Anda di halaman 1dari 55

IDENTIFIKASI, PRAKIRAAN DAN

EVALUASI SERTA MITIGASI DAMPAK


LINGKUNGAN

Oleh : Lalu Ahmalian Bahari, ST,MT


• Kompetensi Ketua Tim Penyusun Amdal
• Kompetensi Auditor Lingkungan
MATERI
1. DAMPAK
2. PENAPISAN DAN IDENTIFIKASI DAMPAK
3. PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK
4. MITIGASI DAMPAK ( PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN )
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang
selanjutnya disebut Amdal, adalah kajian mengenai dampak
penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha
dan/atau Kegiatan (Pasal 1 butir 2 PP 27 tahun 2012 )

Amdal disusun oleh Pemrakarsa pada tahap perencanaan


suatu Usaha dan/atau Kegiatan yaitu pada tahap studi
kelayakan atau desain detail rekayasa ( penjelasan pasal 4 PP
27/2012)
DAMPAK : Seringkali berkonotasi dengan
hal-hal negatif dan buruk
DAMPAK : Bersifat Positif dan Negatif

DAMPAK : Berkaitan dengan “ Perubahan “


KAJIAN DAMPAK : Dapat Terjadi secara Langsung
maupun Tidak Langsung

Dampak Langsung : Dampak Primer ( Orde ke 1 )

Dampak Tidak Langsung : Dampak Skunder/Lanjutan


Dampak Primer ( Orde ke 2 dst )
DAMPAK PENTING
Adalah Perubahan Mendasar terhadap Komponen Lingkungan
Hidup

Kriteria Dampak Penting ( pasal 22 ayat 2 UU No 32/2009 & Pasal 3


ayat 1 PP 27/2012 ) :
1. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak
rencana Usaha dan/atau Kegiatan;
2. Luas wilayah penyebaran dampak;
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena
dampak;
5. Sifat kumulatif dampak;
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
Kegiatan Yang Menimbulkan Dampak Penting (Pasal 23 UU 32/2009) :
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
2. Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak
terbarukan
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran
an/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosandan kemerosotan
sumber daya alam dalam pemanfaatannya;
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
5. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
6. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan,hewan, dan jasad renik;
7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;
8. Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi
pertahanan negara
9. Penerapan teknologi yang diperkirakan
10.Mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup.
11.Dibangun di dalam atau berbatasan langsung dengan Kawasan Lindung
2. PENAPISAN DAN IDENTIFIKASI DAMPAK
Penapisan : Suatu Proses Menentukan Perlu atau
Tidaknya suatu Rencana Usaha dan Atau Kegiatan
Wajib melakukan Studi Amdal

Penapisan : Dilakukan melalui Permen LH No. 5 tahun


2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/ Atau Kegiatan
Yang Wajib Memiliki Amdal
Peraturan MENLH Mo 05 Tahun 2012 Wajib Amdal
Batang Tubuh:
1 • 7 Pasal.
• Pasal 1: Ketentuan Umum;
Peraturan MENLH
• Pasal 2: Penapisan
• Pasal 3: Kawasan Lindung
No. 05 Tahun 2012 • Pasal 4: Penambahan Wajib Amdal;
tentang Rencana Usaha • Pasal 5: “Delisting” wajib Amdal;
dan/atau Kegiatan yang • Pasal 6: Pencabutan Permen 11/2006
Wajib Memiliki Amdal • Pasal 7: Masa berlaku permen ini

2 5 (Lima) Lampiran

Lampiran I: Lampiran II: Lampiran III: Lampiran IV: Lampiran V


Daftar Jenis Bagan Alir Tata Daftar Kriteria Ringkasan
Rencana Usaha Cara Penapisan Kawasan Penapisan informasi awal
dan/atau Kegiatan untuk Menentukan Lindung Rencana
yang Wajib Wajib Tidaknya Usaha
Memiliki Amdal Suatu Rencana dan/atau
Usaha dan/atau Kegiatan yang
Kegiatan Dilengkapi akan dilakukan
dengan Amdal Penapisan
1) Pemrakarsa menyerahkan 2) Jika RU/RK atau Kegiatan Pendukungnya ADA pada Lamp.I

3) Jika RU/RK atau Kegiatan Pendukungnya TIDAK ADA pada Lamp I

4) Jika RU/RK atau Pendukungnya TIDAK BERADA atau BERBATASAN dg Kawasan Lindung

5) Jika RU/RK atau Pendukungnya BERADA atau BERBATASAN dg Kwsn Lindung


D 6) Jika RU/RK atau Pendukungnya TIDAK TERMASUK PENGECUALIAN
L
H 7) Jika RU/RK atau Pendukungnya TERMASUK PENGECUALIAN

1
COCOKKAN 3 COCOKKAN
KE Lampiran III 4
Lampiran I Psl 3 ayat (3)

5
Mengisi FORMULIR
(Lampiran V)
ringkasan informasi
awal atas RU /RK
2 KRITERIA
PENGECUALIAN
yang diusulkan Psl 3 ayat (4)
7
PEMRAKARSA 6 WAJIB
WAJIB MEMILIKI UKL-UPL
MEMILIKI AMDAL atau SPPL

Lampiran II : Tata Cara Penapisan Untuk Menentukan Apakah Perlu memiliki Amdal
Daftar Jenis Rencana Usaha dan
dan//atau Kegiatan Wajib Amdal
Amdal::
A. Bidang Multi Sektor
Lampiran 3: Daftar Kawasan Lindung
Kawasan lindung yang dimaksud dalam Peraturan Menteri ini:

1. Kawasan hutan lindung


2. Kawasan bergambut

Catatan
3. Kawasan Resapan Air
4. Sempadan Pantai :
5. Sempadan Sungai • Tidak semua kawasan
6. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk lindung yang tercantum
7. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut
dalam PP No. 26/2008 dan
8. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut
9. Kawasan Pantai Berhutan Bakau Keppres 32/1990
10. Taman Nasional dan Taman Nasional Laut dicantumkan dalam daftar
11. Taman Hutan Raya kawasan lindung di
12. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut Peraturan MENLH Ini;
13. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan • Kawasan lindung =
14. Kawasan Cagar Alam Geologi kawasan yang telah
15. Kawasan Imbuhan Air Tanah DITETAPKAN sebagai
16. Sempadan Mata Air
kawasan lindung
17. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah
18. Kawasan Pengungsian Satwa
19. Terumbu Karang
20. Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa dan Biota Laut yang Dilindungi
Kawasan lindung  wilayah yang DITETAPKAN dengan fungsi utama untuk melindungi
kelestarian lingkungan hidup mencakup SDA dan Sumber Daya Buatan. Penetapan
kawasan lindung tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan PUU
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

Adalah Proses untuk menduga/mengetahui jenis


rencana usaha dan atau kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak dan mengetahui
aspek/parameter lingkungan yang berpotensi
terkena dampak.
Saran dan tanggapan Pengumuman dan
dari masyarakat konsultasi publik

Komponen
Lingkungan
Hidup
Identifikasi Evaluasi Dampak
Dampak
Dampak Dampak Penting
potensial
potensial potensial Hipotetik
Komponen
Rencana
kegiatan
Metode a.l:
Metode a.l:
Interksi kelompok
Interaksi kelompok
(rapat, lokakarya,Brain-
(rapat, lokakarya,
storming), Analisis,
Deskripsi Brainstorming)
Daftar uji, Ad hock,
Kegiatan lain Matrik, bagan alir,
di sekitar Kajian pustaka,Overlay,
survei lapangan

Bagan Alir Proses Penentuan Dampak Penting Hipotetis


RENCANA
RENCANA
KEGIATAN G-F-K:
Tahap …………….
METO ……………. G-F-K
Pra-Konstruksi
Pra Konstruksi DE ? ……………. ………….
Konstruksi
1…………………….
……………. ………….
Operasi
2…………………….
BIOLOGI: ………….
Paska-Operasi
3…………………….
……………. BIOLOGI
……………. ………….
……………. ………….
IDENTIFIKASI DP
Sos-Ek-Bud: EVLS Sos.Ek.Bud
……………. …………..
……………. …………..
RONA LING.AWAL ……………. …………..
……………. ………….
Geo-Fisik-Kimia ……………. Kes. Masy.
…………………? Kes. Masy.: ……………
Biologi ……………. ……………
………………… ? …………….
Sos. Ek. Bud …………….
…………………. ?
Dpk.
Kes. Masy.
…………………. ? Dpk. Hipo
Pot. tetik
Contoh Tabel Identifikasi Dampak
Potensial untuk Kegiatan Pertambangan
MATRIKS DAMPAK POTENSIAL
Pra
Konstruk Konstruksi Operasional Tahap Kegiatan :
No Komponen Lingkungan
si A. TAHAP PRA KONSTRUKSI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Pengurusan Perizinan
Komponen Fisik Kimia 2. Penyusunan Disain Teknis
1 Penurunan Kualitas Udara - - - X - X - - X X
B. TAHAP KONSTRUKSI
2 Peningkatan Kebisingan - - - X X X - - X X 3. Penerimaan Tenaga Kerja
3 Air Larian/Run Off Water - - - - - X - - - - Konstruksi
4 Limbah Cair dan Limbah Padat - - - - - X - X - - 4. Mobilisasi Alat dan
5 Kualitas Air Tanah - - - - - X - - X - Material
6 Daya Dukung Tanah - - - - X X - - - - 5. Pekerjaan Pemasangan
Komponen Sosekbud Pondasi
6. Konstruksi Bangunan dan
7 Kepadatan Penduduk - - - - - - - X - -
Utilitas pendukung
8 Kesempatan Bekerja dan
- - X - - - X - - -
Peluang Berusaha C. TAHAP OPERASIONAL
9 Peningkatan Pendapatan 7. Penerimaan Tenaga Kerja
- - X - - - X - - -
Masyarakat Operasional
10 Peningkatan Pendapatan Asli 8. Operasional
X - - - - - - X - - Kegiatancondominium
Daerah
9.. Operasional Utilitas
11 Sikap dan Persepsi Masyarakat X X X X X X X X X X Pendukung
Komponen Kesehatan 10.Transportasi dan
Masyarakat Perparkiran
12 Perubahan Pola Penyakit - - - X X X - X X -
13 Kesehatan dan Keselamatan - - - - - X - X - - X = Dampak Potensial
Kerja
Komponen Transportasi
14 Kinerja Jalan/Bangkitan - - - X - - - - - X
Lalulintas
Proses Pelingkupan: Metode Evaluasi Dampak Potensial

Contoh Kriteria untuk Evaluasi Dampak Potensial


1
Evaluasi Dampak Potensial:
2
Menghilangkan/
meniadakan (delisting)
dampak potensial yang
3 dianggap TIDAK RELEVAN
atau TIDAK PENTING
4
Gambar: Bagan Proses Pelingkupan (Penentuan)
Dampak Penting Hipotetis
1. Batas Tapak Proyek (dari Pemrakarsa)
2. Batas Ekologi (Hipotesis ruang wilayah
sebaran dampak melalui media air, udara)
3. Batas Sosial (Hipotesis interaksi masyarakat
dengan R.K. maupun sebaliknya)
4. Batas Administratif (Dari Peta Rupa Bumi
dg.skala memadai)
Batas
Administratif

Batas Batas
Ekologi
Udara Sosial

BATAS Batas
Proyek Batas
WILAYAH Ekologi
STUDI Air
3. PRAKIRAAN DAN EVALUASI
DAMPAK
PRAKIRAAN DAMPAK :
Menghitung besarnya perubahan nilai parameter setiap
aspek lingkungan yang diakibatkan akibat aktifitas rencana
usaha dan atau kegiatan dan juga menilai sifat penting
dampak

Kajian besar dampak lingkungan (magnitude of impact)


Berkenaan dengan seberapa besar dampak yang akan
timbul besar/kecil dampak, big/little magnitude of
impact), dan arah dampak (+/-)

Evaluasi sifat penting dampak (importance of impact)


Berkenaan dengan sejauh mana perubahan
lingkungan yang timbul (dampak) bersifat mendasar
atau penting bagi kehidupan manusia dan ekologi
PRINSIP DASAR PRAKIRAAN DAMPAK

Pendekatan “Dengan & Tanpa Proyek”


Besar dampak lingkungan (magnitude of impact) yang akan
terjadi di ruang dan Waktu tertentu, diprakirakan dengan
pendekatan sebagai berikut

-
KONDISI KONDISI DAMPAK
LINGKUNGAN TANPA LINGKUNGAN =
PROYEK DENGAN PROYEK PROYEK
Besaran dan Sifat Penting Dampak Kebisingan

Tingkat
Baku Mutu Kebisingan
Kebisingan Dampak
(dB) Kebisngan dengan
Penting
proyek

70 K4
55
K2
Besaran
Dampak
K3
25 Kebisingan
K1 tanpa proyek

Ko
0 Tahun Ke-1 Ke-2
T3
METODE PRAKIRAAN DAMPAK

1. Metode Formal (Matematis, percobaan,


simulasi)
2. Metode Non Formal (analogi dan profesional
judgement )
1. METODE FORMAL
A. Metode Matematis
• Harus dijelaskan sumber data yang digunakan dan validitasnya.
• Dijelaskan kesahihan dari model matematis dengan menyampaikan
uraian bahwa model matematis tersebut telah memperoleh
pengakuan dari berbagai literatur.

B. Percobaan/eksperimen
Dijelaskan setiap tahapan percobaan. Rancangan percobaan
harus representatif dengan rencana usaha yang dikaji.

C. Model simulasi visual dan peta


Harus ada deskripsi tertulis yang menjelaskan keterkaitan hasil
simulasi atau perubahan dampak terhadap fungsi ruang dan
waktu
2. METODE NON FORMAL
A. Metode analogi
• Uraikan bahwa analogi yang digunakan tersebut benar
terjadi.
• Jelaskan bahwa karakteristik dari kegiatan yang
dianalogikan sesuai dengan karakteristik dari rencana
usaha yang sedang dikaji

B. Penilaian ahli (Professional Judgement)


Harus ada penjelasan secara ilmiah, data pendukung,
kualifikasi dan pengalaman dari ahli yang memberikan
penilaian
Prakiraan Dampak dengan
Pemodelan Sebaran Emisi
dalam Ruang Udara Ambien
Prakiraan Dampak Penting

Simulasi Dispersi CO Dalam Udara Ambien


Dengan Skenario 65 MMSCFD
200
Distance from centerline [m]

100

-100

-200
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Distance from source [m]
Keterangan kondisi:
 Polutan gas = CO  Laju emisi stack = 2.493.847 µg/s
 Kec. angin rata-rata = 2,7 m/s (Ref. BMKG Luwuk)  Baku mutu = 10.000 µg/Nm3
 Skenario = 65 MMSCFD.  Stabilitas atmosfer B.
Prakiraan Dampak Penting

Simulasi Dispersi NO2 Dalam Udara Ambien


Dengan Skenario 65 MMSCFD
200
Distance from centerline [m]

100

-100

-200
100 200 300 400 500 600 700 800 900 100
Distance from source 0
Keterangan kondisi: [m]
 Polutan gas = NO2  Laju emisi stack = 8.312.824 µg/s
 Kec. angin rata-rata = 2,7 m/s (Ref. BMKG Luwuk)  Baku mutu = 150 µg/Nm3
 Skenario = 65 MMSCFD.  Stabilitas atmosfer B.
Prakiraan Dampak Penting
Kualitas Udara

 Menurut pemodelan yang dilakukan terhadap CO dan NO₂, nilai


baku mutu CO sudah tercapai semenjak dari sumber emisi,
sedangkan nilai baku mutu NO₂ terpenuhi pada jarak sekitar 400
meter dari sumber emisi. Jika tidak ada kegiatan maka tidak akan
ada emisi dari dua parameter kualitas udara tersebut.

 Konsentrasi beberapa parameter kualitas udara ambien di sekitar


lokasi kegiatan juga masih jauh dibawah nilai baku mutu.

 Namun demikian, mengingat pelepasan emisi gas buang


berlangsung terus menerus selama tahap operasi, maka dampak
terhadap kualitas udara adalah negatif penting (-P).
PENENTUAN SIFAT Penting DAMPAK
PENURUNAN kuALITAS UDARA
Kriteria Dampak Dampak
No Keterangan
Penting Penting
1 Jumlah manusia yang -TP Lokasi pemukiman (Desa Nonong) berjarak sekitar 1,2
terkena dampak km ke arah tenggara dari Block Stasiun.
2 Intensitas dan lamanya -P Dampak yang yang ditimbulkan akan berlangsung
dampak berlangsung selama masa produksi.
3 Luas daerah -TP Dampak menyebar dalam radius 400 m dari
penyebaran dampak sumbernya.
4 Sifat kumulatif dampak -TP Dampak tidak bersifat kumulatif, karena udara emisi
akan terdispersi dalam ruang udara ambien.
5 Berbalik atau tidak -TP Mengingat udara emisi akan terdispersi dalam ruang
berbaliknya dampak udara ambien, maka dampak akan berbalik setelah
udara emisi tersebut terdispersi.
6 Jumlah komponen -TP Jika tidak dikelola dengan baik, kemungkinan
lingkungan lain yang berdampak tidak baik terhadap kesehatan masyarakat,
terkena dampak akibat penurunan kualitas udara ambien. Namun lokasi
pemukiman penduduk relatif jauh.
7 Kriteria lain sesuai - -
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Kesimpulan dampak terhadap penurunan kualitas udara menjadi dampak
negatif penting (-P)
Prakiraan Dampak Penting
Kesehatan Masyarakat
 Terganggunya kesehatan masyarakat berkaitan dengan
kemungkinan penurunan kualitas udara di sekitar pemukiman

 Letak Blok Station Matindok relatif jauh dari pemukiman


penduduk yaitu 1,2 km sehingga penurunan kualitas udara
tidaklah begitu berarti.

 Menurut pemodelan yang dilakukan terhadap CO dan NO₂, nilai


baku mutu CO sudah tercapai semenjak dari sumber emisi,
sedangkan baku mutu NO₂ terpenuhi pada jarak sekitar 400 meter
dari sumber emisi.
 Oleh karena itu, dampak rencana kegiatan terhadap Kesehatam
Masyarakat adalah negatif tidak penting (-TP).
PENENTUAN SIFAT Penting DAMPAK
GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT
No Kriteria Dampak Penting Dampak Keterangan
Penting
1 Jumlah manusia yang terkena -TP Lokasi pemukiman (Desa Nonong) berjarak sekitar 1,2
dampak km ke arah tenggara dari Block Station. Kemungkinan
terganggunya kesehatan masyarakat akibat penurunan
kualitas udara akan kecil kemungkinannya.
2 Intensitas dan lamanya dampak -TP Dampak yang yang ditimbulkan akan berlangsung
berlangsung selama masa produksi. Namun mengingat jauhnya
lokasi pemukiman, maka relatif kecil pengaruhnya
terhadap kemungkinan terganggunya kesehatan
masyarakat.
3 Luas daerah penyebaran dampak -TP Dampak menyebar dalam radius 400 m dari sumbernya
dan tak akan sampai ke pemukiman penduduk.
Penyebaran dampak cenderung akan mengarah ke
barat, sedangkan pemukiman di arah tenggara.
4 Sifat kumulatif dampak -TP Dampak tak akan mengalami kumulatif, karena sifat
sumber dampak yakni udara emisi yang terdispresi
dalam ruang udara ambien.
5 Berbalik atau tidak berbaliknya -TP Mengingat sumber dampak berupa udara emisi yang
dampak akan terdispresi dalam ruang udara ambien, maka
dampak akan segera berbalik.
6 Jumlah komponen lingkungan lain - -
yang terkena dampak
7 Kriteria lain sesuai perkembangan - -
ilmu pengetahuan dan teknologi
Evaluasi Dampak Lingkungan
 Mengevaluasi atau telaahan keterkaitan dan
interaksi seluruh dampak penting hipotetik (DPH)
dalam rangka penentuan karakteristik dampak
rencana usaha dan/atau kegiatan secara total
terhadap lingkungan hidup.
 Mengevaluasi secara holistik (komprehensif) berbagai
komponen lingkungan yang terkena dampak penting
dan tidak penting, sebagai dasar untuk menilai
kelayakan lingkungan rencana kegiatan/usaha.
 Dalam hal rencana usaha atau kegiatan masih berada
pada pemilihan alternatif, maka evaluasi atau telaahan
tersebut dilakukan untuk masing-masing alternatif.
Metode Identifikasi, Prakiraan, dan Evaluasi Dampak
Metode  Mengidentifikasi komponen lingkungan yang berpotensi
Identifikasi terkena dampak.
Dampak  Mengevaluasi dampak potensial, menjadi DPH (Dampak
(KA) Penting Hipotetik) atau DTPH (Dampak Tidak Penting
Hipotetik).
 Metode ini dilakukan pada pelingkupan dalam KA.
Metode  Memprakirakan besaran dampak terhadap komponen
Prakiraan lingkungan.
Dampak  Mengevaluasi sifat penting dari dampak.
(ANDAL)  Metode ini dilakukan pada penyusunan ANDAL.

Metode  Evaluasi secara holistik terhadap semua komponen


Evaluasi lingkungan yang dikaji, untuk penentuan kelayakan
Dampak lingkungan dari kegiatan.
(ANDAL)  Digunakan sebagai arahan RKL dan RPL.
 Metode ini dilakukan ketika penyusunan ANDAL.
Jenis Metode Evaluasi Dampak
Penilaian Dampak Metode Prakiraan Dampak
 Metode Daftar uji
 Daftar uji sederhana
 Daftar uji kusioner
Identifikasi Dampak  Daftar Uji deskriptif
● Metode matrik interaksi sederhana
● Metode bagan alir dampak
 Metode Formal
 Metode Fisik
Prakiraan Dampak
 Metode Eksperimen
 Metode Matematik/Modeling
● Metode Non Formal
 Metode Penampalan
 Metode Daftar Uji dengan skala/bobot
Evaluasi Dampak
 Metode Matrik (Leopold, Fisher Davis, Adkin &
Burke, dsb)
 Metode Bagan Alir (Sorenson, Adiwibowo)
Perbedaan Prakiraan dan Evaluasi
Dampak dalam ANDAL (Adiwibowo, 2010)
Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak

Sifat kajian Parsial, menganalisis besar Holistik, menganalisis


dan sifat penting untuk keterkaitan berbagai
setiap komponen dampak dampak penting dan
penting tidak penting

Kajian alternatif Kajian besar & sifat penting Mengevaluasi alternatif


dampak dilakukan untuk kegiatan yang paling
setiap alternatif kegiatan. layak lingkungan
Metode Spesifik untuk setiap Metode yang dapat
prakiraan/ komponen dampak penting mengintegrasikan
evaluasi dampak berbagai dam-ting
Dilakukan oleh Pakar spesialis, anggota Ketua Tim Studi AMDAL
Tim AMDAL
4. MITIGASI DAMPAK LINGKUNGAN

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


HIDUP (RKL) DAN
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP (RPL)
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

Upaya penanganan dampak lingkungan yang


ditimbulkan dari rencana usaha atau kegiatan.

Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)


Upaya pemantauan komponen lingkungan hidup
yang terkena dampak dari rencana usaha atau
kegiatan.
Muatan RKL-RPL
PerMenLH 16/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan

PENDAHULUAN

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


• Matrik dampak lingkungan (dampak penting hasil kajian Andal dan dampak
lingkungan lainnya).
• Peta lokasi pengelolaan LH sesuai dengan kaidah kartografi.

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


• Matrik pemantauan dampak lingkungn (dampak penting hasil kajian Andal dan
dampak lingkungan lainnya);
• Peta lokasi pemantauan LH sesuai dengan kaidah kartografi

JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN

PERNYATAAN PELAKSANAAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Pendekatan Pengelolaan

Pengelolaan lingkungan hidup dapat menggunakan salah


satu atau beberapa pendekatan pengelolaan lingkungan
hidup seperti:

1. Teknologi

2. Sosial ekonomi

3. Institusi
Contoh Matrik Pengelolaan Lingkungan Hidup

Indikator
Dampak Lokasi Periode
keberhasilan
Lingkungan Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Institusi pengelolaan
No pengelolaan
yang dikelola Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan hidup
lingkungan
hidup hidup
hidup

Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)

1. Penurunan Kegiatan Konsentrasi a.Melakukan a.Di dalam minimal a.Instansi Pelaksana


kualitas udara mobilisa si debu yang tapak sehari dua Pemrakarsa
penyiraman
ambien alat dan timbul tidak proyek yang kali kegiatan.
(parameter bahan melebihi baku jalan secara menjadi terutama b. Instansi Pengawas
debu) pada tahap mutu udara berkala sumber pada musim yaitu BLHD, Dinas
konstru ksi ambien untuk pencemar kemarau PU.
parameter
b.Memasang kualitas udara,
debu plat c. Instansi Penerima
b. Di jalan Laporan yaitu
penghalang angkut BLHD, DInas PU.
pada ban yang
kendaraan melalui
angkut
n warga
permukima
Contoh Matrik Pengelolaan Lingkungan Hidup
Indikator
Dampak Lokasi Periode
keberhasilan
Lingkungan Sumber Bentuk pengelolaan pengelolaan pengelolaan Institusi pengelolaan
No pengelolaan
yang dikelola Dampak lingkungan hidup lingkungan lingkungan lingkungan hidup
lingkungan
hidup hidup
hidup

Dampak Lingkungan Lainnya yang Dikelola


(pengelolaan lingkungannnya telah direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan, atau mengacu pada SOP,panduan
teknis pemerintah, standar internasional, dll)

1 Timbulnya Kegiatan Sampah a.Mengumpulkan Di area Dilakukan a. Instansi Pelaksana


sampah akomodas i domestik sampah domestic akomodasi sehari sekali yaitu Pemrakarsa
domestik pekerja dikelola
dengan dipilah antara pekerja b. Instansi Pengawas
konstruks i sesuai konstruksi yaitu BLHD.
dengan organic dengan
peraturan anorganik sesuai c. Instansi Penerima
perundangan dengan SOP Laporan yaitu
perusahaan no. BLHD.

b.Bekerjasama
dengan Dinas
Kebersihan Kab Y
untuk menyediakan
jasa angkutan
sampah domestic
harian (diatur dalam
MOU no.
… dengan Dinas
Kebersihan)
Animal Bridge
Animal Bridge
IPAL
Aspek yang Dipantau

1) Jenis data yang dikumpulkan

2) Lokasi pemantauan

3) Frekuensi dan jangka waktu pemantauan

4) Metode pengumpulan data (termasuk peralatan dan


instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data)

5) Metode analisis data


Pemantauan Kualitas Air
Pengukuran Parameter Kualitas Air Laut

Plankton Net Petersen Grab

Refraktometer

DO Meter Current Meter


Pengukuran Kualitas Udara

Pengukuran Kualitas Udara

Pengukuran Kualitas Udara

Pengukuran Kualitas Udara


Terimakasih
Lalu Ahmalian Bahari, ST.MT
• Kompetensi Ketua Tim Penyusun Amdal (KTPA)
• Kompetensi Auditor Lingkungan Hidup
• Direktur Utama PT.Bawana Rekatama Consultant
Email : ahmalian@bawanarekatama.co.id
HP : 0811647644
Sumber , dicuplik dari :
1. Hefni Effendi, PPLH - Institut Pertanian Bogor
2. Erri N Megantara, PSDAL – Univ Padjajaran
3. Eko Sugiharto dan Endang Astuti, PSLH – Universitas
Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai