m11.
o.1n11 mtnylt1'l,.. n ll11n �n111•u••h11luln: 1•frnand11t""'*""lt f)�flnr r1•1lJll.l) I llrln fh1tlll
A11M..urn1 jto1n1n11n un1111:muk,.;' rm...,;.� .
A..tl llUtlll kllll""' 11rr1n111 ...... 1 ..uJmp llMI •I Mt�tmUatr'I ticirro-i!a l"rkb1uu1 9ubhlil111n
rn;: k't"fl'l.1 �r•lll l<f'f'tl un1uk Vnmm.
tnf'IWl'lfrlcM j11mln11n u.,n11 mvb d•n:
A•ll kUF1ft1m111!1 ln1Uh• dll ri l'llmP"IOIM
l'"'"'hn jflri111111n Uft"1t muk11 -•01
f'""'1 urw" l""n1M11n1t 1111<lmtll!ln n�nlll
pm..,.tn..n lJl'll'MllffiHl.: J'l'l'V'f'•lll• h .
" •"°""'l�bn ktopwitl �IAk•M �k�
__J_""-""'-"'Jl'"""�����...L��...L..:!!:.....L-��L..�--''---�-

www.jdih.kemenkeu.go.id
· MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 5 -

nto.\'T Mrnnt.lt SATlltR.


.\'? l'RAIA:f KJ:GIATAN U J . ltO
·

tlrf/C'S j �IT'1f:« KPA


· ""'•h•n.; ii.,hh�cl•11"i"ii111"'
i
' ) .. ' ., " ' ' \ " ' • ' I'• ' l�I · ' I ' '. · h • L ' f 'o • > 1•,1 • ,
.
'"' " ' '
,
· , •, , t , . , . . . , . , , ... . , . ,

• 1 1 , •-
, ·'
lt • 1 . · 1 l . .. .

· •· ! . 1 , ; • ...
" r " 1 ; 1 - t • · r,': •J I

; •• i. . . • '
' "• 1 • r , . I ·
•• , . '
• .. •• ' , .• " l . � " I >· . �··· . . .
I • . • I 1 1 1" 1·� l 1!o1< 1 ' ' W l � ' , , _.
• .•• ,.! , ' 1 ·· . •. ; '.1'.' �-. ·
r� , ·:• . . • t;• .. [iV
,. . 'l l �' ' ' . • I •. 1, . . , . . _
'•
. !··
. ·' ''
�"·
'··
, I
''

. '" , ,,
,, J•
. . , . 1 w 1· I

.1 ,,.
"'

.1 h
• • '• 1 « 1 '< •I ,l• ' l 1 '
, .. , I ,, ·

,, ,, •h1I :•
·

.
•, , : 1 , . q · J t l

· 1 ' � · " • I ' "'


•; • � ' ' '
,
. '· I " I i
• 1 I • . · • J 1 , , � I I •\ I ' • ' ' I • I " " · " ' '·
">

I.·:::
·
: • •.
·

'
·,·� . •
/�
• ,1 : '' "'' ' : : ! .' I :
- I : . '.' ·, ,· · : ·::1 '. 1 !1•·. · � :.1.:1:
, . ,. , .,.
�:
·: I 'l l •··-+ �Vfi'
· ., . . .
��
:
1 ,,
·
l
,

'i
, , . . , .. . 1 · · r · l · > · l·l • ' • ' . i · t ·; · , ,. , . ,
·: •II i ' ' ' ' • �. l ' . I \ '
·

.. "" ., · •.•:) kr- / . · l:·•l'l• ;" · � t " " l . ' J\ �; •:1··-·:


'

I · , ' ·· "''I
., , . . . . - •
�·
' ,. '"I'
: · � " ', · • ' I.:.'• o
;•·
····� "· '" " ' 1 .. . .
! "'
' . ..
·
··+''.:·:��i�·!!�'.':.;;�.;;.;;�:: ·---- -,-- - · ---
. , ._, "' ' " ' I " '" I' ' "
� "" I I , .. ".fl'' " � 1'•rtl � I ; I "' � I.·,< "
·

.; • .; , ' ! ! . " " ' · ) I 11•


; :, ... ' ·. :I', '. / .'' ' '
��I' •I'�·
·
- - ·-- -
- .. ·'
, "'· . .• : ' 1 < · 1•1 .• · l''I , 1 ,
· l · •" • ' • • ' • • l • · · · " • " • ' I · ·

' .

• : � 11 �
.

, \ p � 1> ' · 1 � r1 ' • \ ,l l n


� t

!IT'" '
.. .
:• '• l "r
'
:: ·.:·.'i:rJ : !�'·1 : 1. 1� ,':r..:\ '.,'r: �;; -r1, ,•,';.1', ;��
: '.. :·�<:;:,:·:· :;· ;,.·L ·� ';:·"':.I : :-.":::
:· : :;'. ..
' �.l · '
' 1 w
��.':'.'., :.�":'.";�;;:'.::· �:"':'.��i''""•1.:.;:1•".�· '' "' 1 1 h . i,.,, j
.
.
.
I

.''1.'.1 r'. , ..''.�;;,; !.;,:_:'!' , I __ L_�


t 1 I • I t 1 .I ' l • l ' . • I " I ! '.'. 1 1 • • • ' 1 " 1 • > ' fl • " • '• 1 1' 1 • \ ' °' ' " " ! • : l l • ! i '"' l'U ' ' 01-.10 \ ; M ' ' I. r •;
>" t " . " ' '' ,.f ;,r " 1 '." I !' I ! ' l 1:• �: i �':I J �

'.>r1.1�• r!!" 1 1,11-,1· l \ · I � . , , . 1 ,. , 1 > , . ,

-�;��::; . ,. , , . . . , , . . ..

Tabel 1
Matrik RASCI Penerbitan SP2 D non Gaj i
Pelaksana
Bank dan Petugas Pelaksana Kepala Pelaksana Kepala Kepala
Penerbitan SP2D non Gaji Subbag.
Satker Fci Sie. PD Sie. PD Sie. Bank Sie. Bank Kantor
Um urn
Penelitian kelengkapan dan I RIA c
kebenaran dokumen SPM serta
Pemeriksaan ADK
Pencetakan Kartu Pengawasan Kredit s R A I I
serta konsep dan net SP2D
Pengujian ketersediaan pagu s RIA I c
anggaran dan penetapan SP2D
Pencetakan dan pengesahan Daftar I s RIA c
Penguji, Surat Penegasan, dan
lembar ke-1 SP2D
Pengiriman SP2D I c s RIA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK IND ONESIA ,

ttd .

BAMBANG P. S . BRODJONEGORO

www.jdih.kemenkeu.go.id
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 131 / PMK. 0 1 / 20 1 5 TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN PROSES BISNIS,
KERANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN,
DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
M ENTER I KEUANGAN KEUANGAN
R EPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KEMENTERIAN KEUAN GAN

A. SOP pada unit organisasi Eselon I atau unit organisasi ad-hoc

Berdasarkan j enis tugas dan fungsi, SOP di lingkungan organisasi


·

Kementerian Keuangan dapat dikelompokkan sebagai: (i) SOP Substantif dan


(ii) SOP Fasilitatif. SOP Substantif merupakan serangkaian instruksi tertulis
yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi tugas
dan fungsi te :knis atau spesifik (core business) unit organisasi bersangkutari .
Adapun SOP Fasilitatif merupakan serangkaian ins�ruksi tertulis
yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi tugas
dan fungsi pendukung lainny� (supporting). Sebagai contoh, SOP Substantif
di Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, yaitu SOP
Penandatanganan Perj anj ian Pinj aman Multilateral/ Tunai/ Bilateral. Adapun
SOP Fasilitatif di Direktorat Jenderal Anggaran dan yang juga terdapat di unit
Eselon I lainnya,, misal SOP Penyelesaian Usulan Kenaikan Pangkat Pegawai
Golongan lb s . d . IId .

Guna memberikan kej elasan dan kepastian terhadap keseluruhan proses


penyusunan dan/ atau penyempurnaan SOP pada semua unit organisasi atau
satuan kerj a di lingkungan Kementerian Keuangan, maka diperlukan
pengaturan periode waktu penyusurtan SOP dalam 1 (satu) tahun dengan
ketentuan sebagai berikut.
1 . Periode waktu penyusunan SOP terbagi atas :
a. Semester I, bulan Januari s . d . Juni; dan
b. Semester II, bulan Juli s . d . Desember.
2 . Untuk usulan SOP tertentu yang berkaitan dengan kebutuhan khusus,
mendesak, dan strategis atau merupakan rekomendasi dari aparat
pengawasan dan/ atau pelaksanaan ke tentuan peraturan perundang­
undangan diproses dalam kesempatan pertama dan dikecualikan dari
periodisasi sebagaimana angka 1 di atas .

www.jdih.kemenkeu.go.id
�I
M ENTER ! KEUANGAN
R EPUBUK INDONESIA

-2-

Selanjutnya, dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pada masing-masing unit


di lingkungan kementerian Keuangan, SOP yang berlaku adalah SOP Reguler
Kementerian Keuangan dan dapat dikembangkan . menj adi SOP Bertautan
(SOP-Link)

Pengaturan format SOP Reguler Kementerian Keuangan ditujukan untuk


memberikan kekhasan bentuk dan pembakuan format. Adapun susunan format
SOP Reguler Kementerian Keuangan, adalah sebagai berikut.
1. Kepala/ kop naskah SOP
Kepala/ kop naskah SOP, terdiri atas :
a. Jogo Kementerian Keuangan, dengan bentuk dan ukuran yang proposional
sesuai dengan lebar nama unit organisasi dan nama SOP dengan warna
hitam putih;
b. nama instansi/ unit organisasi, terdiri atas : (1) baris pertama, nama
organisasi Itementerian Keuangan, (2) baris kedua, nama unit organisasi
Eselon l sebagai pemilik SOP, dan (3) baris ketiga, nama unit organisasi
pelaksana SOP;
c. nama SOP, berupa ringkasan dari pokok prosedur;
d. nomor SOP, yaitu nomor urut naskah prosedur;
e. tanggal penetapan, yaitu tanggal/ waktu efektif pertama kali diberlakukan
prosedur;
f. tanggal revisi, yaitu tanggal/ waktu penetapan perubahan/ revisi SOP; dan
g. rev1s1 ke berapa, yaitu keterangan · telah berapa kali (frekuensi)
perubahan/ revisi.

Gambar 1
Format Kepala/ Kop SOP Kantor Pusat

KEM ENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK I DONESIA


SEKREfARIAT JENDERAL
BIRO ORGANISASI DAN KEfATALAKS

Standar Operasional Pro sedu


Pengelolaan Surat Masuk
N o . S O P : 1 -TU Tanggal Penetapan: 0 1 -06-20 1 1 Tanggal Revisi: 0 1 -02-2 0 1 2 Revisi ke- 1

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA

-3-

Gambar 2
Format Kepala/ Kop SOP Instansi Vertikal

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK I DONESIA


DIREKTORAT JEND ERAL KEKAYAAN N GARA
KANTOR WILAYAH

Stan d ar Operasional Prosedu


Penetapan Status Penggunaan BMN Berupa Tanah
·

Dan/ Atau Bangunan


No. S O P: 1 - B MN Tanggal Penetapan: 0 1 -06-20 1 1 Tanggal Revisi: 0 1 -02 -2 0 1 2 Revisi ke- 1

• • • •
Gambar 3
Format Kepala/ Kop SOP Unit Pelaksana Teknis

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK I DONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K ANGAN
BALA! PENDIDIKAN DAN PELATIHAN K ANGAN

Standar Operasional Prose dur:


Penyusunan Modul Diklat
No. SOP: 1 -RBG Tanggal Penetapan: 0 1 -06-20 1 1 Tanggal Revisi: 0 1 �02 -2 0 1 2 Revisi ke- 1

2 . Isi naskah SOP


Isi naskah SOP, paling sedikit memuat:
a. deskripsi, yaitu uraian singkat untuk menj elaskan gambaran suatu
proses;
b . dasar hukum, yaitu peraturan perundang-undangan relevan (terkait
langsung) yang menj adi acuan pelaksanaan atau operasional kegiatan;
c . ketertautan, yaitu informasi ketertautan dengan S O P lainnya;
d. pihak-pihak yang terlibat, yaitu para pemangku kegiatan yang menj adi
bagian dari keseluruhan pihak/ subyek yang terlibat dalam pe iaksanaan
kegiatan;

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER! KEUANGAN
R E PUBLIK INDONES IA

-4-

e . persyaratan dan perlengkapan, yaitu dokumen/ berkas/ naskah dinas dan


bahan-bahan lainnya yang digunakan sebagai alat bantu pelaksanaan
kegiatan;
f. keluaran (output) , yaitu basil akhir dari pelaksanaan kegiatan;
g. j angka waktu penyelesaian, yaitu wak tu keseluruhan dari pada saat
dimulai sampai dengan berakhirnya pelaksanaan kegiatan untuk
menghasilkan keluaran atau waktu dari masing-masing tahapan
aktivitas/ kegiatan yang dilaksanakan oleh pemangku kegiatan;
h . perhatian, yaitu informasi yang berkaitan dengan manfaat terhadap
pelaksanaan SOP ini maupun implikasi atau akibat yang rhungkin timbul
apabila tahapan aktivitas/ kegiatan tidak dilakukan dengan baik;
I. matriks RASCI, yaitu gambaran kerangka pengambilan keputusan dengan
·

metode RASCI sesuai dengan uraian aktivitas utama dalam kegiatan


yang diuraikan dalam SOP;
J . prosedur kerj a, yaitu uraian lengkap keseluruhan tahapan
aktivitas/ kegiatan; dan
k. bagan alir (flowchart) , yaitu bentuk lain dari prosedur kerj a
yang menggunakan simbol-simbol yang umum digunakan dalam
menggambarkan tahapan aktivitas / kegiatan atau :inemvisualisasikan
suatu aktivitas .

3. Pengesahan naskah SOP


Pengesahan naskah SOP merupakan bagian kolom penandatanganan
setiap SOP oleh pej abat struktural pada unit organisasi pelaksana SOP atau
pej abat struktural pada unit organisasi yang memiliki kewenangan untuk
menandatangani SOP. Pengesahan naskah SOP diletakkan di sebelah kanan
akhir halaman setelah bagan alir (flowchart) , yang terdiri atas rumusan :
(i) baris pertama "Disahkan oleh:", (ii) baris kedua nama j abatan ditulis
dengan huruf awal kapital dan diakhiri tanda baca koma (,) , (iii) ruang tanda
tangan pej abat, dan (iv) nama pej abat ditulis dengan huruf awal kapital dan
.
NIP.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA

-5-

Gambar 4
Format SOP Reguler Kementerian Keuangan

KEM ENTERIAN KEUANQAN REPUBLIK INDONESIA

*
S EKRETARIAT JENDERAL
BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN

Standar Operasional Prosedur


Pengelolaan Surat Masuk
No. SOP: 1 -TU Tanggal Penetapan: 0 1 - 06-20 1 1 I Tanggal Revisi: 0 1 -02 -2 0 1 2 I Revisi ke- 1

1. Deskripsi:
a. . . . ,

b . . . . dst;

2. Dasar Hukum:
a. . . . ,
b . . . . dst;

3. Ketertautan:
a. . . . ,

b. . . . dst;

4. Pihak-Pihak yang Terlibat:


a. . . . ,
b. . . . dst;

5. Persyaratan dan Perlengkapan:


a. . . . ,
b . . . . dst;

6. Keluaran (Output) :
...

7. Jangka Waktu Penyelesaian:


. . . iam/hari keria efektif

8. Perhatian:
a. . . . ,
b . . . . dst;

9. Matriks RASCI

1 0. Prosedur Kerja:
a. . . . ,

b . . . . dst;

1 1 . Bagan Alir (Flowchart):

Pembuatan bagan alir (.flowchart) dapat menggunakan program software/ aplikasi


yang· tersedia di komputer (misal: Microsoft Office Visio)

Disahkan oleh:
. (Nama jabatan) ,

www.jdih.kemenkeu.go.id o'
M ENTER ! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA

-6-

4 . Pengetikan naskah SOP


SOP ditetapkan dengan Keputusan Pimpinan unit arganisasi Eselan I.
Oleh sebab itu, pengetikan SOP yang b e rkaitan dengan : (i) penggunaan
kertas, (ii) marj in atau ruang pengetikan, dan (iii) j enis huruf (font)
menyesuaikan dengan ketentuan pedaman penyusunan peraturan dan
keputusan yang berlaku di lingkungan Kementerian Keuangan . Sedangkan,
ukuran huruf (font size) diatur sebagai berikut:
a. nama instansi/ unit arganisasi: (i) baris pertama, nama arganisasi
Kementerian Keuangan : ukuran 1 3 , (ii) baris kedua, nama unit arganisasi
Eselan I sebagai pemilik SOP: ukuran 1 2 , dan (iii) baris ketiga, nama unit
arganisasi pelaksana SOP: ukuran 1 2 ;
b . nama SOP: (i) baris pertama: ukuran 1 2 dan (ii) baris kedua: ukuran 1 3 ;
c . namar SOP, tanggal penetapan, tanggal revisi, dan revisi ke- . . . : ukuran 1 0 ;
d. isi dan pengesahan naskah SOP: ukuran 1 2 ; dan
e . penggunaaan marj in diatur dengan ketentuan :
1 ) marj in atas : 1 cm
2) marj in bawah : 2 cm
3) marj in kiri : 2 , 5 cm
4) marjin kanan : 2 cm.

Setiap SOP diberi namar sebagai bagian dari iderititas dan untuk
membedakan dengan SOP lainnya. Susunan penamaran SOP, terdiri atas:

Namar urut - Kade Bidang Kegiatan/ Unit arganisasi

Cantah namar SOP:

Namar SOP: 1 - KEU

Namar urut adalah angka yang menunjukkan urutan SOP sesuai dengan
pengelampakan masing-masing bidang kegiatan atau unit arganisasi. Kade
Bidang Kegiatan/ Unit Organisasi adalah inisial huruf (singkatan atau akranim)
dari j enis kegiatan atau dapat merujuk pada namenklatur unit arganisasi
(misal: perencanaan dan pengembangan diklat (RBG) , pelayanan pencairan dana
(SP2 D) , administrasi kepegawaian (PEG) , administrasi keuangan (KEU) ,
pelayanan identitas Waj ib Paj ak (NPWP) , pelayanan dakumen impartasi (PIB) ,
pelayanan pita cukai (PCK) , dan seterusnya) .

Masing� masing unit arganisasi Eselan I dapat l'Il: enyusun dan menetapkan
tersendiri Kade Bidang Kegiatari/ Unit arganisasi.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA

-7-

Dalam hal SOP diubah/ direvisi, penomoran SOP menj adi sebagai berikut:
1. pemecahan/ pemisahan (split) satu SOP menj adi dua atau lebih SOP; nomor
SOP berubah dengan menambahkan huruf kecil setelah angka nomor urut
SOP dan dimulai dari SOP awal pada saat belum diubah/ direvisi;
Contoh nomor SOP:

Nomor SOP: 1 - KEU S O P yang awal

___.
Noin.or SOP: l a- KEU •
SOP hasil perubahan dengan .

Nomor SOP: 1 b- KEU memecah / memisahkan
menjadi tiga S O P

r---. N omor SOP: 1 c- KEU

2. penghapusan SOP; apabila terdapat SOP yang sudah tidak relevan dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi, maka pada saat suatu SOP
dinyatakan tidak berlaku seiring itu pula nomor urut yang menj adi identitas
SOP tersebut juga tidak berlaku. Namun, apabila dilakukan pemutakhiran
kembali nomor dan jumlah SOP suatu unit organisasi, maka pengurutan
nomor SOP secara keseluruhan dapat dilakukan mulai dari awal.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA

-8-

Gambar 5
Format SOP Reguler Kementenan Keuangan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


SEKRETARIAT JENDERAL
BIRO ORGANIBABI DAN KETATALAKBANAAN

Standar Operasional Prosedur


Penyusunan
·
dan Penetapan SOP Vnit Organisasi Eselon II
di Lingkungan Sekretariat Jenderal
No. Tanggal ReVisi:

I
SOP: 75/ SOP Tanggal Penetapan: Revisi ke- 1
28 De�mber 20 1 2 1 Ja:nuari 20 15

1. Deskripsi
Merupakan SOP yang menggambarkan proses. pelaksanaan reviu at.as konsep S O P yang
diusulkan oleh unit E selon II di lingkungan Sekret;;uiat Jenderal dan penetapan atas
SOP te rs ebut dalain bentuk Keputusan Sekretaris Jenderal.

2. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK. 0 1 / 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Prosedu:r; Operasi {standard Operating ,Procedures)
di Lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana . telah diubah d en gan Peraturan
Mented Keuangan Nomor 55/PM. 1 / 2007.
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK. 0 1 /20 1 4 tentang Organisasi dan Tata
Ke rja · Kementerian Keuangan,

3. Ketertautan
SOP ini memiliki ketertautan dengan proses penyusunan SOP pada masing-masing unit
E selo n II di lingkungan Sekretariat Jenderal. · ·
4. Pihak-Pihak yang Terlibat
a. Unit E selon II
b. Se.kretaris Jenderal
c. Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan
d. Kepala Bagian Ketatalaksanaan I/ II
e. Kepala Subbagian Ketatalaksanaan I A/B / C atau Kepala Subbagian
Ketatalakf>aoaan II A/B/C
f. Pelaksana*:
1) Analis Ketatalaksanaan
2) Pengolah Data Ketatalaksanaan
3) Pengadministrasi Umum

5. Persyaratan dan Perlengkapan


a. Nota dinas mengenai usulan SOP beserta kons ep S OP unit Eselon II.
b. Peraturan terkait konsep SOP yang diuslilkan .unit Eselon II.
c. Peraturan Menteri Keuangan menegnai Pedoman Penyusunan SOP· di lingkungan
Kementerian Ke uangan.

6. Keluaran (Output)
Keputusan Sekretaris Jenderal Tentang Standar Operasional Pros e dur Sekretariat
Jenderal.

7. Jangka Waktu Penyelesalan


40 (em pat pliluh) hari kerj a efokti.f.

8. Perhatlan
S OP ini bermanfaat bagi kinerja Biro Organisasi dap_ Ketatalaksanaan dalam
memberikan layanan kepada unit-unit E selon II di lingktingan Se.kretariat · Jenderal.
Dalam hal SOP irii tidak terlaksana <lengan baik, maka SOP yang ada pada unit Eselon
·
II tidak valid, andal, dan .efektif.

9. Matrlks RASCI

Pen:rmunan clan Pengolah Peng-


Unit Kuo
Penetapan SOP Ullit !!esjen Kuai Kasubl!ai An alls
F.eelon n Orpnta Data administraai
Ell elon II Setjen

. Penyampaian usulan
R/A I I
konsep SOP

Persiapan reviu usuJan


8
konsep SOP
Analisis dan
R c 8
nenvusunan catatan

www.jdih.kemenkeu.go.id
6'
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONESIA

-9 -

hasil reviu SOP


Pernbahasan atas hasil
R c 8 8
reviu SOP
Pengesahan dokurnen
A
SOP
Peneta""" $OP Setien I R/A I
10. Prosedur Kerj...
a. Pimpillan unit E selon II di lingktmgan Sekretariat .Jenderal menyanipaikan tisulan
S OP kepada Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dengan tembusan kep ada
Sekretaris Jenderal.

b. B iro Qrgauisasi dan Ke tatalaksanaan melakukan reviu dan penelitian terhadap


usulan SOP yang disampaikan oleh pimpinan unit E se lo n II, de ngan tahap�:

1) penyamp aian disposisi atas nota dinas. mengenai usulan konsep SOP unit Eselon
II oleh Kepala Biro kepada �epala Bagi.an Ketatalaksanaan I/II;

2) Ke pala Bagian Ketatalaksanaan terkait menyampaikan arahan kepada Ka su b bag


terkait untuk melakukan reviu;

3) Kepala Subbagian terkait menugaskan Analis dart Pengolah Data


Ketatalaksanaan untuk melakukan reviu atas usulan konsep SOP;

4) Pengolali Data Ketatalaksauaan mengumpulkan bahan dan/ atau data tetkait


usulan konsep SOP;

5) Analis Ketatalaksanaan melakukan reviu atas usulan konsep SOP;

6) Analis Ketatalaksanaan IIl,enyusun k<;>nsep nota dinas Kep ala . J3iro kepad a
pimpinan unit E se lon II pengusul beserta cat.at.an at.as hasil reviu SOP;

7) Pengadminisb.asi Umum Ketata1aksanaan mengadrililristrasikan dan


menyampaikan permintaan tanda tangan at.as konsep nota dinas Kepala Biro
kepada pimpinan unit E selon II pengusul beserta c atatan at.as hasil reviu SOP;

8) Ke pala Subbagian terkait meneliti dan memaraf k01isep nota dinas Kepala Biro
kepada p impinan unitEselon II pengusul beserta catatan atas basil reviu SOP;
9) Kepala Bagian Ketatalaksanaan terkait memeriksa dan memaraf konsep nota
dinas Ke pali:i Biro kepada pimpinan umt E seion H pengusu1
·
beserta catatan atas
hasil reviu SOP; dan

lO) Kepala Biro menandatangani konsep nota dinas Kepala Biro kepada
·
pimpinan
unit Eselon II pen gusul beserta catatan atas hasil reviu SOP�

c. D alam hal diperlukan, dilakukan rapat pe;rnbahasan mehgenai nasil reviu atas
usulan konsep SOP. Pembahasan clilakukan dalam rangka konfi.rmasi/pe;rmintaan
keterangan tambahan atas usulan konsep SOP.

d. Perbaikan usulan konsep ' SOP oleh unit E s elon II pengustil se suai dengan catatan
atas basil reviu SOP

e . Finalisasi/reviu ulang atas konsep SOP, m eliputi:

1) penyampaian disposisi atas nota dinas mengenai konsep SOP hasil perbaika:n
dari writ Eselon II oleh Kepala Biro kepada l{epala Bagi.an Ketatalaksanaan If II;
2) Kepala Bagi.an Ketatalaksanaan terkait menyampaikail aral1an
·
kepada Kasubbag
terkait untuk melakukan reviu ulang;

3) Ke pala Subbagian terkait menugaskan Analis dan Pengolah Data


Ketatalaks anaan untuk melakukan :reviu ulang at.as usulan kons ep SOP yang
telah dilakukai1 perbaikan;

4) Pengolah bat.a, Ketatalaksanaan mengumpulkan bahan dan/ atau data terkait


usulan konsep S O P yang telah diperbaiki oleh unit Eselon II;

5) Analis Ketai:alaksanaan melakukan reviu ati:Ls usulart. konsep S OP yang telah


dipe rbaiki;

6) Analis Ketatalaksanaan menyu sun konsep nota dihas Kep ala Biro kepada
pimpinan unit E selon II pehgusul mengenai permintaan pengesahan SOP yang
diusulkan;

7) Pengadministrasi · Umum Ketatalaksanaan mengadministrasikan dan


menyampaikan permintaan tanda tangan atas konsep nota dinas Kepala Biro
kepada pimpinan unit E selon II m engenai permintaan pe nges ahan SOP yang

www.jdih.kemenkeu.go.id 6'
M ENTER ! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA

- 1 0-

d iusulkan;

8) Kepala S�bbagian terkait meneliti dan mem araf konsep nota d ina s Kepala Biro
kep ada pimpinan writ E selon II p engusul mengenai permintaan p enge s ahan SOP
· ·

yang diusulkan;
9) Kepala Bagian Ketatalaksanaan terkait tnemeriksa dan memara£ konse p nota
. dinas Ke pala Biro ke p ad a pimpinan unit E se lon II pengusul men genai
permintaan p enges ahan SOP yang diusulkan;

10) Ke pala Biro menan,datangani konsep now dinas Kep ala Biro kepa da pimpinan
unit E selon II m engenai permi:htaan pengesahan SOP yang diu sulkan; dan
l l) pimpinan unit E selon II berkenaan menge sahkan SOP yang diusulkan.
Penetapan SOP Sekretariat Jenderal, meliputi tahapan:
1) p enyampaian disposisi atas not.a dinas ni.en:ge.nai SOP y1;lllg telah disahkan oleh
pimpinan unit E selo n II terkait oleh Kep ala Biro kep ada Kepala Bagian
Ketatalaksanaan I/ II;

2) Kepala Bagian Ke tatalaksanaan terkait menyampaikan arahan kep ada Kasubbag


terkait untuk menyiapkan penetapan SOP Sekretariat Jenderal;
3) Kepala Subbagian terkait menugaskan Analis dan Pengolah Data
Ke tatalaks anaan untuk menyusun Ranca:ngan Keputus an Sekretaris Jenderal
te ntang Standar O perasional Prosedur Sekretaiat Jenderal;
4) Analis Ketatalaks anqan menyusun;

a) Rancangan Kep utus an Sekretaris Jenderal tentang Standar Opera sional


Prosedur S ekretaiat Jend e ral; dan

b) konsep nota d ina s Kep ala Biro kepad a Sekretaris Jenderal m:enge nai
p enetapan SOP Sekretariat Jenderal;

5) Pen gadminis trasi Umum Ketatalaksana.E!.n mengadminis1:rasikan dan


menyampaikan permintaan tanda tangan atas kortsep nota dinas . Ke p ala Biro
kep ad a Sekretaiis Jenderal mengenai penetapan SOP Sekretariat Jenderal
be s erta Rancanan Keputusan SektetariatJertderal s e b agaim a butir 4 huruf a;
n

6) Kepala Subbagian terkait meneliti dan memaraf konsep nota dirias Kepala Biro
kep ad a Sekretaris Jenderal beserta Rancangan Keputusan S e kretpriat Jenderal; ·
7) Ke p ala Bagian .Ket.atalaksanaan terkait memeriksl:!. dap .:rnemaraf ko ns e p nota
dinas Kepala Biro kepada Sekretaris Jertderal be serta Rancangan Keputusan
Sekretar:iat Jenderal;

8) Kep ala Biro menandatangani nota dinas kep ad a Sekretaris Jend eral dan
memaraf Rancangan Keputusan Sekret.ariat Jende ral ten.tang Standar
Operasional Prosedur SekretariatJenderal; dan

9) Se kre t.aris Jenderal menandatangani l{eputusan Sekretariat Jenderal tentang


Standar Operasional Prosedur Sekretadat Jenderal.

�I
www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA

-11-

1 1 . Bagan Alir (Flowchart)

..dmt\ll"•k«i
M1111
hl'IUl.Vr,dlll,11'1

Mt1¥.1,...11Jt •
r1rmlti1.t.wtl•110
tane111ktpd1Eullo11
m t1u liul111ll

P•nW•h••tr'*ubn
ktM•Ji SOP

MW14H•1111 1n•"•.if j,.HftHl.t.n .W


Mtn
.;,.bl.lri .il• ••r9f., Ji••iotriii k�·· •or.
41ftkt1Wt'p MU 41nu ·�·Jt.11.hilJ,t P'f!....
11er1•llbiw•,:t.r · •11• ktp.llll 1 kttwtpltr

M11'1;1t1111ti �.ir�•·
I----!-'-----+---+_,. ktN'., lhla 41nH
Mtll'lt.... .....
lllW'll •fitf•t1M1!; 11oll
•........uuia.. 11m11
4..H bp1dll hM�""'I
4ati iia\N..... Ji.,
·
re\lli
........,.;i .... .
p11mliit•wi t..nda
lu.fanktlM!4• Enf.·11
111·.iH &lltit ll
_

M•llll',.rll!ll .,, M•"'•'*'" A1u1llr "'"


ktnHp ·ae; h•.• l".•n1.i•hD:at. M-.i•flri:and.11.1
, ... 11 ..... ... ,11 ... K.Utai.9'11111•11 untiJ( •h*"". ..... ....111 Mtn,Wmln ..'H:ik.lfl
&.tt11f't/ntHt•W•n• -·reYN SOP )'.int SOP 141111! hnlf N¥1U 11,iM•p•ntll tlb•
�� MnY. t11ih.t1(111 1hld

Mtnttltlah m.,nalsf Mtny1111'vrlkoNIP


ktN .• !'ll..ic�h 41nH n•lc•h dnll
M1ny.t.,..tk.tn
putrilnluli ·,eririh!Mil ptirmlrrb i n fln,.
ptf1ttHh�ndolu1m1n perwt:i•h• n .icurn•n
. _ t.,••n k1p.d1 1i;s•t.n
"01" iOP UT U n E nt.in n

Mlmtirll1..t 4.tn
rnirrna iirfllonJt1'n•ll lo-I------+---!---'---+---'
41Mlper�rilH.tn
p•tl•M .. � n 501"

.._,... .. Ati•lt Mll nywutt ND Ml•nt•m'1lstr.:Sk1n


��aanuntllk pcnlJli.bt NT! llKSJ .+-------�-+-tt hnn; rilll11 4'1n oi.tn
-··Llllillt ., S"OP JHt Wl'll.a"" Sdl­
."hbh t:r"'*H SmdlTi.tJ1Mtir.ll . ftl<OJ

...... .... _.ca(


M•ny1mp1lit"ll n
:.�=�.�
st1r..t..t.1t..
.. �-----'
W'ld.nil
f1trm'1l111'1.ilnll1
t.n,ardttp l41 �u.1111
111 d.tn f:S elonll

Ma!lo••in d..-1
_... ._ ., Mb
•.llll • pmt.nbll.l 4m �!-------+--+---'
RKSJ T111t• t .SOI"
B<i!H

r adi
www.jdih.kemenkeu.go.id
808 11 1983 1 1 1 00 1
M ENTER ! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA

- 1 2-

B. Pengembangan Ragam SOP

Selain SOP yang tersusun mengacu kepada pelaksanaan tugas dan fungsi
serta sesuai dengan ruang lingkup kewenangan yang telah diberikan oleh
pimpinan Kementerian Keuangan, telah berhasil dikembangkan pula dari SOP
reguler tersebut menj adi SOP yang berorientasi kepada pelayanan publik
(SOP Layanan Unggulan) dan upaya peningkatan koordinasi dan sinergi antar
unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan (SOP-Link) .

1. SOP Layanan Unggulan


Dalam rangka memperbaiki citra orgariisasi dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat (public trust) , seluruh SOP yang mempunyai
karakteristik layanan eksternal langsung bersentuhan dengan masyarakat
penerima layanan dapat dikembangkan sebagai program prioritas Layanan
Unggulan . Dengan program ini diharapkan berbagai bentuk pelayanan
penting dapat dilayani dengan pasti, cepat, singkat, transparan, dan
·

akuntabel. Dengan demikian, masyarakat akan memperoleh kemudahan dan .


kepastian pelayanan, karena dalam layanan ini dicantumkan: j angka waktu
penyelesaian, biaya yang diperlukan (sesuai dengan peraturan perundang­
undangan yang berlaku) , dan persyaratan administrasi yang ditentukan .
Sasaran utama yang diharapkan dapat diperoleh dari Layanan Unggulan
ini antara lain :
a. Layanan Unggulan diharapkan mampu ineningkatkan transparansi
sekaligus memotong j alur birokrasi yang tidak perlu atas proses bisnis
di lingkungan Kementerian Keuangan.
Di dalam Layanan Unggulan, masyarakat akan dilayani dengan SOP yang
baku, j elas, dan tertulis guna menj amin kepastian dalam memperoleh
·

layanan . Di dalam Layanan Unggulan juga secara j elas dicantumkan j anji


layanan waktu, dan biaya yang harus dikeluarkan . Upaya meningkatkan
transparansi juga dilakukan melalui pencantuman· persyaratan
administratif untuk setiap j enis layanan . Dengan demikian masyarakat
tidak direpotkan oleh lambatnya layanan yang disebabkan karena
persyaratan yang tak lengkap.
b. Layanan Unggulan dirancang untuk menyederhanakan proses bisnis
di lingkungan Kementerian Keuangan.
Di dalam Layanan Unggulan, proses layanan yang dituangkan dalam SOP
telah disederhanakan dengan menghilangkan proses yang tidak perlu.
Dengan demikian bukan saj a tahapan proses yang lebih pendek dan
efisien, namun waktu penyelesaian proses tersebut juga menj adi lebih
cepat. Namun perlu pula disadari bahwa dalam beberapa j enis layanan,
prosesnya telah diatur . dengan tegas sesuai dengan peraturan yang
berlaku; Untuk j enis layanan yang demikian, tahapan proses layanan
(red tape) memang tetap harus dilaksanakan sesuai peraturan, namun
j anji layanan waktu yang dipersingkat.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER! KEUANGAN
R E P U BLIK INDONES IA

- 1 3-

c . Layanan Unggulan dirancang untuk


· menghindari penyalahgunaan
wewenang (abuse of power} dari aparat.
Dengan dibuatnya SOP yang mencantumkan prosedur dan alur layanan,
j angka waktu layanan, persyaratan administrasi yang diperlukan, serta
besarnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat, maka pencari
layanan akan mengerti dengan j elas hak dan kewaj ibannya. Kondisi ini
akan memberikan perlindungan yang lebih baik kepada masyarakat
pengguna layanan .
d . Layanan Unggulan dirancang untuk memberikan layanan yang didukung
oleh aparat yang profesional dan kompeten.
Di lingkungan Direktorat Jenderal Paj ak, Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dan Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara telah dibentuk kantor-kantor modern yang telah
dilengkapi dengan teknologi guna mendukung proses bisnis agar dapat
berj alan lebih efisien dan optimal. Dengan demikian, masyarakat akan
mendapatkan layanan yang lebih baik dengan dukungan aparatur
yang profesional dan infrastruktur yang modern .
e . Layanan Unggulan dirancang untuk menghindari praktek KKN .
Jelasnya j anj i layanan waktu, waktu penyelesaian, persyaratan
·

administratif yang diperlukan, serta biaya yang dikeluarkan akan makin


melindungi kepentingan masyarakat. Sementara itu, reformasi birokrasi
Kementerian Keuangan telah meletakkan landasan yang kuat untuk
penegakan disiplin dan penindakan pelanggaran yang dilakukan
aparatnya, memberikan sanksi yang berat kepada . yang melanggar dan
memberikan penghargaan kepada yang berprestasi dan memiliki kinerj a
yang baik. D i samping itu, pada setiap unit Eselon I juga .telah memiliki
Kode Etik Pegawai (code of conduct) yang baru, serta dilengkapi dengan
Maj elis Kode Etik yang akan melakukan penegakan pelaksanaan dan
penyelesaian pelanggaran kode etik yang dilakukan pegawai.
Selain itu, masyarakat dapat melaporkan setiap pelanggaran termasuk
perbuatan yang tidak terpuj i yang dilakukan oleh pegawai kepada atasan ·

pegawai atau Kepala Kantor setempat, serta selanjutnya ditindaklanj uti


dan diproses sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Sementara itu,
apabila terj adi pelanggaran terhadap ketentuan hukum perdata atau
hukum pidana, akan diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M EN T E R ! K EUAN GAN
REPU B L I K I N D O N ES IA

- 1 4-

Gambar 6
Format SOP Layanan Unggulan

STANDAR PROSEDDR OPERASI.(STANDARD OPER.;,3;.TING · PROCEDURE)


LAYANAN UNGGULAN BIDANG PERBENOA�RAAN KEMENTERI:A.Nl<EUAN.GAN

1. Pelayanan . Penmibitan Siuat F.eriiitah Pencafrah Dama :(SP2D); Belanja Noh Pegawai:
(UP/TUP/GUP/IS.) pada KPPN P.e:rcomtohan
a. Desk;ripsi:
metupakan mekanisme peti.gu,jian yar:ig, betSifat s:ttbs l:alttif dan fottnal terhadap
Sm.at Pfil.intah MeniJ:iayar (SRM) Bel�ja Ntirt Regttwai yaitg diaj\lkan olelt
PMgguna Mggarwi:J.I<itas:a P�rtggttoa Angtat�tniuttikditetbitk® sJ?2J).
h. Dasar i-Iukt:int"
b.1. Petal;'Jlran ..M:.entEtti Keuai1gM Nmtt.Q r 134/FMK.O.q/WOS. tentang P,edoman
Pe1r1J�ay11:ra11 Dal.ant P.elak$'anaail A11,g:g�an:P�ndap:ata:tt Dan Bclartja N�g,ata; .
b,2, Pg.rafUI'lln Ment� ':KeuMg® :N'G)n;.9;i: 9if1?MK!'.i�/�00't tei�tITTtg l?�gM Al<:tui
S, tati.da:t:;.
b.3.. PetiitJtrlin OOels:tw f�nd�l:ll J?Qrl:):en,4,i,Jhai;aarr N'.omor PE:'R�66/PBJ2Q05
tentai1g M:eka_nism� P�lil'.k$;;lll�a1l Peniba¥a:t:an At�s l3elnU1. Angg,aran:
Pendapatan D�i:Ifolcu;tj� N�.s-�ra,
c. Pihak y!lli g.0.Uayaiii/Sfiik.eh9l®r:
Satµ.µt.K�rji;t ($litk�r).
¢!... J@ji Layaruu1:
d.1 : J�gk.Ji w� p¢:t)yelesaian p.ajmg laml?at 1
·
(satu) jam s.�j� SPM Qitermw.
· ·

len.@.<ap,.
q.2. Tida.J.<;.�da bi�a:�tas:jl).� pel�y�;.
d.�. Persya:i:atap l)dmin:tStra&i•
a) Surctl P�rihta.h Meinba.yar:.
- Upf;:uk kepedµa:npenrbt1.-y�a.n Uang:Peisediaan (QP):. .
•YSW:�t :Pe:myca:�a;n. :r<um�t! B�iiggW.\a, A�)S:F�n/pej�_P.at yf,l.f1g
ditut�l11<, Yal18' m�;i:ty�t@kan UP ti4<:lk mimk; membiayai:
pengel;uat:art�p�pgeli;i.atan
.. yang m:enurul k�tenwan l;iiarus dengan
.
.
m
tJnt:ul.< keperluqn p�bay.arM. Lan.���g. �)Bel�!}ja No;i.1 Pegaw,&1:,
- -

• R�$1}!11� I<9n4'9k/$PK �ta:tt ])aftc.tt Nontirta1:ff P��<.Ui@.11 0.4ias/


• 'S'tttM P�my_ataan TMgg:ttt1g Jawab l3¢1�a (SP.TS)/
• Fakttrr ' Pajak dan'S'utat S etp:ta:tt iiajak .(SSP),
- Ontdk �pe:rluij:t\ p.�mbay:ara11 T�mhah$.i Uang_ Per�diaan (TUI?.):'
• : Rincian Rencana Rfililggµna an-Dana;

• Su:tat .dispensasi I<e:pala Kati.wil Ditjen Pexbendaharaan unttik. TUP

di ataB,Rp200�000:000 .(dua ratus,_Ju:ta rupiah);


• Surat Petnyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran atau pejahat
yangdftunjukyangmenyatakan bahwa:
•:• Dana TUP te.rsebut :aka11 d�gunakan un:tnk.keperluan mehdesak
dan :akan habis digm1akan. dcilam waktu :i. hulan te:rhitung sejak
·

tanggal diterhltka:nSP2D;; .
•!• A,pabila tf;trdapat sisa. (iana TU-P haiils dis.eto.rkan ke. Rekemng
Kas Negara;
•!' Tidak 1mhik mentbiayai pei"igeluata1t yang sehatasnya.
dihayarkan!secat;ail:angs'Ung.

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONESIA

- 1 5-

-2-

- Untuk keperluan Pembayatan Penggarttia.11 Uang Persediaan (GUP):


• SPTB;

• Fakttrr Pajak dan SSP.

b) Arsip Data Komputer (AUK)


e. Proses:
e.l. Awal : Satker terkail menyampaikan SPM, dokumen pendukung, dan ADK;
e.2. Akhlr : SekSi Pencairan Dana (petugas .front office) pada KPPN
menyampaikan SP2D lembar ke-2 dan SPM lembar ke-2 kepada .
Sa&er yang bersangkutan.
f. Keluaran/Hasil Akhir (output):
Surat Perintah, Pencairan Dana (5P2D) Belal-lja Non.Pegawai.
g. Bagan Arns <flowchart):

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER ! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA

- 1 6-

2 . SOP Bertautan (SOP-Link)


Pengembangan lain dari SOP adalah SOP Bertautan atau selanjutnya
disebut SOP-Link. SOP-Link memiliki sifat:
a. substansi tugas dan fungsi atas core business unit-unit organisasi
di lingkungan Kementerian Keuangan;
b . terdapat keterkaitan/ tautan antara SOP di satu unit organisasi dengan
SOP unit organisasi lainnya di lingkungan Kementerian Keuangan;
c . output atau basil dari SOP suatu unit organisasi Eselon I merupakan
output antara dan menj adi input pada SOP unit organisasi Eselon I
lainnya; dan
d. ruang lingkup . SOP meliputi seluruh proses kegiatan pada semua unit
organisasi Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan .

Tujuan dari penyusunan SOP-Link, adalah :


a. peningkatan' kinerj a dan koordinasi antar unit organisasi di lingkungan
Kementerian Keuangan;
b. kesatuan pemahaman dan gerak seluruh unit organisasi di lingkungan
Kementerian Keuangan dalam aspek pelayanan kepada pemangku
kepentingan; dan
c . upaya untuk menyempurnakan/ mengembangkan SOP yang telah ada
sehingga setiap keputusan, langkah, atau tindakan, serta penggunaan
fasilitas pemrosesan yang dilaksanakan oleh · suatu unit organisasi dapat
berj alan secara efektif, konsisten, standar, dan sistematis sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

www.jdih.kemenkeu.go.id �(
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK I N DONESIA

- 1 7 -:

Format SOP-Link adalah sebagai berikut. ·

Gambar 7
Format SOP-Link

KEMENTERIA:N KEUANGAN REPiJBLIK INDONESIA

Tan'ggal Penetapan: 28 .Mei 261 2

A. Deskripsi

Merupakan prose:s ke.sinll,Dlbungiui antar SOP te:rlmit ($OP - L'(nk) pada rn��ti,n:g­
masirig urtit organisas:l. Eseldli t .di li.tigkiingan Kemente:cian I\ieua.ng� mengerutl
penyelenggaraan konferensi pers dan/ atau siaran pers terkait dengan pelaksanaan
tµ�as dan fQ.ngsi E:eme;titeria;n ;I<;�µa:rrgwh

B� Daft;� IstU�h
1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana kemunikasi ·massa yang melaksanakan
'

kleg1a
. tan '
. . Jurn a1i
. s tik
.. ti'.leli
. . m�:n;ei:1.1;1; me:r;npero1.�·h; memiliki
. pu:ti .. . .. , ..
menyun;.ppn>
.. .. .. · · .

mengolah, dan me:nyaoipaikan inf'oriilasi balk · d:a:larn b¢tituk tuiisan.,, suara�


gam.bar, suara da:n gamba:r,, se1·ta data. dan gra:fik ma-upun dalam bentuk }a:iruiya,
dengan menggunakan media Petak) m.edfrt. el�ktr.6.11.lk; dfu't se_:gala j¢nis salur:an
yang tersedia (Pasal 1 ayat (1) Undan.g:.;:Uri.dang NomGr 40 T.ahun 1999 tentang
Pers) .
2 . Konferensi pers ada1ah .stiatil pe·rtemuah (kontak} khusus derigan pihak pers
yang bersifat re smi a�u sengaja. i;iiselengg�rElk::nL oleh Pejaba:t Hu.m,a�, dyii gan
menghad.:ll;kan n;:;l,tasu:m.beJ' t.erten:tu �ap;g. tiettindak seb.��al Iiara$11tnbe'r' d$m
upaya menjelaskan suatu rencana .ata.u permasalahan tertentu dengan
·

men:gundang wartawan.. seqa:r;:t resmi selak;µ. p¢i,;erta {Ruslan, Rosady; 1 998,·

Manajemen Public R.eJa-tiott.s & Media Koroun::ikasi).


3. Siaran Pers adafu.h sebuah tulisan resmi yang. ditu.ju:ka.n langsung pada
wart.a.wan media, ma,ssa dep;glUJ. tujuan untµk. m�fl.g•u..:m.:umkau $,eSJ,1.atu yang
memil:iki. nilai berita agar dipublikasikan di ruedia massa.
4. Wart.q.:wap adalaji prang Ja.I:i.g t�rat.ut ,m�J.ak;� an�au kegii;ita:n jqn.:u;tlis t:;ik
.sep1:)Ta
(Pasal 1 a:ya:t (4) Dndru1g�Uiidang Nolliot 40. Tahun · 1999 ten'ta.Ug Pets) .
5 . Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi1 mengetahui se.cara
jelfts mengenai mateti 0.AA. J:'>ettan:ggUiigj.awt:tb a:ta.s pe,rpytt,� yang
disampaikan.

c. Ruang Ungkup
Ruang lingkup SOP Penyelenggaraan Konferensi Pers dan/ a:tau S:i.aran Pers,
meliputi tahapan proses yat1g. t.e:rdhi dari:

1, :P�nyfa.pan . . .

www.jdih.kemenkeu.go.id
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK I N DONESIA

- 1 8 -. '

1 . Penyiapan dan p¢nyM!pai@ P;!;awri �l;:tks�r;:t:ap; konfe�si p¢;rs . dfil.P/ amu


siaran pers meilgacu pada 'SOP terkait pada masing-masing unit :E·�efon I
(Pengusul), terkait c;lengan ke:giatan · pen,yus,unan · surat permin4:Can
pen:yele:nggaraan �konfetensi pe:rs dim./ atau $latan pers� pe�yiapan bahart
materi da:larn bentiik hnrdoopy dan softcopy,. peneiituan narasum:ber, da:ftar
pihak�pihak yan;E�� ·aJta:n cliunda.tt.g, dan. infott:nas:i-i:Iiformasi lairrqya, sanrpc:ii
dengan penyampaian kepada Biro Romunikasi dan Lay.anan Ihformasii Se,tj�n1 .

berdasarkan arahan Menteri Ke.uan,gan danl atau afas. :inisiatif ·sendiri.

2 . Penyusunan agenda kegiatart Me.rited Reua:ngf.lli dan/ ata:u :Wa:ldl Mehteti


Keuang;::m mengil-cu p a:da SOP terkait pada: Pusat. Analisis dan I::I�onisasi
Keb
. i 'akan
U . . . . ' . clan
. . ' Setj'en
. . .... . . . f. as
P .en. p.·a.;pa.n ·. . . . ..ili:.t:a s.
. ke
. iµ'at.an . M
.. e:nteri .. . . . gan. ;d art/.
. . . Keuan
atau Wakil Menteri Keuarrgan mengaou pad.a SOP terkait pad.a BiFo Umuin�
Setjen, terkajt der:tgan kegiatan penyediaan �mpat penyelep;ggaraan konfo,ret,1.si
pers dan ruang: tlll1g gµ Vll\ ilalam hal k¢gia.tan. · kontetens� p�ts 'lill:an dipiiPpm
atau dihadiri Menteri lfouangan dan/ atau Wakil Menteri KeuangaLL
3 , Persia.pan dan peny�Je.ngai-a�Ji. ){q:pfelr¢h$i �.t,.$; dftrt/ amu �iara:n p¢r·s men�acn:i,
pada SOP terkait pada Biro. :Komullikasi da:ti. Layanan Inf6rmasi1 Setjel'l, te:I:k.ait.
dengan kegiatan penela.ah:an �rm:intaan penyelen;ggaraan ko:nferens:i pers da:q} ·

at.au siaran pers dari nnit Es.elon l (PengusulJ, per.i.y.iapa.n materi/ bahan tayai:ig ·

dan/ atau <libagikan, narasumber, ta.mu µndangan1. jadwal d.an


yang akan
· tempat �.:oyeJ�nggi;i:nµtn, .$,Tget media,, s.atrrpai d�:P.gan pelaksil.tni:tan kGiiiferen:si
I'ers dan/ · atau · siaran pers ..

4. Penyusll.na:n laporan pela,ksan;.tfll konfe:i:.enS,i p!';:l;'S fJa:Al ata:y: siarEm . pers ·

men:gacu pada :SOP terkrut pada Biro Komun:ikasi clan Layanart Info:ttnasi, 1
Setjen, untuk disampaika:n kepada unit Eselorr I (Pengusrµ.l) dan Sekrefaris
Je11<;leral.

D. Dasar Hukum

1 . Undang..:Undang Nomo1' 40 'l'ahUD', 1999° tentang Pers;


2. Undang-Un.dang Nn.wor $� Tanµ:n 20Cl2 tep�g F�:ti:Yi�":r�t
3 : Undang-Undang Nomor l 4 T�u.n 20:08: tentang KeteFbrikaa.n Informasi Pub.l,ik;
4. Per.atura:Ii
. Menteri :keuangan Nbmar 184/PMl\:.01/2010 tent.ang · OFg,anisasL dan
·

Tata Kerj21: Ke�en.terian l<:�ua:i.12::uJ. ,

E. Pihak yang Tedib at

1 . Me nteri I<:euap.gan danf at.a.µ Walt:il Menteri �eua.ngan;;.


2. Unit E.selon l (Pengusul)j
3 . Biro Komµ.nikasi dan Laya;nan Infbrmasi, Sekretarjat Jenc1eral;,
4 . Pm�at Analisis- ·4an Hatmonisasi I{¢.h:ij�1;1 · Sekr�.tariat Jend:¢ral;
5 . Biro Ui:num., Sekret.ariat Jenderal;
6. Wartawan.;
7 . Narasumber. dari Pihak Lua:r;
8 . Stakeholder yang diundang khusus ,

F. Keluaran . . .

www.jdih.kemenkeu.go.id

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK I N DONESIA

- 1 9-

- 3 -

F. Keluaran (Output)
Keluaran akhir SOP ini adalah Laporan Pdaksanaan Kegiat,an Konferensi Pers dan/
atau Siaran Pers, dan masing-masing ta.ha.pan proses mempunyai keluaran antara,
sebagai berikut. ·

- -
'
I 1° [ 1 i :
I
L Penyiapan dan Materi yang . akan Diketahui oleh
penyampaian materi disampaikan pada narasumber
konferensi pers dart/ atau pelaksanaan
siaran pers konferensi pers dan/
ata.u siararr pers
2. ·. Dalam hal kegiatan
konferensi pers yang
dipimpin ata.u dihadiri
Menteri Keliangan dan/
at.au Wakil Menteri
Keuangan
a. Penyusu:nan agenda Agenda. Menkeu dan/ -

Menteri Keuangan dan/ ata.u Wamen


atau Wakil Menteri
Keuangan.
b. Penyiapan fasilitas Huang -

kegiatan Menteri penyelenggaraan dan


Keuangan dan/ atau ruang tunggu VIP
Wakil Menteri Keuangan
3. Persiapan dan
penyelenggaraan kegiatan:
-- . --

a. Konferensi Pers Undangan, keterangan Bahan clibagikan


pers, daftar hadir setelah :Konferensi
Pem berakhir
-- ........ _., ... --

b. Siaran Pers Ma.teri Siaran Pers. Disam.paikan secara


langsung dan/ at.au
melalui .email kepada
wartawan yang
terdaftar se bagai
an,ggota forum
wartawan keuangan
roonefi::r, serta.
diunggah pada situs .
depkeu. go. id.
4. Penyusunan laporan La.poran Pela:ksanaan Disampaikan kepada
pelaksanaa:n konforensi pers Kegiatan unitE.selon I
dan/ atau siaran pers Pengusul dan
Sekr.eta.ris Jenderal

G. Jangka . . . .

www.jdih.kemenkeu.go.id
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK I N DONESIA

,-20-

. - 4-

G. Jangka Waktu Penyelesaian Kegtat�


Jangka · walctu penyelesaian SOP Penyelenggaraan Konferensi Pers dan/ a.tau
. Smran Pers, antara 4Un:

1. Penyiapan dan penyampaian materi 1 hari Unit Eselon I


konferensi pets clan/ ati:t.u siaran. Peiigusul
pers

2. Dalam hal kegiatan konferensi pers


dipimpin. atau dihadiri Menteri
Keuangan dan/ atau Wakil Menteri
Keua.n.gan
t--------�---�--- --�----�--��-�-1---�--��--t
a. Penyusunan agenda kegiatan 2jam. Pushaka
Menteri Ke uangan dan/ atau
Wakil MenU<ri Keuangan
=- -� -
� -- - � ----�-c--�---� 1--'--'----1
b. Penyia:Pan fas:ijita.s kegiatan 1 hari Biro Utnmn
Menteri Keuangan dan/ atau
Wakil Menteri Keliangan
3. Persiapan dan penyelenggaraan
kegiatan:
·---·----

a. Konferensi ·Pers 2 hari - Biro KLI


- Unit Eselon I
(Pengusul)
��-�--�----l---'--..::.-
.. -----1
b. Siaran Pers 1 ha.ti Biro KLI

4. Penyusunan �poran pelak:;; anaan 2 hari Biro KLI


konferensi pers dan/ ata.u siaran
pers

H. Bagan . . .

www.jdih.kemenkeu.go.id 6'
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK I N DONESIA

-2 1 -

- 5 -

H. Bagan Arus (Flowchart)

SOP Pll'tl'llntll!in
FasMK1'1mp1t
RllptlPl\'flpl'l'lln ,
u=:n"'
N6tk:th iC9rJHirm
illclll), -
"''"" - "'"
.ICl?n!tUmli

Keterangan : Untuk perubabanjadwal Konfe:rensi Pe.rs, al.can disesuaikan dengan kesepakatan. !llltara unit Pengusul dan Biro KLI aeauai
dangan kcsediaan war-an den narasumb01·. Sedangkan untuk pembataltm. . bl!lrUS clisampailcan alasan pembatalan, at.au
digantikan dengim peIJYmnpaUm informasi melnlui siaran pell! .

www.jdih.kemenkeu.go.id
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK I NDONESIA

. - 22 -

C. Monitoring dan Evaluasi SOP


Pelaksanaan penerapan SOP harus secara terus-menerus dipantau sehingga
proses penerapannya dapat berj alan dengan b aik. Masukah-masukan dalam
monitoring akan menjadi umpan balik (feedback) dan bahan . yang cukup
berharga da1am evaluasi, sehingga penyempurnaan dan/ atau pengembangan
SOP dapat segera dila:kukan dengan cepat dan tepat sesuai dengan kebutuhan . ·
a. Monitoring SOP
Sebagai bagian dari proses dalam penerapan SOP, organisasi harus
· ··

mempersiapkan suatu mekanisme monitoring dan memastikan bahwa SOP


telah diimplementasikan dengan baik. Proses m 1 diarahkan untuk ·
membandingkan dan memas.tikan kinerj a pegawai sesuai dengan maksud dan
tujuan sebagaimana dimaksud dalam .SOP, . mengidentifikasi
permasalahan/ kendala yang mungkin timbul, dan menentukan cara untuk
memperbaiki hasil penerapan SOP atau nienyediakan dukungan tambahan
untuk semua pegawai.
Salah satu kunci keberhasilan penerapan SOP adalah sampai sej auh mana
·

setiap pegawai memahami SOP yang telah ditetapkan. Agar para pegawai
memahami SOP, perlu dilakukan upaya pemberitahuan dan internalisasi
serta integrasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sehari-hari. Tujuannya
adalah agar setiap pegawai dapat bertanggung j awab terhadap kinerj a
pelaksanaan tugasnya dengan SOP berkenaan .
Diperlukan instrumen yang terukur dan objektif agar penyelenggaraan
monitoring SOP dapat berj alan efektif. Selanjutnya, dengan menggunakan
instrumen tersebut dapat ditentukan metode-metode monitoring sebagai
berikut.
1) Observasi Supervisi
Metode ini menggunakan supervisor di setiap unit kerj a sebagai observer
yang memantau j alannya penerapan SOP.
2) Wawancara dan/ atau mengumpulkan pendapat pegawai
Wawancara dapat d.ilakukan oleh tim atau satuari tugas yang telah
dibentuk sebelumnya.
3) Wawancara dan/ atau mengumpulkan pendapat pihak yang dilayani atau
stakeholders
Informasi dari pihak luar oganisasi, terutama para pihak yang dilayani
. akan sangat bermanfaat sebagai bahan masukan monitoring SOP.
Informasi yang diperoleh dari pihak yang dilayani berkaitan dengan aspek
kualitas pelayanan, kesesuaian dengan j anj i layana:ri, dan prosedur
pelayanan.
4) Pertemuan dan diskusi dengan unit-unit organisasi yang terkait .
Perlu dilakukan pertemuan dan diskusi dengan unit yang secara langsung
terlibat dalam proses penyusunan dan/ atau pengembangan SOP serta
dengan unit organisasi pelaksana atau pengguna SOP.
5) Pengarahan dalam tahap awal implementasi SOP

www.jdih.kemenkeu.go.id
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK I N DONESIA

-2 3 -

Metode ini menj amin agar proses dapat berj alan sesuai dengan prosedur
yang telah dibakukari .
Seluruh kegiatan monitoring SOP tidak terlepas dari pencatatan dan ·

dokumentasi berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan implementasi


SOP. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa SOP telah dilaksanakan
·

dengan benar . . Hasil monitoring SOP tersebut akan menj adi masukan dalain
fase evaluasi.
b . Evaluasi SOP
SOP secara substansial akan membantu · organisasi menj adi lebih produktif.
Dengan adanya SOP, organisasi telah melakukan sebuah komitmen j angka
panj ang dalam rangka membangun sebuah organisasi yang modern, efektif,
dan kohesif. Tidak selamanya SOP berlaku permanen karepa perubahan dan
dinamika lingkungan organisasi selalu membawa pengaruh, baik · kecil
maupun besar terhadap SOP yang telah ditetapkan . Oleh . karena itu, SOP
perlu senantiasa .dievaluasi agar prosedur-prosedur dalam organisasi · selalu
meruj uk pada akuntabilitas dan kinerj a yang haik.
Tahapan evaluasi dalam siklus penyusunan SOP merupakan sebuah analisis
yang sistematis terhadap serangkaian· proses operasi dan aktivitas yang te18:h
dilakukan dalam · SOP dari sebuah organisasi, .dalam rangka menentµ�an
efektivitas pelaksanaan tugas · dan fungsi orgariisasi secara keseluruhan .
Tujuannya adalah untuk melihat kembali tingkat keakuratan dan ketepatan
SOP yang tersusun dengan proses penyelenggaraan tugas dan fungsi, ·.

sehingga organisasi dapat berj alan secara efisien dan efektif.


Evaluasi yang dilakukan sebagai langkah tindak lanjut dari monitoring
meliputi:
1 ) substansi SOP sendiri, yaitu kemampuan dalam mendorong kinerj a
pegawai dan organisasi, tingkat pemahaman pegawai terhadap SOP, baik
tidaknya pekerj aan, perlu tidaknya penyempurnaari terhadap SOP
yang ada, kemampuan SOP dalam mengatasi permasalahan yang muncul,
kemampuan SOP menj awab tantangan perubahan lingkungan organisasi,
dan kemampuan berj alan secara sinergis dengan SOP lainnya; dan
2) proses penerapan, yaitu meliputi strategi dalam penerapan SOP, tingkat
penerimaan pegawai terhadap pemberlakuan SOP, bagaimana kemampuan
bekerj a unit organisasi atau tim yang ditunj uk untuk menyusun dan/ atau
mengembangkan SOP, efektivitas superv1s1 SOP, pelatihan atau
internalisasi penerapan SOP, risiko yang muncul pada saat terj adi
perubahan SOP, dan bagaimana respon menanganinya.

www.jdih.kemenkeu.go.id
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK I NDONESIA

-24-. .

Dalam pelaksanaan dan pelaporari monitoring dan evah1asi SOP, terdapat


beberapa hal yang pe:du . diperhatikan . antara lain pelaksana monitoring dan
evaluasi SOP, metode dan iristrumen monitoring dan : evaluasi SOP, serta
·

. pelaporan monitoring dan.


. . evaluasi
. SOP.
;

a. Pelaksana monitoring dan evaluasi S OP


· Agar monitoring dan evaluasi SOP . dapat berj alan dengan baik dan efektif,
perlu dibentuk tim atau satuan tugas (satgas) ataupun juga unit organisasi
yang secara khusus dibentuk dan mempunyai . tugas menyelenggarakan .
monitoring dan evaluasi SOP. Tim atau . satgas akan dapat bekerj a secara
efektif apabila terdiri atas pegawai yang sebelumnya terlibat secara langsung
dengan penyusunan dan/ atau pengembangan SOP dan mengikutsertakan
pula pegawai yang berasal dari unit organisasi pengguna SOP dan
mengetahui keseluruhan tuang lingkup kegiatan . pelaksanaan tugas dan
fungsi organisasi yang bersangkutan.
1 ) Tim atau satgas atau unit organisasi pelaksana monitoring dan evaluasi
·

SOP mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut.


a) Tugas tim terdiri dari:
( 1 ) menyusun dan menetapkan kerangka kerj a monitoring dan evalua�i
SOP;
(2) melakukan monitoring dan evaluasi SOP;
(3) mengumpulkan . dan menganalisis data dan informasi hasil
monitoring dan evaluasi SOP; dan
(4) menyusun dan menyampaikan laporan monitoring dan evaluasi
SOP.
b) Wewenang tim terdiri dari:
( 1 ) mengakses data dan informasi yang dibutuhkan terkait dengan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi SOP;
(2 ) meminta penj elasan dan penegasan kepada pihak-pihak terkait; dan
(3) melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
monitoring dan evaluasi SOP.

Monitoring dan evaluasi SOP pada masing-masing unit organisasi


Eselon I dilakukan dengan mengikuti kebij akan pengelolaan atau
manaj emen SOP yang telah ditetapkan, yaitu apakah dengan
membentuk tim atau satgas tersendiri, atalipun dilaksanakan (built iri)
oleh unit organisasi yangjuga mempunyai tugas dan fungsi melakukan
monitoring dan evaluasi SOP.
Tim atau satgas atau unit organisasi melakukan monitoring dan
evaluasi SOP secara periodik dan teratur sesuai dengan rencana kerj a
dan kegiatan masing-masing, serta sekurang-kurangnya · dilakukan
sekali dalam setiap tahun.

www.jdih.kemenkeu.go.id
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK I N DONESIA

- 25 - .

b. Metode dan lnstrumen monitoring dan evaluasi SOP


Rangkaian kegiatan monitoring dan evahiasi SOP pada semua unit organisasi
di lingkuhgan Kemehterian Keuangan untuk memperoleh data/ inform<itsi. ·

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi SOP dilakukan dengan mengamati


·

se.c ani . langsung prosedur kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi serta
·

pelayanan yang sedang terj adi pada unit organisasi yang bersangkutan .

Kegiatan atau metode monitoring dan evaluasi SOP dilakukan dengan:


a. melakukan pengamatan secara langsung/ supervisi di lapangan;
b . melakukan wawancara mendalam atau diskusi dengan pimpinan unit
organisasi dan ·
atau pemangku/ pelaksana kegiatan pelayanan
yang mempunyai keterkaitan dengan pelaksanaan SOP; ·

.
c . melakukan identifikasi atas permasalahan dan/ atau ketidaksesuaian
dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana tercantum dalam SOP; dan
d. mencari data/ informasi lain dari sumber sekunder, baik berupa
pendapat/ laporan .

Data/ informasi berupa pendapat ditujukan guna mendapatkan gambaran


mengenai aspek capaian basil atau manfaat atas diterapkannya SOP dan
dapat dilakukan dengan cara menyebarkan serta mengumpulkan kuesioner
· yang diisi oleh para pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan dan pihak
yang dilayani (stakeholders) yang secara langsung merasakan implikasi
· atas
penerapan SOP di unit organisasi Kementerian Keuangan.

Jumlah responden sebanyak-banyaknya 30% (tiga puluh persen)


dari masing-masing total jumlah populasi pegawai clan total jumlah populasi
stakeholders unit organisasi yang bersangkutan . Hasilnya berupa rata-rata
persentase pendapat responden terhadap setiap unsur
yang dinyatakan/ ditanyakan berkaitan dengan penerapan SOP.

www.jdih.kemenkeu.go.id
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK I NDONESIA
-26-

FORMAT 1
Matriks Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan/ Penerapan
Standar Operasional Prosedur Kementerian Keuangan
N ama u n i t organ i sas i
T angga l . monev
N ama d an N omor S O P* 1. J u d u l S O P ( nomor S O P)
2. J u d u l S O P ( nomor S O P)
3. .. . d st

1 . I Administratif I a . Dasa r hukum , yaitu peraturan 1 ) Dasar hukum yang tercantum da l am


perund ang-un d angan sebagai SOP , sudah tersebutkan sem ua
petunj uk operasiona l yang
mem punyai hubungan atau 2) Terd apat dasar hukum yang tidak
keterkaitan l angsung dengan SOP m empunyai/ tidak l angsung
m em punyai hubungan/ kore l asi
d engan SOP

3) Terd apat d asar hukum yang su d ah


tidak berl aku
4) Penu l isan dasar hukum yang ke l iru
b. Tugas d an Fungsi, yaitu 1 ) S OP sesuai d engan tugas d an fungsi
kesesua i an SOP dengan ruang unit organisasi
l ingkup tugas d an fungsi serta
uraian jabatan unit organisasi 2) Terd apat tugas dan fungsi unit
d an/ atau pej abat yang organisasi yang be l um a d a SOP-nya I I I ·<

bersangkutan 3) Terdapat S O P yang ti d ak sesuai


dengan tug;:is dan fungsi unit
·

organisasi

www.jdih.kemenkeu.go.id �J
MENTERI KEUANGAN
REP UBLI K I N DO N ESIA
-2 7 -

4) SOP sesuai dengan uraian j abatan


m asing-m asing pegawai/ pemangku
kegiatan sebagaimana tercantum
dal am SOP
5) Terdapat uraian j abatan yang be l um
ada SOP-nya
-

6) Pem angku kegiatan atau subyek . . . . ..

SOP sesuai denga il sfn.iktur .


organisasi
7) Terdapat SOP yang tidak sesuai
dengan uraian j abatan
c. Keabsahan, yaitu rekom enda.si/ 1 ) SOP bersang kutan sudah
persetuj uan tertu l is Sekretaris m endapatkan rekomendasi/
Jendera l , pengesahan SOP persetuj uan tertu l is Sekretaris
(sem entara ataupun akhir) o l eh Jendera l
pimpinan unit penanggung j awab
kegiatan atau pej abat yang 2) SOP bersangkutan sudah disahkan
:"

b erwenang, dan penetapan o l eh · (sementara ataupun akhir) o l eh


pim pinan unit penangg ung j awab
pimpinan unit orga nisasi Ese l on I
kegiatan atau pej abat yang
berwenang
. 3) SOP bersangkutan sudah ditetapkan
o l eh pim pinan unit organisasi
Ese l on I
4) Penetapan SOP menggunakan .,:
. •' '

Keputusan pimpinan unit Ese l on I

www.jdih.kemenkeu.go.id 6J
M E NTERI KEUANGAN
�g
REPUBLIK 1 9 NESIA
_

2. Teknis a. tipe dan format, yaitu ketaatan 1 ) Tipe S O P sesuai dengan tipe dasar
dan konsistensi unit organisasi yang diatur da l am pedom an SOP
da l am rnenyusun dan/ atau
m engem bangkan SOP sesuai 2) Format SOP sesuai dengan format
dengan tipe dan form at dasar yang diatur pedom an SOP
sebagaim ana diatur dal am 3) Kerangka susunan S O P m em uat
peraturan terkait mengenai sekurang-kurangnya sebagaima�a
. pedoman penyusunan SOP diatur da l am pedom an SOP (Uraian
- · · -·--·
prosedur, syarat-syarat, dan gam bar
form at SOP)
4) Terdapat variasi atau unsur
tam bahan da l am kerangka susunan
SOP
5) Kesesuaian j enis sim bo l pada SOP
berformat graphic, flowchart, atau
gabungan
6) Konsistensi pe nggunaan sim bo l pada
SOP berform at graphic, flowchart, �

atau gabungan
b. kem udahan, yaitu SOP yang 1 ) Gam baran S OP secara kesel uruhan
tersusun m engikuti a l ur proses
.· m udah di l aksanakan
kegiatan yang sederhana, m udah
dan transparan, dan cepat (tidak 2) Gam baran S OP secara kesel uruhan
m udah dipahaml/ dimengerti
berbe l it-be l it)
3) Banyaknya tahapan prosedur yang , .;'·'

naik turun ·•

www.jdih.kemenkeu.go.id
r(J
M E NTER! KEUANGAN
REPUBLIK_�9NESIA

c. pel ayanan dan risiko, yaitu da l am 1 ) Tahapan aktivitas atau uraian


SOP tergambarkan tahapan kegiatan m enggam barkan kepada
kegiatan/ prosedur yang prosed ur pe l ayanan prim a
berorientasi kepada kecepatan
dan ketepatan aktivitas dan hasi l , 2) Tahapan aktivitas atau uraian
· kegiatan da l am SOP
serta m em perhatikan
kemungkinan m u ncu l nya risiko menggam barkan antisipasi apabi l a
- terjadi risiko
d . keje l asan, yaitu terl i hatnya 1 ) Tahapan aktivitas atau uraian . . . ..

pejabat/pegawai yang kegiatan da l am SOP m enggunakan


mel aksanakan kegiatan sesuai bahasa yang m udah
dengan ketentuan dan uraian dipahami/dimengerti
aktivitas/gam baran proses yang
m udah dimengerti
2) Tahapan aktivitas/kegiatan secara
berurutan me riga l ir
3) Dapat diketahui awa l dan akhir
proses
4) Dapat diketa hui hasi l atau output
akhir dari proses dan untuk siapa
hasi l atau output akhir tersebut
digunakan
5) Tum pang ti ndih antar aktivitas
kegiatan ol eh beberapa pem angku
kegiatan
6) Dup l ikasi aktivitas ol eh seorang
pem angku kegiatan . . :: •'

. ,.

www.jdih.kemenkeu.go.id c<
M ENTERI KEUANGAN
REPUBLI K_�{J9NES1A

e. waktu, yaitu kesesuaian waktu 1 ) Pencantum an waktu penye l esaian


yang digunakan da l am se l uruh prosedur
m enye l esaikan m asing-m asing
atau se l uruh tahapan 2) Ketepatan waktu penyel esaian,
aktivitas/keg iata n antara rea l isasi dan rencana waktu
penye l esaian
f. biaya Uika ada), yaitu kesesuaian 1 ) Pencantum an biaya da l am SOP
biaya pel ayanan sebagaim ana
-
diatur da l am peraturan 2) Kesesuaian biaya, antara yang · - -·

perundang-undangan te rcantum dal am sbp' d a n ke nyataan


3) Terdapatnya biaya di l uar
se b agaim ana tercantum da l am S OP
g . a l aUsarana, yai tu penggunaan 1 ) Terdapat inform asi berkaitan dengan
a l aUsarana secara optimal (misa l : penggunaan a l aU sarana da l am SOP
form u l ir, ap l ikasi/program
komputer, bahan referensi kerj a/ 2) Kesesuaian p e ngg unaan a l aUsarana
dokumen, dan lain-lain) dal am SOP dal am pe l aksanaannya
3) Ketaatan m enggunakan a l aUsarana
da l am SOP c

h. hasil, yaitu ketepatan terhadap 1 ) Adanya prasyarat untuk


hasi l kerj a (output) sesuai dengan menghasi l kan output da l am SOP
j anji pe l ayanan
2) Kesesuaian hasi l kerj a, antara yang
tercantum dal am SOP dan kenyataan

www.jdih.kemenkeu.go.id �J
M ENTER! KEUANGAN
REPUBLIK_l�� 9 N ESIA

i. fl eksibi l itas, yaitu berkaitan 1 ) Tindakan atau upaya segera yang


dengan tindakan atau upaya di l akukan secara forma l pada saat
segera yang di l akukan secara im pl ementasi SOP dipero l eh
form al pada saat imp l em entasi kenda l a/perrn asa l ahan
SOP dipero l eh
kenda l a/perm asa l ahan
- 2) Sering tidaknya perm asa l a ha n
m uncu l pada saat imp l ementasi SOP
. . - - . · · ·· -·

3) Adanya standarisasi tindakan atau


upaya segera yang harus di l akukan
dal am SOP

Keterangan:
*
Diisi dengan sam pel j udu l dan nomor S O P yang te l ah ditentukan secara acak sampling sebagai obyek monitoring dan eva l uasi.
**
Ko l om "Kondisi" mengikuti dengan j um l ah sam pel SOP dan diisi dengan tanda centang (../) sesuai
· dengan kondisi nyata dari " l ndikator Parameter"

www.jdih.kemenkeu.go.id �
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INDONESIA

- 32 -

Adapun monitoring dan evaluasi terhadap aspek capaian hasil atau manfaat atas
diterapkannya . SOP dilakukan dengan menggunakan formulir kuesioner
sebagaimana tercantum dalam Format 2 .
FORMAT 2
Kuesioner Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan/ Penerapan
Standar Operasiorial Prosedur Kementerian Keuangan

A. Kuesioner untuk pegawai Kementerian Keuangan


P E RTA NYAAN

Pe m be rita h ua n/Kom u n i kasi

1. Apaka h Sa udara mengeta h u i ba hwa tela h d itetapka n da n d itera pka n SOP dafam setiap
pelaksanaan keg iata n tugas d a n fung s i ?

D Tidak mengetahui D Mengetahui


D Kura ng mengetahui D S a ng at mengeta h u i

2. J i ka S a udara m e iljawa b "mengetahui" pada perta nyaan n o m o r 1 , menurut pe ngetahuan Saudara ,


a pakah d i se m i nas i/sosial isasi penerapan S O P te rse b ut?

D Tidak d i la kukan dise m i nas i/sosial isasi D D i fakuka n d isem i nas i/sos i a l isasi teta p i saya
Tidak ta h u
D Kura ng d i lakukan d isem i nasi/sos ialisasi D D i fa kuka n d ise m i nas i/sos i a l isasi

D istribusi dan Akses i b i l itas

3. Bag a i m a na Saudara mem perofeh dokumen S O P terse b ut?

D P i njam Atasan fangsung D Pusta ka ka ntor


D P i njam tem a n satu unit D l nternet/i ntra net

Pemahaman

4. Apa ka h uraian dan p roses keg iatan dafam SOP seca ra kese l uruha n m udah d i bac;:a?

D Tida k m udah d i baca D M udah d i baca


D Kurang m udah d i baca D Sa ngat m udah d i baca

5. Menurut Saudara , apaka h ura i a n d a n proses keg iata n dalam S O P m udah d i m e ngerti ?

D Tidak m udah d i m e ng e rti D M udah d i m e ngerti

D Kura ng m udah d i m e ngerti D Sangat m udah d i m e ngerti

Pe nerapa n/I nteg rasi

6. Apaka h Saudara mene ra p ka n SOP dalam setiap pelaksa naa n keg iata n tugas dan fu ng s i sehari-
·

hari?

0 Ya D Tidak

7. J i ka :Saudara m e njawa b "Ya" pada perta nyaan nomor 6, mohon jelaskan a lasa n S a ud a ra?

D Pra ktis D Te rsedia sarana kerja


D Efisien D Alasa n l a i n nya , sebutka n :

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER ! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA

- 33 -

8. J i ka Saudara m e njawa b "Tidak" pada pe rta nyaan no mor 6 , mohon jelaska n a lasa n Sa udara ?

D R u m it D Alasa n lainnya , sebutka n :

D Tidak p ra ktis d a n efisien . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pening kata n Kinerja

9. M e n u rut penda pat Saudara , apaka h dengan menera p ka n S O P da pat m e n i ng katka n kinerja
o rg a nisasi?

D Tida k d a pat m eni ng katka n kinerja D Da pat m e n i ng katka n kinerja

D Kura ng da pat m eni ng katka n kinerja. D Sa ngat da pat m e n i ng katka n kinerja

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER ! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONESIA

- 34 -

B. Kuesioner untuk pihak yang dilayani (stakeholders) .

P E RTA N YAA N

. Pem be rita hua n/Kom unikasi

1. Apaka h Saudara . mengeta h u i bahwa unit orga nisasi ata u ka nto r ini te lah m e ne ra p ka n SOP pada
saat m elaya n i S a ud a ra?

D Tida k meng etahui D Mengeta h u i


D Kura ng mengetahui D Sa ngat mengeta h u i

2. Menurut pengeta h ua n Sa udara , apakah telah d i la kukan sosial isasi ata u memampa n g ka n S O P
(di papa n , banner, da n lain-lain) berkaita·n deng a n pe nerapan SOP pada unit o rg a nisasi ata u ka nto r
ini?

D Tida k d i lakukan dise m i nasi/sos ial isasi D D i lakukan dise m i nasi/sos ialisasi
D Kurang d i lakukan. dise m i nasi/sosia l isasi D Sering dilakuka n dise m i nas i/sos ial isasi

Pemahaman

3. Apa ka h p roses keg iata n ata u prosed ur pelaya na n ya ng d i pampang ka n/d icantum ka n di
papa n/banner/d l l . unit o rganisasi ata u ka nto r i n i m udah d i baca d a n d i m e ngerti?

D Tidak m ud a h D M udah
D Kura ng m udah D Sa ngat m udah

4. Apa ka h p roses keg iata n ata u prosed ur pelaya nan u nit org a nisasi ata u ka ntor i n i m ud a h d i m engerti?

D Tidak m udah d i mengerti D M udah d i m engerti


D Kurang m udah d i m e ngerti D Sa ngat m udah d i m e ngerti

Penerapa n/I nteg ras i

5. M e n u rut penda pat S a ud a ra , apakah pegawa i ata u petugas yang sering d ite m u i bera ktiv itas ses ua i
·

dengan SOP ata upun p rosed ur pelaya na n ya ng te la h d iteta p ka n ?

D Tida k sesuai D Sesuai

D Kadang-kadang sesuai S a ngat ses uai

M a nfaat

6. Apakah dengan menera p ka n S O P , pelaya na n organ isasi ata u ka nto r i n i semakin ba i k (efektif d a n
efisien)?

D Tidak baik D Baik


D Kurang ba i k D Sang at b a i k

7. M e n u rut pendapat S a ud a ra , apakah wa ktu penyelesaian pelaya na n ses uai dengan janj i laya n a n ?

D Tidak ses uai D Sesuai


D Kadang-kada ng sesuai Sangat ses uai

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTERI KEUANGAN
R EPUBLIK INDONESIA

- 35 -

8. M e n u rut pendapat S a ud a ra , a pa ka h b iaya pelaya n a n ses uai dengan ja nj i pelaya na n/peratu ra n ?

D Tida k sesuai D Sesuai

D Kadang-kada ng sesuai Sa ngat ses uai

9. M e n u rut penda pat S a udara , a pa kah hasi l kerja (outp ut) penye lesa i a n pelaya n a n sesuai dengan janj i
pelaya n a n ?

D Tidak ses uai D Sesuai

D Kadang-kada ng sesuai Sangat ses uai

www.jdih.kemenkeu.go.id
M ENTER I KEUANGAN
R EPUBLIK INOONES IA

- 36 -

Pada saat monitoring dan evaluasi SOP, apabila ditemukan hal-hal yang menj adi
permasalahari/ kendala dalam penerapan SOP, Pelaksana monitoring dan
evaluasi SOP dapat mencatat dengan menggunakan kertas kerj a (formulir)
dengan format sebagaimana tercantum dalam Format 3 .

FORMAT 3
Dokumen Pelaksanaan Dan Pelaporan Monitoring Dan Evaluasi
·

Standar Operasional Prosedur Kementerian Keuangan

C. Kertas Kerja Catatan Permasalahan/Kendala

-- - - - �-- - -- - - - -- - - -- -- - - -- - --- -- - -- ------- �- - - - -- -


- - ---- -
'

Dibuat di . . .
Tanggal . . .
Disusun oleh: 1. . . . (nama). . . . .. (tanda tangan) . . .
2. . . . (nama) . . . . . . (tanda tangan) . . .
3. . . . dst.

www.jdih.kemenkeu.go.id �'
M ENTER ! KEUANGAN
R EPUBLIK INDONES IA

- 37 -

Format outline Laporan Monitoring dan Evaluasi SOP.

LAPO RAN HASIL MONITORI NG DAN EVALUASI PE LAKSANAAN/PENERAPAN


STAN DAR OPERASI O NAL PROSEDUR (MONEV SOP)
TAHUN . . .

Unit Organisasi Obyek Monev 1 . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . .. . ...


2.
Waktu Pelaksanaan Monev

A. SOP yang Dimonev

.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .
. . . . ... . . . . . .. . . ........ .......... . ..... .. ..... .. . . .
..... .. .. .. ......... .. .. .. ..... .. ....
B. Ri ngkasan 1-(asl l Monev

· · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·. · · · · · · · · · · · ·

C. Pelaksanaan dan Catatan Monev

. ... .. .. . .. . . . . . ... . . .. .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ; . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . .
.

D. Simpulan dan Saran

E. Lam piran Pen d µ kung

............... ................................................................... ... ................................. ..... ....................1•••

... (tempat pembuatan laporan) ... , ... (tanggal pembuatan laporan) ...
... Nama dan tanda tangan anggota Sub Tim ...

www.jdih.kemenkeu.go.id
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 38 -

c . Pelaporan Monitoring dan Evaluasi SOP


Laporan monitoring dan evaluasi SOP terdiri atas :
1 ) laporan monitoring dan evaluasi per unit organisasi pelaksana atau
pengguna SOP (locus) ; dan
· 2) laporan akhir yang memuat data/ informasi berkenaan dengan
monitoring dan evaluasi SOP secara keseluruhan atau merupakan
rangkuman dari seluruh laporan monitoring dan evaluasi SOP yang
disusun oleh masing-masing Pelaksana monitoring dan evaluasi SOP
pada setiap unit organisasi pelaksana atau pengguna SOP (locus) .
Laporan monitoring dan evaluasi SOP menggu n akan format sebagaimana
tercantum dalam Format 3 .
Pelaksana monitoring dan evaluasi SOP tingkat Kementerian Keuangan
menyampaikan hasil laporan kepada pimpinan Kementerian Keuangan dan
masing-masing unit organisasi Eselon I yang bersangkutan .
Pelaksana monitoring dan evaluasi SOP tingkat unit organisasi Eselon I
menyampaikan hasil laporan kepada pimpinan unit organisasi Eselon I
yang bersangkutan dan kepada Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan
selaku pelaksana monitoring dan evaluasi SOP tingkat Kementerian
Keuangan .
Hasil laporan monitoring dan evaluasi SOP dijadikan referensi oleh :
a. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dalam meneliti, memeriksa,
memberikan koreksi dan masukan, serta menyusun konsep
rekomendasi/ persetujuan tertulis Sekretaris Jenderal terhadap usulan
SOP semua unit organisasi di lingkungan Kementerian; dan
b. masing-masing Unit organisasi Eselon I dalam menyusun dan/ atau
mengembangkan (membuat baru, menambah, dan merevisi) SOP
pada periode b erikutnya.

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONE SIA ,

ttd .

BAMBANG P . S . BRODJONEGORO

www.jdih.kemenkeu.go.id
-..

LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
,§JP NOMOR 1 3 1 / PMK. 0 1 / 20 1 5 TENTANG
�.p- , 7i i\
''�-.,·
r v" ,
�.,. PEDOMAN PENYUSUNAN PROSES BISNIS,
KERANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN,
DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MENTERI KEUANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK I N DONESIA

. A. Format Surat Tugas · Monitoring dan Evaluasi SOP

KEM E NTERIAN KE UANGAN REPUBLIK I N DO N ES IA


SEKRETARIAT J E N DE RAL
B I RO O RGAN ISAS I DAN KETATALAKSANAAN

GEDUNG DJUANDA I LANTAI 16 --1 7, JALAN DR. WAHIDIN NOMOR I, JAKARTA 1 07 1 0, KOTAK POS ;21
TELEPON (02 1 ) 3846995, 3849623; FAKSIMILE (02 1 ) 35 1 22 1 5; SITUS www. kemenkeu.go.id

S U RAT TU GAS
N O M O R ST- /SJ .2/20 . .

Dalam ra ng ka mon ito ring dan eva luasi pe laksanaa n/pe ne rapan Sta n d a r Opera s iona l
P rosed u r . . . (na ma u n it o rg a n isasi) . . . , dengan i n i ka m i menugas i :

. 1 . na ma/N I P
pang kat/g o l . : . . .
ja bata n . ...

2 . n a ma/N I P
pang kat/g o l . : . : .
ja bata n . ...

u ntu k me laksa na kan . . . pada . . . m u l a i ta ngga l . . . s.d . . . .

Segala b iaya ya ng ti m b u l sebagai a kibat d i laksana ka n S u rat Tugas i n i d i be ba n ka n pada


D I PA Sekreta riat Jendera l Ke me nte rian Ke uangan Ta h u n Anggara n 20 . . .

S u rat Tugas i n i d ibuat untuk d i l a ksa nakan dengan penuh ta ng g u ng jawa b d a n setelah
selesa i melaksanaka n tugas agar menya m pa i kan lapo ra n . Kepad a instansi terka it, ka m i mohon
bantua n de m i ke lanca ra ri pela ksa riaan tugas terse but.

J a ka rta , . . . (tangga l, bu Ia n , ta h u n ) . . .

KE PALA B I RO,

. : . (na ma peja bat) . . .


NIP . . .

www.jdih.kemenkeu.go.id
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-2-

B. Format Berita Acara Monitoring dan Evaluasi SOP

KE M E NT E R IAN KE UAN GAN R E P U B L I K I N DO N E S IA


S E KRETAR IAT J E N D E RAL
B I RO O RGAN I SAS I DAN KETATALAKSANAAN

GEDUNG DJUANDA I LANTAl 1 6 --1 7, JALAN DR. WAHIDIN NOMOR I, JAKARTA 1 0710, KOTAK POS 21
TELEPON (02 1 ) 3846995, 3849623; FAKSIMILE (02 1 ) 351 2215; SITUS www. kemenkeu.go.id

B E R I TA A CARA
N O M O R BA- /SJ .2/20 . . .

Pada h a ri i n i . . . , ta ngga l . . . , b u la n . . . , ta h u n . . . , ka m i masing-masing :

1. . . . (na ma pejabat) . . . , . . . ( N I P d a n jabata n ) . . . sebagai Koo rd inato r Pelaksana M o n ito ri n g d a n


Eva l ua s i , selanj u tnya d isebut P i h a k Pe rta ma ,
dan
2. . . . ( n a m a peja bat) . . . , . . . ( N I P d a n jabata n ) . . . , selanjutnya d isebut P i h a k Ked ua ,

te l a h m e la ksa n a ka n keg iatan M o n ito ri n g dan Eva luasi Pela ksanaa n/Penera pa n Sta n d a r
O p e ra s i o n a l P rosed u r ta h u n . . . pada . . . ya ng m e l i p uti keg iata n :

a. wawa n ca ra mend a l a m (indepth interview) dengan p i m p inan dan staf u n it ya ng


bersa ng kuta n , d a n ata u pihak la in yang memp unya i kete rka ita n , d a n rile n ca ri data/info rma s i
l a i n d a ri s u m be r seku n d e r ba i k berupa pendapat, lapora n , pengad ua n , d a n te m u a n l a i n nya ,
dan;

b. s u rvey d e n g a n mengg u n a ka n kues ioner ke pada pa ra pegawa i d a n pengg una jasa ya ng


d i p a n d u o le h pe la ksa na mon ito ri n g dan eva luasi S O P ;

c. penga m b i la n sa mpel b u kti pe l a ksanaan SOP, d i l a ku ka n mela l u i penga matan seca ra


l a n g s u n g d a n ide ntifi ka s i atas doku men seba g a i h a s i l pela ksa naan keg iatan ses u a i d e n g a n
S O P te rka it.

De m i ki a n Serita Aca ra pela ksa naan Monev SOP d i buat dengan sesungg u h nya dan d a pat
d ip e rta n g g u ngjawa b ka n sebag a i mana mestinya

D i b uat d i . . . . . . .
pada ta ngga l . . .

P i h a k Ked u a , P i h a k Pe rta m a ,

N a ma Leng ka p N a ma Lengka p

NIP . . . NIP. . .

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,


( ttd .
BAMBANG P. S . BRODJONEGORO

www.jdih.kemenkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai